Pengenalan
Bagaikan boneka yang selalu di perintahkan oleh orang tuannya, harapan ku menikah dengan pria yang aku cintai telah pupus impian hanya tinggal impian.
Namaku. Tania Putri Sapto usia ku 24 tahun lulus wisuda angkatan 2021 akademik perkantoran, aku anak tunggal dari pasangan Sapto dan Erni, aku lahir di kota Jakarta, setelah lulus wisuda aku berniat untuk bekerja di perusahaan lain, tapi ayah melarang aku dengan alasan aku harus menikah dengan anak rekan bisnisnya. Aku tidak bisa menolak permintaan ayah ku.
Aku tidak pernah bermimpi kalau pacarku yang aku perjuangkan selama ini, dia memilih menikah dengan wanita pilihan orang nya. Saat itu hatiku hancur dan mengharuskan ku menikah dengan pilihan orang tua ku.
"Bapak dan ibu hanya ingin yang terbaik untuk kamu dan kita semua, menikah dengan orang yang jelas dan sebanding bebet bobot nya, Gandi itu tidak ada masa depannya!." ujar Sapto ayah Tania
"Tapi Tania mencintainya yah, bukan kah masa depan bisa Tania bangun bersama, ayah bisa memperkerjakan Gandi di perusahaan ayah." Tutur Tania yang membela Gandi sang kekasih yang telah 3 tahun menjalani hubungannya.
"Benar apa yang di katakan Putri kita yah, biar kan Tania memilih hidupnya dengan siapa dia harus berumah menikah." Saut Erni yang sedari tadi menyimak obrolan antara ayah dan anak
Ancaman dari sosok Tomi salah satu menaruh saham besar di perusahaannya jika tidak menikah kan Putri cantik satu-satunya itu dengan putra pewaris tunggal Rendra Wiratama. Otomatis saham milik perusahaan Wiratama akan mencabut seluruh saham dari perusahaan keluarga Tania.
Sapto pria paruh baya berusia 50 tahun seorang pengusaha dari perusahaan milik keluarganya dan menikah dengan Erni selama pernikahan nya tidak pernah ada pertengkaran meskipun pernikahan hasil dari perjodohan.
Erni ayang Wijoyo 45 tahun seorang Putri dari garis keturunan Keraton di usianya yang 45 tahun tak mengubah wajah cantiknya dan tutur katanya yang halus semua orang terkesima dengan lemah lembut nya.
"Sudah toh pak biarkan Tania memilih pasangan nya, sendiri," kata Erni.
"Tidak bisa bun, Tania harus menikah dengan Rendra, kalau tidak perusahaan ayah akan hancur yang sudah kita bangun dari kecil, hanya putri kita yang bisa menyelamatkan perusahaan kita" ungkap Parto
Sapto memilih pergi tanpa mendengarkan masukan dari sang istri, Erni pun merasa bingung dengan sikap suami nya.
"Kamu tenang ya sayang biar nanti bunda yang akan bicara dengan ayah mu"
"Bun, tolong bantu Tania ya, Tania tidak mau menikah dengan pria yang tidak Tania cintai" rengek menangis.
"Iya sayang bunda mengerti, akan coba bicara dengan ayahmu" ujar Erni
Di tempat lain Tomi pun membujuk putranya agar mau menikah dengan putri rekan bisnisnya
"Dad aku baru saja tiba dari Jerman, Dady minta aku kembali ke Indonesia hanya untuk aku menikah dengan gadis lain, bagaimana dengan kekasihku Dad!?," protes Rendra.
"Dady tidak suka di bantah, Tania gadis yang baik dan juga cantik, dia juga pernah menjadi idola kampus milik Dady, kalau kamu menolak semua usaha Dady sia-sia selama ini!" Ujar Tomi sang pebisnis sukses
Awal mula Tomi melihat Tania saat menjadi duta sosial budaya masyarakat perwakilan dari kampus ternama di Jakarta, Tomi sangat tertarik untuk menjodohkan dengan putra tunggal nya yang masih studi di Jerman, dengan usaha nya mendekati Sapto Kuncoro araksa Tomi berhasil membuat perusahaan yang hampir gulung tikar itu kembali bangkit dan Tomi datang menyelamatkan perusahaan Sapto menawarkan saham sejumlah yang sangat besar dengan syarat menikah kan putrinya dengan putranya. Dan itu di setujui oleh Sapto.
Rendra Wiratama 30 tahun dia memiliki wajah tampan nyaris sempurna sebagi seorang pria semua gadis terpesona oleh ketampanan seorang Rendra, tapi Rendra memiliki sifat yang tak pernah bisa jauh dari keliling gadis-gadis cantik, biar pun hatinya sulit di taklukkan oleh Gadis mana pun berjalan nya waktu Cinta itu tumbuh pada gadis yang telah menjadi istrinya.
"Rendra mau kemana kamu?," tanya Tomi melihat Rendra meraih kunci mobilnya
"Rendra pusing Dad di rumah, Rendra pergi dulu" Kata Rendra meraih tangan Tomi menyalami
Assalamu'alaikum
"Wassalamu'alaikum,, pulang jangan malam-malam nanti malam ada makan malam dengan keluarga pak Sapto." Saut Tomi
"Iya...," jawab Rendra singkat
Andai saja Mami kamu masih ada mungkin Mami kamu akan bahagia melihat putra kesayangannya akan menikah dengan gadis yang sudah ku pilihkan. Gerutu Tomi
Tomi mengambil beda pipih di kamarnya kemudian menghubungi Sapto Kuncoro Araksa, untuk memastikan kalau malam ini akan mengundang makan malam di restoran mewah miliknya.
"Halo selamat malam, Pak Sapto bagaimana kabar hari ini?," Tanya untuk memulai percakapan antar calon besan.
"Alhamdulillah sangat baik pak Tomi, bagaimana? ada apa ini tumben sekali menghubungi saya," kata Sapto
Tomi dan Sapto terbilang cukup dekat seorang Tomi jarang sekali untuk dekat dengan siapapun Tomi pribadi yang dingin dan tertutup sejak di tinggal oleh istrinya setelah lama berbicara di telepon Tomi dengan tidak egan lagi menanyakan Tania.
"Apa Tania ada di rumah pak Sapto?"
"Ada biar ku panggil kan dia pak" Ujar Sapto dia semangat untuk memanggil Tania
"Mbok tolong panggil Tania di kamarnya, bilang di panggil ayah" perintah Sapto
"Baik tuan," jawab Bibi
Bibi pun menaiki anak tangga menuju kamar Tania di sana terdengar Tania sedang bicara dengan seseorang bIbi pikir ada orang di kamar Tania bibi pun sengaja menempel kan telinga nya untuk menajamkan pendengarannya.
Tiba-tiba Tania membuat pintunya, Sontak Bibi pun terjengkang ke dalam kamar Tania.
Brgh!
"A..u!, aduh....!, Non Tania." meringis bibi kesakitan
Hahahaha..Tania tertawa lebar
"Bibi! lagian ngapain disitu?" tanya Tania
"Bibi di suruh tuan panggil Non" jawab bibi sambil memegangi pinggang nya.
"Ada apa Bi?." tanya lagi Tania penasaran
"Itu Non, sepertinya ada telpon, tapi bibi tidak tahu dari siapa, Non cepat temui tuan" kata Bibi
Tania menuruni anak tangga menuju ruang keluarga di sana ayah nya dengan duduk sambil bicara di telepon.
"Sini nak ada yang ingin bicara dengan mu" kata Sapto
Sapto pun memberikan ponsel nya pada tania
"Halo...," jawab Tania.
"Halo Tania, masih ingat sama Om Tomi kita pernah bertemu sebelumnya di kampus xx saat peresmian duta sosial budaya masyarakat, Om yang mengalungkan bunga dan memberikan penghargaan untuk tiga perwakilan kampus xx tersebut, apa kamu masih ingat sayang?" tanya Tomi mendekatkan diri kepada calon menantunya.
"Iya Om Tania masih ingat, bagaimana kabar Om sehat kan?"
"Iya Om sangat sehat, bagaimana kalau nanti malam Om undang kamu dan ayah kamu juga Bunda kamu kita makan malam?,"
Cara Tomi mendekati Tania begitu halus. Tomi pun tidak ingin ada unsur keterpaksaan dari Tania.
"Tania ikut saja saja Om." jawab nya Tania
"Baik kalau begitu Om atur waktunya nanti Om kabarin lagi ya Tania, terimakasih atas waktunya," ujar Tomi
"Sama-sama Om" ucap Tania
kemudian Tania memberikan ponsel nya pada ayah nya.
"Yah, ayah kenal dengan Om Tomi?" Tanya Tania penasaran
Dan Sapto menjelaskan sedetail mungkin pada putrinya siapa Tomi sebenarnya.
Disini Tania mulai ingin cari tahu, ada hubungan apa Ayah nya dengan pak Tomi setahu Tania Tomi orang yang sulit untuk di temui, bahakan Tomi orang paling super- super sibuk.
"Ayah ingin kamu ikut makan malam nanti malam," Ujar Sapto
Erni sambil menyediakan kopi menggeleng-geleng kepalanya lihat Sapto yang antusias sekali menjodohkan putrinya.
...----------------...
First untuk karya yang sekian kalinya. Mohon dukungan nya ya All terimakasih
AWAL PERTEMUAN
Sapto pukul 7, malam sudah siap untuk pergi makan malam bersama keluarga Tomi, suara ketukan pintu pun terdengar di telinga Tania Putri Sapto saat Tania sedang mengenakan pakaian seketika menengok ke arah pintu lalu melangkah membuka pintu kamar.
Cklek!
"Mbok, Ada apa?." tanya Tania begitu melihat Mbok berdiri di depan pintu
"Non sudah di tunggu tuan di bawah," kata Mbok
"Sebentar lagi Mbok bilang sama ayah." pinta Tania menyampaikan pada ayahnya
Sebenarnya sih aku nggak malas, tapi kalau tidak ikut ayah pasti marah.
Dret....Dret..., ponsel memilik Tania berdering berulang kali.
"Gandi?, halo" jawab Tania
"Halo sayang bisa kita ketemu malam ini? penting ada yang ingin aku bicarakan sama kamu." Ujar Gandi dari saluran telponnya.
Bagiamana ya?, kalau aku menemui Gandi ayah pasti marah besar" Gumam Tania
"Halo sayang...," panggil Gandi
"I-ya halo, maaf sayang sepertinya malam ini tidak bisa, aku harus pergi sama ayah, bagaimana kalau besok siang?" kata Tania
Ia berharap Tania akan menemuinya kemungkinan besar malam ini adalah malam terakhir bertemu dengan sang kekasih, sebab Gandi sendiri harus menikah dengan gadis yang di pilihkan orang tuanya, Hutang orang tua Gandi yang sangat besar dan mengharuskan Gandi menikah dengan anak dari yang bersangkutan dengan orang tuanya.
Tut....Tut....Tut....,, sambungan telpon terputus
Aku tidak mungkin menemui kamu Gandi, aku sudah menyetujui ajakan ayah di sisi lain aku ingin menemui mu. Batin Tania.
"Tania...., cepat Nak nanti terlambat" panggil Sapto
"Iya yah" Saut Tania sambil melangkah merapihkan rambutnya.
Semua sudah siap Sapto, Erni dan Tania masuk ke dalam mobil. Tania duduk di depan berdampingan dengan pak supir, mobil pun melesat jauh dari kediaman menuju restoran yang sudah di boking oleh Tomi.
*****
Di rumah mewah keluarga Tomi mereka bersiap-siap untuk pergi makan malam dengan keluarga Sapto ya itu orang tua Tania.
"Dad aku tidak usah ikut ya?, aku ada pertemuan dengan teman-teman." ujar Rendra
"Apa teman kamu lebih penting dari ini?, malam sepenting ini untuk masa depan kamu, Dady hanya ingin yang terbaik untuk kamu, kalau kamu menolak sama saja kamu mencoreng nama baik Dady," Ucap Tomi menatap tajam putranya.
"Oke...!, aku akan ikut tapi sekali ini saja, selebihnya Dady urus semua." Jawab Rendra.
Dengan malas-malas'an Rendra pun mengikuti langkah Dady nya menuju garasi mobil, setelah Tomi sang Dady sudah duduk di jok depan berdampingan dengan putranya Rendra pun menginjak gas mobilnya melaju dengan cepat membelah kota Jakarta, jalanan pun padat merayap.
Nyatanya keluarga Sapto tiba lebih dulu dari keluarga Tomi Wiratama.
"Selamat datang di restoran Dre Wiratama" si pelayan menyambut kedatangan keluarga Sapto.
"Selamat malam kami undangan bapak Tomi Wiratama." jawab Sapto
Restorannya sepi padahal ini malam Minggu. batin Tania.
"Mari pak ikuti kami." kata si pelayan.
"Terimakasih" Jawab keluarga Sapto serempak
Lalu mengikuti langkah pelayan menuju meja yang sudah di siap oleh seluruh pegawai Restoran, nampak meja yang sudah tertata rapi dengan berbagai macam menu makanan terfavorit di restoran itu.
Sapto dan keluarga udah menunggu sekitar 30 menit, beberapa menit kemudian yang di tunggu pun datang Tomi dan Rendra berjalan beriringan.
"Assalamu'alaikum pak Sapto maaf sudah lama menunggu, biasa lah Jakarta selalu macat" Ujar Tomi.
"Waalaikumsalam, tidak apa-apa pak, kita juga belum lama tiba, iya kan Bun, Tania?," Kata Sapto.
"Iya betul pak Tomi, kami baru saja tiba." Saut Erni.
Acara makan malam berlangsung di ujung lamaran atara putra putrinya. Dan Sapto menyetujui putrinya di lamar oleh keluarga Tomi Wiratama. Tania sontak dibuatnya apalagi tentang mendadak di acara makan malam di barengi lamaran.
Uhuk.
"Tania pelan-pelan minumnya" kata Erni walaupun Erni tahu kalau Tania kaget dengan semua ini.
Acara makan malam pun selesai dan keluarga Sapto pamit undur diri, dan saling bersalaman.
"Tania pulang dulu ya Om, terimakasih atas undangan makan malamnya." Tania menyalami tangan Tomi.
"Mulai sekarang tania jangan panggil Om lagi panggil Dady, sebentar lagi kan kamu akan menjadi menantu Dady otomatis kamu juga anak Dady." Ujar Tomi
"Iya Om..Eh Dady Tania pamit, Mas Rendra" Tania mengulurkan tangannya
"Hemm." hanya itu yang di lontarkan dari bibir Rendra.
Tania menarik kembali tangannya. Dan berlalu pergi, sementara Rendra Sibuk dengan ponselnya
"Dady tidak suka ya cara kamu memperlakukan Tania tadi, kamu itu bukan lagi remaja yang suka hura-hura dengan gadis-gadis di luaran sana!." Marah Tomi.
"Yang suka dengan Tania kan Dady bukan aku, dimana cantiknya gadis seperti dia, wajahnya seperti gadis bodoh yang tidak bisa cara menyesuaikan pakaian," Protes Rendra
Disini Tania pun sudah mencoba menolak perjodohan itu, namun di tolak dan tidak boleh protes olah ayahnya.
Dalam perjalanan Tania mengungkap kan permintaan pada ayahnya.
"Tapi ijinkan Tania untuk bertemu dengan Gandi untuk yang terakhir." pinta Tania pada ayahnya
"Ingat ini terakhir kamu menemui pria itu." kata Sapto
"Iya yah Tania janji." ujar Tania
Di ujung kompleks Tania turun dari mobil menemui Gandi sang pria pujaannya, tapi semua itu sia-sia Gandi sudah pergi dan hanya menitipkan secarik kertas untuk Tania yang di titipkan oleh tetangga sebelah rumah nya.
"Non Tania cari mas gandi ya?," kata ibu tetangga sebelah.
"Iya Bu, tapi kontrak nya sepertinya kosong tidak ada orang." jawab Tania sambil menghampiri ibu yang titipkan surat untuk Tania
"Ini Non, ada titipan dari Gandi untuk Non Tania, maaf ya Non ibu tinggal dulu anak ibu lagi rewel," kata si ibu.
"Iya Bu, terimakasih"
Tania pun menangis sepanjang jalan membaca pesan itu dan yang paling menyakitkan saat terakhir Gandi mengundang Tania di acara pernikahan nya.
Aaaaaaaaahk!!!!!. Tania menarik hingga nafas nya terasa sesak dan tergeletak di jalan.
Tolong...!, Pak Bu, ada yang pingsan, Tania pun di kerumunan oleh orang-orang ia terkapar dengan wajah penuh air mata.
Dan seseorang memapah nya menghantar kan Tania ke rumahnya.
"Tania...!, bangun Nak.., Hiks....Hiks" Erni pun menangis sejadi-jadinya memeluk tubuh putrinya yang belum sadar.
"Bun, Tania kita bawa ke rumah sakit saja" Ujar Sapto panik
"Iya ayo yah, cepat siapkan mobil yah." Panik Erni.
Seisi rumah pun panik melihat kondisi Tania pingsan tak berdaya, cintanya begitu kuat pada Gandi selama tiga tahun terakhir ini Tania sudah merencanakan untuk pergi dari rumah dan menikah bersama Gandi. Tapi Gandi lebih memilih untuk menurut dengan orang tuanya. Dan menikah dengan gadis lain yang tak lain adalah mantan pacar pertamanya.
Tania pun di rawat di rumah sakit. Setelah tiga hari di rumah sakit Rendra datang menjenguk Tania, atas permintaan Dady nya.
"Assalamu'alaikum," Saut Rendra
"Waalaikumsalam." jawab Sapto dan Erni
"Silahkan masuk Nak Rendra." Kata Sapto
Rendra masuk ke dalam wajah nya penuh dengan keterpaksaan kalau saja Dady nya tidak meminta untuk menengok Tania di rumah sakit mungkin dia enggan untuk datang mengunjungi tempat yang tidak pernah Rendra sukai sejak sang maminya meninggal di rumah sakit di tempat yang sama.Tania di rawat ya itu rumah sakit milik keluarga Wiratama.
Sapto dan Erni meninggalkan mereka berdua memberikan luang untuk mereka bicara.
"Hanya orang bodoh yang menangisi kepergian pacarnya." Ucap Rendra ketus
"Kalau kamu datang hanya untuk mencari masalah lebih baik kamu keluar dari ruangan ini." Sungut Tania kesel.
"Aku pun tidak sudi datang kesini kalau tidak karena Dedy," Ucap nya lagi Rendra
Membuat Tania semakin kesel dengan sikap Rendra yang arogan membayangkan saja menjadi istrinya rasanya tidak.
Rendra pun keluar dari ruangan dan pamit dengan Sapto dan Erni
"Om aku pamit dulu ya, aku tidak bisa lama-lama disini." Kata Rendra
"Iya Nak, terimakasih sudah datang menengok Tania." Ujar Sapto
Setelah Rendra pergi Sapto dan Erin pun kembali ke ruangan melihat Tania menetes air mata.
"Ada apa Nak?, kenapa menangis?" tanya Erni
"Yah, apa Tania boleh minta sesuatu sama ayah?." kata Tania
"Apa itu?," Tanya Sapto
"Tania tidak mau menikah dengan Rendra yah Tania tidak mencintai dia," pinta Tania memohon pada ayahnya.
"Kalau itu mau kamu baik lah, ayah akan batalkan perjodohan ini, dan kamu harus terima kalau semua aset yang kita miliki di ambil oleh pihak bank, dan kita hidup di sederhana" Ujar Sapto
"Tania tidak masalah yah hidup pas-pasan asal Tania tidak menikah dengan pria yang tidak punya hati seperti dia," Kata Tania
"Sebenarnya Nak Rendra itu anak yang baik, hanya saja kamu belum mengenalnya" Ungkap Sapto pada Tania.
Satu Minggu kemudian Sapto berdiam diri di kamar di tempat yang dia anggap sunyi, Tania sebagai anak prihatin terhadap ayahnya yang terus murung. Tania mendekati Ayahnya di tepi kolam belakang rumahnya.
"Yah.., Tania mau menikah dengan Mas Rendra" Saut tania dari balik punggung Ayahnya.
Sapto menengok kebelakang nampak Tania berdiri mematung.
"Tidak usah Nak, ayah tidak ingin membebankan kamu, ayah juga tidak ingin membuat aku tertekan dengan rumah tangga kamu nantinya.
"Tidak yah, Tania tidak merasa di bebankan Tania juga sadar pria yang di jodohkan ayah pasti yang terbaik untuk Tania, jadi ayah tidak perlu khawatir karena Tania ikhlas dari hati tania yah"
Erni menitikkan air matanya melihat pemandangan indah bagi Erni putri semata wayangnya itu mengerti akan kondisi ayahnya, Perusahaan yang di bangun dari Nol itu yang selama ini sudah membesarkan dan menyekolahkan putrinya setinggi langit, jika harus kehilangan tentu akan berpengaruh dengan kesehatan ayahnya.
"Jadi kamu mau menikah dengan Nak Rendra?" tanya lagi Sapto.
Tania tersenyum menganggukkan kepalanya.
"Alhamdulillah terimakasih Sayang, ayah sangat bangga punya anak seperti kamu."
Sapto pun memeluk erat tubuh putrinya Sapto sendiri langsung mengabari Tomi dan mengatur tanggal pernikahan anak-anaknya.
...----------------...
Yuk mampir like komen Rate ya guys terimakasih
Hari pernikahan.
Dilaksanakan di mesjid tak jauh dari rumah dihadiri oleh seluruh anggota keluarga dan juga kerabat terdekatnya.
Sah...Sah... Sah. Suara Sah itu Tania resmi menjadi istri dari anggota keluarga Tomi Wiratama.
Aku berusaha menahan air mataku agar tidak jatuh tapi air mataku mengalir begitu saja, dada terasa sesak di tambah dengan kehadiran Gandi bersama istrinya. Rasanya aku tidak sanggup menatap wajah.
Tania sungkem kepada Erni.
"Kamu sekarang resmi menjadi istri Rendra, Bunda harap apa pun masalah keluarga kalian nanti bunda ingin kalian bisa mengatasi semua masalah rumah tangga kalian, manis pahitnya Susah mau pun senang Tania harus terima, bunda sudah lepas kamu Nak." Ucap Erni berbisik sebagai orang tua.
"Tania akan selalu ingat semua pesan Bunda" balas Tania
Setalah akad nikah semua undangan menuju gedung resepsi pernikahan yang sudah di sediakan oleh pihak wedding organizer ternama.
Acara pun berlangsung meriah sampai dengan selesai pukul 12 malam, Tania sendiri merasa tubuhnya rentak semua, sementara Rendra tak sepatah katapun dia menanyakan apakah Tania capek atau lapar kah, Rendra langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Dengan susah payah Tania berusaha untuk membuka resleting gaun pengantin yang ada di balik punggungnya.
Brek! yah..! robek
Rendra membuka matanya melihat Tania.
"Berisik sekali sih!." Sungut Rendra.
"Maaf mas..," Ucap Tania Pelan.
Setelah berhasil membuka pakaiannya Tania pun masuk ke dalam kamar mandi membersihkan tubuhnya.
Ah...! seger nya. Gumam Tania di bawah kucuran air shower, selesai mandi Tania keluar dari kamar melihat Rendra masih di posisi yang sama. Pelan-pelan Tania mengambil bantal lalu dia berbaring di atas sofa kamar Hotel.
Rendra menggerakkan tubuhnya membuka mata melihat Tania tertidur di atas sofa.
Kasihan juga dia tidur di sofa, aduh! mana perutku lapar lagi.
"Hai bangun..., Tania.." Rendra menggoyang-goyangkan tubuh Tania
"Iya Mas..., maaf ketiduran" Tania pun bangun
"Ada apa Mas?," tanya Tania yang masih ngantuk
"Aku lapar" kata Rendra
"Lapar ya makan Mas...," Ujar Tania kemudian Ia melangkah pergi
"Kamu mau kemana?," tanya lagi Rendra
"Telpon makanan katanya lapar, ngadu saja tidak cukup untuk mengenyangkan perut." Jawab Tania kesel.
"Hahaha lucu."
Rendra mencibir mengangkat kedua bahunya.
Setelah memesan makanan Tania kini menguasai tempat tidur, Tania tidur tengkurap Sementara Rendra setelah kenyang dia bingung harus tidur dimana.
Satu Minggu kemudian.
Setelah satu minggu pernikahan dengan Rendra. Tania tak nampak lagi keluh manjanya, bangun tidur melangkah ke kamar mandi setelah mandi Tania solat subuh kemudian Tania ke dapur untuk membuat sarapan.
Aroma masakan tercium harum oleh suaminya yang masih tidur dalam kamar masing-masing.
"Aduh Non Tania, biar mbok saja yang buat sarapan Non tunggu saja di kamar," Suara Mbok mengagetkan Tania yang sedang mengaduk nasi goreng.
"Tidak apa-apa Mbok, Tania bingung harus ngapain, jadi Tania masak deh, hehe Oh ya Mbok kebiasaan Mas Rendra apa Mbok kalau pagi?," Tanya Tania.
"Biasanya Den Rendra kalau pagi di buatkan Susu dan Roti, Den Rendra tidak pernah sarapan di meja Aden lebih suka di kamar, tapi kalau makan malam saja baru sama-sama" Ujar Mbok.
"Aneh ya Mbok." Kata Tania
"Ya begitulah Aden dia sudah terbiasa seperti itu sama Nyonya besar, Aden sewaktu masih ada Nyonya besar selalu di manja" Ungkap mbok.
"Mbok tolong lanjutkan masak nya ya mbok saya ke kamar dulu lihat Mas Rendra."
"Ya Non."
Tania diam-diam membuat susu dan dua helai roti bakar, hanya ingin terlihat baik di mata Rendra walaupun setiap hari Rendra tak pernah memperlakukan Tania dengan baik, pergi pagi pulang dengan keadaan mabok, tapi bukan berarti Tania harus menyerah dengan keadaan rumah tangga nya.
Tania meletakkan susu dan roti di atas meja rias kamar tamu. Melihat Rendra tidur dengan menekuk tubuhnya, Tania pun berniat untuk menyelimuti tubuh Rendra. Tapi tiba-tiba Rendra membalik badannya tangan Tania di tarik oleh Rendra Tania pun jatuh di atas tubuh Rendra.
Deg...Deg...Deg...Deg.
Jantung Tania tiba-tiba berdebar kencang serasa jantung itu akan loncat keluar.
Dengan sigap Tania menarik tubuhnya dari dekapan Rendra, dan segera keluar dari kamar. Tapi jantung itu masih terus berdebar.
Ya Allah jantungku ada apa dengan jantungku, ya tuhanku dekat kan hati suamiku dengan hatiku, engkau yang maha membolak-balikkan hati, sadarkan suamiku agar dia berubah menjadi suami yang bisa menjadi imam ku yang baik,, Gumam Tania berdasar di balik pintu kamar tamu.
Rendra membuka matanya melihat secangkir susu dan roti di atas meja, Rendra langsung menyeruput susu buatan Tania. Setalah mandi Rendra keluar kamar, di lihat nya oleh Mbok.
"Aden kok keluar dari kamar tamu?" tanya Mbok
"Iya mbok tadi malam ketiduran di kamar tamu, Tania mana Mbok?." Ujar Rendra
"Non Tania tadi bilang sama Mbok mau bangun kan Aden." katanya
"Mbok terimakasih susu nya, tumben pas seperti buatan Mami, jadi teringat Mami" Timpal Rendra.
"Oalah mungkin Non Tania, Wong Mbok dari tadi di dapur Den tidak kemana-mana" Kata Mbok
"Ya sudah Mbok aku kemar dulu, Dady belum bangun Mbok?"
"Belum Den"
Rendra masuk ke dalam kamar tak nampak Tania di dalam kamar.
"Tania...Tania," Panggil Rendra.
Kemana dia?. batin Rendra celingukan mencari Tania
"Iya Mas..., ada apa?" Tania muncul dari kamar mandi
"Kenapa kalau di panggil susah sekali?" Sungut Rendra.
"Siapkan pakaian kerja." Pinta Rendra.
Tania pun menyiapkan pakaian kerja dan mengalungkan dasi di lehernya.
"Mas kamu mau makan siang dimana?," tanya Tania.
Tania tidak pernah menyerah dengan sikap Rendra yang selalu dingin, tapi tidak dengan kawan-kawannya Rendra selalu ramah dan baik.
"Tidak usah sok baik, emang kamu bisa masak apa? mie rebus?." jawab Rendra jutek
"Ya sudah terserah." belum sampai selesai memasang dasi Ia tinggalkan begitu saja.
"Pasang dulu dasi ku cepat!"
"Pasang sendiri, jangan salahkan aku ya Mas kalau aku akan berubah menjadi istri yang suka melawan kamu, Aku mau ke rumah ayah, terserah kamu mau pulang apa tidak terserah, silahkan kamu senang-senang bersama teman-teman kamu" Tania berlalu pergi meninggalkan Rendra di kamar.
Apa benar dia marah? Ah! terserah,, Gerutu Rendra.
Tania pergi dari rumah ke rumah orang tuanya, Ia benar-benar capek menghadapi sikap suaminya yang setiap hari pulang malam dengan keadaan mabuk, sampai detik ini Tania tidak pernah di jamah oleh suaminya, bahkan Rendra masih berhubungan dengan Jesika kekasihnya. Tiba di rumah orang tuanya Tania memeluk tubuh bundanya.
Astaga!.
"Tania Nak kamu Kenapa?, kenapa kamu kesini pagi-pagi, apa suamimu tahu kamu ke rumah bunda?." tanya Erni
Tania menganggukkan kepalanya." Tania capek Bun, Tania sudah tidak tahan dengan sikap Mas Rendra bunda" Tania menangis di dekapan tubuh Bundanya.
"Itu lah rumah tangga sayang kamu harus bisa mengambil hati suamimu, Bunda sudah katakan sama kamu apa pun masalah kamu dengan suamimu kamu harus bisa menelannya," Ujar Erni
Datang Sapto dari kamar melihat Tania menangis.
"Apa yang sudah Nak Rendra lakukan sama kamu apa dia main tangan?." Saut Sapto
"Tidak ayah, hanya saja Mas Rendra sering pulang malam dengan keadaan mabok Yah, Tania capek." Ungkap Tania
"Kalau suamimu tidak pulang kamu cari, kalau kamu tahu Rendra dimana kamu ikut bersamanya, jangan biarkan wanita lain masuk di kehidupan kalian." Ujar Sapto
"ijin kan Tania disini ya yah untuk beberapa hari saja," Kata Tania
"Iya sayang, kamu boleh disini sampai kapan pun, ini juga rumah kamu." Kata Erni
"Ya sudah Ayah ke kantor dulu, Tania jangan lama-lama disini kamu harus bisa menyelesaikan masalah mu."
RENDRA KEBINGUNGAN.
Setalah dua hari tanpa Tania Rendra berniat untuk menjemput Tania, setelah Tomi marah besar mendengar Tania pergi dari rumah.
"Dady tidak mau tahu kamu harus kembalikan Tania ke rumah ini." Ujar Tomi
"Oke Dad nanti malam aku jemput menantu kesayangannya." Jawab Rendra singkat
Romi sebagai sahabat Rendra mengirim pesan pada Tania di 10 malam.
Rendra mabuk di temani wanita di sampingnya Romi juga Share Lokasi.
Setelah membaca pesan Tania meraih tas nya.
"Tania kamu mau kemana Nak?, ini sudah malam." Kata Erni
"Tania harus pergi Bunda Mas Rendra Rendra melakukan kebiasaannya" Ujar Tania
"Kamu hati-hati jangan ngebut" Pesan Erni
Tania pun pergi menuju lokasi yang sudah di kirim oleh Romi sekitar 30 menit Tania tiba di area lokasi yang di tuju, Tania memarkirkan mobilnya, lalu masuk melalui pintu utama diskotik Jakarta.
Suasana diskotik begitu ramai pengunjung. Tania nekad masuk rasa takut tak menjadi halangan untuk Tania menerobos masuk mencari suaminya.
Hai Neng cantik sini temani Om..," Om Om itu terlihat sudah mabuk.
"Lepaskan tangan saya" Tania menepis tangan-tangan nakal yang berusaha mengganggu nya.
Tiba-tiba ada seseorang menarik tangan Tania tepat samping bar tender.
Romi?.
Romi menunjuk sofa dimana tempat Rendra duduk bersama teman-teman nya. Tania pun menghampiri sofa tersebut, Ia duduk di tengah-tengah.
"Ih! ini siapa sih?." Sewot Wanita yang menemani Rendra
Tania membuat bingung yang berada di meja, dan wanita yang di samping Rendra pun berusaha mendorong Tania wajah Tania yang di tutupi topi teman-teman Rendra pun tak ada yang mengenalinya.
"Minggir atau gue tarik lu keluar dari tempat ini!." wanita yang menemani Rendra marah besar.
Kerusuhan mulai memanas Tania mencoba menahan amarahnya.
Rendra yang sudah setengah sadar hanya diam tak banyak bicara pasalnya Rendra tidak tahu kalau wanita yang di sampingnya itu Tania istrinya.
Byur!. Tania menyiram wanita cantik yang memaki nya.
"Eh! kurang ajar lu ya!" Sungut wanita seksi itu sangat murka dan hampir menampar Tania.
Namun Romi segera menepisnya." Jangan pernah sentuh wanita yang memaki kamu, dia istri dari Rendra." Ujar Romi
"Lu minggir atau diskotik ini saya tutup?" Bentak Tania
"Tania mau apa kamu disini?" Kata Rendra dia pun tersadar dari mabuk nya.
"Pulang Mas...!, atau kita tidak akan pernah bertemu Lagi?." Ujar Tania
Tania berusaha untuk berani mengambil sikap kalau tidak ingin kehilangan suaminya, Tania pergi meninggalkan Rendra. Hatinya hancur melihat suaminya bermesraan bersama wanita lain.
"Tania.., Tunggu." Panggil Rendra mengejar Tania
Aku capek Mas, kapan sih kamu sadar kamu itu bukan lagi remaja yang tidak memiliki istri.
Rendra menarik tangan Tania." Tolong jangan seperti ini, maafkan aku. Aku seperti ini karena aku bingung," Ucap Rendra
"Lepas tangan saya biarkan aku pergi dan kamu bisa sepuas kamu dengan wanita mana pun."
"Ayo pulang, kita selesaikan masalah di rumah" Kata Rendra
Tania pun masuk ke dalam mobil Rendra dan mobil tania ia serahkan kuncinya sama Romi.
"Rom bawa mobil istri gue, besok saja lu balikin" Ujar Rendra
"Oke sip tenang aja Ren lu balik aja ajak istri lu nggak baik ada tempat ini." Kata Romi
"Ini ATM gue lu bayar semua nya ya," ucap lagi Rendra
Rendra pun menginjak gas mobilnya melaju membelah kota Jakarta, suasana jalan sunyi pengendara Rendra menurunkan kecepatannya.
"Ngapain sih kamu datang, tahu dari mana kamu aku di sana?, bukanya kamu tidak perduli apa yang aku lakukan?"
Tania diam tak menjawab ucapan Rendra, Tania hanya mendengar tanpa menjawab.
Ciiit. Rendra menepikan mobilnya
"Kita punya pacar sebelum kita menikah, bahkan kamu rela mati demi mantanmu itu, aku pun punya pacar, aku bingung aku pikir dengan minum aku bisa menghilangkan semua Maslaah ku." Ungkap Rendra
"Mas! setelah aku menikah sama kamu, aku sudah mengubur perasaanku untuk Gandi, satu bulan aku menikah, bahkan aku terima semua sikap kamu yang selalu dingin, setiap pagi dan malam selalu ponsel mu ada pesan dari pacar kamu, apa aku pernah protes sama kamu nggak Mas!," Teriak Tania.
Seketika mendengar semua di ketahui oleh Tania Rendra memeluk Tania.
...----------------...
Like komen ya terimakasih yang sudah mampir.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!