"kita pisah saja mas.." ucap dara pelan.
"pisah.. kamu bilang pisah" menatap kearah dara dengan raut wajah yang tak bersahabat "Heh.. jangan mengharapkan kata pisah darlea putri" sungutnya. "sampai mati sekali pun kau akan tetap menjadi istri ku"
"kenapa mas.. kenapa! bukannya ini yang kamu inginkan" teriaknya.
mencengkram bahu dara dengan kuat lalu menghempaskan hingga jatuh ke lantai.. ia tak peduli jika di cap sebagai suami yang kejam baginya yang penting sang istri tidak meninggalkan dirinya "gak ada kata pisah.. sekali pun aku mati aku akan tetap mencari mu" ucapnya dengan dingin.. Berlalu pergi meninggalkan dara sendiri yang sedang menangis pilu.
"Hiks..hiks.. jahat.. jahat kamu mas hiks.." teriaknya histeri "kamu sendiri yang membuat rumah tangga kita menjadi seperti ini.."
.
.
Kisah Ini Berawal Dari Satu Tahun Yang Lalu..!
Seorang gadis muda yang baru tinggal beberapa bulan di desa durian.. tiba² mendapatkan sebuah penawaran yaitu sebuah pernikahan dengan menjanjikan akan melunasi semua hutang² miliknya.
"Hah, menikah..?"
"Hutang apaan..?" batinnya bingung pasalnya ia tak memiliki hutang kepada orang lain "maaf mungkin anda salah orang" jelasnya.
Yupz gadis yang mendapatkan sebuah penawaran yang sangat amat mengejutkan itu bernama dara.
"Nama lengkap Darlea putri.. dipanggil dara, umur 18 Thun, bekerja disebuah rumah makan di desa rambutan" tutur Riko lengkap.
"Njrr.. lengkap bener" batinnya "semua yang anda katakan barusan itu memang betul.. tapi perasaan saya tidak memiliki hutang apapun kepada orang lain" ucapnya mantap.
"orang tua kamu yang memiliki hutang kepada atasan saya. apakah kamu tau yang mereka pinjam bukanlah jumlah uang yang sedikit" jelasnya.
"Hah.. orang tua saya? sejak kapan, ehh bukan² apakah mereka sudah bangkrut" batinnya bertanya, lalu menggelengkan kepalanya ke kanan dan kekiri "lagian identitas asli gue kan tersembunyi dengan baik" batinnya lagi.
"bukan kah kamu anak dari alm. pak Dadang dan ibu Lily.. apa kamu gak tahu kalau alm. bapak kamu meninggalkan banyak sekali hutang"
"ehh.. pak Dadang dan ibu Lily" ucapnya, dan ketika dara tau pembicaraan ini menjurus kemana perasaannya pun mendadak menjadi sangat lega "tapi saya bukan.."
"menikahlah dengan atasan saya maka semua hutang² orang tua kamu akan dianggap lunas dan kedepannya kehidupanmu akan terjamin dengan menjadi istri atasan saya" jelasnya.
"tapi saya.."
Dan lagi² riko selalu memotong perkataannya "Dan setelah menikah kamu akan diboyong ke kota untuk menetap di sanah.."
"tapi.."
"Apa penawaran yang diberikan oleh bos saya kurang memuaskan hati anda nona. jika begitu anda bisa meminta apapun kecuali sebuah penolakan" jelasnya lagi
"sialan.." batinnya sangat geram ketika perkataannya selalu dipotong oleh lelaki asing yang ada dihadapannya saat ini.. menatap datar kearah riko "sudah"
"ehh.. apanya?" ucapnya bingung.
"ngomongnya, sialan.." dengan intonasi suara yang agak meninggi.. dara tak peduli jika ia dianggap sebagai wanita yang kurang ajar baginya batas kesabarannya telah habis "kalau sudah.. giliran saya yang akan berbicara" ketika melihat Riko yang bungkam atas perkataannya barusan, dara pun melanjutkan kembali bicaranya "yang pertama saya tidak tau menahu apa yang anda jelaskan barusan.. yang kedua saya bukan anak dari alm. pak Da-dang maupun buk Li-ly" tekannya "dan satu lagi hubungan saya dan buk Lily hanya sebatas tetangga saja, ingat itu.. Te-tangga!" ulangnya dengan penuh penekanan.
"Loh.. kalau bukan kamu. trus anaknya ibu Lily yang mana" tanyanya.
"Anda tanya saya trus saya harus tanya ke siapa sialan.." kesalnya, kata sopan yang selama ini ia tanamkan kepada dirinya mendadak lenyap "dikira gue emaknya kali ya.. tanya langsung sama orang yang bersangkutan sanah" sarkasnya "minggir gue mau lewat.." ketusnya' sambil berlalu pergi melajukan motor Scoopy miliknya.
"huh.. sialan pagi-pagi dah bikin naik tensi ajah tuh orang" batinnya dongkol "tenang darlea. ingat elu adalah wanita yang lemah lembut" batinnya lagi mengingatkan dirinya.
Sepeninggalan dara, Riko menatap kearah dara dengan pandangan bingung bercampur malu, baru kali ini ia salah dalam mengorek sebuah informasi.. "ya tuhan kenapa bisa salah begini" batinnya, padahal Riko termasuk orang yang sangat berhati² dalam bekerja "Ck.. Sia*****l" seketika mukanya berubah menjadi merah padam akibat malu.
Warung Makan Ridha adalah tempat dimana dara bekerja "Tumben telat dar.." tanya Mitha salah satu teman yang bekerja disitu juga.
"Hah.. pagi ini gue habis ketemu orang gila" ucapnya asal, setelahnya dara pun memutuskan untuk mencuci kedua tangannya sebelum mengambil alih untuk memotong sayur.
"hah.. orang gila" menatap tak percaya kearah dara "bukan habis dikejar² sama juragan Empang kan" tebaknya.
"idih.. buat elu ajah deh ikhlas lahir batin" ucapnya merinding ketika mengingat juragan tua yang beberapa bulan ini mengejar² dirinya.
"amit².. biar dikasih warisan gono gini sekali pun ogah" ucapnya dengan jijik "ehh tapi dar.. bukannya tuh juragan tua dah berkoar-koar kalau elu mau dijadiin bini kelimanya ya.."
"hah.. juragan sialan gak cukup apa punya empat istri" geramnya.
"minta disunat sampai habis kali tuh terong keriputnya" ucap Mita asal.
Dan keduanya pun saling menatap satu sama lain lalu bergidik ngeri membayangkan ke hal yang vulgar "Pemikiran kita pasti sama" tebak Mita.
"sialan kau.." memukul lengan Mita "lagian siapa juga yang mau menikah dengan laki² bangkotan sepertinya, bisa² keracunan sama terong keriputnya itu" ucapnya tanpa dosa.
Perkataan dara pun mengundang kelak tawa bagi Mita "pfhahaaa.. berdosa banget elu dar kalau ngomong gak pake difilter dulu. kesannya jadi jahat kayak omongan emak tiri"
"ada apa ini.." sela Ridha.
keduanya pun menoleh kearah seorang wanita yang baru datang "ehh.. ada mbak Ridha. ini mbak, si Mitha pingin di halalin sama juragan Empang" ucap dara.
Sementara Ridha langsung beralih menatap kearah Mitha mencari sebuah kebenaran "beneran mit"
"dara.." teriak Mitha sambil menimpuk lengan milik dara "boong mbak, dara boong" ucapnya cepat "awas ya elu dar.."
"hehe.. ampun mit, ampun.." berlari keluar.
Alhasil mereka berdua kejar kejaran seperti kucing dan anjing. lalu disaksikan langsung oleh Ridha sang pemilik warung makan.
.
.
Malam Hari..
Tepat pukul sembilan malam dara yang baru sampai di daerah jalan perumahannya tiba² saja ia langsung menghentikan sepeda motornya secara mendadak karena melihat juragan Empang yang sedang mondar mandir di depan rumahnya.
"Shittt.. sia*****lan" batin dara.
Bukan hanya itu saja, dara juga mendengar suara keributan dan suara isak tangis yang berasal dari rumah tetangganya.
tapi saat ini dara tidak begitu mau ambil pusing. baginya masalah sendiri saja sudah bikin sakit kepala.. apalagi harus ikut campur ke dalam masalah orang lain mungkin dirinya bisa gila, niat hati pergi ke desa untuk mencari sebuah ketenangan malah gagal.
"Ck.. masa iya harus berkeliling dulu" batinnya "sumpah pegel banget nih badan pengen banget dibawa rebahan" sungutnya "lagian itu juragan tua ngapain pake acara mondar mandir didepan rumah orang segala sih.. kayak maling jemuran" gerutunya "ehmm.. dahlah mending keliling dulu, cari jalan amannya saja" putusnya sambil melihat kearah jam yang melingkar pada pergelangan tangannya "untung masih jam segini" memutar balik arah kendaraannya' lalu kembali melajukan sepeda motornya hingga menjauh.. entah arah tujuannya kemana dara pun dibuat bingung pasalnya ia tak begitu memiliki banyak kenalan disinih maklumlah orang baru di desa ini.
Setelah cukup puas berkeliling dengan menggunakan sepeda motornya.. sebelum benar² pulang kerumah, dara memutuskan untuk mampir di warung bakso langganannya.
Saat ini dara sudah duduk manis di warung bakso langganannya sambil menunggu pesanannya, sebenarnya tadi ketika pulang bekerja ia sudah mengisi perutnya terlebih dahulu, tetapi karena malam ini moodnya yang kurang baik lapar kembali melanda perutnya.
"ini pesanannya neng" ucap mang Koko si pemilik warung sambil menyodorkan dua mangkuk bakso dan es teh manisnya diatas meja.
"makasih mang" tersenyum girang ketika melihat pesanan bakso miliknya yang sangat menggiurkan. tanpa basa basi lagi dalam hitungan detik dara pun langsung melahap semua pesanan bakso miliknya hingga tandas.
"alhamdulilah, kenyang juga" batinnya, sambil meminum es teh sebagai penutup.
Setelah puas dan kenyang, dara pun mulai bangkit dari duduknya untuk membayar pesanan miliknya. menyodorkan selembar uang merah kepada mang koko.. "makasih mang, bakso buatan mang Koko selalu endul" pujinya
"iya dong buatan siapa dulu" ucapnya dengan bangga "tapi ngomong² muji kayak gini pasti ada maunya"
"hehe.. gak kok mang, suudzon ajah kerjaannya" tuturnya "tapi beneran bakso buatan mang Koko makin endul deh, kalau gak kenyang aku pesan lagi untuk dibawa pulang"
"ihh.. ini mah beneran bau² mencurigakan" menatap kearah dara "yaudah deh karena neng dara sebagai pelanggan setia, mang koko kasih bakso gratis untuk dibawa pulang"
"ehh.. gak usah mang" tolaknya cepat "bukannya dara mau menolak rejeki yang datang tapi mau gimana lagi, perut dara dah kenyang banget.." ucapnya jujur "lagian kalau baksonya di bawa pulang trus gak kemakan mubasir mang. gini ajah deh mending baksonya di kasih ke anak yang lain saja itung² amal" usulnya.
"yaudah.. ntr mang Koko kasih ke anak² yang lewat saja" putusnya.
"hehee.. nah ini baru betul" sambil tersenyum "kalau begitu dara duluan ya mang soal dah keburu malam nih" ucapnya bergegas.
"oke.. Hati² neng"
"asyaaap mang" menyalakan sepeda motornya lalu menjalankannya meninggalkan warung bakso.
.
.
Hanya membutuhkan waktu 10 menit saja untuk sampai dipekarangan rumahnya.. pasalnya jarak antara rumah ke tempat bakso milik mang Koko tidak terlalu jauh.
"untung saja tuh aki² dah pergi" batinnya lega. pasalnya jika sampai juragan Empang masih setia menunggu di depan rumahnya pasti akan terjadi drama yang tak diinginkannya dan itu membuat dara ingin mengirim juragan bau tanah itu ke planet lain.
Sebelum benar² masuk kedalam rumahnya, tak lupa memasukan sepeda motornya kedalam rumah sebab rumah yang ditempatinya tak memiliki garasi.. jangan kan garasi luas halaman rumah yang ia sewa saja bisa dibilang sangat minim bahkan jarak rumah sewa miliknya dengan rumah tetangga hanya dibatasi dengan adanya lorong kecil sebagai jalan setapak.
Berhubung sekarang adalah musimnya maling motor demi keamanan dan kenyamanan bersama dara memutuskan untuk memasukan motor miliknya ke dalam rumah.
ketika melihat jam yang sudah menunjukan pukul sebelas malam dara memutuskan untuk tidak mandi "hah, kenapa juga harus diciptakan mandi. padahal mandi sehari sekali sudah boleh" batinnya "mending lap² badan saja deh baru tidur" putusnya.
Setelah dirasa cukup bersih dan telah berganti dengan piyama tidurnya. tanpa mau menunggu lama lagi dara langsung mendaratkan tubuhnya diatas tempat tidur "tempat ternyaman" mulai memejamkan kedua matanya karena lelah yang melanda tak membutuhkan waktu yang lama dara pun tertidur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!