NovelToon NovelToon

Pemberantas Sindikat Kekuatan Terlarang

Lahirnya Kekuatan Baru

Di suatu negara, kehidupan suatu kota dibedakan menjadi beberapa tingkatan. Setiap kota diberi nama sesuai dengan tingkatan kota tersebut. Meski begitu, tidak semua kota mempunyai nama. Ada beberapa kota yang tidak mempunyai nama. Hal ini disebabkan beberapa kota tersebut tidak memenuhi kriteria pendapatan rata-rata yang diharuskan.

Pada awalnya, setiap kota memiliki fasilitas yang sama. Namun, berbagai perubahan setiap kota terjadi karena pemimpin ataupun rakyat kota tersebut tidak menjalankan kewajibannya dengan baik. Walaupun lapangan kerja yang tersedia sangat banyak, lebih dari setengah dari seluruh warga kota yang memilih tidak bekerja.

Di suatu kota yang tidak bernama, terdapat sebuah keluarga yang bekerja sangat keras untuk memajukan kota tersebut. Meski begitu, pemimpin di kota tersebut sama sekali tidak mengapresiasi kerja keras mereka. Seiring berjalannya waktu, mereka memutuskan untuk berhenti bekerja beberapa waktu dan kemudian mulai memikirkan untuk mempunyai anak.

Setahun pun telah berlalu, sudah saatnya bagi istri keluarga tersebut untuk melahirkan. Keluarga harus tersebut menuju ke rumah khusus melahirkan yang berada di kota lain. Meskipun di setiap kota mempunyai rumah khusus melahirkan, namun hampir di seluruh kota tak bernama, tidak ada orang yang mengurusnya.

Keluarga tersebut pergi menuju kota yang bernama kota E5. Kota tersebut merupakan kota bernama yang terdekat dari lokasi mereka. Banyak masalah yang mereka hadapi untuk menuju kota E5, bahkan mereka hampir tidak bisa memasuki kota tersebut karena mempunyai identitas dengan kota tak bernama. Beruntungnya, mereka sempat menjelaskan bahwa mereka sedang dalam kondisi darurat untuk melahirkan.

Keluarga tersebut segera diantarkan menuju rumah khusus melahirkan. Saat mereka sampai, mereka segera menuju ruangan untuk melahirkan. Sesaat kemudian, telah lahir bayi laki-laki tanpa adanya suara menangis. Seluruh orang yang ada di ruangan tersebut terkejut.

“Hebat ya bu, anaknya tidak menangis. Biasanya setiap bayi yang lahir di sini selalu menangis” ucap salah satu asisten dokter.

“Wah bayi yang baru lahir biasanya menangis ya? anakku tidak seperti yang lain, pasti anakku ini akan menjadi anak yang hebat dan kuat” ucap ibu dari anak tersebut.

“Anak yang kuat harus diberi nama Leo” ucap bapak dari anak tersebut dengan bangga.

“Untuk pembuatan identitas, akan dilaksanakan saat anak ibu berusia 12 tahun. Untuk data-data yang akan kami simpan, silahkan isi data pada kertas ini” ucap salah satu pengurus sambil memberikan sebuah kertas.

Keluarga tersebut mengisi data-data pada kertas tersebut. Mereka setuju dengan menamai bayi yang baru lahir tersebut dengan nama Leo Aphros. Setelah mereka memberikan data-data pada petugas tersebut, mereka diharuskan tinggal di kota tersebut selama dua tahun. Masing-masing dari mereka mempunyai kewajiban yang berbeda. Ibu yang baru melahirkan harus menjalani istirahat total selama sebulan, kemudian merawat anaknya selama dua tahun. Sedangkan, bapak dari anak tersebut diharuskan bekerja sesuai dengan pekerjaan yang sudah dipilihkan secara khusus oleh pemerintah setempat.

Bapak dari Leo sangat beruntung karena ditempatkan kerja pada unit keamanan. Keamanan kota sudah sangat aman, sehingga pekerjaan yang ia peroleh tidak terlalu banyak.

Setelah setahun bekerja, terdapat inspeksi rutin dari kepemimpinan pusat. Inspeksi tersebut berjalan dengan lancar. Sesaat setelah itu, terlihat seseorang yang berpakaian sangat rapih menanyai beberapa pekerja. Orang tersebut melihat bapak dari Leo dan segera menghampirinya.

“Selamat siang pak” ucap bapak dari Leo.

“Selamat siang. Perkenalkan nama saya Leon. Boleh berbincang-bincang sebentar pak?” ucap Leon, sosok yang misterius.

“Oh boleh pak, perkenalkan nama saya Apra” jawab pak Apra.

“Sudah berapa lama pak bekerja di sini?” tanya Leon

“Saya baru bekerja di sini selama setahun, dan tahun depan saya akan pindah kembali ke kota asal saya, kota tak bernama, hehehe” jawab pak Apra

“Oh bapak bukan penduduk asli sini ya. Bapak ke kota ini karena kondisi darurat melahirkan ya pak?” tanya Leon

“Wah hebat bapak bisa tau, hehehe. Iya pak, istri saya baru saja melahirkan anak laki-laki. Anak saya hebat pak, saat lahir anak saya tidak menangis” jawab pak Apra dengan bangga.

“Wah hebat sekali pak. Untuk membesarkan anak yang hebat diperlukan banyak kebutuhan dengan kualitas terbaik pak. Bagaimana jika bapak pindah ke kota A3 untuk sementara waktu? Saya akan mengurus semua surat-surat dan izin yang diperlukan. Namun, bapak hanya bisa di sana sampai umur anak bapak berusia 11 tahun, bapak harus kembali ke kota asal bapak saat anak bapak hendak berusia 12 tahun” ucap Leon sambil tersenyum yang terlihat seperti senyum jahat.

“Boleh pak saya tinggal di tempat seperti itu? Itu kan kota yang dikhususkan untuk orang hebat dan pekerja keras” ucap pak Apra.

“Tenang saja, saya akan mempersiapkan seluruhnya. Bahkan, pekerjaan yang cocok untuk kamu akan saya siapkan. Hari ini pun kamu sudah bisa menuju ke sana” jawab Leon.

Pak Apra dan keluarganya segera bersiap-siap untuk pindah ke kota A3. Setelah beberapa saat, kendaraan yang sangat bagus terlihat dari kejauhan dan ingin mendatangi tempat tinggal sementara keluarga pak Apra. Setelah kendaraan itu berhenti, terlihat Leon keluar dari kendaraan itu.

“Pak Leon, kendaraan ini sangat bagus” ucap pak Apra yang terkagum.

“Ini kendaraan terbaru yang dikembangkan oleh salah satu perusahaan ternama yang ada di kota A3. Ini anak bapak? Sosoknya sangat rupawan” ucap Leon sambil tersenyum.

“Iya pak, ini anak kami. Namanya Leo” jawab pak Apra dengan gembira.

“Leo… Namanya seperti nama saya, hahaha. Oh iya, masuk aja pak. Nanti diantarkan oleh supir saya menuju lokasi. Saya masih ada urusan lain di kota ini” ucap Leon.

“Baiklah pak. Namun, bagaimana dengan barang-barang bawaan keluarga saya? Saya belum memesan jasa angkut barang pak. Saya akan segera memesannya” ucap pak Apra.

“Tidak perlu khawatir. Untuk barang-barang, saya sudah memesan jasa antar yang sangat terpercaya. Sudah terjamin kecepatannya dan keamanannya oleh pengurus kota S5” jawab Leon.

“Kota S5? Sangat hebat pak bisa mendapat kepercayaan kota S5. Untuk masuk kota E saja sangat sulit, apalagi untuk masuk ke kota A atau S ya pak, hehehe” ucap pak Apra.

“Tidak sesulit yang bapak pikirkan kok, semua bisa saja asal ada niat dan hal-hal lainnya. Lebih baik bapak berangkat sekarang, karena perjalanan menuju kota A3 membutuhkan waktu yang cukup lama. Sekitar lebih dari satu minggu” ucap Leon.

Mereka segera berangkat menuju kota A3. Sementara itu, Leon pergi menuju sebuah jalan yang kecil dan gelap. Jalan yang jauh dari keramaian, dan bahkan tidak ada orang di sekitar jalan itu. Leon melompat sebanyak tiga kali, kemudian menghempaskan kakinya ke tanah sebanyak sembilan kali. Setelah itu ia menunduk ke arah bawah, kemudian mengetuk tanah sebanyak tujuh kali dan kembali berdiri.

“Kekuatan baru telah terkonfirmasi lahir. Jenis kekuatan belum diketahui. Anak itu bernama Leo. Jika diprediksi, akan mungkin terjadi sebuah perubahan besar bagi peradaban yang sekarang” ucap Leon.

Tidak ada seorang pun di jalan itu. Seakan-akan Leon sedang berbicara sendiri. Tetapi, ada yang menjawabnya. Meskipun tidak ada sosok yang terlihat selain Leon.

“Kode diterima. Silahkan kembali melaksanakan tugas seperti biasa dan tunggu arahan selanjutnya yang diberikan pemimpin besar”

Leon pun segera kembali menuju kota A3 dan melaksanakan tugasnya sebagai pengawas pekerjaan di kota tersebut.

Identitas Pertama

Hari demi hari terus berjalan. Pak Apra dan keluarganya menjalani kehidupan seperti biasa. Pak Apra bekerja di unit pengamanan khusus yang direkomendasikan oleh Leon. Semakin seiring berjalannya waktu, Pak Apra merasa ada sesuatu yang aneh dengan Leon. Meski begitu, ia selalu mencoba untuk mengabaikannya.

Waktu berjalan dengan cepat. Sudah 10 tahun berlalu sejak mereka pindah ke kota A3. Saat ini Leo sudah berusia 11 tahun. Selama beberapa tahun ini, Leo sudah belajar berbagai hal tentang kepemimpinan dengan baik di sekolah maupun di rumah. Leon memberikan fasilitas pendidikan yang sangat baik kepada Leo. Bahkan, ia mengajarkan Leo secara langsung mengenai proses berjalannya kepemerintahan.

Leon berniat untuk menjadikan Leo sebagai pemimpin kota tanpa nama yang menjadi tempat keluarganya berasal, atau bahkan lebih dari itu. Sejak awal, Leon sudah mengetahui bahwa Leo sebenarnya mempunyai kekuatan super. Namun, Leon tidak mengetahui jenis kekuatan seperti apa yang dipunyai oleh Leo.

Leo tidak pernah menggunakan kekuatan supernya, atau bahkan mungkin Leo tidak mengetahui bahwa ia mempunyai kekuatan super. Semakin sulit bagi Leon untuk menebak, karena tidak ada satu pun petunjuk mengenai hal itu. Leo menjalani kehidupannya seperti anak kecil biasa.

Waktu yang tersisa hanya 14 hari sebelum Leo berusia 12 tahun. Leo dan keluarga harus segera kembali ke kota asalnya kota tanpa nama. Perjalanan menuju kota tanpa nama membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Leo segera berpamitan kepada teman-temannya dan membantu mempersiapkan barang-barang.

Leo merasakan bahwa empat hari untuk berpamitan itu waktu yang sangat sebentar. Padahal, biasanya ia merasa jika empat hari merupakan waktu yang lama, terutama pada saat di sekolah. Hari ini Leo dan keluarganya akan pulang menuju kota asalnya. Sepanjang di perjalanan, Leo bertanya berbagai hal kepada ayahnya.

“Ayah, bagaimana keadaan kota asal kita saat ini? Apa ayah mendapatkan informasi mengenai kota asal kita?” tanya Leo.

“Dulu sebelum kita pindah ke sini, kota asal kita tidak mempunyai nama. Bahkan, ayah mendengar kabar bahwa kota asal kita masih belum mempunyai nama. Ayah pikir kepemimpinan di sana masih belum berubah” jawab pak Apra.

“Bagaimana jika aku yang akan mengubahnya?” tanya Leo.

“Mengubahnya? Bagaimana caranya? Apa yang akan lakukan?” ucap pak Apra.

“Aku akan menjadi pemimpin di kota itu” jawab Leo.

“Kamu ingin menjadi pemimpin? Memangnya kamu tau bagaimana caranya untuk menjadi pemimpin?” tanya pak Apra.

“Setelah mendapatkan identitas, aku hanya perlu mengikuti ujian untuk masuk ke sekolah khusus pemimpin. Setelah lulus dari sekolah itu, aku hanya perlu mengikuti seleksi calon kandidat pemimpin baru” jawab Leo.

“Baiklah jika itu yang kamu inginkan. Orang tua pasti akan mendukung anaknya, kan? Hehehe” jawab pak Apra dengan tersenyum bahagia.

Mereka pun tiba di kota asal mereka, kota tak bernama. Setelah melalui tempat pemeriksaan identitas, mereka segera pulang menuju rumah yang sudah lama mereka tinggalkan. Mereka terlihat sangat lelah. Sesampainya di rumah, mereka segera beristirahat dan bahkan tertidur lelap hingga esok hari.

Leo terbangun lebih cepat dibandingkan yang lainnya. Leo segera pergi untuk melihat-lihat keadaan di kota. Sepanjang jalan di dekat rumahnya terlihat sangat sepi. Leo terus berjalan dan tanpa ia sadari, ia sudah mendekati pusat kota. Jalan yang dilihatnya mulai terlihat ramai. Leo tidak menyadari bahwa itu merupakan pusat kota, tempat yang cukup jauh dari rumahnya.

Berbagai toko terlihat dari kejauhan. Leo ingin mengunjungi beberapa dari toko tersebut. Meski begitu, ia tidak bisa memasuki toko tersebut. Setiap orang yang ingin memasuki toko atau melakukan suatu transaksi harus mempunyai identitas, sedangkan Leo belum membuat identitas untuk dirinya. Dan juga Leo belum mempunyai uang untuk melakukan suatu transaksi seperti berbelanja atau yang lainnya.

Leo segera pulang ke rumahnya. Ketika sampai di rumah, keluarganya menyuruhnya untuk bersiap-siap dan berpakaian rapih untuk pergi menuju tempat pembuatan identitas. Leo segera bersiap-siap. Mereka pun berangkat menuju tempat pembuatan identitas.

Saat berada di perjalanan, Leo berbincang-bincang dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada ayahnya.

“Ayah, tadi aku sudah sempat mengelilingi kota. Dan saat aku ingin memasuki sebuah toko, terdapat larangan dan tertulis bahwa aku harus memiliki identitas dahulu. Apakah tempat pembuatan identitas masih jauh, yah? Aku sudah tidak sabar” ucap Leo.

“Sebentar lagi akan sampai. Saat sampai di sana, kamu mungkin akan ditanyakan beberapa pertanyaan. Jawab saja dengan santai, seperti obrolan biasa” jawab pak Apra.

“Baiklah, ayah. Aku akan menjawabnya sesuai dengan kemampuanku. Pak Leon juga sudah mengajariku cara berhadapan dengan berbagai pengurus pemerintahan” ucap Leo.

Waktu pun berlalu dengan cepat. Mereka sudah sampai di tempat pembuatan identitas. Leo segera mengambil nomor antrian. Leo mendapatkan nomor antrian ke-5. Orang tua Leo dan Leo duduk berjauhan. Leo duduk di dekat orang lain yang mendapatkan nomor antrian. Leo telah berbicara pada orang dengan nomor antrian ke-1 hingga ke-6. Tidak ada hal aneh dalam percakapan mereka. Namun, Leo merasa ada hal aneh. Salah satu dari mereka menyebutkan kata “kekuatan”. Leo berpikir bahwa yang ia maksud adalah kekuatan biasa seperti otot, bukan sesuatu seperti kekuatan super.

Tak lama setelah itu, nomor antrian Leo telah dipanggil. Leo segera pergi menuju area pembuatan. Setiap dua orang dipanggil secara bersamaan. Leo dipanggil bersama antrian nomor ke-6. Leo mengisi data-data dan menjawab beberapa pertanyaan dari pengurus tersebut. Orang dengan antrian nomor ke-6 selesai lebih cepat dua menit dibandingkan dengan Leo. Saat Leo keluar dari area pengisian, ia tidak melihat orang dengan nomor antrian ke-6 tersebut. Seakan-akan orang tersebut menghilang.

Leo terlihat sangat penasaran. Leo segera berlari menuju area luar dan mencari orang tersebut. Namun, ia tidak bisa menemukannya. Seketika itu ia teringat tentang percakapan yang tadi dibicarakan, mengenai suatu kekuatan. Leo berpikir bahwa orang tersebut mempunyai suatu kekuatan, yaitu berlari dengan cepat. Namun, ia tidak terlalu memperhatikan hal itu. Leo segera kembali menuju keluarganya.

Leo dan keluarganya akan pulang ke rumah. Ketika mereka ingin menuju kendaraan mereka, tiba-tiba mereka mendengar sebuah teriakan.

“Leo!” teriak seseorang dari kejauhan.

Setelah beberapa waktu, terlihat Leon berjalan menghampiri Leo.

“Kamu sudah mendapatkan identitas?” tanya Leon.

“Sudah, aku baru saja mendapatkannya. Apa yang kamu lakukan di sini pak Leon?” ucap Leo.

“Oh baguslah jika begitu. Aku di sini hanya untuk melakukan beberapa tugas” jawab Leon.

“Pak Leon juga bertugas di tempat seperti ini? Di kota tanpa nama? Padahal, pak Leon merupakan orang yang hebat. Aku tidak mengira jika pak Leon bisa ditempatkan di tempat seperti ini” ucap Leo.

“Hahaha, bekerja itu tidak perlu mementingkan dimana ditempatkannya. Hal yang terpenting adalah menikmatinya. Sudah saatnya aku melanjutkan pekerjaanku, sampai bertemu kembali di lain waktu. Semoga kamu bisa lolos ujian ya!” ucap Leon dengan tersenyum kecil.

Leon segera pergi meninggalkan Leo dan keluarganya. Leon hanya sempat berbicara dengan Leo, dan ia tidak berbicara kepada pak Apra. Pak Apra hanya bisa tersenyum dan berpikir bahwa Leon memang sangat sibuk. Tak lama kemudian mereka pulang menuju rumah. Saat di perjalanan, Leo tiba-tiba berpikir mengapa Leon bisa mengetahui bahwa ia berniat untuk mengikuti ujian. Leo bahkan tidak pernah memberitahunya.

Teka-teki Ujian Pertama

Beberapa hari telah berlalu. Sudah saatnya Leo mengikuti ujian untuk masuk ke sekolah khusus pemimpin. Leo segera bersiap-siap untuk menuju lokasi ujian. Sebenarnya, dua hari sebelum ujian dilaksanakan, Leo sudah mencari informasi mengenai lokasi ujian. Leo menuju ke sekolah tersebut untuk melihat keadaan lokasinya. Namun, Leo tidak melihat adanya satu orang pun di sekolah tersebut. Bahkan, tidak ada tanda-tanda akan dilaksanakannya ujian.

Leo mulai berpikir jika memang tidak ada orang yang ingin menjadi pemimpin, mengingat bahwa kota tempat ia tinggal merupakan kota tanpa nama.

“Apa memang tidak ada yang berniat untuk menjadi pemimpin di kota ini?” pikir Leo.

Ketika hari dilaksanakan ujian, Leo tetap menuju ke sekolah. Leo menuju ke sekolah karena sehari sebelum dilaksanakannya ujian, ia melihat iklan di televisi bahwa akan dilaksanakan ujian yang berlokasi di sekolah. Saat sampai di sekolah, Leo hanya melihat beberapa orang saja. Leo menghampiri seseorang yang telah berada di halaman sekolah.

“Permisi, apakah kamu juga mengikuti ujian kepemimpinan ini? Atau kamu salah satu pengurus kegiatan ini? Saya ingin bertanya, bagaimana cara melakukan pendaftaran untuk ujian ini? Mengingat bahwa informasi yang diberikan hanya tersebut jika ingin mendaftar maka harus melakukan pendaftaran tepat pada hari dilaksanakannya ujian” tanya Leo kepada orang tersebut.

Orang tersebut menatap Leo selama beberapa detik. Setelah itu, orang tersebut meninggalkan Leo tanpa menjawab sedikit pun pertanyaan Leo. Leo merasa kebingungan. Leo melihat keadaan disekitarnya. Leo tersadar jika dirinya memiliki tubuh yang sangat kecil jika dibandingkan dengan yang lainnya. Padahal, saat berada di kota A3, Leon termasuk laki-laki dengan ukuran badan yang berada di tingkat rata-rata kota tersebut. Selain itu, ia juga sudah mengkonsumsi susu dan protein lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dirinya. Tak lama kemudian, Leo menghampiri orang lain yang berada di tempat tersebut dan menanyakan hal yang sama. Namun, tidak ada seorang pun yang menjawabnya. Leo berpikir bahwa badannya yang kecil merupakan alasan orang-orang di tempat tersebut tidak ingin berbicara dengannya.

Setelah beberapa lama, Leo yang sangat kesal memutuskan untuk tidak bertanya lagi kepada orang di tempat tersebut. Leo memberanikan diri untuk menelusuri lingkungan kelas yang ada. Beberapa menit kemudian, Leo menemukan tumpukkan lembaran kertas dan sebuah alat tulis yang berada di atas salah satu meja dalam sebuah ruangan.

Leo segera memeriksa kertas tersebut. Leo sangat terkejut. Kertas yang ia temui merupakan kertas yang berisi aturan pendaftaran dan terdapat sebuah petunjuk untuk menemukan lokasi ujian. Setelah melihat isi peraturan tersebut, rasa kebingungan yang dialami Leo menghilang. Bukan ukuran badanlah yang membuat tidak ada seorang pun yang berbicara dengannya, melainkan aturan yang ada di dalam kertas tersebut.

Dalam kertas tersebut tertulis bahwa ujian yang pertama sudah dimulai jika peserta memegang kertas ini, setiap orang yang memegang kertas ini merupakan peserta dan jika ada aturan yang dilanggar,maka secara otomatis akan langsung didiskualifikasi. Aturan yang ada diantaranya dilarang berbicara kepada orang lain, dilarang melakukan kekerasan, dilarang menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan ujian, dan dilarang menyebarkan informasi apapun mengenai ujian ini pada saat ujian sudah selesai. Jika ada peserta yang menyebarkan informasi, maka identitas peserta tersebut akan dibekukan selama tiga tahun.

Hanya aturan dan informasi tersebut yang berada di halaman depan kertas. Pada bagian belakang kertas, hanya terdapat sebuah kalimat yang tertulis “Tempat tertinggi di halaman sekolah”. Leo berpikir jika kalimat itu merupakan sebuah teka-teki. Leo segera menuju halaman sekolah.

Saat berada di halaman sekolah, Leo melihat beberapa macam tempat yang tinggi. Terdapat sebuah pohon di bagian kiri halaman, sebagian rumput yang tebal di bagian kiri dan kanan halaman, bangunan keamanan di dekat pintu masuk sekolah, sebuah tempat duduk di dekat bangunan keamanan dan sebuah tiang dengan kekuatan penghalang petir yang dibatasi pengamanan berada jauh di sebelah kiri pohon. Leo melihat tiang tersebut merupakan tempat tertinggi yang bisa diraihnya. Selain itu, Leo melihat terdapat sebuah kertas di atas tiang tersebut.

Beberapa saat sebelum Leo menuju tiang tersebut, Leo ingin mengunjungi beberapa tempat lain. Leo melihat keadaan di dekat tempat duduk, terlihat pula sebuah tumpukkan kertas yang berada di atas kursi tersebut. Kemudian Leo melihat pohon dari kejauhan, ia melihat sebuah kertas juga berada di atas pohon tersebut. Karena dirinya sangat penasaran, Leo memutuskan untuk berkunjung ke bangunan keamanan. Saat sampai di tempat tersebut, ia melihat ada tumpukkan kertas yang berada di atap bangunan tersebut. Leo pun merasa bingung karena di setiap tempat yang ia lihat terdapat sebuah kertas walaupun dengan warna yang berbeda. Kertas pada ujian pertama yang ia dapatkan berwarna putih, namun tidak ada satu pun kertas lainnya yang ia lihat berwarna putih. Leo kemudian berpikir jika warna bukan merupakan petunjuk untuk mendapatkan jawaban.

Leo mengingat jika ujian dimulai ketika memegang kertas, karena itu dia berpikir jika dia bisa melihat kertas yang lain tanpa memegangnya. Leo kemudian kembali ke tempat-tempat kertas itu berada. Terdapat tulisan “Anda gagal” pada kertas yang berada di tempat duduk. Kemudian, Leo memanjat bangunan keamanan. Terlihat tulisan “Silahkan turun kembali dan coba lagi lain kali” pada kertas di bangunan keamanan.

Leo ingin melihat kertas pada tempat yang tersisa. Namun, ia tidak bisa melihat kertas yang berada di pohon dan tiang. Leo pun mulai memikirkan ide. Leo berpikir jika ia mempunyai alat penglihatan jarak jauh, maka ia bisa melihatnya. Leo segera mencari ruang pengamatan yang berada di sekolah tersebut. Tidak ada aturan yang tidak memperbolehkannya untuk memakai barang milik sekolah.

Tak lama kemudian, Leo berhasil menemukan sebuah teropong. Dengan melalui alat penglihatan jarak jauh tersebut, Leo dapat melihat tulisan yang ada pada kertas yang berada di atas pohon dan tiang. Pada kertas yang berada di atas pohon tertulis “Jangan pernah kembali ke tempat ini” dengan tinta berwarna merah. Sedangkan, pada tulisan di atas tiang yang terlihat hanya “Selamat, kam”. Lanjutan kalimat tersebut tidak terlihat karena angin yang sangat kencang.

Leo ingin segera mengambil kertas tersebut. Namun, ia teringat perkataan Leon bahwa ujian khusus sekolah pemimpin sangatlah sulit. Sedangkan, ia merasa jika tiang merupakan tempat yang mudah terlihat dan terpikirkan. Leo merasa penasaran dan kemudian ia melihat tulisan pada kertas tersebut lagi. Terlihat yang tertulis “Selamat, kamu berhasil membuang waktu. Silahkan pulang melalui jalan arah kiri” merupakan tulisan yang lengkap pada kertas tersebut.

Leo terpikirkan sesuatu.

“Mengapa harus melalui jalan arah kiri saat pulang?“ pikir Leo.

Leo segera melihat ke luar sekolah tersebut. Tidak ada hal aneh di jalan sebelah kanan. Leo pun menghiraukan jalan tersebut dan kembali untuk fokus pada ujian pertama. Leo berpikir jika itu merupakan sesuatu yang berhubungan dengan ujian kedua.

Setelah beberapa lama ia memikirkan tentang ujian pertama, Leo sangat terlihat kebingungan. Tidak ada tempat tinggi lainnya yang bisa diraihnya. Leo pun sangat kelelahan. Siang hari yang sangat panas menambah rasa lelah pada Leo. Leo segera menuju tempat duduk untuk beristirahat. Beruntungnya, ia membawa beberapa persediaan air minum di dalam tasnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!