Halo semuanya, perkenalkan namaku Athena Mahendra Arunika. Orang-orang memanggilku The atau Thena, beberapa lainnya memilih memanggil Athena. Aku sekarang duduk di kelas 11 SMA. Aku bersekolah di SMA Maheswari.
"Akak The" Mommy sudah memanggil, waktunya sarapan.
Aku bergegas menyelesaikan ritual pagiku yang tak seberapa, hanya mengikat rambutku ala ekor kuda, menaburi wajahku dengan bedak bubuk dan juga mengolesi bibirku dengan liptint.
"Bentar, ma" kataku.
Aku lalu mengambil tasku, tak lupa ponsel dan laptopku.
"Selamat pagi Daddy, mommy, dek Nevan" sapaku pada kedua orang tua dan adikku.
Ohiya, Nevan sudah duduk di kelas 1 SMP, tapi berencana akan mengikuti ujian tahun depan, ia mengikuti kelas percepatan. Ia kini berumur 11 tahun.
Sarapan berlangsung dengan tenang. Setelah selesai sarapan, seperti biasa aku akan berangkat terlebih dahulu bersama Min yang menjadi ojek dadakan atas perintah opa Lathief. Ketimbang menggunakan ojek online, opa Lathief malah meminta Min menjadi tukang ojekku. Aku cukup mengiyakan, mengerti kekhawatiran opa.
"Daddy, mommy, Nevan, akak The berangkat yah" pamitku.
Aku mencium punggung tangan daddy dan mommy yang dibalas dengan kecupan di dahiku. Aku mengusap rambut Nevan sebelum menaiki motor menjadi penumpang Min.
Setiap hari Senin hingga Jum'at aku akan berada di sekolah. Sabtu pagi aku akan mengikuti latihan bela diri di klub teman Daddy hingga jam 12 siang. Setelah itu aku akan beristirahat kemudian menghabiskan waktu bersama keluarga diakhir pekan.
"Akak The" sapa Arvin dan Arion. Yah, mereka menyusul ku masuk SMA lebih cepat dari perkiraan ku, mereka mengikuti kelas percepatan yang sayangnya dikabulkan oleh pihak sekolah mereka. Hidup tenangku di kelas 10 mendadak lenyap karena kedatangan si kembar yang mendadak menjadi bodyguard ku di sekolah.
Aku melambaikan tanganku yang bebas.
"Kalian cepat banget datangnya" kataku.
"Kami nebeng dimobil papa. Papa berangkat lebih pagi" jawab Arvin.
Arion sudah menggandeng tangan bebas kakaknya.
Athena sudah mewanti-wanti mereka berdua untuk tidak memberitahu orang-orang jika mereka bersaudara sepupu. Yang tentu saja langsung diiyakan oleh mereka berdua.
"Padahal kalian punya supir yang bisa mengantar kalian lebih siang, tidak sepagi ini"
"Tapi kami sedang ingin diantar papa." kata Arion ngeyel.
"Yaudah, lepasin tangan kakak. Kakak udah sampai di kelas" pintaku.
Arion melepas tangannya dari tanganku.
"Bye" ucap mereka bersamaan.
Aku juga sudah memberitahu kepada mereka untuk tidak mencium ku di sekolah.
"Belajar yang rajin" kataku.
Mereka mengangguk, kemudian berlalu pergi.
Aku memasuki kelas, dimana sudah ada Fany yang duduk di bangkunya. Fany, gadis yang baik, terlihat imut dengan kacamata nya.
"Cepet banget, Fan" kataku.
"Supir di rumah sedang izin, jadi minta diantar papa sebelum ke kantor. Karena kantornya beda arah, berangkatnya lebih pagi." jelas Fany.
Aku mengangguk mengerti. Fany ini anak salah satu pengusaha di kota ini. Papanya punya tambang batubara di pulau sebelah. Tapi meskipun Fany orang yang berkecukupan, ia tidak pernah menyombongkan hartanya.
"Hari ini katanya kita diminta ngajuin tempat buat praktek lapangan." Fany memberikan info yang cukup membuatku kaget. Aku belum memberitahu Daddy dan mommy masalah ini.
"Kamu sudah ada pilihan?" tanyaku.
"Aku pilih sektor perkantoran. Aku akan praktek di kantor papa." jawab Fany.
"Pilihan yang bagus. Biar gak terlalu ribet juga, kan milik sendiri" candaku.
Fany tertawa mendengar perkataanku.
"Tuhh tauu" katanya.
Baiklah, hari ini aku akan dihadapkan pilihan akan ku bawa kemana diriku selama 3 bulan ke depan. Pilihannya ada perkantoran, pendidikan, tambang dan juga pertanian. Karena aku belum memberitahukan kepada Daddy, aku memilih bidang pertanian. Kali aja di kirim ke kebun anggur, seperti milik Oma Aina di Turkey.
Praktek lapangan ini menjadi penentu untuk duduk di kelas 3. Kita akan berada dilapangan selama 3 bulan, dan 3 bulannya lagi diberikan waktu untuk membuat laporan. Ohiya, sistem ini baru berjalan 10 tahun belakangan. Daddy menambahkan sistem ini untuk membentuk karakter setiap murid yang bersekolah disini. Kita bisa memilih tempat praktek sendiri, tapi aku akan menantang diriku untuk mengikuti pilihan sekolah.
"Min, tolong singgah di toko buku sebentar" ucap Alda pada pengawalnya yang merangkap menjadi tukang ojek demi keamanan si Nona.
"Baik, nona" jawab Min sopan.
Min menghentikan motornya di depan sebuah toko buku yang selalu nona nya kunjungi.
"Min, tolong tunggu sebentar. Aku hanya akan mengambil satu buku"
"Baik, nona"
Athena kemudian bergegas masuk ke toko buku, mencari buku yang ia butuhkan. Setelah mendapatkan nya, ia lalu membayarnya dan melanjutkan perjalanan pulang hingga di rumahnya.
Athena membuka pintu dengan pelan, takut mengganggu mommy nya yang biasanya akan tidur disofa bed ruang keluarga. Tapi perkiraannya salah, mommy nya sedang nonton berita terkini. Disebelahnya ada Nevan yang sedang belajar.
"Wah, sudah pulang nih anak mommy" sapa Alda saat melihat keberadaan putrinya.
Athena mencium punggung tangan mommy nya, tak lupa mengacak rambut Nevan.
"Akak The bersih-bersih dulu" katanya kemudian berlalu masuk ke kamarnya.
Setelah mandi, Athena kembali ke ruang keluarga.
"Makan dulu, sayang" suruh Alda.
Athena menggeleng, ia memeluk pinggang mommy nya, menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher sang mommy.
"The gak lapar" ucapnya pelan.
Alda menepuk bahu anaknya. Tiba-tiba putrinya manja begini.
Nevan yang melihatnya juga cukup heran.
"Kenapa kak?" tanyanya.
Athena melihat ke arah adiknya.
"Kengen mommy" jawabnya.
Alda terkekeh mendengar jawaban putrinya.
"Padahal ketemu tiap hari" katanya.
Athena hanya nyengir, lalu memeluk Alda kembali. Ia menyandarkan kepalanya dipundak sang mommy. Rasanya sangat nyaman.
"Kakak tidur mom?" tanya Nevan saat melihat mata kakaknya tertutup.
Alda melihat kearah wajah anaknya. Napas anaknya teratur, tanda ia sedang tertidur.
"Kakaknya beneran tidur" ucap Alda pelan.
Nevan membantu Alda mengubah sofa menjadi bed. Alda lalu menidurkan anaknya disofa bed. Ia ikut berbaring disamping putrinya. Nevan yang tidak mau kalah pun, menghentikan kegiatannya. Ia ikut berbaring disisi lain Alda.
Alda mengelus rambut Nevan.
"Kamu juga ngantuk?"
Nevan mengangguk.
Ia memeluk lengan mommy nya.
Alda terkekeh. Nevan sudah 11 tahun, sudah duduk di kelas 1 SMP, dan meminta untuk ikut kelas percepatan agar tahun depan bisa lulus. Sedangkan Athena sudah berumur 14 tahun, dan sudah duduk di bangku kelas 2 SMA. Mereka tumbuh dengan cepat.
Renal yang baru pulang kantor merasa heran karena tidak mendapati Athena di teras. Biasanya anak itu selalu menunggunya.
Saat memasuki ruang keluarga, ia hanya menggelengkan kepalanya. Rupanya anak dan istrinya sedang tertidur di sore hari begini. Untung besok Sabtu, semuanya libur. Jadi meski mereka begadang, tentu tidak masalah. Kecuali bagi Athena, yang akan mengikuti kenaikan pangkat besok pagi.
Athena terbangun lebih dulu. Ia duduk, bersandar. Sambil mengucek matanya.
"Daddy udah pulang?" tanyanya.
Renal yang masih berdiri hanya bisa terkekeh melihat wajah sang anak.
"Sudah, sayang" jawab Renal setelah tawanya berhenti.
Athena mencium pipi Alda, agar mommy nya terbangun.
"Mommy, bangun. Udah sore. Daddy udah pulang" ucap Athena.
Alda membuka matanya. Rupanya suaminya memang sudah pulang.
"Maaf, tadi ketiduran sama anak-anak" ucap Alda.
"Gak mau maafin. Daddy gak diajak" judes Renal.
Alda terkekeh mendengar perkataan judes suaminya. Ia tahu suaminya hanya bercanda.
Athena berdiri. Memeluk Daddy nya, kemudian menariknya agar duduk disamping sang mommy.
"Hayukk bobo lagi" kata Athena.
Renal terkekeh. Ia mengelus rambut anak perempuannya.
"Daddy hanya bercanda, sayang" katanya lembut.
"The kira Daddy beneran ngambek" ucapnya.
Alda ikut terkekeh mendengar ucapan sang putri. Putrinya ini benar-benar lugu.
"Tas Daddy gak dibawain lagi?" tanya Renal.
Athena nyengir. Ia lupa. Ia lalu mengambil tas Daddy nya, menyimpannya di ruang kerja milik sang Daddy.
Seperti biasa, setelah makan malam, keluarga Renal akan berkumpul di ruang keluarga. Athena duduk disamping mommy nya. Nevan duduk disamping kakaknya. Sedangkan Renal duduk di sofa tunggal.
"Aku pilih praktek lapangan dibidang pertanian." ucap Athena hati-hati.
"Lhoo?" kaget Alda.
"Gak pilih perkantoran aja?" tanya Renal.
Athena menggeleng.
"Daddy, tolong jangan pilih kasih. Aku biar ikut aturan sekolah, biar sekolah yang pilih tempatnya. Aku gak ngisi tempat, sebenarnya bisa, apalagi opa ada kebun di puncak, tapi aku gak ingin. Aku ingin seperti mereka, aku ingin berpetualang" Athena menyampaikan niatnya.
"Tapi biasanya kalau pilih bidang pertanian terus gak pilih tempat sendiri, sekolah bakal kirim keluar" kata Renal.
"Daddy, tolong ijinkan yah." Athena memasang puppy eyes nya, berharap sang Daddy akan luluh.
Renal hanya menghela napasnya pasrah. Alda terkekeh.
"Akak The bakal jauh dong?" tanya Nevan.
"Cuman 3 bulan" Athena mengacak rambut adiknya.
"Min dan dua orang lainnya akan ikut. Mereka akan menyamar sebagai warga desa disana, ditempat yang telah sekolah sediakan" kata Renal.
Athena mengangguk. Itu adalah syarat dari Daddy nya.
"Siap"
"Kehidupan di kota dan di desa berbeda lho yah, kadang susah sinyal, tranportasi gak lancar, apalagi daerah pedalaman" beritahu Alda.
Athena memeluk mommy nya.
"I'm Athena. Dewi kebijaksanaan dari Olympus. Mommy seharusnya baik-baik saja saat aku pergi nanti" canda Athena.
Alda terkekeh. Betul. Apa yang ia khawatirkan. Semuanya bisa ia ketahui dengan cepat.
Alda mencium pipi anak gadisnya.
"Besok lolos gak yah penaikan tingkatnya?" ucap Athena khawatir.
Renal terkekeh mendengar pertanyaan anaknya.
"Kalau gak bisa, nanti Daddy yang jadi senpai nya" candanya.
"Gak mau diajar sama Daddy" kata Athena.
Renal tertawa mendengar perkataan anaknya. Nevan juga tidak mau berlatih dengan Daddy nya. Ia akan ikut kakaknya latihan bela diri.
"Kalian istirahat gih. The, tidur yang cukup. Nevan, jangan begadang" peringat Alda.
"Mom, Nevan mau ke rumah bang Arvin sama bang Arion. Udah janji tadi" kata Nevan.
"Bener? Gak bohong?"
Nevan mengangguk. Ia memperlihatkan room chatnya dengan Arvin yang memintanya ke rumahnya untuk nginap.
"Yaudah, sana. Jangan bikin pusing mama Ivana"
Nevan mengangguk.
"Nevan pergi dulu" pamit nya.
Athena membersihkan wajahnya, sikat gigi dan juga mengganti bajunya menggunakan piyama. Ia melihat ke arah nakas, disana ada foto dirinya dan Rafa sewaktu masih kecil. Ia mendapat foto itu dari Alda, saat ia diberitahu jika ia adalah anak Rafa. Di dalam foto itu, Rafa jongkok disamping Athena yang sedang berdiri sambil memegang balon. Rafa tersenyum, Athena juga memperlihatkan giginya yang masih kecil-kecil.
"Papi, yang baik yah sama kakek dan nenek, sama opa dan Oma juga" Athena mengusap wajah tampan Rafa.
"The besok ada ujian kenaikan tingkat. Doakan, supaya jadi judan" ucap Athena.
"Sleep tight, papi"
Athena mencoba menutup matanya, memberi ketenangan pada jiwanya, membiarkan tubuhnya beristirahat.
Setiap malam sebelum tidur, Renal dan Alda akan mengunjungi kamar anak-anaknya, memeriksa apakah anaknya sudah tidur atau belum. Kadang mereka mendengar Athena mengajak foto Rafa bercerita, menceritakan keseharian nya, atau Nevan yang masih dengan game nya.
Renal dan Alda memasuki kamar Athena, anaknya sudah tertidur pulas.
"Dia tumbuh begitu cepat" kata Renal.
"Anak-anak memang seperti itu. Mereka tumbuh dan berkembang" Alda mencium kening anaknya. Renal juga melakukan hal yang sama.
"Good night princess nya Daddy" ucap Renal sebelum meninggalkan kamar putrinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!