NovelToon NovelToon

Pesona Janda Kembang

Part.1

🍀🍀🍀🍀🍀

Aku akan mencoba kuat demi mempertahankan rumah tanggaku, dan aku akan mundur jika memang sudah tidak kuat lagi untuk memperjuangkanmu," Raisa

...

Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah mau menganggapmu sebagai istriku," Aldo

🍀🍀🍀🍀🍀

Raisa melihat suaminya yang baru pulang kerja. Dia menghampirinya dan berniat untuk membawakan tas kerja suaminya.

"Mas, biar aku yang bawakan tasnya," Raisa hendak mengambil tas kerja yang di bawa oleh suaminya. Namun Aldo malah mendorongnya.

"Jauhkan tangan kotormu itu dariku! Aku tidak mau di sentuh sedikitpun olehmu." ucap Aldo

Tes

Air mata Raisa jatuh begitu saja. Sungguh dia tidak mengira jika suaminya sulit sekali untuk di dekati. Sudah dua tahun mereka menikah, namun suaminya masih saja bersikap sama. Terkadang dia ingin mengeluh, dia ingin mengakhiri pernikahannya. Tapi dia berpikir lagi, jika dia hanya ingin menikah sekali dalam hidupnya.

Raisa melihat suaminya yang semakin menjauh dari pandangannya.

Raisa mengusap air matanya dan mencoba untuk tegar. Dia melangkahkan kakinya menuju ke dapur. Dia akan memasak makan malam untuk suaminya.

Setelah satu jam berkutat di dapur, akhirnya Dia sudah menyelesaikan masakannya. Dia langsung menata semua masakannya di atas meja makan. Lalu dia pergi ke kamar untuk mandi. Dia melangkahkan kakinya menaiki tangga. Hingga kini sampailah di depan kamar. Raisa melihat pintu kamar sebelah sudah tertutup. Ya, itu kamar suaminya. Memang sejak awal pernikahan, mereka sudah pisah ranjang.

Cklek

Raisa masuk ke kamar setelah cukup lama memandang pintu kamar suaminya. Dia memilih untuk mandi dan berdandan yang cantik.

Saat ini Raisa sedang bercermin sambil melihat penampilannya. Dia memakai dres pendek. Bahkan dia sedikit memoleskan riasan ke wajahnya. Dia menunggu jam makan malam sambil bersantai di kamar.

Raisa keluar dari kamarnya. Dia mengetuk pintu kamar suaminya.

Tok tok

Tak lama, Aldo membukakan pintu kamarnya. Dia melihat istrinya sedang berdiri di depan pintu.

"Ada apa?" tanya Aldo.

"Ayo kita makan malam, Mas."

"Makan malam? Makan saja sendiri," Aldo kembali menutup pintu kamarnya dengan keras.

Raisa sudah menduga ini akan terjadi. Raisa memilih untuk makan malam sendirian.

Raisa melihat suaminya sedang menuruni tangga. Sejenak dia berhenti makan, dia menghampiri suaminya yang sedang melangkah menuju ke luar.

"Mas, sebentar!" ucap Raisa yang kini sedang mengejar suaminya.

Aldo menghentikan langkahnya. Lalu dia menatap istrinya yang sudah sampai di dekatnya.

"Ada apa?"

"Mas Aldo mau kemana malam-malam seperti ini?" tanya Raisa.

"Mau aku pergi kemanapun itu urusanku," setelah mengatakan itu, Aldo langsung pergi dari hadapan istrinya.

Raisa merasa sedih karena sudah dua tahun ini, dia sama sekali belum bisa menaklukan hati suaminya. Raisa kembali ke ruang makan. Dia memilih untuk menghabiskan makan malamnya.

°°°°

Aldo menghentikan mobilnya di parkiran apartemen mewah. Dia keluar dari mobil lalu pergi menuju apartemen miliknya.

Setelah memencet kode pasword, kini pintu itu terbuka lebar. Aldo melangkah masuk ke dalam. Dia melihat wanita cantik yang begitu dia rindukan.

Siska menyambut kekasihnya yang baru datang.

"Sayang, aku sangat merindukanmu," ucap Siska sambil menghirup aroma kekasihnya.

"Baru sehari tidak di datangi, kamu sudah rindu saja," ucap Aldo.

Siska langsung menggandeng tangan Aldo menuju ke salah satu kamar yang ada di apartemen itu. Dia langsung mendorong Aldo ke atas ranjang. Lalu dia memposisikan dirinya di atas Aldo.

"Kamu tidak sabaran sekali sih, sayang." ucap Aldo sambil memegang salah satu dada Siska dari balik kain tipis yang di pakainya.

"Aku ingin memanjakan punyamu," ucap Siska lalu membuka resleting celana Aldo. Dia juga menurunkan kain tipis yang menutupi bagian bawah.

Kini Siska menaik turunkan tubuhnya di atas kekasihnya. Aldo sangat menyukai permainan Siska. Karena Siska selalu memberinya kepuaskan.

Aldo merasa jika kekasihnya mulai lelah, kini saatnya dia yang memimpin permainan.

Satu jam sudah keduanya saling memadu kasih. Aldo memilih untuk membersihkan dirinya. Setelah itu dia langsung pulang.

Saat ini Aldo sudah sampai di rumah. Dia melihat istrinya yang sedang menonton televisi di ruang keluarga.

Raisa beranjak dari duduknya. Dia menghampiri suaminya yang baru datang.

"Mas, kamu baru pulang? Sudah makan belum? atau mungkin mau aku buatkan sesuatu?" tanya Raisa.

"Sejak kapan kamu jadi cerewet begini? Minggir! Aku mau lewat," dengan sengaja Aldo menabrak Raisa yang ada di depannya.

Bruk

Raisa terjatuh ke lantai, dia memegangi lututnya yang sakit. Untung saja tidak ada yang lecet.

Raisa mematikan televisi yang tadi dia tonton. Dia memilih untuk beristirahat di kamarnya.

°°°

Pagi ini Raisa bangun kesiangan. Dia buru-buru keluar kamar. Dia mengetuk pintu kamar suaminya. Namun ternyata tidak ada sahutan dari dalam. Raisa memilih untuk pergi ke lantai bawah. Dia melihat Bi Inem yang sedang mengambil piring kosong dari atas meja makan.

"Bi, Mas Aldo sudah berangkat?"

"Sudah, Non. Baru saja Tuan Aldo berangkat ke kantor," ucap Bi Inem.

Raisa menunduk lesu, walaupun Aldo selalu bersikap kasar kepadanya, tapi dia selalu ingin melayaninya dengan baik.

"Apa Bibi mau ke pasar?" tanya Raisa.

"Iya, Non. Bibi mau ke pasar belanja kebutuhan sehari-hari," ucap Bi Inem.

"Biar saya saja yang belanja, Bi. Kebetulan saya merasa bosan di rumah," pinta Raisa.

"Tapi Non? Nanti Non Raisa malah kecapean."

"Tidak kok, Bi. Nanti kalau cape, Aku bisa istirahat."

"Baiklah, kalau itu maunya Non Raisa," ucap Bi Inem.

Raisa melangkah keluar rumah. Niatnya dia akan ke pasar dengan menaiki kendaraan umum. Memang di rumah itu masih ada beberpaa mobil yang berjejer rapih di bagasi. Namun Raisa tidak bisa mengemudi.

Raisa berdiri di pinggir jalan, namun cukup lama menunggu, belum ada satupun angkot yang lewat di depannya. Raisa memilih untuk berjalan kaki sambil menunggu angkot yang lewat.

Terlihat mobil yang melaju sangat kencang dari belakang Raisa.

Brak

Raisa terserempet mobil itu, lalu dia jatuh ke jalan.

"Aduh, berdarah, Raisa memegangi tangan dan lututnya yang berdarah.

Si pengendara mobil melihat situasi di luar, ternyata tidak terlalu rame. Dia memakai kaca mata hitamnya dan topi hitam. Lalu dia keluar untuk melihat keadaan Raisa.

"Ikutlah!" lelaki itu langsung menggendong Raisa.

"Kamu siapa? Lepaskan!" Raisa mencoba untuk melepaskan dirinya.

"Tidak usah banyak tanya, ikut saja," Reynard membuka pintu mobilnya lalu mendudukan Raisa di sana.

Reynard mengemudikan mobilnya menjauh dari tempat itu.

"Kita mau kemana?" Raisa menatap Reynard yang sedang mengemudi.

Reynard hanya diam, dia tidak menimpali perkataan Raisa.

Saat ini mobil yang di kendarai Reynard sudah sampai di depan rumahnya.

Reynard menatap Raisa, lalu menyuruhnya turun.

"Ayo turun!" pinta Reynard.

"Kita mau kemana? Ini rumah siapa?"

"Rumahku, Lihatlah lukamu, apa kamu tidak akan mengobatinya?" tanya Reynard.

Akhirnya Raisa menurut, dia turun dari mobil. Reynard mengajaknya untuk masuk ke rumahnya.

Raisa mengikuti Reynard yang terlebih dahulu melangkah. Dia sedikit takut karena pakaian Reynard serba hitam seperti penculik.

°°°°°

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SETELAH MEMBACA.

LIKE

KOMEN

GIFT

VOTE

Hanya Like komen saja itu sudah cukup kok😊😊

Part.2

Reynard meminta Raisa untuk duduk di sofa. Lalu dia pergi untuk mengambil kotak p3k.

Kebetulan Rio datang memasuki rumah itu. Rio merupakan Asisten sekaligus manager Reynard. Rio melihat seorang perempuan cantik sedang duduk sambil memegangi lututnya.

"Kamu siapa?" tanya Rio

"Saya Raisa," jawabnya

"Rey dimana?" tanya Rio

Belum juga Raisa menjawab, kini Reynard datang dengan membawa kotak p3k.

"Ada apa kamu mencariku?" tanya Reynard.

Reynard memberikan kotak p3k itu kepada Raisa.

"Obati sendiri saja lukamu," ucap Reynard.

Rio menarik tangan Reynard hingga kini keduanya menjauh dari Raisa.

"Kamu apa-apaan sih, Rey? Kenapa kamu bawa seorang wanita kesini? Kalau nanti ada wartawan yang mengambil foto kalian, itu bisa gawat." ucap Rio

"Santai saja, lagian aman kok. Di sekitar rumahku biasanya tidak ada wartawan berkeliaran. Lagian aku hanya mau tanggung jawab. Dari pada aku bawa wanita itu ke rumah sakit, nanti malah banyak yang tahu jika aku menabrak orang. Bisa merusak reputasiku loh kalau itu semua tercium media." jelas Reynard.

Rio berpikir jika apa yang di katakan oleh Reynard ada benarnya juga.

"Baiklah, kalau itu alasanmu. Oh iya, sekarang kamu bersiap. Kita harus pergi ke lokasi syuting." ucap Rio.

"Baiklah, aku ke kamar dulu," Reynard melangkah pergi menuju ke kamarnya. Sedangkan Rio menghampiri Raisa yang sedang duduk sendirian.

"Ekhm," Rio berdehem lalu dia duduk di depan Raisa.

"Nama kamu siapa?"

"Saya Raisa," jawabnya cuek.

"Kamu jangan bilang ke orang-orang yah kalau kamu di tabrak oleh mobil yang di kendarai Reynard." ucap Rio.

"Reynard? Siapa itu? Koka namanya mirip Artis pemain sinetron itu."

"Yaps, kamu benar sekali," ucap Rio. "Coba kamu lihatlah foto yang ada di dinding itu," Rio menunjuk salah satu foto Reynard yang di pajang di dinding.

Raisa melihat wajah tampan Reynard. Memang, Reynard ini salah satu artis idolanya.

"Sedang apa kalian?" ucap Reynard daru belakang Raisa.

Raisa menoleh ke belakang dan membelalakan kedua matanya. Dia begitu terpukau melihat ketampanan Reynard secara langsung.

"Kamu Reynard?"

"Sudah tahu kok nanya," Reynard melempar kunci mobilnya kepada Rio.

"Kita pakai mobilku saja," ucap Reynard.

"Baik," jawab Rio.

Reynard menatap Raisa yang masih duduk sambil memperhatikannya.

"Ngapain kamu lihatin aku?"

"Eh tidak kok," Raisa kembali mengalihkan arah pandangnya.

"Ayo ikut sama kami! Kami akan mengantarmu pulang," ucap Reynard lalu melangkah duluan keluar dari rumah.

"Iya," Raisa mengikuti Reynard dan Rio yang sudah melangkah duluan.

Reynard hanya menurunkan Raisa di jalan, lebih tepatnya di dekat halte bus. Karena dia sudah terlambat datang ke tempat syuting.

Saat ini Reynard dan Rio sudah sampai di tempat syuting. Reynard langsung saja masuk ke ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dan wajahnya akan sedikit di make up.

"Reynard sayang, kamu sudah datang," terlihat siska melangkahkan kaki jenjangnya mendekati Reynard.

"Jauh-jauhlah dariku! Nanti kalau ada yang melihat malah jadi gosip."

"Malah bagus loh kalau kita jadi gosip. Lagian kita ini sama-sama artis terkenal." Siska mendekati Reynard lalu memegang dadanya dan menaik turunkan tangannya disana."

"Cukup, Siska! Lebih baik sekarang kita keluar," Reynard beranjak dari duduknya lalu keluar dari ruangan itu.

Memang, Reynard sudah tidak suka sama Siska semenjak mereka harus memainkan peran di sebuah film yang sama. Baginya, Siska begitu agresif. Apalagi saat keduanya berakting intim, bahkan kebanyakan itu asli bukan setingan. Film yang mereka mainkan itu bukan film biasa, namun seperti drama korea. Yang banyak adegan bikin baper penonton.

"Rey," terlihat Rio yang datang menghampiri Reynard.

"Ada apa?"

"Ini naskah yang harus kamu hafalkan." Rio memberikan naskah skenario yang dia bawa.

Reynard mengambil naskah itu, lalu dia membacanya.

"Sekarang adegan malam pertama?"

"Iya, aku rasa itu tidak sulit, kalian kan berpengalaman, eh maksudku Siska yang berpengalaman." ucap Rio

"Ingin sekali membatalkan kerja sama di film ini. Tapi bagaimana dengan konpensasi, aku tidak mau membayar 2 milyar."

"Sabarlah dulu, jangan gegabah ambil keputusan," ucap Rio.

Kini keduanya melangkah menuju ke lokasi syuting.

Reynard masuk ke rumah mewah bak istna yang menjadi tempat syutingnya. Lalu dia melangkah menuju ke kamar yang memang di sediakan untuk syuting malam pertama.

Pak produser menyuruh Reynard dan Siska naik ke atas ranjang.

Kamera sudah on mengambil gambar dan suara.

Saat ini keduanya sudah ada di atas ranjang. Sesuai naskah, Reynard membelai wajah Siska sambil mengatakan rayuan cinta kepada wanita yang menjadi istrinya dalam perannya itu. Keduanya mendekatan wajah mereka, lalu Siska langsung menyambar bibir Reynard.

Sial, kenapa dia melakukan yang asli, bukan setingan," batin Reynard.

"Cukup yah," ucap seorang sutradara. "Lanjut lagi ke adegan selanjutnya."

Adegan selanjutnya yaitu Reynard berada di atas tubuh Siska, lalu keduanya masuk ke dalam selimut. Hanya kepala mereka saja yang akan terlihat.

Reynard mulai mengucapkan dialog yang sesuai naskahnya. Lalu Siska lanjut mengucapkan dialognya. Setelah itu tinggal pergerakan ala malam pertama.

Siska mengambil kesempatan dengan meremas bagian bawah Reynard.

"Cukup! Sekarang adegan selanjutnya," Pak Sutradara kembali berbicara.

Reynard dan Siska langsung turun dari atas ranjang. Mereka bergantian ke kamar mandi. Reynard sudah keluar hanya dengan menggunakan celana boxer saja. Dia kembali ke atas ranjang.

Siska keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk saja untuk menutupi tubuhnya.

"Siska, kamu pakai dalaman?" tanya Pak sutradara.

"Pakai celana yang pendek sekali, sama atasan yang tidak ada tali dan lengannya." ucap Siska.

"Bagus, sekarang naik lagi ke ranjang."

Sebenarnya sih aku tidak memakai apapun, biarkan saja, biar lebih nyata," batin Siska.

Kini Siska masuk ke dalam selimut. Dia berada di bawah tubuh Reynard.

"Cepat-cepat! Kenapa kalian diam?"

Sial, kenapa siska telan*jang beneran," batin Reynard.

Reynard mulai memainkan perannya dengan menaik turunkan tubuhnya. Sedangkan Siska sudah membuka kakinya lebar-lebar.

Di bawah selimut, tangan Siska tak bisa diam. Dia membuka boxer yang di pakai oleh Reynard. Sekarang miliknya dan milik Reynard saling bergesekan. Walaupun Reynard memakai kain tipis yang menutupi miliknya.

Sttt kenapa pakai bangun segala," batin Reynard

Siska tersenyum tipis saat melihat ekspresi Reynard yang seperti sedang menahan sesuatu.

°°°°

Part.3

Raisa melihat suaminya pulang lebih awal dari kantor. Dia mendekati suaminya karena ingin menyambutnya.

“Mas, sudah pulang? Mau aku siapkan air hangat untuk mandi atau siapkan makan mungkin?”

Aldo hanya menatap istrinya dari atas sampai bawah. Dia melihat tangan dan lutut Raisa yang di pakaikan plester.

“Tidak usah! Mengurus diri sendiri saja belum benar, pakai mau mengurus orang lain segala,” Aldo pergi begitu saja dari hadapan Raisa.

Sudah cukup sabar Raisa menghadapi suaminya. Dia berusaha memberikan perhatian penuh, namun Aldo tak sekalipun mau menerima perhatian darinya. Raisa sudah mencoba menjadi istri yang baik. Namun semua itu tak berarti di hadapan suaminya.

Apa lagi yang harus aku lakukan? Aku sudah berusaha mencari perhatian Mas Aldo.Tapi sampai detik ini, aku masih belum bisa menaklukkan hatinya.” Batin Raisa.

Raisa memberanikan diri mengikuti suaminya hingga masuk ke kamarnya. Dia melihat suaminya yang sedang memegang ponsel namun terlihat sedang senyum-senyum sendiri.

“Mas,” Raisa memanggil suaminya.

Aldo menautkan sebelah alisnya saat melihat istrinya berani masuk ke kamarnya.

“Ngapain kamu masuk ke kamarku? Kamu pikir dengan kamu masuk ke sini, aku akan tertarik kepadamu, hahaha jangan harap itu terjadi. Kamu bukan seleraku, tipeku itu seperti model atau aktris,” ucap Aldo meremehkan.

Raisa langsung pergi begitu saja dari kamar itu, tanpa bersuara apa pun. Raisa masuk ke kamarnya lalu menguncinya. Raisa menjatuhkan dirinya di depan pintu. Dia tak bisa lagi menahan air matanya. Sungguh sakit mendengar suaminya berkata seperti itu.

Ingat Rai, kamu jangan bodoh. Kamu harus membuktikan kepada suamimu bahwa kamu bukan wanita yang lemah. Dan kamu bisa menjadi sosok wanita impian suamimu,” batin Raisa

°°°

Pagi ini Raisa sudah berdandan cantik. Niatnya dia akan pergi ke salah satu perusahaan entertainment untuk mendaftar sebagai seorang model atau semacamnya. Itu semua dia lakukan agar suaminya bangga.

Raisa langsung wawancara kerja saat ini juga. Karena kebetulan pemilik perusahaan start entertainment melihat jika dia mempunya bakat. Raisa bisa akting sedih, bisa berpose ala model.

Raisa begitu senang karena dia langsung tanda tangan kontrak.

Aku tidak menyangka jika akan semudah ini untuk menjadi bintang,” batin Raisa.

Raisa melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari gedung menjulang tinggi itu. Niatnya saat ini hanya memberitahu suaminya jika dia sebentar lagi akan menjadi seorang bintang. Semoga saja itu bisa menjadikan suaminya sedikit mau membuka hati untuknya.

Raisa pergi ke perusahaan suaminya menaiki taxi. Saat ini taxi yang dia naiki sudah sampai di depan perusahaan suaminya. Raisa langsung keluar dari taxi setelah dia membayar.

Beberapa karyawan melihat istri atasannya datang ke kantor. Mereka memberi hormat saat berpapasan dengan Raisa. Raisa hanya tersenyum menatap mereka.

Saat ini Raisa ada di depan resepsionis yang sedang berjaga.

“Kak, apa Mas Aldo ada di ruangannya?” tanya Raisa.

“Pak Aldo baru saja keluar untuk istirahat,” ucapnya.

“Memangnya kalau jam istirahat, suami saya ke mana yah?” tanya Raisa.

“Biasanya pergi ke apartemennya,” ucapnya.

“Apartemen? Kalau boleh tahu dimana alamatnya?” tanya Raisa.

Resepsionis itu langsung memberikan alamat apartemen Aldo.

Raisa kembali keluar dari kantor itu. Tujuannya saat ini untuk pergi ke Apartemen suaminya. Kebetulan alamat apartemen suaminya tak jauh dari kantor itu. Hanya lima belas menit saja, kini Raisa sudah sampai di depan apartemen suaminya.

Ting tong

Raisa memencet bel di depan pintu. Kebetulan Siska yang membukakan pintunya.

Cklek

Raisa menatap Siska yang kini sedang berdiri di depannya.

Bukankah ini Siska Artis terkenal, kenapa bisa ada di apartemen Mas Aldo? Apakah mungkin aku salah alamat, tapi sepertinya benar jika ini alamatnya.” Batin Raisa.

“Cari siapa yah?” tanya Siska

“Apa ini apartemen milik Mas Aldo?”

“Iya benar, ada apa cari Aldo?”

“Ngapain kamu berada di apartemen suami saya? Bagaimana jika ada media yang tahu jika Anda ini seorang pelakor?”

“Pelakor? Hello, ngaca dong. Kalau suami situ duluan yang godain saya. Lagian saya sama kamu itu beda jauh. Pantas saja Aldo setiap hari mengunjungiku, mungkin karena istrinya kurang menarik.” Ucap Siska

Plak

Raisa menampar pipi Siska.

“Hey, apa-apaan kamu? Saya bisa menuntut kamu loh karena sudah menyakiti saya,” kata Siska.

“Siapa takut, saya juga bisa menuntut kamu dengan tuduhan merebut suami orang,” ucap Raisa.

“Ada apa ini?” Aldo melangkah mendekati mereka karena mendengar suara ribut-ribut dari depan.

Aldo menatap istrinya ada di sana.

“Raisa, ngapain kamu disini?” tanya Aldo.

“Ngapain? Aku ini istrimu, jadi sudah sepantasnya jika aku mengunjungimu.” Ucap Raisa.

Aldo menarik tangan Raisa sehingga kini dia sudah berada di dalam Apartemen. Aldo tidak ingin jika ada yang menyaksikan pertikaian mereka. Apalagi jika ada yang melihat Siska di sana. Bisa-bisa langsung masuk berita gosip.

“Kamu sudah berani yah bicara seperti itu kepadaku?”

“Aku juga berhak untuk bicara? Sudah cukup yah aku di perlakukan tidak adil seperti ini. Sudah satu tahun aku sabar menghadapi Mas Aldo. Tapi apa balasannya? Mas Aldo malah bersama wanita lain.”

“Hey istri tak di anggap, lebih baik kamu pergi deh. Mengganggu saja sih, kami ini mau ber*cinta loh,” ucap Siska dengan tak tahu diri.

“Aku kira kamu ini artis baik-baik, tapi nyatanya tidak lebih dari seorang ja*lang. Ah sudahlah aku mau pergi saja,” Raisa membalikan badannya dan hendak melangkah pergi. Namun dia kembali menoleh ke belakang karena ada hal yang lupa untuk dia katakan. “Dan untuk Mas Aldo, tunggu saja surat gugatan perceraianku,” ucap Raisa, lalu dia segera pergi.

Aldo masih berdiri mematung melihat kepergian Raisa. Dia tidak pernah berpikir jika istrinya bisa seberani itu.

Siska mendekati Aldo lalu memeluknya dari belakang.

“Sudahlah sayang, tidak usah lagi pikirkan istrimu yang tidak berguna itu. Lebih baik sekarang kita bersenang-senang.” Siska menuntun tangan Aldo hingga kini keduanya memasuki kamar.

Raisa berjalan tak tentu arah. Tidak bisa di tutupi lagi kesedihannya itu. Dia tidak menyangka jika ini balasan untuk kesabarannya selama ini. Walaupun dia bertingkah kuat seperti tadi, tapi siapa yang tidak tahu perasaan seorang perempuan yang sangatlah rapuh.

“Aku benci kamu, Mas Aldo,” ucap Raisa sambil menendang kaleng kosong yang tergeletak di pinggir jalan.

Pluk

“Aduh,” terdengar seseorang mengaduh sakit karena terkena kaleng yang di tendang oleh Raisa.

"Aduh, mati aku,” Raisa hendak berbalik arah dan akan pergi. Namun seseorang dari belakang memegang tangannya. Sehingga Raisa menghentikan langkahnya.

Raisa menoleh ke belakang dan melihat seseorang yang di kenalnya sedang menatapnya tajam.

“Maaf, aku tidak sengaja,” Raisa memperlihatkan deretan gigi putihnya.

°°°°

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!