"Aaaaaarrggggh, sial. SENA, sampai aku menemukanmu. Akan aku cincang tubuhmu," teriak Albert penuh dengan amarah.
Albert meremas kertas yang tadi di bacanya dan melemparkannya sembarangan. Albert benci mengakui ini, dia benar-benar telanjang bulat di atas kasur dan yang menelanjanginya saat ia tidak sadar adalah wanita gila yang sangat di benci olehnya. Dan sekarang wanita gila itu tidak diketahui lagi keberadaannya.
Di sisi lain, seorang wanita berkaca mata hitam tersenyum menang di dalam pesawat.
"Evan, bawakan aku satu stel baju sekarang. Aku ada di hotel X kamar 1101," perintah Albert pada Evan sekretarisnya lewat telpon.
Tak perlu waktu lama, kini Albert sudah memakai setelan jasnya dan keluar dari hotel. Evan sangat tahu jika bosnya itu paling tidak suka membuang-buang waktu, jadilah ia tadi kalang kabut pergi membawakan setelan jas untuk bosnya.
QL Group.
Albert memasuki perusahaan di ikuti Evan dari belakang. Karyawan serta merta menunduk saat melewati atau melihat Albert. Albert pun bergegas memasuki lift khusus CEO.
"Evan, hari ini kamu cari informasi tentang Sena," kata Albert penuh penekanan.
"Sena Laurenchia ilmuan muda itu, pak?" tanya Evan heran.
"Ya, cari informasi wanita gila itu segera," kata Albert datar kemudian meninggalkan evan segera setelah pintu lift terbuka.
Albert memasuki ruangannya dan menutupnya dengan membanting pintu. Membuat Anita salah satu asistennya kaget dan bergidik ngeri.
"Hei, ada apa dengan bos? Kenapa pagi-bagi sudah begitu sangat menyeramkan?" tanya Anita pada Evan.
"Entahlah, aku tak tahu. Sebaiknya hari ini kita tidak membuat kesalahan atau bos akan menjadi semakin mengerikan," kata Evan
"Matilah para anggota direksi hari ini," kata Anita pada dirinya sendiri.
Jepang,
Seorang wanita keluar dari bandara dengan sebuah koper besar. Dandanannya yang sedikit mencolok menjadi perhatian banyak orang. Dress mengembang dengan corak abstrak dipadukan dengan blazer, sepatu booth tinggi, kaca mata hitam dan Topi berpita.
"Sena!" teriak seorang wanita.
Sena pun menoleh ke asal suara dan berjalan cepat menghampirinya.
"Hai, terima kasih sudah menjemputku," kata sena memeluk siempunya suara.
"No problem. Jadi kau ingat kan, kalau kau berhutang penjelasan padaku dengan kedatanganmu yang tiba-tiba ini," kata Shujin sahabat Sena.
"Yayaya, akan ku jelaskan nanti. Sekarang bawa aku ke tempat tinggal yang sudah kau siapkan untukku," kata Sena.
Akhirnya mereka pun bergegas pergi menuju tempat yang dimaksudkan oleh Sena.
"Apa kalian semua bodoh? Hal seperti ini saja tidak bisa kalian lakukan," kata Albert dengan nada tinggi. Ia melempar laporan di depannya dengan kasar membuat semua orang di dalam ruang rapat diam tak berkutik.
"Aku tidak mau tahu. Perbaiki ini dan berikan padaku besok pagi," kata Albert.
"Be besok pagi, pak?" tanya salah satu peserta rapat.
"Ah, iya. Sepertinya aku salah bicara. SORE INI, serahkan padaku. Jika kalian tidak bisa, silakan angkat kaki. QL tidak butuh orang yang tidak berguna," kata Albert membuat para peserta rapat menelan salivanya dengan susah.
Albert keluar dari ruangan rapat dengan sikap angkuhnya meninggalkan para anggota rapat yang sedang dalam mode frustasi. Bagaimana mungkin laporan yang 'perfect' bisa selesai dalam waktu singkat? Tapi begitulah Albert Robert Nero, si atasan dingin yang selalu menuntut kesempurnaan kinerja pegawainya. Memang nasib sial para bawahan itu.
Enam tahun kemudian,
"Alnorld, what happen? Kenapa dari kemarin kau acuhkan mommy?" tanya Sena.
Kepergiaannya ke Jepang setelah kejadian itu banyak hal terjadi yang membuatnya hampir gila. Ternyata senjata makan tuan atas jebakan yang terjadi padanya dan Albert si manusia es membuahkan benih. Dan benih itu sekarang tumbuh menjadi anak laki-laki tampan dan sangat pintar. Alnorld Laurence Nero, Sena sengaja menyematkan nama belakang manusia es itu. Menurutnya, setidaknya kelak Alnorld tahu bahwa dia memiliki ayah bila menemukan nama belakang yang sama.
"Who is my daddy? and where?" tanya Alnorld dingin.
"Come on, Al. Berapa kali lagi mommy harus menjelaskan bahwa daddymu itu yang tidak menginginkan kita. Dan sekarang dia berada di tempat yang jauh. Jadi tak perlu kau pikirkan lagi daddymu itu," jawab Sena dengan memijay pelipisnya yang menegang.
"Setidaknya aku harus tahu namanya, mom!" kata Alnorld dengan marah.
"Alnorld, dirimu masih begitu kecil. Kenapa harus memikirkan hal yang berat?" tanya Sena.
"Aku memang masih kecil, tapi apa? Bahkan aku yang mengurusmu, mom," kata Alnorld sarkas.
Sena diam membisu tidak berani membantah. Memang selama ini Alnorld lah yang mengurusnya. Dia begitu heran dengan anaknya yang usianya belum genap enam tahun tapi sudah biasa membereskan apartemen bahkan menyiapkan makanan walau hanya makanan sederhana seperti omlet, sosis dan nugget. Sena tumbuh menjadi anak manja, jadi tidak heran bila ia tidak biasa melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga seperti itu. Saat Alnorld berusia kurang dari 5 tahun dia selalu makan masakan luar dan menyewa pembantu harian untuk membereskan apartemennya. Hingga suatu saat pembantu itu tidak datang seperti biasa untuk bersih-bersih dan ia melihat Alnorld sendiri yang bersih-bersih. Selama ini pun Sena hanya di sibukkan dengan beberapa penelitiannya. Dia bekerja untuk salah satu perusahaan kimia terbesar di Jepang, Sena cukup populer di kalangan para chemist di berbagai negara. Bahkan Sena mendapatkan keistimewaan dalam pekerjaannya. Yaitu untuk menyembunyikan identitasnya di perusahaan dan mengijinkannya melakukan penelitian di apartemen miliknya kemudian barulah di uji coba di perusahaan.
"Oh pangeran kecilku, mommy sangat bergantung padamu. Ku mohon jangan acuhkan aku, oke? Bila waktunya tepat, mommy akan memberitahumu siapa daddymu yang sangat jelek itu," kata Sena meyakinkan.
"Are you crazy, mom. Mengatakan bahwa daddyku itu pria yang sangat jelek? Bagaimana bisa daddyku seorang yang jelek bila aku terlahir sangat tampan seperti ini?" tanya Alnorld menajamkan matanya tak percaya.
"Tentu saja ketampananmu itu berasal dari mommy," kata Sena percaya diri.
"Aku tak yakin," kata Alnorld berlalu meninggalkan Sena.
"Hiyaaa, kau pengacau kecil. Kau mau bilang mommymu ini jelek?" teriak Sena berlari mengejar Alnorld tapi sayang si pengacau kecil lebih dulu masuk ke dalam kamar dan menguncinya.
Di sebuah cafe,
"Apakah sudah saatnya aku memberitahu si pengacau kecil siapa daddynya?" tanya Sena lemah pada Shujin sahabatnya.
"Ya, kurasa itu yang terbaik. Sebelum pengacau kecilmu melakukan hal yang tidak diinginkan," kata Shujin.
"Hyaaaa, apa maksudmu hal yang tidak di inginkan?" tanya Sena meninggikan suaranya.
"Ssssttt, kau berisik sekali kecilkan suaramu. Jangan kau lupa bahwa pengacau kecilmu itu sangat jenius dan cerdik bahkan lebih jenius dari dirimu. Kau ingat di usianya yang belum genap 5 tahun, kau dengan bodohnya meninggalkan dia di supermarket karena lupa dan saat kau menangis meraung-raung karena tidak bisa menemukannya dia malah sudah di depanmu. Dia bisa pulanh sendiri. Menurutmu, dengan kecerdasannya itu apakah tidak mungkin dia akan kabur darimu dan mencari sendiri ayahnya? bahkan kini dia sangat pandai menggunakan komputer dan internet," kata Shujin panjang lebar.
"Ya, kau benar. Apalagi disini dia yang mengurusku. Hwaaa haaaa," kata Sena menangis kencang menjadi perhatian. para pengunjung cafe yang lain.
"Hah, kau ini benar-benar," kata Shujin pasrah melihat sahabatnya.
"Evan, apa ada lagi dokumen yang perlu ku periksa?" tanya Albert datar.
"Tidak ada, pak. Oh iya, nona Renata ada di depan," kata Evan sekretaris Albert.
"Kamu lanjutkan pekerjaanmu dan biarkan dia masuk," perintah Albert.
"Baik, pak. Saya permisi," pamit Evan.
Seorang wanita tinggi, sexy dan sangat cantik memasuki ruangan Albert. Dia berlenggak lenggok berjalan menghampiri Albert di meja kebesarannya.
"Hallo, sayang. Kau sudah selesai dengan pekerjaanmu?" tanya Renata tunangan Albert lalu duduk di pangkuannya.
"Ada apa kau kemari?" tanya Albert dingin.
"Aku merindukanmu. Kenapa kau jarang menghubungiku?" tanya Renata sembari mengelus lembut dada Albert.
"Aku sibuk," jawab Albert.
"Sayang, apakah kamu masih tidak ingin melakukannya denganku? Aku menginginkanmu, kita sudah tiga tahun bertunangan?" kata Renata sensual.
Renata mulai ******* bibir Albert dengan ganas, Albert hanya diam tidak membalas. Lama kelamaan cumbuan Renata beralih ke leher kokoh Albert membuat Albert mengerang.
"Hhhhmmmrrrg," erang Albert lalu mendorong jatuh Renata.
"Kau, keluar sekarang juga," usir Albert.
Renata mulai bangkit dan meninggalkan ruangan Albert dengan menangis.
Albert menyandarkan kepalanya di kursi dan memejamkan mata.
"Apakah aku memang tidak bisa melakukan itu selain dengan si gadis gila? Jangankan melakukan itu, berciuman dan bercumbu dengan wanita lain saja aku sudah merasa jijik," gumamnya dalam hati.
Alnorld berada di depan komputernya, dia bertekad untuk mencari informasi tentang ayah biologisnya sendiri dengan menelusuri masa lalu Sena mommynya.
"Mommy bilang, sebelumnya dia dan keluarganya tinggal di negara X. Mungkin aku harus mulai dari sana," kata Alnorld pada diri sendiri.
"Tetangga keluarga mommy adalah keluarga Nero. Albert Robert Nero, pewaris QL Group yang sekarang resmi menjadi CEO QL Group. Woooowww, kalau benar dia daddyku luar biasa sekali. Kenapa dia mau dengan mommyku yang ceroboh dan bodoh ini," kata Alnord masih dengan dirinya sendiri.
Alnorld segera mencatatat semua informasi Albert Robert Nero yang kemungkinan besar adalah ayah biologisnya. Sebenarnya bisa saja sejak lama ia beraksi seperti ini. Tapi dia urungkan karena ingin mommynya terbuka padanya tentang siapa daddynya.
"My baby, Alnorld. Where're you?" teriak Sena yang baru saja kembali.
"What happen?" kata Alnorld menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar.
"Mommy membawa chese cake kesukaanmu. Kesinilah," kata Sena.
Alnorld pun menurut dan menghampiri Sena. Kemudian menikmati chese cake nya di depan TV.
"Emm, hei baby. Apakah kamu masih marah dengan mommy?" tanya Sena lembut yang hanya di balas gelengan oleh Alnorld.
"Good, mommy tidak bermaksud untuk menutupi siapa daddymu. Mommy hanya takut dia tidak mau mengakuimu," kata Sena menunduk.
"Sudahlah, mom. Tidak usah di pikirkan lagi," kata Alnorld pergi meninggalkan Sena.
Albert memasuki mansion keluarganya dengan tidak semangat.
"Selamat malam tuan muda," sapa beberapa maid yang ada di mansion tersebut yang hanya di acuhkan oleh Albert.
"Albert, apa yang terjadi padamu dan Renata?" tanya Jeremy ayah Albert dengan nada tinggi.
"Tidak ada apa-apa, aku dan dia baik-baik saja," jawab Albert datar.
"Kalau baik-baik saja tidak mungkin Renata manangis saat keluar dari ruanganmu, son," kata Jeremy.
"Sayang, sudahlah. Mereka berdua sudah dewasa. Dan juga Albert pasti lelah karena baru pulang. Biarkan dia istirahat. Al, pergilah ke kamar dan istirahat," kata Jesica ibu Albert.
"Oke, mom," kata Albert bergegas menuju kamarnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!