NovelToon NovelToon

PERAHU KARAM

Bab 1

Malam hari pukul 01.00, didalam sebuah kamar! Sekilas terdengar pelan suara-suara penuh kenikmatan yang tercipta dari bibir kedua orang insan, seorang wanita dan laki-laki tengah dimabuk oleh mahligai cinta kasih asmara, tanpa adanya ikatan pernikahan.

Keduanya saling berpacu untuk meraih puncak yang sama-sama mereka inginkan, begitu dahsyatnya mereka saling mencengkram, dan melenguh penuh kenikmatan. Kini bahkan wanita cantik itu begitu terperangkap dalam sensasi-sensasi menakjubkan yang dirasakannya, laki-laki tampan itu membuatnya tidak berdaya dibawah kungkungannya.

Hingga pada akhirnya, kedua insan itu mampu meraih puncak kenikmatan itu secara bersamaan. Senyum puas dari laki-laki tampan itu menjadi penutup akan pergulatan keduanya.

"Mas, sebenarnya kamu serius engga sama aku?" tanya wanita itu dengan wajah sedikit kelelahan.

"Kok kamu masih tanya hal kaya gini si? Aku sudah berkali-kali bilang aku pasti akan nikahin kamu," kata laki-laki itu sambil memegangi kedua tangan wanita yang sejak tadi sudah membuatnya dimabuk kepayang.

"Tapi kapan mas? Masa kamu belum juga talak isteri kamu," kata wanita itu.

"Aku lagi nungguin waktu yang tepat! Pokoknya kamu sabar dulu, gak akan lama lagi kok," kata laki-laki itu sambil menyeka keringat dari pipinya.

"Tapi mas, aku udah sakit hati banget setiap lihat kamu sama isteri kamu bersama! Aku sudah berikan kesucian aku, tubuh aku hanya untuk kamu," ujar wanita itu dengan wajah bersedih.

"Iya aku tau! Aku juga udah sayang sekali sama kamu! Tapi kita engga boleh gegabah, maksudnya gini loh! Aku gak mungkin kan tiba-tiba langsung talak Qiara, dan aku juga mikirin si kembar gak mau sampai mereka syok nantinya," kata laki-laki itu lalu mencium punggung tangan wanita cantik itu.

"Iya yaudah aku sabar, ini semua demi hubungan kita! Tapi kamu harus inget ya mas, jangan lama-lama aku udah kepingin banget jadi isteri kamu," kata wanita itu dengan senyuman manis.

"Oke sayang! I Love you," kata laki-laki itu.

Dialah Dimasta Bagaskara berusia 27 tahun, seorang founder sebuah perusahaan yang bergerak dalam management artis, bernama M.Q Entertainment.

Perusahaan yang menaungi artis-artis terkenal dan pemilik akun youtub* dengan total subscribe tertinggi no 1 di negara ini, mengusung konten food vlogger, konten trip vlogger dan konten kehidupan sehari-hari para artis yang masuk kedalam management M.Q Entertainment.

Telah sukses dan berjaya hingga Dimasta Bagaskara terkenal sebagai sosok laki-laki muda, tampan, tajir melintir, dan sempurna sebagai seorang laki-laki. Semua orang menganggap isterinya adalah wanita paling beruntung di dunia ini.

Adalah Marry Qiara, isteri dari Dimasta Bagaskara berusia 27 tahun yanng merupakan cinta pertama dari Dimas saat keduanya masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Hubungan mereka terbilang mulus karena keduanya berhasil menjalankan rumah tangga yang kompak dan harmonis, tidak pernah bertengkar hebat sekali pun.

Dimasta dan Qiara telah dikaruniai dua orang anak, tepatnya sepasang anak kembar yang ganteng dan cantik bernama William Bagaskara dan Wilona Bagaskara! Keduanya berusia 5 tahun dan baru mulai memasuki sekolah TK.

Pagi Harinya.

Qiara pergi menuju dapur untuk memeriksa sarapan untuk Dimasta dan kedua anaknya! Beruntung Dimasta memperkerjakan dua orang asisten rumah tangga bernama Mbok Ning dan Mbok Tin! Kedua asisten rumah tangga itu tadinya merupakan asisten rumah tangga yang bekerja di kediaman orang tua Qiara, namun beberapa tahun belakangan ini kedua orang tau Qiara mengalami kebangkrutan jadi Mbok Tin dan Mbok Ning bekerja di rumah Qiara agar mendapatkan gaji yang sesuai.

"Mbok Tin, anak-anak gak perlu dimasakin sup ya hari ini! Mereka makan sereal aja," kata Qiara.

"Sip Mi! Ini kalau si Papi dibikinin apa ya Mi?" tanya Mbok Tin.

"Papi biar dibikinin roti tawar pakai selai kacang aja, sama teh manis hangat aja ya mbok Tin!" kata Qiara.

"Oke siap! Mbo Ning kemana mbok?" tanya Qiara.

"Oh biasa, pagi-pagi begini lagi bersihin balkon atas, katanya kemarin malam hujan angin sampai balkon itu kecipratan air kotor Mi," kata Mbok Tin.

"Rajin banget si, Mbok Ning!" kata Qiara.

Sementara di lantai atas, Dimasta sudah rapih dengan stelan jas berwarna biru tua dan sudah menenteng tas kerjanya. Dimasta menyempatkan diri setiap pagi untuk pergi menuju kamar anak-anaknya sebelum berangkat ke kantor. Sesampainya di depan kamar anak-anaknya, biasa si kembar sudah terdengar ricuh berdebat kalau pagi-pagi begini.

"Loh, ini anak-anak Papi kenapa si tiap pagi itu berantem mulu," kata Dimasta.

"Papi, kakak nakal dia pake kaos kaki Ade terus," kata Wilona.

"Kak, ayo balikin kaos kaki adenya! Kakak kan punya sediri," kata Dimasta.

"Papi tapi punya kakak engga ada yang warna merah begini, kakak suka yang ini," kata Wiliam.

"Iya nanti kita beli yang baru buat kakak, nanti sore papi akan pulang cepet," rayu Dimasta.

"Yey, hore Papi pulang sore!" serempak.

Tak lama seorang baby sister yang sudah bekerja satu tahun untuk membantu Qiara mengurus kedua anaknya datang ke kamar Wiliam dan Wilona. Suci Illahi berusia 19 tahun, merupakan anak dari Mbok Tin, dia terpaksa harus bekerja bersama Ibunya di rumah ini karena sulitnya mencari pekerjaan dizaman sekarang, apalagi hanya bermodalkan ijazah SMA.

"Ci, nanti kan Maminya anak-anak mau ke kantor hari ini! Karena ada beberapa pekerjaan yang harus dia tangani sendiri, kamu perhatiin si Wili ya! Jangan sampai dia cari masalah, berantem lagi sama temennya. Pusing saya!" kata Dimasta.

"Baik Pak!" kata Suci.

"Ya sudah, kalian ganti baju sama mba Suci terus nanti turun kebawah buat sarapan ya! Papi duluan," kata Dimasta.

"Siap Papi," ucap Wiliam dan Wilona.

Sesampainya di meja makan, terlihat Qiara sedang duduk untuk menunggu Dimasta turun.

"Morning cantikku," kata Dimasta.

"Morning mas, kamu kok lama si turunnya?" tanya Qiara.

"Biasa itu krucil berantem terus tiap pagi!" kata Dimasta.

"Biasa itu mereka, nanti juga akur lagi mas," kata Qiara.

"Kamu udah sarapan belum Mi?" tanya Dimasta.

"Belum mas, aku mau nunggu kamu lah!" kata Qiara.

Dimasta dan Qiara pun sarapan bersama di meja makan, setelah itu keduanya buru-buru pergi berangkat ke kantor bersama karena ada pekerjaan yang mengharuskan Qiara pergi ke kantor hari ini. Biasanya, Qiara bekerja dari rumah, hanya memberikan ide dan masukan untuk teamnya via email, Qiara lebih sering menghabiskan waktu bersama anak-anaknya.

Sebagai seorang isteri dan Ibu, Qiara nyaris tidak ada kurangnya sama sekali, entah kenapa dibelakang Qiara Dimasta bermain api dan memiliki wanita idaman lain, yang Qiara sendiri pun tak pernah menaruh curiga sedikitpun pada Dimasta hingga detik ini.

Hallo kenalan yuk sama Dimasta, Qiara, Wiliam dan Wilona! Ini novel baru author! Hadir kembali untuk bisa memberikan bacaan yang sedikit bisa menghibur kegabutan kita semu.

Bagi yang suka genre perselingkuhan, pelakor, orang ketiga. Kalian bisa temukan di novel ini, tapi jika kalian mencari tentang novel laki-laki setia, bacaan berfaedah fix kalian skip aja novel ini karena gak akan Nemu😭.

Bab 2

Sesampainya di kantor Dimasta dan Qiara kompak memasuki ruangan meeting untuk membahas kontrak kerja para artis naungan M.Q Entertainment dengan pihak-pihak yang bekerjasama dengan M.Q Entertainment.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, Qiara memutuskan untuk pulang lebih dulu agar keburu untuk menjemput Wiliam dan Wilona, sisanya Dimasta yang akan mengurus pekerjaan di kantor.

"Mas, aku pulang dulu ya! Kamu jangan lupa kalau capek, kamu istirahat dulu jangan diporsir pokoknya," kata Qiara.

"Iya cantikku, kenapa si kamu itu perhatian banget sama aku? Aku jadi makin-makin cinta terus sama kamu," kata Dimasta.

"Ih gombal deh kamu! Ya udah, nanti kamu jangan lupa makan siang, dan minum vitamin yang udah aku beliin!" kata Qiara.

"Siap Bu Bos," kata Dimasta sambil memeluk Qiara.

Qiara pun keluar dari ruangan Dimasta untuk segera meninggalkan kantor, namun pada saat hendak memasuki lift, flashdisk Qiara tertinggal, padahal didalamnya ada beberapa konsep pekerjaan untuk vlogg youtub*nya yang akan dia selesaikan di rumah.

"Astaga apa aku sudah semakin tua! Kok bisa-bisanya flashdisk aku taruh diatas meja mas Dimas." Kata Qiara dengan sedikit kesal.

Qiara pun kembali menuju ruangan kerja Dimasta, saat membuka pintu. Didalam ruangan Dimasta terlihat Natasha seorang artis muda yang tengah naik daun memijat-mijat bahu Dimasta, namun saat Qiara masuk ke dalam ruangan Dimasta, Natasha buru-buru melepaskan pijatan-pijatannya dari bahu Dimasta, begitu juga Dimasta yang langsung gelagapan takut Qiara salah paham melihat semua ini

"Eh Bu Qiara, maaf Bu! Tadi mas Dimas pegel katanya, jadi aku replex aja mijitin," kata Natasha.

"Oh, it's oke! Aku mau ambil flashdisk aku doang mas," kata Qiara.

"Sayang, kamu tau kan aku gak mungkin macem-macem?" tanya Dimasta.

Qiara pun menarik nafas panjang, dan berusaha untuk tidak negatif thinking pada suaminya yang selama ini tidak pernah macem-macem apalagi dengan semacam perselingkuhan dengan artisnya sendiri, rasanya itu tidak mungkin.

"No, masa aku curiga kamu sama Natasha!" kata Qiara.

Dimasta dan Natasha pun bisa bernafas lega, Qiara tidak sampai menaruh curiga.

Malam harinya Qiara yang sedang menemani anak-anaknya belajar ditemani oleh Suci, sedikit melamun memikirkan Dimasta yang mungkin saja tergoda oleh Natasha, sudah cantik, artis muda lagi! Ada sedikit kekhawatiran dibenak Qiara.

"Bu, kenapa kok daritadi melamun?" tanya Suci yang tak biasanya melihat Qiara tidak berbicara sedikitpun.

"Oh, engga! Suci aku mau tanya deh sama kamu," kata Qiara.

"Tanya apa Bu?" tanya Suci.

"Menurut kamu suami saya kan kerjanya dilingkungan wanita-wanita cantik yah! Ada model iklan, artis-artis muda! Ada kemungkinan engga si kalau suami saya selingkuh?" tanya Qiara.

"Wah Ibu, masa iya Pak Dimas selingkuh dengan yang seperti itu!" kata Suci.

"Seperti itu, maksud kamu gimana Ci?" tanya Qiara.

"Ya menurut saya, Bu Qiara itu kan tampilannya sederhana, engga suka dandan berlebihan dan gak aneh-aneh! Kalau artis kan dandan juga tebel, pakaian juga glamor. Gak mungkin lah Pak Dimas tertarik sama artis-artis itu," kata Suci.

"Iya si, kamu bener juga! Haduh ini pasti efek saya kecapean jadi pikiran saya rada-rada," kaya Qiara sambil tertawa ringan setelah ditenangkan oleh Suci.

Tak lama Mbok Tin masuk ke dalam Wiliam dan Wilona untuk menemui Qiara.

"Mi, bisa bicara dulu engga?" tanya Mbok Tin.

"Iya mbok, kenapa?" tanya Qiara.

"Itu loh si Suci mau izin pulang ke kampung dulu besok pagi! Tapi dia ga enak katanya mau izin sama Mimi," kata Mbok Tin.

"Ya ampun pake engga enak segala kamu Ci, ga apa-apa lah kalau ada urusan nanti saya bisa kerja dari rumah ko sambil ngurus Wili sama Wilo," kata Qiara.

"I-iya saya engga enak Bu! Soalnya mau urus KTP sama surat-surat lainya untuk pindah jadi KTP sini, saya izin lima hari ya Bu?" tanya Suci.

"Iya ga apa-apa! Kaya gitu aja harus mbok Tin yang bilang," kata Qiara.

"Tuh dengerin, Mimi itu pasti ngasih izin asal jangan sering-sering ya Mi?" tanya Mbok Tin.

"Hore, nanti Mimi bakalan antar jemput kita terus dong di sekolah?" tanya Wilona.

"Iya Mi, kakak lebih suka Mimi yang anter jemput, jangan mba Suci," kata Wiliam.

"Iya dong, Mimi kan memang paling suka kalau antar jemput kalian, daripada Mimi harus kerja lebih baik nemenin kakak sama Ade sekolah," kata Qiara.

Tak lama, mbok Ning datang untuk memberitahukan bahwa Nadine sahabat Qiara datang berkunjung. Qiara pun begitu senang dan langsung turun ke lantai bawah, untuk menemui Nadine.

"Bestie ya ampun!" teriak Qiara dan keduanya lalu berpelukan.

"Bestie-bestie tapi bestienya ngajakin trip ke Dubai malah engga mau ikut, Lo mah jahat banget Qi, sama gue," kata Nadine.

"Ya engga gitu Nad, karena tanggal besok itu mas Dimas lagi sibuk-sibuknya buat nemenin artis-artis kita ke labuan bajo buat syuting, jadi gue gak bisa ninggalin anak-anak sendirian," kata Qiara.

"Padahal lagi harga promo gila nih! Si Dimas lagian biarin aja bawahannya yang handle, ngapain dia ngikut-ngikut kesana?" tanya Nadine.

"Ya, kan mas Dimas juga khawatir artis-artisnya ga profesional, jadi harus tetep kita dampingi dana arahin, next time gue pasti ikut loh trip bareng lagi," kata Qiara.

"Bener ya? Besok pagi gue berangkat nih! Nanti mau oleh-oleh apa?" tanya Nadine.

"Ya gue mah namanya juga dikasih apa ajalah terserah Lo," kata Qiara.

Tak lama Dimasta baru saja tiba di rumah, dan melihat Qiara dan Nadine tengah asik ngobrol berdua sambil tertawa-tawa.

"Wih asih banget si nih dua bestie ngobrolnya! Sampai-sampai suaminya dateng engga disambut," ledek Dimasta.

"Eh mas, kamu udah pulang? Beneran loh aku engga denger suara mobil tadi," kata Qiara, lalu menghampiri Dimasta dan membawakan tasnya.

"Lo bener-bener ye Dimas! Kerja mulu, ini si Qiara sampe engga bisa nemenin gue jalan-jalan," kata Nadine.

"Iya sorry, gue harus ke labuan bajo besok! Karena kan artis-artis kita syuting layar lebar disana sampe semingguan, gila aja kalau engga gue dampingin," kata Dimasta.

"Besok siapa aja mas artis kita yang syuting disana?" tanya Qiara.

"Ya ada Kiki, Jefri, Ferry, Dinda sama siapa lagi aku lupa deh! Ada delapan orang kayanya," kata Dimasta.

"Iya deh sekarang super super sibuk! Kerja bagai kuda, udah ah gue mau pulang dulu Qi! Nanti gue bawain oleh-oleh buat Lo sama si Bos Dimas ini," kata Nadine dengan sedikit meledek.

"Gratis kan oleh-olehnya? Ntar gue sama bini gue suruh bayar lagi," kata Dimasta sambil tertawa meledek.

"Ehh gile lu, miskin banget gue lol!" kata Nadine sambil tertawa.

Dimasta dan Qiara pun mengantar Nadine sampai ke depan pintu, lalu setelah mobil Nadine berlalu, Dimasta dan Qiara pergi menuju kamar mereka.

"Mas, kamu jangan sampai nunggu selesai syuting deh! Aku engga mau ah ditinggal kamu lama-lama," kata Qiara sambil bermanja-manja menyandarkan kepalanya pada bahu Dimasta.

"Ya oke, kalau artis-artis kita disiplin syutingnya lancar, aku akan pulang lebih dulu! Aku juga engga kuat sampai lama-lama jauh dari kamu," kata Dimas lalu menyubit pipi Qiara.

Qiara pun membalas cubitan Dimas, yang membuat Dimas akhirnya mencium bibir ranum Qiara dengan mesra.

Bab 3

Malam harinya Qiara mempersiapkan pakaian Dimas untuk dimasukan kedalam koper, karena sang suami akan menginap selama beberapa hari di labuan bajo, tempat akan diadakannya syuting artis yang berada dalam naungan management perusahaannya.

Sementara Dimasta malah asyik saja bermain handphone diatas ranjang, sambil sesekali tersenyum tipis layaknya orang tengah kasmaran, Qiara yang sedang sibuk menyiapkan keperluan Dimasta, sempat beberapa kali menengok kearah Dimasta, dan tingkah suaminya itu makin hari makin aneh, sering tidak lepas dari handphone, dan sering tidur lebih malam dari Qiara.

"Mas, kayanya asyik banget nih! Chattingan sama siapa si?" tanya Qiara.

"Oh, emm ini sayang! Aku lihat video-video lucu lewat di berandaku, sampai geli aku pengen ketawa mulu," kata Dimasta berusaha meyakinkan Qiara.

"Oh video lucu, kirain kamu lagi chattingan sama Natasha, artis paling cantik di management kita," sindir Qiara.

Dimasta pun langsung menaruh handphonenya dipinggir ranjang, lalu berjalan menghampiri Qiara.

"Tuh kan, aku pikir tadi siang itu ga berbekas dihati kamu, eh taunya kamu masih curiga sama aku?" tanya Dimasta.

"Ya habisnya, kamu senyum-senyum gitu sama handphone, terus juga dipijit sama Natasha mau aja lagi," kata Qiara.

"Hei, sayang aku engga bilang mau loh! Natasha langsung mijit gitu aja, lagian dia kan masih muda dang anggap aku ini udah kaya kakaknya sendiri," kata Dimasta.

"Ya oke, aku kan cuma takut kamu akan selingkuh dari aku mas," kata Qiara.

"Suttt, kamu jangan pernah punya pikiran seperti itu Qiara! Itu benar-benar melukai hati aku. Aku kerja pagi, siang malam itu untuk kamu, Wilo, dan Wili aku ga ada waktu untuk selingkah-selingkuh," kata Dimasta meyakinkan Qiara.

"Iya mas, aku percaya sama kamu! Tapi ya engga tau kenapa aku makin hari makin takut aja kehilangan kamu," kata Qiara.

Dimasta pun memeluk Qiara dan menepuk-menepuk bahu Qiara, agar Qiara menghilangkan pikiran seperti itu.

Keesokan harinya Dimasta sudah bersiap-siap untuk meninggalkan rumah, diantar oleh Qiara, Wiliam dan Wilona sampai depan rumah.

"Dah Papi!" serempak.

"Dah krucil papi, baik-baik ya! Nurut sama Mimi," kata Dimasta.

"Iya Papi, hati-hati Papi," kata Wili dan Wilo.

Mobil Dimasta pun sudah berlalu dari pandangan Qiara dan anak-anaknya.

"Mi, kita libur tapi Papi malah kerja! Apa Papi udah makin gak sayang sama kita?" tanya Wilo.

"Loh Ade kok ngomongnya begitu? Papi kan kerja biar Ade sama kakak bisa makan, bisa sekolah, bisa punya rumah biar engga kehujanan engga kepanasan," kata Qiara.

"Tapi dulu waktu kakak sama Ade masih kecil, Papi engga pergi-pergian terus Mi," kata Wiliam.

Qiara pun sejenak tertunduk berpikir, memang benar sudah satu tahun belakangan ini Dimasta sangat sering bekerja diluar jam kerja, semakin sibuk dan semakin jarang berkumpul bersama didalam rumah atau sekedar liburan bersama.

"Nanti begitu Papi pulang dari labuan baju! Mimi janji deh, akan bilang sama Papi supaya kita bisa liburan sama-sama, ya nak," kata Qiara.

"Beneran Mi?" tanya Wilo.

"Bener dong, makanya kakak sama Adel harus belajar sabar dulu ya!" kata Qiara.

"Hore,,,,,,, asik kita bakalan liburan lagi sama-sama," kata Wilo dan Wili.

Sementara itu, Dimasta tidak pergi ke labuan bajo sesuai dengan apa yang dia katakan pada Qiara. Dimasta membiarkan artis-artisnya saja yang pergi ke sana, sementara dirinya sudah ada agenda lain untuk pergi liburan dengan kekasih hatinya.

Dimasta bahkan sudah memesan dua tiket pesawat untuk pergi liburan bersama dengan kekasih gelapnya, sepanjang perjalanan ke bandara, Dimasta sudah tersenyum gembira akan menghabiskan waktu bersama kekasihnya tanpa perlu ada rasa takut atau cemas Qiara akan memergokinya. Ini adalah kali pertama, Dimasta dan wanita simpanannya itu pergi sampai meninggalkan negara ini agar bisa bebas berduaan.

Sesampainya di bandara! Sudah ada wanita cantik yang melambaikan tangannya sambil tersenyum kearah Dimas. Tiket tujuan Dubai menjadi pilihan Dimas dan kekasihnya untuk menghabiskan waktu berdua, keduanya berpelukan di bandara lalu mulai memasuki pesawat.

Keduanya tak pernah lepas dan terus saling bergandengan layaknya pasangan yang tengah bucin akut, hingga pesawat take off, keduanya duduk bersebelahan.

"Mas, aku seneng banget bisa berduaan sama kamu! Tanpa takut ketahuan sama isteri kamu," kata wanita cantik itu.

"Aku sudah bilang kan! Kalau sekarang dalam hidup aku, kamu adalah hal terpenting no 1 buat aku. Aku pasti usahakan yang terbaik untuk hubungan kita," kata Dimasta.

"Iya mas aku percaya! Aku juga percaya engga lama lagi, kamu pasti akan ceraikan isteri kamu, dan kita akan menikah," kata wanita itu.

"Iya sayang! Aku janji sama kamu," kaya Dimasta.

Pesawat landing dengan selamat, Dimasta menggandeng tangan kekasih gelapnya untuk menuju mobil yang sudah dia pesan lengkap dengan paket hotel dan destinasi wisata selama keduanya berada di Dubai.

Paramount hotel Dubai adalah tempat yang Dimasta pesan untuk bermalam dengan kekasih gelapnya, mobil pun mengantarkan keduanya sampai ke pintu loby utama untuk check-in di hotel yang sangat terkenal di Dubai itu.

Keduanya memasuki kamar hotel dengan tipe kamar suite premier dengan pemandangan panaroma, sesampainya didalam kamar hotel, wanita cantik itu bahkan sampai tak menyangka jika Dimasta benar-benar romantis dengan memesan kamar sebagus ini, gedung tertinggi diarab pun Burj Khalifa terlihat jelas dari dalam kamar yang dilengkapi dengan jendela full kaca ini.

"Mas, aku engga nyangka kamu ajak aku kesini! Makasih banyak ya mas, aku main sayang sama kamu mas," kata wanita itu.

"Sama-sama sayang. Semua yang aku lakukan semata-mata hanya untuk membuat senyuman cantik diwajah kamu terpancar untuk aku," kata Dimasta.

"Apa saat ini kamu sudah lebih mencintai aku dibandingkan isteri kamu mas" tanya wanita itu.

"Tentu saja! Saat ini dihati aku cuma ada kamu, aku mencintai kamu lebih dari aku mencintai Qiara," kata Dimasta.

Wanita itu pun sampai menangis haru atas ucapan Dimasta yang selalu bisa menyentuh hatinya.

"Tapi kenapa mas? Kenapa kamu bisa mencintai aku dibandingkan isteri kamu?" tanya wanita itu.

"Entahlah, pertama kali aku melihat kamu! Aku sudah menyukai kamu, kamu itu membuat laki-laki siapapun itu yang melihat kamu, pasti akan penasaran ingin memiliki kamu," kata Dimasta.

"Makasih ya mas! Aku kira dulu waktu kamu mendekati aku, kamu hanya main-main. Ternyata semakin hari aku semakin merasakan ketulusan hati kamu," kata wanita itu.

Dimasta pun menggendong wanita itu keatas ranjang, ditatapnya wajah cantik wanita yang kini menjadi kekasih gelapnya itu dengan tatapan wajah yang sudah diselimuti oleh gairah yang menyala-nyala.

"Tidak akan ada lagi yang bisa menggangu kita, kini kita berada dilingkungan orang-orang yang tidak akan ada satupun yang bisa mengenali kita," kata Dimasta sambil membelai rambut wanitanya.

"Iya mas, di sini aku merasa kamu benar-benar seutuhnya milikku!" ujar wanita itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!