Terlihat seorang wanita sedang duduk di atas sajadahnya. Dia begitu khusuk berdo'a, air matanya bercucuran bak air hujan yang yang bercucuran. Sesekali isakan tangisnya pun terdengar pilu. Mita, nama wanita itu Mita.
‘‘Allah, ampun kan dosa hamba Mu ya Robb, walau pun rasa tak pantas mengharapkan syurga MU, namun juga Hamba tak sanggup untuk menerima azab MU ya Robb."
Wanita itu mengingat betapa banyak dosa yang telah Ia buat sebelum ia mendapat jalan yang benar. Walau saat ini dia belum sepenuhnya bahagia. Dia slalu berdo'a di setiap sujudnya.
Bruk.
Ketika tiba-tiba pintu kamar di buka dengan sangat kasar. Jam baru menunjukan jam 03.00 pagi.
"Abang, kau mab*k lagi?"
Mitha tergopoh-gopoh melepaskan mukenanya dan juga menggulung sajadahnya. Mita segera menggandeng tubuh suaminya untuk menaiki ranjang, namun.
"Alaaaah," ketus orang itu.
Tepisan orang itu tepat mengenai wajahnya. Hingga meninggalkan warna merah di pipinya. Namun Mita tetap kembali merangkul lelaki itu dan membantunya naik. Laki-laki itu adalah suaminya, Izzam.
Saat sedang mab*k, dia sering berbuat tempramen. Tapi saat sadar dia hanya laki-laki biasa, bahkan terlihat dingin.
"Aaaah," pekiknya
Kembali 3 tamp*ran itu mendarat di pipi dan tangannya. Namun Mita dengan telaten membantu suaminya melepaskan jaket, baju, sepatu, juga membawakan air hangat untuk membasuh tangan dan kakinya, sedang suaminya sudah tertidur pulas. Begitulah keseharian Mita, hari harinya hanya kemalangan yang dia dapatkan.
Mentari mulai menyinari dunia, sinarnya pun mampu menembus masuk ke kamar Izzam dan tepat mengenai muka Izzam.
"Mita...! tutup tirai jendelanya!"
Izzam berteriak ketika matahari masuk dan mengenai kulitnya.
"Iya Bang!"
Mita yang masih mandi tergesak-gesak keluar dan menutup tirai nya, walau dia masih belum selesai mandi, bahkan kepalanya pun masih berbusa bekas shampo. Dia melilitkan handuk di da**nya. Dia sangat takut kalau suaminya marah.
Setelah selesai mandi tepat jam 06.00 pagi hari, dia pun turun kebawah dan mengambil sayur untuk di olah lauk, sementara, nasi sudah masak saat dia sholat subuh tadi.
"Ummi!"
Panggilan gadis kecil kira kira berusia 6 tahun lebih, memecah kesunyian dapur.
"Sayang, udah bangun? mau makan? Ummi belum masak lauk nak, bentar ya."
Mita pun kembali menyiapkan bahan yang akan dia masak.
"Papa mana mi? Mamah juga belum bangun. Padahal tadi malam mamah nggak kemana-mana!" ucap gadis cilik itu.
"Papah masih tidur, Ayana kok sudah bangun?biasanya bangunnya jam 10-an," ucap Mita lembut pada gadis cilik itu.
"Ayana sholat subuh kok Ummi, kan ummi yang bilang, kalau bangunnya kesiangan nanti rezekinya di ambil ayam."
"Emmmmch pinter anak ummi."
"Hey, apa Loe bilang? itu ank Gue, dia terhormat, nggak kaya Loe, pe**cur."
Tiba-tiba seorang wanita cantik dan s*xi berdiri di depan pintu dapur.
"Maaf Nyonya, bukan begitu maksud saya."
Mita cepat cepat minta maaf dan melanjutkan pekerjaannya memotong motong sayur. Sementara wanita yang di panggil Nyonya nyelonong ke dapur dan mengambil air minum, dan keluar sambil menyeret anaknya.
"Sudah Mamah bilang, jangan deket dekat dengan wanita si**l itu, apa kamu tidak takut terkena penyakit? Lihatlah wanita itu? terus saja menutup mukanya dengan kain, padahal dia hanya bekas wanita malam yang di ambil oleh Papah mu," ucap Mamah Ayana kesal.
"Mamah jangan begitu sama ummi, dia tidak seperti itu Mah! dia bahkan lebih cantik dari Mamah!" Ayana berlari dan menghempaskan tubuhnya di ranjang.
"Anak kurang ajar! apa dia mengajari mu untuk berani seperti itu? awas kalau kau dekat dekat lagi dengan dia!" Mamahnya marah marah dan mengancam Ayana.
"Kalau Ayana nggak boleh main sama Ummi, terus Mamah bisa, jagain Ayana? Mamah kan sering pergi malam malam, terus Bibi juga sudah di pecat Papah, gara-gara ketahuan mencuri cincin berlian Mamah kan?"
Mamahnya lupa, kalau di rumah itu tinggal dia Papah dan juga anak gadisnya yang jarang ada di rumah.
"B*syiit, mengapa aku lupa! iya, nanti ku carikan lagi Bibi baru. Sekarang kau diam disini, sampai masakan sudah siap."
"Katanya Mamah takut kena penyakit, tapi kok Mamah dan kita semua makan masakan Ummi?" ucap Ayana lagi lugu.
"Ish anak ini, itu karena kita tidak ada pilihan, diam disini, jangan kemana mana! Mamah mau lihat ayah ke atas."
Mita pun keluar kamar, meninggalkan Ayana yang cemberut.
Tap tap tap
Cklek
"Papah, bangun! aku ingin bicara sebentar!"
"Brisik amat sih Loe! Aku masih ngantuk, sana pergi!" bentak Izzam.
"Pah, ini penting, aku ingin Bibi baru untuk jagain Ayana, kalau aku lagi keluar," pinta Tami.
"Sudah ada Mita Mah! kenapa mesti harus ada pembantu sih ma? lagian Ayana sangat senang dengan Mita," ucap Izzam lagi.
"Aku takut kalau Mita penyakitan, dia kan baru 3bulan diam di rumah kita, lagian papa cari istri muda juga kenapa harus cari dari Club malam sih Pah? kayak nggak ada wanita lain saja," ucapnya ketus.
"Aku ingin membantunya, dia hanya terpaksa kerja di sana karena butuh biaya hidup, lagian aku juga tidak yakin kalau dia pernah disentuh laki laki, saat itu aku ingin tidur dengannya, dia malah menangis histeris menolak ku, lagian kita manfaatkan saja dia."
Izzam kembali masuk ke dalam selimut.
"Ya udahlah, terserah Papah, tapi kalau kenapa kenapa sama Ayana, awas saja! akan aku cincang wanita itu."
Bruk
Nyonya Tami menutup pintu dengan keras hingga mengakibatkan kaca jendela bergetar. Suaranya sampai ke dapur bawah.
"Astagfirullah."
Mita yang baru menyelesaikan tugasnya dan ingin keluar dari dapur mengurungkan niatnya, dia memilih duduk di kursi agar tidak bertemu Nyonya Tami.
"Hey, wanita jal*ng, enak saja santai santai, itu lantai luar di pel, halaman bunga bunga juga disiram."
Tiba-tiba saja Tami datang dan memarahi Mita.
"Iya nyonya, kalau mau makan semuanya sudah siap nyonya," ucap Mita.
Mita bergegas keluar dapur menuju halaman.
Sudah jam 9.30 pagi, dia belum selesai menyapu halaman, Mita juga belum sarapan. Halaman yang luas dan tertata rapi itu dipelihara oleh mita sendiri.
"Non, kalau Non capek, baiknya istirahat saja. Itu muka Non juga terlihat pucat."
Suara satpam penjaga pagar mengagetkan lamunan Mita.
"Iya pa, nggak papa, sebentar lagi," jawabnya.
Mita pun menyeka jidadnya yang penuh keringat dingin. Tubuhnya mulai lemah.
"Ummi, sssst, ini Ayana bawakan roti."
Ayana tau kalau Mita belum makan, Mita akan makan ketika mamahnya sudah keluar rumah, atau mamahnya sedang tidur siang.
"Sayang sudah makan?" mita membungkukkan badannya dan menatap mata gadis kecil itu.
"Iya Mi, Papah dan Mamah juga sudah makan."
Tit tit
"Aku berangkat, jaga Ayana!"
Suara Izzam mengagetkan mita, dia langsung berdiri dan membungkuk. Terlihat juga didalam mobil ada Tami. Mereka adalah bos besar disebuah perusahaan, namun mereka sering tidak memperdulikan satu sama lain, perkawinan bagi mereka seperti status formalitas saja.
"Baik bang."
TERNYATA
Mita ini istri kedua izzam guys.
Mita dan Izzam baru menikah 3 bulan lalu. Mita bisa dibilang kupu kupu malam yang sangat cantik sehingga Izzam tergoda, namun hingga saat ini, Izzam tidak pernah menyentuh Mita, Karena istrinya sering menakut-nakuti soal penyakit kelamin.
"Ayo Ummi, kita ke dapur, muka ummi terlihat putih kayak mayat."
Mereka pun segera ke dapur. Sesampainya di dapur Mita langsung mengambil piring namun...
Prangggg
Mita ambruk dan mukanya terbentur meja mengeluarkan darah segar.
"Ummi, bangun! Ummi, Paman tolong!"
Ayana segera berlari ke pos satpam dan minta bantuan paman satpam.
"Apa yang terjadi non?"
"Ummi Paman, dia jatuh dan terluka tolong paman."
Mereka pun berlari ke dapur.
"Non ambilkan minyak kayu putih, apa Non tau dimana letaknya?"
Ayana dengan cekatan segera berlari ke kamarnya, tak berapa, lama dia pun kembali dengan membawa kotak obat.
"Tunggu Paman, Paman jangan liat, biar Ayana yang obatin bibir Ummi, biasanya ummi nggak suka kalau orang liat wajah ummi."
Paman itu pun langsung berpaling mengerti.
"Awas jangan ngintip paman ya!" Centil Ayana lagi hehe
BERSAMBUNG....
🌷FLASHBACK🌷
"Kakak, apakah sudah bertemu dengan Ayah?"
Suara Fasha mengejutkan lamunan Mita yang sedang termangu memikirkan kehidupan mereka. Fasha adalah adiknya yang tengah. Usia Fasha baru menginjak 17tahun dan masih sekolah di SMA Negeri.
"Hemmmm, belum Dik, kemaren Kaka ke kantornya, tapi dia tidak ada di sana."
"Lalu, bagaimana kita bisa membayar kontrakan dan juga membeli makan Kak?" suara adiknya Zila juga bagai petir yang menyetrum persendiannya. Zila baru berusia 15 tahun.
Usia Mita masih 20 tahun, dia baru saja lulus sekolah SMK tahun ini.
"Kaka akan ngutang di warung dulu."
Mita pun beranjak pergi meninggalkan kedua adiknya menuju warung di depan kontrakannya.
"Mbok, maaf, apa kami bisa ngutang beras 1 liter lagi?"
"Eh nak Mita, bisa nak sebentar." Wanita paruh baya itu sangat baik dan ramah, walau utang mereka sudah menumpuk, namun dia masih saja mau ngutangin lagi.
"Eeh eeh eeh eeh, nggak tau malu, hutang yang kemaren aja belum dibayar, malah nambah lagi, Mbok juga, kenapa mau di hutang terus, kalau begini terus bisa rugi sampean?"
Ucap mantunya mbok pada Mita. Mita hanya mampu menunduk.
"Lagian wajah cantik begini nggak laku laku juga, mungkin orang takut kalau hartanya bekal di gerogoti kalee." pedes sekali mulut wanita itu ya.
"Hush, udah diem, ini Nak, mudahan Ibu kamu cepat sembuh jadi bisa kerja lagi."
"Terimakasih Mbok."
Mita segera mengambil langkah seribu dan kabur.
Dulu ibunya adalah tukang cuci baju di sebuah loundry, namun ketika terjatuh ketika mencuci baju dia menjadi stroke dan tidak bisa bekerja lagi. Sementara ayahnya sudah menikah dengan perempuan lain, seorang karyawan yang bekerja di kantor ayahnya, ayahnya hanya memiliki Cv. kecil dan memiliki beberapa karyawan saja.
"Dek, bentar Kakak masak dulu ya, tapi pakai lauk garam saja, maaf Kaka belum dapat kerjaan." Mita pun menuju dapur dan memasak nasi bubur dengan ditaburi garam, agar beras itu cukup untuk dimakan beberapa hari ke depan.
Tok Tok Tok
Ckleek
"Bu Inah! masuk bu! Zila yang membuka pintu sudah paham kedatangan bu Inah untuk menagih bayar kontrakan.
" Aku disini saja, mana Mita?"
"Iya bu." Mita tergopoh-gopoh datang dari dapur.
"Kamu sudah pasti tau kedatangan saya kemari kan? sudah hampir 2 bulan kontrakan ini belum dibayar, sangat terpaksa, kalian ku beri waktu satu minggu lagi untuk melunasinya, kalau tidak bisa bayar, kalian silahkan tinggalkan rumah ini, permisi."
Mita dan kedua adiknya tak bisa berkata sepatah katapun, mereka terdiam, Mita pun masuk kedalam.
"Dek ayo! kita makan dulu! yang penting kita makan dulu, masalah kontrakan biar Kaka yang cari solusinya. Mita menyajikan bubur didalam piring dan meletakkannya di atas meja dapur yang hampir roboh.
"Kaka mau ke kamar dulu mau nelpon teman, mungkin saja ada kerjaan yang nisa, Kaka kerjakan. Mita pun membawa Hpnya dan mulai menelpon teman temannya yang dia kenal. Namun tak satu pun mau membantunya dan juga tak ada pekerjaan untuknya.
Dulu Mita adalah wanita yang dikagumi dan di incar banyak lelaki, tapi sejak Ayahnya menikah lagi, bahkan Mita jarang bawa Uang saku untuk sekolah, sejak itu teman temannya menjauh, ada satu temannya yang sangat baik, namun sekarang sudah pindah ke luar Negeri bersama keluarganya.
Ya Allah, tolong beri jalan untuk hambaMu ini.
Bathinnya
Tring tring.
Hp jadulnya berbunyi. No tidak dikenal
-Mita, aku dengar dari Bela, kamu sedang mencari pekerjaan ya?"
-Iya, ini siapa ya?.
-Aku Mawar, kalau memang sangat perlu Kau datang kesini, jl. Jingga no 10 ya. Aku tunggu.
Tuuut
Mita pun bergegas mengambil kerudung dan juga tasnya, dia juga mengambil uang receh dari tabungannya untuk bayar Angkot.
"Kakak pergi dulu, jaga Ibu, assalamualaikum."
"Tapi Kaka belum makan? wa alaikumussalam."
"Nanti saja, Kaka ada urusan tentang pekerjaan,mudahan Kaka bisa diterima."
Mita pun melangkah cepat menuju jalan raya dan mencari Angkot. Walau dia bukan wanita sholehah, kerudungnya pun asal nyangkut kalau lagi pergi keluar, kalau cuma di sekeliling rumah dia tidak memakai kerudung. Setelah 20 menit naik angkot dia pun sampai di jalan yang menuju jl Jingga, namun karena dia takut kehabisan ongkos untuk pulang, dia pun memilih jalan kaki untuk masuk kedalam, sekitar 10 menit perjalanan, dia sengaja memakai masker agar bisa terhindar dari sengatan matahari, namun semua itu tidak menyembunyikan kecantikannya.
"Hey cewek, kenalan dong?"
"Mau jadi pacarku nggak?"
para pemuda yang dia lewati pun menggodanya tidak sopan. Maklum pakaiannya juga minim pakai levis dan baju kaos ketat walau pun masih panjang, namun tidak menutupi lekak-lekuk tubuhnya. Mita mengambil langkah cepat cepat agar dia bisa menjauh dari para pemuda itu.
Akhirnya dia sampai di rumah Mawar.
"Eh, akhirnya nyampai juga, ayo masuk!" Mawar sudah menunggunya di teras depan.
"Makasih, oh ya, kalau tidak salah, kamu kan satu kelas dengan Rangga? pria paling tampan disekolah itu." Mita terlihat basa basi.
" Iya, kalau tidak salah, kamu juga sempat jadi primadona sekolahkan?" Puji Mawar.
"Ah, Nggak juga, oh iya, masalah pekerjaan tadi gimana?" Mita tak ingin berlama lama di sana, karena dia ingat ibu yang sedang sakit.
"Kamu jangan kaget ya, mungkin ini agak ribet sih ngenjelasin nya."
Mawar menarik nafas dalam.
"Kalau kamu mau aku akan bantu, tapi kalau tidak mau, anggap aja ini tak pernah kau dengar." Mawar memandangi wajah Mita tajam.
"Iya, katakanlah!" Mita pun sangat ingin tau.
"Apa kau mau nemenin Om Om di Klub malam? oke tunggu, jangan di sela dulu."
Mita hampir menyela perkataan Mawar, namun Mawar cepat menghentikannya. Sementara Mita sudah membelalakkan matanya kaget dan sedikit syok.
"Begini, kita hanya nemenin dia minum, kalau urusan kamar, ada yang lain untuk memuaskan mereka, pintar pintar kita jaga diri, jangan mau di ajak minum, kita hanya sebatas nemenin minum, tapi yaaa kadang ada juga siih yang pengen kita elus elus sampai *******."
Deg....
Betapa kagetnya Mita mendengar penuturan Mawar, pekerjaan yang ditunggu tunggu selama ini ternyata hanya sebagai penjaja cinta palsu.
"Mita, Mita."
"Emmm iya." Mita sempat melamun membayangkan hal itu.
"Bagaimana?"
"Aku perlu berfikir dulu,sebaiknya aku pulang dulu,permisi"
Mita segera keluar rumah Mawar dan pulang kerumahnya, sepanjang jalan dia terus meruntuki nasibnya, mengapa tidak ada pekerjaan yang lebih baik dari itu. Dia pernah melamar pekerjaan di Warung Makan, namun gajih nya hanya cukup untuk bayar kontrakan 650.000 perbulan. Sesampainya di rumah dia pun masuk kamar dan menghempaskan badannya di kasur yang sudah tidak empuk lagi.
"Kaka sudah pulang?" Zila menghampiri kakaknya yang lagi berbaring
BERSAMBUNG....
Mohon di Like.
Mita segera keluar rumah Mawar dan pulang kerumahnya, sepanjang jalan dia terus meruntuki nasibnya, mengapa tidak ada pekerjaan yang lebih baik dari itu.dia pernah melamar pekerjaan di warung makan,namun gajih nya hanya cukup untuk bayar kontrakan 650 perbulan. Sesampainya di rumah dia pun masuk kamar dan menghempaskan badannya di kasur yang sudah tidak empuk lagi.
"Kaka sudah pulang?" Zila menghampiri kakaknya yang lagi berbaring
"Iya Dik, bagaimana Ibu? apa dia mau makan bubur?" Tanya Mita,
"Sudah Ka, Ibu nanyain Kaka, Zila udah bercerita kalau Kaka lagi cari kerjaan, Ibu tampak menangis Kak, karena Ibu tidak bisa lagi memberi kita kehidupan layak."
"Hik...hik...hik" tiba tiba Zila menangis, Mita pun memeluk adiknya erat.
"Jangan menangis, baiknya aku telpon Ayah dulu, mudahan Ayah bisa bayar kontrakan kita."
Dreeeeet Dreeeet.
Suara tersambung di sebrang berbunyi
("Hello, Ayah")
("Ada apa Mita? aku lagi sibuk")
("Ayah, tolong kami yah, Ibu sakit, sudah 2 bulan kami tidak bayar kontrakan Yah,bisakah Ayah kirimi kami uang?")
("Mita, Ayah juga lagi kekurangan dana nak, maaf, Ayah lagi sibuk, sebaiknya kamu cari kerjaan, mudah bagi kamu cari kerjaan, lagian kamu juga sangat cantik, udah Nak ya")
tuut tuut tuut.
Sementara dikediaman pak Jaya, terlihat seorang wanita baru datang dari shoping.
"Mamah, dari mana saja? kenapa belanja banyak sekali?"
"Biasa pa, kumpul sama teman teman."
"Buang buang uang saja Mah, lagian keuangan kita mulai menipis lo Mah!"
"Itu tanggung jawab Mas cari duit, kalau istri mah bebas mau belanja, kalau nggak bisa kasih nafkah, ngapain? kemaren Mas janji-janji berlutut di kakiku, sudahlah, aku capek mau tidur sore."
" Hufh, tidak bisa di mengerti." ucap pak Jaya
💐💐💐
" Kakak gimana? apa Ayah mau kirimin kita uang?"
" Tidak Dik, kata Ayah, dia juga lagi krisis, sudahlah Kaka akan cari kerja yang lain, tapi Zila bisa nggak jagain Ibu,kalau Kaka pergi, mungkin Kakak akan cari kerjaan malam saja, biar siang kalian sekolah Kaka bisa jagain Ibu?"
"Bisa Kak, nggak papa." Zila pun memeluk Kakanya yang cantik itu, sebenarnya Zilla juga cantik dan sopan, itu karena didikan mamanya yang penyayang. Mita terlihat keluar dan menelpon seseorang.
("Mawar, aku bersedia bekerja denganmu,kapan aku mulai bisa bekerja?")
("Malam ini, kau datang saja ke Klub Z cari saja namaku, tapi sebaiknya kau palsukan identitas mu, seperti nama samaran gitu, jam 9 malam ya ku tunggu")
("Baiklah, nanti jam 9 malam aku sudah di sana")
Klik.
Mita pun masuk ke kamarnya dan berbaring, dia akan tidur beberapa saat sebelum nanti malam dia akan mengalami malam yang panjang. Bayang-bayang menakutkan tentang lelaki hidung belang bergentayangan di kepalanya, hiruk pikuk dan alkohol yang akan menjadi ciuman kesehariannya. Akhirnya dia terlelap.
"Kak, bangun, sudah magrib Kak!" Zila mengagetkannya, dia pun segera bangun dan sholat magrib.
"Dik mulai malam ini Kaka akan kerja, sudah Kaka bilang, kalau Kaka kerjanya malam ,agar Ibu tidak sendirian"
"Baik Kak, emang Kakak kerja dimana?"
"Kakak hanya jadi Cleaning Servis sebuah Hotel Sik, doakan Kaka, mudahan Kaka dapat rezeki yang banyak, aamiin."
"Aamiin."
Setelah sholat magrib berjamaah, adiknya Fasha yang jadi imam, mereka pun makan bubur bersama.
"Ibu, mulai malam ini Mita bekerja jadi tukang bersih-bersih Bu, tolong do'akan Mita."
Ibunya hanya mengangguk, karna kondisi Ibunya stroke tidak bisa bicara.
💐💐💐
Mita pun berangkat menuju Klub malam yang disebutkan Mawar. Dia juga ngutang uang untuk ongkos angkot. Dia berpakaian biasa masih menggunakan kerudungnya, sesampainya di Hotel dia pun mencari toilet dan berganti pakaian dengan kaos lengan pendek dan masih dengan celana levis panjang.
"Pa,apa Bapa kenal yang namanya Mawar?"
"Satpam yang menjaga pintu masuk itu pun menoleh, melihat pakaian Yang di kenakan mita dia pun tersenyum sinis.
" Kamu kesini mau minta sumbangan atau gimana? Mawar siapa?"
"Kami sudah janjian di sini Pa!Mawar yang Rambutnya pendek sekuping, punya tai lalat di hidung Pa."
"Oh, non Mawar kece, tuh di sana!"
Paman itu duduk dengan beberapa orang laki laki yang terlihat mulai mabuk. Mita pun agak ragu ragu, namun akhirnya dia berjalan mendekati Mawar.
"Heiii....Mita" Mawar memindai tubuh mita yang berpakaian seakan akan mau ke pantai.
Mawar pun menarik tangan mita kesebuah ruangan yang ada di ujung belakang.
Dia membuka lemari baju.
"Lihat baju-baju ini, sekarang pilihlah! aku akan keluar, jangan lama lama!" Mawar segera keluar kembali, dia takut kalau pelanggannya kabur.
Mita pun membuka buka baju satu persatu, semua baju itu di atas lutut, juga memperlihatkan belahan pay***ranya. Lama dia berpikir, akhirnya dia menemukan baju yang biasa saja, panjang selutut dan menutupi da**nya. Dia pun keluar menuju temapat Mawar duduk.
"Hey...gadis, cantik" Gombal laki laki yang menemani Mawar tadi.
"Barang baru oom, oom mau bayar berapa untuk ditemenin gadis virgin ini?" Mawar memberikan penawaran.
"Virgin? oooh...berapa pun akan aku bayar,Asal dia mau tidur denganku, oooh sayang," Laki laki itu menarik tangan Mita dan mendudukkannya di pangkuannya, namun Mita segera berdiri.
"Kau jual mahal ya, tambah penasaran ajaaaa, hahhaa" Laki laki itu tertawa.
Laki laki yang lain pun tertawa terbahak bahak, namun ada satu laki laki yang diam, kelihatannya dia mabuk berat.
"Mita, layani mereka ya, jangan kasar, mereka juga mabuk, sebisa mungkin kamu merayu mereka biar mereka memberimu banyak uang." Mawar pun meninggalkan Mita menemani 3 laki-laki sekaligus.
"Oom, mau minum lagi?" tanya mita.
"Sayang...ayo sini!" Mita mendekat dan duduk ditengah tengah kedua Pria itu. Kedua Pria itu menciumi wajah dan rambut Mita, namun karena mereka mabuk berat, mereka seakan akan tidak sadar dengan semua itu.
"Maaf oom, sebelum saya menemani kalian, kalian harus memberi penawaran dulu, siapa yang lebih banyak memberi dia yang akan saya layani?" Ucap Mita
"Kamu mau berapa? katanya kamu masih virgin kan? berapa kamu jual kevirginanmu itu heh?"
"Maaf tuan, saya hanya menemani kalian minum, tidak kearah sana."
"Ooh baiklah, kalau menemani minum mah standar, 1 juta satu malam." Oom itu pun mengeluarkan uang ratusan beberapa lembar, dan melemparnya ke wajah Mita.
Mita pun memungut uang yang bertaburan di lantai.
"Huak" Pria yang tadi mabuk berat bangun dan muntah kearah Mita, hingga baju Mita penuh dengan muntahan pria itu.
security pun dipanggil, dan Pria itu di antar pulang.
jam menunjukan jam 2 malam, Klub mulai sepi, terlihat beberapa pemuda dan Oom tua di papah oleh para security untuk di antar pulang, Mita lun berganti baju dan membersihkan dirinya di kamar mandi, dia kembali memakai baju yang tadi malam dia datang.
"Mawar, aku pulang duluan ya?"
"Iya silahkan,oh iya, gimana? dapat uang berapa?"
"2 juta, ucapnya, oh iya ini untukmu." Mita memberikan uang 2 lembar pada Mawar.
"Nggak usah, buat kamu aja, aku juga lebih banyak dari itu?"
"Mawar boleh nanya?"
"Boleh!"
"Boleh nggak aku kerjanya nggak tiap malam, kan cuma nemenin gitu, mungkin saja aku belum terbiasa dan sakit karena masuk angin."
"Selama kamu nggak di cari bos bos itu sih, nggak papa, tapi kalau ada bos yang ketagihan ditemenin kamu, kamu nggak boleh absen."
"Baiklah, besok aku izin dulu, lagian aku juga orang baru."
"Oke, sampai nanti daah."
BERSAMBUNG....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!