Awal pelajaran baru di kelas sepuluh SMA dimulai. Murid murid dari berbagai SMP yang tidak saling kenal, sekarang sekelas dan mulai mengenal satu sama lain. Di kelas ini ada empat murid dari satu SMP yang terlihat akrab satu sama lain. Mereka adalah Putri, Awani, Agnes dan Vani. mereka berempat terkenal akan sifat mereka yang suka mencari gara gara dengan siapapun sejak SMP. Karena latar belakang keluarga mereka yang hampir sama juga membuat mereka miliki sifat yang tidak jauh berbeda
"Woy! Kita sekelas lagi bro!" Ucap putri menyapa Vani, Agnes dan Awani
"ntaps kali kan" jawab vani
"bareng trus kita sampai lulus" sambung Agnes senang
"iya.. Tos dulu lah" ucap Awani sambil mengangkat tangannya. Mereka berempat tos secara bergiliran sambil tertawa nggak jelas
"kenapa yang lain diem semua ya" tanya vani terheran saat dia melihat murid murid lain di kelasnya
"entahlah, sakit gigi masal kali"
"atau, mereka bisu"
"ahahahaa" jawab Putri sembari tertawa keras
"jangan gitu lah, baru masuk kelas masa udah mau cari musuh aja. ga baik tau" tegur Agnes
"Banyak musuh makin berkah ea" saut Awani
"yee.. berkah bapak kau" ucap Agnes sambil tertawa
"Entah kenapa kalau ku trawang. Hari pertama masuk sekolah pasti jadi pendiem semua" Ucap Vani setelah selesai mengamati keadaan sekitarnya
"Eh? Van, kamu jadi penerawang? Mulai kapan?" tanya Agnes dengan ekspresi Penasaran
"emm... udah dari dua puluh tahun yang lalu. aku mewarisi ilmu leluhurku untuk menerawang sesuatu" jawab Vani dengan muka seriusnya
"wihh... canggih, umurmu baru lima belas tahun. tapi udah bisa mewarisi ilmu dari dua puluh tahun lalu, gimana caranya?" tanya putri
"hm... mudah mudah" jawab Vani dengan lagaknya
"njirr.. gimana??" tanya Agnes sambil tertawa kecil
"Sebenarnya aku tuh dah tua. karena lagi nyamar, aku tuh jadi anak SMA lagi" jawab Vani asal
"apaan sih? gaje banget tau" ucap Awani yang tidak merasa puas dengan Jawaban Vani
"Pintar amat ngarang cerita. mau bikin film apa drama?" sambung Agnes
"novel dong hehew"
" tapi beneran loh, Sebenarnya aku emang menguasai satu jurus menerawang" ucap Vani dengan bangganya
"Wih apa tu?" tanya Awani
"ini akan sulit sekali" jawab vani sambil mengerutkan dahinya
"Palingan juga nerawang uang" jawab Agnes blak blakan dengan ekspresi datar
"anjirr, kok tahu sih?! harusnya jangan bilang" ucap Vani yang terlihat kecewa dengan jawaban Agnes
"gituan receh, kalau masalah tahu. aku sukaan tempe daripada tahu" ucap Agnes sembari mengalihkan topik
"trawang uang gimana? trawang jumlah uang disaku?" tanya Putri yang masih polos
"pernah liat iklan nggak sih?" tanya balik Awani
"Di trawang di bawah cahaya lah. Gitu aja ga tau, noob" Ucap Agnes yang tidak sabaran
"Mana aku tau, kan aku nggak pernah nonton TV" ucap putri dengan membawa kenyataan pahitnya
"kenapa?" tanya vani
"Karena TVku mati" jawab putri dengan ekspresi sedih
"Kasihan banget TVnya mati" ucap Agnes yang ikut bersedih
"kita belum ngelayat lagi" sambung Vani yang juga ikut sedih
"sabar put, semua ada jalannya, tinggal jalanin aja" ucap Awani sambil menepuk pundak Putri
"jalanin apa?" tanya putri sambil menoleh kearah Awani
"jalanin jalan yang diberikan" jawab Vani
"Jalanin jalan yang ada dijalan, jalannya di jalan yang ada jalan. jadi begitu" Sambung Agnes yang memperumit keadaan
"Ngomong apa sih Nes?" tanya Putri linglung
"entahlah, aku ngomong apaan yak?" jawab Agnes yang tiba tiba ikutan linglung
"ngomong omongan yang diomongin lah" saut Vani yang menambah kelinglungan putri dan Agnes
saat mereka berempat sedang asik mengobrol kan hal yang nggak jelas. Tiba tiba guru datang ke kelas mereka
note: 'murid murid sudah diwajibkan belajar di hari pertama sekolah. jadi murid murid di sana harus siap menghadapi pelajaran di hari pertama mereka'
"lah.. baru pertama masuk udah pelajaran aja" ucap Vani sambil mengamati guru yang berjalan di depan kelas
Mendengar apa yang Vani katakan, putri menanyakan hal itu pada guru yang datang
"Bu! baru masuk kok udah pelajaran aja?"
"iya buk, kenapa?!" sambung Awani mendukung
"kalian ke sekolah mau ngapain? Main? Mending nggak usah sekolah sekalian" jawab guru dengan tegas
"anjirr ngegas, gurunya killer" bisik Putri pada Awani
"waduh bahaya nih" bisik balik Awani
"oh iya bu, maafkan kesalahan kami, silahkan di lanjut hehe" jawab putri yang tidak mau memperumit masalah
"Di SMA, kalian itu bukan lagi murid SMP yang masih bisa main main. Sekarang waktunya kalian serius belajar, kali..." ucap guru terhenti
"Caranya bu?!" potong putri yang penasaran saat gurunya belum selesai berbicara
"nah ini contohnya, lagi dibilangin Guru malah ikutan bicara" ucap guru yang merasa kesal
"lah? salahnya bertanya apa bu? bertanya kan menambah wawasan" ucap Vani yang tidak mengetahui kesalahannya
"bukan bertanya nya yang salah, tapi penyampaian tanyanya yang kurang tepat" ucap guru sambil melihat ke arah Vani
"Gituan aja repot, tanya ya tinggal tanya. ngapain ngerepotin penyampaiannya segala. emang ada hubungannya? enggak kan?" ucap Vani menanggapi apa yang guru omongkan
"kalian ini.. Nggak punya etika apa?!" Tanya guru emosi
"etika? bahasa mana bu?" tanya Agnes
"kalian keluaran SMP mana?" tanya guru terheran
"banyak nanya! udah, jangan ribut napa. pelajaran ya tinggal pelajaran" ucap Awani yang terganggu dengan debat mereka
"kalian berani begitu sama guru?" tanya guru
"Ngapain takut?" jawab putri dengan lantang
"kalian! Keruang BK!" perintah guru dengan suara yang lebih lantang dari pada suara putri
("haishhh... ni guru maunya apa. kita ngapa ngapain juga enggak") batin Vani kesal
..._____________________________________________...
...WARNING!!...
...Cerita ini hanyalah Fiktif Belaka...
...____________________________________________...
...Bantu Author dengan Like, Comment dan Vote :)...
...Makasih dah Baca (≡^∇^≡)...
mereka tidak mau berdebat lebih lama, mereka berempat memutuskan mengikuti perintah guru untuk pergi keruang BK. Di ruang BK, mereka berempat duduk berderet
”jadi.. menurut laporan, kalian ini tidak tau sopan santun ya?” tanya guru BK sambil membaca laporan
”kami santuy buk” jawab vani sambil tersenyum
”haish.. Ini surat pertama kalian, kalau sampai melakukan hal yang sama lima kali, kalian akan dikeluarkan” Ucap guru BK sedikit mengancam
”hah?! Dari kelas buk?” tanya Awani terkejut
”bukan hanya dari kelas, tapi juga dari sekolahan” jawab guru BK kalem
”kok bisa sih? masa iya, pertama masuk udah dapet surat peringatan” ucap Vani yang tidak mengetahui apa kesalahannya
”tentu bisa. karena kalian melakukan kesalahan, kita sebagai guru harus bertindak. sekarang kalian kembali ke kelas dan bersikaplah sopan” ucap guru BK sambil berdiri
"baik bu"
Mereka berempat keluar dari ruang BK. saat itu juga mereka berempat membulatkan tekad dan berniat untuk tidak akan terlibat masalah dengan guru lagi
Setelah dari ruang BK. karena saat itu sedang istirahat, Mereka berempat tidak langsung kembali ke kelas, mereka memutuskan untuk pergi ke kantin sekolah
Sesampainya di kantin, mereka menepati tempat duduk yang kosong sambil mengobrol kan sesuatu
”Mulai sekarang kita nggak boleh terlibat masalah sama guru lagi” tekad Vani serius sambil mengepalkan salah satu tangannya
”setuju! keluar dari sekolah, mau jadi apa kita” sambung Agnes yang sedikit pasrah
”Yang terpenting, peringkat kita nggak boleh turun juga” ucap Awani menyambung percakapan mereka
”Benar bro” ucap Putri senang sambil menepuk punggung Awani
ditengah mereka mengobrol. datang lima orang kakak kelas laki laki yang berniat mengusir mereka berempat dari tempat duduk mereka, karena saat itu tempat duduk yang lain sudah penuh di tepati siswa lain
”Woy kalian! ini bangku kita, kalian pindah!” ucap ngegas salah satu kakak kelas
"brakk!!"
putri menggebrak meja dan berdiri dari duduknya. Agnes yang duduk di sampingnya terkejut
"kaget woy!" ucap Agnes ngegas
putri menoleh ke arah Agnes di sampingnya dan tersenyum kecil
"hehe, maaf emosi Nes"
"hmm.. jangan ulangi" ucap Agnes
"lanjutkan Put"
putri kembali menoleh ke arah kakak kelas,
”yang datang duluan kita, lagian kursi kantin ini milik sekolahan! bukan punya papamu! apa hak kalian ngusir kita?!” Ucapnya ngegas
”kita ini lebih senior, kalian harus hormati senior!! jadi, lebih baik kalian pergi” ucap salah satu kakak kelas dengan sombong dan tenang
”yosh kuy!!” ucap Vani sambil menoleh dan mengangguk untuk memberi kode pada Agnes, Putri, Awani
mengerti apa yang Vani maksud, Mereka berempat berdiri dan berbaris di samping meja
”hormat grakk!!!” seru Vani dengan tegas pada ketiga temannya. mereka berempat hormat serentak
”Tegap grakkk!” seru vani untuk menyudahi hormat mereka
setelah itu Mereka berempat kembali duduk di tempat yang sama dengan tenang
”Puas kalian? Nah sekarang pergi sana, kakak Senior yang terhormat” ucap vani sambil tersenyum
”kalian ngeledek?!” ucap kakak kelas yang merasa terhina dengan tindakan mereka berempat
”bukan begitu! lagian kalian sendiri kan yang minta dihormati? Trus udah kami hormati, sekarang mau apa lagi?” ucap vani santai dan tenang
”Udah dibilang kalian pergi dari sini!” seru kakak kelas memaksa
”Kantin milik umum woy! Siapapun boleh ke sini!” ucap putri ngegas
"nurut aja susah!"
”Kalian ngajak berantem?!”ucap kakak kelas yang mulai kesal
”Kalian berlima cowok bukan sih?! Masa iya mau lawan cewek!” ucap Awani yang ikut kesal
”Bodoamat... yang udah berurusan sama kita, nggak bakalan bisa lolos tanpa kita beri hukuman” saut kakak kelas lain sambil mengacungkan jari tengahnya ke mereka berempat
("f*ck?!") batin Vani kesal
”woy! Bisa apa kalian?!”ucapnya tidak terima
”Palingan juga, Cuma kumpulan sampah yang bisanya nindas orang lemah, hah.. cuih!!”sambung Agnes merendahkan kakak kelas
”Beraninya kalian!!” ucap kakak kelas marah
Salah satu kakak kelas maju ke hadapan Vani dengan penuh emosi dan langsung melancarkan pukulan dengan keras
"Buag!!"
pukulan itu mengenai wajah Vani
”akhh.. anjirr, kena beneran” ucap vani yang sedikit merasa kesakitan
”mau lagi? atau sekarang mau pergi?” tawar kakak kelas dengan sombongnya
”Cihh.. cowok kok mukul cewek! dasar pengecut!” ejek Vani sambil memegang samping mulutnya yang berdarah
”van udah. jangan bikin masalah, nanti kena surat kedua!” ucap Putri yang menghawatirkan surat
”Mana bisa aku ditindas sama sampah begini! Lagian, surat itu berlaku jika kita buat masalah sama guru kan?!” jawab Vani Kesal sambil mengerutkan alisnya
”eh? iya juga”ucap Agnes yang menyadari logika yang diberikan Vani
”Ya udah aku yang maju! kalian mundur gih!”ucap vani memerintahkan ketiga temannya untuk menjaga jarak darinya
Awani, Agnes dan putri mundur seperti apa yang Vani suruh. saat Vani merasa posisi ketiga temannya aman, dia menatap tajam kakak kelas yang berdiri di depannya dan menantangnya
”woy! Kalian bedebah sampah! sialan! manusia kamvret! laknat!!"
"Maju sini kalau berani” ucap Vani dengan senyum menyeringai
”Muka udah berdarah gitu masih mau nambah?”
"cewek tuh jaga penampilan, mundur aja gih. dari pada lecet lagi" ucap sombong kakak kelas yang tidak memperdulikan Vani
”cih... segini bukan apa apa!” ucap Vani berani sambil mengelap darah di pipinya
"woah.. keren" ucap Agnes takjub sambil bertepuk tangan kecil
”Omong doang” ucap kakak kelas meremehkan vani
Vani yang mendengar jawaban kakak kelasnya itu langsung maju dan menghajar kakak kelasnya satu persatu. saat melawan mereka, dia menyadari bahwa kakak kelasnya tidak memiliki pengalaman berkelahi sama sekali
"Buagg!!!"
pukulan vani yang mengenai pipi kakak kelasnya
“cih... Kurang ajar” ucap kakak kelas sembari meluncurkan pukulan pada Vani
"wushhh..."
Vani menundukkan kepalanya dan berhasil menghindar dari pukulan kakak kelas. dia membalasnya dengan menendang perut kakak kelasnya dengan penuh tenaga
"Buagg..!!!"
tendangan vani kena tepat sasaran
"Brakk!!!"
kakak kelas terlempar dan jatuh membentur meja
"Uhuk.. uhuk!!" suara kakak kelas yang kesakitan sembari memegangi perutnya
Vani menggunakan cara yang sama untuk menghajar ke empat kakak kelas yang lainnya, kakak kelas yang mencoba melawan tidak ada yang bisa menyentuh atau melukai vani sedikitpun. mereka hanya bisa tertunduk di lantai dengan babak belur di wajah dan mengeluh kesakitan
”Hah? Cuma segitu kemampuan kalian? beneran sampah. Lawan satu cewek aja udah kalah. apa lagi kalau mereka bertiga juga gabung?” ucap vani sombong sambil berjalan kembali ke tempat Agnes, Awani dan putri berada
Kakak kelas hanya bisa terdiam menahan kesakitan. murid murid lain yang berada di kantin hanya menyaksikan perkelahian dan tidak memisah mereka. karena terlalu ribut, guru datang untuk melihat keributan di sana
”Ada apa ini! Kenapa kalian babak belur begini?” tanya guru pada kakak kelas yang tergeletak di lantai kantin. pandangan seluruh orang di sana tertuju pada guru yang baru saja datang
”Anak kelas sepuluh itu yang mukulin kita bu. karena dia cewek jadi kita nggak bales, kita cuma terima pukulan tanpa pembalasan" jelas kakak kelas
”Astaga, kamu yang tadi dikelas itu kan” tanya guru sambil menunjuk jarinya ke arah vani
"saya?" tanya Vani kaget
”oh Iya bu. soal kejadian di kelas, maafkan kami berempat bu. kami dikelas tadi tidak sengaja berbicara asal” sambung vani memohon pada gurunya
”Kamu saya skors satu minggu. Nanti pergi ke ruang BK dan ambil surat keduamu!” perintah guru tanpa memperdulikan apa yang vani katakan
”Bu, Vani nggak salah. yang cari gara gara mereka berlima bu” ucap Putri membela
”Ibu tau benar, Mereka berlima belum pernah bikin masalah dari dulu. malah sekarang ada kalian yang berani berbuat onar disini” ucap guru yang terlihat marah
”Cih... guru kok pilih kasih” ucap Agnes lirih sembari memalingkan wajahnya
”Kamu bilang apa barusan” tanya guru yang sedikit mendengar suara Agnes
”ah.. enggak, barusan ada nyamuk lewat bu” jawab Agnes mengelak sambil tersenyum kecil
”Sekarang kalian berempat ke BK!!” perintah guru dengan tegas
”Bu! mereka bertiga nggak perlu dibawa bawa bu, mereka berat dan toh mereka nggak ngapa ngapain!” ucap vani membela temannya
“tapi mereka tidak lecet sedikitpun, pasti mereka juga ikutan mukulin” ucap guru curiga
”Mereka baru datang bu! mereka nggak salah, saya yang cari masalah disini bu! tanya aja mereka, mereka itu murid lewat” jelas Vani asal
”Akhirnya ngaku juga kalau kamu yang salah, sekarang kamu ke BK” ucap guru yang percaya dengan kebohongan Vani
”hmm iya” jawab vani pasrah agar teman temannya tidak terkena masalah
Vani beserta gurunya meninggalkan kantin dan pergi menuju ruang BK. sebelum itu guru memerintahkan kakak kelas untuk mengobati diri mereka di UKS
”Vani!!” putri memanggilnya saat sedang berjalan
Vani menoleh dengan ekspresi muka ngenesnya
”gapapa, kalian ke kelas aja. serahkan masalah ini padaku”
Setelah kejadian itu. vani diskors selama satu minggu dan kini dia mendapat dua surat peringatan
hari pertama Skors, Vani merasa bosan karena dia hanya bisa diam dirumahnya tanpa melakukan apapun. Dia memutuskan jalan jalan keluar untuk mengisi kebosanannya
Saat dia berjalan melewati sebuah jalan kecil. Dia melihat ada seseorang yang sedang diganggu oleh preman preman yang tidak jelas asalnya. Preman preman itu sedang mengeroyok satu orang pria dan pria dengan muka babak belur hanya bisa terdiam menerima pukulan demi pukulan tanpa melakukan perlawanan. Vani yang terkejut melihat kejadian itu, langsung berlari ketempat kejadian
”woy kalian, stop!” Teriak Vani pada preman dari jarak yang cukup jauh. orang orang di sana menoleh kearahnya
”hah!! siapa kamu, beraninya ganggu” ucap preman dengan sombongnya
“ternyata ada cewek nyasar, pipi pakai ditambal segala lagi” sambung preman lain
“Woy, lepasin dia!” ucap vani ngegas
“kamu sebaiknya pergi dari sini, kita nggak bakal ngelawan cewek. Daripada kamu tambah lecet cuma karena nyelamatin si brengsek ini, mending kamu cabut gih” ucap preman dengan nada halus
“Jangan ngerendahin aku! kalian belum tau siapa aku!” ucap Vani bangga
"heh? emang siapa? anak kecil main super hero?" goda preman
"anjay, ga gitu juga kamvang!"
"buruan lepasin dia! jangan sampai kesabaran ku habis!"
“di kasih hati tetep aja nggak mau ya?”ucap preman sombong
“Maju sini” tantang vani dengan berani
“kamu maju” perintah ketua preman pada salah satu preman
“oke, ngelawan cewek gini mah, gampang” ucap preman sambil berjalan menghampiri Vani
“buat cewek itu ngerti, udah berani nantangin siapa. jangan terlalu kasar juga, dia cuma cewek lemah biasa yang punya jiwa sosial tinggi” ucap ketua preman
“siap bos” ucap preman pada ketuanya
Dengan sombongnya preman itu maju ke hadapan vani dan merendah rendahkan vani
“Woy, pukul nih pukul..”ucap preman dengan senyum menyeringai
“tcihh... Wajahmu bikin muak” ucap vani sambil meluncurkan serangannya
"buaggg"
Vani langsung menghajar wajah preman tersebut. Darah menetes keluar dari hidung si preman
“wah boleh juga kemampuanmu, aku akan sedikit serius” ucap preman sambil mengusap darah yang keluar dari hidungnya
Preman itu menyerang balik vani. Namun vani berhasil menghindarinya. Dan dengan serangannya yang seperti biasa, Vani menendang perut preman itu sampai preman itu terjatuh dan pingsan di tempat
"Bug... bagg.. bug.."
pukulan demi pukulan diluncurkan oleh vani
mengetahui salah satu preman nya gagal melawan satu orang perempuan. Ketua preman menyuruh preman preman lain untuk mengeroyok vani secara bersamaan
“woy kalian jangan diem aja, serang cewek itu!” seru ketua preman pada preman preman lain
“Waaa..” teriakan preman preman saat berlari kearah vani
"Bug.. bag.. bug..."
Serangan demi serangan bisa ditangkis oleh vani. Namun posisi vani tidak diuntungkan. Di Sana dia hanya sendiri dan dikeroyok tujuh orang preman dewasa. Vani mencoba bertahan dan menyerang balik satu persatu
"Bug.. bagg... buggg"
"... brakk..."
salah satu preman tertendang vani dan terjatuh
(“Akh.. susah lawan orang sebanyak ini, aku harus cari cara buat kabur”) Batin Vani sambil menangkis serangan demi serangan yang dia dapatkan
Vani berlari untuk mencari celah dan menghindari cidera yang berlebihan. saat berlari sembari menangkis serangan dari preman, dia tidak menyadari bahwa dia sudah terpojok di suatu gang buntu
(“anjirr, sial! aku terjebak disini, terpaksa aku harus melawan mereka lagi") batinnya kesal
"Bug.. bagg...bugg.. bag.. bugg.. baggg buuggg.."
Dengan luka di seluruh tubuhnya, Vani terus menyerang balik. tenaganya perlahan mulai habis, hal itu menyebabkan dia lengah dan beberapa kali terpukul oleh preman preman itu. di tengah perkelahian mereka, tiba tiba ada seseorang yang datang dari arah belakang preman
“berhenti kalian!” seru seseorang menghentikan perkelahian. preman preman di sana berhenti mengeroyok Vani dan menoleh ke asal suara. saat itu Vani mundur perlahan untuk menjaga jarak
“kamu temen cewek ini?"
"woy, serang dia juga!” ucap salah satu preman
pria itu berkelahi dengan preman preman di sana. Vani hanya berdiri menahan kesakitan dan diam ditempatnya. Dengan luka di tubuhnya dia melihat perkelahian orang asing melawan preman preman demi dirinya. Pria itu melawan preman preman itu dengan gagahnya. satu persatu preman berhasil di kalahkan dengan mudahnya
("wah.. gila nih orang, jago banget") batin Vani kagum
"Bug.. bagg.. bugg..."
Setelah perkelahian selesai. preman preman itu lari terbirit-birit tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun. vani yang awal niatnya mau nolongin orang, namun malah dia juga ditolong orang. setelah menuntaskan preman, pria itu datang menghampiri Vani
“kamu gapapa?” tanya pria itu
“hah... gini doang ga kerasa” ucap vani sambil menahan sakitnya
“Oh iya, terimakasih udah nolongin aku. sebenarnya tanpa kamu, aku juga bisa kalahin mereka”
“Oh... maaf kalau begitu, mau aku panggilkan preman lain buat ganti?” ucap pria itu dengan senyuman kecil
“eh.. Nggak nggak nggak. aku udah begini masa mau berantem lagi” ucap vani dengan senyuman pahit
“kenapa kamu bisa berantem sama preman preman itu?” tanya sang pria
“Aku lagi nolongin orang itt..”ucap vani sambil menunjuk ke arah orang yang dia selamatkan, namun orang itu sudah tidak ada di tempatnya
“lah?!! Udah ditolongin bukannya terima kasih kek, malah main ngilang aja” ucap vani kesal sambil mengepalkan tangannya
“ahahahaha, ekspresimu lucu juga"
"oh ya, lukamu banyak. mau mampir buat pasang perban? tempatku deket dari sini” tawar pria itu
“Oh boleh, lagian aku ga ada kerjaan” tanpa basa basi vani langsung menerima tawaran pria yang baru saja dia temui itu
Mereka berdua pergi ketempat yang di maksud pria itu. Di tempat itu, vani memasang perbannya sendiri dan pria itu membuatkan minuman untuknya
“rumahmu kayak basecamp ya” ucap vani kagum saat melihat tempat itu
“Ini bukan rumah. tapi markas, kamu lihat pintu itu?” pria itu menunjuk ke salah satu pintu. vani melihat ke arah yang di maksud pria itu
”dibalik pintu itu ada banyak orang dari Komunitas ini, yang pastinya juga jago berantem” Jelas sang pria
“woah.. kamu ada komunitas berantem? namanya apa?” ucap vani kagum
“komunitas kami bukan berantem sih, cuma mendamaikan kota. kita bekerja membersihkan preman preman seperti tadi” ucap sang pria
“Wihh.. mulia amat pekerjaannya. apa aku boleh bergabung? udah lama aku mimpiin hal beginian” ucap vani mengharap
“bisa aja, ayo aku kenalkan member di komunitas lainnya” ajak sang pria sambil berjalan
“oh tunggu.. tunggu” ucap vani menghentikan langkah pria itu
pria itu menoleh kearahnya
“Kenapa?”
“kita belum kenalan” ucap vani sambil tertawa kecil
“ahaha, sampai lupa. namaku Ray, siapa namamu?” ucap Ray
“aku Vani, salam kenal” ucap Vani sambil tersenyum kecil
“oh ya, sepertinya aku belum siap kalau ketemu member komunitas sekarang. Aku harus tingkatkan kemampuanku dulu”
“Kamu boleh gabung kapan pun” ucap Ray sambil tersenyum
“Kalau gitu aku pulang dan latihan dulu. oh ya, terimakasih perban dan bantuannya tadi, Ray!” ucap Vani sambil berjalan keluar dari markas
“hmm.. tidak masalah. hati hati” Ucap Ray sambil melambaikan tangannya
("eh.. minumannya lupa ku kasih ke dia") sambung batinnya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!