Clay, merupakan seorang pria paruh baya yang hidupnya sangat tidak berguna.
Setiap hari ia hanya bersenang-senang dan tidak pernah memikirkan masa depan.
Hidup sebagai pengangguran, premanisme, tidak memiliki title atau pengalaman kerja, tidak memiliki tabungan untuk masa depan dan belum berkeluarga.
Padahal orang-orang seusianya kini telah menikah dan berkeluarga, sedangkan Clay hanya menghabiskan sisa waktunya untuk hal-hal yang tidak penting. Seperti berjudi, mabuk-mabukan dan lain-lain.
Bahkan saudara-saudaranya sudah mencoba untuk menasihati dan membimbingnya ke jalan yang benar, tetapi Clay masih saja cengkal dan tetap egois.
Hingga pada suatu ketika, Clay mengalami sebuah kecelakaan dan akhirnya ia menjadi sakit-sakitan.
Dikarenakan Clay tidak memiliki tabungan dan saudara-saudaranya enggan untuk merawatnya, dengan terpaksa ia harus menjalani sisa hidupnya dengan penuh penderitaan.
Sebuah luka yang seharusnya dirawat oleh pihak rumah sakit, kini Clay hanya mengobati lukanya dengan obat biasa karena ia tidak memiliki uang.
Luka yang semula bisa sembuh dengan cepat, kini menjadi luka serius yang dapat mengancam nyawanya.
Hari-hari pun berlalu, perlahan Clay menyesali semua perbuatannya dan berharap kepada dewa agar ia mendapatkan kesempatan kedua.
Rasa penyesalan itu terus menghantui Clay hingga akhirnya ia menghembuskan nafas terakhirnya.
*
*
Setelah menghembuskan nafas terakhirnya, semua tampak begitu gelap bagi Clay.
Rasa sakit dan penyesalan yang selama ini ia rasakan, kini seketika sirna entah kemana.
Tetapi harapan dan tekat untuk berbenah, masih melekat di dalam jiwanya.
Di dalam kegelapan, perlahan Clay samar-samar melihat seperti sebuah hologram sistem yang semakin lama semakin nampak jelas di matanya.
~Ding
[Selamat datang, tuan.]
[Anda telah mengaktifkan sebuah Sistem Cheat Craftsman.]
[Sistem akan mereinkarnasikan jiwa anda ke dimensi lain dan mencari tubuh yang cocok untuk anda.]
[Reinkarnasi sedang dalam proses.]
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[Reinkarnasi berhasil.]
[Hiduplah dengan bijak dan gunakan waktu anda sebaik mungkin.]
Perlahan kegelapan itu memudar dan kini sinar cahaya mulai muncul dalam pandangannya.
Samar-samar Clay mendengar suara teriakan asing yang mengganggu telinganya.
Secara perlahan Clay membuka matanya dan ia melihat beberapa orang yang sedang menangis di hadapannya.
“Hikss... Kakak... Kumohon, bangunlah.” Ucap sosok gadis kecil sambil menangis dihadapan Clay.
“Apa ini!? Siapa dia!?" Ucap Clay dalam hati dengan raut wajahnya yang pucat sambil terbaring lemas diatas tanah.
Tepat setelah Clay sadar, tiba-tiba muncul sebuah hologram sistem seperti yang ia lihat di dalam alam bawah sadarnya.
[Memuat ulang ingatan tubuh asli.]
[1]
[2]
[3]
Satu persatu sebuah ingatan masuk ke dalam otak Clay secara perlahan.
[4]
[5]
Semakin lama, Clay semakin pusing karena ia dipaksa mengingat sesuatu yang tidak ia ketahui muncul secara terus menerus ke dalam otaknya.
[6]
[7]
[8]
Perlahan rasa sakit itu mulai memudar dan Clay pun mulai mengenal siapa yang ada di hadapannya saat ini.
[9]
[10]
[Memuat ulang ingatan tubuh asli berhasil.]
Kini Clay mendapatkan semua ingatan tubuh asli yang saat ini ia tempati.
Setelah informasi-informasi sepenuhnya masuk ke dalam otak Clay, kini sebuah hologram sistem kembali muncul.
[Menampilkan Status :
Nama : Clay Valonia
Level : 1 (Exp. 0/10)
Atribut : (Point Atribut : 0)
Str. 2 Deff. 2 Agy. 1 Hp. 3 Mp. 0 Sta. 2
Iventory : (Klik untuk melihat)
Uang : 0
Keterangan : - .]
Meskipun sebelumnya Clay telah melihat hologram ini, tapi tetap saja ia masih terkejut dengan adanya hologram sistem ini.
“Hologram ini seperti di dalam game...” Batin Clay dalam hati. Meskipun saat ini Clay terkejut, tetapi ia sudah familiar dengan sebuah game karena sebelumnya ia hidup di dunia modern.
Beberapa detik kemudian, Clay mendengar ucapan dari gadis kecil itu sekali lagi. “Kakak... Jangan tinggalkan aku, aku takut sendirian.”
Dengan ingatan yang baru saja Clay dapatkan, tentu saja ia tahu siapa gadis kecil yang ada di dekatnya ini.
“Dia adalah adik perempuanku, Isabel Valonia.” Batin Clay sekali lagi, saat ini ia telah mengetahui gadis kecil ini dan hal apa yang membuatnya menangis.
Dalam ingatan Clay, sosok gadis di sampingnya itu adalah adik perempuan satu-satunya yang ia miliki di dunia ini, sedangkan keluarganya yang lain telah mati terbunuh akibat serangan monster beberapa waktu yang lalu.
“Syukurlah... Akhirnya kamu terbangun, kak... Aku sangat khawatir ketika kamu berusaha bertarung dan melindungiku dari serangan monster itu.” Ucap Isabel dengan air mata yang masih menetes dipipinya.
Clay pun tersenyum dan kemudian ia pun menjawab ucapan adiknya. “Tenanglah... Ini adalah luka kecil dan sekarang aku baik-baik saja. Maafkan aku karena telah membuatmu khawatir.”
Clay mengingat dengan jelas bahwa sebelumnya ia telah disergap oleh monster ketika sedang melakukan perjalanan ke kota lain.
Karena ingin bertahan hidup dan melindungi adiknya, pemilik tubuh asli secara terpaksa memberanikan diri untuk bertarung melawan monster tersebut dan akhirnya pemilik tubuh asli ini terbunuh bersamaan dengan monster yang ia lawan.
“Syukurlah kalau kamu baik-baik saja, kak.” Ucap Isabel yang kini mulai sedikit tenang setelah mendengar jawaban Clay.
Kemudian Clay pun menjawab dengan senyuman ramah. “Hehehe makasih sudah mengkhawatirkanku...” Ucap Clay sambil memeluk Isabel.
“Apaan sih... Aku kan adikmu hehehe...” Jawab Isabel dengan senyuman manis dibibirnya dan wajahnya yang masih ada bekas air mata.
Beberapa saat kemudian tanpa Clay sadari, kini Isabel pun tertidur dipangkuan Clay, ia tertidur dengan cepat karena lelah setelah lama menangisinya.
Suasana pun menjadi tenang dan kini Clay pun merenungkan kenyataan hidupnya.
“Oke baiklah... Pertama, dikehidupanku sebelumnya aku mati dan kemudian bereinkarnasi ke tubuh anak ini yang sebelumnya juga telah mati karena serangan monster... Anak ini berumur 15 tahun dan ia memiliki nama sama persis denganku!”
“Kedua, dunia ini seperti berada diabad pertengahan dengan adanya ilmu pedang dan sihir... Dunia ini juga dipenuhi dengan monster-monster yang mengancam keselamatan makhluk hidup!”
“Ketiga, saat ini aku hidup sebagai tuan muda keluarga Valonia... Keluarga Valonia merupakan salah satu keluarga yang cukup kaya di kota Fort... Sebuah kota kecil yang kini telah musnah akibat serbuan para monster... Serbuan para monster itu mengakibatkan kedua orang tuaku, saudara, kerabat dan lain-lainnya mati terbunuh... Dan saat ini Isabel adalah satu-satunya keluargaku yang masih hidup! Aku harus menjaga dia sebaik mungkin sebagai ucapan rasa terima kasihku kepada jiwa pemilik tubuh asli karena telah meminjamkan tubuhnya kepadaku.”
“Keempat, aku hidup dengan sistem seperti yang ada di dalam novel maupun komik yang pernah aku baca di kehidupan sebelumnya... Tapi aku masih belum tahu seperti apa fungsi sistem ini dan aku akan mempelajarinya nanti.”
Fikir panjang Clay dalam benaknya, ia berusaha memahami keadaan dirinya saat ini dan dunia barunya ini.
Clay berhenti sejenak dalam berfikir dan kemudian ia kembali berkata dalam hati. “Di kesempatan kedua ini, aku akan memanfaatkan waktuku sebaik mungkin... Aku sangat bersyukur dan berterima kasih karena telah memberikan kesempatan kedua ini.”
Clay pun membulatkan tekatnya untuk memanfaatkan waktunya sebaik mungkin dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
Hingga kemudian, muncul sebuah hologram sistem sekali lagi di dalam penglihatannya.
~Ding
[Berhasil memicu sebuah misi.]
[Misi pemula : Menciptakan sebuah pedang sihir (1x).
Cara pembuatan : Dapatkan inti monster - Menyerahkan inti monster ke sistem – memilih jenis equipment – Klik ‘Oke.’
Hadiah : Mendapatkan 10 Exp, Mendapatkan 3 Point Atribut.]
“Hm, sepertinya aku memiliki sistem dengan fungsi menciptakan sebuah equipment dan aku bisa tumbuh menjadi kuat dengan cara membuat equipment secara terus-menerus... Tapi bagaimana aku bisa mendapatkan inti monster? Sedangkan tubuh anak ini sangat lemah... Tunggu! Aku tadi melihat inventory, apa disana ada inti monster?” Ucap Clay dalam hati sambil membuka inventorynya.
[Membuka inventory : (Kosong)]
“Kosong!? Lalu bagaimana aku bisa mendapatkan inti monster? Senjata pun aku gak punya...” Gumam Clay sambil berfikir.
Clay pun mencoba mencari cara agar ia dapat menyelesaikan misi Pemula yang ia dapatkan dari sistem.
Hingga akhirnya, Clay teringat bahwa pemilik tubuh aslinya telah berhasil membunuh monster sebelum kematiannya.
“Oh ya, sebelumnya kan anak ini telah membunuh monster... Sebaiknya aku mencarinya disana.” Ucap Clay dalam hati sambil menoleh ke kanan dan kiri dengan maksud mencari bangkai monster.
Setelah beberapa detik kemudian, Clay pun menemukan letak bangkai monster yang tidak jauh dari dirinya.
Yang semula Isabel tertidur di dalam pangkuan Clay, kini dengan perlahan dan hati-hati ia memindahkan tubuh Isabel ke tanah.
Setelah memindahkan Isabel, kini Clay beranjak dari tempatnya dan segera mendekat ke bangkai monster.
“Ini pertama kalinya aku melihat monster secara langsung...” Gumam Clay sambil memperhatikan bangkai monster yang ada di hadapannya.
Saat ini bangkai monster yang ada di hadapan Clay adalah monster serigala bertanduk.
Setelah beberapa saat kemudian, Clay pun mulai membedah tubuh monster tersebut dengan batu-batuan dan batang pohon yang ada di sekitarnya.
Proses pembedahan itu pun memakan waktu cukup lama karena saat ini Clay tidak memiliki senjata apapun.
Waktu pun terus berlalu, kini Clay pun berhasil menemukan sebuah inti monster di dalam bangkai monster serigala bertanduk tersebut.
Inti monster tersebut berbentuk seperti sebuah permata tetapi berwarna hitam.
“Menurut ingatan anak ini, batu ini adalah inti monster... Sistem, apa ini inti monsternya?”
[Benar. Apakah anda ingin membuat sebuah equipment dengan inti monster ini?]
“Ya.”
Seketika muncul sebuah cahaya biru yang sewarna dengan hologram sistem itu menyerap inti monster serigala bertanduk yang ada di dalam genggaman Clay.
[Memenuhi syarat untuk membuat equipment sedang dalam proses.]
[Silahkan pilih jenis equipment yang akan dibuat :
- Pedang sihir
- Tombak sihir
- Busur sihir
- Perisai sihir
- Armor sihir
- Lain-lain.]
Tanpa berfikir, Clay pun langsung memilih jenis equipment yang akan ia buat. “Tentu saja sesuai misi yang aku dapatkan... Aku ingin membuat pedang sihir.”
[Membuat pedang sihir (1x) sedang dalam proses.]
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[Silahkan memberikan nama lebel untuk produk yang anda ciptakan agar produk anda dapat diketahui oleh seluruh dunia.]
"Hm... Boleh juga hahaha... Bagaimana kalau Valonia? Sepertinya bagus... Oke, lebel produkku mulai saat ini dan seterusnya adalah Valonia."
[Menyimpan data.]
[Lebel 'Valonia' dikonfirmasi.]
[Berhasil menciptakan sebuah pedang tingkat D-Rank.]
[Mendapatkan 5 Point Atribut.]
[Mendapatkan 50 Exp.]
[Naik Level.]
[Mendapatkan 1 Point Atribut.]
[Naik Level.]
[Mendapatkan 1 Point Atribut.]
[Equipment yang anda ciptakan akan secara otomatis disimpan ke dalam inventory anda.]
[Selamat! Berhasil menyelesaikan misi Pemula.]
[Mendapatkan 10 Exp, Mendapatkan 3 Poin Atribut.]
[Naik Level.]
[Mendapatkan 1 Point Atribut.]
[Beralih ke Misi Pemula (tahap 2).]
[Misi Pemula (Tahap 2) : Menciptakan 10 Equipment.
Jumlah : (0/10)
Hadiah : Mendapatkan 30 Exp, Mendapatkan 5 Point Atribut.]
Mendadak Clay tercengang sekaligus merasa pusing karena layar hologram sistem terus bermunculan di dalam pandangannya.
“Setelah aku berhasil membuat pedang sihir, aku bisa mendapatkan beberapa Exp dan Point Atribut... Ketika aku naik level, aku mendapatkan 1 Point Atribut... Baiklah kalau begitu, aku akan mencari cara untuk mendapatkan inti monster dan membuat banyak equipment hehehe...” Ucap Clay dalam hati dan kini ia secara perlahan mulai faham dengan sistem.
Setelah beberapa detik kemudian, Clay penasaran dengan pedang yang telah ia buat, kini ia pun berusaha mengambil pedang tersebut di dalam inventorynya.
Tiba-tiba muncul sebuah cahaya biru dihadapan Clay, di dalam cahaya biru itu secara perlahan muncul sebuah gagang pedang dan kemudian Clay menariknya.
Setelah sepenuhnya pedang tersebut terlepas dari cahaya biru, kini muncul sebuah hologram sistem yang menunjukkan status.
[Menampilkan Status Equipment :
Nama : Sharp wind
Equipment : Pedang sihir
Kualitas : D-Rank
Kondisi : Sangat Baik
Efek : +3 Str, +5 Agy, +1 Deff.
Keterangan : Apabila si pengguna memiliki keahlian di bidang sihir angin, maka efek pedang akan bertambah menjadi 2 kali lipat.]
Clay terkejut setelah melihat status pedang yang baru saja ia ciptakan itu, ia tak menyangka bahwa dirinya dapat menciptakan sebuah pedang dengan instan dan memiliki efek yang sangat berharga.
Di dalam ingatan tubuh asli Clay, dunia ini memiliki 7 Tingkatan kekuatan dan kualitas yang berbeda.
7 tingkatan ini dapat ditujukan pada sebuah kualitas Equipment, kekuatan monster dan kekuatan makhluk hidup.
7 tingkatan ini terdiri dari S-Rank, A-Rank, B-Rank, C-Rank, D-Rank, E-Rank dan F-Rank.
Saat ini, S-Rank adalah tingkat terkuat dan F-Rank adalah tingkat terlemah.
Dikarenakan dunia ini banyak makhluk kuat, tetapi minim pengrajin Equipment hebat, tentu saja harga jual dari sebuah Equipment yang berkualitas akan memiliki harga yang cukup tinggi bagi kalangan masyarakat biasa maupun petualang tingkat rendah.
Setelah terkejut dengan pedang yang ia ciptakan, kini Clay pun mencoba melanjutkan untuk membedah bangkai monster tersebut.
“Kalau tidak salah, bagian-bagian monster ini bisa dijual... Seperti Kulit, Daging dan bagian yang menjadi ciri khas suatu monster... Kalau serigala bertanduk ini memiliki ciri khas yaitu tanduk dan taringnya.” Fikir Clay dalam benaknya.
Clay membedah bangkai monster tersebut menggunakan pedang Sharp Wind nya.
Dengan ketajaman pedang Sharp Wind, sedikit goresan saja sudah mampu mengiris bagian-bagian tubuh monster yang cukup kuat.
Hal ini yang membuat Clay menyelesaikan proses pembedahan dengan cepat.
Setelah semuanya selesai, Clay menyimpan Kulit, Tanduk dan taring monster serigala kedalam inventorynya.
Sedangkan dengan dagingnya, ia berniat untuk membakar dan memakannya sendiri bersama Isabel.
Disaat Clay ingin memulai membakar daging, tiba-tiba ia teringat bahwa dirinya tidak memiliki pematik api atau sejenisnya.
“Sial... Bagaimana ini? Apa aku harus menyalakan api dengan menggosok kayu atau batu seperti di zaman kuno!? Hm... Bagaimana ya... Oh ya, kan dunia ini ada sihir, tapi bagaimana caranya menggunakan sihir api?”
Clay tidak mengetahui bagaimana caranya menggunakan sihir, karena pemilik tubuh asli Clay juga bukan seorang ahli sihir.
Disaat Clay masih berfikir, tiba-tiba ia teringat dengan Point Atribut yang baru saja ia dapatkan.
“Kalau tidak salah, semakin tinggi Mp yang dimiliki seseorang, semakin besar juga Mana yang dimilikinya. kalau memiliki Mana, pasti bisa menggunakan sihir.” Gumam Clay sambil membuka status pribadinya.
[Menampilkan Status :
Nama : Clay Valonia
Level : 4 (Exp. 0/40)
Atribut : (Point Atribut : 11)
Str. 2 Deff. 2 Agy. 1 Hp. 3 Mp. 0 Sta. 2
Iventory : (Klik untuk melihat)
Uang : 0
Keterangan : Craftsman D-Rank .]
“Apa ini!? Keterangan ku menjelaskan kalau aku seorang Craftsman D-Rank hehehe tidak buruk! Lebih baik kesampingkan itu dulu... Aku akan menambahkan 1 Point Atribut untuk Mp.”
[Berhasil menambahkan 1 Point Atribut ke Mp.]
Setelah hologram sistem memberitahukan bahwa Clay berhasil menambahkan Mp nya, kini secara perlahan Clay merasa seperti ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya.
Sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya itu sangat nyaman dan hangat bagi Clay, bahkan ia pun sangat menikmati prosesnya.
“Apa ini yang namanya Mana? Baiklah... Sekarang bagaimana caranya menggunakan sihir?” Fikir Clay yang masih kebingungan sambil menikmati perasaan nyaman karena ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya.
Setelah sekian lama mencoba mengingat pengetahuan tentang sihir yang ada di dalam ingatan tubuh aslinya, kini tanpa sengaja Clay mencoba memperagakan gerakan-gerakan aneh untuk memicu keluarnya sihir.
“Sihir api...”
“Keluarlah...”
“Muncul...”
“Hiaaaa...”
“Api...”
....
....
Puluhan percobaan pun telah Clay coba lakukan, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil.
Hingga sampai ketika Clay merasa kesal, ia pun mencobanya sekali lagi dengan niat dan fokus yang tinggi.
Hanya dengan fokus yang tinggi dan memikirkan sebuah api akan muncul di ujung jari telunjuknya, tiba-tiba dibagian ujung telunjuk Clay merasa hangat.
Semakin lama Clay fokus, semakin hangat juga ujung jari telunjuknya dan ia tetap melanjutkannya.
Hingga sampai beberapa saat kemudian, akhirnya Clay berhasil mengeluarkan api kecil dari ujung telunjuknya, penampakan tersebut tampak seperti Clay sedang menyalakan sebuah korek api.
“Berhasil!! Aku bisa menggunakan sihir!! Ternyata seperti ini caranya menggunakan sihir hehehe... Aku harus cepat-cepat membakar kayu sebelum api ini padam.” Ucap Clay dengan raut wajah senang.
Akhirnya Clay pun membakar kayu yang telah ia siapkan sebelumnya dan api tersebut kini telah menjadi api unggun yang cukup besar untuk membakar beberapa potong daging.
Beberapa menit pun berlalu dan daging yang telah di bakar Clay itu pun hampir matang.
Aroma daging yang tercium hidung begitu harum, membuat Isabel terbangun dari tidurnya.
Ketika Isabel membuka mata, ia pun melihat Clay sedang membakar beberapa potong daging yang tidak jauh dari dirinya.
“Kakak... Kakak... Daging apa itu? Darimana kamu mendapatkan daging ini?” Tanya Isabel sambil menghampiri Clay dan kemudian ia duduk disampingnya.
“Ini daging monster serigala bertanduk yang menyerangku tadi... Meskipun ini daging monster, kamu jangan jijik ya... Bagaimana pun perut kita belum terisi apapun." Jawab Clay dengan senyuman manis di wajahnya.
Isabel pun tidak menolak, justru ia malah bersemangat ingin segera memakannya sambil memasang raut wajah cemberut. "Siapa yang jijik? Aku malah ingin memakannya hidup-hidup karena dia telah melukai kakakku!"
"Hahaha... Hahaha... Hahaha... Kau lucu sekali." Saut Clay sambil tertawa terbahak-bahak.
Akhirnya daging monster pun telah matang dan mereka berdua memakannya dengan sangat lahap.
Waktu pun terus berlalu, mereka berdua telah selesai makan dan kini perut mereka pun sudah kenyang.
Kini Isabel pun bertanya ke Clay. "Kakak, apa kau tahu dimana kita?"
"Tidak. Aku tidak tahu dimana kita."
"Lalu, arah Barat itu sebelah mana? Bukankah Ayah meminta kita untuk pergi kearah Barat... Aku takut kalau kita malah menjauh dan menuju arah yang lain." Ucap Isabel sambil menggenggam erat tangan Clay.
Clay pun terdiam sejenak setelah Isabel menggenggam tangannya dengan erat dan kemudian ia pun menjawab ucapan Isabel dengan lemah lembut. "Tenang, Isabel... Aku akan selalu melindungimu, dan lebih baik kita harus tetap berjalan."
"Tapi... Apa tidak masalah kalau kita malah pergi ke arah lain?"
Clay pun kembali terdiam dan berusaha berfikir. "Sebelumnya, kita dikejar serigala bertanduk itu sampai lupa kemana arah kota yang kita tujuh dan akhirnya tersesat... Bahkan saat ini aku tidak tahu mana arah timur, barat, utara dan selatan... Aku harus berfikir bagaimana caranya mengetahui arah Barat... Oh iya, kenapa aku tidak mencari letak matahari saja?"
Saat ini mereka berdua sudah benar-benar tersesat karena saat ini mereka berdua telah jauh keluar dari jalur penghubung antar kota.
Saat ini juga mereka sedang berada di dalam hutan yang lebat. Hal ini yang membuat mereka berdua merasa benar-benar sendiri dan tidak ada satu orang pun yang lewat.
Setelah beberapa detik terdiam, kini Clay pun bertanya. "Apa kau percaya padaku?"
"Tentu saja aku percaya... Memangnya kenapa?"
"Oke baiklah... Tunggulah disini sebentar..." Ucap Clay sambil berusaha memanjat sebuah pohon yang besar dan tinggi.
"Kak... Kamu sedang apa?" Teriak Isabel karena terkejut dengan ulah Clay yang tiba-tiba memanjat pohon.
"Tunggu saja disana dan jangan kemana mana..." Saut Clay dengan nada yang cukup keras dan tetap melanjutkan memanjat.
Isabel pun berdiam diri sambil menunggunya dibawah pohon, menuruti apa yang dikatakan oleh Clay.
Setelah beberapa saat kemudian, kini Clay pun telah berhasil naik keatas pohon dan kini ia dapat melihat pemandangan secara luas.
Di dalam pandangan Clay, ia hanya melihat banyaknya pohon hijau yang rimbun dan birunya langit yang cerah.
Clay menatap kearah langit, berusaha mencari letak posisi matahari berada.
"Mataharinya berada disana dan sepertinya beberapa jam lagi akan tenggelam... Pasti disana itu adalah arah barat." Gumam Clay sambil menikmati pemandangan dan sesekali melihat kearah matahari.
Beberapa saat kemudian, Clay pun kembali turun dari pohon yang tinggi itu dan kemudian ia berkata kepada Isabel.
"Oke... Sekarang kita akan menuju ke arah barat."
"Okeee..."
Akhirnya mereka berdua pun melangkahkan kakinya dan pergi dari tempat itu.
Berjalan dengan santai dan sambil sesekali waspada akan adanya monster.
Meskipun Clay dan Isabel saat ini berada di hutan yang cukup terbilang zona aman, tetapi tetap saja pasti ada beberapa monster yang mendiami hutan itu.
Seperti sebelumnya, mereka berdua tiba-tiba diserang oleh serigala bertanduk di dalam jalur penghubung antar kota, padahal jalur penghubung antar kota itu minim monster.
Dan pada umumnya, serigala merupakan makhluk yang berkelompok, sedangkan Clay diserang oleh serigala bertanduk itu sendirian.
Pasti monster serigala tersebut terpisah oleh kawanannya atau bisa jadi sedang tersesat dan akhirnya kelaparan.
*
*
Tak terasa kini Clay dan Isabel telah berjalan cukup jauh dari tempat semula.
Hingga akhirnya kini mereka berdua bertemu dengan segerombolan monster.
"Berhenti kak... Ada banyak Slime di depan sana." Ucap Isabel sambil menarik baju Clay agar ia berhenti berjalan.
"Iya aku tahu... Mundurlah, aku akan membunuh mereka." Ucap Clay dengan penuh percaya diri dan segera mengambil pedang Sharp Wind nya yang ada di dalam inventory.
Tepat setelah kemunculan pedang Sharp Wind yang datang entah darimana, tentu saja hal itu membuat Isabel terkejut.
"Haaa!? Darimana datangnya pedang itu!? Daritadi aku tidak melihat kakak membawa pedang... Tapi kenapa sekarang ditanganmu ada sebuah pedang yang terlihat masih bagus?" Tanya Isabel dengan raut wajahnya yang terkejut, ia terus mencoba bertanya-tanya ke Clay.
"Ceritanya panjang... Nanti akanku cerita kan ketika selesai berurusan dengan beberapa Slime yang ada di depan."
"Hm, oke..."
Clay pun tahu bahaya yang ada di depannya itu bukanlah suatu masalah besar.
Bagi Clay, meskipun Slime ini tidak bahaya dan mengancam nyawa, tetapi lendir-lendir yang disebabkan olehnya akan sangat merepotkan.
Sebuah lendir yang sangat lengket dan tampak terlihat sangat menjijikkan.
Bahkan jika lendir tersebut sampai menutupi bagian hidung akan sangat berbahaya, karena menyumbat bagian pernafasan dan bisa mengakibatkan kematian jika terlalu lama tidak dibersihkan.
"Kalau tidak salah ingat, kelemahan Slime ini ada dibagian intinya... Dia akan langsung terbunuh jika inti monsternya dihancurkan." Fikir Clay dalam benaknya dan perlahan-lahan mendekati sekumpulan Slime.
Setelah berjarak beberapa meter dari sekumpulan Slime dan setelah membidik inti monster yang ada di dalam tubuhnya, kini Clay pun menebasnya.
*Sringgg... Sringgg... Sringgg...*
Suara pedang Sharp Wind yang diayunkan Clay secara terus menerus tanpa henti itu terdengar nyaring.
"Mati... Mati... Mati... Hancurlahhh..."
[Membunuh monster Slime.]
[Mendapatkan 1 Exp.]
[Membunuh monster Slime.]
[Mendapatkan 1 Exp.]
Rentetan hologram sistem itu terus-menerus bermunculan di dalam pandangan Clay, tepat setelah ia membunuh Slime.
"Hiaaa... Mati... Mati... Kenapa dari tadi hanya mendapatkan 1 Exp... Membuatku kesal!" Ucap Clay yang masih mengayunkan pedangnya untuk membunuh Slime.
[Membunuh monster Slime.]
[Mendapatkan 1 Exp.]
....
....
[Naik Level.]
[Mendapatkan 1 Point Atribut.]
[Membunuh monster Slime.]
[Mendapatkan 1 Exp.]
....
....
Setelah kurang lebih 30 menit, akhirnya kini Clay berhasil membunuh semua monster Slime.
"Huuuhhh... Lelah sekali! Benar-benar menjijikkan!" Ucap Clay dengan terduduk lelah sambil memegang bekas lendir yang menempel di baju dan tubuhnya.
Setelah melihat Clay selesai berurusan dengan sekumpulan Slime, kini Isabel pun berlari menghampirinya dengan raut wajah kagum.
"Kakak hebat... Sejak kapan kakak bisa tahu caranya bertarung? Monster Slime ini kan terkenal sulit dibunuh..."
Karena kelelahan dan saat ini sedang mengatur nafasnya, Clay pun mencoba membohongi Isabel. "Aku pernah mendengar cerita dari seorang petualang, kalau kelemahan Slime itu ada dibagian intinya."
"Oh jadi begitu... Apa kau lelah? Sebaiknya kita istirahat dulu."
"Tidak. Kita harus tetap berjalan... Lebih baik kita menghindari bermalam disini dan semoga ada sebuah kota atau desa di dekat sini." Jawab Clay sambil berusaha berdiri dari duduknya.
"Baiklah, kakak."
Disaat Clay dan Isabel berusaha melangkahkan kakinya, tiba-tiba ia teringat dengan inti monster yang sudah hancur dan berusaha memastikannya ke sistem apakah inti monster tersebut masih dapat digunakan atau tidak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!