NovelToon NovelToon

Aku Tidak Jelek(Your'E So Preetty)

01. Namaku Aleena Santika

Aleena Santika, wanita yang masih berusia 22 tahun. Aleena baru saja lulus kuliah dari Fakultas Manajemen Bisnis. Aleena terlahir dari keluarga yang sederhana. Tetapi Aleena tetap bersyukur, walaupun hidup Aleena tidak seberuntung orang lain yang punya segalanya.

Aleena tidak pernah malu apalagi membenci keluarganya. Dan Aleena sangat berterima kasih kepada keluarganya yang selalu mendukungnya untuk tetap melanjutkan kuliah. Aleena memang terkenal pintar dan cerdas dikampusnya. Bahkan Aleena dinobatkan sebagai Mahasiswi terbaik dikampusnya sehingga Aleena berkuliah pun tidak terlalu  membebani orangtuanya, karena Aleena selalu mendapatkan beasiswa.

Namun sayangnya dibalik kelebihan yang Aleena miliki, ada juga kekurangan Aleena yaitu tentang penampilannya yang begitu culun, juga rambutnya yang selalu diikat kucir kuda dan berkacamata tebal, membuat Aleena selalu dihina bahkan sering disamakan dengan artis telenovela Betty La Fea. Padahal masih cantikkan Aleena karena ia tidak berbehel. Tetapi Aleena tidak pernah sekali pun mendengarkan ejekan mereka, ia memilih untuk tetap fokus dalam mengejar impiannya.

Hari ini Aleena akan pergi merantau ke ibukota, dan Aleena baru saja sampai di ibukota. Tujuan Aleena untuk pergi ke ibukota adalah untuk mencari pekerjaan. Aleena tidak tega melihat Ibu sama Ayahnya yang diusianya tidak muda lagi, masih banting tulang untuk kebutuhan keluarganya.

Aleena menginginkan agar ayah dan ibunya untuk berhenti bekerja sebagai buruh panggul di pasar, jika Aleena telah mendapatkan pekerjaan di ibukota.

Di hari itu, Aleena akan melamar pekerjaan di PT. Inter Group, sebuah perusahaan besar di bidang manu Faktur Alas Kaki(Sepatu) dengan brand COOl, yang telah memiliki nama di bidang bisnis.

Dengan berbekal ijazah S1, di bidang Managemen Bisnis. Dalam masa kuliah Aleena pernah menjadi Mahasiswi terbaik dan terpintar di kampusna. Lalu Aleena pun dengan pedenya memasuki perusahaan tersebut dengan memakai baju putih lengan pendek, rok hitam sebawah lutut, serta rambutnya yang berkucir kuda dan berponi menutupi jidat serta memakai kacamata yang tebal dan besar.

Ketika memasuki perusahaan, para pegawai PT. Inter group memandang dirinya dengan tatapan tidak suka dan menatap sinis Aleena. Mungkin karena penampilannya yang culun membuat para pegawai PT. Inter group begitu tidak menyukainya.

Aleena tidak peduli dengan semuai ini, Aleena terus berjalan masuk ke dalam PT. Intern group kemudian berjalan menghampiri seseorang untuk menanyakan apakah ada lowongan pekerjaan.

"Maaf permisi Bu, apakah disini benar ada lowongan pekerjaan ya?" tanya Aleena sambil menatap seseorang yang kini sedang berdiri di balik pintu.

Lalu seseorang tersebut tidak menjawab pertanyaan Aleena, dia malah sekilas melihat penampilan Aleena dari bawah sampai atas.

"Maaf Bu, saya mau tanya sekali lagi apakah-"

"Iya benar, disini memang ada lowongan pekerjaan. Tapi disini sedang membutuhkan seorang sekretaris. Apakah kamu bersedia?" tanya Bu Elsa memotong pembicaraan Aleena dan menatap datar Aleena.

"I-iya tentu saja saya bersedia Bu. Apapun pekerjaannya saya tetap bersedia," ucap Aleena dengan gugup sambil membenarkan kecamata tebalnya yang hampir turun ke bawah.

"Baiklah kalau begitu, anda bisa tunggu di ruangan interview. Dan nanti akan ada orang disana untuk mereview anda," ucap Bu Elsa.

"Baiklah Bu," jawab Aleena.

"Ya sudah, kalau begitu saya permisi dulu," ucap Bu Elsa.

"Iya, Bu. Eh Bu, maaf!" panggil Aleena yang membuat Bu Elsa menghentikan langkahnya.

"Iya, ada apa?" tanya Bu Elsa.

"Maaf Bu, tapi ruangan interviewnya ada dimana ya, Bu?" tanya Alena sedikit kikuk.

"Oh ya ampun, saya kok bisa lupa tidak memberitahu kamu, yaa? Nah, dari sini kamu belok kiri, lalu kamu jalan lurus saja, nanti setelah kamu menemukan ruangan berwarna biru, kamu bisa masuk ke dalam dan tunggu sampai orang HRD yang akan menginterview kamu hadir," jawab Bu Elsa.

"Iya Bu, terima kasih ya Bu," jawab Aleena.

"Iya." Jawab Bu Elsa masih dengan datar.

Lalu Aleena pun berjalan menuju tempat ruangan yang dimaksud oleh Bu Elsa.

Apakah benar ini ruangannya? Tapi sesuai kok apa yang dikatakan oleh Ibu tadi. Berwarna biru terus bertulisan ada review room. Kayaknya benar nih. Ya sudah mending Aku masuk saja ke dalam ucap Aleena pada diri sendiri lalu berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut.

'Kirain aku bakal banyak orang yang ngelamar kesini juga, tapi dugaanku salah. Ternyata aku seorang yang melamar kesini, beruntung sekali aku ini. Semoga saja aku bisa diterima bekerja disini, agar kedua orangtuaku bisa berhenti berkerja sebagai buruh pangkul dan aku juga bisa membiayai adikku sekolah ke jenjang lebih tinggi lagi. Ayo semangat Aleena kamu pasti bisa lolos reviewnya' ucap Aleena menyemangati diri sendiri. Lalu Aleena pun berjalan ke tempat kursi dan meja yang sudah disediakan oleh perusahaan bila ada yang melamar pekerjaan.

Tidak lama kemudian, seorang pria gagah dan tampan pun memasuki ruangan dimana Aleena berada. Seketika itu, Aleena seperti terhipnotis akan ketampanan pria yang memakai setelan jas eksklusif berwarna hitam itu.

Pria tersebut pun berjalan menghampiri Aleena. Ia berjalan dengan gagahnya bagaikan seorang model di panggung catwalk.

Aleena pun terpukau dengan ketampanan pria tersebut. Bagaimana tidak? Jika pria tersebut memiliki wajah yang jauh dari rata-rata dengan hidung yang mancung, wajah yang tegas dengan rahang yang kokoh, mata yang tajam dan alis yang rapi dan tebal. Bukan hanya itu, kulitnya pun bersih mulus tanpa noda ataupun bekas jerawat, sungguh membuat iri siapapun yang melihatnya.

"Maaf apakah Anda calon pekerja disini dan berniat untuk bekerja disini?" tanya Seseorang sambil menghampiri Aleena.

Lalu Aleena pun tidak menjawab perkataan seseorang tersebut. Aleena malah masih terhipnotis dengan penampilan dan tubuhnya Pria tersebut yang menurutnya sempurna itu.

Karena seseorang tersebut merasa kesal pertanyaannya tidak di jawab. Maka seseorang tersebut melempar bolpoint yang ada di mejanya hingga mengenai jidat Aleena.

"Aww ... sakit sekali jidatku. Menyebalkan sekali dia itu," gerutu Aleena sambil mengusap jidatnya yang sakit.

"Makanya, kalau saya bertanya jawab!" ucap Seseorang tersebut dengan wajah datarnya.

"Iya maaf Tuan. Saya disini memang  untuk melamar bekerja Tuan," ucap Aleena.

Lalu seseorang tersebut menatap Aleena dari atas sampai bawah. Aleena pun sedikit merasa ketakutan karena ditatap begitu.

"Coba lihat mana lamarannya?" tanya seseorang tersebut.

Lalu Aleena pun mengambil lamaran pekerjaan dari tas tersebut, kemudian memberikannya kepada seseorang tersebut.

"I-ini Tuan," ucap Aleena sambil memberikan lamaran tersebut.

Lalu seseorang tersebut mengambil lamaran yang diberikan Aleena kemudian melihat berkas berkas lamaran Aleena.

"Oke, lamaran kamu saya terima. Mulai sekarang kamu jadi sekretarisku," ucap seseorang tersebut.

"Maksudnya saya langsung diterima dibekerja disini jadi sekretaris begitu?" tanya Aleena merasa tidak percaya.

"Iya." Jawab seseorang tersebut dengan datar.

"Terima kasih Tuan, saya sangat bersyukur langsung diterima. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih." Aleena merasa senang dan bahagia  bisa kerja di perusahaan PT. Intern group yang terkenal itu.

Lalu datanglah seseorang memasuki ruangan Interview.

"Maaf Tuan, disana ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda," ucap Ben asisten pribadinya.

"Oke, baiklah. Kamu mulai sekarang boleh langsung bekerja. Ben, antar dia ke tempat ruangan sekretaris," ucap Juna Prakasa.

"Baik Tuan." Jawab Ben.

Lalu Juna pun pergi meninggalkan Aleena dan Ben.

"Baiklah Nona, mari ikuti saya," ucap Ben.

"Baik." Jawab Aleena.

Lalu Aleena pun mengikuti langkah Ben untuk menuju ruangan kerjanya.

"Oya Tuan, boleh saya bertanya?" ucap Aleena.

"Mau bertanya apa?" tanya Ben.

"Pria tadi yang mereviewku siapa ya?" tanya Aleena.

"Dia adalah ketua pimpinan disini sekaligus anak dari pemilik perusahaan ini," ucap Ben.

"Benarkah begitu? Beruntung sekali, aku direview langsung sama dia," ucap Aleena.

"Ingat Nona, jangan berani- berani membantah apa yang diperintahkan oleh Tuan Juna. Apalagi Nona sekarang menjadi sekrtaris Tuan Juna," ucap Ben.

"A-apa jadi Sekretaris Tuan Juna?" tanya Aleena merasa tidak percaya.

"Iya Nona. Makanya saya kasih tahu Nona untuk tidak mencari gara-gara dan tidak melakukan sesuatu yang dibenci oleh Tuan Juna," ucap Ben sambil menatap Aleena.

"Iya baik Tuan," jawab Aleena sambil membungkukkan badannya.

"Ya sudah Nona, ini tempat ruangan kerja Nona disini," ucap Ben saat sudah sampai ditempat yang dimaksud.

"Iya terima kasih Tuan," ucap Aleena.

"Ya sudah kalau begitu, saya permisi Nona." pamit Ben.

"Iya silahkan Tuan." jawab Aleena yang kini duduk ditempat ruangan kerja.

Akhirnya Aleena pun sangat bahagia bisa diterima bekerja di PT. Intern group yang terkenal itu. Aleena pun tidak menyangka bisa langsung diterima tanpa basa basi oleh pemilik perusahaan PT. Intern group bahkan langsung jadi sekretarisnya.

Awalnya juga Juna prakasa, merasa tidak mau menerima Aleena sebagai karyawannya karena melihat dari penampilannya sangat culun dan tidak seperti karyawan lainnya. Tapi ketika Juna membuka lamaran pekerjaan Aleena, Juna sangat terkejut dengan apa yang diraihnya Aleena semasa kuliahnya. Apalagi Aleena merupakan Mahasiswi terpintar dan terbaik dikampusnya. Sehingga membuat Juna langsung menerima Aleena, tanpa basa basi dan bekerja sebagai Sekretarisnya.

02. Kejadian Yang Menyakitkan

Empat bulan kemudian.

Kini perusahaan PT. Intern group semakin berkembang pesat dan  maju. Juna Prakasa tidak percaya dan merasa tidak salah memilih Aleena sebagai Sekretarisnya. Bagaimana tidak, ternyata Aleena adalah wanita yang pintar dan cerdas. Aleena juga mampu membuat perusahaan miliknya semakin berkembang pesat seperti sekarang. Begitu juga dengan Aleena, merasa beruntung kuliahnya dulu mengambil kemanajemenan sehingga tahu bagaimana cara untuk memasarkan barang-barang tersebut dan mengatasi kesulitan ketika dalam pemasaran barang.

Bell pun berbunyi, pertanda seluruh para Karyawan/Karyawati untuk segera menghentikan aktifitasnya dan segera beristirahat, untuk makan siang. Kini Juna Prakasa pun berniat untuk mengajak Aleena makan diluar.

"Hei Na, kita makan diluar yuk," ajak Juna sambil menghampiri Aleena.

"Gimana ya Tuan. Maaf bukannya menolak tapi merasa tidak enak saja Tuan, saat orang lain melihat kedekatan kita," ucap Aleena sambil  membenarkan kacamatanya.

"Loh emangnya kenapa kalau kita dekat Na? Lagian ngapain harus dipikirin sih. Sudahlah anggap saja kalau kita memang sudah menjadi pasangan kekasih," bisik Juna sambil menaikan dua alisnya.

Deg. Hati Aleena pun merasa terbang melayang, dan jantungnya berdetak begitu cepat saat seorang Juna Prakasa mengatakan seperti itu.

'Aduh Aleena kenapa bisa jadi seperti ini. Jantungku, hatiku? Oh kenapa bisa seperti ini. Perasaan apa ini? Jangan jangan Juna menyukaiku? Sama seperti aku yang menyukai dirinya. Atau apakah Juna dan Aku saling menyukai dalam diam ya?' guman Aleena dalam hati, sambil merapihkan berkas berkas yang berantakan di mejanya.

"Aleena, ayolah kita makan diluar. Enggak ada salahnya kan kita makan diluar juga walaupun cuma berdua. Jangan dengarkan kata mereka." Juna sambil menatap Aleena.

"Baiklah, kalau emang Tuan tetap memaksaku," jawab Aleena.

Aleena dan Juna pun kini pergi dari ruangannya. Lalu berjalan ke parkiran mobil untuk menuju ke sebuah restoran.

Ini bukan pertama kalinya Aleena makan bersama dengan Juna Prakasa. Tetapi hampir setiap hari Juna selalu mengajak makan Aleena keluar, bahkan Juna sering membawakan makanannya untuk Aleena. Juna melakukan hal itu sengaja biar Aleena tambah semangat untuk membuat perusahaan pT. Intern group semakin maju lagi. Apalagi saat mengetahu jika Aleena menyukai dirinya, saat teman dekat Aleena mengatakannya langsung kepada Juna.

Kini Juna dan Aleena pun sudah sampai direstoran. Lalu mereka keluar dari mobil tersebut dan berjalan masuk ke dalam restoran.

"Oya, kamu mau pesan apa Na?" tanya Juna kepada Aleena.

"Teserah Tuan saja," jawab Aleena.

Lalu datanglah seorang pelayan menghampiri mereka.

"Maaf Permisi Tuan, mau pesan apa?" tanya seorang pelayan.

"Saya pesan makanan yang ini dua, dan juga minumannya yang ini sama dua," jawab Juna sambil menunjuk menu tersebut.

"Baik Tuan, kalau begitu tunggu sebentar," ucap Aryo sang pegawai sambil berlalu pergi.

"Oya Na, malam nanti kan ada pesta menyambut hari jadinya dimana perusahaan berdiri. Mau kah, nanti malam saya jemput?" tanya Juna sambil menatap Aleena.

"Eh tidak usah Tuan, biar saya sendiri datang kesana nya. Lagian tidak enak, bila datang bareng Tuan. Apalagi pastinya disana yang hadir, ada para rekan pengusaha Tuan juga," ucap Aleena sambil membenarkan kacamatanya yang mau turun kebawah.

"Oke, baiklah kalau begitu. Jika kemauan kamu pingin begitu," ucap Juna.

"Iya Tuan. Tapi Tu-tuan tidak marahkan?" Aleena merasa tidak enak hati dan sambil menatap Juna.

"Tidak kok Aleena, ngapain harus marah? Jika memang kemauan kamu seperti itu, ya sudah saya tidak memaksa kok," jawab Juna.

"Syukurlah kalau begitu Tuan." Aleena sambil tersenyum tipis.

Lalu datanglah seorang Pelayan, dengan membawakan pesanan makanan yang dipesan oleh Tuan Juna.

"Ini makanannya sudah siap Tuan," ucap Aryo sambil meletakan makanan tersebut di atas meja satu persatu.

"Terima kasih." Ucap Aleena.

"Sama sama Nona. Ya sudah kalau begitu Saya permisi." Aryo sambil berlalu pergi dari hadapan Aleena dan Juna.

"Oya Na, ayo kita makan!" Ajak Juna.

"Ba-baik Tuan." Jawab Aleena.

Kini mereka pun sedang menikmati makan siangnya, tanpa ada yang berbicara diantara mereka.

.

.

Malam pun telah tiba. Saatnya Aleena kini pergi ke sebuah hotel untuk menghadiri acara perayaan dimana, hari ini perusahaan PT. Intern group merayakan hari jadi perusahaannya.

Aleena pun sudah siap dengan memakai baju dress berlengan pendek dan rok sebawah lutut. Ketika Aleena memasuki sebuah hotel, para tamu undangan yang hadir pun menatap sinis terhadap Aleena. Mungkin pakaiannya yang sederhana, tidak seperti kebanyakan orang-orang dengan memakai gaun yang sangat elegan. Apalagi kini penampilannya masih tidak berubah dengan rambut diikat kucir kuda, kacamatanya yang besar, bulat dan tebal disertai dengan poni yang menutupi jidatnya.

Aleena pun tidak terlalu menanggapi para tamu undangan yang menatap sinis dirinya, karena Aleena sudah terbiasa dari dulu suka diejek karena penampilannya. Bahkan dengan pedenya Aleena tetap memasuki ke dalam hotel dan menghampiri temannya, saat teman Aleena terlebih dahulu berada disana.

"Hei Vi, kamu cantik sekali hari ini?" puji Aleena terhadap teman kerjanya.

"Iyakah begitu Na? Kalau aku ini cantik?" tanya Vivi sambil menatap Aleena.

"Iya Vi, kamu sangat cantik banget. Apalagi pakaianmu yang mewah, semakin anggun kelihatannya," ucap Aleena.

"Ah kamu Na, bisa saja kalau bicara itu. Terima kasih ya Na, atas pujiannya," Vivi sambil menatap Aleena dan merapihkan rambutnya yang panjang dengan tangannya.

"Iya Vi." Jawab Aleena sambil menganggukan kepala.

Acara pun segera dimulai. Lalu sang pemilik dari PT. Intern group pun langsung berjalan keatas panggung untuk memberikan sambutan dan ucapan terima kasih kepada para tamu undangan yang hadir ikut dalam memeriahkan perayaan hari jadi perusahaannya. Setelah semua sambutan selesai, Juna pun segera mempersilahkan kepada tamu undangan untuk mencicipi makanan dan minuman yang sudah disediakan.

Dengan segera para tamu  undangan pun berjalan menuju tempat makan. Tapi ada juga yang hanya mengambil minuman saja. Para tamu undangan pun, kini sambil menikmati alunan musik yang dinyanyikan seseorang di atas panggung.

'Mungkin ini saatnya yang tepat untuk mengungkapkan perasaan aku yang dipendam selama ini. Aku yakin Tuan Juna pasti akan menerimanya dan juga yakin kalau Tuan Juna juga memiliki perasaan terhadap aku' batin Aleena.

Lalu dengan pedenya Aleena naik ke atas panggung, kemudian meminta izin untuk meminjam mic tersebut.

'Maaf, dengan naiknya saya keatas panggung sedikit menganggu waktu santai kalian. Saya hanya ingin mengungkap perasaan yang dipendam selama ini,  sebenarnya saya sudah jatuh cinta dan menyukainya saat pertama bertemu dengan dia. Jadi mungkin ini waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan saya untuk Juna Prakasa. Jadi gimana maukah kamu jadi kekasihku Juna Prakasa?' ucap Aleena sambil menatap Juna yang sedang asyik berbincang bincang dengan sahabatnya.

Deg. Juna pun merasa terkejut apa yang dikatakan Aleena. Bahkan Juna dapat ejekan dari rekan-rekannya dan sahabat sahabatnya, dan mereka bilang, "sungguh memalukan sekali gadis culun itu mengungkapkan perasaanya di hadapan tamu undangan. Kalau cantik tidak masalah, tapi lihatlah dia culun dan menjijikan," ucap dari seorang sahabatnya.

Juna pun, kini merasa geram dan marah terhadap Aleena. Bagaimana bisa Aleena melakukan tindakan bodoh seperti itu, yang membuat dirinya merasa dipermalukan. Kemudian dengan segera, Juna pun berjalan ke atas panggung. Lalu Juna pun membawa Aleena turun dan menghempaskan tubuhnya ke lantai, sehingga kini Aleena pun terjatuh dihadapan para rekan rekannya dan tamu undangan yang hadir.

"Maksud kamu apa berkata begitu hah? Kamu sengaja mempermalukan saya iya, hah?" Juna sambil menatap tajam Aleena.

"Ma-maaf Tu-tuan, saya tidak bermaksud mempermalukan Tuan. Saya hanya ingin mengungkapkan perasaan saya saja selamai ini, kalau saya menyukai Tuan," ucap Aleena dengan gemetaran.

"Kamu pikir Kamu siapa hah? Bercerminlah pada kaca yang besar  biar kamu tahu diri, apakah kamu pantas menjadi kekasihku hah? Lagian mana mau saya menjadikan kamu sebagai kekasihku. Wanita culun, yang berpenampilan norak dan sangat menjijikan." Juna sambil menatap sinis Aleena.

"Kenapa Tuan berkata seperti itu sama saya hah? Bukankah Tuan, sama juga menyukaiku kan?" Aleena  lalu berdiri dari lantai dan menatap tajam Juna.

"Siapa bilang, kalau saya menyukaimu hah?" tanya Juna kepada Aleena.

"Terus kalau Tuan tidak menyukaiku, buat apa selalu memberikanku makanan dan mengajakku dinner diluar ..." tanya Aleena.

"Asal kamu tahu ya wanita culun, sebenarnya kekasihku ini hanya memanfaatkanmu karena kamu pintar dan cerdas!" ucap Seseorang yang kini berjalan menghampiri Juna.

Deg. Tubuh Aleena pun merasa lemah. Jantungnya begitu merasa berhenti dan sakit hati yang bertubi tubi saat seseorang tersebut berkata seperti itu. Aleena pun hanya diam saja tanpa membalas perkataan seseorang tersebut dan tiba tiba airmata Aleena menetes membasahi pipinya.

"Mohon dengarkanlah semuanya. Saya perkenalkan Wanita yang ada disamping saya, yaitu Olin Puspita. Dia adalah Kekasih Saya," ucap Juna sambil menatap sinis Aleena.

Lalu Olin pun hanya tersenyum dan mengalungkan tanggannya ke lengan Juna serta menatap sinis Aleena.

"Sekarang, kamu sudah tahukan siapa saya hah? Jadi jangan bermimpi kalau kamu bisa mendapatkan Juna Prakasa." Olin sambil menghampiri Aleena dan mendorong Aleena ke dalam kolam renang yang kebetulan Aleena tadi di bawa Juna, di tempat dekat dengan kolam renang.

Bbyyurrr ... Tubuh Aleena masuk ke dalam kolam renang. Kemudian Aleena pun berteriak meminta pertolongan karena Aleena tidak bisa berenang.

'Tolong Saya! Kalian ini benar benar jahat. Dasar manusia yang tidak punya hati dan tidak punya otak!' Geram Aleena sambil menatap Juna dan Olin. Lalu seluruh tubuhnya tenggelam kebawah dan muncul lagi berusaha meminta tolong.

'Tolong saya. Saya benar benar tidak bisa bernapas dan tidak bisa berenang' ucap Aleena dengan suara lemah karena hampir kehabisan napas.

Namun tidak ada seseorang yang memperdulikannya dan berani menolongnya. Tapi tiba tiba ada seseorang melepaskan jas yang dipakainya dan dengan segera menolong Aleena.

Bbyuurr... Suara seseorang memasuki kolam renang dan dengan segera menyelamatkan Aleena. Lalu digendongnya Aleena hingga sampai ke atas.

"Terima kasih Tuan, telah menyelamatkan saya," ucap Aleena sambil menatap Pria tersebut.

Lalu Pria tersebut tidak menjawab perkataan Aleena. Pria tersebut malah memberikan Jas miliknya dan memakaikannya dipundak Aleena sambil berlalu pergi dari Aleena.

Lalu Aleena pun menatap Juna dan Olin dengan perasaan penuh benci.

"Aku benci sama kalian!" Aleena sambil berlalu pergi keluar dan pergi meninggalkan hotel.

"Dan ingat Aleena, mulai hari ini juga kamu dipecatt!" Teriak Juna sambil menatap kepergian Aleena.

Bersambung..

03. Siapa Pria Penolong Itu?

Aarggh ... 'Aku benci sama kamu, Juna Prakasa! Kamu tega sekali mempermalukan aku di depan banyak orang. Lagian kenapa aku bodoh sekali sudah mengatakan perasaan aku, jika tau kalau dia ternyata memanfaatkanku karena aku pintar dan cerdas. Kamu sialan Juna Prakasa! Terus gimana nasibku sekarang? Aku sudah dipecat, dan aku yakin semua para perusahaan tidak akan menerima pekerjaan buat aku, apalagi mereka pasti menyaksikan apa yang sudah terjadi dengan aku tadi hiks hiks' gerutu Aleena sambil terisak menangis.

Hidupku jadi tidak punya harapan. Ini semua karena kamu, Juna Prakasa! Sekarang, apa yang harus aku lakukan? 'Ibu, bapak, maafkan Aleena mungkin ini jalan yang terbaik untuk Aleena. Maafkan Aleena belum bisa membahagiakan Ibu sama Bapak' ucap Aleena pada diri sendiri.

Kemudian Aleena menatap  mobil yang melaju berjalan menuju arahnya. Bukannya menyingkir ke samping, tapi Aleena malah sengaja berdiam diri ditempat. Kini mobil pun semakin dekat menuju arahnya. Sopir yang ada di dalam mobil pun juga terkejut saat menyadari kalau didepan ada seorang wanita.  Apalagi mobilnya tidak bisa dikendalikan, dan tepat berhenti di depan Aleena.

Aahh ... teriak Aleena sambil menutupi kedua daun telinganya, saat mobil menghampirinya.

"Kamu benar benar gila ya hah? Kamu mau cari mati dan bosan hidup iya?" tanya seorang pria yang kini menyelamatkan Aleena dan menarik Aleena ke pinggir jalan serta menatap tajam Aleena.

"Iya, emang saya bosan hidup dan saya memang sudah gila, karena si Juna brengsek itu! Jadi saya memutuskan untuk mati! Sudah puas kamu hah?" ucap Aleena sambil menatap balik seseorang yang kini menyelamatkan dirinya.

"Harusnya kamu itu pakai otak dan akalmu, bukan pakai lutut untuk berpikir. Pria seperti dia, bukan untuk kamu tangisi dan jangan karena dia, kamu mau mengakhiri hidupmu. Apakah kamu tidak pernah berpikir, di luar sana masih ada orang orang yang mencintai kamu dengan tulus. Apakah kamu tidak kasihan, sama keluarga kamu yang sudah merawat dan membesarkanmu tapi kamu malah berniat untuk mengakhiri hidupmu karena gara gara Pria itu. Pakai otak tuh, berpikirlah," ucap pria tersebut sambil menempelkan telunjuk tanggannya dan menunjuk di kepalanya bagian otak.

Aarggh ... teriak Aleena penuh emosi. " terus apa yang harus aku lakukan sekarang, kejadian tadi membuat hatiku hancur dan rapuh. Kamu tidak tahu ya, betapa sakitnya hatiku saat si Juna brengsek itu mempermalukan aku didepan orang banyak hiks hiks," ucap Aleena sambil menangis.

"Lagian itu salahmu sendiri, yang sudah berani mengatakan perasaan sama si Juna. Kamu tuh harusnya berpikir, dia tidak akan menerima kamu yang menurutku kamu tuh culun dan norak," ucap pria tersebut sambil menatap atas sampai bawah kaki Aleena.

"Kamu jahat sekali berkata seperti itu. Tapi emang iya aku akui, aku memang wanita culun dan norak yang memang tidak pantas mendapatkan cinta seorang pria. Puas? Sudahlah minggir, jangan menghalangi jalanku," gerutu Aleena sambil mendorong tubuh seseorang pria tersebut dan berjalan menghampiri jalanan yang kini semakin ramai mobil berkendara.

Lalu pria tersebut menarik lengan Aleena dan membawa Aleena masuk ke dalam mobil miliknya, saat pria tersebut tahu apa yang akan Aleena lakukan.

"Lepaskan tanganku, kamu mau membawa aku kemana hah? Dan kamu jangan berani macam-macam sama aku ya," ucap Aleena sambil menatap tajam pria tersebut dengan perasaan penuh amarah yang sudah memuncak.

"Lagian kamu itu keras kepala ya dikasih tahu. Kamu pikir aku tidak tahu, rencana kamu untuk kembali bunuh diri hah?" ucap pria tersebut sambil menatap tajam Aleena.

"Lagian kenapa kamu harus peduli sama aku hah, dan biarkan saja aku mati. Lagian percuma aku hidup juga, hidupku selalu penuh hinaan karena aku wanita culun dan norak seperti apa yang kamu katakan tadi." Aleena menatap tajam pria tersebut dan tidak henti hentinya sambil menguraikan airmatanya.

Lalu pria tersebut tidak menanggapi perkataan Aleena. Pria tersebut lebih fokus mengendarai mobilnya dan memilih untuk diam. Meski Aleena terus marah-marah meminta untuk menghentikan mobilnya, tapi pria tersebut tidak mendengarkannya.

Setelah sampai ditempat yang menjadi tujuan pria tersebut membawa Aleena. Dengan segera pria tersebut keluar dari mobilnya dan menarik paksa Aleena keluar dari mobilnya.

"Inikan club malam? Kamu benar benar gila ya hah, kamu mau ngapain bawa aku kesini. Jangan bilang kamu mau macam macam sama aku ya," gerutu Aleena merasa jadi ketakutan dan mencoba melepaskan tangan kekar pria tersebut saat mencengkram tangan Aleena.

"Sudah jangan banyak bicara! Ikuti saja aku. Dan sekarang kita masuk ke dalam," ucap pria tersebut sambil memaksa Aleena untuk ikut masuk ke dalam.

"Aku tidak mau, tolong lepasin tanganku hiks hiks. Aku mohon jangan macam macam sama aku dan kasihanilah aku yang berjuang bekerja demi keluargaku hiks hiks," ucap Aleena dengan terisak menangis.

Setelah masuk kedalam, lalu pria tersebut menyuruh Aleena untuk duduk.

"Sekarang kamu duduk disini. Lagian aku membawamu kesini bukan untuk berbuat macam macam sama kamu. Tapi aku ingin menujukan kepada dirimu, supaya kamu berpikir," gerutu pria tersebut.

"Menunjukan sesuatu? Maksudnya apa?" tanya Aleena tidak mengerti.

"Kamu tuh culun dan norak. Coba kamu lihat wanita itu, apa pendapatmu tentang wanita itu?" Tanya pria tersebut sambil menunjuk wanita yang dimaksud yang kini sedang menggoda seorang pria.

"Cantik, tinggi dan seksi. Terus maksud kamu apa menyuruhku untuk menilai dia hah? Kamu mau membanding bandingkan aku iya hah?" ucap Aleena menatap pria tersebut dan sambil mengusap airmatanya yang tadi membasahi pipinya.

"Iya apa yang kamu katakan benar. Aku ingin membandingkan kamu dengan wanita itu. Kamu bisa bercermin dari wanita itu, dengan mengubah penampilanmu seperti dia pasti tidak akan yang menghina kamu lagi." ucap pria tersebut.

Lalu Aleena pun berpikir sejenak sambil menatap wanita yang dimaksud.

"Benar juga ya, apa yang kamu katakan. Tapi semuanya sudah terlambat, si Juna sudah mempunyai tunangan. Dan sekarang aku bingung, harus mencari pekerjaan kemana lagi sekarang," ucap Aleena sambil menghembus napas kasarnya.

"Jika kamu mau bekerjalah denganku. Ini alamat perusahaanku," ucap pria tersebut sambil memberikan sebuah kartu alamat perusahaanya diatas meja.

"Lagian aku berubah pikiran, untuk tidak bekerja diperusahaan yang hanya memanfaatkan aku saja," ucap Aleena sejenak mengingat ucapan kekasih Juna yang tadi dilontarkannya.

"Jangan samakan kaya si Juna. Semua orang itu beda beda, tidak semuanya sama. Dasar si Juna saja yang tidak punya rasa berterima kasih sama orang yang telah membuat perusahaannya maju," ucap pria tersebut.

"Betul juga sih, apa yang kamu katakan. Oya kamu kenal dengan Juna Prakasa? Eh tunggu, bukannya tadi kamu yang menolongku dari kolam renangkan?" tanya Aleena merasa terkejut dan baru menyadari pria tersebut.

"Kenapa baru sadar ya hah? Aku orang yang dua kali menolongmu. Iya aku kenal dia, siapa pun pasti kenal dengan Juna Prakasa seorang Ceo muda pt. Intern group yang kini semakin mendunia. Lebih tepatnya lagi saya dan Juna bersahabatan dari kecil," ucap pria tersebut.

"Iya mungkin mataku tadi sudah dibutakan sama si Juna, sampai tidak menyadari kamu yang sudah menolongku dan maaf aku sudah merepotkanmu. Oh jadi kamu bersahabatan dengan Juna dari sejak kecil?" tanya Aleena kembali.

"Heem." Jawab pria tersebut.

"Maaf kalau boleh tahu, nama kamu siapa ya? Soanya kita dari tadi berbincang bincang terus tanpa mengetahui nama kita  masing masing hehe." ucap Aleena cengengesan.

"Kamu bisa lihat namaku dibalik kartu itu," ucap Pria tersebut. Lalu dengan segera Aleena pun mengambil kartu alamat perusahaan tersebut.

"Veri Alaska? Nama yang bagus juga. Perkenalkan nama aku Aleena Santika, bisa di panggil Lena." ucap  Aleena sambil menjabatkan tangannya.

"Aleena Santika? Namanya cantik juga tapi sayangnya tidak secantik wajahmu," Sindir Veri sambil membalas jabatan tangan Aleena.

"Ck, menyebalkan sekali mulutmu itu Tuan. Tapi lihat saja, nanti akan membuat anda terkejut dan jatuh cinta dengan wajahku yang nanti berubah bila jadi cantik," ucap Aleena.

"Pede sekali jika dirimu akan membuat saya jatuh cinta. Nah gitu dong, semangat untuk mengubah diri lebih baik lagi. Ingat untuk menarik seseorang itu dengan mengubah penampilanmu. Tetapi itu mungkin hanya berlaku buat seorang Juna Prakasa agar tertarik padamu," sindir Veri.

"Begitu ya. Baiklah aku akan membuktikan sama dia, kalau aku tidak jelek seperti apa yang mereka hina. Aku akan buat seorang Juna Prakasa berlutut dan menyesali perbuatannya yang telah menghina dan mempermalukanku," ucap Aleena sambil menatap Veri.

"Good! Jadi gimana, kamu mau bekerja diperusahaanku sebagai sekretarisku?" tanya Veri.

"Tentu saja aku mau Tuan. Terima kasih Tuan, sudah menawariku untuk bekerja diperusahaan anda," ucap Aleena sambil tersenyum.

tunggu saja Juna Prakasa, permainan dariku. Aku akan membuat kamu menyesal dan akan membuat kamu merasakan sakitnya apa yang aku rasakan. Dan aku sangat beruntung bisa bertemu dengan sahabatmu ini batin Aleena sambil tersenyum sinis

"Iya. Ya sudah, ayo kita pulang. Saya anterin kamu pulang sampai rumah," ucap Veri.

"Baik Tuan," jawab Aleena.

Lalu Aleena dan Veri pun pergi dari tempat club malam dan berjalan menuju mobil untuk pergi mengantarkan Aleena pulang.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!