NovelToon NovelToon

Moon In Darkness

Ch.1 Kristina Haelly

Tak bisa dipungkiri jika dunia itu kejam, dunia yang hanya bisa ditinggali dengan nyaman jika kau "berkuasa". Jika tidak? kau harus menulis takdirmu sendiri.

Dunia yang didalamnya dipenuhi banyak makhluk, terutama " Manusia ".

Manusia, makhluk yang paling serakah, arogan, dan tak pernah bisa bersyukur dengan apa yang dia punya..

Selalu menginginkan yang terbaik dari yang terbaik, selalu menuntut sesuatu untuk menjadi miliknya sendiri, mereka sangatlah egois.

Karena jumlah manusia semakin banyak dari tahun ke tahun, manusia mulai menerapkan Sistem kuasa, sistem kasta, dan sistem harta. Mereka bahkan membuat dunia menerapkan hukum rimba,

..."Yang kuat selalu di atas, dan yang lemah akan selalu dibawah."...

Para manusia selalu membagi diri dengan salah satu sistem, jika ada yang bisa memiliki ketiga sistem itu, mereka akan menjadi kaum "raja", yang memiliki salah satunya akan menjadi "rakyat". Sedangkan yang tak memiliki satupun sistem menjadi "kaum terlantar", terus begitu sampai sekarang.

Dunia yang bagaikan medan perang dari balik layar, para penguasa yang berperang untuk menjadi yang paling sempurna, mereka yang melakukan apapun untuk mencapai tujuannya, baik itu membunuh, menyiksa, memaksa, ataupun mengorbankan.

Manusia, merupakan makhluk yang paling tinggi juga sekaligus paling rendah, para manusia yang mengganggap dirinya hebat dan melupakan penciptanya. Selalu menentang seseorang jika itu berbanding terbalik dengan keinginan nya.

..."Sebenarnya.. Untuk apa kita "manusia" diciptakan?"...

PROFIL KARAKTER :

(1).Kristina Haelly, seorang wanita muda berumur 21 tahun yang bertugas sebagai pembunuh bayaran. Ia akan melakukan tugas apapun yang diperintahkan "orang" yang telah membayarnya baik itu pemerintah, para pejabat, ataupun orang yang berurusan dengan bisnis gelap, tentunya dengan syarat bahwa harga pekerjaannya sesuai dengan apa yang ia terima.

(2). Hans, asisten loyal yang selalu berada di samping Kristina, ia memiliki wajah yang sempurna juga tahi lalat di bawah mata kanannya. Hans yang pada awalnya seorang korban dari perang saudara di Negaranya, diselamatkan Kristina karena alasan "bosan", dan mulai saat itu dia menjadi tangan kanan sekaligus perisai Kristina kapanpun ia diperlukan.

(3). Reihan, teman masa kecil sekaligus musuh bagi Kristina. Dia yang bekerja untuk pemerintah, diperintahkan untuk memburu [ Dark Queen, Kristina Haelly ], karena tak tega membiarkan sahabatnya mati, dia pun memutuskan untuk ikut mati bersama Kristina.

(4). Para anak buah Kristina, sama halnya dengan Hans, mereka mengikuti Kristina karena telah diselamatkan berkat rasa "bosan".

...****************...

[ 31.Desember - 2045 ]

[ Di sebuah gedung terbengkalai, Shanghai ]

"Bagaimana?" Tanya seorang wanita muda yang pakaiannya telah berlumuran dengan darah. Ia adalah seorang Ratu kegelapan, Kristina Haelly.

"Sudah beres ketua, para tikus itu tak akan bisa membuat keributan lagi." sahut seorang Pria berbadan tegap nan gagah yang sembari membersihkan noda merah pada kacamatanya, Hans.

"ah.. dasi kesayangan saya jadi berubah warna ketua.." rengek Hans.

"wah bagus, aku tak peduli." Kristina berjalan melewati tumpukan mayat yang baru saja kehilangan nyawanya. Ia lalu membaringkan tubuhnya di atas sofa panjang dengan menatap langit langit ruangan.

"benar benar para lalat tak berguna! bagaimana bisa mereka bersenang senang dengan hal konyol seperti ini?" Kristina menggoyang goyangkan gelas wine yang ia dapatkan, dan meminumnya tanpa sisa.

"Mungkin bagi mereka, menguras uang Negara adalah salah satu pekerjaan yang tak perlu memerlukan tenaga ketua."

Kristina yang sudah kenal betul dengan pemilik suara ini, langsung meliriknya dengan malas. kenapa dia selalu menjawab perkataan ku?' Batinnya.

"Aku tak pernah meminta jawabanmu."

"...Maafkan saya ketua." lirih Hans, ia mencoba untuk menutup mulutnya setelah itu.

Sunyi, tak ada yang berani bicara dalam ruangan itu, semua anak buah nya hanya diam menatap lantai yang dipenuhi genangan merah segar yang berbau amis.

"Hans."

"ya ketua?" Hans menyahut dengan cepat.

"Apa kau tau sesuatu yang menyenangkan? saat ini aku benar benar bosan, aku bahkan tak merasakan kenikmatan dari minuman yang ku minum.." Kristina mengatakan nya datar seraya menatap gelas yang ia genggam.

Hans kemudian diam, ia lantas menampakkan senyum yang sangat hangat di wajahnya. Senyum yang dapat melelehkan hati para wanita, dan membuat merinding sang Ketua.

"Haha! saya sudah menanti pertanyaan Anda ketua!" Hans tersenyum lebar dan segera mendekat.

"jangan mendekat lebih dari ini, atau wajahmu akan aku pukul, itu membuatku merinding." geram Kristina dengan wajah mengejek.

Bagaimana mungkin wajah komandan seburuk itu? ketua memang memiliki kriteria sangat sangat tinggi..' batin seluruh anak buahnya, mereka seakan memiliki telepati tingkat tinggi. Memang benar, bahwa wajah Hans sangat memasuki kategori tampan.

"Akan ada lelang di kapal Ruby yang sedang bersiap di pelabuhan, kapal itu akan berangkat menuju Laut Barat."

"Lelang?" Kristina seolah bertanya, apakah jual beli terlihat menarik?

"saya mendengar kabar, jika barang yang dilelang adalah hasil temuan dari Dinasti Timur yang hilang."

Setelah mendengar perkataan Hans, Kristina diam sejenak, dia berpikir mungkin Hans sudah gila.

"Kau bercanda? Dinasti yang hilang?"

"Benar, sama seperti Negara Atlantis."

"...kau tidak waras ya? sepertinya kau terlalu banyak bekerja malam ini, sana pergi istirahat." ejek wanita muda itu.

"ada yang mengatakan, bahwa mereka merasakan sebuah aura aneh dari salah satu benda kuno tersebut." jelas Hans dengan serius.

Kristina memejamkan matanya dan seketika itu juga ia mulai tertawa terbahak bahak.

"..Pft! hahaha! kau seperti orang tua saja Hans! bagaimana mungkin kau mempercayai hal konyol seperti itu?" Kristina merasa geli dengan apa yang baru saja didengarnya, tapi tak dipungkiri jika ia juga merasa tertarik dengan "aura" yang dikatakan oleh Hans.

Melihat respon ketuanya yang tampak antusias, ia tersenyum dengan bangga "Jika anda berkenan.. saya telah menyiapkan tiket untuk acara anda malam ini."

Kristina kembali diam dan hanya menatap tiket itu, "yah..tak masalah menjadi orang gila untuk kali ini saja kan?"

Tanpa menjawab perkataan Hans, ia berdiri dan mengambil jas nya. Bersiap untuk pergi ke pelabuhan.

"Saya telah menyiapkan helikopter untuk anda ketua" suara berat itu lebih mengarah pada rasa hangat.

"ya, susul aku 15 menit lagi." Kristina mendengarnya, tapi ia tak peduli dengan sikap Hans yang dianggapnya terlalu berlebihan.

andai aku bukan orang yang peka seperti ini..' batin Kristina merasa tak nyaman.

Perasaan yang demikian tidak berarti bagi nya, karena perasaan itu sangat memuakkan dan hanya menjadi hal sia sia.

Sebelum menaiki helikopter, Kristina berbalik dan menatap Hans yang saat ini juga sedang menatapnya.

"Hans, jika aku mati apa yang akan kau lakukan?"

Hans kini terkejut bukan main ketika ia mendengar apa yang seharusnya tidak pernah ia dengar, tapi ia masih berusaha untuk bersikap waras dan tenang walaupun perasaannya sekarang sangat gelisah.

"saya.. akan membalas orang yang telah berani melakukan itu, beserta semua yang berhubungan dengannya. Baik teman maupun keluarga orang tak berguna itu." Hans menggenggam kuat jemarinya, perkataan yang dingin bagai es itu membuat semua anak buah nya bergidik ngeri, mereka tak berani mendongakkan kepala bahkan sangat berhati hati dalam bernafas.

Kristina diam dan tersenyum tipis, tanpa membalas perkataan Hans, ia menaiki helikopter nya dan pergi ke pelabuhan.

Lima menit telah berlalu, semua orang masih diam di tempat. Tak ada satupun yang berani melangkah sebelum sang Komandan memberi mereka perintah.

"enyah lah."

Setelah mendengar perintah dari komandan mereka, semuanya dengan sigap memberi hormat dan langsung bergegas pergi meninggalkan Hans yang masih terdiam di tempat.

"kenapa anda berkata seperti itu..Ketua?" gumam lelaki malang itu sembari menatap langit yang dipenuhi awan, tak ada cahaya sedikitpun. Ditemani dengan perasaan gelisah yang semakin lama juga semakin dalam.

...[ MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN KATA MAUPUN TANDA BACA. ]...

...[ TERIMA KASIH TELAH MEMBACA NOVEL INI~ ]...

...[ SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA<3 ]...

...•...

...•...

...•...

...•...

...Eits belum selesai(˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)...

*BONUS ILUSTRASI KRISTINA HAELLY

Kira kira begini lah penampilan Kristina pada zaman modern.

@CREDIT TO ORIGINAL ART

@CREDIT TO ORIGINAL ART

^^^@Thara_tta (๑'ᴗ')ゞ^^^

Ch.2 Ruby Room

[ Pelabuhan ]

" Hei cepat bawa barangnya! "

"Silahkan tunjukkan tiket anda nyonya.. "

" Astaga! pekerjaan ini sangat melelahkan. "

Terdengar semua orang yang masih beraktifitas pada malam itu, malam yang dingin dan juga berkabut.

"kepala ku sakit, bagaimana bisa mereka tidak beristirahat padahal jam telah menunjukkan pukul tengah malam? Memang kebanyakan dari mereka adalah buruh juga pedagang, tapi tidak bisakah mereka mendisiplinkan waktu istirahat mereka? " Batin Kristina ketika melihat ramainya pelabuhan.

Disaat ia sedang melamun dan menahan sakit kepalanya, seorang Pria mabuk tiba tiba menabrak Kristina dan membuat masalah.

"Hoi! bisa jalan tidak sih?! mata tuh dipake dong!" teriak Pria itu dengan wajah merah yang kehilangan akal, dan tentu saja itu membuat Kristina menjadi tambah kesal.

Ia mendekati pria itu dan mengulurkan tangan, dengan senyum manis terpampang jelas diwajahnya "anda baik baik saja? maaf karena saya telah menabrak anda.. " tutur Kristina sopan.

Kristina bukanlah orang bodoh yang akan memancing keributan di malam yang dingin ini. Namun, bukannya menjawab atau pun menggapai tangan Kristina, Pria itu malah berlari tunggang langgang seakan telah melihat setan.

"Dia kenapa sih? padahal orang itu sudah mau membantunya. "

"dasar pria mabuk!"

Semua orang yang melihat kejadian itu hanya berkomentar dengan pendapatnya masing masing, memang bantuan yang diberikan Kristina adalah hal biasa dimata orang lain tapi tidak dimata pria mabuk itu.

"ha.. bodohnya." gumam Kristina, ia tak menghiraukan komentar yang didapatkannya, dan hanya lurus berjalan ke depan sampai akhirnya tiba didepan sebuah kapal megah nan indah, itu adalah kapal impian bagi semua orang.

"mana tiketnya?" kata seorang awak kapal yang bertugas untuk menjaga pintu depan, Kristina pun memberikan sebuah tiket merah yang ia dapatkan dari Hans. Sang awak nampak terkejut dan sikapnya pun berubah menjadi lebih ramah "Silahkan tuan.. maaf apabila perilaku saya kurang menyenangkan"

Karena lelah, ia hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan memasuki kapal, sewaktu ia baru ingin melangkah masuk, terdengar keributan dari luar.

"ASTAGA! MAYAT! "

"MENJIJIKKAN! "

Semua orang berkerumun pada mayat seorang pria di sebuah kardus yang entah muncul dari mana, Mayat yang amat mengenaskan, seorang pria tanpa tangan maupun kaki dan juga lidahnya. Kristina hanya melirik sekilas, dan ia mengerutkan alisnya karena ia tau betul siapa yang telah melakukan hal tidak waras itu.

"norak." itulah kesan pertama yang dirasakan oleh Kristina, bagaimana bisa mereka membuang buang uang untuk melapisi kapal dengan emas?

"ku harap kapal ini tenggelam karena kelebihan beban." gumam nya. Pelayan yang ada didekat Kristina tampak terkejut dan berusaha untuk menahan tawa.

"ah.. maafkan kami tuan.. desainnya memang telah dirancang sedemikian rupa untuk menyenangkan para tamu luar"

Tak ada respon apapun, hanya keheningan yang ada didekat mereka, sangat berbanding terbalik dengan para tamu yang sedang bergembira ria.

"Silahkan ikuti saya tuan, tempat untuk tamu khusus berada tidak jauh dari sini." bisik si pelayan. Memang perjalanan yang singkat, hanya dengan waktu 5 menit mereka telah sampai didepan sebuah ruangan kecil.

Si pelayan memasuki ruangan itu duluan dan seperti sedang mencari sesuatu, benar saja ruangan itu ternyata adalah sebuah lift. "mari tuan" ajak pelayan itu untuk masuk, setelah masuk ia menggosok dinding dan ruangan itu menutup sembari berjalan kebawah.

"Lift ini sengaja didesain agar tidak terlalu menarik perhatian pengunjung lain, jadi mohon maaf apabila anda tidak merasa nyaman" jelas pelayan itu tanpa diminta.

"Wah, dia bahkan lebih banyak berbicara dibanding Hans. " batin Kristina.

"Aku tak peduli, kau tak perlu berbicara jika aku tidak bertanya." seru Kristina dengan nada angkuh, Pelayan itupun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya mendengar perkataan Kristina.

"Sudah berapa lama kau bekerja disini? " tanyanya.

"Sekitar 3 tahun tuan.." sahut si pelayan sambil menampilkan senyum andalannya. Ketika mendengar perkataan pelayan itu tak ada keraguan di wajah Kristina, "begitu ya? pasti berat ya.. "

Setelah beberapa menit, lift pun berhenti dan terbuka. Terlihat ruangan yang lebih indah daripada ruangan yang berada di atas, Tempat termegah di kapal Ruby [ Ruby Room ] tempat dimana para tamu khusus bersenang senang dan menghamburkan uang mereka. Hukum yang berlaku disini ialah,

..."Seseorang yang memiliki uang dialah yang menang."...

Di saat Kristina melangkah keluar dari lift, ia tiba tiba berhenti dan berbicara dengan suara kecil yang nyaris tak bisa didengar "kau tahu? aku sepertinya mengenal seseorang yang sangat mirip seperti dirimu."

Tidak ada jawaban, yang terdengar hanyalah pintu lift yang menutup dan naik ke atas. Walaupun begitu, Kristina sudah tau dengan jelas reaksi apa yang ia dapatkan, pada waktu yang sama acara yang telah dinanti nanti para tamu akhirnya dimulai.

...[Selamat malam para hadirin sekalian! dan Selamat datang di Ruby Room tercinta kami! ]...

...•...

...•...

...•...

...•...

...[ MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN KATA MAUPUN TANDA BACA. ]...

...[ TERIMA KASIH TELAH MEMBACA NOVEL INI.. ]...

...[ SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA<3 ]...

^^^@Thara_tta (๑'ᴗ')ゞ^^^

Ch.3 Ledakan

Acara tersebut dimulai dengan penuh kata sambutan oleh sang moderator, acara yang bisa dibilang relatif sederhana namun terkesan glamor ini memiliki peraturan khusus yaitu,

...[ Sekali lagi saya ingatkan untuk Para tamu yang terhormat diwajibkan memakai sebuah topeng pada wajah mereka.]...

"Yah.. merahasiakan identitas memang hal utama bagi penikmat acara ilegal, bisa gawat jika tersebar secara global." Kristina kemudian memakai sebuah topeng rubah yang diberikan hans dan segera mengambil tempat secara acak.

...[ Sekali lagi saya ucapkan Terima kasih kepada para tamu sekalian yang telah datang untuk memeriahkan acara sederhana kami ! ]...

...[ Sekarang mari kita mulai acara yang telah lama kita tunggu tunggu ! ]...

Lelang pun dimulai, dan sesuai dengan dugaan bahwa Kristina memang tidak menyukai acara jual beli. "Sepertinya aku terlalu berekspektasi tinggi tentang lelang kali ini." protesnya, ia langsung beranjak dari tempat duduk dan bersiap untuk pergi.

Langkah Kristina terhenti sejenak ketika ia merasa bulu kuduknya merinding akan sesuatu, tetapi itu tak menghentikan niatnya untuk pergi dari lelang tersebut, hingga ia seolah mendengar bisikan samar entah dari mana yang terus memintanya agar berbalik untuk melihat apa yang ada di belakang.

...”kema..rilah.. tu.. an.. ja.. an.. ti.. galkan.. a.. ku !"...

..."ma.. f ka.. n a.. ku.. tu..ann ! "...

Suara berat nan sayup itu terus berbisik di telinganya "Siapa? ", karena rasa penasaran yang tinggi ia menoleh dan sempat merasa heran, sebab ia tak melihat orang yang mencurigakan, melainkan hanya melihat sebuah topeng *Oni yang memiliki sebuah tanduk panjang berwarna emas tepat ditengah tengah panggung.

...[ ...Inilah barang terakhir yang akan menjadi penutup lelang pada hari ini! sebuah topeng keramat dari Dinasti yang hilang! konon katanya topeng ini memiliki pikiran tersendiri untuk memilih siapa yang berhak menjadi pemiliknya! mari kita mulai penawaran harganya ! ]...

"50$!! "

"85$!"

"100$!!! "

"300$!! "

"500$! "

Semua orang pun ikut tertarik terhadap topeng keramat itu dan langsung berlomba lomba memberi harga tertinggi.

"ahh.. aku harus mendapatkan topeng itu." gumam Kristina, tidak lama setelah itu lampu tiba tiba mati dengan sendirinya, para tamu pun mulai merasa panik dan ketakutan. Staff kapal yang sedang berjaga merasa heran dan mencoba untuk menghidupkan kembali penerangan mereka. Beberapa menit kemudian, lampu berhasil dinyalakan dan keributan kembali melanda.

"AHH! MAYAT! "

Darah segar mengalir dari atas panggung, dihiasi dengan beberapa anggota tubuh sang moderator juga para pelayannya. Sewaktu semua orang dilanda kepanikan, satu orang diantaranya menyadari bahwa topeng keramat itu telah hilang dari tempatnya.

[ Haluan Kapal ]

Terlihat seorang pria yang sedang berdiri memandangi laut malam, sembari memegang sebuah topeng ditangannya. Tubuh Pria itu mengeluarkan aroma darah yang amat pekat, bahkan semua orang enggan bertanya apa yang terjadi dengannya.

"aku tak mengerti, apa pemerintah juga memerlukan sebuah topeng kuno untuk mengurus Negara?" sindir Kristina yang masih mengenakan topeng rubah sekaligus mengarahkan pistol ke arah pria itu.

"haha apa maksudmu? selama ini pemerintah telah mengurus Negara dengan baik, tak bisakah mereka mendapat hadiah akan itu?" Jawab Pria itu seraya memutar tubuhnya "sudah lama tidak bertemu ya.. Teman kecil " lanjut pria itu.

Kristina mengernyitkan dahinya "Semua ucapan mu masih saja omong kosong ya Reihan. Aku sempat terkejut karena mengira kau telah berganti profesi menjadi seorang pelayan kapal." sindir Kristina lagi.

"Ya ampun, aku melakukannya hanya untukmu loh Tina. Oh ya, kau tak perlu kaku dengan ku, tapi aku bersyukur karena masih bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya." ucap Pria itu diikuti dengan senyum tipis diwajahnya.

Kristina tetap diam dan mulai bersiap untuk menembak "buang topeng itu dan pergi lah dari sini." balas Kristina pada seseorang yang bernama Reihan itu.

"Bukankah.. Aku yang harusnya mengatakan itu padamu?" tiba tiba sebuah belati melesat dan hampir mengenai wajah Kristina, Untungnya ia dengan sigap menghindar dan serangan kejutan itu hanya mengenai topeng rubah miliknya. Ia lalu melepas topeng itu dan membuangnya ke lantai.

"ini hanya akan menghalangi jarak pandang ku." gumam Kristina.

"Ah.. akhirnya aku bisa melihat wajahmu lagi Tina."

"Brengsek.. " gerutu gadis itu kesal.

"Maaf atas perlakuan anak buah ku yang kurang ajar itu, Tapi jika tak seperti ini kau tak akan mau memperlihatkan wajahmu padaku kan?" Seru Reihan yang tengah berjalan menghampiri Kristina, Ketika telah berada di jarak yang dekat ia merogoh sakunya dan memberikan sebuah sapu tangan pada gadis didepan nya itu.

"Katakan saja apa mau mu, kau bisa saja membunuhku secara langsung jika kau ingin.. ya kan?" Cetus Kristina tanpa menerima sapu tangan pemberian Reihan tersebut.

"Benar, dan asisten mu yang bodoh itu juga pasti akan langsung menembak kepalaku jika aku melakukannya." Kristina merasa heran dan mulai mengamati sekitarnya, ia hanya melihat para tamu yang ketakutan dan beberapa agen yang sedang bersiap untuk menembak sembari menunggu perintah, Kristina pun mendongak dan benar saja.. Ada tiga sampai lima helikopter yang berada pada jarak yang memungkinkan untuk menembaki seluruh orang di kapal itu, dan terlihat di helikopter paling depan seorang pria gagah yang tengah berusaha menahan emosi juga egonya untuk melakukan itu semua, Hans.

"Oh? aku tak salah lihat nih?" gumam Kristina terpukau, ia sangat mengerti tentang Hans, karena Hans adalah orang yang keras kepala dan memiliki tempramen yang buruk.

"bagaimana dia bisa menahan emosinya itu?"

"Tentu dia bisa melakukannya, karena di kapal ini ada orang yang berharga baginya." celetuk Reihan yang membuat Kristina kembali memasang wajah sinis nya.

"Aku ulangi untuk yang terakhir kalinya, apa mau mu?" seru Kristina yang kini kembali menodongkan pistol ke arah kepala Lelaki itu.

"Baiklah jika kau memang ingin tahu.. Kembalilah kepadaku Tina, aku yang akan menjelaskan semua yang telah kau perbuat. Kepada pemerintah, bahkan semua orang."

pinta Reihan pada Kristina dengan wajah memohon yang menyedihkan disertai dengan raut wajah bimbang.

"Bagaimana jika aku tak mau? lagipula menjelaskan? bukankah pemerintah harus nya berterima kasih karena aku telah menjalankan semua kewajiban ku dengan penuh suka cita?" sahut Kristina.

Reihan menghela nafas panjang dan kembali menatap nya lekat "..Maka dengan berat hati aku harus membawa mu secara paksa." Ia dengan cepat merebut pistol Kristina dan memukul pundak nya. Serangan kejutan itu dengan mudah dibalas oleh Kristina yang langsung memukul perut bagian bawah Reihan, kemudian ia menekuk tangannya kebelakang hingga terjatuh.

Terdengar juga Reihan yang meringis kesakitan karena Kristina memelintir tangannya kebelakang. Ia kembali menodongkan pistolnya ke kepala Reihan yang kini berada dibawahnya.

"kau kalah." kata Kristina dengan angkuh

"Benarkah? Tina.. apa kau tahu, pemerintah sangat ingin membuatmu mati dengan cara apapun, walau harus mengorbankan nyawa orang lain. "

"Apa maksudnya.. ?" Kristina berusaha untuk mencerna perkataan yang baru saja diucapkan oleh Reihan, sampai pada akhirnya ia menyadari sesuatu.

"KALIAN GILA! " geram Kristina, ia menyadari bahwa para agen yang sedari tadi menunggu komando, bukanlah untuk menembakinya, melainkan untuk mati bersamanya.

"bau mesiu.. jangan jangan ! " sewaktu Kristina ingin berteriak sekuat tenaga kepada para anak buahnya untuk segera pergi dari atas kapal, tiba tiba.. BUMM!

Bom meledak. Tepat sewaktu ia ingin berusaha menyelamatkan orang orangnya, dan karena hal itu, Kristina merasa jika dia menyeret semua orang untuk ikut mati bersama dengannya.

****

"Apa.. yang telah kulakukan?"

"Kenapa aku tak bisa menyelamatkan mereka?"

"Kenapa aku bisa menjadi lengah?"

"Kenapa aku selalu membuat orang lain sengsara.."

"kenapa.. kenapa aku selalu mendatangkan petaka?"

Suara ku tak bisa keluar.. Apa yang terjadi? apa semuanya meledak? apa tak ada yang selamat? Bagaimana dengan topeng keramat itu? apa yang terjadi pada Hans dan yang lain??

Ah.. Jadi begini laut pada malam hari ya.. gelap.. sunyi.. dan.. dingin? Semua tubuhku mati rasa, aku tak bisa menggerakkan tubuhku. Kira-kira kenapa aku sangat menyedihkan ya? benar, sejak dulu aku selalu menyedihkan, padahal aku telah berusaha untuk menjadi berguna. Tapi apa? aku hanyalah sebuah kutukan untuk semua orang.

Tanpa kusadari, aku pun pasrah akan kematian yang telah berada didepan mata. Tubuhku jatuh semakin dalam ke laut yang gelap itu dan langsung menyatu dengan lautan.

"Benar, jika aku mati.. Maka semua orang akan hidup dengan damai kan? lagipula lebih baik mati dilaut daripada mati didepan orang-orang munafik itu." pikirku seraya ingin menutup mata perlahan.

Kemudian, sewaktu aku hampir menutup seluruh pandanganku, secercah cahaya ungu kegelapan yang awalnya tak terlihat melintas dengan cepat di langit malam yang gelap.

"apa itu?" aku menatap cahaya itu sambil membiarkan tubuhku tenggelam lebih dalam ke laut, sampai aku tak dapat melihat lagi langit dengan cahaya ungu yang indah itu.

*Oni : Makhluk jahat dan menakutkan yang dipercaya memiliki kekuatan supranatural, dalam kepercayaan Jepang.(๑'ᴗ')ゞ

...[ MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN KATA MAUPUN TANDA BACA! ]...

...[ TERIMA KASIH TELAH MEMBACA NOVEL INI ]...

...[ SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA<3 ]...

^^^@Thara_tta (๑'ᴗ')ゞ^^^

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!