Hai akak reader semuanya 🥰
Ini adalah kisah Nita, salah satu sahabat Ara dan Revan di Novel Terjerat Cinta Ketos Arrogan.
Pada tanya kan tentang kisahnya? aku buatkan cerita sendiri untuk kisah Nita 😊
Happy Reading.
Sebuah ketukan palu menggema di telinga Nita, selesai sudah acara sidang perceraiannya dengan seorang pria yang menikahinya secara terpaksa.
Wanita itu menoleh ke arah kiri, dimana dia bisa mengamati wajah mantan suaminya untuk yang terakhir kali. Wajahnya tampan, hidung mancung dan bulu matanya lebat sedikit lentik. Memiliki rahang yang tegas, benar-benar idaman setiap wanita.
Tetapi wanita itu bukan Nita, karena semuanya sudah berakhir hari ini. Tidak ada raut penyesalan sama sekali yang terlihat dari wajah tampannya. Pria itu hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi.
Masih segar di ingatan Nita, setahun yang lalu, dia menerima pinangan seorang pria yang bernama Nathan Gabriel, usianya masih 23 tahun, lebih tua dua tahun darinya.
Nita yang saat itu tengah terpuruk karena patah hati, dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya, akhirnya menerima perjodohan yang di lakukan oleh kedua orang tuanya.
Pernikahan yang dia kira bisa membuat nya keluar dari rasa sakit hati tetapi malah membawa luka yang mendalam.
Pria yang saat itu telah menjadi suaminya, mengatakan pada Nita tepat di malam pertama dia menjadi istri dari seorang Nathan, bahwa pernikahan mereka hanya akan berjalan satu tahun dan setelah kekasih hati sang suami pulang, Nathan akan menceraikan nya.
Bagai di sambar petir di malam hari, Nita merasa tidak percaya dengan apa yang dia alami, diapun sempat mengutuk takdir yang di alaminya. Kenapa nasib baik tidak pernah menghampiri.
Tetapi Nita tetap harus menerima keputusan suaminya dengan ikhlas, Nita akan menjadi istri yang baik selama waktu satu tahun itu.
"Baiklah, tapi tolong izinkan aku berperan sebagai istrimu selama kita menikah, aku tidak ingin ada privasi seperti di film-film, aku akan tetap melayani mu sebagai suamiku, bagaimana?" ucap Nita.
Nathan tampak berpikir, sebenarnya dia tahu kalau perbuatannya pasti akan sangat menyakiti Nita. Tetapi mau bagaimana lagi, dia sangat mencintai kekasihnya. Nathan tidak ingin menyakiti Nita karena hatinya hanya untuk Silvia. Wanita yang telah di pacari selama dua tahun. Tapi permintaan Nita sebagai istrinya yang menginginkan hal itu, tentu saja Nathan menjadi tidak enak sendiri.
"Baiklah, terserah kamu, yang penting kamu nyaman, tapi kalau untuk hak sebagai suami, ehmm.. maksudnya kebutuhan intim, maaf aku tidak bisa memberikannya," jawab Nathan lirih, tidak mau menyakiti Nita yang notabene wanita baik-baik.
Nathan tahu semua tentang Nita, seperti apa pergaulannya, Nita wanita yang baik dan cerdas. Tentu saja Nathan juga tahu bahwa Nita terpaksa menikah dengan nya.
"Tidak akan, aku juga tidak mau memberikan nya padamu, aku akan memberikan pada orang yang aku cintai dan mencintai ku, kamu tenang saja, aku hanya ingin berbakti sebagai seorang istri, aku tidak ingin menjadi istri yang durhaka, meskipun kamu tidak mau menerima ku, aku akan selalu berusaha," ucap Nita tersenyum.
"Nita, Nit! kamu ingin di sini saja atau mau pulang!" sebuah suara mengagetkan wanita yang memakai dress batik itu dari lamunannya.
"Eh, Ra,, udah selesai?" Rara menepuk kening Nita, agar wanita itu sadar dari mimpinya.
"Sudah, lihatlah mantan suamimu, dia sudah berdiri, ayo kita juga pulang!" ucap Rara, saudara satu-satunya yang dimiliki oleh Nita.
Rara adalah kakak kandung Nita yang hanya berjarak dua tahun, orang tua mereka sudah meninggal beberapa bulan yang lalu karena kecelakaan.
"Ra, aku ingin bicara pada Nathan dulu," Nita langsung berjalan ke arah Nathan yang memang tampak menunggu nya.
Mungkin Nathan juga akan memberikan salam terakhir nya untuk Nita.
"Ta, semoga ini adalah jalan yang terbaik untuk kita, maafkan semua kesalahanku selama setahun ini, terima kasih karena telah peduli, perhatian dan merawat ku, aku tidak pernah bisa membalas semuanya, mudah-mudahan kamu mendapatkan pria yang baik dan mencintai kamu, aku bukan bukanlah pria itu," ucap Nathan menunduk.
Pria itu tahu bahwa selama ini Nita selalu tulus terhadapnya, yah, Nita benar-benar menjadi istri yang sesungguhnya untuk Nathan. Mereka juga tidur satu kamar tapi dengan ranjang yang berbeda.
"Tidak apa-apa, jangan terlihat menyesal seperti itu, nanti aku juga akan menyesal, semua itu juga adalah keinginan ku bukan, kita menikah baik-baik, berpisah juga baik-baik," jawab Nita menahan segala rasa yang berkecamuk di hatinya.
Sejujurnya selama setahun ini, dengan sangat lancang tumbuhlah benih-benih cinta di hati Nita. Entah kenapa cinta itu datang begitu saja. Mungkin karena Nathan juga selalu bersikap baik padanya. Sayangnya, cinta Nathan hanya untuk kekasihnya yang saat ini sudah kembali ke Jakarta, yang Nita tahu namanya adalah Silvia.
"Bolehkah aku memelukmu untuk yang terakhir kalinya?" tanya Nathan menatap wajah Nita yang sedikit sembab.
Yah, memang semalam wanita itu menangis, tapi Nita berusaha menyembunyikan nya.
"Baiklah, pelukan sebagai sahabat!" jawab Nita langsung merentangkan tangannya dan di sambut oleh Nathan.
Ada perasaan lain yang tiba-tiba Nathan rasakan di dalam hatinya. Entah kenapa saat ini dia merasa jantungnya berdetak cukup cepat.
Memeluk Nita, mantan istrinya untuk yang terakhir kali, meskipun itu bukan pelukan pertama mereka, Nathan selalu menganggap Nita adalah teman serumah, meskipun wanita itu adalah istrinya, tapi Nathan tidak lah cuek ataupun tidak peduli seperti dalam kisah-kisah novel.
Nathan dan Nita sering bercanda dan jalan bersama, layaknya pasangan suami istri yang saling mencintai. Tetapi waktu itu Nathan hanya menganggap Nita sahabat yang selalu ada.
Tapi berbeda dengan Nita, yang selalu merasa nyaman saat di perlakukan sangat baik oleh Nathan. Tapi nyatanya, pria itu bukanlah jodoh nya.
####
Nita menghembuskan nafas panjang setelah mengirimkan pesan kepada mantan suaminya. Dia mengindahkan rasa malu yang ada di dalam hatinya.
"Mudah-mudahan dia tidak marah padaku," gumam wanita itu.
Nita menatap kembali layar ponselnya, masih centang dua dan belum berubah menjadi biru. Itu artinya Nathan belum membaca pesannya.
Nita segera mengganti mode pesawat terbang dan memasukkan ponsel itu ke dalam saku. Kemudian dengan langkah mantap Nita masuk ke dalam pesawat, dia akan melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.
Dia juga akan berusaha menyembuhkan luka hatinya karena perceraian dengan Nathan, pria yang sudah ia cintai selama setahun ini.
Di sisi lain.
Nathan masuk ke dalam apartemen nya yang baru, dia baru saja mengantarkan pulang kekasihnya, Nathan mengambil ponselnya dan mengernyit ketika melihat pesan dari Nita.
"Nathan, aku hanya ingin mengatakan kepadamu bahwa sebenarnya selama ini aku mencintaimu, maaf karena telah lancang, tapi aku hanya berusaha untuk jujur dengan hatiku, terima kasih atas semua kebaikanmu, maafkan aku, Nathan, selamat tinggal!"
Bersambung
Happy Reading
Nathan begitu terkejut saat melihat pesan dari mantan istrinya itu. Jantung nya langsung berdegup kencang seketika setelah membaca pesan dari Nita yang mengungkap perasaannya itu.
"Jadi selama ini Nita mencintai ku? Tidak! ini pasti hanya lelucon, mana mungkin Nita mencintai ku, bukankah semuanya sudah jelas tentang perjanjian pernikahan kita?" gumam Nathan masih tidak percaya.
Ingin mengabaikan pesan tersebut, namun Nathan tetap saja merasa penasaran. Akhirnya dia memutuskan untuk langsung menelepon nomer Nita.
'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan silahkan...'
Tut!!
Nathan mematikan panggilannya, kemudian dia berusaha sekali lagi menghubungi nomer mantan istrinya itu. Masih tetap sama, hanya suara operator yang terngiang di kepala Nathan.
"Apa-apaan ini? kenapa Nita mematikan ponselnya?" gumam pria itu.
Nathan mengusap wajahnya kasar, dia benar-benar shock, kaget dan terkejut mengetahui hal yang selama ini tidak pernah ia pikirkan sama sekali.
Tiba-tiba bayang-bayang Nita terlintas di kepalanya, tawa wanita itu benar-benar lepas seperti tanpa beban. Perhatian dan kelembutan Nita yang selalu menemaninya membuat Nathan terlena. Tentu saja Nathan tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan Nita selama ini.
"Sial, kenapa aku harus pergi ke rumahnya? untuk apa? bukankah kita sudah bercerai? Aarrggkk!! Nita, kenapa kamu membuatku menjadi merasa bersalah!!"
Nathan meremas rambutnya, merasakan kepalanya sedikit pusing karena pesan dari mantan istrinya itu. Ada rasa bersalah yang bersarang di hatinya, apakah selama ini dia telah menyakiti Nita dengan sangat dalam.
Bahkan Nathan tidak pernah merasa canggung saat menceritakan tentang hubungannya dengan Silvia di depan Nita. Selama ini memang Nita hanya tersenyum dan mengangguk saat Nathan dengan antusias bercerita tentang kisah cintanya bersama kekasihnya itu.
Lalu apa yang di rasakan Nita selama ini saat dia bercerita tentang wanita lain? Nathan merasa benar-benar bersalah. Tapi apakah dia sanggup untuk menemui Nita dan meminta maaf?
Suara dering ponsel membuyarkan pikiran kalut Nathan, pria itu melihat ponselnya dan langsung menghela napas. Dia mengira Nita yang menelepon, terapi di layar itu tertera nama Silvia di sana.
"Halo, iya sayang!"
###
Di sebuah tempat tempatnya di belahan dunia lain, tepatnya di kota Los Angeles, Nita berjalan cepat menuju ke dalam ruangan seorang dosen jurusan kedokteran.
Ya, wanita itu memutuskan untuk mengambil jurusan yang sejak dulu memang sudah menjadi keinginannya itu.
Nita akan melupakan semuanya, semua kesakitan yang mendera hatinya, mulai di kota ini, Nita akan menata hidupnya kembali dan tidak akan pernah menoleh ke belakang.
Setelah urusannya selesai dengan salah satu dosen di kampus barunya, Nita memutuskan untuk pergi ke restoran dekat kampus. Wanita itu menatap layar ponsel yang sudah berbeda dari ponselnya dulu.
"Gara-gara ponselku di copet, aku jadi kehilangan banyak kontak, terutama nomer Nathan," gumam wanita itu.
"Huh, untuk apa juga aku harus menyimpan nomernya? bukankah kamu ingin move on darinya, Nita!!" gerutu Nita sambil meletakkan ponselnya ke atas meja.
Nita hanya hapal nomor kakaknya saja, tapi sepertinya lebih baik seperti ini, menghilangkan semua masa lalu dan menata masa depan yang cerah.
###
Lima tahun kemudian.
Seorang wanita cantik berjalan dengan anggun sambil menyeret kopernya. Nita tersenyum lebar saat melihat siapa wanita yang berteriak memanggil namanya dengan lantang.
Sudah Lima tahun berlalu, Nita akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia guna mengabdikan diri di Negara.
"Wah, tadi aku pikir Lisa black pink loh, ya ampun, Nita!! kamu berubah!!" pekik Rara memeluk Nita dengan erat.
"Aduh, Rara gak usah lebay deh, aku masih sama, kok! gak ada yang berubah!" ucap Nita membuat Rara mengerucutkan bibirnya.
"Gak berubah gimana? la wong sekarang tambah cantik, pakainya modis dan juga sepertinya kamu semakin langsing, ya?" Nita menarik lengan Rara yang sedari tadi mengomel.
"Iya-iya, udah, sekarang bawa aku kembali ke rumah, aku benar-benar capek nih!!" ucap Nita.
Rara mengajak Nita masuk ke dalam mobilnya dan mereka bergegas pulang ke rumah peninggalan orang tua.
###
"Nathan, sakit!"
"Iya, sayang, tahan sebentar, ya? dokternya sudah mau datang," bisik Nathan lembut di telinga Silvia.
"Tapi aku sudah tidak kuat, rasanya sakit sekali," Silvia menarik tangan Nathan yang memegang perutnya.
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok perempuan berjas putih masuk ke dalam dengan penampilan yang sangat mempesona.
"Dokter tolong!" suara Nathan tercekat saat melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini.
"Mari silahkan berbaring di ranjang dulu, saya akan memeriksa istri anda, Pak!" ucap Nita tersenyum. Dia sama sekali tidak menunjukkan raut wajah yang terkejut.
Meskipun dia memang tidak tahu siapa pasien nya kali ini, yang tidak lain adalah Silvia. Nathan sendiri hanya bisa melongo menatap ke arah mantan istrinya itu.
Sudah Lima tahun berlalu, dia berusaha mencari keberadaan nya, tetapi sia-sia karena Nita telah pergi ke luar negeri. Nathan tidak tahu di Negeri mana tepatnya.
Setelah pernyataan cinta Nita waktu itu, Nathan tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak, dia merasa sangat bersalah pada Nita. Bahkan ada sebuah rasa kehilangan yang mendalam di sudut hatinya.
'Nita!'
Bersambung.
Mohon komen donk! seru gak sih awalnya??
Apakah ada yg mau di tanyakan sama akak reader??
Happy Reading
Nathan sejak tadi menyaksikan Nita yang sedang memeriksa kondisi Silvia. Dengan wajah Nita yang serius seperti itu, membuat Nathan menatapnya tanpa berkedip, mantan istrinya itu semakin terlihat dewasa dan cantik.
Ya, kata cantik memang sangat patut untuk di sematkan pada Nita, pandangan Nathan tidak pernah lepas dari wajah Nita dan hal itu di sadari oleh mantan istrinya.
Sebenarnya Nita merasa heran dengan kelakuan Nathan, tetapi dia masih bersikap profesional dan menahan diri untuk tidak bertanya.
Nita menghela napas setelah mengecek beberapa titik di perut bawah sampai ke daerah intim.
"Apa yang anda rasakan saat ini, Nona?" tanya Nita menatap Silvia.
"Diare, mual dan muntah, nafsu makannya hilang, nyeri saat buang air kecil, terkadang terdapat darah dalam urine, dan tubuh mudah lelah, jadi saya sakit apa, dok?" tanya Silvia yang memang baru pertama kali memeriksakan kondisinya meskipun sudah lama dia mengalami sakit.
"Apakah anda mengalami perdarahan di luar masa menstruasi atau setelah berhubungan intim keluar cairan berbau tidak sedap dari area pribadi anda yang kadang bercampur darah? lalu timbul rasa sakit tiap berhubungan intim?" pertanyaan Nita benar-benar membuat Nathan merasa sedikit terkejut.
Pasalnya dia belum pernah melakukan hubungan intim bersama Silvia selama ini, tapi kenapa pertanyaan Nita mengarah ke hal-hal yang seperti itu.
"Dokter? memangnya apa yang terjadi dengan Silvia? bagaimana kondisinya saat ini?" tanya Nathan dengan wajah serius.
"Kondisi istri anda,,"
"Maaf, Silvia bukan istri saya, kita belum menikah!" sela Nathan seakan mempertegas hubungannya dengan Silvia. Membuat wanita yang sedang berbaring di atas ranjang pasien itu langsung menoleh seketika.
Silvia merasa sedikit aneh dengan penuturan dan sikap Nathan, memang dia akui jika dialah yang membatalkan rencana pernikahan mereka karena masih terikat kontrak dengan salah satu agensi model di Milan, Italia.
Tetapi, bukankah saat itu Nathan juga menerimanya? bahkan Nathan sama sekali tidak pernah menanyakan rencana itu lagi meskipun dia masih mau menemani seperti sekarang ini, yang artinya ia tidak marah.
Sedangkan Nita mengangkat kedua alisnya, sedikit terkejut dengan pengakuan Nathan, apakah benar mereka belum menikah? Bukankah dulu, Nathan akan segera menikahi Silvia saat wanita itu pulang ke Indonesia.
Ah, apakah ada cerita yang tidak di ketahui oleh Nita?
Nita mengerjabkan matanya demi menetralkan kembali perasaan ingin tahunya tentang hubungan mantan suaminya itu dengan wanita yang di cintainya.
Nita berdehem untuk mengurangi rasa canggung yang tiba-tiba hadir begitu saja.
"Jadi kondisi Nona Silvia sepertinya sudah lumayan parah, kita akan memeriksanya lebih lanjut, untuk saat ini saya akan memberikan obat pereda nyeri di perut bagian bawah, sebentar," Nita berjalan ke arah mejanya dan menuliskan beberapa resep yang harus Nathan tebus.
"Dari gejalanya, Nona Silvia mengalami Kanker serviks, memang umumnya tidak menimbulkan gejala pada stadium awal. Gejala baru muncul saat kanker memasuki stadium lanjut. Pada kondisi tersebut, gejala yang muncul bisa berupa beberapa gejala yang sudah saya sebutkan tadi," lanjut Nita menjelaskan.
Tentu saja hal itu membuat Silvia dan Nathan sangat terkejut. Nathan berjalan mendekat ke arah meja kerja Nita.
"Kanker serviks, Ta? kok bisa?" tanya Nathan penasaran, karena setahu dia penyakit itu biasanya di sebabkan karena berhubungan intim, sedangkan selama berpacaran dengannya, Nathan sama sekali tidak pernah melakukan hal itu.
"Semuanya bisa terjadi, Pak, tapi anda tenang saja, nanti saya juga akan menyuntikkan vaksin untuk mencegah penyakit itu menyebar," jawab Nita tanpa melihat ekspresi wajah Pria itu.
"Sayang, sakit!" rengek Silvia pada Nathan, membuat pria itu mengalihkan pandangannya ke arah Silvia, karena sejak tadi Nathan sibuk curi-curi pandang kepada Nita, mantan istrinya.
"Oh, iya,, aku akan menebus obat dulu, nanti di minum obatnya agar tidak sakit," ucap Nathan menatap khawatir wajah Silvia.
Nita menatap layar ponselnya, dia membaca pesan dari seseorang dan tersenyum senang. "Baiklah, nanti saya akan melakukan pemeriksaan kembali, sekarang saya permisi sebentar, dan ini adalah daftar obat-obatan yang harus segera dikonsumsi oleh Nona Silvia," ucap Nita menyerahkan resep obat kepada Nathan.
Kemudian ia berpamitan untuk menemui seseorang yang baru saja tiba di rumah sakit.
###
Nathan melepaskan kemejanya dan membuangnya asal, hatinya berkecamuk tidak tenang saat melihat sang mantan istri yang kini sudah berubah.
Padahal sejak Lima tahun lalu, setelah Nita mengatakan perasaannya Nathan selalu tidak bisa tidur, apalagi nomor Nita sudah tidak bisa di hubungi sama sekali setelah itu.
Sempat menanyakan kepada kakaknya Nita tetapi jawaban Rara tidak memberikan jalan dan titik terang. Ya, Rara menyembunyikan di mana adiknya itu berada.
Bagaimana Nathan bisa menemukannya kalau ada seseorang yang sengaja membuatnya tidak bisa bertemu dengan mantan istrinya itu.
"Kenapa kamu jadi berubah, Ta? kenapa kamu menolak untuk bicara dengan ku! aku hanya ingin memastikan apakah perasaan mu masih ada untukku atau sudah hilang?" gumam Nathan.
Tadi saat di rumah sakit, Nathan ingin berbicara secara pribadi dengan Nita tetapi Nita menolak dengan halus dan hal itu justru membuat Nathan ingin sekali menculik mantan istrinya itu dan membawanya kembali pulang ke rumah mereka yang dulu.
"Apakah rasa itu masih ada, Ta?"
Bersambung.
Mana nih dukungannya? boleh komennya juga ya?? kasih kopi juga mau 🙏🙏😊😊😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!