NovelToon NovelToon

CEO PLAYBOY TERJERAT NONA HACKER

1. Prolog

"Hah-hah-hah …." Aura terengah. Dia berlari, mencoba bersembunyi dari kejaran orang-orang suruhan Reza Firto Adijaya, pemilik kerajaan bisnis Harmony Grup.

"Hallo Nona Hacker, akhirnya kami menemukanmu!"

Aura tertangkap, dia dibekap dengan sapu tangan yang telah dibubuhi obat bius. Kepalanya mulai merasakan pening yang luar biasa.

"Lepas!" Teriaknya terus meronta.

Beberapa algojo mulai memegangi kedua tangannya. Aura dibuat bertekuk lutut. Beberapa waktu Aura merasa tubuhnya mulai merasa mengambang dan kebas.

Matanya mulai mengantuk, akhirnya tidak sadarkan diri. Aura diangkat, dimasukkan ke dalam sebuah mini bus, lalu dibawa ke sebuah mansion milik pengusaha muda.

💖

💖

💖

Aura tersadar dari obat bius. Dia terbangun di atas sebuah tempat tidur dan mendapati tubuhnya telah mengenakan busana yang sangat minim.

"Bajuku, bajuku, bajuku?" Dia menjerit mendapati pakaiannya telah diganti oleh seseorang.

"Siapa keparat yang berani menukar pakaianku?" jeritnya.

Lalu terdengar suara dari luar. Sebuah suara yang menandakan kunci pintu itu tengah dibuka oleh seseorang dari luar. Terlihat seorang pria, yang hanya menggunakan handuk, menatap Aura dengan nanar.

"Kau akan menyesali semua yang telah kau lakukan kepadaku Nona Mie Instan--tepatnya Nona Hacker!"

(3 bulan yang lalu)

"Maafkan Ayah Ra, Ayah belum bisa membantu kamu untuk menambah biaya hidupmu di sana," ucap Ayah Aura di balik telepon genggam monoponiknya.

"Iya Yah, tidak apa. Ayah hanya perlu memikirkan adik-adik. Sisa beasiswaku masih banyak kok." Padahal kenyataannya, keuangan dia sudah sangat minim.

"Nanti jika upah noreh karet yang Ayah dapat berlebih, Ayah usahakan untuk segera mengirimkannya untukmu," ucap Ayah kembali.

"Yah, adik-adik lebih membutuhkan dana untuk sekolah. Nanti aku akan berusaha mencari pekerjaan part time, untuk membantu menambah biaya hidupku di sini. Siapa tahu bisa aku kirim ke kampung, jika hasilnya lumayan banyak."

"Lebih baik kamu konsentrasi dengan kuliah. Ayah khawatir jika kamu kuliah sambil bekerja, membuat konsentrasimu pecah. Nilai turun, dan beasiswanya malah ditarik kembali."

"Ayah tak perlu khawatir. Aku akan berusaha sebaik mungkin. Bagaimana dengan keadaan ibu saat ini Yah? Apakah sakit kepala Ibu masih sering kumat?"

……

...💖💖💖...

Perbincangan ayah anak itu terus bergulir hingga kuping Aura terasa panas. Dia tidak memiliki hetset untuk membantu perbincangan panjang dengan siapa pun saat menelepon.

Ponselnya hanya berupa telepon genggam seharga dua ratus ribu. Itu pun terpaksa dibeli saat hendak pergi belajar ke kota Depok. Sementara keluarganya berada di Sumatera. Dimana sang ayah hanya bekerja sebagai buruh tani dari seorang yang memiliki kebun karet.

💖

Di tempat lain, seorang CEO muda nan tampan tengah melambaikan tangannya kepada sang kekasih yang baru turun dari mobil mewahnya.

"Dah Sayang, aku berangkat ke kantor dulu!" Ucapnya pada wanita cantik berambut panjang itu.

"Dah Sayang. Aku masuk ke dalam dulu. Jika selesai, nanti aku telepon kembali."

Reza, adalah nama pria itu. Dia menatap kepergian pacarnya yang bernama Anggun yang baru saja meminta uang padanya untuk memanjakan diri di sebuah salon kecantikan.

Ponsel Reza bergetar. Dalam layar tersebut tertulis nama dengan kode Klient ke-20.

"Halo Sayang."

"…."

"Baik lah, dalam satu jam aku akan segera ke sana!"

Reza menuju ke area gedung perkantoran. Mobilnya berdiri tepat di depan sebuah gedung yang menjulang tinggi. Nama perusahaan itu adalah HARMONY GRUP, sebuah kerajaan bisnis yang memiliki berbagai jenis macam jenis usaha.

Dalam perusahaan itu, terdapat berbagai jenis usaha online yang memiliki aplikasi yang digandrungi oleh pengguna telepon pintar. Diantara lain berupa bisnis pinjaman online, belanja online, jasa kendaraan online, dan beberapa cafe offline. Saat ini dia sedang merintis bisnis baru yang sedang booming, yakni tradding online. 

Dia sengaja mengangkat usaha dalam bentuk online, karena animo masyarakat yang sangat tinggi akan kemajuan teknologi seperti zaman ini. Perusahaan ini dipimpin oleh CEO muda yang sangat tampan. Dia bernama Reza Firto Adijaya. Putra sulung pemilik kampus swasta bergengsi, Barack Adijaya.

Reza menyadari memiliki wajah yang tampan. Dia mengerti kenapa semua gadis selalu ingin dekat dengannya. Setiap ada yang menyatakan cinta, dia tak pernah menolak. Sehingga koleksi kekasihnya, sudah tidak bisa dihitung dengan jari.

"Sayang, sudah lama menunggu?" Rina telah turun dari gedung perusahaan yang didirikannya ini. Rina adalah salah satu dari sekian gadis yang menjadi pacarnya, yang kebetulan bekerja di sini. Rina langsung masuk ke mobil, duduk di sebelahnya yang tengah duduk di belakang kemudi.

"Enggak, baru sampai juga kok." Reza mengedipkan mata pada Rina, lalu melajukan mobil itu. 

Tak lama, mereka sudah berada di sebuah toko perhiasan. Rina sang pacar yang sekaligus bawahan meminta Reza untuk menemaninya membeli sebuah perhiasan. Pasti tentunya sekalian minta dibelikan oleh sang kekasih yang tajir melintir ini. 

Reza dengan segera mengeluarkan sebuah kartu bewarna hitam. Kartu itu diserahkan kepada kasir toko perhiasan tersebut. Setelah selesai, kartu legendaris itu kembali masuk ke dalam dompet. Reza kembali merasakan getaran, sebuah panggilan masuk pada ponselnya. Kali ini kode yang tertulis di layar ialah Klient-19.

"Yang, aku mengangkat panggilan dari klient dulu," ucapnya kepada klient ke-20.

"Oke Sayang, aku masih mau melihat-lihat dulu!"

"Baik lah …." Reza segera menjauh, lalu menjawab panggilan itu.

"Halo Sayang, bagaimana Spa-nya?"

"…."

"Oh, syukur lah jika kamu merasa lebih enakan."

"…."

"Hmm, ini aku lagi ada rapat bersama klient di kantor."

"…."

"Ekheeeemmmm …." Tampak Rina sang klient-20 tengah bersedekap tangan di dada, menatap Reza dengan wajah penuh curiga.

Reza membalikan tubuhnya, "Kalau begitu aku telepon lagi nanti. Aku sedang rapat," bisiknya segera menekan tombol merah.

"Ekhem, udah selesai menengok-nengoknya Sayang?" Reza menarik dasinya agar terasa lebih longgar. Dia seperti tercekek melihat mata Rina yang memandangnya dengan tajam. Dia seperti mendapat sebuah firasat buruk.

"Siapa yang menelepon barusan?" Matanya mendelik tajam ke arah Reza.

"Klient perusahaan kita kok." Rina menengadahkan telapak tangannya. Reza membesarkan matanya menanyakan maksud dari telapak tangan itu.

"Hape!" tukasnya dengan mata membesar.

"Untuk?"

"Pinjam!" ucap Rina pendek.

Dengan sedikit ragu, Reza menyerahkan ponselnya. Rina merasa itu bukan ponsel yang sama dengan yang tadi, kembali menengadahkan tangannya. 

"Bukan yang ini! Mana yang lain?"

Reza kembali menyerahkan. Namun ternyata masih bukan ponsel yang sama. "Ada berapa ponselmu?" tanya Rina sedikit membentak.

Reza mengeluarkan seluruh ponsel yang dia miliki. "Ada tujuh???" Di tangan Rina sudah terkumpul semua ponsel canggih milik Reza. "Ayo, tadi kamu baru saja menelepon siapa?"

Reza mulai memilih-milih dengan wajah tampak ragu. Akhirnya ditemukan juga. Reza menyerahkan satu ponsel yang tadi baru digunakan. Kening Rina kembali berkerut. Reza tengah asik kembali menyusun letak ponsel-ponsel itu ke dalam jas dan kantong celananya sedemikian rupa.

Rina mencoba mengotak-atik, namun keningnya berkerut. "Sidik jari!" Menghadapkan layar ponsel ke hadapan Reza. Pria itu menempelkan jarinya pada layar ponsel pintar yang dia miliki.

Rina mengotak-atik ponsel tersebut. Terdengar sebuah nada sambung dengan mode loadspeaker, tengah menunggu panggilan dijawab. Hal itu dilakukan Rina agar terdengar oleh mereka berdua. Panggilan pun terhubung.

"Halooo Sayang, katanya lagi rapat?" jawab seorang wanita tanpa babibu. Reza dengan refleks menepuk jidatnya.

"Ini siapa?" tanya Rina dengan nada ketus.

"Ini sendiri siapa?" jawab yang diujung tak kalah ketus.

"Gue pacar Mas Reza!" jawab Rina.

"Eeehh, jangan ngaku-ngaku lu ye!" balas yang di seberang tak kalah sengit.

...Drrrtttt ...

...Drrrtttt...

...Drrrtttt...

Salah satu ponsel Reza kembali bergetar. Rina yang mulai menyadari bahwa Reza bukan lelaki setia, melempar ponsel yang masih dalam panggilan Klient-19.

"Haloooo … halooo … halooo." ucap yang seberang ditutup begitu saja oleh Reza.

Rina mendekat ke Reza … plaaak … sebuah tamparan mendarat di pipi Reza.

Mampir juga di karya sahabat Othor ya Reader. Siapa tahu kawan-kawan reader suka

...*bersambung*...

2. Mendapat Sistem: Hacker

"Kita putus! Gue mengundurkan diri! Dasar laki-laki brengsek!" Rina melempar bungkusan perhiasan yang baru dibelikan oleh pria itu.

Reza menatap kepergian Rina. Matanya berpindah pada sebuah paperbag yang baru saja dilempar oleh Rina. "Lumayan buat dikasih ke yang lain," gumamnya.

Setelah kejadian kena tampar itu, perut  Reza merasa lapar. Dengan segera dia bergerak meninggalkan saksi bisu yang menyaksikan tercipta sebuah lukisan lima jari pada wajahnya.

💖

💖

💖

Usai berbicara dengan Ayah, Aura merasa kelaparan yang luar biasa. Dia mengecek isi dompet yang hanya berisi recehan-recehan yang sangat berarti untuknya.

"Aku harus segera mencari pekerjaan paruh waktu," gumamnya. Demi penghematan, Aura membeli dan mengonsumsi mie instan kembali. Ini sudah hampir setiap hari semenjak sebulan terakhir. Dia pun bergerak menuju mini market sejuta umat.

💖

💖

💖

Lidah Reza terbiasa dimanjakan oleh makanan mewah dan mahal. Dia sendiri mendirikan kafe dengan menu yang banyak digandrungi oleh kawula muda. Letaknya dekat sekali dengan kampus Aura. Sebelum singgah ke kafe, dia memilih singgah ke sebuah mini market dekat kampus.

Reza telah merasa bosan dengan menu mewah yang biasa dikonsumsinya. Kali ini dengan langkah ringan, sambil tebar pesona pada pengunjung lain, Reza menuju stand mie instan. Pengunjung lain yang melihat hal aneh di pipi Reza pun terkekeh. Seperti melihat sebuah lukisan aneh pada wajah pria rapi, ganteng, dan tinggi itu.

Matanya tertuju pada satu mie instan cup yang kebetulan hanya tinggal satu varian rasa. Tiba-tiba, salah satu ponselnya bergetar. Tanpa melihat mie instan yang akan dipilih, Reza memeriksa kantong mana yang baru saja menerima pesan. Dia kebingungan sendiri mencari satu di antara sekian.

Tangan yang hendak mengambil mie tadi, ternyata malah meraba benda lain. Matanya segera beralih, mencari tahu kira-kira benda apa dalam genggamannya ini. Matanya membesar, ternyata itu adalah sebuah tangan seorang gadis yang ada di sebelahnya.

Mata Aura membulat, melihat tangannya dalam genggaman lelaki yang tidak dia kenal. Dilirik kembali, ternyata dia adalah seorang lelaki dewasa, berpakaian rapi, tetapi wajahnya terlihat berantakan. Pipi laki-laki itu bewarna merah, ada lukisan lima jari di sana.

"Maaf Om, saya yang lebih dahulu mengambil mie ini." ucap Aura.

Reza tersentak mendengar seseorang menyebutnya dengan 'Om.' Seketika menoleh kepada pemilik suara, sekaligus pemilik tangan. Tampak seorang gadis muda, yang kira-kira seusia dengan adik bungsunya.

"Maaf, coba ulangi! Barusan kamu panggil saya apa?" Terdengar sebuah bentakan dari mulut pria itu.

"Saya bilang, mie ini saya yang duluan, Om …." Aura benar-benar mengulang dengan panggilan yang sama.

Reza kembali melihat ke arah tangannya. Memang benar, mie cup instan yang hanya tinggal satu varian rasa ini sudah dalam genggaman gadis itu. Sementara tangannya tengah menggenggam tangan si gadis.

Reza menyugar rambutnya ke arah belakang. Mencoba menebarkan pesona jantannya kepada gadis yang kira-kira masih delapan belas tahun ini. 

"Om …?"

Panggilan itu membuatnya kembali tersentak, menoleh dengan kasar membesarkan matanya. "Om?" tanyanya dengan penuh penekanan.

"Iya, bisa lepaskan tangannya?" Suara gadis itu terdengar sangat dingin.

"Oh, tidak bisa! Ini adalah mie pilihan saya!" tukas Reza.

"Mie ini buat saya! Saya duluan yang mengambilnya!" bentak Aura mulai meninggikan suaranya.

"Oh, no! Cium dulu pipi saya, lalu peluk tubuh saya! Baru, mie ini akan menjadi milikmu! Jika tidak, mie ini tak akan pernah saya serahkan hingga titik darah penghabisan!" tantang pria ganteng itu. Dia juga keukeh mempertahankan mie yang hanya tinggal satu varian rasa ini.

Aura menginjakan kakinya pada sepatu Reza, dengan sekuat tenaga yang dia miliki.

"Dasar Om-Om mesum!" Melangkah dengan cepat meninggalkan pria pesona cassanova yang terlihat aneh ini.

"Aaaaauuuuwww," pekiknya. Jempolnya terasa senat senut luar biasa. Menunjuk kesal ke arah gadis itu, sambil memegang jempol yang telah dilepasnya dari sepatu.

Aura secepatnya membayar mie tersebut pada kasir. Melirik ketakutan bila dikejar oleh pria tadi. Setelah mie dibayar, Aura segera keluar meninggalkan tempat ini.

Reza berjalan cepat mencari gadis tadi. Dia melihat gadis itu setengah berlari meninggalkan tempat ini. Dengan nanar, dia berusaha mengingat wajah gadis yang telah merebut mie dan menginjak kakinya.

Tubuh Aura dipenuhi peluh, usai berlari berusaha kabur dari orang aneh tadi. Dia merasa gerah dan sangat haus. Mengambil air yang ada di dispenser lalu meneguknya hingga tak tersisa. Masih merasa haus, air kembali berpindah ke dalam gelas. Aura meminumnya hingga habis.

Aura segera mengambil panci, memanaskan air di atas kompor. Setelah mendidih, air itu dituangkan masuk ke dalam mie cup instan tadi. Sembari menunggu matang, Aura segera mandi untuk menghilangkan rasa gerah.

💖

Reza masih merasa geram merutuki nasib berasa ditimpa kesialan dua kali. Perutnya menjadi semakin lapar. Melangkah kembali ke tempat mie instan. Mengambil mie cup secara random, yang penting mampu mengganjal perutnya yang mulai bernyayi. Reza langsung menyeduh dengan air panas yang disediakan oleh pihak mini market.

Aura telah selesai mandi. Dia segera mengambil nasi dari penanak yang dia miliki. Lalu mangangkat mie cup yang sudah memenuhi wadah karena mengembang.

Di mini market, Reza membuka tutup wadah mie-nya. Meluruskan garpu yang terbungkus dalam keadaan terbungkuk. Dia memulai menarik mie itu dan memasukannya ke dalam mulut.

"Aaaahh, nikmat banget," gumamnya kembali menyeruput mie itu sendok demi sendok.

Di rumah indekos, Aura menuang mie tersebut ke dalam piring yang telah berisi nasi. Dia mulai memasukan nasi plus mie tersebut ke dalam mulutnya.

"Ya Tuhan, sampai kapan harus begini?" sungutnya. Namun, dia tetap menyuap makanan masuk ke mulut. "Dari pada mati kelaparan." gumamnya.

***

Aura memeriksa materi-materi perkuliahannya. Tiba-tiba hape monophone-nya berdering. 

"Halo La."

"Ra, tugas buat besok sudah kamu kerjakan belum?"

"Belum, aku belum sempat ke warnet."

"Hari gini masih ke warnet? Beli laptop dong?" Stela, adalah sahabat di kampusnya, dia menertawakan nasib Aura.

"Kan kamu tahu sendiri aku belum bisa belinya. Jika tidak ada beasiswa ini, mungkin saja aku tidak akan berkuliah. Bahkan hapeku saja tidak berani aku keluarkan. Takut yang lain mengejek, melihat kemiskinanku."

"Yeee, biasa aja kali? Yang penting kamu bukan pencuri kan? Lagian aku bangga punya teman kayak kamu. Pinter banget. Oh iya, kalau ngga pinter, mana bisa menjadi mahasiswa undangan yang mendapat beasiswa ya." tutur Stela dengan santai.

"Ya udah, aku mau ke warnet dulu buat mengerjakan tugas."

"Oke, nanti kabari aku ya?"

"Iya, nanti aku SMS."

Telepon telah ditutup. Aura kembali mengecek isi dompet yang hanya beberapa lembar uang ungu. Diambilnya satu lembar, dan membawa satu buah USB flashdisk untuk penyimpan tugas yang dikerjakan.

Sampai di warnet, Aura memilih komputer secara acak. Dia langsung membuka catatan, materi yang akan dikerjakan. Sambil menunggu, Aura tertarik melihat icon aplikasi yang menurutnya sangat unik.

Namanya: sistem kekayaan: hacker

Meski agak ragu Aura tetap mencoba mengeklik icon aplikasi yang terlihat aneh tersebut.

...*bersambung*...

3. Resmi menjadi Hacker

Aura mencoba membuka icon aplikasi aneh itu. 

"Selamat! Anda adalah satu dari sejuta orang yang beruntung! Jika Anda mengikuti petunjuk pada balon-balon di layar personal komputer ini, Anda akan segera menjadi seorang jutawan."

"Jika Anda telah mendaftar, maka aplikasi ini akan terhapus secara otomatis dari perangkat ini. Selamat mencoba!"

Terdengar suara dari headphone yang tengah digunakan oleh Aura. Aura melirik ke segala arah. Merasa ini hanya sebuah permainan dari seseorang.

Aura tidak mengubris perintah yang keluar dari headphone itu. Kembali fokus mencari tugas yang harus dikerjakannya. Notifikasi dari aplikasi tadi terus menyala. Akhirnya Aura mencoba mengeklik notifikasi itu.

Aplikasi itu mengeluarkan balon-balon penawaran untuk diikuti. Next … Next … Next … Akhirnya muncul sebuah penjelasan.

Selamat datang pada Aplikasi Sistem Kekayaan Hacker. Ini adalah sebuah aplikasi yang diberikan secara acak kepada personal komputer tertentu. Jadi, Anda adalah satu dari sejuta orang yang beruntung yang mendapat kesempatan ini.

Jika Anda tertarik dalam permainan kekayaan ini, maka kami akan mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut.

Apakah Anda mahir dalam menggumakan CP?

Pilihlah jawaban berikut: Yes/No

Aura mengeklik icon Yes.

Apakah Anda mengenal sistem DOS (Disk Operation System)?

Pilihlah jawaban berikut: Yes/No

Aura teringat, bahwa saat di sekolah dulu dia sangat bersemangat mempelajari DOS dengan seniornya bernama Aksara. Senior yang sangat dikaguminya hingga saat ini. Dia memanggil Aksara dengan Bang Aksa. Baginya, Bang Aksa adalah seorang yang paling jenius yang dia kenal. Saat ini sedang berkuliah di jurusan TIK di kampus teknologi terkemuka yang berada di kota Bandung. Sementara Aura berkuliah di kota Depok.

Aura kembali mengeklik ikon Yes.

Apakah Anda mau mencoba mendaftar menjadi salah satu hacker dalam sistem kekayaan hacker ini?

Pilihlah jawaban berikut: Yes/No

Kali ini Aura mulai merasa bingung. "Menjadi hacker?" gumamnya berpikir panjang. "Ah, ini hanya bohongan. Coba klik Yes, kira-kira kelanjutannya apa lagi?" Aura berbicara sendiri.

Membuat pengguna yang ada di sebelahnya memasang telunjuk miring di keningnya. "Sinting," ucap salah satu pengguna lain.

Aura mengeklik tombol Yes dan, dia disuruh mengisi biodata. "Mengisi biodata? Maksudnya buat akun ya?" Kembali dia berpikir.

Dia mencoba membaca form data yang harus diisi. Di sana ada permintaan untuk mengisi data kontak telepon dan nomor rekening.

"Ini penipuan!" desis Aura. 

Dia meninggalkan form itu, merasa tidak percaya pada balon-balon yang terus mengajaknya berinteraksi. Dia kembali mengerjakan tugas yang terbengkalai.

Tak lama notifikasi kembali masuk dari aplikasi aneh tadi. Dia kembali melihat pesan yang masuk. Matanya terbelalak, tidak percaya. Pada balon pesan itu tertulis:

Jika Anda mendaftar dengan mengisi semua form berikut dengan baik, maka DANA sebesar Rp1.000.000,- akan segera dikirim pada akun rekening Anda! Buktikan lah!

"Makin aneh saja?" Aura kembali melihat ke segala sisi bagian dari warnet itu. Dia merasa ada mata yang terus mengawasinya.

Aura kembali melanjutkan membuat tugasnya. Notifikasi dari aplikasi aneh kembali muncul.

Jika Anda mendaftar saat ini juga, maka DANA sebesar Rp2.000.000,- akan langsung masuk pada akun rekening Anda. Cobalah!

"Haha, makin lucu nih. Benar-benar aneh?" Dia masih asik berbicara sendiri, orang di sebelahnya makin merasa was-was berada di sebelahnya.

Aura kembali sibuk dengan tugasnya yang terus menggantung karena ulah notifikasi aneh terus muncul. Dia mulai menyusun materi tugas. Lagi, notifikasi muncul kembali.

Ini adalah kesempatan terakhir. Jika Anda mendaftar sekarang juga, maka DANA sebesar Rp3.000.000,- langsung masuk pada akun rekening Anda. Ini hanya untuk pendaftaran. Jika kamu menjalankan misi, maka akan masuk lagi dana yang berbeda. Cobalah! Jika Anda melewatkan kesempatan ini, maka tidak akan ada lagi kesempatan kedua!

"Haha, begitu ya? Lagian uang di rekening beasiswaku juga hampir habis. Tak ada salahnya untuk mencoba. Untuk mendaftar aja bisa dapat uang segini? Lumayan sekaleeee …."

Akhirnya Aura mengisi data informasinya sebaik mungkin. Termasuk nomor ponsel jadul, dan nomor rekeningnya. Notifikasi dana masuk, sudah didaftarkan saat dia membuka rekening tabungan dulu.

Setelah menekan tombol daftar, Aura tak mendapatkan tanda bahwa ada dana masuk.

"Huh, tuh kan? Penipuan. Untung saja dana di rekening udah mau habis. Aku tak perlu merasa khawatir."

Aura kembali melanjutkan tugas yang tadi terbengkalai. 

...Teng … nong …...

...Teng … nong …...

Nada pesan masuk pada ponsel Aura sebanyak dua kali. Ini menandakan ada dua pesan yang baru diterima ponsel ini. Lalu Aura membuka dan membaca isi pesan tersebut.

Pesan pertama

Selamat, kamu mendapatkan DANA sebesar Rp3.000.000,- karena telah melakukan pendaftaran sebagai peserta sistem kekayaan: Hacker.

Pesan kedua

Nasabah a/n Aurora Safitri dengan nomor reg. 1234xxxxxxxxxxxx dana masuk sebesar Rp3.000.000,-

"Cihuuuuiiiiiyyyy …." sorak Aura girang. Semua pengguna jasa warnet meliriknya merasa terganggu. Aura kembali duduk dan mengecek CP melihat pendaftaran tadi.

Ternyata, icon aplikasi aneh yang tadi diklik-nya benar-benar telah menghilang.

...Teng … nong …...

Kembali pesan masuk pada ponsel Aura. Itu adalah pesan yang datang dari sistem kekayaan:hacker.

Selamat Aurora Safitri, Anda sudah kami data sebagai heacker pada sistem kami. Untuk tidak berlama-lama, posisi Anda saat ini berada pada level 1 (pertama). 

Kami akan memberi misi peserta level pertama seperti Anda untuk mengganggu satu perusahaan dengan tingkat pendapatan menengah sedang.

Misi pertama Anda akan kami hargai Rp5000.000,- jika anda berhasil membongkar data rahasia pada perusahaan tersebut.

Dana akan masuk secara otomatis jika misi Anda dianggap sukses. Selamat mencoba!

"Waah, beneran langsung dapat misi?"

Aura segera mengakses DOS pada PC yang tengah digunakannya. Tak lupa dia mencari informasi perusahaan yang baru berkembang saat ini. Pilihan Aura jatuh pada perusahaan Garmen yang sedang naik daun. 

Aura mencoba memasukan rumus hacking yang pernah dia pelajari dulu dengan Bang Aksa. Lalu nama perusahaan itu dimasukan oleh Aura ke dalam rumus yang telah dibuatnya. Lalu dia menekan 'Enter.'

Seketika rumus itu mengirimkan surel berupa virus pada data perusahaan yang dia targetkan. Server perusahaan tanpa disadari oleh pemilik yang tidak memantau -- seketika mengalami droup.

Di sisi lain, seseorang yang berada di balik Sistem Kekayaan: Hacker, tengah tersenyum licik. Dia segera mencuri data dan uang perusahaan yang tengah dikerjai oleh Aura, untuk masuk ke dalam akun keuangannya. Dia mendapatkan dana puluhan juta rupiah karena ulah Aura.

"Kau hebat juga sebagai pemula, Nona …." desis pria itu yang bernama Marcell.

Aura melihat waktu yang digunakan bermain warnet sudah mencapai limit keuangan yang dia bawa. Oleh karena itu, dengan buru-buru dia segera menyimpan materi yang dia cari, mematikan PC yang dia pakai. Setelah itu membayar jasa pemakaian kepada admin.

...Teng … nong …...

Aura segera membuka dan membaca isi pesan tersebut.

Selamat Aurora Safitri. Misi level 1 pertama Anda kami nyatakan sukses. Anda berhak mendapatkan DANA sebesar Rp5000.000,- pada akun rekening bank Anda.

...Teng … nong …...

Nasabah a/n Aurora Safitri dengan nomor reg. 1234xxxxxxxxxxxx dana masuk sebesar Rp5000.000. Terima kasih.

...*bersambung*...

...Jangan lupa menekan tanda Favorit, Like, Gift, Vote, dan Komentar ya. Terima kasih**....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!