NovelToon NovelToon

Don'T Touch Mine Or Die!!!

Chapter : he is not my husband

Sinar matahari mulai mengintip, ke dalam kamar bernuansa gelap itu, hingga menyentuh lembut ke wajah yang begitu manis.

Listya membuka matanya, merasakan tangan kekar yang melingkar di perut datarnya, ia menoleh ke arah pemilik tangan itu, dan mendapati sosok pria tampan yang sedang tertidur.

Tak ada cela sedikit pun di wajah tampannya, karya tuhan yang mengagumkan dan patut dipuji. Dia adalah Dehan suami Listya, ia melingkar kan tangannya begitu erat dan membuat sang istri sedikit sesak, ia mencoba melepaskan pelukan pria itu, namun bukan nya lepas malah semakin erat.

" Lepas." Suara yang begitu lembut membuat pria itu tersenyum.

Ya, suara yang selalu ada di benak nya, dan hampir membuat nya gila.

"Tidak."

"Aku tak bisa bernafas, jika kau memelukku seperti ini." Listya.

Sontak Dehan sedikit melonggarkan pelukannya, lalu memandang wajah sang istri tercinta. Iya tersenyum, mengecup setiap permukaan wajah itu.

"Apa kau tidak akan kerja?"

"Ya, aku akan pergi." pria itu bangun dan menuju kamar mandi.

Setelah beberapa menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang menutup pinggangnya sampai ke lutut, membiarkan bagian dada yang terpampang jelas.

Badannya yang begitu kekar, mampu membuat semua kaum hawa tergiur, untuk mencicipinya. atensinya tertuju pada gadis sedang menunggu giliran mandi.

"Aku sudah selesai. " Ucap nya mengeringkan rambut nya yang basah dengan handuk lainnya.

"Oh baiklah. " Sekarang giliran Listya masuk kedalam kamar mandi.

Saat ia keluar, ia tak lagi mendapati sosok pria yang menjadi suaminya itu, Ia bersiap memakai gaun yang sudah di siapkan oleh pelayan.

Gaun putih polos, sangat elegan saat ia pakai, setelah selesai ia segera turun menuju meja makan yang teramat besar, melihat suaminya sedang duduk tenang menikmati sarapan nya.

Ia duduk di salah satu kursi yang berhadapan dengan pria itu, begitu pun pelayan yang sudah berbaris rapi untuk melayani mereka.

Setelah selesai makan Dehan bangun dari duduknya dan menuju ruang kerja nya, Listya juga bangun dari duduknya menuju ruang tamu yang berada di samping kamar nya. Rumah yang teramat besar dan mewah sampai memiliki beberapa ruang tamu.

Ruang tamu utama.

Ruang tamu lainnya.

Listya duduk di sofa itu dengan muka lesu, saat Dehan keluar dari ruang kerjanya, ia tersenyum melihat sang istri tengah duduk manis di sofa dengan wajah sedihnya.

"Risyta." Ucap nya lembut.

"Hmm." Listya langsung menatap sang suami dengan wajah bingung.

"Aku pergi sebentar, jangan kemana-mana tetap disini, aku akan segera pulang setelah selesai dengan pekerjaan ku." Ucap nya menangkup wajah gadis itu.

Listya mengangguk dan tersenyum menanggapi, Dehan mengecup kedua mata Listya dengan kasih sayang. Lalu pergi meninggalkan dirinya di sana, seketika raut wajah gadis berubah melihat kepergian sang suami.

POV Listya.

Yang menjadi suamiku, pria itu adalah Dehan, Ia selalu memanggilku Risyta aku selalu mengatakan jika namaku bukanlah Risyta namun ia sama sekali tidak perduli. Aku bahkan tak mengenalnya, ia menculik ku dan sekarang aku harus terkurung di sini, di penjara ini. Aku adalah seorang mahasiswi kedokteran semester pertama, aku yatim piatu yang tinggal dengan kakak tiri ku Irena.

Saat hendak pulang kuliah aku bersama teman- temanku pergi ke cafe, kami berbincang- bincang hangat teman ku Lucy dan rose, saat hendak pulang mereka menawari aku tumpangan, Namun aku tak mau merepotkan kedua sahabatku itu dan lebih memilih naik taxi sendiri.

Saat sudah berada di taxi, aku merasakan kejanggalan pada sopir taxi yang tak berbicara sedikit pun, ia membawa ku ke sesuatu tempat yang sangat sepi.

Disana lah aku bertemu dengan pria iblis itu, ya itu sebutan ku untuknya, ia dengan mobil dan anak buahnya berbaris rapi tepat di tengah jalan.

Sopir memberhentikan mobil dan turun, sedangkan diriku takut untuk keluar lebih memilih diam didalam mobil.

Aku lihat sopir taxi itu bersujud padanya lalu menunjuk ke arah mobil taxi yang aku tumpangi.

Aku benar-benar takut, pria iblis itu berjalan menuju diriku.

Cklek..

Pintu taxi terbuka menampilkan sosok pria yang tampan luar biasa, aku menelan kasar saliva ku, ia menunjukkan senyum smirk nya yang membuat ku bergidik ngeri lalu menarik ku dan memaksa ku masuk kedalam mobilnya.

Aku akui aku tak berani melawan karena aku masih sayang pada nyawaku, apalagi melihat anak buahnya yang menyeramkan. Aku hanya diam tak berani menatap pria iblis itu, ia membawa ku ke sebuah mansion yang benar-benar megah.

Aku ingin pulang, aku tak mau berada disini bersama pria iblis itu. Aku berusaha menyusun rencana agar bisa pergi dari sini, dan aku akan memulai sekarang.

Listya end.

.........

Seorang pria berjalan dengan wajah tampannya yang tak pernah luntur, serta banyaknya bodyguard yang setia bersama nya.

Siapa yang tak kenal dengan pria yang satu ini, seluruh dunia menakutinya, Jangan pernah mencari masalah dengan nya maka seluruh hidupmu selama ini akan sia-sia hanya dengan jentikkan jarinya.

Dehan berjalan melewati setiap ruangan-ruangan, semua mata tertuju padanya, tentu semua orang takut pada nya, namun juga mengagumi wajah tampannya.

Ia langsung menuju ruang meeting, semua orang berdiri saat pria itu masuk ke dalam, dan mereka membungkuk hormat kepadanya.

"Tuan, ini dokumen yang tuan minta." Ucap salah satu kariawan.

Setelah duduk, ia langsung mengambil dokumen itu.

"Apa semuanya sudah beres? "

"Sudah tuan." Ucap kariawan itu.

"Good,, sekarang aku ingin kalian kembali bekerja, jangan sampai aku menemukan masalah, kalian mengerti." Ucap nya agak mengancam.

Semua orang menelan saliva mereka sendiri, lalu membungkuk kala melihat pria itu berdiri. Setelah ia keluar semua orang bisa bernafas lega.

Setelah sampai di ruangan nya, pria itu menatap laptop nya dengan serius, meski ia adalah bos, namun ia tetap mempunyai tugas sendiri.

Tenang, ya itu yang ia rasakan sampai seseorang mengetuk pintu.

Tok.. Tok..

"Apa aku boleh masuk!" Ucap seseorang dari luar.

"Ya." Ucap Dehan tetap fokus, Ia juga mengenali suara menjengkelkan itu.

"Hei,, aku sudah menunggumu dihari pernikahan ku, kenapa kau tak datang? " ucap seorang pria.

"Aku tak punya waktu." ucap Dehan ketus.

"Ya setidaknya kau meluangkan waktumu sebentar untuk kakak mu ini." Ucap pria itu kesal.

"Jangan mengganggu ku sekarang Jeans." Dehan mulai terganggu dengan sepupunya itu.

"Kau ini benar-benar iblis. " ucap Jeans mengejek.

Dehan hanya menghela nafasnya kasar.

"Baiklah, apa kau sudah menemukan gadismu? Aku dengar dari beberapa bodyguard mu diluar, mereka sedang membicarakan kalian." Jeans duduk di sofa yang sudah ada ruangan itu.

"Hmm."Ucap Dehan datar.

"Hei, seperti apa dia, apa dia cantik?, bagaimana sifatnya, apa dia menyukai pria seperti mu? " Tanya Jeans penasaran.

Dehan menatap nya tajam, membuat sang empu pura-pura tak melihat, Ia kembali menatap laptop nya dengan sangat serius.

Beberapa lama kemudian, telfon nya berdering, ia langsung mengangkat telfon itu.

"Tu-tuan Itu Nyonya ti-tidak ada Di-di Kamarnya... " Ucap seorang pelayan gagap sangking takutnya.

Dehan menutup telfonnya, dan langsung keluar dari kantor dengan wajah yang sangat menyeramkan, di ikuti oleh bodyguard dari belakang mereka langsung tancap gas.

"Kau mulai main-main dengan ku ternyata. " ...

Bersambung...

Semoga suka ya lovely...

Semangatin author ya biar rajin up nya..

See youu...

chapter : Run Away

Flashback..

Listya berjalan kesana kemari, diikuti dua pelayan dan lima bodyguard nya, sudah dua minggu lebih ia seperti ini. Sebelumnya ia berpikir mustahil bisa kabur sari rumah ini, karena keamanan nya yang begitu ketat dengan CCTV di setiap sudut ruangan.

Hanya kamarnya yang tak diberi CCTV,

atas perintah Dehan, pria itu tak ingin jika anak buahnya melihat istri tersayang nya didalam kamar, ingat satu hal Dehan itu posesif atas apa pun yang menjadi milik nya.

Gadis itu melirik pelayan yang sedari tadi mengikuti nya, sekarang ia harus mulai rencana yang ia persiapkan.

Didalam kamar, dirinya tersenyum manis melihat pakaian yang sedang ia pegang, Ya tentu Saja,sudah satu minggu ia menjahit itu secara diam-diam, ia memotong pakaian berwarna putih dan hitam miliknya nya, untuk membuat pakaian persis seperti seragam pelayan.

Ternyata tak sia-sia ia belajar menjahit, dulu ia dipaksa untuk bisa menjahit, karena itu adalah salah satu keutamaan seorang wanita.

Ia memakai pakaian itu dan tak lupa dengan maskernya, ia keluar kamar dan melihat bodyguard dan pelayan yang menunggu di luar.

"Tunggu!!, sejak kapan kau masuk." Ucap salah satu bodyguard itu.

"Ehh.. Itu tadi sebelum nyonya masuk, aku sedang merapikan kamar." Ucap Listya memberatkan suaranya menatap takut pada bodyguard itu.

"Kenapa kau memakai masker?" Tanya bodyguard yang lainnya.

"Itu- Hachiii. Aku sedang kurang sehat." Ucap Listya pura-pura bersin.

"Ahh baiklah ." Bodyguard itu pun percaya, tak melontarkan pertanyaan lagi.

Listya mulai melangkah keluar, ia masih harus berjalan cukup lama karena halaman rumahnya begitu luas sampai saat pulang pergi harus memakai mobil. Ia terus berjalan menuju gerbang yang begitu besar, di sana sudah ada satpam dan beberapa orang yang berjaga.

" Kau mau kemana? "

"Itu,aku harus pergi, nyonya menyuruh membelikan nya sesuatu."

"Apa itu? "

"Kau tak harus tau, ini prifasi nyonya."

"Buka gerbang nya!! "

Gerbang terbuka, tanpa tunggu lama ia langsung melesat pergi.

"Akhirnya." Batin Listya.

Listya melihat ke sekeliling sepi tak ada kendaraan satupun yang lewat, ia masih terus berjalan hingga sampai ke pusat kota. Ia benar-benar lelah karena berjalan terlalu jauh dan juga merasa jika lututnya membeku akibat kedinginan.

Ia melewati setiap tokoh dan perumahan, sesaat matanya teralihkan pada seorang pria duduk di sebuah Cafe.

"Kak David!!" Teriaknya berlari menuju pria itu.

"Listya." orang yang bernama David itu membulatkan matanya sempurna kala melihat gadis yang ia cari-cari.

David keluar dari Cafe langsung memeluk Listya erat.

"Listya apa kau baik-baik saja?,kau dari mana saja?  Aku dan Irena mencari mu." Ucap David berturut- turut.

"A..ku baik-baik saja, aku diculik,aku baru saja kabur." Listya menangis seakan tak percaya bertemu David ditempat ini.

"Baiklah ayo kita pulang, Irena sangat khawatir pada mu." David menuntun Listya menuju mobilnya, ia juga membuka pintu untuk Listya.

Mereka pergi dari sana menuju rumah Irena.

Listya benar-benar lesu karena kelelahan berjalan.

"Tidurlah perjalanan kita masih sedikit jauh." Ucapnya mendapat anggukan dari Listya.

Sekitar dua jam mereka berkendara akhirnya mereka sampai ke rumah. David membangunkan Listya dari tidurnya, lalu memapahnya ke dalam rumah.

"Listya!!" Ucap seorang wanita yang tak lain adalah kakak Listya.

"Kakak." Listya langsung diberikan pelukan hangat dari sang kakak.

Meski mereka saudara tiri namun kedua nya memiliki hubungan yang baik dan saling menyayangi.

Beda halnya dengan ibu tiri yang kejam di dongeng-dongeng, Ibu Irena menikahi ayah Listya sebelum kecelakaan, dan ibu kandung Listya meninggal saat melahirkan Listya. Ibu Irena sangat menyayangi Listya meski Listya bukan anak kandung nya.

"Kau kemana saja Listya, aku sangat khawatir." Irena mendudukkan tubuh Listya di sofa.

"Aku diculik kak, aku disekap oleh seorang pria, ia memaksaku untuk menikahi nya." Listya memeluk tubuh Irena yang sangat ia rindukan.

"Sayang, dimana kau bertemu Listya." Irena menatap David yang berhadapan dengan nya.

Ya David adalah kekasih Irena, ia juga menyayangi Listya seperti adiknya sendiri.

"Kami tak sengaja bertemu dijalan saat aku selesai rapat." ucap David.

"Kau baik-baik saja Listya, apa kau terluka? Dan bagaimana bisa kau sudah menikah. " Ucap Irena bertubi-tubi.

"Jadi siapa pria yang menculikmu Listya? " David pun ikut bertanya.

"Nama nya Dehan." Listya.

Irena dan David berfikir sejenak lalu kemudian barulah David mengerti, hanya ada satu orang yang bernama 'Dehan' di kota ini.

"Kau tak bercanda, Dehan? Jangan main-main Listya." Ucap David memastikan.

"Ada apa sayang, Kau mengenal nya?" Irena menatap David meminta penjelasan darinya.

"Siapa yang tak mengenal Dehan, dia adalah mafia yang sangat ditakuti dunia, bahkan polisi tak mau berurusan dengan nya." Ucap David berhasil membuat kedua gadis itu membulatkan mata mereka.

"Apa!!  Mafia? " Irena menatap Listya kasihan dan khawatir.

"Aku takut Kak." Listya kembali memeluk Irena.

"Tak apa sayang, aku disini." Irena mencoba menenangkan Listya.

"Ini akan sangat berbahaya, kalian sama sekali tak aman, Dehan pasti akan segera menemukan Listya." David juga sebenarnya takut berhadapan Dehan, secara ia tahu benar tentang pria itu.

"Kita akan pergi dari sini kita akan pindah ke negara lain." Irena.

"Itu mustahil, karena Dehan menguasai semua bandara, kita tidak bisa pergi begitu saja." David.

"Lalu aku harus diam saja melihat Listya dibawa pria itu? " Irena mulai frustasi.

"Tidak, aku akan melindungi kalian, untuk saat ini tinggal lah di rumahku bersama Listya." David juga tak bisa membiarkan Dehan mengambil orang-orang yang ia sayangi.

Flashback end

Seorang pria dengan wajah datarnya, tiba di rumah yang besar bak istana itu, ia duduk di sofa pribadi nya, seluruh pelayan dan bodyguard telah berbaris rapi dihadapannya.

"Jadi?" Ucapnya meminta penjelasan.

Semua nya menunduk takut melihat tuannya itu,hingga seorang pelayan maju dengan tubuh bergetar hebat.

"Maaf tu-tuan, tadi nyonya masuk kedalam kamarnya, lalu saat saya hendak menjemput nyonya untuk makan siang dia sudah tak ada di kamarnya, padahal kami yakin nyonya tak keluar dari kamar." Ucap pelayan itu gagap.

BANKK..

Suara pistol terdengar ke seluruh ruangan, ditangannya terdapat sebuah pistol yang baru saja ia gunakan.

Semuanya terkejut dan menutup mata mereka, tak berani melirik.

"Aku tak butuh maaf dari kalian, jangan membela diri kalau kalian masih ingin hidup."

"Bereskan!! "

Beberapa bodyguard mengangkat mayat wanita itu, pergi dari sana.

"Tuan, nyonya menyamar menjadi seorang pelayan, dan kini tengah berada di rumah seorang CEO sebuah perusahaan tambang, bernama David."

"David? "

"Ya tuan, nyonya bersama dengan kakak tirinya yang bernama Irena." Lanjut nya.

"Hmm." Dehan menunjukan senyum iblis nya.

"Tuan apa perlu kita habisi?" Ucap bawahan itu meminta persetujuan Dehan.

"Tidak , biarkan saja, tetap awasi dia." Ucap Dehan datar.

"Baik tuan." Semuanya mengangguk.

"Berani sekali, David kau akan tau akibatnya." Pria itu bergetar tak sabar untuk memberi pelajaran pada pria yang bernama David itu.

 

...

Ia mengambil kunci mobil dan pergi kesebuah Bar, tak sembarang orang dapat masuk kedalamnya, karena Bar itu adalah tempat orang-orang kelas atas, ditambah semua orang yang datang bukan lah sembarang orang, melainkan CEO ternama.

"Hai, ada apa, kenapa mukamu masam sekali?" Ucap seorang pria dengan wajah seperti mochi.

Dehan hanya diam menatap pria itu tak berniat menjawab.

"Haiiiiihhh,,, sudahlah ayo minum." Ucap nya memberikan gelas berisi wine.

"Ada apa, kau bisa cerita pada kakak mu ini." Ucap pria itu duduk manis dengan segelas wine ditangannya.

"Gadisku kabur." Ucap Dehan meneguk winenya

"Hahaha, kenapa bisa? dia benar-benar cerdik."

Dehan tersenyum membayangkan gadis itu, ia benar-benar kagum sekaligus marah karena gadis itu berhasil keluar dari rumahnya yang dipenuhi dengan penjagaan ketat.

"James!!" Teriak seorang pria menghampiri mereka.

"Ha! " Ucap pria yang bernama James.

"Kau disini?  Bukankah kau sedang membatu kak Lart untuk membereskan persiapan pernikahan nya."

"Ya aku tahu, aku hanya pergi sebentar."

"Dehan kau disini? "

"Hemm."

"Roan mana Aident?  Bukankah kalian selalu bersama." James melihat pria yang ia panggil Roan itu heran.

"Dia sedang membatu kak Jack, membunuh targetnya." Ucap Roan duduk di samping James.

James mengangguk paham dan kembali menatap Dehan yang sedang tersenyum melihat ponselnya, timbul ide jail di kepala pria mochi itu, dan menarik ponsel Dehan.

"Oh Jadi ini, gadismu." James memperlihatkan gambar itu pada Roan.

Dehan mengambil nafas panjang, mengambil ponsel nya dari tangan pria itu. James dan Roan terkekeh melihat wajah Dehan begitu kesal, mereka adalah sahabat baik Dehan dan mereka seperti kakak bagi nya

"Tuan, ada yang mencari mu." Ucap seorang pelayan Bar.

"Siapa? " Ucapnya tetap duduk tenang.

"Seorang wanita. " Pelayan itu menunjuk seorang wanita dengan baju yang cukup terbuka.

"Ada apa lagi? " Roan menghela nafasnya pelan.

"Tuan carikan aku pria yang kaya lagi." Ucapnya pada Roan.

".." Roan.

" Aku mau lagi." Ucap wanita itu membuat Roan kembali menghela nafas.

Pasalnya wanita jal*ng baru ini tak pernah puas dengan orang- orang yang bermain dengan nya.

Ia adalah jal*ng baru di Bar, ia juga jal*ng terbaik karena mampu bermain dengan banyak lelaki dalam sekejap.

Mata wanita itu memerhatikan Dehan yang sedang meminum wine, ia cukup tertarik dan mendekat pada Dehan.

"Tampan, seperti nya dia adalah bos nya." Batin ja*Lang itu.

Baru saja ia ingin menyentuh Dehan, tangannya di tepis oleh James.

"Apa yang kau lakukan jal*ng!!" Teriak James.

"Roan!."

Dehan hanya melihat tak tertarik sama sekali, ia tahu bahwa James hanya ingin menyelamatkan nyawa jal*ng itu.

"Penjaga bawa dia." Roan.

Seketika penjaga yang ada di bar itu menyeret wanita jal*ng itu pergi. Roan adalah pemilik Bar itu, ia juga adalah bandar yang terkenal.

"Kenapa kau menyuruhnya pergi, padahal aku sedang ingin bermain untuk melampiaskan amarahku." Ucap Dehan.

Maksud bermain dari seorang Dehan adalah membunuh wanita itu dengan cara sadis, berbeda dengan pria lain nya, kesenangan Dehan hanya satu, membunuh. James menghela nafas kasar.

"Berhentilah, membunuh orang Roan."

Sudah banyak Jal*ng Roan yang mati hanya karena menyentuhnya, dan Roan hanya bisa bungkam melihat Jal*ng nya mati dengan cara mengenaskan, pasalnya ia tak mau membuat Dehan Marah.

Dehan yang begitu senang membunuh membuat mereka khawatir, sudah ribuan orang dibunuh olehnya dan itu sudah sangat jelas.

"Aku kesepian tanpanya." Ucap Dehan menarik nafas dan menunjukan muka lesu.

James dan Roan menatap satu sama lain, dan tersenyum.

"Ada apa dengan gadis mu? "

"Gadisnya berhasil kabur." James terkekeh.

"Wah sungguh gadis yang luar biasa. " Puji Roan juga ikut terkekeh.

"Kenapa kau tak membawa nya kembali? "

"Ya aku akan membawa nya."

"Kenapa kau begitu nakal, aku akan memberikan hukuman nanti. "

Bersambung..

Ok lovely sampai sini dulu ya..

Jan lupa semangatin author biar up terus...

See you..

Chapter : Return

"Tetap didalam rumah, jangan pergi kemana-mana." Ucap David pada kedua gadis itu.

Irena dan Alistya mengangguk mengerti, perasaan Irene sangat buruk, ia sangat khawatir dengan apa yang terjadi selanjutnya.

"Sayang berhati-hatilah." Ucap Irena.

"Hmmm." David mencium kening Irena sesaat lalu pergi.

"Kak, apa yang harus kita lakukan sekarang."

"Tenanglah sayang, kita akan baik-baik saja percaya pada ku." Irena menangkup pipi Listya dan segera memeluknya.

"Semoga." batin Listya.

.........

" David sudah pergi, tuan." Seorang bodyguard memerhatikan dua gadis yang sedang berpelukan.

"Hmm, tetap awasi jangan sampai dia tergores sedikit pun " ...

"Baik tuan." Bodyguard itu mematikan sambungan telfonnya.

.........

"Kau benar-benar membuat ku hilang akal." Dehan mengacak Surai hitamnya, bukan nya berantakan tetapi semakin membuatnya terlihat tampan.

...

"Listya minumlah." Irena memberikan segelas susu hangat.

"Terimakasih. " Listya tersenyum manis dan langsung meminum susu itu dengan beberapa tegukan.

"Enak?" Irena.

"Enak." Listya mengangguk kembali meneguk susu itu hingga kandas.

"Hey lihatlah, kau minum seperti anak kecil saja, lihat bibirmu." Irena terkekeh melihat adiknya tak berubah meski sudah tak bertemu cukup lama.

"Mmm benarkah." Listya meraba bibir hati miliknya.

"Sini aku bersihkan." Irena mengambil tisu dan membersikan sisa susu pada bibir sang adik.

Listya kembali tersenyum.... Namun...

Brak..

Pintu terbuka paksa, dengan banyak pria yang tiba-tiba masuk ke dalam.

"Risyta."

"... " Listya membulatkan matanya terkejut sekaligus panik.

Irena langsung menoleh pada adiknya itu.

"Kau nakal sekali, kenapa kau meninggalkan aku sendiri di rumah." Ucapnya dengan wajah yang susah diartikan.

"Siapa kau? " Irena sigap langsung berdiri di hadapan Listya.

"Ayo pulang." Dehan tak menggubris perkataan Irena.

"Apa yang kau inginkan."

"Hmmm, aku hanya ingin mengambil kembali istriku. " Ucap nya masih dengan wajah yang susah diartikan.

"Kak.." Listya dengan wajah takut mencoba bersembunyi dibelakang Irena.

Dehan melirik bodyguard nya, tanpa ba bi bu para Bodyguard itu langsung menyergap Irena dengan memegang lengan wanita itu.

"Lepaskan!"

"Lepaskan kakakku." Listya ikut membantu Irena melepaskan diri, namun sia-sia jika dibandingkan tubuh nya dengan tubuh para bodyguard itu.

Dehan berjalan mendekati Listya tengah memukuli bodyguard yang memegang Irena.

"Ayo pulang." Dehan menarik tangan Listya.

Listya terkejut, berjongkok mempertahankan tubuh mungilnya. Namun tetap saja kekuatannya tak sebanding dengan pria itu, meski beberapa kali berjongkok ia tetap terseret olehnya.

"Lepaskan aku! Aku tak mau ikut dengan mu."

Tanpa melepaskan pegangannya pada gadis itu, Dehan menuju pintu dan berkata.

"Bunuh wanita itu dan bermain lah sedikit."

"Baik tuan."

"Jangan... Tidak... Lepaskan...sialan! " Irena berteriak ketika semua bodyguard itu mencoba membuka pakaiannya.

Listya melihat itu pun terkejut ia harus bagaimana?, kakaknya? manusia bejat kurang ajar, hanya sumpah serapah didalam hatinya untuk pria sialan ini.

"Ku mohon lepaskan kakakku, baik aku akan ikut dengan mu, aku akan menurut padamu ,aku mohon.."

"Jika Risyta menurut padaku sejak awal ini tak akan terjadi." Ucapnya.

"Hiks.. aku mohon lepaskan dia, aku tak akan kabur lagi, aku akan bersamamu." Ucapnya dengan menahan isak tangis.

Mendengar kata itu keluar dari bibir sang gadis membuatnya tersenyum menang.

"Cukup! " Ucapnya membuat Bodyguard itu berhenti melepaskan pakaian Irena.

Irena terduduk tak berdaya, dengan pakaian yang hampir terbuka semua.

Ia menyilangkan kedua tangannya menutupi tubuh yang terpampang, meski masih memakai bra, itu benar-benar memalukan.

Listya dengan cepat melepaskan pegangan Dehan yang tak erat lagi, dan berlari memeluk Irena.

"Kak.. Maafkan aku hiks..." Ucap nya lirih.

"Tidak sayang.. Kau tak bersalah, aku lah yang seharusnya minta maaf karena tak bisa melindungi mu." Irena memeluk adiknya dengan rasa menyesal.

Dehan melihat itu pun langsung menarik Listya, kini ia tak melawan lagi, ia melirik kakak nya tengah meneriaki namanya. Mereka keluar dari sana, dan betapa terkejut nya dengan pemandangan di luar rumah.

Semua penjaga yang tergeletak tak bernyawa, bau amis darah dimana-mana, ia benar-benar tak habis pikir begitu kejam nya pria ini.

Mereka masuk kedalam mobil hitam milik Dehan dengan diikuti mobil hitam lainnya dari belakang.

Saat mulai masuk kedalam pekarangan mansion milik Dehan, dirinya tetap dibuat takjub, dilihat dari manapun itu rumah yang benar-benar luar biasa.

Dehan membuka pintu dan kembali menarik Listya, sementara gadis itu mau tak mau harus ikut.

Sesampai dikamar.

Dehan mengunci pintu dan menghempaskan tubuh mungil itu pada kasur empuk mereka.

Meski tak terlalu kuat itu membuat Listya takut dan terkejut, Dehan menatap nya datar, tak tahu sekarang apa yang ada dipikiran pria gila ini .

"Malam ini Risyta aku hukum, berani sekali Risyta pergi tanpa seizin ku." Dehan membuka jasnya.

Listya tak berani menatap wajah itu, ia lebih memilih menunduk, Dehan mengangkat dagu gadis itu dengan jari telunjuknya.

"Kau membuatku gila, kau tahu." Mereka benar-benar dekat, Listya bahkan dapat merasakan nafas pria itu diwajahnya.

"Karena itu malam ini, Risyta aku hukum." Dehan mulai mencium bibir Listya dan menindihnya.

"Hmffft... Hmmmffft."

Dehan menyudahi ciuman itu melonggarkan dasi yang ia kenakan.

"A- apa Yang ingin kau lakukan?" Listya kaget bukan main.

Dehan kembali menindihnya dan menciuminya dengan nafsu, tangan nya mulai menjama setiap inci tubuh gadis itu.

Listya mencoba memberontak, namun nihil lagi-lagi Dehan lebih kuat dari pada dirinya. Ia mulai meneteskan air mata, ketika Dehan membuka seluruh pakaiannya.

"Shuttt."

Lovely author ga mau nulis adegan selanjutnya, takutnya memengaruhi pikiran reader.

Skip adegan 18+....

....

Listya mengerjapkan matanya beberapa kali, badannya sakit semua dan kini ia terisak mengingat kejadian semalam.

Sesuatu yang ia jaga selama ini, harus direnggut oleh pria iblis itu. Belum lagi sakit yang ia rasakan pada kewanitaan nya, ia benar-benar hancur, Pria iblis itu sudah pergi sekarang, hanya tinggal dirinya.

Saat hendak bagun rasanya tulang nya retak, perih di bagian kewanitaan nya. Ia memaksakan diri  ke kamar mandi dengan tertatih memegang dinding, cukup lama ia berendam di dalam kamar mandi.

Ia kembali terisak mengingat dirinya tak suci lagi, ia benar-benar kacau, mata yang sembab karena tak henti menangis, badan yang dipenuhi tanda merah akibat ciuman pria itu.

Setelah membersihkan tubuh nya yang lengket, Ia mengambil pakaiannya didalam lemari, didalam lemari itu hanya ada dress, ia memakai salah satu yang nyaman untuk keadaan nya sekarang. Ia berjalan pelahan mendekati pintu mencoba membukanya namun pintu itu tak bisa terbuka. Ia berjalan kembali menuju tempat tidur tapi tiba-tiba matanya buram dan sakit kepala menyerang.

Brugh...

...

Brak..

Pintu terbuka menampilkan sosok pria yang terlihat panik dan khawatir, ia mengambil nafas lega melihat gadisnya sedang makan, dan disuapi oleh pelayan.

"Apa kau baik-baik saja?" Ucapnya mendekati gadis itu.

Gadis itu hanya diam, wajah yang begitu pucat, dengan tatapan kosong, Ia mengambil nafas panjang mencoba menahan emosi, mengelus sayang rambut gadis itu dan mengcupnya.

"Maaf aku terlalu kasar." ucapnya.

Ok segini dulu ya Lovely...

Jan lupa Semangatin author terus..

See you...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!