Sebelumnya author receh yang lagi demen lagunya Spice Girls Goodbye dan Invertigo Chances Are, mau memberikan background novel ini.
Kalau mau paham urutan silsilah keluarga klan Pratomo baca dulu :
-> Just The Way You Are ( Nabila Pratomo dan Mike Cahill )
-> You're the Only One ( Shanum Pratomo dan Hiro Al Jordan dilanjut putrinya Miki Al Jordan dan Joshua Akandra )
-> Love in Bet ( Yuna Pratomo dan Edward Blair )
-> My Annoying Bodyguard ( Vivienne Lee Neville - Jammie Arata )
-> Menikahi Suami Sahabatku ( Adara Utari dan Abimanyu Giandra )
-> My Rey ( Rhea Giandra dan Duncan Blair dilanjut putrinya Kaia Blair dan Rhett O'Grady )
-> The Detective and The Doctor ( Ghani Giandra dan Alexandra Cabbot dilanjut putrinya Danisha Giandra dan Iwan Aradhana )
-> Elang untuk Rain ( Rain Reeves dan Elang Samudera McCloud dilanjut putranya Arjuna Samudera McCloud dan Sekar Larasati )
Catatan khusus untuk Rhea, Ghani dan Rain itu novelnya saling bersamaan timingnya jadi twist episodenya alangkah baiknya dibaca barengan.
-> Bara dan Arum ( Bara Giandra dan Gendhis Arum Pradipta )
*Buat yang protes kenapa tokohnya banyak, karena aku buatnya sudah generasi keempat jadi jangan heran kalau banyak. Dan ingat, novel aku ini family oriented basicnya.
*Buat yang minta silsilah keluarga, ada di novelnya Elang untuk Rain chapter pohon keluarga tapi memang belum lengkap.
*Nggak semua generasi keempat aku buat sendiri novelnya karena aku takut readersku bosan dengan kegesrekan keluarga yang family oriented tapi rusuh.
Yak demikian pembukaan undang-undang klan Pratomo 😁😁😁. Semoga tidak bosan dengan karyaku yang receh tapi penuh dengan kuliner dan lagu-lagu yang sesuai mood aku plus bahasa Jawa yang sedikit banyak muncul dimari karena keluarga ini root nya Wong Jowo meskipun merit sama bule, Korea ataupun Jepang.
***
Monggo baca chapter Pernikahan Gasendra dan Rani sama Davina Arata di Bara dan Arum.
Davina menatap sang Tante dengan tatapan sedih. Dia bukannya tidak tahu siapa yang berani melecehkannya, Dia sangat tahu siapa.
"Davina, kamu kan tahu keluarga kita bagaimana. Jika ada yang menowel dan itu niatnya jelek, sampai ke lubang semut pun akan dicari sampai dapat!" ucap Alexandra Cabbot Giandra, istri dari Ghani Giandra.
Davina Arata adalah putri tunggal dari Javier Arata dan Agatha Arata. Javier, putra dari Jammie Arata dan Vivienne Lee Neville adalah pengusaha PRC group kawasan Australia dan Asia Tengah. Di kalangan keluarga besar klan Pratomo, Javier dikenal sebagai ahli strategi mirip seperti eyangnya Adrian Pratomo yang merupakan tetua klan Pratomo.
Davina lulusan sekolah bisnis dari Stanford University yang memilih mengambil alih PRC group di Jakarta karena dia lebih suka tinggal di negara Oma buyutnya, Adinda Pratomo si bungsu dari empat bersaudara generasi kedua Pratomo pengusaha properti dan arsitektur yang sekarang merambah hingga kuliner dan garmen serta batik.
Akibat pernikahan generasi sebelumnya dengan keluarga Al Jordan, McGregor, Blair, Kim, Neville, Giandra, McCloud, kerajaan bisnis PRC ( Pratomo Reconstruction Company ) group, menjadi menggurita dimana-mana. Dan sekarang dipegang oleh generasi keempat yang semakin merambah hingga teknologi mesin aviasi yang bekerjasama dengan Boeing dan Gulfstream yang dipegang oleh Kaia Blair O'Grady cucu Abimanyu Giandra dan Levi Reeves cucu Alex Reeves salah satu penerima Nobel di bidang matematika.
Dan kini, Davina harus menghadapi pertanyaan yang diajukan oleh Tantenya seorang dokter forensik yang dulunya bekerja untuk NYPD bersama dengan suaminya Ghani Giandra, mantan detektif dan kapten di NYPD.
"Tante, apa yang akan terjadi jika aku memberitahukan siapa orangnya?" bisik Davina.
"Masih bagus kalau hanya dihajar, tidak sampai dihabisi oleh ayahmu." Alexandra menatap tajam ke keponakannya.
Davina menelan salivanya susah payah. Kamu memang cari mati.
***
Di sebuah rumah mewah daerah Jakarta Utara, seorang pria berdarah Korea sibuk mengompres wajahnya yang terkena bogem dari seorang pria India yang tiba-tiba saja datang mengintervensi kegiatannya untuk mendapatkan putri Javier Arata.
Brengsek pria itu! Pukulannya benar-benar kuat! Masih ada jalan mendapatkan mu, Vina. Kali ini kamu akan menjadi milikku!
Pria itu masih ingat saat dirinya menjadi mahasiswa di Stanford University, hanya seorang anak biasa yang masuk karena beasiswa dan dirinya jatuh cinta setengah mati dengan seorang gadis cucu keluarga Pratomo.
Dia tahu diri bahwa dia bukan siapa-siapa dibandingkan Davina Blaze Arata yang keturunan Sultan, kekayaannya tujuh turunan tidak habis. Namun dia mampu menarik perhatian gadis itu.
Dia yang hanya anak seorang housekeeping di sebuah hotel berbintang Hollywood, yang mampu memasukkan dirinya ke sebuah universitas ternama yang termasuk Ivy league, jatuh cinta dengan gadis yang jauh dari jangkauannya. Aku seperti hunchback of the Notre Dame.
Tapi Davina berbeda dari bayangannya. Davina adalah gadis yang sederhana, jauh dari kekayaaan keluarganya. Davina tetap mengambil kerja paruh waktu meskipun bisa saja mengambil salah satu cabang PRC group di Los Angeles tapi dia memilih bekerja di Starbucks.
Keduanya semakin dekat bahkan menjadi partner di berbagai acara debat dan tugas kelompok perkuliahan. Hingga Javier Arata mengetahui hubungan mereka.
Entah apa yang diketahui oleh ayah Davina tapi sejak itu, gadisnya selalu dikawal kemanapun. Davina dilarang keras untuk berhubungan dan bertemu dengannya. Kisah cintanya dengan gadis kaya yang sederhana direnggut sedemikian rupa oleh seorang Javier Arata.
Sekarang, dia sudah memiliki usaha sendiri, dia memiliki kekayaan yang bisa dibanggakan sebagai calon menantu keluarga Arata namun Davina tetap tidak terjangkau. Dan dia pun bertekad untuk mendapatkan Davina bagaimana pun caranya walaupun dengan cara menjijikan. Namun semuanya berantakan karena pria India itu. Brengsek!
***
BUGH!
Javier Arata memukul wajah Ali Khan di ruang kerja milik Ghani Giandra di hadapan si pemilik ruangan, Gozali dan Bara.
"Bagaimana bisa kamu kecolongan Al!" bentak Javier emosi.
"Javi, tenang dulu" bujuk Ghani.
"Bagaimana aku bisa tenang G! Putriku dilecehkan! Dilecehkan!"
"Javi, tapi Davina masih suci. Hasil visum et repertum menunjukkan selaput daranya masih utuh. Ali berhasil menggagalkan pria mesum itu sebelum berbuat lebih jauh" ucap Gozali.
Javier mengusap wajahnya kasar.
"Apakah Vina tahu siapa pelakunya?" tanya Javier lemah. Dirinya merasa gagal menjadi seorang ayah yang seharusnya bisa melindungi putrinya.
"Aku rasa Vina tahu siapa dan sekarang sedang dicecar oleh Lexa" jawab Ghani.
"Apakah kamu mengenal orang ini?" Gozali menunjukkan foto pria yang melakukan pelecehan itu kepada Javier.
Javier mengambil kacamatanya dan wajahnya terkejut bukan kepalang.
"Bukannya pria ini harusnya sudah mati?"
Ghani, Gozali, Bara dan Ali Khan melongo.
***
Yuhuuu Up Perdana Davina Yaaaaa
Kali ini agak ribet seperti biasanya tapi nggak sebrutal Kaia atau Ghani atau Rain kok.
Thank you buat readersku yang mengikuti klan Pratomo.
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
"Memang dia siapa Javi?" tanya Ghani tidak paham mendengar ucapan Javier.
"Dia adalah mantan pacar Davina waktu kuliah di Stanford University. Namanya Ryan Lee, Lee Ye-jun lengkapnya." Javier menatap foto itu dengan intens. "Apa yang dia lakukan di Jakarta?"
"Apa maksudmu dia seharusnya sudah mati?" tanya Gozali bingung.
"Ye-jun mengalami kecelakaan kapal usai wisuda di Miami tapi tubuhnya tidak ditemukan dan dianggap sudah meninggal karena sampai sebulan pencaharian, tidak ada hasil." Javier duduk sambil bersandar di sofa dengan lemas.
"Bagaimana hubungan Davina dengan Ryan? Siapa Ryan?" tanya Ghani sedangkan Gozali mulai mencari informasi melalui iMac di ruangan itu.
Javier menghela nafas panjang.
***
"Namanya Lee Ye-jun, Tante, Ryan Lee Ye-jun. Anak seorang wanita Korea yang bekerja sebagai housekeeping di sebuah hotel di Los Angeles. Ryan masuk ke Stanford University melalui beasiswa" Davina menatap Alexandra.
"Berarti dia pintar dong, Vin" ucap Alexandra yang dijawab anggukan Davina.
"Dia lebih tua dariku, Tan. dua tahun diatasku, sama-sama dari kelas bisnis, meskipun kami satu angkatan tapi saat SD dia sempat mengulang karena ibunya pindah-pindah. Ye-jun jatuh cinta padaku sejak pertama kali melihatku di perpustakaan."
Alexandra dengan sabar mendengarkan.
"Aku tidak terlalu memusingkan bagaimana Ye-jun berusaha mendekati diriku karena aku hanya fokus kuliah. Tante kan tahu, keluarga kita tidak ada yang kuliah di Stanford karena rata-rata masuk Harvard, Oxford, MIT, NYU, Royal Arts. Namun Ye-jun tidak pernah menyerah dan kami sering bertemu karena tugas kelompok bahkan kami bekerja di Starbucks yang sama."
Davina menatap sang Tante. "Ye-jun adalah cinta pertama aku, Tante tapi papa tahu hubungan kami dan melarang. Aku tidak tahu kenapa."
"Bagaimana Ye-jun sebenarnya Vin? Pribadi dan karakternya?"
"Ye-jun itu pekerja keras Tante. Dia mengambil kerja sampingan agar bisa memiliki uang hanya untuk mentraktir aku di McDonald. Dia tahu aku anak siapa, cucunya siapa tapi dia tidak pernah mau menerima uangku."
"Kalau mendengar dari ceritamu, sebenarnya Ye-jun orangnya baik dan karakter nya oke tapi kenapa Javier tidak menyetujui?" gumam Alexandra.
"Aku tidak tahu Tante sampai detik ini."
***
"Ye-jun adalah putra pembunuh. Namanya Lee Seung-hun, nama ayahnya dan dia adalah pembunuh bayaran. Ibunya Oh Choi-ji seorang housekeeping di hotel Beverly Hills di Los Angeles. Sebenarnya aku, kita khususnya, tidak pernah melarang anak-anak kita berhubungan dengan siapa pun bahkan menikah dengan keluarga biasa pun tidak masalah."
Javier meminum teh wasgitel yang disiapkan Bara.
"Tapi seorang pembunuh bayaran, aku tidak sanggup melihat harus berbesan dengan dia. Apalagi saat itu Seung-hun sedang dihukum penjara 20 tahun jadi ibu Ye-jun harus bekerja keras."
Gozali dan Ghani hanya bisa menghela nafas panjang. Jimmy mantannya Keia Al Jordan yang berasal dari keluarga terpandang saja player apalagi kalau ayahnya pembunuh bayaran dan sedang dipenjara pula.
"Apakah kamu sudah bilang sama Davina alasan kamu tidak mengijinkan mereka berdua bersama?" tanya Ghani.
"Aku tidak tega G" jawab Javier.
"Tapi akhirnya Ye-jun tega pada putrimu." Ghani menatap tajam ke Javier.
"Iyan Aku yang salah."
***
Pintu kamar Davina diketuk oleh seseorang dan Alexandra pun membukanya. Tampak Javier di hadapannya, begitu lelah dan kusut.
"Alex, apakah Davina baik-baik saja?" tanya Javier.
"Masuklah Javi, temani putrimu" jawab Alexandra yang keluar dari kamar mempersilahkan Javier masuk dan menutup pintunya pelan.
Javier menatap putri satu-satunya dengan tatapan lembut dan berjalan mendekati tempat tidur dimana Davina sedang duduk bersandar
"Vina..." bisik Javier yang langsung dipeluk oleh Davina.
"Maafkan Vina, Pa. Vina lengah" bisiknya. Javier mengelus rambut coklat panjang milik putrinya.
"Bukan salahmu princess meskipun papa harus melampiaskan ke Ali sih" gumam Javier cuek.
"Ya Allah, papa. Ali kok dipukul. Padahal dia yang menolong Vina" ucap Davina sambil menatap wajah tampan ayahnya.
"Masih bagus daripada papa kirim ke hell week Navy Seals!"
Javier menatap putrinya. "Sekarang kamu tahu kan kenapa papa nggak kasih ijin kamu berhubungan dengan Ye-jun? Karena dia tidak menghargai kamu."
Davina hanya terdiam. "Dia berbuat begitu karena tidak tahu kenapa dulu kita harus berpisah."
"Papa beritahu. Ayah kandung Ye-jun dipenjara karena membunuh 20 orang. Dia seorang pembunuh bayaran, Vina. Apa kamu bisa menerima ayah mertua seperti itu? Apa kamu tega papa dan mama memiliki besan seperti itu?"
Mata sendu Davina terbelalak. "Benarkah itu papa?" bisiknya. Aku kira karena ibunya Ye-jun hanya pegawai housekeeping jadi papa nggak mau.
"Papa nggak masalah kalau ibu Ye-jun petugas housekeeping tapi masalahnya adalah ayahnya, Vina. Ayah Ye-jun dihukum seumur hidup tapi apakah kamu sanggup seumur hidup dikenal sebagai menantu pembunuh bayaran?"
Davina tertunduk.
"Bahkan dia berani melecehkan kamu, sayang. Dia bukan pria terbaik untukmu! Kalau memang diap mencintaimu, dia akan menghormati dirimu. Kamu lihat bagaimana Mario dan Marco mendekati duo JM dan Oom Joshua, Rhett langsung nembung ke Oom Duncan, Iwan langsung nembung ke Oom Ghani. Itu namanya pria sejati. Ashley bersedia dihajar oleh Oom Raymond dan Tante Valora sampai babak belur, Ezra yang berani datang ke Amsterdam demi restu Oom Mamoru."
Javier memeluk Davina erat. "Papa hanya menginginkan yang terbaik buat kamu sayang. Kamu putri papa satu-satunya dan papa mau kamu mendapatkan pendamping hidup yang benar-benar mencintaimu, menghormatimu dan sayang padamu.
Papa dan juga keluarga besar tidak pernah silau akan harta karena kita sudah berlebihan tapi cinta sejati itu sulit sayang. Ashley dan Iwan bukan dari kalangan berduit tapi kenapa Oom Raymond dan Oom Ghani merestui, karena kita bisa melihat siapa yang benar-benar serius dan tulus ke putri mereka."
Davina hanya menyerap apa yang diucapkan papanya. Memang benar, saudara sepupunya yang perempuan mendapatkan pria-pria yang bucin kepada mereka dan berani menghadapi ayah masing-masing.
"Maafkan Vina kalau tidak mendengarkan warning dari papa" bisik Davina.
"Papa maklum, kamu baru merasakan jatuh cinta tapi sekarang kamu bisa melihat bagaimana dirinya yang asli. Karena jika seorang pria benar-benar mencintai wanita itu, dia akan menjaganya bagaimanapun caranya. Para sepupu pria iparmu, mereka ciuman itu wajar tapi tidak ada tendensi melecehkan. Beda konteks dengan Ye-jun. Dia menggunakan cara menjijikan dengan ingin membuatmu ternoda hingga kamu menjadi miliknya. Enak saja!"
Davina merasakan tubuh papanya bergetar karena amarah.
"Davina akan lebih berhati-hati pa."
"Papa akan menambahkan pengawal untukmu."
***
Yuhuuu Up Pagi Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Ali Khan masih setia menunggu di ruang tengah mansion Giandra dengan kompres es di wajahnya yang tampan akibat bogem dari Javier. Pria itu rela menerima Omelan dan bogem dari Ayah Davina itu karena tahu dia yang salah, lalai melindungi putrinya.
"Masih sakit Al?" tanya Alexandra sambil mengecek wajah bengkak Ali yang mulai membiru.
"Nggak begitu Tante" jawab Ali sambil diam saja wajahnya diperiksa Alexandra.
"Masih bagus kamu hanya dibogem, Al daripada dikirim ke hell week Navy Seals" kekeh Bara.
Ali Khan menatap horor ke arah rekan bisnisnya. "Hell Week? Navy Seals?"
"Oom Javier itu tujuh kali ikut hell week dan lima kali lolos" jawab Bara santai.
"Mampus aku" bisik Ali, pria berdarah India berusia 32 tahun.
"Apa kamu sudah menemukan Lee Ye-jun?" tanya Ghani ketika melihat Gozali keluar dari ruang kerjanya.
"Dia memang ada di Jakarta, G. Dan dia salah satu undangan acara pernikahan Gasendra dan Rani."
"Tapi yang diundang oleh Raka adalah relasi yang kita juga banyak yang kenal" gumam Ghani.
"Dia salah satu pembeli batu bara dari keluarga Pradipta karena dia mempunyai bisnis club, cafe dan resort yang tersebar di Miami. Tidak menutup kemungkinan dia juga punya bisnis haram di balik semua itu. Kita tahu kan Miami seperti apa?" Gozali menatap keluarganya di ruang tengah.
"Dengan berani dia membawa chloroform ke pesta itu berarti dia sudah persiapan dan untungnya bukan ghb atau roffie" gumam Bara.
"Dan dia tidak membawa ke kamar hotel karena tahu pengawal dan pengawas pesta keluarga Pradipta juga ketat apalagi perusahaan Oom Gozali salah satu yang disewa oleh keluarga Oom Raka" ucap Bara.
"Tangga darurat memang tidak ada yang menjaga disana jadi dia bisa melakukan hal itu" ucap Gozali.
Suara pintu kamar Davina terbuka dan tampak Javier keluar dari sana dengan wajah lebih relaks dibandingkan tadi.
"Bagaimana Vina?" tanya Ghani.
"Well, dia mengakui kalau itu Ye-jun dan dia tidak mengenali pada awalnya lalu ketika Ali masuk ke toilet pria di sebelahnya, Ye-jun menyusup masuk ke toilet wanita melihat Vina sedang cuci tangan dan langsung menyekapnya dengan saputangan yang sudah disiapkan dengan chloroform." Javier menatap Ali yang masih mengompres wajahnya. "Sorry, tapi aku harus melakukannya karena kamu lalai menjaga Davina."
Ali Khan hanya mengangguk. "It's okay Mr Arata. Saya memang pantas mendapatkannya."
"Dia masih ada di Jakarta, J karena dia salah satu buyer batu bara dari perusahaan milik keluarga Pradipta" ucap Ghani.
"Menurut mu apakah dia berani menemui Davina lagi?" tanya Gozali.
"Dia akan berani melakukannya." Javier menatap serius. "Jika dia mendatangi Davina, akan aku hajar!"
***
Dua Minggu setelah kejadian di pesta pernikahan Gasendra
Davina Arata sedang menikmati kopi cappuccino nya sembari menunggu Arum yang berjanji akan datang menemaninya. Gadis itu berada di sebuah restauran yang dekat dengan rumah sakit tempat Arum bekerja karena Davina baru saja bertemu dengan seorang klien di daerah sana. Sengaja dia meminta ruang VVIP jadi dia bisa private untuk ngobrol dengan Arum nanti.
"Assalamualaikum" sapa Davina ketika ponselnya berbunyi.
"Wa'alaikum salam. Vina, maaf aku agak telat setengah jam karena ada pasien ngeyel minta diperiksa ini" omel Arum. "Soalnya suaminya nggak mau istrinya dipegang dokter laki. Ih, sok posesif bangets sih!"
Davina tertawa. "Yaaaaa kan ada pria yang seperti itu, sok chauvinist."
"Sabar ya Bu. Kan aku kesana nggak sampai sepuluh menit. See you."
Davina tersenyum dan memasukkan ponselnya ke tas Gucci miliknya. Namun senyum itu menghilang ketika melihat seseorang duduk di hadapannya dan menatap tajam kepadanya.
"Halo, Blaze" sapa pria itu.
"Ye-jun" bisiknya. Seketika Davina panik karena dirinya sendirian. Kemana semua pengawal?
"Kalau kamu mencari pengawalmu, sudah aku bereskan semua" senyum Ye-jun.
"Hah? Apa kamu..."
Ye-jun tertawa. "Tidak, Blaze, aku tidak membunuh mereka tapi membuat mereka tertidur dan sudah berada di mobil mereka. Tenang, sudah aku buka jendelanya agar mereka tidak keracunan CO2."
Davina memegang pistol yang dia simpan di tas Gucci nya. Sudah lama dia tidak membawa PPK nya tapi semenjak bertemu dengan Ye-jun dan pria itu belum bisa ditangkap oleh polisi karena bukti-buktinya kurang apalagi alasan Ye-jun pun lebih diterima hingga Javier geram tidak bisa menghukum pria yang sudah melecehkan putrinya.
Gendhis Arum. Gadis itu tidak bisa bela diri atau pun menembak. Davina menjadi panik.
"Kamu tambah cantik, Blaze. Apakah kemarin bisa kita ulangi lagi?" Ye-jun menatap dalam ke mata hazel Davina.
Gadis itu mengacuhkan omongan Ye-jun dan dia langsung menghubungi Bara melalui ponselnya dan membiarkan di loudspeaker ketika mendengar suara Bara.
"Kamu menghubungi siapa Blaze!" bentak Ye-jun yang hendak meraih tangan Davina dan reflek gadis itu menodongkan pistolnya.
"Don't touch me!" bentak Davina dengan nada gemetar. Bayangan dia dilecehkan sedemikian rupa oleh Ye-jun berkelebat di matanya.
"Blaze. Come on. Don't be like this." Ye-jun masih mencoba meraih tangan Davina.
"Jangan maju Ry. Don't you dare!"
"Davina?" suara feminin membuat keduanya menoleh.
"Berdiri di belakangku, Gendhis!" perintah Davina. Arum pun paham lalu bergegas berdiri di belakang gadis itu.
"Kamu tunangan Bara Giandra? Hahahaha, this is getting better and better" Ye-jun tertawa.
"Pergi, Ry. Aku tidak mau bertemu denganmu!" Davina masih mengacungkan pistolnya dengan nada gemetar. "Akhirnya aku tahu kenapa papa melarang aku berhubungan denganmu!"
"Hah! Khas keluarga Pratomo! Screening SEMUA orang yang berhubungan dengan anak dan cucunya!"
"Memang! Karena itulah aku tahu kenapa kamu tidak lolos! Karena ayahmu adalah pembunuh bayaran, Ry!" ucap Davina dingin yang membuat Ye-jun terkejut.
"Kamu tahu?"
"Harusnya kamu mati waktu kecelakaan di Miami! Kenapa kamu masih hidup?" Davina mengacuhkan pertanyaan Ye-jun.
"Karena jika aku tidak memalsukan kematian ku, aku tidak bisa seperti sekarang! Aku punya kekayaan yang bisa aku banggakan di depan tuan Javier Arata yang terhormat!"
"Mr Arata bukan orang yang silau oleh harta!" suara bariton terdengar di depan pintu. Tampak Ali Khan dan Bara berdiri di sana.
"Pergilah Ye-jun. Kami masih berbaik hati tidak membunuhmu!" ucap Bara dingin sambil berjalan mendekati tunangan dan adik sepupunya.
"Atau apa, Giandra?"
"Atau aku akan menghajarmu sampai mati!" Ali Khan berdiri di hadapan Ye-jun melindungi Davina.
Ye-jun hanya tersenyum smirk. "Kita lihat siapa yang bisa hidup lebih lama, aku atau kau, Khan." Ye-jun pun berjalan keluar ruang VVIP. "Ngomong-ngomong, harum tubuhmu masih seperti yang dulu ya Blaze." Ye-jun tertawa kecil. "Dan aku suka sekali harum tubuhmu."
Ali hampir menarik Ye-jun jika Bara tidak menghalangi pria yang memiliki tinggi sama dengannya.
"Biarkan dia pergi."
***
Yuhuuu Up Sore Yaaaaa
Lagi pengen genre complicated, semoga nggak bosen.
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!