Prolog
--Tahun 2500 masehi di sebuah ruangan laboratorium, seorang pria tua sedang melihat sebuah smartphone. "Haha, akhirnya smartphone canggih yang tidak bisa diukur dengan akal sehat tercipta" Pria tua terbahak-bahak.
Namun tidak lama kemudian pria tua bersedih dan menghela nafas. "Tapi percuma saja, di dunia ini sekarang dikuasai oleh spesies lain, dan zombie yang telah berevolusi. Bahkan jumlah umat manusia bisa dihitung dengan jari."
"Aku ingin mengirmkan smartphone ini ke masa lalu sebelum dunia berubah." Pria tua mengambil smartphone lalu menaruhnya di atas sebuah mesin. Pria tua menekan tombol 2025 dan berkata. "Siapa saja yang mendapatkan smartphone ini, semoga bisa mengubah dunia." Pria tua tersenyum kemudian menekan tombol. "Cring." Smartphone lalu menghilang.--
Di sebuah cafe seorang pria sekitar usia 20 tahunan sedang duduk meminum secangkir coffee, namanya adalah Adam Javier. Adam Javier adalah seorang berdarah inggris dan Indonesia. Ayah Adam berdarah Indonesia, sedangkan ibu Adam berdarah inggris. Wajah Adam perpaduan orang Indonesia dan Inggris, sedangkan rambut Adam bewarna kuning seperti rambut ibunya.
Adam Javier saat ini tinggal di Indonesia dan sedang menempuh semester tua. "Sial, kenapa skripsiku ditolak lagi." Adam cemberut lalu meminum coffee. "Sepertinya aku harus menyuap dosen penguji." Adam menyeringai.
Tiba-tiba sebuah smartphone jatuh di kepala Adam. "Duk." "Berengsek, siapa yang berani melemparku dengan smartphone." Teriak Adam marah dan melihat sekitar. Semua orang melihat Adam, lalu tidak lama kemudian mengabaikannya. "Jika tidak ada yang mengaku. Aku ambil smartphone ini." Adam mengutuk lalu melihat smartphone di kakinya.
"Eh, kenapa smartphone ini tidak mempunyai merek. Apa smartphone ini illegal atau buatan sendiri." Adam heran. "Adam aku ingin lihat smartphone yang jatuh mengenai kepalamu." Kata seorang pria pelayan cafe. "Ini." Adam memberikan smartphone kepada pelayan cafe, karena Adam mengenal pelayan cafe.
"Mana Smartphonenya." Tanya pelayan cafe. "Sialan, ini ditanganku." Balas Adam mulai jengkel. "Jangan bercanda, ditanganmu tidak ada apa-apa." Pelayan cafe menatap Adam dengan aneh. "Apa kamu tidak bisa melihat smartphone ditanganku." Adam menunjukan smartphone di depan mata pelayan. "Huh, bercandamu tidak lucu, aku akan lanjut bekerja." Pelayan cafe jengkel lalu pergi.
Melihat pelayan cafe pergi, Adam termenung. "Sial, Jangan bilang smartphone ini gaib." Adam mengutuk lalu tidak sadar melemparkan smartphone. Namun beberapa detik kemudian Adam melihat smartphone tiba-tiba muncul kembali di tangannya. "Ahhhh." Adam berteriak.
Semua orang yang berada di cafe mulai menatap Adam. "Hehe, maaf. Aku terkejut memenangkan lotre." Adam tertawa dengan malu dan mencari alasan.
Adam merinding melihat smartphone ditangannya, lalu tiba-tiba sebuah pesan muncul. Adam ragu beberapa saat namun memberanikan diri melihat pesan. (Selamat anda orang terpilih untuk mendapatkan smartphone canggih dari masa depan. Anda dapat meningkatkan kekuatan fisik, kecepatan, membeli peralatan, makanan dan berbagai hal dari sekarang.) Adam terpana melihat pesan yang dia baca.
"Ting." Adam melihat sebuah pesan lagi yang muncul. (Perubahan dunia akan terjadi dalam 1 jam, virus zombie akan menyebar dan hewan akan bermutasi.) "Hahaha, aku pasti sudah gila." Adam yang membaca pesan mulai tertawa seperti orang gila.
Adam teridiam cukup lama lalu berteriak. "Aku harus pulang." Adam mempunyai firasat bahwa dia tidak gila, dan smartphone ditangannya nyata. Adam mengendarai motornya lalu pulang menuju rumahnya.
Saat dalam perjalanan Adam tiba-tiba berhenti di depan supermarket. "Jika pesan itu nyata, berarti aku harus membeli makanan pokok." Adam melihat smartphone di saku celananya lalu masuk ke dalam supermarket.
"Ahh, Adam selamat datang." Seorang kasir perempuan berusia 25 tahunan tersenyum melihat Adam. Adam melihat perempuan yang tersenyum padanya dan berkata dengan nada pelan. "Erika apa kamu bisa ijin pulang dulu." "Memangnya kenapa." Perempuan penjaga kasir yang di panggil Erika bertanya dengan heran.
"Aku memiliki firasat bahwa virus zombie seperti di film-film, akan terjadi di dunia nyata." Bisik Adam. "Pufff, kamu terlalu sering menonton film zombie Adam." Erika mencoba menahan tawa. "Terserah kamu mau mempercayaiku atau tidak." Adam menghela nafas lalu mulai membeli makanan pokok. Seperti beras, mie instan, roti, air botolan dan lain-lain.
Erika terkejut melihat Adam membeli banyak makanan pokok. "Jangan melihatku seperti itu, aku percaya firasatku." Balas Adam. Erika menggeleng lalu mulai mengambil makanan yang di beli Adam. "Totalnya 300 ribu rupiah." Kata Erika. Adam kemudian memberikan uang ke Erika.
Adam mengambil makanan pokok yang dia beli lalu berkata. "Semoga kita bisa bertemu lagi Erika." Adam keluar supermarket dan menuju ke sepeda motornya. "Beruntung aku tidak suka menonton film zombie, atau aku akan paranoid seperti dia." Erika menggeleng.
Beberapa menit kemudian Adam tiba dirumahnya. "Mom, Dad, aku pulang." Teriak Adam. "Adam, ayah dan ibumu bukannya pergi ke rumah nenekmu di luar kota." Seorang wanita berusia 30 tahunan keluar dengan memegang sapu.
"Aku lupa mereka berdua tidak ada dirumah." Adam menepuk dahinya. Adam mengambil smartphone pribadinya lalu mengirim pesan ke ayah dan ibunya. "Ayah , Ibu jaga diri kalian baik-baik virus zombie akan muncul 30 menit lagi." Adam melihat pesannya terkirim lalu menghela nafas.
"Bibi Nina, apakah kamu tidak ingin menghubungi keluargamu." Adam melihat wanita berusia 30 tahunan yang memegang sapu. "Tidak Adam, aku sudah menghubungi ibuku beberapa menit lalu." Wanita yang di panggil Nina tertawa.
Mungkin Ada yang minat untuk beli akun ini.
Silakan hubungi Wa 083117662440
Adam melihat wanita berusia 30 tahunan yang menjadi pembantu rumahnya lalu bergumam pelan. "Dia adalah seorang janda, suaminya menceraikannya karena dia tidak bisa melahirkan. Kemudian dia memutuskan untuk mencari kerja di luar kota untuk melupakan mantan suaminya."
"Apa Bibi Nina tidak ingin menikah lagi. Bibi Nina masih cantik menurutku." Adam menatap Nina yang sedang menyapu. "Hehe, terimakasih pujiannya Adam. Bibi masih tidak ingin menikah." Nina tersenyum. "Itu terserah bibi." Adam menaruh makanan pokok ke dapur. "Apa dia mau mengadakan pesta makan." Gumam Nina dipikirannya melihat Adam membeli banyak makanan.
Setelah menaruh makanan pokok di dapur, Adam mulai mengkunci semua jendela dan menutup dengan kain. "Adam kenapa kamu menutup semua jendela." Nina bertanya dengan heran. "Sebentar lagi virus zombie seperti di film-film akan muncul di dunia nyata. Jadi kita harus bersiap-siap." Balas Adam dengan serius.
Nina terkejut dengan balasan Adam dan bergumam pelan. "Ini pasti akibat sering menonton film zombie." Nina tahu bahwa Adam suka menonton film zombie.
Adam melihat smartphone pribadinya berbunyi dan melihat ibunya menelvon. "Adam apa kamu masih sehat, mana ada zombie di dunia nyata. Ibu ingin kamu berhenti menonton film zombie dari sekarang, dan mulai fokus mengerjakan skripsi." Teriak ibu Adam saat panggilannya dijawab. "Uhh, tapi aku tidak berbohong mom." Adam bingung mau menjelaskan. "Ibu tidak mau tahu, kamu harus berhenti menonton film zombie." Kata Ibu Adam lalu menutup panggilan. "Hehe." Nina tertawa melihat Adam dimarahin ibunya.
Adam melihat Nina yang tertawa dan berkata. "Bibi aku ingin makan, buatkan aku telur goreng." "Tunggu sebentar." Nina tertawa melewati Adam. "Sialan, kenapa tidak ada orang yang mempercayaiku." Adam mengutuk.
Adam melihat smartphone yang dia dapatkan lalu mulai melihat aplikasi. "Ehh." Adam terkejut dengan yang dilihatnya.
Nama : Adam Javier
Usia : 23 tahun
Level : 1 next level (0/10) exp
Kekuatan : 4
Agility : 5
Vitalitas : 3
Stamina : 4/5
Reflek : 3
Poin : 0
"Apa ini statusku. Statusku terlalu buruk." Adam terkejut melihat statusnya.
"Ahhh." Adam mendengar teriakan di dapur. "Ada apa bibi." Adam berlari menuju ke dapur. Adam kemudian melihat Nina ketakutan dan berdiri di atas kursi. "Adam lihat kecoa itu." Nina menunjuk ke bawah.
Adam melihat kearah Nina menunjuk dan terkejut dengan yang dilihatnya. Adam melihat kecoa bewarna coklat yang ukurannya sebesar tangan pria dewasa. "Besar sekali." Adam merinding melihat kecoa sebesar tangan.
"Dia terbang ke arahku." Adam terkejut lalu tiarap. "Ahhh." Nina berteriak ketakutan melihat kecoa terbang. "Apa jangan-jangan perubahan dunia sudah mulai." Adam mulai gugup. "Jika kecoa bisa sebesar tangan seorang pria. Bagaimana dengan perubahan hewan lainnya." Gumam Adam.
"Adam kecoa itu terbang ke arahku." Nina berteriak ketakutan. Adam mengigit bibirnya lalu mengambil sapu dan mengayunkan ke kecoa. "Bukk." Kecoa menghantam dinding. "Adam bunuh itu cepat." Nina yang ketakutan menyuruh Adam membunuh kecoa dengan sangat cepat.
"Aku tahu." Adam mengangguk lalu memukul kecoa berkali-kali dengan sapu. "Buk, buk. Sial masih belum mati." Adam mengutuk lalu mengambil pisau dan menusuk kecoa. Badan kecoa bergetar lalu tidak lama kemudian berhenti bergerak.
"Adam, kenapa kecoa bisa sebesar itu." Nina ketakutan melihat mayat kecoa. "Sudah kubilang, perubahan dunia akan terjadi, dan sekarang kecoa adalah salah satu contohnya." Balas Adam. "Ahh, jangan bilang kamu serius." Nina tidak percaya dengan Adam. "Sudahlah bibi mau percaya atau tidak, sekarang cepat masak. Aku akan menemanimu, aku takut kecoa sebesar itu akan muncul lagi." Balas Adam. "Baik, kamu harus menemani bibi." Nina merinding melihat mayat kecoa lalu melanjutkan memasak.
"Ting." Adam melihat smartphonenya berbunyi. Renji terkejut melihat sebuah pesan masuk. (Kill Kecoa bermutasi Exp +1, coin +10.) "Ohh, aku mendapatkan exp dan coin dari membunuh kecoa." Gumam Adam dengan pelan.
"Benar, aku masih belum melihat semua aplikasi di smartphone ini." Adam mulai melihat aplikasi di smartphonenya. "Ehh, hanya ada 4 aplikasi di smartphone." Adam melihat aplikasi yang menunjukan statusnya, pesan, buku, dan kerajang.
Adam melihat aplikasi buku dan terkejut ada gambar kecoa berserta infonya. "Kecoa mutasi Periplaneta australasiae, mempunyai panjang 15-20cm. Bewarna coklat dengan garis sisi kuning pucat pada sayap." "Glek." Adam menelan ludah melihat info kecoa. "Seharusnya kecoa normal tidak sebesar ini."
Adam melihat hanya ada 1 gambar di buku, lalu melihat aplikasi keranjang. Adam terkejut di aplikasi keranjang terdapat banyak gambar makanan beserta harganya, Adam mulai mengeser ke bawah lalu melihat banyak gambar pakaian, senjata dan lain-lain. "Ini seperti system belanja online. Namun semua barang disini dijual dengan coin." Adam melihat sebuah daging sapi sebesar 1 kg dijual dengan harga 1 coin. Sedangkan Adam melihat dirinya mempunyai 10 coin.
"Baiklah tidak ada salahnya mencoba membeli." Adam menekan gambar daging sapi lalu menekan tulisan Buy. Adam melihat cahaya putih keluar dari smartphonenya, kemudian sebuah daging sapi muncul di depannya. "Ahhh." Adam berteriak. "Ada apa Adam." Nina melihat Adam.
"Tidak ada apa-apa bibi." Adam tersenyum. "Oh. Kukira ada kecoa lagi" Nina menghela nafas lalu melanjutkan memasak. Adam melihat daging sapi di depannya lalu menyentuhnya. "Ini daging sapi asli." Gumam Adam.
Adam terdiam cukup lama kemudian menyeringai "Dengan smartphone ini aku tidak akan pernah kelaparan lagi. Aku akan menamaimu smartphone special." Adam mengangkat smartphone dan tersenyum. "Kenapa dia tersenyum sendiri, apa dia sangat bahagia karena berhasil membunuh kecoa." Nina yang melihat Adam tersenyum seperti orang gila menggeleng.
"Boomm!!." Adam mendengar suara ledakan. "Apa itu." Kata Nina gugup. "Terus lanjutkan memasak bibi. Aku akan melihatnya." Adam mengambil sapu lalu berjalan ke arah ruang tamu. Adam mengangkat kain jendela lalu mulai mengintip.
"Sialan." Adam terkejut melihat dua mobil yang bertabrakan di depan rumahnya. "Apakah aku harus menolong mereka." Adam mulai ragu. Namun tidak lama kemudian Adam melihat seorang wanita keluar dari dalam mobil.
"Dia terluka parah, namun masih bisa berjalan." Adam melihat wanita tersebut telah kehilangan salah satu lengannya, dan badannya penuh penuh dengan darah. Namun wanita tetap berjalan ke arah mobil lawan yang menabraknya. "Apa dia akan mengigit orang yang di dalam mobil tersebut." Adam mulai menebak.
Betul dugaan Adam, wanita mengigit leher pria di dalam mobil. "Aahhh." Adam mendengar suara teriakan. "Glek." Adam menelan ludah dan tangannya yang memegang sapu gemetaran. "Kenapa dunia bisa berubah seperti ini, meski aku suka menonton film zombie. Aku tidak ingin dunia seperti ini." Adam mulai ketakutan.
"Oh, tidak." Adam melihat wanita menatap ke arahnya. Adam dengan cepat menutup jendela dengan kain. "Semoga dia tidak melihatku." Adam mulai gugup. Adam mulai mengintip di sela-sela jendela dan terkejut melihat wanita berjalan menuju rumahnya. "Apa yang harus kulakukan." Adam mulai panik.
Adam mulai berlari ke kamarnya dan mengambil sebuah tongkat bisbol yang terbuat dari besi. "tongkat ini setidaknya lebih baik dari sapu." Adam membuang sapu. Adam memakai jaket dan mengambil tongkat bisbol. "Aku tidak perlu takut, karena aku mempunyai smartphone special." Adam mulai menghibur dirinya sendiri.
Adam dengan gugup membuka pintu. "Woar." Wanita berteriak lalu berlari ke arah Adam. "Oh, sial." "Buk." Secara reflek Adam memukul tongkat bisbol ke arah wajah wanita. Adam melihat wanita terdiam lalu mulai berteriak. "Wahh." "Jangan mendekat." Adam memukul wajah wanita dengan keras. "Bukk." Wanita terjatuh.
Adam melihat wanita mencoba mengigit kakinya. "Jangan gigit kakiku." Secara spontan Adam memukuli kepala wanita dengan tongkat bisbol bertubi-tubi. "Buk." "Buk." "Buk." Tidak lama kemudian Adam melihat kepala wanita sudah hancur. "Uueek." Adam mulai muntah lalu masuk ke dalam rumahnya dan mengkunci pintu.
"Uueek." "Uueek." Adam terus muntah di dalam rumahnya. "Adam kamu kenapa." Nina berjalan ke arah Adam dengan khawatir. "Apa kamu sakit." Nina khawatir, dan memegangi punggung Adam. "Aku tidak sakit, ini efek membunuh zombie." Adam berwajah pucat lalu masuk ke dalam kamarnya.
Nina bingung dengan kata Adam lalu mulai mengintip dari jendela. "Ahh." Nina terkejut melihat mayat wanita di depan rumah. "Kenapa ada mayat manusia." Nina ketakutan. Nina lalu melihat dua pria yang badannya berlumuran darah dan penuh luka berjalan menuju ke arah rumah. "Ahh." Nina berteriak dan secara spontan menutup jendela dengan kain.
"Adam apa mereka zombie." Nina berteriak ketakutan lalu berdiri di depan pintu kamar Adam. "Bukankah sudah kuberitahu sebelumnya. Bahwa virus zombie akan menyebar." Adam membalas Nina dengan lesu. "Aku ingin memulihkan kondisi mentalku terlebih dulu, Bibi jangan pernah membuka pintu." Kata Adam. "Baik." Nina mengangguk ketakutan.
Adam yang berwajah pucat melihat smartphone specialnya memiliki 1 pesan. Adam membuka pesan dan melihat dirinya mendapatkan 2 exp dan 20 coin. "Kurang 7exp lagi aku level up." Adam berkata dengan lesu.
Adam melihat smartphone pribadinya dan melihat banyak story di media social. "Barusan aku melihat seorang pria gila mengigit leher seorang wanita. Leher wanita itu langsung berdarah, gigi pria gila itu pasti tajam." "Bodoh, dia zombie bukan pria gila." Adam menggeleng melihat story.
Adam lalu melihat berita di internet. "Rupanya belum banyak berita tentang zombie, pemerintah juga masih belum menyadarinya karena ini baru beberapa menit setelah virus zombie tersebar." Gumam Adam secara pelan.
Adam terdiam beberapa detik lalu bergumam. "Mengapa aku dan Nina tidak berubah menjadi zombie, apa kita berdua orang yang beruntung. Kalau aku pasti beruntung, karena mendapatkan smartphone special."
Adam ingin menghubungi kedua orang tuanya, namun tersenyum kecut melihat nomor kedua orang tuanya tidak aktif. "Semoga mom dan dad baik-baik saja." Adam menghela nafas. Adam menarik nafas kemudian keluar dari kamarnya. Adam kemudian mengambil tongkat bisbol yang berlumuran darah dan bergumam. "Aku harus membunuh zombie."
Beberapa detik kemudian Adam mengingat kepala wanita yang hancur karena pukulannya lalu muntah kembali. "Uueek." "Uueek." "Adam apa kamu baik-baik saja." Nina khawatir dan mengosok punggung Adam. "Tenang bibi aku baik-baik saja." Adam menggeleng. "Jika ada sesuatu yang terjadi padamu, bibi yang akan dimarahi orang tuamu." Nina tersenyum kecut. "Tenang Bibi, aku bukan anak kecil, aku pria dewasa." Balas Adam tersenyum.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!