Episode 1 : Kiara
***
Suara musik yang memekik, orang-orang yang terlihat bebas melakukan apa saja yang mereka mau, beberapa gelas kosong yang sudah diteguk menjadi pemandangan yang dilihat oleh seorang gadis muda yang baru berusia 22 tahun, semua pemandangan dan suara ricuh musik ini adalah yang pertama baginya.
Matanya sedikit kabur, kepalanya seperti melayang, dia meneguk banyak sekali minuman beralkohol malam itu, dia ingin melupakan segalanya, segala sesuatu yang membuat kepala dan dadanya sesak.
Beberapa kali dia didekati oleh beberapa lelaki tetapi dia langsung menunjukkan penolakan, jadi dia hanya sendiri duduk ditengah keramaian bar, air matanya yang mengering dan matanya yang sedikit bengkak tidak sedikitpun melunturkan kecantikannya.
Dia memejamkan matanya, mencoba menyatu dengan irama musik yang menggema di segala penjuru ruangan, rambut panjangnya yang sudah terurai, wajahnya yang polos tanpa riasan, dan juga pakaiannya yang terlihat sangat berbeda dari orang-orang yang berada di bar membuatnya menjadi pusat perhatian di bar itu.
Kiara, itulah namanya, dia baru saja putus dengan kekasih yang sudah ia pacari selama lima tahun, sejak ia tamat SMA dia telah berpacaran dengan kekasihnya yang mengambil kuliah di luar negeri, tetapi tadi dia memergoki orang yang sangat penting dalam hidupnya itu berselingkuh.
Mau bagaimanapun mereka memang menjalani hubungan long distance relationship, tetapi setiap setahun sekali setidaknya mereka akan bertemu, seperti tadi ia mau menemui kekasih di tempat yang sama, karena kekasihnya baru saja kembali dari luar negeri saat telah menyelesaikan kuliahnya disana, tetapi yang ia lihat hanyalah perselingkuhan yang menyakitkan.
Rasanya Kiara hampir gila, dadanya begitu sesak, dia tidak tahu jika pengkhianat bisa membuat seseorang menjadi gila, kepalanya sudah pusing tidak tahu harus memikirkan apa lagi, satu-satunya jalan hanyalah melarikan diri dari kenyataan, dia memilih pergi ke bar meminum beberapa gelas alkohol dan ingin melupakan masalahnya dengan cara itu.
Di sisi yang lain, malam itu sedang ada transaksi gelap yang sedang terjadi di bar tersebut, bar itu letaknya berada di puncak menara, tempat itu adalah tempat orang-orang dengan kelas sosial yang tinggi dan tidak jarang mafia juga akan datang ke bar ini untuk melancarkan aksi gelapnya.
Disebuah ruangan VVIP, ada seorang pria berbadan tegap, bermata tajam dan memiliki wibawa yang kuat sedang duduk sembari menghisap rokok dan menyilangkan kakinya, wajahnya tegas, hidungnya mancung dan proporsional wajahnya sangat maskulin dan tampan sekali.
Di sisi kiri dan kanannya terdapat wanita-wanita penghibur yang sangat cantik yang memang sengaja untuk menghibur dirinya.
Dia adalah seorang ketua mafia yang sudah berusia 30 tahun, di umurnya yang sudah matang penampilannya semakin menawan dan memikat, tetapi tentu saja dia selalu berkutik dengan hal-hal berbau kriminal dan gelap karena memang dia adalah seorang ketua mafia yang dirahasiakan namanya, yang artinya perkumpulan nya adalah perkumpulan yang sangat rahasia dan paling di takuti di dunia.
***
Halo semuanya, novel ini adalah novel lama author, mau aku upload disini saja buat gratis bisa dibaca semua orang.
Jangan lupa dimasukin ke dalam list favorit agar saat upload bab baru kalian tidak ketinggalan, dan jika berkenan berikan dukungan untuk author berupa like dan vote 🤍
Karena dukungan kalian adalah semangat untuk author 🤍
Terimakasih semuanya.
Love Author Joy (Anak Kost)
Episode 2 : Alexander Grey.
***
Masih di Bar,
Di dalam ruangan itu sedang ada transaksi pengambil alihan lahan dengan pemilik lahan, di ruangan itu para anggotanya membawakan senjata, tanpa mengatakan apapun dan hanya menatap dengan tajam dan senyuman yang menyeramkan, kesepakatan yang merugikan pihak pemilik lahan langsung di setujui dan ditanda tangani.
Bagaimana tidak, keberingasan pria ini sudah menyebar ke segala penjuru, dia dikenal sebagai seseorang yang berdarah dingin dan tidak kenal ampun, jika ada yang mengusiknya maka bisa dipastikan nyawanya akan melayang dan menghilang seolah ditelan bumi.
“Prang!” tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan dari luar, hal itu membuat Alexander mengernyitkan dahinya, dia tidak suka diganggu dan diusik bahkan dengan bunyi yang berisik sekalipun.
“Periksa sebentar keluar, siapa yang berani membuat keributan disaat aku ada di bar ini!” ketus Alexander sembari meneguk wine yang sudah disodorkan oleh wanita-wanita penghibur yang duduk manja di sampingnya.
Didalam ruangan itu ada Yuza, Sin dan Fin, anggota inti kelompok yang direkrut sendiri oleh Alexander, juga beberapa anggota mafianya yang lain, ketiga anggota inti itu sudah seperti saudara bagi Alexander, ketiga anggotanya ini memiliki karakter yang berbeda-beda, seperti halnya Yuza yang tidak suka keramaian, tidak suka wanita dan suara yang berisik.
“Aku saja yang periksa, aku juga pegal duduk terus,” Yuza berdiri sembari meregangkan tubuhnya, diantara ketiga rekannya hanya dialah yang tidak mau didekati oleh wanita, dia tidak suka dan risih jika dekat-dekat dengan wanita manapun karena itulah dia memilih keluar sekalian mau melarikan diri dari ruangan ini.
Yuza segera melangkah kearah pintu, tetapi baru juga kakinya melangkah menuju pintu dan membukanya, sudah ada seorang gadis yang kelihatannya mabuk sekali terjatuh tepat dihadapannya, Yuza segera menghindar, dia menggunakan teknik bela dirinya hanya untuk bisa menghindari sentuhan dengan gadis asing yang sedang memegang botol minuman di tangannya itu.
“Brak!” gadis itu langsung terjatuh dengan tidak anggun di dalam ruangan vvip itu.
“Aahh, sakit sekali lenganku!” gadis itu langsung duduk dan bangkit, matanya melihat sekeliling dan dia langsung tertuju kepada sesosok lelaki paling tampan di ruangan itu.
Dia langsung tersenyum, pipinya merona karena sedang mabuk.
“Glek!” dia menelan salivanya dan kemudian bersendawa.
“Eeww,” para wanita penghibur yang ada di ruangan itu serentak mengomentari dengan jijik sikap wanita bar-bar yang tiba-tiba saja ada di ruangan VVIP tempat para mafia berada.
“Dari pada aku diganggu oleh para cecunguk yang ada diluar lebih baik aku bersama pria tampan ini, hehe,” Kiara tersenyum dengan gaya setengah sadarnya, dia segera bangkit dan menunjuk Alexander dengan telunjuk jarinya.
Pemandangan ini belum pernah terjadi sebelumnya, tidak ada seorangpun di dunia ini yang berani menunjuk Alexander dengan entengnya seperti itu.
“Sepertinya akan ada tontonan menarik nih,” seru Sin meminum wine sembari dirangkul oleh wanita yang ada di sampingnya, begitu juga dengan Fin, yang memang memiliki sifat sebelas dua belas dengan Sin, mereka adalah tim penyuka keributan untuk menghibur diri sendiri.
Sedangkan Yuza yang tidak suka keributan dan tidak ingin hidupnya diusik langsung angkat tangan, dia melirik ke kanan dan ke kiri, dia sedang menilai situasi, saat dia sudah yakin semua orang tertuju pada gadis yang ia biarkan jatuh itu, dia secara perlahan melangkah mundur, menutup pintu dan kabur dari keramaian.
Yuza memang mafia yang aneh, dia tidak suka keributan dan keramaian.
Sedangkan Kiara yang sudah sampai di hadapan Alexander Grey, sekarang meletakkan botol pecahan ditangannya, dia tersenyum dan dia menghempaskan tangan wanita-wanita yang sedari tadi merangkul lelaki super tampan ini.
Dengan wajah yang masih setengah sadar dia langsung duduk di pangkuan Alexander, dia memeluknya dan berbicara, “Mulai hari ini kau adalah milikku, lelaki tampan sepertimu lebih cocok menghibur aku dibandingkan lelaki di luaran itu, hahaha, badanmu juga bagus, pasti kau hebat dalam ranjang kan Tuan?” Kiara bertanya sembari tersenyum lebar, dia sungguh tidak tahu dia sedang berurusan dengan siapa sekarang.
***
Episode 3 : Setidaknya kau harus putus dariku.
***
Seorang wanita yang merupakan seorang mahasiswa mabuk dan melakukan sesuatu yang seharusnya tidak ia lakukan, tentu saja ada sebabnya.
Semua ini berawal dari saat pagi tadi, ada sebuah pesan masuk ke ponselnya.
Sebuah pesan yang tidak sengaja terkirim ke ponsel Kiara, yang tentunya datang dari nomor kakak angkatnya sendiri, memberikan keberanian kepada Kiara agar datang memeriksa sendiri.
Isi pesan itu sungguh mesra menyebutkan nama kekasih Kiara, sedangkan Bella adalah nama kakak angkat Kiara. Entah pesan itu disengaja atau tidak, namun Kiara merasa harus melihatnya dengan mata kepalanya sendiri
Dengan hanya menggunakan kemeja putih dan rok midi, bermodalkan gaji paruh waktu yang ia kumpulkan, dia memasuki bar, penampilannya langsung menarik perhatian banyak orang karena dia terlihat berbeda dari penampilan wanita yang juga ada di bar malam.
Setiap gadis yang ada di bar malam itu pasti mengenakan baju ketat dan seksi rancangan designer terkenal, atau bahkan sebuah dress yang limited edition, semua orang yang ada di bar ini adalah kalangan orang elit untuk bersenang-senang juga memamerkan harta mereka.
***
Kiara melanjutkan langkahnya, suara musik yang memekik, orang-orang yang terlihat bebas melakukan apa saja yang mereka mau, beberapa gelas kosong yang sudah diteguk menjadi pemandangan yang pertama dia lihat.
Dia bisa mendengar beberapa orang membisikinya, mengatakan jika pakaian yang ia gunakan seperti pakaian gelandangan, bahwa Kiara datang ke bar ini pasti untuk merayu orang kaya demi panjat sosial.
Tetapi Kiara tidak menghiraukan hal itu, dia tetap menunduk dan melangkah, dia sekarang berhenti di sebuah ruangan VVIP, dia berdiri sedikit lama di depan pintu, terdiam dan tidak melakukan apapun.
Yang ia lihat hanyalah nomor 0808 yang tertera di depan pintu, dia melihatnya lama sekali, seperti semua keberanian yang ia kumpulkan runtuh dengan hanya membayangkan apa yang akan ia lihat didalam sana.
***
“Nona, apakah anda tamu dari orang yang menyewa ruangan ini? Jika iya, silahkan anda masuk,” suara pelayan pria dan wanita yang mengenakan seragam mereka sembari membawa rak minuman mengejutkan Kiara yang sedang terpaku di depan ruangan.
Sepertinya pelayan itu hendak masuk ke dalam ruangan untuk membawakan minuman kepada pelanggan yang ada di dalam ruangan sana.
“Ah, maafkan saya,” Kiara langsung memberikan jalan kepada para pelayan bar, agar mereka bisa masuk.
“Cklek!” para pelayan itu menunduk dan membuka pintu.
Saat pintu itu terbuka Kiara bisa melihat sepasang kekasih, yang sedang bercumbu, tertawa dan sangat menikmati apa yang baru saja mereka lakukan.
Tawa mereka menggema di telinga Kiara, rasa takut yang menuntunnya ke dalam bar malam ini membuatnya pusing, dia melihat dengan jelas jika kekasihnya yang ia tunggu selama ini sedang bersenang-senang dengan kakak nya sendiri.
Bella melihat Kiara berdiri di depan pintu yang belum menutup sepenuhnya, Kiara bisa melihat dengan jelas senyuman kemenangan di wajah kakaknya, seolah mengatakan jika dia sudah berhasil merebut kekasih Kiara, mengatakan jika sudah tidak ada lagi yang tersisa untuk Kiara, sudah hilang dan musnah.
“Kiara, kenapa kau ada disini?” sembari tersenyum Bella memanggil adik angkatnya itu, seolah dia sudah mengetahui kejadian ini akan terjadi, tetapi tangannya tidak lepas merangkul Bian Agler, nama kekasih Kiara yang juga teman masa kecilnya.
Mendengar nama Kiara, Bian langsung terkejut dan menoleh kearah pintu, Bian melihat Kiara berdiri disana, tidak melakukan apapun dan melihat mereka dengan mata kosong.
“Ki … Kiara?” Bian tiba-tiba gugup, dia hendak berdiri dan pergi menuju Kiara, tetapi tangannya di tahan oleh Bella.
“Sayang, bukankah kau berjanji membawaku ke hotel milik keluargamu malam ini? Kau bilang akan bermain sepanjang malam bersamaku, seperti yang sudah sering kita lakukan di luar negeri,” Bella sengaja mengeraskan volume suaranya, dia ingin Kiara mendengar apa yang ia ucapkan.
Semua pemandangan yang menyakiti hatinya yang ada di hadapannya ini membuat Kiara tidak bisa berkata-kata.
“Cinta? aku datang dengan harapan bahwa cinta yang aku rasakan tidak salah, tetapi kau membuatku tidak mempercayainya lagi, cinta yang aku jaga dan ku percayai selama ini hanya ilusi, tidak ada yang namanya cinta, yang ada hanyalah kebohongan dan nafsu,” Kiara berbicara pelan sekali, dia kemudian mengangkat wajahnya.
“Bian, setidaknya kau harus putus dariku dulu sebelum memulai hubungan yang lain, aku tidak akan menghalangi, sepertinya kau ingin melanjutkan kesenangan mu, lanjutkan lah karena dari hari ini hubungan kita sudah berakhir,” ucap Kiara mencoba tegar, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan getaran di tubuhnya.
Semua kenangan manis dan indah, pertemanan mereka yang membawa tawa untuknya sedari kecil telah pecah seperti serpihan kaca, malam ini dia memutuskan untuk tidak akan jatuh cinta lagi dan tidak akan mempercayai ilusi yang kejam bernama cinta.
Bodoh, Kiara sangat bodoh, tetapi hanya ini satu-satunya cara agar dia bisa tetap bisa pulang dan berkuliah, dia tahu jika dia marah dengan hebat dan menghancurkan segalanya, mengikuti rasa sakit dihatinya, maka ayah ibu angkatnya yang merupakan orangtua kandung Bella akan mengusirnya.
***
Disaat rasa sakit dihatinya begitu perih pun, Kiara tidak bisa membela dan berjuang untuk hatinya, dia memilih berbicara dengan lembut dan mengalah lagi dan lagi, seumur hidupnya sampai sekarang yang bisa ia lakukan hanyalah mengalah dan menelan semua rasa sakit dan penghinaan yang ia terima.
Bian hanya terdiam, dia tidak mengucapkan apapun, dia di rangkul oleh Bella dan mereka pergi melewati Kiara, seperti yang Bella katakan mereka akan pergi ke hotel milik ayah Bian dan melakukan kesenangan mereka.
Sedangkan Kiara, dia menghela nafasnya dalam-dalam, dia melihat sekitar dan kemudian memejamkan matanya.
“Aku sudah menghabiskan seluruh gajiku untuk bisa masuk, setidaknya aku harus menikmatinya,” dia kemudian melangkah kearah kursi kosong dekat bartender, dia ingin menutupi sakit hatinya dengan melupakan segalanya, dia ingin meminum minuman beralkohol dan melupakan malam ini.
Dia mengusap air matanya yang terus mengalir, menepuk dadanya karena rasa sakit dihatinya, dia ingin berteriak tetapi rasa sakit ini berbeda, rasanya Kiara hanya ingin menghilang dan melupakan segalanya saja.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!