simiskin dengan segala kekuranganya ia mencintai wanita kaya dengan segala kelebihanya, ia kurang kasih sayang dari sosok yang biasa disebut ayah, ia selalu di pandang rendah oleh orang orang disekeliling, kecuali temannya, ia memiliki kehidupan yang liar, ia pekerja keras, tapi ia sangat menyayangi ibunya, ia memiliki teman teman yang membela hingga titik penghabisan, ia mulai diam diam mencintai wanita kaya, ia tak yakin cintanya akan terbalas, ia harus banyak memendam rasa sakit sebab wanita yang ia cintai adalah idaman disekolahnya, dan bagaimana perjuangan si miskin dalam mengejar cintanya dengan segala kekurangan dan tantangan, nikmati saja novel ini walaupuan kalian bosan.
Sebut saja aku posa, aku sekolah di sma negri di daerah yogyakarta, aku dikenal dengan lelaki jalanan karna hidupku tidak bisa jauh dari perkelahian dan kehidupan malam, tapi jika masalah wanita aku lebih memilih berkelahi dengan 100 laki laki dibandingkan dengan 1 wanita. Aku hidup hanya bersama ibukku, ayahku sudah kawin dengan wanita lain, sejak aku duduk dibangku sekolah dasar dan tidak pernah memberi uang sepeserpun kepadaku semenjak itu. Smp aku sudah mencari uang sendiri demi meringankan beban ibukku hingga sekarang aku menginjak kelas 2 sma, banyak masa masa kedewasaan terbentuk. Ini hanya biodata singkat tentangku, masih banyak hal hal berat yang akan aku alami dan akan kujelaskan dalam bentuk novel ini.
Hirup piruk sekolahan mulai ramai membicarakan seorang wanita pindahan, ia bernama maria, dia cantik, anggun, ramah dan juga kaya. Semua teman temanku membicarakan tentang kecantikannya, dan dihari itu cerita ataupun obrolan di sudut sudut kelas bertemakan wanita pindahan.
*"Woi!," tegurku kepada temanku yang sedang mengobrol asyik sembari tertawa terbahak bahak. *Lalu seperti biasa aku langsung duduk melingkar, bisa di tebak apa yang masih mereka bicarakan, ya sudah bisa ditebak mereka masih membicarakan gadis pindahan itu, yang aku pun belum melihat wajahnya, "seperti apa sih mukanya," ucapku dalam hati.
"Hei pos, ada gadis pindahan tu cantik bet dah," ucap temanku. Dengan nada percaya diri bahwa dia akan menjadi miliknya.
"Ah ganti ganti pembahasanya," jawabku dengan muka datar.
Aku waktu itu belum sangat tertarik dengan percintaan, walaupun temanku pada memamerkan kemesraan padaku, tetap saja aku masih belum ingin. Yang kupikirkan pulang sekolah aku harus dapat uang buat makan hari ini dan esok bersama ibukku.
"K-ring." Bel sekolah berbunyi tanda kelas akan segera dimulai.
Temanku temanku satu persatu meninggalkan tempat kita nongkrong, dan mereka berharap supaya anak pindahan itu ditempatkan dikelasnya. "Ah sudah sudah, ayo masuk con," ucapku sembari beranjak pergi. "Ayo poss."
Akupun tak lama masuk kelas menyusul yang lainnya.
Tak lama ibu guru datang dengan menggandeng seorang wanita cantik nan bersih. "Apa ini wanita yang dibicarakan penduduk sekolah tadi," ucapku dalam hati. "Wajar saja banyak yang membicarakannya, orang cantik gini" sambungku.
Aku pun sedikit tertegun dengan tampilannya, tapi tetap saja tidak ada yang menarik, seperti biasa kusandarkan kepalaku diatas meja dan memejamkan mata.
Kemudian ibu guru menyuruh maria memperkenalkan dirinya.
Lalu maria memperkenalkan dirinya dengan sangat detail.
Aku berharap maria tidak ditempatkan dikursi sebelahku, karna disitu kosong.
Ternyata dugaanku salah, ibu guru lalu mununjuk kursi sebelahku untuk ditempati maria, kemudian maria duduk.
"posa ...." guruku membentakku.
Lalu aku pelan pelan mengangkat kepalaku dan menghadap kedepan, "sekolah tidur terus udah gak bisa bisa lagi. "Aku hanya menghela napas dalam, sembari berucap dalam hati "ibu gak tau apa yang aku lakukan sepulang sekolah hingga larut malam".
Kemudian ibu guruku melanjutkan pelajarannya dan aku memaksakan kepalaku untuk tidak kutaruhkan di meja lagi dengan pelajaran yang sangat aku benci yaitu biologi.
Tapi gak tau kenapa mataku semangat sekali hari ini.
Apakah ada maria disampingku?, atau pelajaran kali ini mudah kupahami?.
Pertanyaan itu seketika mengiang dikepalaku sampai sampai aku menculik culik pandang ke wanita pindahan itu dan sesekali melihat pelajaran, dan ujung ujungnya akupun tak tahu alasannya. Apakah wanita disebelahku atau pelajaran yang kali ini mudah kupahami.
Rata rata anak seumuranku belum merasakaan apa itu pahit dunia, apa itu mencari uang. yang mereka tau meminta, berpacaran, dan bermain game.
Berbeda denganku yang sedari smp sudah mencari uang demi membantu ibukku, jadi wajar saja jika warna tubuhku belang belang karna sepulang sekolah aku berganti pakaian dan langsung berangkat keparkiran untuk menjaga motor dan mobil orang disana. Disanalah aku mencari sesuap nasi dan semua keinginkan yang baru sedikit terpenuhi. Dalam dewasaku aku haus sekali kasih sayang ayah, yang pada masa masa itu seharusnya aku meminta petunjuk atas studiku atau bercurhat tentang keluh kesahku dimasa depan, semua hanya bisa kuungkapkan kepada seseorang yang sudah kuanggap bapak, sebut saja pak jono. Beliaulah orang yang sangat tahu menahu tentangku dibandingkan ayahku sendiri. Saat sudah tidak ada motor atau mobil yang terparkir aku hanya bisa termenung dan berjanji tidak akan seperti ayahku dulu yang meninggalkan putranya dan tak tahu sama sekali apa yang ada dalam benak putranya.
Bel tanda pulangpun sudah berbunyi, menyisakan dua kelas yang belum beranjak pergi, kelasku dan kelas sebelah. Guru dan murid murid bersiap untuk pulang, hati cerah terpancau di raut wajah teman temanku.
Aku dan teman baru sebangkuku sedari tadi belum mengeluarkan satu kata sama sekali sampai guru berpamitan dan beranjak keluar disusul dengan yang lainya.
Sepulang sekolah aku berganti pakaian dan beranjak pergi menemui ibukku berjualan di malioboro. Malioboro emang benar kata orang orang tidak pernah sepi dari pengunjung, mau yang berkeluarga ataupun yang berduaan, semua sudah lengkap dideretan teras malioboro. Sring kulihat anak laki laki yang di muliakan bapaknya, hatiku seperti teriris, kebencianpun semakin bertambah. Iri! sudah pasti terjadi bagi anak anak yang mungkin bernasib sepertikku.
Tak lama sampailah aku di tempat ibukku berjualan, saatku melihat ibu kelelahan, terpintas dibenakku hal hal yang sangat aku takutkan yaitu jika nanti aku sukses beliau sudah tidak ada disisiku lagi.
Akupun menghampirinya sembari duduk disampingnya dan seperti biasa aku langsung memegang pundaknya sembari memijat mijatnya.
"gimana sekolahmu tadi le?" ucap ibukku.
"Lancar bu alhamdulillah."
"Gimana pelajaranya, paham ndak?"
"Paham bu."
"tadi ada murid baru bu."
"Pindahan?"
"Iya bu, tapi gak tau pindahan dari mana, ketiduran tadi posa," kujawab dengan senyum tipis.
"Laki apa perempuan." Ibukku larut dalam ceritaku, ibukku ketika memulai obrolan pasti ia akan bertanya lebih dalam, ia seperti orang berpendidikan dari segi berbicara dan bersikap, tapi itu hanya angan anganku saja entah benar atau tidak.
"Cewek bu, cantik" aku terdiam sejenak.
"Hahaha wah anakku sudah tau pacar cantik sekarang" sembari senyum senyum. Sampai gigi gingsulnya terlihat. "Tapi, maafkan ibu ya nak belum bisa membelikanmu motor, handphonemu pun sudah pecah pecah." Ikatan batin seorang ibu dengan anaknya adalah suatu ikatan yang tak bisa tertandingi cemistrynya didunia ini, ibu banyak mengetahui apa yang berada diisi kepala anaknya.
Dan kita pantas memujinya dengan kata kata orang yang paling cantik didunia ini yaitu ibu.
" gak papa bu," jawabku sembari memijatnya."Ibu ndak usah terlalu mikirin buat posa, yang penting kita bisa makan buat hari esok" terusku.
Dan makanan kesukaan ibu yaitu kepala ikan sisa punyaku.
Kemudian ibu memelukku sembari membisikan "terima kasih ya nak yang sudah menemani ibu dalam susah ini."
Aku pun ijin untuk berangkat ke tempat parkiran biasa aku mencari uang untuk jajan sekolah ku besok.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!