"Baiklah, kita semua sudah membuat kesepakatan bersama jika pembangunan Queen Hotel ini harus segera diselesaikan dan dipastikan selesai sebelum tahun baru tiba. Saya ucapkan terima kasih banyak atas kerjasamanya. Meeting pada hari ini saya tutup dan selamat berlibur akhir pekan," ucap Alice dengan tegas dan lugas.
"Baik, Nona Quinn," ucap para anggota meeting yang tak lain adalah rekan bisnis Alice, sambil menganggukkan kepala mereka dengan kompaknya.
Alice dan para asistennya segera meninggalkan ruangan meeting. Salah seorang pria yang tadi juga ikut meeting segera ikut keluar dan mengejarnya.
"Alice!" panggil pria itu.
Alice menghela napas panjang, dan membalikkan badannya.
"Ada apa Jason?" tanya Alice dingin.
"Aku ingin mengajakmu makan siang bersama," jawab Jason sambil tersenyum.
"Maaf Jason, aku tidak bisa. Masih ada urusan lain yang harus aku selesaikan," ucap Alice.
"Bagaimana kalau kita menikmati libur akhir pekan bersama? Aku akan membawamu berlibur ke tempat yang sangat indah," ucap Jason masih belum menyerah.
"Aku sudah mempunyai agenda sendiri. Sekali lagi aku minta maaf," ucap Alice sambil tersenyum tipis.
Jason sangat kecewa, itu terlihat sangat jelas dari raut wajah Jason. Ini sudah kesekian kalinya Alice menolak ajakannya.
Beberapa rekan bisnis yang lain keluar dari ruang meeting. Jason segera merubah mimik wajahnya.
"Baiklah kalau begitu kamu hati-hati ya dan jangan sampai telat makan. Aku tidak ingin kamu sakit," ucap Jason lembut sambil memegang bahu Alice.
Alice membulatkan matanya saat melihat tangan Jason yang dengan beraninya menyentuh bahunya. Tatapan Alice semakin dingin.
Jason tersenyum sinis. Jason sengaja ingin menunjukkan kepada rekan bisnis mereka yang kesemuanya adalah laki-laki, bahwa dia dan Alice memiliki hubungan dekat lebih dari sekedar rekan bisnis di luar urusan pekerjaan.
Alice segera menepis tangan Jason, karena tidak ingin menjadi bahan gosip di lingkungan para pengusaha. Alice segera melangkahkan kakinya dan pergi meninggalkan gedung tempat mereka melakukan kegiatan meeting.
Alicia Alexandria Quinn, dipanggil Alice, adalah CEO dari Quinn Company, menggantikan mendiang ayahnya. Saat ini Alice berusia 22 tahun. Alice adalah wanita yang cantik, cerdas, dan berhasil meraih kesuksesannya di usia yang terbilang masih muda. Sederet penghargaan yang telah dia raih. Salah satunya adalah penghargaan menjadi The Best Entrepeneur yang telah berhasil dia raih selama lima tahun berturut-turut.
Alice memiliki kepribadian yang dingin dan tegas. Kedua orang tuanya, Tuan Alejandro Quinn dan Nyonya Gabriela Quinn, telah meninggal dunia akibat kecelakaan yang menimpa mereka saat Alice berusia 15 tahun. Dan di usia 17 tahun, Alice sudah mengambil alih perusahaan keluarganya dengan dibantu oleh Tuan Ferdinand, orang kepercayaan Tuan Alejandro.
Sejak kecil Alice didiagnosa memiliki IQ di atas rata-rata, sehingga dia dengan mudahnya menyerap ilmu yang dipelajarinya. Alice menuruni kehebatan ayahnya yang handal dalam dunia bisnis. Alice juga menguasai ilmu tentang kesehatan, obat-obatan dan berbagai macam racun yang dia pelajari langsung dari ibunya yang seorang dokter.
Selain itu, Alice juga menguasai ilmu beladiri dan IT. Setelah kepergian kedua orang tuanya, Alice dididik dengan keras oleh kakeknya, Tuan Abraham Quinn, yang seorang ketua mafia yang tersohor, yaitu Cobra. Alice mahir dalam menggunakan berbagai senjata dan menjadi seorang hacker yang tak bisa diremehkan. Dia menjadi wanita tangguh yang tak terkalahkan. Beberapa rivalnya yang berusaha menjatuhkan dan menghancurkannya, namun semua usaha mereka sia-sia tanpa hasil.
Dengan berbagai keahlian yang dimilikinya dan wajah cantiknya, serta penampilannya yang selalu modis, stylist dan memukau, membuat Alice menjadi idola para kaum adam sejak dia duduk di bangku sekolah. Jason adalah salah satu pria yang memujanya. Jason adalah kakak angkatan Alice di kampusnya. Jason tiada henti mengejarnya sampai sekarang, dan itu membuat Alice jengah.
Namun, dengan kesempurnaan yang dimilikinya, membuat Alice dijauhi oleh para teman wanitanya karena rasa iri yang mereka rasakan. Alice menjadi gadis penyendiri, dia tidak mudah percaya kepada orang lain. Alice sudah terbiasa menyelesaikan semua masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Saat ini Alice berada di dalam mobil bersama kedua asisten pribadinya, Jacob dan Bella.
"Jacob, antarkan aku ke mansion keluarga Quinn," perintah Alice sambil kedua matanya sibuk menatap berkas hasil meeting tadi.
"Baik, Nona," jawab Jacob.
Jacob segera mengantarkan atasannya itu ke mansion Quinn, mansion mendiang orang tua Alice. Alice tidak tinggal di sana, tapi di mansionnya sendiri. Alice sesekali datang ke sana jika dia sangat merindukan Daddy dan Mommynya.
Gerbang raksasa terbuka secara otomatis dan mobil Alice masuk ke dalam kawasan mansion.
"Kalian berdua pulanglah untuk beristirahat. Dan selama dua hari ke depan aku berikan cuti kerja sehingga kalian bisa menghabiskan waktu kalian bersama keluarga," ucap Alice.
"Apa tidak ada lagi yang Anda butuhkan, Nona?" tanya Bella sopan.
"Tidak ada. Para maid di sini yang akan memenuhi semua kebutuhanku," jawab Alice.
"Baik Nona. Terima kasih banyak," ucap Jacob dan Bella.
Alice hanya menganggukkan kepalanya, lalu turun dari mobil dan masuk ke dalam mansion.
Meskipun Alice selalu menunjukkan kesan dingin, tapi dia memiliki hati yang baik kepada orang yang berada di dekatnya. Hal itu yang membuat Jacob dan Bella begitu setia padanya.
Jacob segera melajukan mobil dan keluar dari kawasan mansion keluarga Quinn.
Alice segera menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Para maid sudah menyiapkan hidangan makan siang untuknya di meja makan. Setelah menyelesaikan makan siangnya, Alice masuk ke dalam kamar orang tuanya.
Kamar itu terlihat bersih dan rapi. Alice tersenyum tipis, para maid telah merawat kamar orang tuanya dengan baik. Tangan Alice menyentuh satu persatu barang milik mendiang orang tuanya. Alice membuka lemari pakaian dan memeluk baju Daddy dan Mommynya yang tergantung di sana. Sampai kedua mata Alice melihat sebuah kotak hitam yang tersimpan di bawah gantuangan baju.
Alice mengambil kotak itu dan membukanya. Alice menyerngitkan dahinya saat melihat hanya ada sebuah buku usang yang tersimpan di dalamnya. Alice mengambil buku itu yang berjudul "The Weak Queen" (Ratu Yang Lemah).
"Ini pasti novel lama milik Mommy," gumam Alice sambil tersenyum.
Alice naik ke atas ranjang dan membaca novel itu. Dari judulnya sudah bisa ditebak jika novel itu menceritakan tentang seorang ratu bernama Roseline. Dia adalah ratu yang lemah dan tak dianggap oleh suami yang sangat dicintainya, yaitu sang raja. Dan di akhir ceritanya sang ratu dan keluarganya dihukum mati oleh sang raja karena dituduh telah meracuni selir raja dan menyebabkannya mengalami keguguran.
"Cih. Bagaimana mungkin ada wanita selemah ini? Untuk apa bertahan dengan lelaki yang tak mencintainya dan mau saja ditindas terus menerus?" gerutu Alice dengan wajah kesalnya.
Alice segera meletakkan buku itu di atas ranjang dan merebahkan tubuhnya.
"Cerita novel itu membuatku kesal saja. Hahhh... Sebaiknya aku tidur saja sekarang," ucap Alice.
Tak butuh waktu lama, kedua mata indah Alice sudah terpejam. Namun belum lama, dia mengistirahatkan matanya, ada suara tangis yang mengusiknya. Ketika Alice membuka matanya, betapa kagetnya saat menyadari dirinya berada di tempat yang asing yang berbeda jauh dengan kamar orang tuanya.
"Apa yang terjadi? Aku berada di mana sekarang?" tanya Alice sambil membelalakkan matanya.
To be continue ...
...***-❤❤❤-***...
Baca juga novel author :
1. Menikahi Ayah Dari Anak GENIUSKU
2. Terpaksa Menikahi Sahabat (Kecil) Ku
Jangan lupa selalu dukung author supaya lebih semangat dan lebih baik lagi dalam berkarya dengan :
✔Klik favorite❤
✔Tinggalkan comment✍
✔Tinggalkan like👍
✔Tinggalkan vote🔖
✔Beri hadiah🎁🌹
Terima kasih🙏🥰
"Apa yang terjadi? Aku berada di mana sekarang?" Lirih Alice sambil membelalakkan matanya.
Alice melihat ada seorang wanita yang menggunakan baju yang biasa dipakai pada jaman kerajaan kuno, bersujud di atas lantai sambil menangis. Alice berusaha bangun namun dia merasakan sekujur tubuhnya sakit luar biasa seperti habis jatuh dari tempat yang tinggi.
"Aarrgghh!" Rintih Alice.
"Yang Mulia! Syukurlah Anda sudah siuman." Seru wanita itu dan menghampiri Alice.
"Siapa kau? Dan di mana aku sekarang?" Tanya Alice.
Wanita itu membulatkan matanya.
"Apa Anda tidak ingat apa-apa Yang Mulia? Anda juga tidak mengingat hamba?" Tanya wanita itu bingung.
Alice menggeleng.
"Ya Tuhan apa yang terjadi dengan Yang Mulia Ratu?" Ucap wanita itu sambil menangis.
"Kau belum menjawab pertanyaanku." Ucap Alice dingin.
Wanita itu segera menghapus air matanya.
"Saya adalah Marie, pelayan setia Anda, Yang Mulia Ratu Roseline. Suami Anda adalah Yang Mulia Raja Alec Cardania. Dan saat ini kita berada di kerajaan Cardania. Dan Yang Mulia Raja saat ini berada di Kerjaan Brilian untuk menandatangi surat perjanjian perdamaian dan menghentikan peperangan yang terjadi antara Kerajaan Cardania dan Kerajaan Brilian." Ucap Marie.
Alice membulatkan kedua bola matanya tak percaya.
"Jadi aku masuk ke dalam dunia novel yang aku baca di kamar Daddy dan Mommy. Dan sekarang aku memerankan Ratu Roseline, ratu yang lemah dan terabaikan." Batin Alice.
"Yang Mulia, apa Anda baik-baik saja?" Tanya Marie membuyarkan lamunan Alice.
"Aku baik-baik saja, Marie. Apa yang terjadi denganku? Mengapa tubuhku terasa sakit sekali?" Tanya Alice.
"Yang Mulia pingsan setelah mendapatkan hukuman cambuk sebanyak 25 kali. Yang Mulia Raja Alec marah karena Anda dengan lancangnya meminum minuman milik raja di pesta ulang tahun Yang Mulia Ibu Suri Helene." Terang Marie.
Alice terdiam dan mengingat isi cerita dalam novel.
"Dasar raja tak tahu diuntung. Ratu Roseline sengaja meminumnya karena minuman itu sudah diberi racun. Dan dengan teganya pria b******k itu menghukum penyelamat nyawanya." Gerutu Alice dalam hatinya.
"Itu artinya racun itu masih bersemanyam di dalam tubuh ini. Aku harus segera mengeluarkannya." Tambahnya.
"Marie. Apa kau mau menolongku?" Tanya Alice.
"Tentu saja Yang Mulia," Jawab Marie.
"Bagus. Aku ingin kau mencarikan beberapa tanaman obat untukku, dan kau harus segera mendapatkannya." Ucap Alice.
Alice menyebutkan beberapa jenis tanaman obat yang akan dia buat menjadi obat penawar racun.
"Baiklah Yang Mulia, saya akan segera mendapatkannya untuk Anda." Ucap Marie, lalu segera melangkah pergi dari kamar Alice.
Dengan perlahan Alice turun dari ranjang dan menuju ke depan cermin. Dari pantulan cermin, Alice melihat sosok Ratu Roseline yang mirip sekali dengan dirinya yang ada di dunia modern, namun tubuhnya sedikit kurus dan wajahnya sangat pucat.
"Aku tidak tahu apa yang membawaku ke tempat ini dan menggantikan tempat Ratu Roseline. Tapi saat ini yang menempati tubuh ini adalah aku, Alicia Alexandria Quinn. Aku akan mengubah takdir hidup wanita ini. Aku adalah Ratu Roseline yang tangguh dan akan ku balas semua orang yang telah membuat Ratu Roseline terdahulu menderita." Ucap Alice sambil menyeringai.
Marie mendapatkan semua tanaman obat yang Roseline butuhkan. Roseline memeriksanya satu per satu, lalu menyuruh Marie untuk merebus semua tanaman itu sampai air rebusannya hanya tinggal satu gelas.
"Yang Mulia, obat yang Anda inginkan sudah siap." Ucap Marie sambil membawa hasil rebusan tanaman obat tadi.
Roseline yang sudah membersihkan diri dan berganti baju segera duduk dan meminum obat itu.
"Marie tolong ambilkan sebuah baskom untukku." Pinta Roseline.
"Baskom itu apa Yang Mulia?" Tanya Marie tak mengerti.
"Mangkok yang besar." Jawab Roseline sambil menahan rasa sakit dan panas di bagian perut dan dadanya.
Marie segera mengambilkan baskom atau mangkuk besar dan menyerahkannya kepada Roseline. Roseline sudah tidak kuat menahannya, lalu memuntahkan darah berwarna hitam ke dalam baskom.
Marie membelalakkan matanya.
"Yang Mulia." Teriak Marie cemas.
"Tenanglah Marie. Aku baik-baik saja. Racun dalam tubuhku sudah keluar sekarang." Ucap Roseline sambil tersenyum.
"Racun?" Seru Marie.
"Ya. Minuman raja telah diberi racun, dam aku sengaja meminumnya." Ucap Roseline.
Marie langsung menangis.
"Kamu tidak perlu khawatir, Marie. Aku sudah sembuh sekarang." Ucap Roseline.
Perlahan kulit pucat Roseline berubah menjadi normal kembali. Marie segera membersihkan darah yang bercampur racun itu. Roseline meminta Marie untuk merahasiakannya dari siapapun.
Roseline berdiri di dekat jendela dan melihat pemandangan berupa bangunan Kerajaan Eropa kuno.
"Ratu Roseline masih memiliki keluarga, yaitu ayah dan kakak laki-lakinya. Aku harus menemui mereka, supaya aku bisa mengubah takdir Ratu Roseline. Aku tidak mau mati sia-sia di tangan pria yang tak punya hati itu." Gumam Roseline.
Marie masuk ke dalam kamar Roseline.
"Marie, aku ingin pulang ke kediaman ayahku. Antarkan aku ke sana." Ucap Roseline.
"Tapi Anda baru saja sembuh Yang Mulia. Dan Anda tidak bisa keluar masuk istana semudah itu, Yang Mulia." Ucap Marie.
"Kau tidak perlu takut. Nanti aku yang akan mengatakannya pada Yang Mulia Ibu Suri." Ucap Roseline.
Di ceritavdalam novel Yang Mulia Ibu Suri Helene, ibu dari Raja Alec adalah wanita yang baik dan sangat menyayangi Roseline. Satu-satunya anggota keluarga kerajaan yang menerima kehadirannya.
Pagi-pagi sekali, Roseline dan Marie segera pergi ke kediaman Duke Sullivan menggunakan kereta kuda. Dan sebelum siang menjelang mereka sudah tiba di kediaman Sullivan. Roseline segera turun dari kereta muda. Hembusan angin menerpa gaun Roseline saat berlari masuk ke dalam kediaman Duke. Ada rasa rindu yang mendalam yang ia rasakan.
Para penjaga dan pelayan menunduk hormat padanya.
"Ayah." Panggil Roseline.
"Seline?" Sahut Duke Sullivan yang keluar dari ruang kerjanya.
Roseline menatap wajah Duke Sullivan dengan lekat. Wajah Duke Sullivan mirip sekali dengan wajah mendiang ayahnya. Roseline langsung berlari ke dalam pelukan Duke Sullivan.
"Ayah. Aku merindukanmu." Ucap Roseline sambil terisak.
Duke Sullivan tersenyum sambil mengusap punggung putrinya.
"Ayah juga merindukanmu, Seline." Ujar Duke Sullivan.
"Seline. Kau datang?" Seru Ramon, kakak laki-laki Roseline.
Tuan Sullivan mengurai pelukan mereka. Roseline menatap wajah Ramon lekat, dan sekali lagi Alice (Roseline) dibuat terkejut. Wajah Ramon mirip sekali dengan wajah ibunya, Nyonya Gabriela Quinn. Dia ingat jika orang tuanya dulu pernah bercerita sebenarnya dia memiliki seorang kakak laki-laki bernama Romeo. Saat berusia 2 tahun Romeo meninggal dunia setelah mengalami demam tinggi dan kejang-kejang.
"K-kakak." Panggil Roseline sedikit kaku.
"Hei, mengapa adik manjaku menjadi kaku seperti ini? Ayo peluk kakak tampanmu ini." Ucap Ramon.
Ramon menarik tubuh Roseline ke dalam pelukannya. Ada rasa hangat yang Roseline rasakan dalam hatinya.
"Jadi seperti ini rasanya pelukan seorang kakak." Batin Roseline sambil tersenyum tipis.
"Ada apa kau tiba-tiba datang kemari? Dan apakah kau baik-baik saja? Kakak dengar Yang Mulia Raja menghukummu karena sikap tidak sopanmu di pesta ulang tahun Ibu Suri." Cerca Ramon.
"Aku baik-baik saja, Kak." Jawab Roseline.
"Ayah, Kakak. Seline mohon bawa Seline pergi dari istana. Seline tidak ingin tinggal di sana lagi." Ucap Roseline dengan wajah memohon.
Duke Sullivan dan Ramon terkejut dan melebarkan mata mereka.
"Apa yang kau katakan, Seline? Kau sekarang adalah Ratu Kerajaan Cardania." Tegur Duke Sullivan.
Duke Sullivan menghela napas panjang.
"Ayah minta maaf, karena dulu Ayah tidak kuasa menolak keinginan Raja terdahulu untuk menikahkanmu dengan putranya. Ayah tahu kau tersiksa karena Yang Mulia Raja belum bisa mencintaimu. Ayah harap kamu bisa bersabar. Ayah yakin suatu saat nanti Raja Alec pasti akan mencintaimu." Tutur Duke Sullivan.
"Itu tidak akan terjadi Ayah. Raja Alec mencintai wanita lain. Dan tidak lama lagi wanita itu akan dibawanya masuk ke dalam istana." Ucap Roseline.
Di dalam novel diceritakan bahwa Raja Alec membawa pulang seorang wanita yang nantinya akan menjadi selir kesayangan Raja.
"Apa kau mau bilang Raja Alec memiliki wanita lain selain dirimu, istri sahnya?" Tanya Ramon penuh emosi.
Roseline mengangguk.
"Kau tahu dari mana?" Tanya Duke Sullivan.
"Kalian tidak perlu tahu dari mana aku mengetahuinya. Ayah dan kakak buktikan saja sendiri. Wanita itu adalah Countess Sarah, putri dari Count Donovan. Aku yakin Yang Mulia Raja akan membawanya pulang ke istana saat dia kembali dari Kerajaan Brilian." Jawab Roseline.
Duke Sullivan terduduk di atas kursi. Dia tidak sanggup jika harus melihat putri kesayangannya memiliki saingan cinta dari suaminya. Wajah Ramon mengeras dan tangannya meremas jubahnya keras. Ramon tidak terima adiknya diduakan oleh Raja Alec.
"Kau tidak bisa pergi begitu saja dari istana, meskipun Raja Alec membawa wanita lain masuk ke dalam istana. Yang Mulia Ibu Suri pasti tidak akan semudah itu menerima wanita itu. Ibu Suri sangat menyayangimu." Ucap Duke Sullivan.
"Tapi kita tidak boleh tinggal diam jika Seline diperlakukan tidak adil, Ayah. Aku tidak akan pernah terima melihat adikku tersiksa karena adanya wanita lain yang masuk ke dalam rumah tangga mereka." Protes Ramon.
Duke Sullivan menghelan napas panjang.
"Sebaiknya kau segera kembali ke istana, Seline. Ayah tidak ingin kau sampai mendapatkan masalah lagi nantinya." Ucap Duke Sullivan.
"Baiklah Ayah. Seline kembali ke istana sekarang. Ayah dan kakak harus menjaga kesehatan kalian dengan baik. Seline sangat menyayangi kalian." Ucap Roseline sambil memeluk kedua pria yang sudah dia anggap seperti ayah dan kakak kandungnya sendiri.
Roseline dan Marie segera kembali ke istana. Roseline akan menemui Ibu Suri dan meminta maaf karena pergi tanpa ijin.
Roseline berjalan menuju istana Ibu Suri. Para pengawal dan pelayan dibuat terkejut melihat penampilan Roseline yang tidak biasa. Jika Ratu Roseline yang dulu selalu tampil glamor dengan gaun yang mahal dan riasan sedikit tebal, tapi saat ini gaun yang dia pakai terkesan sederhana dan riasannya juga terlihat natural. Tapi semua itu tidak bisa menghilangkan aura kecantikan alami seorang Ratu Roseline.
"Sampaikan kepada Yang Mulia Ibu Suri jika aku datang untuk menghadap," perintah Roseline kepada pelayan Ibu Suri.
Pelayan itu mengangguk hormat dan segera masuk ke dalam ruangan Ibu Suri, dan tak lama kemudian pelayan itu keluar.
"Silakan masuk Yang Mulia Ratu. Yang Mulia Ibu Suri sudah menunggu Anda," ucap pelayan itu.
Seline segera masuk ke dalam ruangan Ibu Suri.
"Oh, Seline. Putriku sayang, masuklah." Sambut Ibu Suri Helene.
"Ibu. Bagaimana kabar Ibu?" Tanya Roseline.
"Wanita tua ini baik sayang." Jawab Ibu Suri Helene sambil memeluk Roseline.
Keduanya langsung duduk sambil berhadapan di atas kursi.
"Seline datang ke sini untuk meminta maaf kepada Ibu, karena Seline pulang ke kediaman Duke Sullivan tanpa meminta ijin terlebih dahulu." Ucap Roseline.
"Ibu tidak apa-apa, Nak. Ibu tahu kau pasti merindukan ayah dan kakakmu. Ibu memaafkanmu." Ujar Ibu Suri Helene.
"Terima kasih, Ibu." Ucap Roseline sambil tersenyum.
"Dua hari lagi Yang Mulia Raja akan kembali." Ujar Ibu Suri.
Roseline hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.
"Ibu minta maaf atas semua sikap Yang Mulia Raja padamu. Ibu harap kau bisa bersabar. Ibu yakin kau pasti akan mendapatkan cinta putraku. Aku ingin melihat kalian berdua bahagia." Ujar Ibu Suri.
"Yang Mulia, Marquess Filan datang untuk menghadap." Lapor seorang pelayan.
"Suruh dia masuk." Jawab Ibu Suri.
Marquess Filan masuk ke dalam ruangan.
"Salam Yang Mulia Ibu Suri. Salam Yang Mulia Ratu." Sapa Marquess Filan.
"Duduklah, Marquess." Perintah Ibu Suri.
Marquess Filan segera duduk dan terkejut melihat penampilan baru Roseline, dan mendapat tatapan dingin dari Roseline.
"Jadi pria ini yang dengan kejamnya memenggal kepala Marie, saat berusaha melindungi Ratu Roseline dari tuduhan kejam itu." Batin Roseline.
"Tidak biasanya wanita ini menatapku seperti ini? Biasanya dia menunduk dan tak berani menatapku sedikitpun." Batin Marquess Filan.
"Ibu, sepertinya ada hal penting yang akan Marquess Filan sampaikan. Seline akan kembali ke istana Seline." Ujar Roseline.
"Baiklah, Nak. Kamu istirahat, pasti lelah setelah menempuh perjalanan jauh dari kediaman Duke Sullivan." Ucap Ibu Suri.
Roseline memberikan hormat kepada Ibu Suri dan Marquess Filan lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan istana Ibu Suri bersama Marie, dan kembali ke istana Ratu.
...***...
Roman yang baru tiba di kediaman Duke langsung menemui ayahnya.
"Bagaimana Ramon?" Tanya Duke Sullivan.
"Apa yang dikatakan Seline benar, Ayah. Yang Mulia Raja Alec sudah bertemu dengan Countess Sarah. Dan mereka akan kembali ke Cardania bersama-sama." Jawab Ramon.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang, Ayah?" Tanya Ramon.
"Nanti akan kita bicarakan dengan Seline. Jika Raja Alec benar akan menikahi wanita itu, maka aku sendiri yang akan meminta Yang Mulia Raja untuk mengembalikan Seline dan membawanya pergi jauh dari kerajaan ini." Ujar Duke Sullivan.
To be continue ...
...***-❤❤❤-***...
Baca juga novel author :
1. Menikahi Ayah Dari Anak GENIUSKU
2. Terpaksa Menikahi Sahabat (Kecil) Ku
Jangan lupa selalu dukung author supaya lebih semangat dan lebih baik lagi dalam berkarya dengan :
✔Klik favorite❤
✔Tinggalkan comment✍
✔Tinggalkan like👍
✔Tinggalkan vote🔖
✔Beri hadiah🎁🌹
Terima kasih🙏🥰
Roseline dan Marie berjalan menyusuri taman yang menghubungkan istana Ibu Suri dan istana Ratu. Roseline menghentikan langkahnya.
"Marie, petikkan beberapa bunga mawar merah dan putih." Ucap Roseline.
"Baik, Yang Mulia." Jawab Marie.
Marie segera memetik beberapa bunga mawar merah dan putih.
"Yang Mulia Ratu." Panggil Marquess Filan.
Roseline membalikkan tubuhnya.
"Ada apa Marquess Filan?" Tanya Roseline dingin.
"Bagaimana kabar Yang Mulia Ratu? Hari ini Anda terlihat berbeda." Ucap Marquess Filan sambil tersenyum.
Roseline menyunggingkan bibirnya.
"Kabarku baik Marquess. Sejak kapan Marquess Filan berbicara sopan padaku? Aku lebih senang dengan sikap Marquess Filan yang dulu, terlihat lebih jujur dan tidak munafik." Ucap Roseline secara frontal.
"Aku tahu jika Marquess tidak pernah menyukaiku dan keberadaanku di istana ini. Marquess tidak perlu cemas. Tidak lama lagi, Marquess tidak perlu lagi melihat kehadiranku di sini. Karena sosok ratu yang kalian idamkan akan segera hadir." Ucap Roseline, lalu pergi meninggalkan Marquess Filan yang masih terdiam.
"Apa maksud dari ucapan Ratu?" Gumam Marquess Filan tak mengerti.
Roseline berdiri di dekat jendela kamarnya dan menatap keluar jendela.
"Apa Yang Mulia Ratu yakin akan meninggalkan posisi Ratu dan keluar dari istana?" Tanya Marie.
"Kau pasti sudah mendengar pembicaraanku dengan ayah dan kakakku. Raja Alec akan membawa pulang wanita yang lebih layak menjadi ratu di kerajaan ini." Terang Roseline.
"Jika itu benar terjadi. Yang Mulia tidak boleh menyerah. Yang Mulia Ratu lebih berhak atas Yang Mulia Raja dibandingkan wanita itu atau wanita manapun. Hamba akan melakukan apa pun untuk membantu Yang Mulia Ratu." Ucap Marie.
Roseline tersenyum, lalu memeluk Marie. Marie sangat terkejut mendapatkan perlakuan seperti itu dari wanita yang menjadi junjungannya.
"Terima kasih Marie atas kesetiaanmu."
"Rasa cinta itu tidak bisa dipaksakan, termasuk cinta Raja Alec. Aku, Roseline adalah wanita yang memiliki harga diri yang tinggi. Aku tidak sudi lagi mengemis cinta kepada pria yang tak layak untukku." Ujar Roseline.
"Tapi hamba tahu jika Anda mencintai Yang Mulia Raja." Sahut Marie.
Roseline menghela napas panjang.
"Itu dulu. Dan sekarang rasa itu sudah menguap." Ujar Roseline dengan tatapan penuh kebencian.
"Kemana pun Yang Mulia pergi, hamba akan ikut dan mengabdikan hidup hamba untuk Yang Mulia." Ucap Marie.
Roseline tersenyum.
"Yang Mulia Ratu, Tuan Felix datang dan ingin menghadap Anda." Lapor seorang pelayan.
"Suruh dia masuk." Ucap Roseline.
Felix adalah pria yang diangkat anak oleh Duke Sullivan sejak kecil. Usianya 2 tahun lebih tua dari Roseline. Sama seperti Marie, Felix mengabdikan hidupnya untuk keluarga Duke Sullivan.
"Hormat hamba, Yang Mulia Ratu." Ucap Felix.
"Duduklah Felix." Ucap Roseline.
Felix segera duduk di hadapan Roseline.
"Kakakku pasti sudah memberitahumu jika mulai sekarang kau akan menjadi pengawal pribadiku." Ujar Roseline.
"Benar Yang Mulia. Mulai sekarang hamba akan mengabdikan hidup saya untuk Anda." Ujar Felix.
"Terima kasih, Felix." Ucap Roseline.
"Sama-sama Yang Mulia. Itu sudah menjadi tugas hamba." Jawab Felix.
"Apa ada informasi terbaru dari kakakku?" Tanya Roseline.
"Yang Mulia Raja Alec sudah dalam perjalanan menuju kerajaan Cardania. Countess Sarah juga ikut dalam rombongan Raja. Semalam terjadi penyerangan pada rombongan Raja Alec. Dan lengan Countess Sarah terluka karena terkena panah untuk melindungi Yang Mulia Raja." Jawab Felix.
"Urutan kejadian ceritanya sama persisi dengan isi cerita dalam novel." Batin Roseline sambil tersenyum.
"Yang Mulia Raja pasti membawa Countess Sarah pulang ke istana ini." Ujar Roseline.
"Apa kau sudah mempersiapkan kudaku dan tempat untukku berlatih?" Tanya Roseline.
"Sudah Yang Mulia. Beberapa anak buah hamba sudah mempersiapkan semuanya." Jawab Felix.
"Sudah lama aku tidak mengasah keahlian bermain pedangku dan menggunakan senjata yang lain." Gumam Roseline.
"Oh ya Marie. Mengapa para penjaga dan pelayan yang ada di Istana Ratu terlihat kurus dan kurang bertenaga?" Tanya Roseline.
"Itu karena mereka hanya diberi makan dua kali sehari dan dalam porsi sedikit Yang Mulia." Jawab Marie.
"Atas perintah siapa?" Tanya Roseline lagi.
"Kepala pelayan, yang ditunjuk langsung oleh Yang Mulia Raja." Jawab Marie.
"Suruh kepala pelayan untuk menghadapku sekarang juga." Perintah Roseline.
"Baik Yang Mulia." Ucap Marie, lalu keluar untuk memanggil kepala pelayan.
Tak selang berapa lama, Marie sudah kembali bersama kepala pelayan Istana Ratu.
"Salam Yang Mulia Ratu." Ucap kepala pelayan sambil membungkukkan badannya.
"Siapa namamu?" Tanya Roseline lagi.
"Zeya, Yang Mulia." Jawab wanita itu sambil tersenyum palsu.
Plak! Plak! (Roseline memberikan tamparan keras pada wajah Zeya).
"Aarrgh!" Teriak Zeya.
"Beraninya kau mengkorupsi keuangan Istana Ratu!" Bentak Roseline.
Zeya membelalakkan matanya. Dia tidak menyangka jika Ratu Roseline akan mengetahui kecurangannya.
"A-apa maksud Yang Mulia?" Tanya Zeya pura-pura tak mengerti.
"Beraninya kau memberikan makanan yang tidak layak kepada para pelayan dan prajurit yang ada di Istana Ratu. Bukan hanya itu, kau juga memberi jatah makan dua kali sehari kepada mereka." Bentak Roseline.
"I-itu tidak benar Yang Mulia Ratu." Ucap Zeya sambil berlutut.
Roseline melempar buku keuangan Istana Ratu ke hadapan Zeya.
"Di dalam buku keuangan ini uang yang kau keluarkan dengan makanan yang kau berikan untuk pelayan dan penjaga di Istana Ratu tidak sesuai. Mau berkilah apalagi?" Bentak Roseline.
Zeya diam dengan tubuh gemetar. Dia tidak bisa berkilah lagi.
"Penjaga! Masukkan pelayan ini ke dalam penjara istana!" Perintah Roseline.
"Anda tidak bisa melakukan hal itu. Saya adalah orang pilihan Yang Mulia Raja!" Teriak Zeya.
Roseline tertawa.
"Kau pikir aku takut. Aku bahkan bisa melenyapkanmu sekarang juga." Ucap Roseline sambil menyeringai.
"Segera bawa wanita ini pergi dari hadapanku!" Perintah Roseline.
Para penjaga segera masuk dan membawa Zeya keluar dari ruangan Ratu, dan menjebloskannya ke dalam penjara.
Roseline menghela napas panjang.
"Kita pergi ke dapur sekarang." Ujar Roseline.
Roseline pergi ke dapur bersama Marie dan Felix.
Para pelayan sangat terkejut dengan kedatangan Ratu Roseline di dapur, karena selama ini sang Ratu tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya di dapur.
"Para pelayan. Siapkan semua bahan makanan yang ada di sini, termasuk telur dan daging. Kali ini, aku sendiri yang akan memasak." Ucap Roseline.
Para pelayan membelalakkan mata mereka.
"Tapi Yang Mulia." Protes Marie.
"Aku tidak ingin dibantah!" Sahut Roseline.
Para pelayan segera menyiapkan semua bahan makanan dan Roseline segera mengolahnya menjadi berbagai jenis makanan yang ada di dunia Alicia. Roseline membuat steak daging, sup daging, kentang goreng dan burrito ayam.
Roseline memerintahkan Felix dan para penjaga untuk menggelar karpet di gazebo taman. Roseline ingin mengadakan makan bersama dengan semua orang yang tinggal di Istana Ratu.
"Mengapa kalian masih berdiri?" Tanya Roseline yang duduk di atas karpet.
Para pelayan dan penjaga segera mendongakkan kepala mereka.
"Duduklah!" Perintah Roseline.
Mereka semua langsung berlutut.
"Maaf Yang Mulia Ratu, kami tidak berani. Kami tidak layak duduk bersama Anda, karena Anda adalah Ratu kami." Ucap salah seorang pelayan.
"Segera duduk atau kepala kalian dipenggal satu per satu. Aku ingin makan bersama kalian. Ini adalah perintah dari Ratu kalian." Sahut Roseline.
Para pelayan dan penjaga pun menurut.
"Marie bagikan makanan kepada mereka. Semua harus mendapatkan porsi yang sama." Ucap Roseline.
"Terima kasih banyak atas kemurahan hati Yang Mulia Ratu. Semoga Yang Mulia Ratu selalu bahagia dan panjang umur." Ucap semua pelayan dan penjaga dengan rasa bahagia bercampur haru.
"Doa yang sama untuk kalian." Jawab Roseline.
Para pelayan dan penjaga makan dengan lahapnya, meskipun menu makanannya terasa asing bagi mereka. Melihat kebahagiaan para pelayan dan penjaganya, membuat hati Roseline menghangat.
...***...
"Rombongan Yang Mulia Raja sudah memasuki gerbang kerajaan, Yang Mulia." Lapor Marie.
Roseline sedang memoles bibir merahnya di depan cermin. Roseline sudah siap dengan gaun merahnya. Rambut hitamnya digelung ke atas dan mahkota bertabur berlian berwarna rubi sudah bertengger di atas kepalanya.
"Baiklah. Mari kita sambut kedatangan mereka. Jangan lupa bawa jubah baru Yang Mulia Raja." Ucap Roseline.
Ibu Suri Helene dan Marquess Filan sudah berdiri di depan Istana Raja. Para bangsawan dan pejabat istana juga sudah berada di sana untuk menyambut raja mereka.
"Salam Ibu." Ujar Roseline.
"Hai, Roseline. Kau terlihat cantik sekali. Yang Mulia Raja pasti terpukau saat melihat kecantikanmu." Puji Ibu Suri Helene.
Roseline hanya tersenyum.
Terdengar suara teriakan dari rakyat dan penjaga istana. Rombongan Raja Alec sudah memasuki pintu gerbang istana.
Roseline mengangkat wajahnya untuk melihat sosok Raja Alec. Pria tampan berambut cokelat, rahang wajahnya tegas, memiliki mata tajam berwarna hazel dan mengenakan baju kebesarannya sedang duduk di atas kuda dengan gagahnya. Senyuman terus mengembang di bibirnya.
Roseline merasakan hatinya serasa tertusuk benda tajam saat melihat wajah pria yang menjadi suami Ratu Roseline. Itu adalah perasaan dari Ratu Roseline yang sebenarnya.
Saat rombongan itu berhenti, Raja Alec segera turun dari atas kuda. Raja Alec berdiri tepat di depan Roseline. Roseline segera melepaskan jubah Raja dan menggantinya dengan yang baru.
Raja Alec memperhatikan penampilan Roseline saat ini. Tidak ada gaun glamor dan make up tebal. Bahkan Ratu Roseline tidak memandang wajah Raja Alec sedikit pun. Hal itu sontak membuat Raja Alec terkejut. Jika sebelumnya, Ratu Roseline selalu menebar senyumannya untuk menarik perhatiannya.
"Di mana sopan santunmu? Kau tidak menatap wajah suamimu." Ucap Raja Alec kesal.
Roseline segera mengangkat wajahnya dan menatap mata Raja Alec dengan tatapan dinginnya.
"Selamat datang Yang Mulia Raja. Semoga Yang Mulia Raja panjang umur dan bahagia." Ucap Roseline.
Raja Alec hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian melangkah mendekati Ibu Suri.
"Selamat datang kembali putraku." Ucap Ibu Suri Helene sambil memeluk putranya.
"Terima kasih Ibu." Ucap Raja Alec.
Dari sebuah kereta kerajaan turunlah seorang wanita cantik berambut pirang dengan dibantu oleh seorang pelayan. Raja Alec langsung berjalan mendekat dan berdiri di samping Countess Sarah.
"Perkenalkan Ibu Suri dan kalian semua, dia adalah Countess Sarah putri dari Count Donovan. Dia mengalami luka pada lengan tangan kirinya karena terkena panah untuk melindungiku dari penyerangan para pemberontak. Untuk sementara waktu, Countess Sarah akan tinggal di istana untuk mendapatkan perawatan dari tabib istana." Ucap Raja Alec sambil tersenyum.
Duke Sullivan dan Ramon berusaha menahan amarah dalam diri mereka.
"Terima kasih Countess Sarah atas kebaikanmu." Ucap Ibu Suri.
"Sama-sama Yang Mulia Ibu Suri." Ucap Countess Sarah sambil berusaha membungkukkan badannya.
Terdengar banyak bangsawan dan pejabat istana yang memberikan pujian atas sikap heroik Countess Sarah.
"Pasangan yang serasi." Lirih Roseline sinis, namun masih bisa di dengar oleh Marquess Filan.
"Marie, kita kembali ke istana Ratu sekarang." Ujar Roseline.
Raja Alec melihat Ratu Roseline yang pergi begitu saja bersama pelayannya. Raja Alec merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Ibu Suri hanya diam saja saat melihat kepergian Roseline dari sana. Ibu Suri memahami apa yang dirasakan oleh Roseline saat ini ketika mengetahui suaminya membawa pulang wanita lain dan tinggal di istana.
"Sebaiknya kau istirahat sekarang, Sarah. Para pelayan akan mengantarkanmu ke kamar tamu." Ucap Raja Alec.
"Baik Yang Mulia. Terima kasih banyak atas kebaikan Anda." Ucap Sarah sambil tersenyum.
Pelayan mengantarkan Sarah menuju kamar khusus tamu kerajaan.
"Bagaimana keadaan istana selama aku pergi, Filan?" Tanya Raja Alec.
"Keadaan istana baik dan aman, Yang Mulia." Jawab Marquess Filan.
"Lalu bagaimana dengan Ratu? Sikapnya terlihat berbeda." Tanya Raja Alec.
"Sikap Ratu berubah setelah siuman dari pingsannya. Ratu pingsan selama 2 hari setelah mendapatkan hukuman dari Anda." Terang Filan.
"Dan akhir-akhir ini Ratu sering keluar masuk istana, atas ijin Yang Mulia Ibu Suri." Tambahnya.
Raja Alec menyerngitkan dahinya. Raja Alec dan Marquess Filan segera berjalan menuju istana raja.
To be continue ...
...***-❤❤❤-***...
Baca juga novel author :
1. Menikahi Ayah Dari Anak GENIUSKU
2. Terpaksa Menikahi Sahabat (Kecil) Ku
Jangan lupa selalu dukung author supaya lebih semangat dan lebih baik lagi dalam berkarya dengan :
✔Klik favorite❤
✔Tinggalkan comment✍
✔Tinggalkan like👍
✔Tinggalkan vote🔖
✔Beri hadiah🎁🌹
Terima kasih🙏🥰
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!