NovelToon NovelToon

MENANTI CINTA PRAJURIT

EPISODE 1

13.13 WIB HALAMAN SEKOLAH

Siang itu , Siwi dan Nesya berjalan menuju kelasnya setelah mengembalikan buku ke perpustakaan . Keduanya adalah siswi kelas dua belas di SMA unggulan .

Mereka berdua melewati air mancur yang menjadi ikon sekolahnya , dari arah berlawanan tiga siswa lari saling berkejaran . Ketiganya adalah Doni , Bagas , dan Rori juga siswa kelas dua belas tetapi berbeda kelas .

Ketiganya berlari memisahkan kedua siswi tersebut , kemudian salah satu dari mereka berhenti . "Pulang sekolah aku tunggu di taman depan ," bisik Bagas pada Siwi dan kembali mengejar dua temannya .

"Ta..tapi..,tapi !" Siwi terbata-bata hendak menolak .

Bagas menang pacarnya sejak tiga bulan lalu , tapi kali ini sebenarnya dia mengajak bertemu sepulang sekolah mendadak .

Padahal Siwi telah berjanji pada mamanya untuk segera pulang agar bisa fokus untuk ujian dua Minggu lagi .

"Sudah , kamu temui dia sepulang sekolah ! Tapi jangan lama-lama biar mama kamu nggak curiga ." Saran sahabatnya , Nesya . "Iya udah , nanti aku sempatin ketemu dia deh !" jawab Siwi pasrah .

TAMAN DEPAN SMA UNGGULAN

Antara taman dan SMA unggulan hanya terpisah jalan saja , dan sering jadi tempat berkencan para remaja karena tempatnya yang bisa langsung melihat matahari terbenam .

Bagas sudah terlihat duduk di salah satu bangku menghadap matahari yang mulai turun . Siwi harus segera menyebrangi jalan itu dan menemui Bagas secepat mungkin agar bisa pulang tepat waktu .

"Itu dia , tak kan aku lupa rambut keritingnya ," canda Siwi sampai cekikikan sendiri .

Kini pandangannya beralih fokus , sambil terus mengangkat telapak tangan kanannya untuk membuat laju kendaraan yang ramai lalu lalang agak pelan .

Sementara tangan kirinya memegang erat dua buah buku yang baru ia pinjam dari perpustakaan untuk menambah referensi sebelum ujian tiba .

Note : kasih like dulu guys sebelum lanjutin bacanya..

"Lah...., kemana Bagas ? Aku masih melihatnya disini tadi ," ucap Siwi kebingungan . Dia menengok kesana-kemari dan tak menemukan Bagas .

Kibasan rambut Siwi yang tergerai lurus sebahu ditambah wajah imutnya yang kebingungan membuatnya semakin cantik dan menghentikan waktu sepersekian detik .

"Nyari siapa mbak ?" kejut Bagas yang tiba-tiba berada dibelakangnya .

"Ih kamu ! Ngagetin aja ," ujar Siwi sambil memukul dada Bagas . "Udah ayo duduk , aku mau ngomong serius ." Bagas menarik Siwi ke bangku di depannya .

"Kita tetap bisa bersama paling lama sebulan lagi , karena kita harus mengejar cita-cita masing-masing ." Kata Bagas sambil memegang tangan kiri Siwi .

"Aku udah janji sama mama mau langsung pulang , jadi kamu jangan buat aku bingung lagi !" Siwi memaksa agar Bagas langsung ke poinnya .

Bagas menarik nafas panjang dan meraih tangan Siwi yang satunya untuk digenggamnya erat . "Aku pernah bilang kalo aku punya cita-cita jadi prajurit TNI !"

"Dan habis ujian nanti aku harus segera ke rumah paman ku untuk ikut seleksi calon prajurit , aku ingin kamu tetap menjaga perasaan ini hingga aku selesai pendidikan." Pinta Bagas serius dibawah langit senja

Siwi bersedia tetap menjaga hatinya untuk Bagas hingga selesai pendidikan nanti , "Ya , aku akan menunggu kamu sampai selesai pendidikan , tapi kenapa kamu memintanya sekarang ?" balas Siwi .

"Karena aku tahu kamu sedang sibuk belajar jadi aku pikir ini saat yang tepat , dan setidaknya aku telah berusaha memintanya agar perasaan ini tetap terjaga ."

Siwi juga mendoakan agar Bagas menjadi seorang prajurit yang berguna bagi negara . "Semoga kamu bisa jadi prajurit yang akan berguna bagi bangsa dan negara "

Bagas mengamini dan ganti menanyakan bagaimana dengan kekasihnya setelah lulus SMA , "Terus kamu mau gimana setelah lulus ? Jadi bidan ?"

"Kenapa pilihannya cuma bidan , kan banyak lainnya ?" balas tanya Siwi .

"Ya gak papa sih , cuma biasanya prajurit itu istrinya bidan atau perawat ." Bagas membelai rambut Siwi yang terurai itu . "Emang harus gitu ? Aku pengen lanjutin di STAN aja biar beda dari istri prajurit yang lain ."

Namun saat melirik jam ditangannya Siwi langsung berdiri dan mengambil buku yang ia bawa tadi . "Aku pulang dulu yah , udah telat pasti di interograsi mama ." Siwi nampak sangat tergesa-gesa . ✓

Note : Kalau belum like , silahkan like dulu ya guys . jangan lupa tinggalkan komen , rate 6 dan vote yah...

Episode 2

TENDA DARURAT BENCANA

"Gas !, kamu itu kenapa kok ngelamun terus ?" tegur Adhi yang melihatnya melamun di dalam tenda sendirian .

"Nggak , nggak papa !" bohong Bagas pada seniornya itu . "Ah , bohong ! , mana mungkin ngelamun gak ada yang dipikirin." Desak Adhi , seniornya di satuan .

Adhi dua tahun lebih dulu menjadi prajurit TNI , "Mikirin orang-orang itu , gimana keadaan mereka jika tahu rumahnya rata dengan tanah ?" kembali Bagas berbohong .

"Sudahlah Gas !, aku juga pernah muda pernah menyimpan rindu untuk seseorang saat tugas seperti ini ." Kata Adhi sambil membenarkan seragamnya di cermin dekat Bagas .

"Siapa yang kau rindukan ?" tanya Bagas membelokkan subjek pembicaraan .

"Kamu mengalihkan perhatian Gas ?, tapi tak apa aku akan menjawabnya ," Adhi mengambil posisi di depan Bagas . "Tentu yang aku rindukan ialah orang tua ." Lanjut Adhi kembali ,

"Hanya orang tua ?, tak ada selain itu ?" Bagas berbalik menginterogasi rekannya . "Harusnya ada , tapi aku tak perlu merindukannya !"

"Karena saat tugas aku belum mengenalnya , aku menikah karena dijodohkan setelah pulang tugas ." Lanjut Adhi . Bagas mencoba tertarik pada cerita Adhi agar dia melupakan pertanyaannya .

"Jadi selama pendidikan dan tugas kamu belum kenal istrimu itu ?" tanya Bagas yang langsung dibenarkan Adhi . "Ya ada benarnya..., sebelum itu aku hanya tau namanya saat SMP tapi tak mengira jika dia jodohku !"

Note : kasih like dulu yah sebelum lanjutin bacanya

Berkat cerita seniornya itu , Bagas teringat seorang gadis yang pernah ia pacari waktu SMP . Namanya Salma , dia satu kelas dengannya namun saat kelas tiga Salma memilih pindah ke pusat pendidikan dan latihan pelajar.

Salma waktu itu menjadi seorang pemain voli yang terkenal , sejak dia masuk SMP sudah banyak prestasi yang ia raih baik dari tim sekolah maupun luar sekolah .

Dia lolos seleksi PPLP saat kelas tiga SMP dan meninggalkan pacarnya , yaitu Bagas . Sebelum berpisah dengan Salma ia pernah bersumpah untuk kembali bersamanya suatu saat nanti .

"Hey,...Gas !" kejut Adhi karena Bagas kembali melamun .

"Tadi sendirian ngelamun , sekarang udah diajak bicara masih aja ngelamun . Sebenarnya apa sih yang kamu lamunkan itu ?"

"Nggak , cuma bayangin gimana rasanya kalo pulang tugas langsung dijodohin ." Sekali lagi Bagas mencoba memelintirkan arah pembicaraan .

"Nggak , aku gak mau jawab sebelum kamu jujur !"

Sayangnya usahanya gagal dan terpaksa harus menceritakan hal yang membuatnya melamun . "Kalo bukan karena terpaksa dan bukan pada kamu aku nggak akan mau jujur ," Bagas mulai membuka pengakuannya .

"Aku teringat janjiku pada seseorang , Dhi !"

"Dia adalah pacar ku saat masih SMA , kami baru menjalin hubungan saat akhir sekolah dan terpisah karena cita-cita ku menjadi prajurit ."

Adhi yang telah melewati masa seperti Bagas dengan setia mendengarkan cerita tersebut , "Jadi apa yang kamu lamunkan ?, menyesal pilih cita-cita daripada cinta ?"

Bagas menggeleng tapi tak langsung menjawab ,

"Atau menyesal telah mencintai gadis itu ?" Adhi terus saja memaksa Bagas agar terbuka . "Bukan , aku tak menyesali apapun yang telah terjadi ."

Nampaknya Bagas masih belum bisa menjelaskan pikirannya pada orang lain .

"Ah kamu kelamaan Gas , aku jadi bosan mending keluar bantu-bantu warga !" Adhi yang muak keluar dari tenda darurat .

Namun Adhi kembali menampakkan dirinya , "Sekarang kamu pikirkan bagaimana caranya bisa menceritakan masalahmu padaku , daripada pulang tugas kamu gila !"

Note : bagi yang lupa kasih like boleh di like dulu , biar makin bagus tambahin komen , rate 5 dan vote yah..

EPISODE 3

19.27 WIB , PENGUNGSIAN BENCANA

"Dhi , aku mau bicara sama kamu !" pinta Bagas saat teman-temannya sesama Prajurit sedang membakar ikan untuk makan malam . Adhi yang sudah tau mengapa Bagas mengajaknya bicara langsung berdiri ,

"Ini ikannya sebentar lagi matang , kalian nggak bicara disini aja ?" tanya temannya , "Biar !, kalo nggak kebagian jangan salahkan kami !" timpal lainnya .

"Kalo nggak kebagian kamu yang aku bakar !" canda Bagas .

Di pematang sawah dekat lapangan tempat pengungsian itu didirikan keduanya berbicara empat mata . "Apa tak ada tempat lain , disini banyak nyamuk !" protes Adhi .

Bagas tak menggubris protes Adhi , dia duduk memandangi bumantara penuh bintang . "Kalau mau denger cerita aku duduk saja , tapi kalo nggak sih gak papa ,"

Tak ada pilihan lain , Adhi menyusul duduk disampingnya sambil menurunkan gulungan lengan panjangnya agar tak diburu nyamuk itu .

"Dulu aku memintanya untuk menjaga perasaannya untuk ku , dan akan menemuinya setelah lulus pendidikan ." Ucap Bagas menceritakan masalah yang ia hadapi .

"Terus kamu sudah menemuinya setelah lulus pendidikan ?" tanya Adhi memperjelas masalahnya . Bagas menggeleng tanda dia telah mengingkari janjinya .

"Pendidikan Bintara cuma lima bulan sedangkan dia melanjutkan kuliah di STAN selama satu tahun , jadi aku tak bisa menemuinya ." Jelas Bagas pada rekannya .

"Tenang !, tapi kamu masih sempat menghubunginya kan ?" Adhi memastikan bahwa Bagas tak mengingkari janjinya . Tentu bagi prajurit janji adalah hal berat dan hina jika di ingkari .

"Iya , aku masih sempat menghubunginya !" Bagas tak melepas pandangan dari satu bintang yang ia pandangi sejak tadi .

"Syukurlah , berarti kamu tak mengingkari janjimu Gas ," Adhi melepas nafasnya lega . "Setidaknya kamu masih berusaha menepati janji mu !" lanjut Adhi kembali.

Note : kasih like dulu ya sebelum lanjutin bacanya..

"Kalau cuma berjanji untuk menghubunginya tak akan seberat ini , bahkan aku bisa menghubunginya sekarang !" tegas Bagas .

"Janji ku menemuinya , sebelum benar-benar menatap wajahnya belum puas hati ini , Dhi !" Bagas memperjelas masalah yang ia hadapi . "Dan yang semakin menekan ku adalah waktu ."

Adhi belum mengerti maksud kalimat terakhirnya , "Waktu ?, maksud kamu apa ?" tanya Adhi . "Iya , janji itu aku buat dua tahun lalu bahkan lebih , berarti aku sudah telat satu tahun menepati janji ku kan ?"

"Pantas kau terlihat berat sekali memikirkan masalah ini , Gas ! aku yang cuma dengerin aja ikutan bingung !" ujar Adhi yang mulai bersandar pada pohon menikmati hawa yang teduh .

"Berat sih berat , tapi jangan tidur di sini dimakan nyamuk tau rasa kamu !" celetuk Bagas . "Nggak tidur , cuma hawanya bikin tenang ." Balas Adhi dengan santainya .

"Udah ayo balik lagi , keburu ikannya dihabisin mereka !" ajak Bagas . Dia juga menjulurkan tangan untuk membantu Adhi berdiri .

...****************...

KANTOR TEMPAT SIWI KERJA

"Apa kabar dengan Bagas yah ?, kata Rian dia sekarang dinas di nusa tenggara ," entah mengapa tiba-tiba dia teringat dengan Bagas pacarnya waktu SMA .

"Apa dia masih menjaga perasaannya padaku ya ?" tanya dirinya terus menerus .

Hari ini seperti puncak kerinduannya pada Bagas , di semua langkahnya pikirannya terus tertuju padanya .

Mulai dari teringat saat-saat indah bersama Bagas , hingga saat Bagas berjanji menemuinya setelah pendidikan militer yang menjadi pertemuan terakhir mereka selama dua tahun ini .

"Tak terasa dua tahun berlalu begitu cepat , tak terasa rasa rindu yang dulu terus menghantui perlahan melambat dan menjadi terbiasa." Batin Siwi kembali .

Note : bagi yang lupa / belum like boleh di like dulu dan biar makin mantap silahkan tambahkan komen , rate 5 dan vote...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!