...Sireñanira tinañan, unggwani sang rajaputri, tinuduhakěn aneng made sira wontěn aguling, mara sri narapati, katěmu sira akukub, perěmas natar ijo, ingungkabakěn tumuli, kagyat sang nata dadi atěmah laywan....
..........................
...Sangsaya lara kagagat, pětěng rasanikang ati, kapati sira sang katong, kang tangis mangkin gumirih, lwir guruh ing katrini, matag paněděng ing santun, awor swaraning kumbang, tangising wong lanang istri, arěrěb-rěrěb pawraning gělung lukar....
...Kidung Sunda (bait 3.29 - 3.33)...
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
Seorang pria tampan nan gagah rupawan, bersimpuh di hadapan mayat kekasih tercinta. Pria yang hebat dalam setiap pertempuran itu kalah oleh takdir cinta.
Angan bersanding dengan pujaan hati tergadaikan karena sumpah Mahapatih Gajah Mada yang menginginkan Nusantara bersatu dibawah kerajaan Majapahit.
Pria bergelar Sri Rajasanagara atau dikenal dengan nama Raja Hayam Wuruk menangis meratapi kepergian Putri Dyah Pitaloka. Seorang putri dari tanah Pasundan yang berhasil menarik hatinya.
Siang itu, petir menyambar, suara guruh menggelegar dan seluruh warga berlarian kedalam rumah. Alam seolah sedang menunjukkan murkanya, mendukung kesedihan Sang Raja yang harus rela kehilangan pujaan hatinya.
Raja Hayam Wuruk bersumpah, "Siapa pun yang terlibat dalam malapetaka ini, akan menderita dalam keabadian dan tidak pernah bersatu dengan orang yang dicintainya!"
...****************...
Di Lain tempat, seorang perwira yang selamat kembali ke Pasundan dengan membawa duka karena Maharaja dan Sang Putri tidak selamat melewati pertempuran.
Kunjungan Pasundan yang akan menikahkan Sang Putri justru berujung petaka. Mereka dibantai oleh pasukan Majapahit di bawah pimpinan Mahapatih Gajah Mada.
Pitar, perwira yang selamat dari perang mengabarkan berita memilukan kepada penguasa Pasundan. Kabar yang membuat Sang Ratu dan putrinya terluka.
Dengan air mata berderai Sang Ratu berkata, "Mulai hari ini anak Pasundan dilarang memiliki hubungan dengan keturunan Majapahit. Apabila ada yang melanggar maka akan terkena balak yang mengerikan!"
Beliau meneruskan kalimatnya, "Aku mengutuk kepada siapa pun yang telah berani menumpahkan darah Maharaja Linggabuana, akan menderita dalam keabadian dan tersiksa dalam penantian!"
Usai bersumpah, Sang Ratu menusukkan keris milik Maharaja ke perut. Beliau tewas diikuti oleh putri, para istri perwira dan punggawa yang terlibat dalam peperangan.
Awan hitam memayungi kerajaan Pasundan seolah mengabulkan sumpah Sang Ratu dan menerima belapati (bunuh diri) mereka.
Bunuh diri massal yang dilakukan para wanita Sunda itu merupakan tragedi paling mengerikan dalam sejarah Pasundan. Mereka melakukannya untuk menjaga kehormatan dan bukti kesetiaan cinta kepada para suami.
...****************...
Rombongan pasukan berkuda dengan atribut lengkap mengepung kediaman seseorang yang dianggap sebagai penyebab mangkatnya sang Raja legendaris, Raja Hayam Wuruk.
"Cari dia sampai dapat, dia harus dihukum mati atas peperangan tidak berguna ini!" perintah salah satu paman Sang Raja.
Para kerabat geram. Ulah sang Mahapatih membuat Sang Raja mangkat. Kesedihan yang teramat sangat menjadi pemicu perginya Raja menyusul kekasih hati ke alam baka.
Para prajurit merangsek masuk ke rumah Mahapatih. Namun, mereka tidak menemukan Mahapatih. Beliau telah pergi meninggalkan kediamannya.
Kesal tidak bisa menemukan Sang Patih, paman Raja Hayam Wuruk memerintahkan untuk menghancurkan dan membunuh siapapun yang menjadi abdi Mahapatih Gajah Mada.
Api berkobar besar menghanguskan seluruh Kepatihan. Gajah Mada hanya melihat tingginya kepulan asap hitam yang membumbung dari kejauhan. Beliau menyesali perbuatannya, tapi tidak ingin menyerahkan dirinya pada pasukan Majapahit.
Sang Mahapatih memutuskan untuk menyepi di suatu tempat dengan melakukan yoga samadi sebelum akhirnya benar-benar moksa menuju ketiadaan.
Sumpah yang dilontarkan Raja Hayam Wuruk dan Ratu Pasundan didengar oleh Sang Hyang Widhi, dan menjadi kutukan yang mengikat siapa pun yang terlibat dalam peristiwa yang dikenal dengan nama Perang Bubat.
Alkisah, satu manusia sengsara melewati beberapa abad dalam keabadian. Mencari penyelesaian atas hidupnya terluka karena selalu melihat kematian orang-orang tercintanya.
Seorang gadis cantik keturunan Indo Belanda terburu-buru menuju lift. Tangannya penuh dengan pesanan kopi dan paper bag, Sari sedikit kesulitan untuk menekan tombol lift. Hingga akhirnya seorang pria berbaik hati menekankan tombol lift untuknya.
" Lantai berapa mbak?" Tanya pria itu sopan
" Lantai 5 mas." jawab Sari
Pria itu tersenyum pada Sari dan menekan tombol 5. Mereka berada dalam lift hanya berdua membuat suasana sedikit canggung bagi Sari.
" Mbak kerja disini?"
" Iya,"
" Sudah lama mbak?"
" Baru aja kok, sekitar tiga tahunan."
" Lumayan lama dong."
Sari hanya mengangguk dan tersenyum. Pria itu tampak mencuri pandang pada Sari tapi dirinya tidak memperdulikan pria itu.
Pintu lift terbuka di lantai lima, Sari berpamitan pada pria itu tak lupa juga ia berterima kasih padanya.
"Makasih mas udah bantuin, saya duluan ya?!"
Pria itu tersenyum menatap kepergian Sari hingga menghilang dari pandangannya,
" Kita akan bertemu lagi ... aku akan pastikan itu terjadi, Sari." Seringai lelaki berpakaian rapi itu dari kejauhan.
Lelaki itu berjalan keluar dari lift dan menatap Sari hingga berbelok masuk ke divisinya.
Pria itu tersenyum penuh arti, akhirnya ia menemukan wanita yang diramalkan bisa menyudahi penderitaannya. Tapi untuk mendekati Sari memang tidak mudah. Ia menunggu waktu yang tepat.
"Apa saya perlu memaksanya untuk bekerja dengan anda tuan?" tanya seseorang yang muncul di belakang pria misterius itu.
"Nggak perlu, nanti kalo sudah saatnya juga dia akan bersama kita dengan sukarela. Sekarang ini, kita biarkan saja dia menjalankan tugasnya. Kita harus bersabar menunggu dia menerima kekuatan yang aku perlukan." jawab pria misterius itu.
"Baik, tuan! Lalu sekarang saya harus bagaimana?"
"Lakukan sesuai rencana, sambil menunggu dia siap bergabung bersama kita." sahutnya dengan tersenyum.
Lelaki misterius itu berbalik dan menuju ke sebuah ruangan. Ia bertemu dengan salah satu petinggi di kantor tempat Sari bekerja.
"Selamat pagi pak … senang akhirnya bisa bertemu dengan anda." sapa Pak Syamsul, Direktur Utama salah satu stasiun televisi tempat Sari bernaung.
"Pagi … saya juga senang bisa diberi kesempatan untuk berinvestasi disini." balas pria misterius itu.
"Silahkan duduk pak … maaf saya belum tahu nama Anda siapa?" tanya pak Syamsul pada pria misterius itu.
"Panggil saja saya Lingga, ini asisten saya Saka."
"Kalau mas Saka kita sering ketemu akhir-akhir ini … jadi gimana, apa sudah diputuskan program mana yang mau disponsori pak Lingga?"
"Journey to the East. Saya sangat tertarik sama program satu itu. Unik."
"Pilihan bagus pak, itu memang lagi banyak diminati. Rating bagus juga." sahut pak Syamsul.
Sebenarnya rating Journey to the East justru sedang mengalami penurunan karena host yang kurang memenuhi etika dan terkesan sesuka hatinya menghina adat istiadat satu daerah. Tapi demi menarik investor seperti Pak Lingga, sedikit kebohongan adalah trik jitu untuk menutupi kekurangan.
Pak Lingga memberikan kode pada Saka untuk memberikan sesuatu pada pak Syamsul. Saka mengeluarkan amplop coklat sedang yang langsung diserahkan kepada Pak Syamsul.
"Ini … " pak Syamsul memegang selembar cek dengan nilai cukup besar dari pak Lingga.
"Ini hanya deposit awal. Saya mau lihat dulu perkembangan Journey to the East, kalau memang bagus saya siap jadi pendana utama untuk satu tahun tapi, dengan syarat." sahut pak Lingga.
Pak Syamsul menunggu dan penasaran dengan syarat yang akan diajukan oleh salah satu investor besarnya itu.
"Apa syaratnya?"
"Syaratnya saya minta tim Journey to the East adalah orang-orang pilihan saya. Dan saya sendiri sebagai ketua tim liputan." jawabnya dengan serius.
Pak Syamsul terperangah dengan permintaan pak Lingga. Ia merasa heran untuk apa sponsor turun tangan langsung bahkan meminta untuk jadi ketua tim. Permintaan yang cukup masuk akal sebenarnya mengingat Pak Lingga penyandang dana utama, tapi juga sangat jarang dilakukan oleh sponsor yang lain.
"Ada apa? Apa syarat saya terlalu rumit untuk dilakukan?" tanya Pak Lingga dengan tatapan tajam seolah menekan pak Syamsul untuk menyetujuinya.
"Eeh, ehm nggak juga sih … cuma ini diluar kebiasaan, maaf jika saya sedikit terkejut." elak pak Syamsul.
"Good, jadi kapan saya bisa terjun mendampingi mereka?!" tanya Pak Lingga to the point.
"Saya belum berkomunikasi dengan divisi mereka. Tapi untuk sekarang, mereka sudah memiliki sponsor yang juga akan terjun ke lapangan bersama." Pak Syamsul menjelaskan.
"Baiklah, saya tunggu kabar baik dari Anda pak. Semoga saja next project saya sudah bisa terjun langsung."
Pak Lingga melanjutkan perkataannya lagi, "Untuk anggota tim, saya minta Sari harus masuk dalam liputan."
"Sari? Bapak kenal dia?"
"Belum, tapi saya tertarik dengan gadis itu. Dia cocok sekali untuk bergabung di program itu." Pak Lingga tersenyum penuh arti.
Wah ada aroma cinlok tercium oleh saya ini? Tapi Sari memang cantik, pantes aja Pak Lingga minta dia jadi anggotanya.
Tim liputan Journey to the East, berkumpul di ruang meeting. Sari yang baru kembali dari Belanda usai melakukan prosesi pemakaman Tante Danique juga sudah hadir. Pak Arya datang bersama dua orang baru. Semua anggota tim langsung mengalihkan perhatian mereka kepada dua orang baru itu.
"Pagi semuanya … kayaknya udah kumpul semua ya?! Sar, selamat datang kembali!" Pak Arya membuka meeting pagi itu.
"Sebelumnya saya ucapkan selamat program yang kalian gawangi berhasil menduduki rating teratas dan juga terima kasih atas kerja keras kalian."
"Untuk next project, ada sedikit perubahan di dalam tim. Saya perkenalkan ini pak Lingga, dia bertindak sebagai sponsor utama sekaligus ketua tim yang baru." Pak Arya mengenalkan salah satu dari pria yang bersamanya.
Sari dan yang lainnya saling berpandangan. Bagas tidak bereaksi, dia cukup santai menghadapi pergantian jabatan.
"Anggota tim kita akan bertambah juga, pak Lingga membawa tiga orang anggota baru sebagai tambahan tim." lanjut Pak Arya.
Sari menatap ke arah orang yang dikenalkan pak Arya sebagai pak Lingga.
Kayaknya pernah liat orang ini, tapi dimana ya?
Pria yang bernama pak Lingga itu memiliki tinggi sekitar 180 cm dengan rambut cepak. Lesung Pipit yang menghiasi kedua pipinya menambah ketampanan wajah pria berkulit putih itu.
Asistennya Saka, memiliki tinggi tak jauh beda dengan pak Lingga. Sama seperti Pak Lingga, Saka memiliki kulit putih pucat dan berkacamata. Tatapan matanya sangat tajam membuat siapa pun yang berani menatapnya akan memalingkan wajahnya dalam sekejap.
Sari bisa merasakan aura kuat yang terpancar dari tubuh keduanya. Mereka bukan orang biasa dan Sari tahu itu sejak pertama mereka berdua memasuki ruangan meeting.
Tekanan yang muncul dari aura keduanya membuat Sari sedikit sesak dan gerah.
"Don, kamu ngerasa ada yang aneh nggak sih dari mereka?" tanya Sari pada Doni yang tengah asyik memainkan pulpen di tangannya.
"Hhm, mereka bukan orang biasa Sar. Kagak jahat tapi baik juga kagak. Ikutin aja dulu deh permainan mereka!" bisik Doni.
Saka menatap Doni dan Sari dengan tajam. Mereka beradu pandang seolah ada bendera perang yang siap berkibar diantara dua kubu.
"Pak Lingga silahkan jika ingin memperkenalkan diri." Pak Arya memberikan kesempatan kepada pak Lingga untuk berbicara.
"Makasih pak Arya atas waktunya. Selamat pagi semuanya, kalian bisa panggil saya Lingga. Maaf kalo kalian terkejut dengan kedatangan kami. Mulai hari ini sampai satu tahun ke depan program Journey to the East akan berada di bawah kepemimpinan saya."
"Maaf pak, satu tahun ke depan? Saya nggak salah dengar kan?" Sari menyela perkataan pak Lingga.
"Iya, kenapa emang apa kurang lama? Dua tahun atau tiga tahun?" tanya balik pak Lingga.
Sari menatap skeptis pada pak Lingga, ia benar-benar tidak mempercayai perkataan pria di depannya ini.
"Apa bapak yakin program kita bakalan bertahan selama itu?"
"Kenapa nggak? Kita punya tim solid, saya punya kalian jadi kenapa harus pesimis?!" Tatap pak Lingga tajam pada Sari.
"Jangan lupakan penonton pak, tim solid tanpa bahan liputan bagus its nonsense!" jawab Sari lagi. (itu omong kosong)
"Itu tugas kalian untuk tentukan pilihan liputan. Dan … saya yakin mbak Sari bisa melakukan yang terbaik untuk program ini. Apa saya salah?!"
Orang ini … aneh. Aku nggak suka tatapan matanya. Doni bener deh, dia bukan orang biasa. Kekuatannya cukup besar buat ciptain medan energi sekuat ini!
Sari melengkungkan senyumnya, ia mengalah. "Ok, kita lihat gimana besok deh pak. Tapi jangan terlalu berharap banyak dengan kami!"
"Sari, ada hal yang dipertaruhkan disini dan saya minta kalian juga bisa memahami posisi saya sebagai sponsor utama kalian. Jadi tolong, berikan yang terbaik untuk tim!" pinta pak Lingga.
Bagas, Doni, Ahmad dan Rara saling berpandangan. Sementara Sari seolah tidak ingin mengalihkan pandangannya dari pak Lingga. Sesuatu dalam tubuh pak Lingga membuatnya penasaran.
"Sar, sadar! Jangan macem-macem dulu!" bisik Doni.
Sari hanya melirikkan matanya sekilas, "Aku nggak macem-macem Don, cuma semacem aja kok … menikmati ketampanan pria arogan bernama Lingga!"
Hmm, kagak bisa lihat bening dikit Lo! Noh si Bagas kebakaran jenggot!" bisik Doni kesal, Sari hanya tersenyum dan menatap Bagas yang sedang memperhatikan dirinya.
"Mas Bagas, apa ada yang mau ditanyakan? Maaf saya mengambil posisi anda sekarang?!" yanya pak Lingga.
"Oh, nggak apa-apa pak! Itu hak bapak kok, kebetulan malah jadi saya bisa fokus ngurus pernikahan saya sama Sari!" jawab Bagas santai.
"Menikah? Kalian berdua?" Pak Lingga sedikit terkejut, dan menatap keduanya.
"Insyaallah pak." jawab Bagas diiringi anggukan dari Sari.
Pak Lingga menatap Sari dengan ekspresi yang rumit. Saka mendekati pak Lingga dan membisikkan sesuatu. Pak Lingga mengangguk, ia kemudian berkata.
"Tambahan tim kalian sudah datang, mereka ada disini. Kalian bertiga masuk?!" perintah pak Lingga kepada tiga orang yang rupanya sudah menunggu diluar.
Ketiga orang yang dipanggil pak Lingga masuk ke dalam ruangan meeting. Aura mereka berbenturan dengan Sari membuat Sari merasa dalam ruangan bertekanan tinggi.
"Don …" tangan Sari memegang pergelangan tangan Doni.
"Jangan ladenin, cuekin aja!"
Ketiga orang itu terdiri dari satu wanita dan dua orang lelaki. Ketiganya memiliki wajah pucat dan dingin. Yang perempuan sangat cantik tapi juga terlihat kejam, sedang dua yang lain tampak lebih ramah dengan senyum menghiasi wajah pucat mereka.
Kenapa aku lihat mereka kayak di film Buffy the vampire slayer?!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!