BLAAAAAR...!
Puluhan petir kemerahan menyambar kuat dan disertai ledakan yang dahsyat.
Seekor naga dengan surai putih, berselimut api phoenix menggeram hebat saat melahap tubuh Tetua dari Partai Tengkorak Darah. Sosok yang tidak hanya menghabisi seluruh murid sektenya sendiri demi kekuatan, tetapi juga monster pembawa kekacauan di Benua Tengah.
!!!
Dia sekarang lenyap dalam sebuah serangan yang luar biasa mematikan.
Getaran pada tanah serta suara dari ledakan ini menggemparkan hingga mencapai seluruh tempat di Benua Tengah. Naga itu pun melesat naik, dia menghilang bersamaan dengan awan hitam yang kini terpecah dan hamparan langit berselimut bintang mulai terlihat.
Xiao Shuxiang melayang turun dengan sebuah pedang di tangannya. Naga tersebut tidak lain merupakan wujud kekuatan Shǎndiàn, pedang milik teman baiknya dan roh phoenix yang berasal darinya sendiri.
Pertarungan ini adalah pertarungan besar yang berhasil dimenangkan, meski dari raut wajah Xiao Shuxiang---dia tidak terlihat senang.
Rasa pucat menyelimuti wajah Xiao Shuxiang. Pandangannya memburam, tapi dia berusaha untuk mempertahankan kesadarannya. Sebuah kilasan masa lalu melintas cepat searah dengan detakan jantungnya.
Dia adalah kultivator aliran hitam terkuat yang mempunyai impian memporak-porandakan dunia di masa lalu.
Dia ditakuti oleh seluruh penduduk Benua Timur, bahkan termasuk kultivator ketiga aliran.
Namanya merupakan mimpi buruk dan kematian bagi mereka yang mendengarnya.
Dia pernah berperang melawan seluruh kultivator ketiga aliran dan hampir membawa Benua Timur menuju kehancuran.
Perang besar itu membuat tanah merah dipenuhi genangan darah, namun tetap saja sekuat apa pun dirinya---kelemahan terbesarnya adalah dia bertarung seorang diri. Bahkan hingga terdapat retakan pada dantiannya dan itu merupakan akhir sekaligus awal dari takdir baru yang diberikan langit padanya.
Xiao Shuxiang masih ingat seolah itu baru saja terjadi, dia masih mengingat wajah-wajah para kultivator dengan ekspresi kesakitan mereka saat kedua tangannya menarik keluar organ dalam mereka dan basah karena darah.
Xiao Shuxiang bahkan masih mengingat jelas bagaimana dirinya menolak mati karena terkena racun dan mengeluarkan Jurus Kebangkitan Kembali dengan tenaganya yang tersisa. Jurus yang mengorbankan ratusan nyawa manusia itu telah membuatnya terlahir kembali setelah seratus tahun berlalu.
Benar.
Seratus tahun telah berlalu setelah perang besar yang meninggalkan trauma mendalam bagi para kultivator yang beruntung masih hidup saat perang itu.
Jurus Kebangkitan Kembali membuatnya bereinkarnasi dengan tetap mempertahankan ingatan dan juga ambisinya. Dia berpikir bisa menyelesaikan apa yang sudah diperbuatnya, tetapi tidak disangka reinkarnasinya membuat dia berada dalam tubuh anak laki-laki berusia 7 Tahun dan dengan dantian yang cacat.
Kekuatannya melemah, belum lagi tempat tinggalnya saat itu adalah sebuah lokasi dengan kepadatan Qi paling tipis di Benua Timur.
Tidak hanya langit yang mengambil kekuatannya, dia bahkan harus menerima kenyataan bahwa dirinya bangkit setelah seratus tahun dan itu sama saja dengan harus memulai dari awal menghancurkan Benua Timur kembali.
Dalam kehidupan keduanya ini, ambisinya tetap sama yaitu memporak-porandakan dunia. Xiao Shuxiang hanya tidak habis pikir bahwa sekarang jangankan membawa kehancuran bagi Benua Timur, dia justru menjadi seorang pelindung. Tidak hanya di Benua Timur, dia bahkan melindungi Benua Tengah dari kehancurannya.
Xiao Shuxiang selalu merasa bahwa dia adalah kultivator aliran hitam yang paling jahat dan ditakuti. Jadi sungguh tidak pernah ada dalam bayangan bahwa dirinya sekarang mendapat pengakuan dan bahkan menjadi pelindung bagi dunia. Ini sangat jauh berbeda dari ambisinya.
"................."
Kaki Xiao Shuxiang mulai menapak di tanah dan pusaka yang memanggil sendiri sarung pedangnya itu pun menghilang. Di saat itu juga, dirinya langsung memuntahkan banyak darah dan dengan napas yang tidak beraturan.
"Shuxiang?"
Seseorang menahan tubuhnya yang hampir ambruk. Dalam keadaan yang masih agak linglung, Xiao Shuxiang ingat bahwa sekarang ini dia mempunyai teman. Seorang teman yang sangat baik dan berharga, bahkan tidak bisa dibandingkan dengan kehidupannya di masa lalu.
Dahulu dengan tangannya sendiri, dia sudah menghancurkan semuanya.
Keluarga...
Saudara seperguruan...
Teman...
Dia tidak mempunyai ikatan seperti itu.
Semua hubungannya dengan orang lain di masa lalu telah berakhir di atas bilah pedangnya. Dia membinasakan semuanya tanpa rasa bersalah sama sekali. Tetapi sekarang... Waktu membuat semuanya berbeda.
"Pergi..." suara Xiao Shuxiang lemah. Dengan tangannya, dia memegang bahu sosok di hadapannya ini dan mendorongnya. Urat-urat tipis kehitaman terlihat mulai terbentuk di seluruh tubuh, termasuk wajah dan lehernya.
"Melenyapkan monster itu ... Sebenarnya memperburuk keadaan-" Xiao Shuxiang kembali memuntahkan darah.
Dalam garis wajahnya yang pucat, dia memiliki warna mata merah dan kini mengalami sedikit perubahan dengan adanya warna hijau. Pupil matanya menjadi tajam dan terlihat sangat menakutkan. Kultivator biasa tentu tidak mempunyai perubahan seperti ini.
"Pergilah Lan Zhi... Pergi sejauh mungkin.." Xiao Shuxiang jelas bukan kultivator biasa dan orang di hadapannya ini tahu akan hal itu.
Dia menghargai teman baiknya, tidak ingin membuat subjek ini terluka karena itulah dia berusaha untuk mendorongnya menjauh. Siapa yang menyangka pemuda di hadapannya justru menggenggam tangannya dengan erat.
"Apa maksudmu?" pemuda berpakaian putih di hadapan Xiao Shuxiang melihat perubahan pada kuku jari tangan temannya yang mulai memanjang, runcing, dan kehitaman.
!
Napas Xiao Shuxiang berat saat dia kembali berkata, "Sebelum aku benar-benar kehilangan kendali, maka pergilah! PERGI..!"
Suara Xiao Shuxiang meninggi, dia mendorong kuat teman baiknya tetapi tangannya semakin digenggam erat dan membuat mereka terjatuh bersama.
Punggung pemuda itu menghantam tanah, dadanya ditekan oleh Xiao Shuxiang yang terlihat seperti mengalami masalah serius. Dia mendengar suara geraman rendah dan suasana tiba-tiba menjadi tegang.
Angin mengembuskan aura yang teramat jahat bersamaan dengan kemunculan sosok berpakaian serba hitam, bertudung di udara. Tangan sosok bertopeng rubah itu terulur dan hendak menapak punggung Xiao Shuxiang.
Pemuda yang jatuh bersama Xiao Shuxiang dengan sekuat tenaga membalik posisi mereka dan menjadi perisai untuk melindungi teman baiknya ini dari serangan tapak tersebut.
!!!
Suara ledakan terdengar begitu dahsyat. Tapak itu menciptakan angin kejut bercampur debu tebal. Ketika pemandangan mulai terlihat jelas, sosok bertudung dengan topeng rubah di wajahnya itu memperlihatkan warna mata yang merah.
Pemuda yang merupakan teman baik Xiao Shuxiang dan sudah melalui perjuangan yang berat bersama, termasuk juga mengalami luka dalam perang ini nampak mulai membuka matanya. Dia tidak merasakan punggungnya terkena serangan, justru seseorang hadir di sampingnya dan kemungkinan besar sudah menahan tapak tersebut.
!!!
Pemuda itu melihat ada tangan lain yang menyentuh dahi Xiao Shuxiang dan sebuah simbol bunga terbentuk di dahi temannya. Bersamaan dengan itu, urat-urat kehitaman pada wajah Xiao Shuxiang perlahan memudar.
Mereka dilindungi oleh pria berpakaian hitam-kemerahan dan tapak dari sosok bertopeng itu sendiri berbenturan dengan sebuah tongkat bambu. Detik berikutnya, pria itu mengeluarkan tenaga dalam yang sangat besar disertai dengan mantra penyegelan.
Dalam buramnya penglihatan dan napasnya yang masih belum stabil, Xiao Shuxiang menyaksikan bagaimana pria bertudung itu terkena serangan tapak yang kuat.
Qian Kun, sosok pria dengan jubah hitam yang wajahnya tertutupi topeng rubah itu terlihat terhempas kuat dan seketika menjadi debu di udara.
Sebelum tubuhnya berubah, Qian Kun sendiri melihat wajah pria yang memberinya serangan mematikan dengan tatapan bersumpah akan kembali dan membalas ini semua.
Xiao Shuxiang tidak melihat jelas tatapan dari pria bertopeng itu. Di sisi lain, dia tidak tahu bahwa dampak perang ini telah membuka tabir dari kehadiran pusaka kuno yang sudah lama menghilang. Sebuah Kitab Pembunuh Matahari yang pernah menggemparkan dunia di masa lalu.
Xiao Shuxiang tidak mengetahui bagaimana langit akan menuliskan takdirnya kembali, tapi dia tahu benar bahwa perjalanannya ini belum berakhir. Hanya saja kali ini... dia tidak menghadapi semuanya sendirian.
*
*
*
2 bulan setelah perang....
Kekaisaran Matahari Tengah, Benua Timur
"Sepuluh..."
Kepalan tangan Xiao Shuxiang menghantam sebuah pilar batu dan membuat suara getaran yang keras. Ini adalah pilar kesekian yang dia jadikan pilar pengujian kekuatan murid Sekte Serigala Iblis sebagai teman latihannya pagi ini.
Dia berada di wilayah aliran hitam, sebuah tempat yang jauh dari pemukiman penduduk. Lokasi di mana Sekte Serigala Iblis pernah berada dan sekarang hanya menyisakan puing bangunan tanpa adanya manusia selain dirinya.
Peluh keringat terlihat mengucur di pipi dan leher Xiao Shuxiang. Dia kembali menyerang pilar yang kokoh di hadapannya dan membuat suara keras hingga menciptakan angin kejut yang kuat.
Setiap kali berhitung, kilasan tentang dirinya dan tempat ini terlintas. Dia menghancurkan tempat ini dua kali dalam dua kehidupan.
Di masa lalu hubungannya dengan tempat ini sangat dekat, tetapi dia pun sama sekali tidak menyesali perbuatannya. Sekarang, penyesalan itu masih tetap tidak ada---karenanya dia bisa tanpa ragu berada di sini dan berlatih.
!!
Pilar besar di hadapan Xiao Shuxiang adalah pilar yang dapat mengukur kekuatan seorang kultivator. Pilah kokoh setinggi sepuluh meter tersebut dihiasi oleh bebatuan yang dapat bercahaya. Semakin tinggi dan lamanya cahaya pada pilar tersebut saat dialiri Qi, maka semakin tinggi juga praktik seorang kultivator.
Di dunia ini, tingkat kultivasi terbagi lima tahapan. Forging Qi, Master Foundation, GrandMaster, Immortal, dan Deva. Masing-masing mempunyai tingkatannya sendiri, kecuali Deva yang sampai sekarang tidak ada seorang kultivator pun yang pernah mencapainya.
Di samping itu, dunia merupakan tempat di mana orang-orang saling bertarung mencapai kejayaan, mereka bersaing berebut tempat teratas, bahkan jika demi mewujudkan ambisi itu... Mereka rela mengorbankan apa pun, termasuk orang terdekat sendiri.
Xiao Shuxiang tahu itu dengan sangat jelas. Dia pun tahu benar bahwa rasa hormat hanya bisa diraih bagi mereka yang mempunyai kekuatan. Hanya saja sekarang... Dia menjadi tidak peduli pada apa yang dikatakan oleh orang lain.
Qi berkumpul di kepalan tangan Xiao Shuxiang dan dia pun meninju pilar di hadapannya dengan kuat. Batu pada pilar itu mengeluarkan cahaya yang terang bersamaan dengan bunyi debaman keras.
Tinjuan Xiao Shuxiang berikutnya membuat cahaya pada batu di pilar itu langsung menyebar hingga ke puncaknya dan kali ini suara yang terdengar adalah gemuruh, bahkan tanpa disadari mulai terdapat sebuah retakan di bagian sisi pilar.
"..............."
Di dahinya terlihat sebuah segel berbentuk simbol bunga teratai dan pergelangan tangannya sendiri nampak di selimut angin tipis berbentuk rantai. Walau terdapat segel yang menahan kekuatannya, tetapi dia masih bisa merasakan aliran energi spiritual di seluruh tubuhnya.
"Tidak benar..."
Kekuatan yang besar, Xiao Shuxiang sudah memilikinya dan itulah yang menjadi sumber dari kekhawatirannya saat ini. Kekuatannya terkadang sangat sulit untuk dikendalikan dan karena merupakan kultivator yang sudah lama membuat kekacauan---hasratnya pada darah dan pertarungan masih sangat kuat.
"Ini tidak benar..."
Xiao Shuxiang sebenarnya ingin menjalani kehidupan yang baik-baik saja, sebisa mungkin jauh dari pedang dan darah. Dia ingin bisa mengendalikan sifat liar dan haus darahnya, berusaha memperbaiki diri dan membentuk identitas baru. Dia ingin lebih menghargai kehidupannya yang sekarang.
Tetapi setiap kali dia berusaha, hasratnya pada darah selalu menjadi. Baginya, menarik organ dalam dan meremas jantung lawan adalah napas. Dia memerlukan perasaan saat sedang menguliti kulit lawan dan mendengar teriakan mereka. Semakin dibayangkan... Dadanya akan menjadi sesak, detakan jantungnya cepat, dan dia menjadi sangat bersemangat.
"Tidak baik..."
Lawan terkuat dari Xiao Shuxiang adalah dirinya sendiri. Dia berusaha mencari banyak pengalih perhatian, mencoba mengontrol kekuatannya sendiri---namun hatinya terus mempengaruhi pikirannya untuk tidak sampai melakukan hal bodoh seperti menjalin ikatan dengan manusia.
Xiao Shuxiang menurunkan pandangannya, dia menempelkan dahinya pada pilar dan nampak menggumamkan sebuah nama.
"Qian Kun..."
"Kekuatan yang tidak dapat kau kendalikan sekarang tersegel di dahimu. Kau dapat mengeluarkannya sedikit demi sedikit dan mengendalikannya.... Sementara itu, Qian Kun tidak akan mengganggumu selama beberapa tahun kedepan,"
Suara itu tergiang di telinga Xiao Shuxiang. Qian Kun merupakan sosok yang sudah menjadi benalu dalam kehidupannya dan adalah orang yang telah membuatnya terlibat masalah besar. Sosok yang bisa dikatakan menjadi sumber dari segala permasalahan dalam hidupnya.
"Haaah... Tidak akan mengganggu selama beberapa tahun ke depan katanya..?" Xiao Shuxiang menarik napas dan menggeleng pelan, tatapan matanya menajam saat mulai menengadah.
"Untuk menghadapinya... Pertama-tama aku harus bisa mengendalikan kekuatan ini dan itu bersumber dari pengendalian diri."
Praktiknya saat ini berada di tingkat GrandMaster Tahap Bumi dan berhenti di tingkatan tersebut karena segel di tubuhnya. Tidak banyak kultivator yang bisa mencapai tingkatan ini di Benua Timur, bahkan mereka yang berada di tingkatan serupa masih dapat dihitung dengan jari.
Xiao Shuxiang termasuk yang terkuat dan bahkan melebihi dugaan siapa pun. Dia mempunyai rahasia yang luar biasa dan mampu membuat siapa pun terguncang bila mendengarnya. Karena identitas itulah... Sosok bernama Qian Kun sangat mengincarnya.
******
Catatan Penulis:
...Tingkat Kultivasi...
Forging Qi :
1-3 \= Pemula
4-6 \= Pertengahan
7-8 \= Akhir
9 \= Master
Master Foundation :
Perunggu : 10 \= Awal
11 \= Pertengahan
12 \= Akhir
Perak : 13 \= Awal
14 \= Pertengahan
15 \= Akhir
Emas : 16 \= Kuning
17 \= Putih
18 \= Merah
19 \= Hitam
GrandMaster :
Fana
Bumi
Langit
Immortal :
Awal
Pertengahan
Akhir
Deva :
Not indicated
******
...CATATAN PENULIS...
Ini adalah cerita tentang buih yang berusaha menjadi manusia yang lebih baik. Seseorang pada dasarnya tidak bisa berubah dalam semalam, jadi jangan berharap karakter utama berubah dengan cepat. Unsur kekerasan dan moralitas yang dipertanyakan berusaha untuk tidak terlalu dideskripsikan.
Kalian dapat membenci karakter, tetapi jangan membenci penulis. Tolong untuk pengertiannya dan jika tidak suka pada alur cerita ini, sebaiknya jangan mengganggu. Terima kasih.^^
"Berita bagus! Partai Pedang Tengkorak akhirnya musnah tidak bersisa!"
Selama tiga bulan terakhir, kabar mengenai kehancuran Partai Pedang Tengkorak tidak pernah memudar di telinga masyarakat Benua Tengah.
Kabar itu tidak hanya menyebar di kalangan para kultivator dan pendekar, tetapi juga menjadi bahan pembicaraan para pelayar dan warga awam. Salah satu tempat paling ramai adalah kedai Long Yan ini.
"Partai itu sudah menjadi momok mengerikan di Tiga Kekaisaran, benar-benar bagus karena sekarang partai tersebut telah musnah."
"Ada empat partai besar yang bekerja sama untuk memusnahkan Partai Pedang Tengkorak, kabarnya mereka juga dibantu oleh para kultivator. Bahkan kudengar, itu adalah pertarungan langka di mana ketiga Aliran saling membantu satu sama lain."
"Bukankah yang lebih terkenal adalah penyebab kekacauan itu? Sekelompok orang yang menyebut diri sebagai Scarlet Darah adalah biang dari kekacauan yang terjadi. Mereka membantu Partai Pedang Tengkorak dari belakang. Lihat saja, banyak sekte dan partai----tidak hanya dari Aliran Putih, tetapi juga Aliran Hitam yang benar-benar dikacaukan."
"Partai Pedang Tengkorak sudah sejak awal terkenal sadis dan kejam, tetapi sejak kehadiran Scarlet Darah---mereka sungguh menjadi seperti tirani. Jika saja ketua mereka tidak dikalahkan oleh Wali Pelindung Nona Ling, mungkin sekarang Benua Tengah tidak akan sedamai ini."
"Hmph, apa maksudmu? Justru yang menjadi penyelamat adalah tuan muda Ling Lang Tian. Wali Pelindung nona Ling sendiri merupakan sosok yang menjadi penyebab kedatangan Scarlet Darah, dialah dalang sesungguhnya dari kekacauan yang terjadi."
"Benar, kudengar dia adalah kultivator terkejam dari Aliran Hitam di Benua Timur. Sosok yang membunuh tanpa ampun, sangat sadis dan bahkan lebih buruk daripada monster. Karena kehadirannya, Benua Tengah jadi dilanda kekacauan."
"Tidak hanya itu. Kalian tahu tradisi keluarga 'Ling' bukan? Kudengar dia tidak hanya menebas leher paman dari nona Ling Qing Zhu tepat di depan mata, tetapi juga memakan mentah-mentah jantung dan hatinya di hadapan gadis itu."
"Waah, itu mengerikan. Tidak penting sekejam apa pendekar dari Partai Pedang Tengkorak, mereka tidak pernah dikabarkan memakan daging manusia. Dan yang kutahu, banyak anggota keluarga Ling yang kurang setuju dengan pernikahan antara nona Ling Qing Zhu dengan Wali Pelindungnya."
"Aku juga tidak akan setuju. Siapa yang mau menikah dengan monster? Tidak hanya buruk rupa, kelakuannya pun bahkan tidak bisa diterima. Aku heran kenapa dia tidak dibunuh saja."
"Haah.. Kalau dia mudah dibunuh, maka bukan monster lagi namanya. Banyak pendekar yang menantangnya bertarung, tapi mereka semua tewas secara mengenaskan. Tidak ada satu senjata pun yang dapat membunuh monster itu, dia sungguh tak terkalahkan."
"Monster masih bisa mati, jauh berbeda dengan Iblis. Jika tidak ada senjata yang dapat membunuh Wali Pelindung nona Ling, bukankah itu berarti Wali Pelindungnya adalah Iblis?"
"Benar, benar. Hanya Iblis yang bisa membawa kerusakan sampai sebesar ini. Sebanyak apa pun manusia yang jahat, tidak akan ada yang bisa menyamai sifat makhluk terkutuk itu. Sekarang masalahnya, siapa orang yang sanggup membunuhnya?"
*
Topik itu terus menghangat, opini tak lazim mulai keluar dari mulut setiap orang yang pada awalnya membahas tentang Partai Pedang Tengkorak dan Scarlet Darah---justru kini berakhir menjadi kesalahan mutlak dari sosok yang mempunyai julukan sebagai Wali Pelindung Ling Qing Zhu.
"Dia adalah tirani yang kejam. Kudengar karena kekuatannya yang dahsyat, dia bahkan sampai bisa menghancurkan bangunan paling kokoh di Sekte Pagoda Langit hanya dengan sekali jentikan jari. Itu pun sampai tidak bersisa,"
"Semua kekejamannya itu terlihat pada ciri fisiknya. Dia memiliki tubuh besar setinggi dua meter, ada tanda kutukan dan bekas kulit terbakar pada wajahnya. Matanya merah menyala seperti milik hewan buas, dan pada beberapa waktu--bahkan sekali hembusan napasnya sanggup membuat sebuah hutan terbakar."
"Sungguh mengerikan. Apa mungkin nona Ling baik-baik saja menikah dengan makhluk seperti itu? Dia adalah gadis yang begitu mengagumkan, seorang dewi dan sosok suci tak bercela. Aku jadi merasa kasihan padanya,"
"Nona Ling tidak mampu melakukan apa pun, tidak ada yang bisa. Dia hanya dapat bebas jika ada seseorang yang sanggup membunuh Wali Pelindungnya. Tetapi siapa yang mampu membunuh makhluk abadi? Bahkan tuan muda Ling Lang Tian tidak sanggup melakukannya."
"Banyak sebenarnya pendekar yang menantangnya bertarung, tetapi mereka berakhir dengan tubuh mengenaskan. Kudengar Wali Pelindung nona Ling tidak akan pernah berhenti sebelum seluruh tubuhnya bermandikan darah lawan-lawannya. Dia sangat brutal dalam bertarung."
Kedai Long Yan ini adalah yang paling ramai dalam membahas topik hangat itu meskipun lokasinya termasuk yang terpencil di Kota Bintang Biduk.
Beberapa terlihat kultivator dan pendekar, bahkan ada juga yang berasal dari kalangan bangsawan--setiap sudut di kedai ini seakan tidak pernah lelah membicarakan Sang Wali Pelindung.
"Kudengar dia sudah berusia ratusan tahun, seorang tua bangka yang berlatih teknik iblis untuk membuat dirinya tampak muda. Hmph, namun tetap saja tidak bisa menyembunyikan cacat pada wajah dan tubuhnya."
"Tidak tahu malu..! Nona Ling Qing Zhu adalah gadis yang terhormat, laksana gunung suci, dia sosok yang murni. Makhluk yang tidak tahu tempat, kuharap langit mengutuknya hingga jiwanya tidak mampu bereinkarnasi."
Kedai dengan lokasi terpencil, namun ramai oleh pengunjung dari berbagai kalangan. Tempat ini tidak terlihat kumuh, justru seperti sebuah permata indah yang tersembunyi.
Tidak ada lagi yang membahas tentang Partai Pedang Tengkorak dan Scarlet Darah---semua topik langsung mengarah pada Wali Pelindung Ling Qing Zhu, sosok yang disebut sebagai dalang dari semua bencana. Segala umpatan dan kutukan mengalir seperti air kepadanya.
Ketika pembahasan itu sedang panas-panasnya, seorang pelayan muda datang dan menghampiri sebuah meja dengan nampan di tangannya.
"Tuan-tuan, ini makanannya. Katakan saja bila masih ada yang Tuan-Tuan inginkan.." Pelayan yang nampak berusia 23 Tahun itu mempunyai wajah tampan dengan senyuman yang ramah.
Tidak ada yang meminta apa pun lagi membuat pelayan tersebut menyapa pelanggan yang lain, dia begitu sopan.
"Apa Anda ingin mencoba arak terbaik kedai kami?" pemuda itu menawarkan minuman karena merasa pelanggannya dalam keadaan yang senang akibat topik hangat ini. Dia adalah sosok pelayan yang tahu cara mengambil kesempatan.
"Ya! Bawakan yang terbaik," seorang pria bertubuh kekar menjawab. Dia begitu puas dengan suasana kedai di tempat ini.
"Tentu Tuan! Akan segera saya siapkan."
Pelayan itu tersenyum dan segera bergegas menyiapkan minuman yang diinginkan pelanggannya. Tidak butuh waktu lama sampai dia kembali, ekspresi wajahnya yang ramah tidak pernah memudar.
"Tuan-Tuan ini membicarakan tentang Wali Pelindung nona Ling, apa tidak merasa takut jika orang itu tiba-tiba datang, mendengarkan, dan tersinggung karenanya?" pelayan muda yang kepalanya dibungkus kain berwarna hitam sampai menutupi seluruh rambutnya itu meletakkan pot arak berukuran sedang di atas meja pelanggannya.
Ucapannya hanya sebatas basa-basi, tetapi siapa yang tahu bahwa dalam keriuhan kedai tersebut--beberapa orang mendengarnya dengan sangat baik.
"Ha ha ha, Wali Pelindung nona Ling tidak mungkin datang. Dibandingkan dengan pergi ke tempat terpencil seperti ini, dia lebih senang ke Sekte-Sekte besar untuk membuat keributan di sana."
"Tuan ini, semua orang tahu bahwa Wali Pelindung nona Ling adalah orang gila, sosok kejam, dan merupakan simbol dari mimpi yang buruk. Apa Tuan tidak dengar kabar bahwa Wali Pelindung nona Ling berkeliaran mencari penyebar rumor tentangnya dan membantai habis mereka?"
Nada suara pelayan itu masih sama, tidak ada penekanan atau niatan menakut-nakuti dan apa pun di dalamnya. Ekspresi wajahnya pun nampak sangat bersahabat, karena itulah ucapannya tidak terasa seperti sebuah peringatan.
"Haiih, kawanku." pria berotot dengan tampang tegas itu menepuk keras punggung pelayan di sampingnya, "Kau mendengar kabar itu dari mana? Jika itu benar, kenapa tiga bulan terakhir ini tidak ada orang yang membicarakannya?"
"Ha ha ha," pemuda yang lain tertawa. Dia meminum arak di cawan miliknya sebelum ikut berbicara, "Kalau benar ada kejadian semacam itu, maka sejak awal berita tentang Partai Pedang Tengkorak dan Scarlet Darah juga tidak akan ada. Dia pasti akan membungkam semuanya,"
Pelayan itu justru menanggapi dengan tenang, "Tuan.. Bisa saja Wali Pelindung nona Ling ini baru bergerak sekarang. Dia tipe orang yang suka membiarkan segala bentuk rumor, membiarkannya menyebar luas, sebelum akhirnya mulai memburu mereka. Jelas sebuah permainan untuk seorang tirani yang kejam."
"Ya ampun, kawan. Kau bicara begitu seakan tahu saja bagaimana sifat dari monster iblis itu."
Mendengar salah satu pelanggannya bicara demikian membuat pelayan tampan tersebut seperti menahan sebuah binar di matanya.
Dia pun tersenyum ringan, "Saya hanya mendengar rumor Tuan. Apalagi hal yang saya dengar adalah tiap kali orang itu ingin melakukan pembantaian---akan selalu ada serangga penanda kematian yang mendatangi lokasi korbannya."
Beberapa pelanggan terlihat tertarik mendengar ucapan pelayan itu, namun tidak sedikit dari mereka yang tertawa dan menggeleng pelan---nampak tidak percaya.
"Jika memang ada serangga penanda kedatangannya.. Semua orang pasti sudah lari lebih dahulu. Siapa yang mau tinggal dan menunggu kematian datang?" seorang pria menenggak arak pada cawannya, nada suara dan ekspresi wajahnya terlihat angkuh.
Pelayan muda yang mendengar ucapan pria itu nampak tersenyum tipis. Dia lantas mengisi kembali cawan arak pelanggannya ini dan mulai berbicara dengan suara yang lembut.
"Arak terbaik di kedai kami ini manis dan menyegarkan, sangat luar biasa sampai-sampai orang yang meminumnya tidak akan sadar bahwa seseorang telah mati."
!!
Entah sejak kapan, tetapi senyuman lembut yang terlihat itu tiba-tiba saja berubah menjadi secercah senyuman mencurigakan.
Bersamaan ketika ucapan pelayan muda itu selesai, tiba-tiba saja ada sesuatu yang jatuh dari lantai kedua dan langsung menghantam meja hingga mengejutkan semua orang.
******
PERHATIAN !
CHAPTER INI MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN YANG TIDAK PANTAS DITIRU. SELALU BIJAKLAH DALAM MEMBACA.
*
*
*
Pandangan mereka semua mengarah pada satu titik dan akhirnya mengetahui bahwa sesuatu yang jatuh itu adalah manusia. Seketika seluruh pelanggan termasuk para pelayan di kedai ini terkejut dan menjadi heboh.
"Apa.. Apa yang terjadi?!"
"Dia Mati..!!"
Seorang pria berpakaian hitam dengan rompi putih berseru ketika memeriksa tubuh pria yang jatuh itu. Dia kemudian mengarahkan pandangan ke lantai atas dan tersentak saat melihat banyak kupu-kupu bersayap merah yang hinggap pada langkan dan bagian atas pilar.
!!
Dia kembali tersentak saat merasakan ada sesuatu yang bergerak dari kulit leher pria yang dia sentuh. Tiga orang rekan yang bersamanya melihat kulit putih pucat itu mulai robek seperti ada sesuatu dari dalam tubuhnya yang hendak keluar.
!!
Kejadian mengerikan terjadi. Yang keluar dari kulit pria itu adalah kupu-kupu bersayap merah yang sama seperti di atas sana. Hanya saja sayap serangga tersebut masih basah dan perlahan mulai meneteskan cairan merah segar. Semua yang melihatnya tahu bahwa itu adalah darah.
"Ekspresi wajah yang bagus.." gumaman pelan dari pelayan muda itu didengar oleh beberapa pelanggan di sekitarnya.
Tangan yang memegang sekendi arak nampak bergetar, matanya berbinar ketika kembali berujar. "Ekspresi wajah yang sudah lama ingin kulihat.. Ekspresi yang sangat menggairahkan,"
"MENJAUH DARI SANA..!!"
Teriakan seorang pelanggan wanita yang rupanya adalah kultivator sudah terlambat. Jentikan jari dari pelayan muda itu seperti sambaran petir yang keras dan disertai dengan angin kencang.
!!
Setiap jendela dan pintu di kedai itu tertutup rapat tanpa seorang pun yang menyentuhnya. Suasana benar-benar menjadi seperti ledakan gunung berapi.
Banyak kepala dari kalangan manusia biasa yang meledak dan mengagetkan siapa pun yang menyaksikannya. Sebagian bahkan terjatuh dan mencengkeram kuat dada mereka.
!!
Para pendekar dan kultivator yang terperangkap dalam kedai ini bahkan terlambat bereaksi. Kejutan terlalu banyak hingga mereka seakan sulit menerima semuanya.
Ada tiga orang pendekar yang memiliki respon sedikit lebih baik. Mereka menarik pedangnya, namun sayang---sebelum sempat pedang tersebut dihunuskan, tiba-tiba saja pandangan mereka menggelap.
Tubuh tiga orang langsung ambruk tanpa tahu bagaimana hal itu dapat terjadi. Tatapan mereka semua lantas tertuju pada Sang Pelayan yang kini telah memperlihatkan seringai jahatnya.
"Siapa.. Siapa kau sebenarnya?!" Salah seorang pelanggan menunjuk geram ke arah pelayan yang sebelumnya bersikap ramah padanya. Namun dengan cepat dia merasakan sebuah tangan seperti telah menembus dadanya.
!!
Pemuda itu terkejut, matanya melotot tajam dan bertemu pandang dengan binar mata penuh niatan membunuh yang sebelumnya tersembunyi begitu sempurna. Dirinya baru akan bicara saat jantungnya seperti dicengkeram kuat dan berusaha ditarik keluar.
"Mn? Siapa?" suara yang begitu rendah, "Kau bertanya siapa? Tapi aku juga ingin menanyakan sesuatu? Kenapa kalian selalu menyebut Wali Pelindung nona Ling sebagai monster? Apa kalian tidak tahu namanya?"
Pelayan itu berhasil mengeluarkan sebuah gumpalan daging dari tubuh salah seorang pemuda. Dia mendengar banyak teriakan dan suara penuh kutukan. Hanya saja setiap pendekar yang berani mendekat---jika tubuhnya tidak menjadi kaku, maka kepalanya akan meledak.
!!
"Tidak mungkin?! Kenapa.. Kenapa tubuhku sulit digerakkan?! Sialan!"
"Ukh! Bagaimana ini bisa terjadi?!"
"Sialan! Sebenarnya apa yang kau inginkan?! Siapa kau?!"
Pelayan yang memiliki wajah tampan dan mempesona itu tidak mengatakan apa pun. Dia hanya memperlihatkan senyum seringai dan kemudian tertawa. Dirinya pun berjalan dengan tenang ke lantai dua sambil melewati beberapa orang dan sesekali menepuk pundak meraka.
"Haaah.. Manusia yang kasihan. Aku jadi sedih melihat betapa lemahnya kalian. Rasanya seperti sedang mem-bully anak kecil. Terlalu lemah!"
Pelayan muda itu mulai duduk di pinggiran langkan. Beberapa kupu-kupu bersayap merah miliknya nampak terbang dan seakan sengaja memberinya ruang.
"SIAPA KAU SEBENARNYA?!"
"Berisik," jentikan jari dari pemuda itu membuat pria yang sebelumnya berteriak memuntahkan darah segar. Wajahnya lebih pucat dari biasanya karena dia sangat ingin berteriak kesakitan, tetapi tidak bisa.
"Wali Pelindung nona Ling.. Wali Pelindung nona Ling.. Setiap hari membicarakan tentang orang itu. Apa kalian tidak tahu dia punya nama, huh? Seorang tirani menyukai ketika namanya dielu-elukan, kalian harusnya menyebut namanya. Sebut nama Yang Mulia.. Xiao Shuxiang ini."
!!
Tidak dua atau tiga orang, tetapi ada sekitar sepuluh orang yang tiba-tiba mengerang kesakitan. Organ dalam mereka seperti tengah diaduk dan diremas kuat. Rasa sakitnya tidak terbayangkan.
Tidak banyak yang tahu bahwa seluruh pelanggan di lantai dua telah terbaring tidak bernyawa. Jika dilihat dari atas, pemandangannya indah dengan kupu-kupu bersayap merah. Namun bila diperhatikan lebih teliti, itu adalah sejenis keindahan yang mengerikan.
"Tidak mungkin.. Apa dia sungguh adalah--" seorang kultivator wanita tidak sanggup menyelesaikan kata-katanya. Dia gemetar. Praktiknya memang tinggi, namun seakan tidak berguna di hadapan sosok yang sebelumnya dia anggap pelayan.
"Xiao.. Xiao Shuxiang! Dia.. Apakah benar dia Xiao Shuxiang?!"
!!
"Tidak mungkin. Tidak mungkin dia orangnya. Untuk apa dia kemari?!"
Aaakh..!
Setiap pendekar dan kultivator yang terjebak di kedai Long Yan itu berusaha melepaskan diri. Mereka mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Ada yang menyelimuti seluruh tubuh mereka dengan Qi dan lainnya memakai Teknik Pernapasan terkuat mereka.
Hanya saja bukannya lepas, justru tubuh mereka mengalami luka sayatan dan tiba-tiba memuncratkan darah. Pelayan muda yang duduk di langkan itu sendiri sama sekali tidak bergerak dari tempatnya.
"Apa sebegitu inginnya kalian mati, huh?" suaranya lembut, tetapi kemudian berubah dingin. "Baiklah, jika memang itu yang kalian mau. Maka dengan senang hati kukabulkan. Kebetulan hari ini tanganku gatal ingin menguliti,"
!!
Tidak ada yang mampu melawan. Tidak ada senjata yang dapat digunakan. Tingkat praktik yang tinggi bahkan tidak berguna sama sekali.
Pintu dan jendela kedai Long Yan yang tertutup itu menyembunyikan kengerian tak terbayangkan. Sesuatu yang menjadi penanda adalah aroma pekat darah, aura kegelapan yang menyeruak dan raungan dari teriakan menyakitkan.
Tidak butuh waktu lama sampai teriakan yang tumpang tindih itu satu persatu berkurang. Kondisi di dalam kedai terlihat sangat kacau. Darah berceceran di mana-mana dan banyak tubuh yang terbaring kaku dengan tampilan mengerikan.
Sekarang hanya tersisa dua orang di mana salah satunya menarik keluar tulang rusuk yang lain. Orang itu adalah korban terakhir yang mendapat kematian paling lama dan menyiksa dibandingkan yang lainnya.
Serangga bersayap merah yang menjadi penonton dari kejadian mengerikan tersebut mulai bergerak. Mereka terbang dan hinggap pada tiap-tiap tubuh serta gumpalan daging yang berhamburan. Serangga itu tanpa ragu menghisap darah gumpalan daging dan bagian tubuh yang mereka hinggapi.
Ketika tidak ada seorang pun yang tersisa, pelayan muda itu mulai mengembuskan napas pelan dan mulai duduk seperti sebelumnya. Bahkan pemilik dan sesama pelayan di kedai ini tidak luput menjadi korban.
Kenyataannya adalah pelayan tersebut sudah menghabisi semuanya tanpa tersisa satu orang pun. Anehnya, ketika hendak melangkah keluar dan meninggalkan kedai itu---dia disambut oleh pemandangan yang sepenuhnya gelap tanpa terlihat bangunan apa pun.
Kupu-kupu bersayap merah miliknya mulai mengikuti di belakang. Pelayan muda itu dikelilingi oleh serangga-serangga tersebut yang membuat tubuhnya perlahan memudar, sebelum akhirnya menghilang.
Keadaan yang penuh dengan kegelapan serta hanya memperlihatkan kedai Long Yan ini mulai berubah. Suasana perlahan sedikit terang dan lama-kelamaan menjadi jelas.
Berbagai bangunan di sekitar kedai Long Yan mulai terlihat, bahkan tidak sedikit orang yang nampak berlalu-lalang. Rasanya yang barusan terjadi adalah ilusi.
Kedai Long Yan memang yang terpencil di Kota Bintang Biduk, tapi bukan berarti sulit untuk ditemukan. Jadi jika ada kejadian yang mengerikan seperti sebelumnya, maka mustahil orang-orang ini tidak menyadarinya----apalagi dengan suara petir dan teriakan pilu itu.
Hanya saja kemungkinan besar adalah bahwa kegelapan yang sebelumnya menyelimuti kedai Long Yan merupakan sebuah jurus yang mampu menghalangi indra orang lain yang ada di luar bangunan.
"Hm? bau menyengat apa ini...?"
Seorang pemuda yang berjalan bersama dua rekannya terlihat mengerutkan kening saat berjalan di depan kedai Long Yan.
Merasa penasaran, ketiganya mulai mendekati pintu kedai. Semakin dekat, bau menyengat itu kian terasa.
Pintu kedai Long Yan tertutup, tapi tidak dikunci. Jadi saat pemuda itu mulai membuka pintu----dia dan kedua rekannya langsung disambut dengan pemandangan yang sangat mengerikan.
Pembantaian telah terjadi di dalam kedai ini tanpa seorang pun yang tahu. Lebih buruknya, beberapa mayat tergantung dengan organ dalam seperti usus yang mengikat lehernya sendiri. Bukan hanya orang dewasa, bahkan pelayan yang masih anak kecil juga dalam kondisi mengenaskan.
!!
AAAAH...!!
******
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!