Disuatu daerah terpencil hiduplah seorang anak tunggal dengan latar belakang keluarga yang tidak harmonis dan perekonomian yang kurang memadai.
Nama wanita itu adalah Catherine Morla, umurnya sekarang menginjak usia delapan belas tahun, dengan perawakan rambut berwarna ungu dan bola mata berwarna ungu.
Tinggal bersama sang ayah yang seorang pemabuk berat dan sering melakukan kekerasan terhadapnya dan juga ibunya sudah lama meninggal setelah melahirkannya.
Maka dari itu ia di cap oleh ayahnya, gadis pemilik takdir yang buruk.
Perekonomian yang kurang memadai membuatnya harus mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya, mengharapkan seorang ayah untuk mencari nafkah? Ah sudah lah ia sungguh tidak peduli dengan orang itu.
Rencana setelah mendapatkan pekerjaan dan uang yang cukup ia akan pergi dari rumah itu dan hidup bebas dari pada tinggal dengan orang pemabuk dan suka melakukan kekerasan. Menyusahkan saja.
Berusaha keluar dari rumah tanpa ketahuan oleh si pemabuk itu dan berhasil, si pemabuk itu sedang tertidur dengan lelap akibat kebanyakan minum. Akhirnya ia bisa keluar tanpa ketahuan oleh si pemabuk.
Semoga dia tidak sadar, lalu menjemputnya dengan kekerasan. Berjalan menyusuri berbagai tempat untuk mencari lowongan pekerjaan. Tidak semudah yang ia bayangkan untuk mendapatkan pekerjaan, ada saja penghalang karena ia tidak bersekolah dan tidak berpengalaman.
"Ahhh akhirnya" kata Ia senang.
Setelah mencari pekerjaan kesana kemari, akhirnya Ia menemukan pekerjaan yang sekiranya bisa untuk anak yang berusia delapan belas tahun sepertinya. Menjadi pelayan Restoran atau menjadi pembantu bersih-bersih itu sungguh lumayan untuk nya.
Ia memasuki ruangan Restoran tersebut, "Permisi..." ucapnya dengan sopan, tetapi tidak ada yang menjawabnya.
"Hemm...apa karena sudah malam Restorannya tidak ada orang sama sekali? tapi pintu nya belum di kunci! Bisa-bisa aku di tuduh sedang maling kalau seperti ini" Ia melihat kanan dan kiri berharap tidak ada yang mencurigainya.
Tidak lama kemudian keluar seorang perempuan muda yang mungkin adalah pemilik Restoran tersebut, "Yaa?Maaf menunggu lama, Restoran kami sudah tutup, silahkan datang kembali besok saat sudah di buka" kata perempuan itu sambil tersenyum.
"Ah maaf mengganggu, sebelum nya nama saya Catherine Morla saya sedang mencari pekerjaan" katanya dengan sopan.
"Sedang mencari pekerjaan?" tanya perempuan itu lalu melangkah mendekatinya.
"Apakah Restoran ini membutuhkan seorang pelayan atau pembantu bersih-bersih??" Tanya Catherine.
"Ya kebetulan kami sedang membutuhkan seseorang untuk bersih-bersih di Restoran kami" kata perempuan itu.
"Ah saya bisa bersih-bersih" katanya dengan bersemangat.
"Baik lah, kamu diterima kerja disini. Besok kamu sudah bisa memulai pekerjaaan mu" kata perempuan muda tersebut sambil tersenyum ramah.
Ia terpelongo karena secepat ini ia mendapatkan pekerjaan dengan mudah, "Ah terima kasih banyak nyonya!" Katanya sambil menunduk.
"Ah tidak perlu memanggil ku dengan Nyonya, nama ku Aerin Bayle panggil saja Aerin, dan tidak perlu bicara terlalu formal seperti itu kepadaku kita seumuran jadi mari kita berteman dekat" kata perempuan itu sambil tersenyum lagi.
Catherine menatap restoran tempat ia bekerja, "Baik lah Aerin...kita seumuran tetapi kamu sudah sukses membuka Restoran!"
Aerin membantah ucapan Catherine, "Oh ini Restoran peninggalan ayah ku, ayah ku sudah lama meninggal jadi aku yang mengurus Restoran ini sampai sekarang" kata Aerin sembari tersenyum kecil.
Suasana berubah menjadi canggung, Catherine tidak mau suasana ini terus berlanjut, ia segera mengubah topik, "Ohh aku sangat kagum pada usaha mu Aerin."
"Bukan apa-apa,Terima kasih..." Aerin tiba-tiba teringat sesuatu yang belum ia sampaikan ke Catherine,"...Ah aku lupa memberitahu mu, aku menyediakan kamar untuk pekerja Restoran yang tidak mempunyai tempat tinggal" sambung Aerin.
"Benarkah?aku juga sedang mencari tempat tinggal, tapi uang ku belum cukup untuk sekedar menyewa" Catherine kembali mengingat bahwa ia tidak membawa uang sepeser pun dari rumah.
"Tidak apa-apa kamar untuk pekerja Restoran itu gratis! Kamu bisa tinggal disini sampai uang mu cukup untuk membeli rumah"
"B-benarkah?" Wanita itu sungguh tidak percaya, "Baiklahh, Terima kasih banyak Aerin" Catherine memegang tangan Aerin dan mengatakan terima kasih terus menerus.
Catherine bekerja dengan giat dan mulai akrab dengan pekerja-pekerja di Restoran tempat ia bekerja, mereka sangat ramah dan baik kepadanya.
Setelah beberapa bulan bekerja dan bersusah payah untuk bangkit dari keterpurukan, uangnya sudah cukup terkumpul dan akhirnya ia bisa membeli rumah dan barang-barang yang ia inginkan dengan uangnya sendiri.
Dimalam hari yang sangat melelahkan selepas pulang kerja sekitar pukul Delapan setengah malam, Catherine membaca komik yang baru ia beli. Komik kerajaan yang mengisahkan seorang putri yang bernama Natasha katelyn, seorang gadis berparas cantik berambut putih dan berbola mata biru.
Natasha mati karena bunuh diri pada usia tiga belas tahun. Tragedi ini berawal ketika terjadinya pembantaian di kediaman Katelyn , pelayan serta penjaga semua di bunuh dengan kejam. Dan lebih mengejutkan lagi, pembantaian itu di lakukan oleh ayah nya sendiri yang bernama Louis Katelyn, pria berparas tampan yang memiliki ciri-ciri berambut hitam dan bola mata berwarna hijau.
Natasha yang saat itu masih berusia tiga belas tahun menangis ketakutan sendiri melihat pembantaian yang di lakukan ayahnya di depan mata nya, lalu Natasha lari bersembunyi di kamarnya, sang ayah menghampiri nya.
Natasha sangat ketakutan saat melihat ayah nya yang penuh dengan darah di hadapan nya, sang ayah hanya berkata "pergi " sambil memberi pedang kecil kepada Natasha.
Natasha yang gemetaran dengan air mata yang terus mengalir bertanya kepada ayah nya, "Ke...kenapa ayah melakukan ini?ap..apakah ayah tidak menyayangiku? apa salah ku padamu ayah? aku hanya menginginkan sedikit kasih sayang dari mu ayah!"
Natasha menampar pipinya sendiri, "Haha bodoh sekali, apa yang ku harapkan dari ayah yang tidak perduli sama sekali dengan putri nya ini? Tega sekali ayah membiarkan ku tumbuh sendirian dan menyedihkan seperti ini!"
"Jleb" lalu Natasha menusuk dirinya sendiri dengan pedang kecil yang di berikan ayahnya itu. Natasha yang sekarat Samar-samar mendengar suara ayah nya yang memanggil-manggil nama nya.
"Natasha...Natasha" tangan ayahnya mengangkat tubuh Natasha, "Maafkan aku nak, aku terpaksa melakukan ini "suara sang ayah dengan nada bergetar.
Itulah kata-kata terakhir yang di dengar Natasha sebelum Ia meninggal. Sejak kecil Natasha tidak mendapatkan kasih sayang dari sang ayah.
Dia selalu sendirian, di meja makan, sarapan pagi, siang maupun malam.
Waktu kecil saja Natasha selalu bermain sendirian di kamar. Cerita tamat dengan ending sang ayah juga ikut bunuh diri.
"Ahh kasihan sekali, pasti dia sangat kesulitan selama ia tumbuh sendiri tanpa ayah" kata Catherine dengan wajah sedih, "Tapi lebih menyedihkan diriku sendiri, Ayahku ada namun peran nya yang tidak pernah ada dalam hidupku"
Tit...tit...tit...tit alarm berbunyi tanda sudah memasuki hari selanjutnya, "Tidak di sangka sudah tengah malam saja" kata Catherine terkejut.
"Hoamm, saatnya tidur", Catherine pun terlelap dan tidur dengan sangat nyenyak karena sangat mengantuk dan kelelahan. Setelah beberapa saat ia tertidur, ia terbangun oleh cahaya matahari yang menyinari matanya.
"Ah sudah pagi? Perasaan baru saja aku tertidur!" Saat Catherine membuka mata, ia terkejut akan sesuatu.
"HAHHHH apa ini? Ke...kenapa tangan ku jadi kecill?"
"Hahh apa ini?" Catherine panik lalu melihat sekeliling, namun bukan kamarnya yang ia dapati. Terpajang berbagai hiasan yang sangat mewah di dinding, dan beberapa patung yang sepertinya terbuat dari emas.
"Mewah sekali!" Ucapnya kagum.
"Ahh ini bukan saat nya untuk kagum, i-ini dimana?" Ia berusaha menggerakkan tubuhnya, Ia terperanjat melihat tubuhnya yang mengecil, "Lalu...kenapa dengan tubuhku? kenapa mengecil?" Pikirnya heran sambil melihat kedua tangan nya yang mengecil.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari arah pintu, "Tap...Tap...Tap" suara langkah kaki serta suara candaan dan tawa seseorang pelan-pelan mendekatinya yang membuat Catherine panik setengah mati.
"Hahaha...jangan seperti ituu..." Seseorang menyadari keberadaannya, "Ahh Nona sudah bangun??" Kata perempuan berambut coklat dan mata berwarna hitam itu sambil tersenyum.
Lalu disebelah nya ada seseorang lagi, "Nona pasti lapar, Aku akan mengambil makanan untuk Nona!" Kata perempuan berambut hitam dan bola mata berwarna coklat serta berkaca mata bulat itu pergi.
Perempuan berambut coklat itu menggendongnya, "Upp Nonaa yang cantik...anda harus makan terlebih dahulu biar tumbuh besar dengan sehat!"
Catherine heran dengan orang-orang asing ini yang sedari tadi asyik mengajaknya berbicara, "A-apa yang terjadi? siapa orang-orang ini? dan nona? Siapa nona?" Seketika sesuatu terlintas di pikirannya.
"Ah ini kesempatan! Aku akan bertanya dimana aku sekarang!" Kata Catherine dengan yakin, "Hehhhh aku lupaa... gimana caranya bertanya dengan tubuh bayi ini?? bicara saja tidak bisa!" Memikirkan semua ini sangat membuatnya pusing. Catherine menatap heran perempuan yang menggendongnya itu, tiba-tiba saja ada suara langkah kaki datang menuju kamar.
"Tap...Tap...Tap" Catherine berpikir mungkin itu perempuan yang tadi keluar untuk membawakan ia makanan. Langkah kaki itu masuk ke ruangan lalu terhenti.
"T-Tuan Duke!!" Kata perempuan itu terkejut.
Catherine langsung menatap pria berambut hitam dan bermata hijau itu dan tidak di sangka, "APAAAA??? d-dia itu Louis Katelyn di komik yang ku baca tadi malam!" Pria itu mendekati perempuan yang menggendongnya.
"Apa anak ku sudah di beri makan?" pria itu bertanya, "A-apa? a-anakk? berarti aku adalah Natasha Katelyn??" Pikirnya bingung, "Tidak habis pikir bagaimana bisa aku..." ucapannya terhenti.
"Ahhh??" Tiba-tiba tubuhnya di gendong oleh pria itu.
"B-belum Tuan, Nona baru saja bangun dari tidurnya dan sekarang Elly sedang mengambil makanan untuk Nona" kata perempuan itu membalas pertanyaan.
Tersirat rasa ketakutan di wajah wanita itu, dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga tutur bicaranya.
"Baik lah.." kata pria itu tenang.
Tiba-tiba Catherine teringat pembantaian yang di lakukan oleh pria ini. Perasaan takut, merinding semua bercampur aduk menjadi satu. Jantungnya berdegup kencang bukan berdegup karena cinta, serta sesak rasanya entah datang dari mana dan mengapa ia rasanya ingin menangis sekarang.
Air matanya tiba-tiba saja keluar dengan deras, "HUAAAAA HIKSS HUAAAA" entah mengapa air mata ini keluar dan hatinya sangat amat merasakan sakit.
Ruangan di penuhi suara tangisannya
"Kenapa kau menangis?" Tanya pria itu, "Itu karena kau!!" Jawab Catherine.
Namun Bayi tetap lah bayi, yang keluar dari mulutnya hanyalah sebuah rengekan. Tangisannya malah semakin kuat. "Hikss...HUAAAA HUAAAA" tangannya terulur pada perempuan berambut coklat itu untuk meminta di gendong oleh nya.
Muka pria itu menjadi bingung karena anaknya memperlakukannya seperti itu.Lalu dia menaruh kembali tubuh Catherine ke perempuan itu untuk di gendong. Di gendong oleh perempuan itu membuatnya berhenti menangis.
"Cup...cup...cup jangan nangis Nona" perempuan itu menenangkan bayi itu dan menepuk pelan badannya.
"Kenapa dia menangis saat aku ingin menggendong nya?" Tanya pria itu heran.
Wanita itu tampak berpikir sebelum menjawab pertanyaan pria itu, "Sa-saya tidak tahu Tuan...m-mungkin saja nona kurang nyaman dengan Anda" kata perempuan itu gugup.
"Kurang nyaman?" Kata pria itu berpikir sambil menopang dagu.
Perempuan itu merinding karena takut di marahi atas bicaranya yang tidak sopan.
"Hahh sudah lah...aku akan keluar sebentar, jaga lah putri ku Avilyn." pinta pria itu.
"Putri ku?" Catherine sedikit tersipu malu. "Hey ingat jangan langsung tersipu dengan kata-kata nya, kau lupa kalau ayah mu yang sekarang ini lebih psikopat dari ayah mu yang dulu?"
Perempuan itu mengangguk paham,
"Baik Tuan" kata perempuan itu sambil menunduk.
Pria itu mengelus kepala ku lalu keluar dari kamar. "Hahh kenapa dia sangat berbeda dengan yang di komik??" Catherine sedikit kaget dengan perubahan karakter pria itu.
"Nona...Anda tidak boleh seperti itu pada tuan Duke...bisa-bisa kepala saya di penggal oleh Tuan karena saya salah bicara tadi..huhh" kata perempuan itu mengeluh.
"Pffftt hahahaha" melihat Avilyn mengeluh dengan muka pasrah membuat Catherine tertawa.
"Wahh nona tertawa di atas penderitaan saya?" Lalu Avilyn ikut tertawa. Tawa itu terhenti saat suara ketukan pintu terdengar.
"Tok..Tok" Dan ternyata itu seorang pelayan yang bernama Elly, "Ahaa makanan datang...maaf sudah menunggu lama nona~" kata Elly tersenyum.
"Kau lama sekali Elly" ucap Avilyn kesal, "tadi Tuan Duke datang melihat Nona... hampir saja tadi kepala ku copot!"
"Tuan Duke kesini? apa yang terjadi?" Elly bertanya penasaran. Avilyn menceritakan semua nya dan berakhir Elly tertawa.
Sore hari sekitar pukul empat sore, dimana matahari menuju tempat terbenamnya, Catherine digendong oleh Avilyn bersama Elly
Untuk berkeliling taman di sekitar rumah.
"Wahh nona lihat...bunga bermekaran dengan sangat indah" kata Avilyn kagum. Lalu Elly memetik satu tangkai bunga Adenium dan menyelipkannya di telinga bayi yang bernama Natasha itu.
"Sangat indah" Elly berkata sambil memandang Natasha dengan senyum.
Angin bertiup kencang membawa daun-daun berterbangan, tanaman bunga melambai-lambai mengikuti arah angin.
"Nona..ayo besok kita berpiknik di taman sambil memakan cemilan" kata Avilyn mengusulkan.
"Wahh... Aku saja masih bingung kenapa aku bisa disini, belum ketemu jawabannya malah di ajak berpiknik, boleh saja deh. Hehe kapan lagi bisa makan cemilan yang enak" pikir Catherine senang.
"Lalu aku akan membacakan buku cerita untuk Nona!!" Sambung Elly.
"Ahh..sebelum itu kita harus menghadapi tuan Duke untuk membawa Nona berpiknik di taman" kata mereka serempak.Lalu mereka berdua saling bertatapan satu sama lain. Dan tertawa "pfffftt".
"Jika tuan Duke tidak mengizinkan Nona berpiknik bagaimana?" Kata Elly khawatir, "Kalau tuan Duke tidak mengizinkan...kita akan berpiknik di kamar Nona! Bagaimana Nona??" Sambung Avilyn bertanya.
"Jika nona memegang tangan saya tanda nya setuju" Catherine segera memegang tangan wanita itu."Baik lah berarti setuju yaa!!!" Kata Avilyn memastikan.
Akhh pokoknya aku tidak tahu!! kalian tidak tahu pria itu seperti apa aslinya, jika pria itu marah lalu memenggal kepala kalian aku tidak tahu menahu.
Dan ternyata dua perempuan ini adalah pelayan kediaman Katelyn
Pelayan serta pengasuh Natasha Katelyn:
Elly Minerva : pelayan dengan rambut hitam dan bola mata berwarna coklat serta menggunakan kaca mata bulat.
Avilyn Estel : pelayan dengan rambut coklat dan bola mata berwarna hitam.
Malam hari pun tiba, sudah saatnya Natasha tidur. Elly duduk di kursi kamar. Elly akan membacakan sebuah buku cerita tentang masa kepemimpinan Raja terdahulu yang memimpin negeri ini.
“Baik lah nona…saya akan menceritakan tentang Raja terdahulu, pasti nona sangat penasaran bukan...” Kata Elly bersemangat.
“Raja terdahulu adalah orang yang dingin dan sangat tegas dengan ciri-ciri berambut hitam dan bermata biru, Raja terdahulu mempunyai tiga orang anak laki-laki."
"Raja terdahulu wafat karena sakit yang sangat parah, kematian raja terdahulu sangat membuat para Rakyat bersedih dan turut berduka cita."
"Sempat terjadi permasalahan dengan ketiga anak laki-laki Raja terdahulu dalam memilih siapa yang akan menjadi seorang Raja karena Raja terdahulu sudah wafat, ke 3 anak laki-laki Raja tidak mau mengalah satu sama lain. Ketiga-tiganya mau menjadi Raja” Kata Elly bercerita.
“Lalu di adakan lah musyawarah para bangsawan untuk memilih siapa di antara 3 orang anak Raja yang akan menjadi seorang Raja nanti."
"Seperti yang saya katakan tadi, tidak ada yang mau mengalah satu sama lain dan musyawarah ini dimenangi oleh anak laki-laki Raja yang bernama “Elrand Beatrice”. ucap Elly.
"Semenjak kepemimpinan Raja Elrand, banyak sekali yang berubah dalam negeri ini dan sampai sekarang ini yang nona rasakan” kata Elly menutup cerita.
“Ohh iya! Nona juga harus tau…keluarga Duke Katelyn adalah keluarga yang sangat dipercayai oleh raja terdahulu sampai sekarang, kakek nona adalah seorang yang di percaya dalam memimpin wilayah dan kakek nona juga adalah seorang kesatria pedang yang ikut memimpin perang pada saat itu."
"Yup pada saat itu banyak sekali perang yang terjadi, kakek nona terbunuh pada saat perang tersebut."
"Pada saat ayah nona dewasa dia meneruskan menjadi kesatria untuk menggantikan ayah nya yang wafat, banyak sekali jasa yang telah di berikan keluarga Duke Katelyn kepada negeri ini dan sekarang tidak ada perang yang terjadi di negeri ini."
"Tapi kita tidak tahu nanti kedepannya semoga aja negeri ini aman sampai kapan pun!” Kata Elly menambahkan.
“Kakek adalah seorang kesatria? setahu ku di komik yang ku baca tidak ada penjelasan tentang kakek mau pun Raja terdahulu” kata Natasha berpikir.
“Sudah saat nya tidur nona!!” Kata Elly.
Elly menggendong Natasha dan meletakkannya kedalam box bayi, lalu menyelimuti nya dengan selimut, “Selamat malam nona…mimpi yang indah~” kata Elly dengan suara yang kecil lalu mematikan lampu dan menutup pintu.
“Ahh aku sama sekali tidak mengerti” kata Natasha mengeluh. Tidak lama kemudian ia pun terlelap.
Pagi hari pun tiba, matahari masuk ke kamar dan menyinari ruangan itu. Natasha pun membukakan matanya dengan perlahan, “Tidurku Nyenyak sekali” Lalu suara ketukan pintu terdengar, “Tok…tok” suara ketukan pintu. Ternyata itu Avilyn dan Elly. Mereka masuk dengan wajah yang sangat bahagia.
“Selamat pagi nona~” kata dua orang itu, “Nonaaaaa!! Kita di izin kan tuan Duke untuk berpiknik” kata Elly senang. “Ahh syukur lah kepala meraka tidak di penggal oleh nya” kata Natasha tenang. “Baik lahhh … Sebelum itu nona harus mandi terlebih dahulu dan berdandan cantik!”
Dengan tubuh yang di lilit oleh handuk, Ia menunggu mereka untuk memilih baju yang akan Natasha gunakan untuk berpiknik di taman, “Nahhh nona harus menggunakan gaun ini, pasti nona terlihat imut dan sangat cantik” kata mereka berdua membayangkan.
“Yaa terserah kalian saja, kalian terlalu bersemangat sekali hari ini” ucapnya malas. Setelah mengenakan baju, benar ia terlihat sangat cantik menggunakan pakaian berwarna biru dengan motif bunga-bunga kecil beserta jepitan bunga di rambutnya.
“Wahhh benar kan!! Nona kita cantik sekali, aku tidak sabar menunggu nona dewasa nanti!” Kata Avilyn memuji, “Yup aku tidak sabar juga!” sambung Elly sambil menggenggam erat tangannya sendiri karena gemas.
“Dan sekarang ayo kita ke taman!! Kami Sudah menyediakan semuanya di taman!!” Elly menggendong Natasha, mereka menyusuri ruangan lalu menuruni tangga untuk keluar dari rumah menuju ke taman. “Selamat pagi nona” kata penjaga menyapa, "Pagi juga" kata Elly sambil memegang tangan Natasha untuk melambai pada penjaga. Natasha hanya melihat mereka menyapanya lalu pergi menuju taman bersama Elly dan Avilyn.
“Ahh nona kita imut sekali~” kata penjaga."coba kau bayangkan nona dewasa kelak! Pasti sangat cantik!!" kata penjaga satu nya, "heh apa yang kalian lakukan, jangan berbicara dan lanjutkan pekerjaan kalian" kata kepala penjaga.
"Ba-baik pak."
Sesampainya di taman terlihat di bawah pohon yang rindang terdapat sebuah tikar dan makanan di sana. “Wahhh” mata Natasha berbinar binar melihat kue coklat di sana. Natasha, Elly dan Avilyn pun duduk di atas tikar tersebut.
Natasha menunjuk kue coklat dengan mata yang berbinar-binar berharap Avilyn peka dengan yang ia mau, “Ahh nona mau kue coklat? sedikit saja yaa…nona tidak boleh kebanyakan makan coklat!” Kata Avilyn.
“Hahh…k-kenapa tidak boleh?? Padahal ini kue coklat ku yang pertama di dunia ini” katanya dengan muka cemberut dan sedikit air mata, "Kalian tidak adil! sebanyak kue ini kenapa aku hanya bisa makan sedikit..apa karena aku masih bayi? lalu sisanya kalian yang makan begitu?" Ia mendengus kesal.
Tapi percuma saja marah yang keluar dari mulut bayi ini cuman ocehan biasa bagi mereka.
Setelah memakan sedikit kue coklat Elly membacakan buku cerita tentang putri dan kesatria setia. Mendengar Elly bercerita panjang lebar dan akhirnya cerita selesai.
“…Raja sangat senang melihat putrinya kembali dan menemukan calon suami putrinya yang Penuh kasih. Raja segera mengumumkan pernikahan putrinya yang akan di laksanakan pada hari berikutnya…tamat~” kata Elly mengakhiri cerita.
Setelah cerita selesai tiba-tiba ada seseorang yang datang dari arah belakang. “Apa aku boleh bergabung?” kata seseorang itu, “Tuan Duke” kata Elly dan Avilyn serentak.
“Ah orang ini..” kata Natasha tidak senang, “Tentu saja tuan Duke, kalau tuan Duke bergabung pasti nona sangat senang.” ucap mereka berdua.
“Apa nya yang senang.” Pria itu lalu duduk di sebelah Elly. Dan benar-benar saja suasana menjadi canggung. “Sudah ku bilang bakal begini jadi nya, canggung sekali.tidak ada yang mau berbicara."
Melihat Suasana yang canggung pria itu membuka pembicaraan, “15 hari lagi Natasha akan berulang tahun, apa kalian ingat?"
“Ap-apa?? ulang tahun ku?” Ucap Natasha kaget. “Tentu saja tuan, kami mengingat nya” kata mereka berdua.
“Aku akan membuat pesta ulang tahun sederhana untuk putri ku bersama orang yang ada di kediaman ini, boleh juga mengundang beberapa anak bangsawan” kata pria itu.
“Baik tuan, kita pasti akan membuat pesta ulang tahun nona dengan meriah” kata Avilyn. Lalu pria itu tersenyum melihat Natasha. Melihat pria itu tersenyum membuat dirinya sedikit tersipu.
“Sifat Pria ini….benar-benar berbeda dengan yang ku baca di komik” kata Natasha sambil melihat wajah pria itu. Mereka menghabiskan waktu bersama pada saat berpiknik, mendengarkan cerita, dan merencanakan ulang tahun Natasha.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!