NovelToon NovelToon

Om Om Jutek Tetanggaku

episode 1

"Tiiin.. Tiiin... "

" Wooy.. jalanan masih lega tuh, buta yah mata lo !!! . " Intan begitu kesal dengan mobil yang ada di belakang nya, padahal menurutnya jalanan di sampingnya masih cukup untuk mobil itu jalan. Tanpa terganggu oleh dirinya yang sedang berjalan kaki sepulang sekolah.

Mobil itu melaju begitu saja tanpa menghiraukan makian dari Intan.

" Dasar orang kaya sombong, mentang mentang mobilnya bagus, lewat gang gini aja pake klakson segala. " Kesal Intan.

Setelah melewati beberapa rumah, tibalah Intan di halaman rumah nya, yang tak pernah terlihat sepi. Karna orang tua Intan membuka warung makan kecil kecilan di halaman rumahnya. Intan hanya tinggal berdua dengan ibunya, karna ayahnya sudah meninggal dalam kecelakaan kerja 7 tahun silam, dan semenjak itu warung makan itu menjadi satu satunya mata pencaharian mereka. Mereka bersyukur karena mereka memiliki rumah yang di tinggalkan ayahnya. Rumah sederhana namun terlihat asri dengan halaman luas sehingga bisa membuka usaha warung makan. Dan ada pohon rambutan yang berada di tengah halaman yang membuat sejuk dan rindang.

" Ini kaya mobil yang tadi?. " Gumam Intan dalam hati, sambil mengelilingi mobil mewah yang baru saja membuatnya lapar karena kesal.

" Intan..., ngapain sih km di situ. " Teriak bu Ida, memanggil anaknya yang terlihat mengelilingi mobil orang yang numpang parkir di halaman rumahnya.

Intan langsung berjalan ke arah ibunya. ingin menanyakan tentang mobil tersebut.

Intan setia menunggu di samping ibunya yang terlihat sibuk membungkus nasi untuk pembeli.

" Bu salim dulu dong, aku pegel nih . " Intan menunggu tangan ibunya berhenti bergerak lincah memegang sendok. "

"Pulang sekolah bukannya ucapkan salam dulu. "

" He.. he.. he... maaf Bu, Asalamualaikum ?. "

" Wa'alaikumussalam. "

Bu Ida segera menaruh sendok yang di pegangnya nya menyodorkan tangannya pada intan.

" Iiih... bau bu . " ledek Intan sambil tertawa.

" Kamu itu yah, bau cuan ini . "

" Diih... ibu sok gaul bilang cuan , tau dari mana bahasa cuan . "

" Dari pembeli ibu, katanya dia mau kerja ngumpulin cuan . " Dan mereka pun tertawa.

" Sudah masuk sana, ganti baju dulu, setelah itu bantu ibu beberes. "

" Memangnya sudah habis bu . " Mata Intan mengelilingi deretan piring yang ada di hadapan nya dan memang sudah ada beberapa yang kosong.

"Alhamdulillah hari ini rame. " jawab ibu.

Intan pun segera berjalan masuk, sebelum masuk ke dalam pintu langkahnya terhenti, tiba tiba ia teringat akan mobil yang terparkir di halaman rumahnya, ia pun kembali mendekati ibu nya.

" Bu, itu mobil siapa ? . " tunjuk Intan pada mobil hitam metalik itu.

" Oooh.. itu tadi ada yang numpang parkir, mau lihat kos kosan yang di sebelah . "

" Ooh.. " jawab Intan sambil manggut manggut.

" Eeeh... tapi bu, orang kaya kok ngekost nya di tempat ginian . "

" Ginian bagaimana maksudnya. "

" Maksudnya gini loh bu, biasanya kan orang kaya tinggalnya di Apartemen gitu bu . "

" Laah... yo biarin aja toh, terserah mereka, kamu jangan usil . "

" Siapa yang usil sih bu . " Intan memanyunkan bibir nya.

" Udah sana masuk, ganti baju , jangan suka kepo sama urusan orang . "

Intan tak ingin bertanya lagi, ia pun masuk ke dalam rumahnya. Setelah urusannya selesai intan kembali ke depan membantu ibunya membereskan piring -piring kotor dan mencuci piring. Setelah semua sudah beres tinggallah mengelap meja.

" Permisi ... "

" Permisi... "

" Intan, itu ada tamu . " teriak ibu dari dalam, karna mendengar ada suara.

Padahal orang itu berada tepat di belakang intan yang sedang mengelap meja etalase. Mungkin karena Intan sedang mendengarkan musik di telinganya, jadi ia tak mendengar ada orang yang memanggilnya..

Intan pun berbalik, dan dengan sedikit terkejut melihat ada seorang lelaki tampan di hadapannya, tinggi, berbadan tegap dengan wajah klimis bersih dan rambut yang tertata rapih.

" MashaAllah, ini Malaikat dari mana yah ?. " Ucap Intan dalam hati .

" Permisi , ini trimakasih sudah boleh numpang parkir... " Ucap lelaki itu dengan wajah datar tanpa ekspresi. Sembari memberikan sesuatu ke tangan Intan yang masih terbengong bengong.

Tak lama Intan tersadar. Dan lelaki itu sudah berjalan menjauh ke arah mobil.

" Laaah ini apa ...? Intan yang baru menyadari kalau ada uang lembaran di tangan nya. "

Ia bingung kapan uang itu berada di tangan nya, " Diiih... di kata gw tukang parkir kali yah . "

Intan berjalan cepat, menuju mobil yang sedang berjalan mundur untuk masuk ke jalur jalanan.

" Tok.. tok.. tok.. " Intan mengetuk kaca mobil itu.

Lelaki itu pun membuka sedikit kaca nya.

" Ada apa ?. " Tanya nya datar.

" Ini maksudnya apa om?. " Jawab intan sambil menunjukkan uang lembaran yang berada di tangan nya.

" Uang . " Jawab lelaki itu singkat.

" Iya, aku tau ini uang . "

" Lalu ?. "

" Maksud dari uang ini tuh apa ?. " Kesal intan.

" Buat trimakasih karena sudah boleh parkir . "

" Om pikir, rumah aku indomaret, selesai parkir terus bayar . " Jawab Intan tak Terima.

" Mungkin . "

" Mungkin apa nya ?. "

" Karena rumah anda terlihat ramai tadi . "

" Pantas dia dari golongan ' Anda ' . " Gumam Intan dalam hati . "

" Nih,, uang anda aku balikin, lain kali kalau parkir di rumah orang cukup ucapkan terimakasih , terkecuali kalau yang punya rumah pakai handuk kecil dan bawa pluit . " Intan langung menjatuhkan uang nya ke dalam mobil yang mungkin jatuh di pangkuan lelaki yang diam saja dengan ekspresi datarnya.

Intan langsung meninggalkan mobil itu dan masuk ke dalam rumahnya.

" Orang kaya kelakuannya aneh aneh aja, apa apa pake duit, ga takut apa kalau orang nya tersinggung . " Gerutu intan yang masih di dengar oleh ibunya yang sedang duduk di depan TV sambil mengupas bawang merah.

" Intan, kamu kesambet apa sih, ngomong sendiri ga jelas . " Tanya ibu.

" Kesambet setan rambutan . " Jawab Intan asal.

" Makannya kalau magrib magrib tuh masuk , biar giliran mereka yang keluar . "

" Mereka siapa bu ?. "

" Ya itu tadi yang bikin kamu kesambet . "

" Tau aah bu . "

" Kamu tuh, kesal kenapa sih Tan ?. " Tanya ibu.

" Itu loh bu, orang yang tadi numpang parkir, masa ngasih aku uang , emang nya aku tukang parkir apa...!!. "

" Hahahaha... "

" Ibu kok malah ketawa sih . "

" Ya habis kamu tuh cuma begitu aja di bikin kesel , ibu kira ada apa . "

" Jatoh bu harga diri anak ibu yang cantik dan manis ini . "

" Diiih.... kesel tapi masih narsis aja .. "

" Anak ibu kan emang paling cantik . " Ucap Intan dengan manja, sambil memeluk ibu nya satu satu nya yang ia cintai saat ini.

" iya,, iya,, ibu tau, anak ibu yang paling cantik. " jawab bu ida sambil mengelus tangan putrinya yang merangkul lehernya.

Ibu dan anak ini sangat lah dekat. Saling menguatkan satu sama lain, keseharian yang selalu di iringi dengan canda tawa.

" Eeh,,, tapi tadi orang nya ganteng kan ?. "

" Ganteng apaan bu, biasa aja . " padahal dalam hati Intan pun mengakui memang orang itu sangat tampan.

" Itu ganteng loh Tan, kaya artis artis . "

" Ganteng sih, tapi jutek , kaya om om jutek yang pernah aku baca di novel novel . "

" Tuh kan, ,, tadi katanya biasa aja, terus barusan bilang ganteng . " Ledek ibu, mencoel dagu runcing milik anak nya.

" Iiiih.... ibu apa sih, itu bawang nya kupasin . " Intan terlihat malu.

" Bantuin dong sayang . "

Intan langsung mencebikkan bibirnya. Namun tangan nya dengan cepat membantu pekerjaan ibunya. Intan selalu membantu pekerjaan ibunya, apapun ia lakukan agar ibunya tak kelelahan, karna dari itu Intan menjadi pandai memasak mengikuti jejak ibunya.

-

-

-

Masih adakah yang mengikuti author di sini 🤭

sudah lama vakum kangen untuk nulis lagi.

Tbc....

Mobil itu

Sudah beberapa hari ini Intan melihat mobil hitam itu terparkir di halaman rumahnya pada jam 9 atau kadang jam 10malam. Dan pergi saat jam setengah 7 pagi. Tetapi Intan sendiri jarang sekali bertemu pemilik nya semenjak pertama kali bertemu saat itu.

Menurut cerita ibu nya pemilik mobil itu tinggal di samping rumah nya, entah itu pemilik rumah atau hanya menge kost saja. Karna ibu sendiri tidak bertanya sampai sedetail itu. Halaman rumah itu sebenarnya cukup untuk 2 mobil parkir, hanya saja garasinya sedang di perbaiki, hingga masih di penuhi puing puing bangunan.

Karena halaman rumah bu ida luas dan tanpa pagar, jadi kadang suka di pakai tamu tetangga yang datang dan numpang parkir. Dan ibu ida sendiri tidak mempermasalahkan itu, selagi para pelanggannya tidak kesulitan memarkirkan motornya dan tidak menutupi etalase dagangan nya.

" Bu , aku berangkat dulu yah. "

" Iya, hati hati tan . " Jawab ibu.

Intan sudah kelas 12 dan sebentar lagi menghadapi ujian nasional. Sehingga Intan akhir akhir ini lebih banyak di kamar untuk belajar, bahkan hingga larut malam. Namun tak lupa Intan bangun pagi pagi sekali untuk membantu ibunya.

Intan berjalan menyusuri jalan komplek rumahnya menuju jalan besar untuk naik angkutan umum, karena menurut Intan itu lebih menghemat di banding naik ojek online. Terkadang ia pun naik ojol tapi untuk tertentu saja, kalau ia bangun kesiangan dan harus buru buru takut telat.

" Tiiin... tiin... "

" Astaga ... , seneng banget mainin klakson itu orang ." Intan terkejut karena suara klakson mobil yang ada di depan nya, Dengan reflek ia menendang sesuatu ke arah mobil itu. Sedangkan mobil itu berlalu begitu saja.

"Tak... " Intan menendang sebuah batu kecil tepat mengenai kaca mobil hitam itu. Dan mobil itu pun menepi.

" Mampus gw . " Intan menutup mulutnya, paham akan kesalahan nya .

Saat pintu mobil tersebut terbuka. Tepat angkot yang di tunggu Intan datang, dengan segera Intan naik ke angkot tersebut, dan menunduk agar orang itu tak melihat Intan di angkot itu.

" Salah sendiri main klakson aja. Apa maksudnya coba , sombong banget , belom pernah di klakson balik sama truk fuso kali yah . "

" Wooyy... tan tan ngomel sendiri aja, sejak kapan ?. " Celoteh Rani teman sebangku Intan dan mereka sudah bersahabat sejak SMP dan masuk ke Sma yang sama.

" Sejak kapan apa nya ?. " Intan mengernyit bingung.

" Itu lo ngomong sendiri, jangan jangan lo setres lagi karena mau ujian . "

" Sembarangan lo kalau ngomong . " Intan memukul pelan bahu tangan sahabatnya itu.

Intan termasuk anak yang berprestasi di sekolahnya. Teman teman nya tahu bagaimana encernya otak Intan dalam mengerjakan pelajaran di sekolah. Begitu pun dengan guru guru di sekolah itu. Namun begitu Intan tak menjadi sombong, di besarkan dari keluarga yang sederhana juga didikan yang baik dari keluarga nya, membuat Intan memiliki kepribadian baik dan menyenangkan.

Sekolah pun selesai. Intan berjalan berdua dengan Rani.

" Tan, kita jalan yuk ke Mall. " Ajak Rani.

" Ga aaah... males . "

" Ayo laah... sekali sekali, belajar mulu bosen . "

" Diiih... bosen, kualat sama buku baru rasa lo ."

" Terserah deh,,, susah ngajak lo jalan . " Rani terlihat kesal.

" I'm sorry Rani bani sweety , lo kan tau sendiri, nyokap gw di rumah dagang sendirian, kasian ga ada yang bantuin kalau gw pergi . "

" Iya deh, iya, gw ngerti Tan tan . " Rani tersenyum, ada sedikit rasa kasihan pada Intan sahabatnya itu. Jarang sekali Dia bersenang senang seperti teman teman sebayanya. Di balik sifat cerianya tersimpan kesedihan yang hanya dia sendiri yang tahu.

Karena menurut Rani, Intan hanya berbagi keceriaan namun tidak pernah menunjukkan kesedihannya.

-

Intan telah sampai di rumahnya, Seperti biasa rumahnya selalu ramai oleh pelanggan warung nasi ibu nya.

" Eeh... Intan baru pulang neng . " sapa tetangga depan rumah nya.

" iya, bude . " Jawab intan ramah.

" Asalamualaikum . "

" Waalaikumsalam. "

" Tan, Coba tolong ambilkan lauk yang ada di meja dapur . " Ibu langsung menyuruh Intan, karena dia merasa kerepotan.

" Iya bu . "

Intan pun mengambilkan apa yang ibu perintahkan. Lalu ikut membantu ibu nya melayani pelanggan.

" Ganti dulu baju mu Tan. "

" Nanti saja bu, tanggung ini loh lagi ngelayanin. "

" Sudah biarin ibu saja, kamu capek baru pulang . "

" Cape apa sih bu, aku tuh pulang sekolah, bukan habis bangun rumah , jadi ga cape cape banget kok. " Jawab Intan sambil memasukkan beberapa bungkus nasi kedalam kantong plastik.

Bu ida hanya geleng-geleng saja mendengar jawaban putrinya.

Setelah di lihat warung sudah mulai sepi, Intan pun pamit masuk untuk membersihkan diri, karena sudah sore. Karna saat magrib tiba giliran Intan yang berjaga di warung, menggantikan ibunya yang juga akan membersihkan diri dan beribadah.

Intan memangku laptop di teras depan rumah nya mengerjakan PR sekolahnya, sembari menjaga warung nasi karena ibunya sedang beribadah.

" Neng, nasi nya dong 2 bungkus. " Salah satu pembeli saat datang.

" Iya Pak, duduk dulu . " Jawab Intan ramah, ia menaruh laptopnya di atas meja

Intan pun membungkus nasi dengan lauk yang sudah di tunjuk pelanggan tadi. Begitu seterus nya hingga beberapa pelanggan datang .

" Sudah Tan, kamu kerjakan saja PR nya, ibu sudah selesai . " ucap ibu yang baru saja keluar dari dalam rumah.

" Iya bu, aku di sini saja ngerjainnya, sambil nemenin ibu . " Intan pun langsung berkutat dengan laptop nya.

" Kamu itu pakai celana panjang sana, biar ga kedinginan, celana kok pendek begitu . " protes ibu Yang melihat intan pakai celana kolor pendek dan duduk bersila membuat celana semakin terangkat ke atas.

" Eeh... iya bu, maaf, intan segera membetulkan celana nya . "

" Udah perawan tuh pakai baju yang bener, pakai hijab sekalian kalau bisa . "

" He.. he.. he.. iya bu, nanti kalau aku sudah siap . "

" Siap apa ?. "

" Ya siap pake hijab lah bu . "

" Kamu itu... "

Kini ibu dan Intan sedang membereskan dagangan mereka, karena sudah waktunya istirahat dan sebagian lauk juga sudah habis.

" Kamu makan dulu sebelum tidur Tan. "

" Iya bu. " jawab Intan sembari mengelap meja.

Ada sebuah mobil yang masuk ke dalam pekarangan rumahnya. Intan dan ibunya sudah hafal betul siapa pemilik mobil itu.

Sekilas Intan teringat sesuatu yang terjadi saat dirinya akan berangkat sekolah tadi pagi.

Intan pun melirik sekilas belakang mobil, menajamkan penglihatannya, maklum saat malam tak terlalu terlihat untuk melihat sesuatu.

"Waduuh... jangan jangan kaca mobil itu retak terus mau minta ganti lagi , Mati gw, mobil semahal itu berapa harga kaca nya . " Intan bermonolog dalam hati.

Pelan -pelan Intan berjalan hendak masuk ke rumah nya, sambil menundukkan wajahnya, karena ia melihat dari ekor matanya seorang lelaki mendekat ke arah nya juga ibunya. Karena itu ia harus buru buru masuk.

" Asalamualaikum . "

" Waalaikumsalam. " Jawab ibu dan Intan namun hanya jawaban ibu yang terdengar karena Intan hanya menjawabnya dalam hati.

Intan langsung mengambil laptopnya di atas meja dan berjalan cepat, tanpa menengok ke belakang.

" Intan... " Tiba tiba ibu memanggil hingga langkah Intan terhenti, padahal 1 langkah lagi tubuhnya sudah menghilang di balik pintu.

" iiiya bu . " Jawab Intan namun tubuhnya belum bergerak kemana pun.

" Sini loh,, ada tamu , ga sopan langsung di tinggal pergi . " Panggil ibu lagi.

" Gimana ini . " Risau Intan.

" Nanti yah bu, Intan mules mau ke belakang . " jawab Intan sambil berlalu masuk dengan cepat.

" Kenapa sih pake ngobrol segala biasanya juga habis parkir langsung pergi, Tapi ngomong ngomong itu cowok namanya siapa yah, penasaran juga, cowok cool kaya kulkas . " gerutu Intan di dalam kamarnya.

" Tokk.. tokk.. tokk..., Intan . " Panggil ibu dari luar kamarnya.

"Ya bu. "

" Bikinkan kopi dulu, buat tamu di depan, ibu mau ke depan beli minyak sayur . "

" Tamu siapa bu ?. "

Tapi sudah tak ada jawaban lagi dari ibunya, mungkin karena ibunya sudah pergi.

" Tamu siapa sih, malem malem ganggu orang istirahat saja . " Intan berjalan ke arah dapur untuk membuatkan kopi. Setelah jadi Intan pun membawa kopi itu ke teras depan...

" Deg... " Intan terkejut karena rupanya tamu yang ibu maksud adalah pemilik mobil itu. Intan pikir orang itu sudah pulang.

Dengan perlahan Intan menaruh kopi di hadapan lelaki yang tengah sibuk dengan ponselnya. Intan berharap lelaki itu berubah jadi patung jadi tak perlu melihat dirinya.

Namun Intan lah yang justru memandangi lelaki itu dari samping dengan terpesona.

" Ehemm... " Suara berat lelaki itu membuat Intan terkejut dan malu... " hingga dengan cepat langsung berbalik arah hendak masuk.

" Tunggu . "

-

-

-

Tbc

ketahuan

" Iiiya,,, ada apa om ? . " jawab Intan dengan sedikit gugup.

" Duduk . "

" Laah.... perasaan ini rumah gue deh, kok dia yang nyuruh duduk . " Ucap Intan dalam hati. Namun Intan tetap menuruti perintah tamu nya.

Kini mereka duduk berhadapan. Tak ada satupun di antara mereka yang mengeluarkan kata -kata.

" Lumayan . " Ucap lelaki di hadapannya setelah menyesap teh buatan Intan dan menaruh lagi gelas itu di meja.

Hanya kata itu yang terucap, lalu hening kembali, lelaki itu kembali fokus dengan ponsel di tangan nya.

" Apa coba nih om om, nyuruh orang duduk tapi di anggurin aja , apa gue tinggal aja kali yah ?. " Intan menimbang nimbang dalam hati nya.

Saat intan hendak bangun dari duduk , ibunya datang dengan membawa beberapa katong belanja di tangan nya.

" Sini bu, aku bahwa masuk yah . " Intan merasa ini adalah kesempatan nya untuk masuk .

" Ga usah , biar ibu saja sekalian ibu mau cuci tangan dulu , Nak Rafa tunggu sebentar yah . "

Rafa hanya mengangguk dengan senyum ramahnya menjawab pertanyaan ibu Ida.

" Ooh,,, jadi nama nya Rafa . " batin Intan.

" Plakk,,,. " Intan memukul betisnya yang di gigit nyamuk. Dan itu membuat Lelaki di hadapannya sedikit terkejut.

" He.. he.. he... nyamuk om . " ucap Intan merasa tidak enak pada Rafa

Rafa hanya acuh dan sibuk kembali pada ponselnya.

" Iiiiss,, menyebalkan . "

"kamu bilang sesuatu ?. "

" Tidak om. "

" Nama saya Rafa . "

" Iiiya om Rafa . "

Rafa menatap Intan dengan sedikit tak senang.

" Aaada apa om . " Ucap Intan gugup karena di pandang dengan begitu tajam.

" Nama saya Rafa . " Rafa mengulang kembali ucapannya, sambil bersidekap dan bersandar pada sandaran kursi. Masih dengan tatapan tajam pada Intan.

" Iiya om, aku denger, makanya tadi aku manggil om Rafa . " Intan sedikit kesal, ia merasa lelaki di hadapannya ini tuli.

" Saya bukan om kamu . "

" Diiih... Tahu kali gue , emang semua yang gue panggil om, emang om gue yang sesungguhnya . " Batin Intan kesal.

" Panggil saya Rafa . "

" Ga boleh om, om itu lebih tua dari aku, jadi aku harus manggil dengan sopan . " Jawab Intan dengan sedikit ketus.

Saat Rafa akan berucap kembali bu ida sudah ikut duduk di sebelah Intan dan juga di hadapan Rafa.

"Bagaimana Intan, kamu mau kan ?. "

" Haah... mau apa bu ?. " Intan terlihat bingung, tiba tiba saja ibu nya langsung bertanya seperti itu.

" Looh, memangnya nak Rafa belom bilang . "

" Bilang apa coba, dari tadi cuma liatin ponselnya aja. " Gerutu Intan.

" Gini loh Intan , nak Rafa kan akan tinggal di sebelah rumah kita, dan dia tinggal sendiri jadi dia mau langganan makanan di sini . "

" Ya udah sih bu tinggal beli aja, kenapa bawa bawa aku segala . "

" Husss... kamu itu kalau orang tua ngomong jangan di potong dulu, ibu belum selesai . "

" Ok... ok... bu maaf . "

" Maksudnya nak Rafa itu mau minta tolong sama kamu, untuk mengantarkan sarapan pagi dan makan malam . "

" Sarapan di sini saja sih bu kalau pagi, dan lagi aku kan harus sekolah . " Intan masih tidak Terima.

" Ya sebelum berangkat sekolah dong tan nganterinnya. "

" Tapi bu . "

" Udah nanti ibu jelasin, yang penting kamu mau aja dulu . "

Intan hanya diam sembari melirik lelaki yang sejak tadi hanya diam memperhatikan mereka berdua, dengan wajah tanpa expresi.

" Ya sudah kalau begitu saya pamit yah bu, mulai besok pagi saya sudah mulai berlangganan . " Ucap Rafa bangkit dari duduknya, sekilas dia melirik ke arah Intan .

" Ooh iya nak Rafa. "

Dan Rafa pun pamit undur diri, ia masuk ke dalam mobilnya dan membawa mobil itu ke rumahnya, karena rumahnya sudah selesai di renovasi.

" Ibu apaan sih, main Terima gitu aja, siapa tau dia itu modus bu, orang kaya tuh ga susah kalau mau makan, tinggal pesan terus datang deh tuh makanan . "

" Keliatan nya orang nya baik loh tan, ga mungkin kalau hanya modus . "

" Ibu kan baru kenal jadi ga tau dia gimana orang nya . "

" Sama, kamu juga baru kenal udah berburuk sangka saja . "

" Iiih ibu . "

" Yang terpenting dia bisa bayar mahal untuk berlangganan, lumayan uangnya bisa di kumpulkan untuk biaya kuliah kamu nanti . "

Jika sudah begitu ucapan ibu nya Intan sudah tidak bisa berkata-kata lagi.

" Baik bu . " jawab Intan patuh.

" Ya sudah kamu istirahat sana. "

Intan pun masuk ke dalam kamar, dia memikirkan apa yang ibu nya ucapakan, toh memang tak ada salahnya. Justru itu akan menambah pemasukan untuk ibunya, jangan hanya karena dirinya tak menyukai tetangganya yang jutek itu hingga menolak rezeki. Itu sungguh egois menurutnya.

" Ok semangat Intan . " Intan memberi semangat pada dirinya sendiri, dan larut dalam pemikiran nya hingga tertidur.

Pagi hari pun tiba, seperti pagi pagi sebelum nya Intan membantu ibunya berkutat di dapur, setelah itu dia mandi dan memakai seragam putih abu abu miliknya.

" Tan, ini sudah ibu siapin makanan untuk Rafa, nanti tolong antar yah. "

" Iya bu . " jawab Intan dengan malas.

Intan membereskan semua perlengkapan sekolahnya. Menaruh tas nya di meja dan mengambil 1 kresek berisi kotak makanan untuk Rafa.

" Kalau bukan karena cuan, males deh begini, nemuin tetangga jutek, untung ganteng . "

Intan membuka pagar besi yang memang tidak di kunci. Masih ada mobil terparkir di teras nya

"Tokk... tokk.. tokk... , Asalamualaikum . " Intan mengetuk pintu Rafa.

Sudah 2 kali Intan mengetuk dan mengucapkan salam namun belum ada sahutan dari empunya rumah.

" Bisa telat ini gue . " Intan begitu kesal sudah lebih dari 10 menit belum juga pintu di hadapan nya itu bergerak.

" Tidur apa pingsan sih nih orang, jangan jangan dia tuli . "

" Siapa yang tuli ?. "

Terdengar suara berat yang sudah berada di balik pintu yang terbuka.

" eemm.. anu om,,, anu... " Intan terkejut karena tiba tiba saja Rafa sudah ada di depan pintu. Dan mungkin mendengar gerutuan nya.

" Taruh di meja . " Rafa terlihat mempersilahkan Intan untuk masuk.

" Aku langsung saja om, sudah siang mau sekolah . " Intan berkata sembari menyodorkan plastik yang berisi kotak makan di tangannya pada Rafa.

Rafa justru hanya menjawab dengan tunjukan tangan mengarah pada meja dapur minimalis yang terlihat jika membuka pintu.

" Huufff... " Mau tidak mau Intan mengikuti kemauan si empunya rumah.

" Ingat intan ini mengandung cuan . " ucap Intan dalam hati.

" Nih yah om sudah aku taruh . " Intan langsung berjalan ke arah luar, tanpa memperdulikan Rafa.

" Tunggu . "

" Apalagi om ?. " Kesal Intan sembari melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Waktu sudah menandakan sudah seharusnya ia berangkat 5 menit yang lalu, karena Intan menggunakan angkutan umum.

" Temani saya makan . "

" Om aku ini sudah telat yah, dari tadi aku udah ketok ketok pintu lama di buka nya, dan sekarang harus menemani om makan pula, memang nya om ga bisa apa makan sendiri, om pikir aku ini babysitter apa ? . " Entah keberanian dari mana Intan berani berkata seperti itu.

" Mungkin kamu harus bekerja sebagai baby sister agar bisa mengganti kaca mobil saya yang retak karena ulah kamu . " Rafa berkata dengan menatap lekat gadis kecil yang ada di hadapan nya ini.

" Degg... " Intan terkejut dengan apa yang di katakan Rafa.

" Tuh kan bener dia ingat soal batu itu, aaduuh... bagaimana ini . " Intan bingung sendiri jadi nya.

" Ta,, tapikan itu salah om sendiri !. " Intan berkilah.

"Salah saya kamu bilang?, jadi kamu mau bilang kalau saya yang membuat retak kaca mobil saya sendiri, begitu ? . "

" Tapi kan om yang membuat aku kaget , jadi aku reflek saja . "

" Jadi kamu tidak ingin bertanggung jawab begitu , Hemmm...?. " Rafa berjalan maju ke arah Intan.

" Om.. om.. mau apa om...?. " Intan mundur karena melihat Rafa berjalan ke arahnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

-

-

-

tbc

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!