NovelToon NovelToon

Ratu Ketiban Duren

Bab Satu Awal Kisah Ratu

Ratu Arkanaya yang lebih akrab di panggil Ratu adalah putri pertama dari pasangan Zeya dan Albirru. Tapi ia lebih dekat dengan ayah sambungnya Daddy Azril.

Walau Ratu hidup di lingkungan keluarga yang mampu tapi ia sangat mandiri. Daddynya memiliki tiga perusahaan yang sangat berkembang tapi ia tak pernah memanfaatkan kekayaan Daddy-nya.

Saat ini Ratu telah bertunangan dengan seorang pria bernama Gyan Felix Latif yang lebih akrab dipanggil Felix.

Ratu memiliki saudara wanita satu ayah lain ibu bernama Farrah Giaa Khaira yang lebih akrab di sapa Khaira. Gadis itu tinggal bersama Ratu.

Tunangan Ratu, Felix juga sangat akrab dengan Khaira.

Hari ini Azril meminta Felix untuk makan malam bersama, Azril ingin menanyakan kelanjutan hubungannya dengan Ratu. Azril tak mau terjadi sesuatu sebelum mereka menikah.

Di ruang keluarga saat ini semua keluarga Ratu berkumpul termasuk Raja, Pangeran dan Khaira.

"Kapan rencananya kalian melangsungkan pernikahan?" tanya Azril.

"Rencananya bulan depan kedua orang tuaku akan datang buat menentukan tanggal pernikahan kami, Dad," jawab Felix.

"Baguslah jika begitu. Niat baik itu lebih baik dipercepat."

"Bunda juga setuju jika pernikahan kalian dipercepat. Saat ini usia Ratu sudah memasuki 23 tahun. Udah pantas juga berkeluarga," ujar Bunda.

"Tapi Kak Ratu masih manja banget sama Daddy. Nggak malu peluk-peluk. Udah mau merit juga," ujar Pangeran.

"Betul, apa nanti bisa Ratu melayani Felix. Makan aja masih disuapin Bunda," ucap Raja.

"Nanti aku bisa belajar."

"Aku menjadikan Ratu istri, bukan pembantu. Kenapa ia harus melayani?" ujar Felix.

"Weh, dengar tuh. Aku akan dijadikan Ratu di rumah, bukan pembantu." Ratu menjulurkan lidahnya mengejek Raja dan Pangeran.

"Maaf semuanya. Apa aku boleh bicara?" tanya Khaira, adiknya Ratu satu ayah, secara tiba-tiba menyela pembicaraan. Felix tampak memelototkan matanya ketika Khaira mengobrol.

"Silakan! Kamu mau ngomong apa?" tanya Bunda.

"Maafkan sebelumnya jika apa yang aku katakan ini akan menyakiti semuanya. Tapi aku tak mungkin menyembunyikan lagi." Khaira tampak gugup saat bicara. Membuat semua keluarga jadi ikutan tegang. Apalagi Felix. Ia tampak sangat gelisah.

"Katakan aja. Ada apa ini?" tanya Azril.

"Khaira, kamu katakan saja sejujurnya apa yang ingin kamu sampaikan. Jangan takut," ucap Bunda melihat Khaira yang tampak gemetar.

"Kak Ratu tak bisa menikah dengan Mas Felix," gumam Khaira. Akan tetapi masih dapat di dengar semuanya, yang membuat semua kaget.

"Kenapa?" tanya Ratu.

"Khaira, ada apa ini? kamu jangan mengarang cerita. Kenapa aku tak bisa menikahi Ratu?" tanya Felix dengan suara sedikit tinggi.

"Felix, biarkan Khaira bicara. Kita sama-sama dengarkan alasannya," ucap Raja.

"Betul Mas Felix, biarkan Kak Khaira bicara," ujar Pangeran. Azril dan Zeya tampak saling bertatapan tanda minta penjelasan.

"Mas Felix tak bisa menikah dengan kak Ratu karena ...." Khaira menjeda ucapannya. Semua yang ada diruangan diam menunggu jawaban Khaira.

"Karena saat ini aku sedang mengandung anaknya Felix," ucap Khaira dengan lirih.

Semua kaget mendengar ucapan Khaira, terutama Felix dan Ratu. Felix langsung berdiri dari duduknya.

"Kamu jangan memfitnah. Bagaimana mungkin kamu hamil anakku?" ucap Felix emosi.

"Khaira, Kak Ratu tak suka candaanmu!" ucap Ratu dengan suara sedikit keras.

"Aku nggak sedang bercanda, Kak. Saat ini aku memang sedang hamil anak Mas Felix."

Tampak Ratu syok mendengar jawaban Khaira. Pangeran dan Raja langsung berdiri dan menghampiri Felix. Raja mencengkeram kerah baju Felix.

"Katakan yang sebenarnya, apa benar kamu menghamili Khaira?" tanya Raja emosi.

"Aku nggak tau. Tanya aja sama Khaira."

"Khaira, katakan dengan jelas." ucap Pangeran.

"Ya, aku sedang hamil empat minggu anaknya Mas Felix."

Raja langsung melayangkan tinjunya ke wajah Felix, begitu juga Pangeran. Azril yang ingin berdiri di tahan Zeya.

"Raja, Pangeran,udah! Kalian bisa membunuhnya!" teriak Bunda.

"Raja, Pangeran, lepaskan Mas Felix! tak ada gunanya mengotori tangan kalian dengan memukulnya." Ratu berdiri dari duduknya dan menghampiri Felix.

"Aku pikir kamu pria yang baik. Aku pikir kamu pria yang pantas mendampingi hidupku. Teenyata kamu tak lebih dari pecundang!"ucap Ratu dengan gemetar.

"Khaira! Kakak tak menyangka kamu bisa mengkhianatiku. Tapi aku bersyukur dan berterima kasih karena kamu telah menunjukkan siapa Felix dan kamu yang sesungguhnya."

"Ini tak seperti yang Kak Ratu kira. Semua di luar kemauan aku. Aku dijebak teman hingga mabuk dan tak sadar telah berhubungan badan dengan Mas Felix," ucap Khaira dengan air mata yang tumpah membasahi pipinya.

"Sudahlah, aku tak butuh alasan apapun," ucap Ratu. Ia berjalan tergesa menuju kamar.

"Kamu urus Khaira," ucap Azril dengan Zeya.

"Raja, Pangeran,kalian urus Felix. Ratu biar Daddy." Azril meninggalkan ruangan menuju kamar Ratu, putri kesayangannya.

Azril membuka pintu perlahan. Tampak Ratu yang duduk menunduk dengan memeluk kedua lututnya di atas tempat tidur.

"Sayang," ucap Azril membawa Ratu ke dalam pelukannya.

"Daddy," ucap Ratu. Tangisnya pecah dalam dekapan dada Azril.

"Daddy ... aku cantik,kan?"

"Tentu. Tak ada yang bisa meragukan kecantikan kamu!"

"Aku pintar, mandiri, cantik, dan punya Daddy kaya. Aku bisa dapat yang jauh lebih baik dari Felix. Aku tak boleh sedih'kan?" tanya Ratu di sela tangisnya.

"Iya, sayang. Sepuluh kali lipat dari Felix bisa kamu dapatkan."

"Daddy, aku tak mau menangis. Tapi air mata ini tetap aja tumpah."

"Sini Daddy hapus. Kamu tak pantas menangis buat pria seperti Felix. Daddy bisa carikan yang jauh lebih tampan dan kaya dari Felix," ucap Azril membujuk putrinya.

"Aku cantik, bisa cari sendiri. Aku tak mau dijodohkan."

"Iya, Sayang."

"Pengkhianat seperti Felix biar aja sama Khaira. Aku tak mau melihat wajah mereka lagi."

"Daddy akan minta mereka pergi jauh."

"Tapi nanti Khaira tinggal dimana?"

"Tak usah kamu pikirkan. Sekarang kamu tidur, biar besok sudah lupa kejadian hari ini."

"Jika temanku tanya, kenapa Felix nikahnya sama Khaira, aku jawab apa?"

"Jawab aja, kamu telah membuang mantan pada tempatnya."

"Daddy, aku tak bercanda. Aku serius."

"Daddy juga serius, Sayang."

"Aku mau tidur aja."

"Tidurlah, semoga besok kamu telah melupakan semuanya tentang bajingan itu!"

Azril meminta Ratu membaringkan tubuhnya. Setelah itu ia menyelimuti tubuh putri kesayangannya itu. Azril mengecup dahi Ratu sebelum keluar dari kamar.

Felix dan Khaira telah meninggalkan rumah sesuai dengan permintaan Zeya. Ia meminta Khaira menginap menjelang Ayah dan ibunya datang. Zeya telah menghubungi Albirru dan Zahra memintanya segera datang.

Bersambung.

******************

Hai ... hai ... mama datang lagi membawa novel terbaru yang berjudul RATU KETIBAN DUREN. Ini kisah lanjutan dari anak-anaknya Zeya dan Albirru.

Mama mengharapkan dukungan dari semuanya. Jangan lupa tekan love, like dan beri komentar yang mendukung. Terima kasih. ❤❤❤❤❤

Bab Dua. Ratu yang kuat.

Pagi harinya Azril, Raja dan Pangeran masuk. ke kamar Ratu dengan membuka pintu kamarnya secara perlahan.

Mereka tak ada yang bisa memejamkan mata dari tadi malam. Bergantian melihat keadaan Ratu. Mereka takut Ratu nekat melakukan sesuatu yang buruk.

Ketiga pria yang menjadi pengawal Ratu itu duduk di tepi ranjang memperhatikan wajah polos Ratu yang tertidur lelap.

Azril mendekati putrinya itu dan mengusap wajah cantiknya membuat Ratu terbangun dan membuka mata.

"Daddy ...."

"Maaf, Daddy jadi membangunkan kamu."

Ratu kaget melihat Raja dan Pangeran yang mengelilingi tempat tidurnya. Ia langsung bangun dan duduk.

"Kenapa semua berkumpul di kamar ini."

"Kami takut kak Ratu melakukan hal bodoh. Bunuh diri misalnya," ucap Pangeran dengan wajah tanpa dosanya.

"Kamu kira aku sebodoh itu. Hanya karena pria sampai harus mengakhiri hidup."

"Siapa tau?" ujar Raja, yang berhasil membuat bantal melayang ke wajahnya.

"Keluar! kalian mengganggu tidurku!" teriak Ratu.

"Wah ... anak kesayangan Daddy udah mulai ngelunjak. Masa Daddy di usir," ucap Raja dengan senyum smirk.

"Aku mengusir kamu dan Pangeran, bukan Daddy."

"Tak tau terima kasih kak Ratu ini. Aku dan bang Raja dengan gagah berani telah menghajar Felix, tapi ternyata ini balasannya."

"Aku nggak mau tau, kalian keluar sekarang juga!" ucap Ratu sambil memandangi Azril. Daddy nya itu mengerti dengan kode yang diberikan Ratu.

"Raja, Pangeran, keluar!" ucap Daddy.

"Dasar manja, makanya Felix mendua," gerutu Raja sambil berjalan keluar kamar Ratu.

"Daddy dangar itu, Raja meledek," ucap Ratu manja.

"Raja, uang gajimu di perusahaan akan Daddy potong separuh untuk diberikan pada Ratu."

"Yeaahhh ...." teriak Ratu dengan memeluk Daddy Azril.

"Kenapa gajiku yang di potong. Aku cuma berkata jujur. Daddy nggak adil."

"Maaf Kak Ratu, aku pamit. Bang Raja aku mau kabur sebelum Daddy memotong uang bulanan," ucap Pangeran, ia langsung berlari menuju pintu keluar.

"Kalau kamu tak bisa terima. Daddy akan memberi seluruh gajimu buat Ratu." Mendengar ucapan Azril, Ratu mengecup pipi Daddynya itu. Ia menjulurkan lidahnya mengejek Raja.

"Aku sumpahin kamu dapat duda," ujar Raja sambil berjalan keluar.

Setelah kepergian Raja dan Pangeran, Ratu menundukan wajahnya. Ia tadi hanya berpura-pura tidak sedih, padahal hatinya saat ini sangat sedih dan terluka.

Azril membawa Ratu ke dalam dekapan tubuhnya. "Menangislah, jika itu bisa membuat lega. Saat ini hanya ada Daddy, kamu tak perlu malu."

"Daddy, hatiku ini masih sakit. Masih belum bisa menerima semua yang terjadi."

"Menangislah, Sayang.Tapi ini akan menjadi tangisan terakhirmu untuk pria itu. Air matamu terlalu berharga dibuang sia-sia. Lupakan semuanya. Sedih banget Daddy melihat kamu begini.Jika membunuh itu diizinkan, akan Daddy lakukan pada Felix."

"Daddy aja dari kamu kecil selalu berusaha agar air mata tak pernah tumpah dipipimu. Tapi bajingan itu seenaknya membuat kamu menangis."

"Daddy, aku ingin kuat. Aku ingin buktikan ada semua jika aku bisa dapat yang jauh lebih baik dari Felix."

"Tentu saja kamu bisa dapatkan yang jauh lebih segalanya dari pria itu. Sabar ya, Sayang. Di luar sana masih banyak pria yang akan menghargai kamu. Sekarang Ratuku mandi. Daddy yang akan mengantra kamu ke tempat kerja."

Azril mengecup dahi putrinya. Setelah itu keluar dari kamar.

Satu jam kemudian tampak Ratu yang keluar dari kamar. Ia berjalan menuju meja makan. Bunda langsung memeluk putrinya itu.

"Bunda, aku kuat. Aku tak akan menangis. Daddy selalu bilang, aku gadis yang cantik. Siapapun pasti akan tertarik denganku. Jadi buat apa aku menangisi Felix."

"Ternyata Ratu Bunda hebat. Bunda bangga padamu. Ayah Albirru siang ini akan datang. Kita bicarakan semuanya nanti lagi."

"Iya, Bunda."

"Sekarang kamu sarapan dulu."

Ratu menyantap sarapan yang disediakan Bunda dengan lahap. Raja dan Pangeran melihat dengan wajah cengo. Ternyata Ratu tak selemah yang mereka pikirkan dan takutkan. Ia lebih kuat dari bayangan mereka.

Sehabis sarapan, Ratu di antar Azril menuju butik miliknya. Azril mengikuti langkah Ratu masuk ke dalam butik. Lima orang karyawan yang membantu Ratu telah tiba. Mereka membersihkan ruangan dan pajangan.

Sampai siang Azril masih berada di butik Ratu, membuat gadis itu heran.

"Daddy ... pulanglah. Kenapa harus menungguku."

"Daddy ingin menemani kamu."

"Aku tak perlu ditemani. Daddy pulang aja."

"Kita pulang bareng sebentar lagi, karena ayah Albirru udah dalam perjalanan."

Ratu akhirnya membiarkan Azril menunggu hingga siang. Ketika jam makan siang, Azril mengajak putrinya pulang.

Bersambung.

********************

Apakah yang akan dilakukan Albirru saat mengetahui Khaira mengandung anak dari pria yang merupakan tunangan Ratu?

Jangan lupa nantikan terus kelanjutan dari novel ini. Terima kasih.

Bab Tiga . Maafkan Ayah.

Albirru dan Zahra telah menunggu kedatangan Azril dan Ratu. Zeya belum mengatakan apapun mengenai Khaira, karena Azril berpesan untuk menunggu dirinya dulu.

Ratu yang masuk ke rumah bersama daddynya melihat ayah Albirru dan ibu Khaira. Ia mendekati mereka dan menyalami serta mencium tangannya.

Ratu memilih duduk di samping Azril. Ia memang lebih dekat dengan Daddynya.

"Maaf, harus menunggu. Sudah lama sampainya?" ucap Azril membuka percakapan.

"Nggak begitu lama."

"Gimana kalau kita makan siang dulu sebelum melanjutkan obrolan,Mas," ucap Zeya dengan Azril.

"Ide bagus. Perut mas juga lapar. Sekalian kita menunggu kedatangan Khaira dan Felix."

"Raja dan Pangeran juga mau pulang, Mas," ucap Zeya.

"Memang lebih baik berkumpul semua dulu, baru kita lanjutkan perbincangan."

"Mbak Zeya, sebenarnya ada apa ini? Perasaanku nggak enak dari tadi," ujar Zahra.

"Kita makan dulu, nanti aja kita biacarakan itu."

Semua telah berdiri kecuali Ratu. Ia masih saja duduk. Azril yang melihat itu mendekati putrinya.

"Kamu nggak makan, Sayang."

"Aku nggak lapar, Dad."

"Makan dikit aja, nanti Bunda yang suapin."

"Aku malu sama Ibu Zahra kalau disuapin Bunda."

"Atau Daddy aja yang suapin."

"Apa lagi, tambah malulah. Nanti dikira aku manja banget."

"Kenapa harus malu? Manja sama orang tua itu biasa. Kalau nggak Daddy gendong nih."

"Iya, Daddy." Ratu berdiri dengan terpaksa. Saat makan ia hanya menyantap sedikit makanannya.

"Bunda, suapin Ratu. Nanti pasti nggak habis kalau tak disuap," ucap Azril melihat Ratu yang hanya mengaduk makanannya.

"Sini Bunda suapin." Zeya mengambil piring yang berisi makanan Ratu dan menyuapi putrinya itu. Albirru dan Zahra hanya memperhatikan semua yang dilakukan Zeya.

Setelah makan Ratu pamit ingin tidur, tapi Azril melarang dan memintanya ikut mengobrol. Setengah jam setelah mereka makan siang, Khaira datang bersama Felix yang wajahnya masih terlihat memar dan biru.

Zeya mempersilakan mereka duduk. Tampak kecanggungan dari sikap Khaira dan Felix. Semua masih diam, menunggu kedatangan Raja dan Pangeran. Beberapa saat kemudian dua jagoan Azril itu datang.

Semua telah berkumpul di ruang keluarga ini. Khaira hanya menunduk, tak berani menatap orang-orang disekitarnya.

"Karena semua udah berkumpul, aku langsung aja ke inti persoalan. Maaf Al, aku harus memintamu segera datang, karena ini menyangkut persoalan anak-anak kita. Ya tepatnya anak kandungmu. Tapi bagiku Ratu lebih dari anak kandung."

"Kamu mengenal Felix sebagai tunangan Ratu?"

"Tentu, Ril. Bagaimana aku lupa dengan tunangan putriku sendiri."

"Kami kemarin ingin menetapkan tanggal pernikahan Felix dan Ratu, tapi semua dibatalkan, karena yang menikah bukan Ratu jadinya tapi Khaira."

"Apa maksudnya ini?"

"Khaira belum mengatakan apa-apa denganmu."

"Belum, dan kenapa Khaira yang harus menikah? dengan siapa?"

"Daddy, aku mau ke kamar aja," bisik Ratu.

"Kamu di sini. Ada Daddy, jangan cengeng."

"Khaira harus dinikahkan secepatnya dengan Felix! ucap Azril dengan penuh penekanan.

"Khaira dengan Felix, kenapa jadi mereka yang menikah?" gumam Zahra.

"Karena dalam rahim Khaira saat ini ada darah daging Felix."

"Apa ...!? ucap Albirru kaget. Ia langsung berdiri mendekati Khaira.

"Khaira! katakan apa sebenarnya yang terjadi!" ucap Albirru dengan emosi. Khaira langsung turun dari sofa dan berlutut di kaki Albirru. Ia memegang kaki Albirru.

"Ampun,Ayah. Aku mohon maafkan aku."

"Katakan kalau itu tak benar. Jangan buat malu Ayah!"

"Ayah, aku mohon maaf karena tidak bisa menjaga nama baikmu."

"Jadi benar, saat ini kamu sedang mengandung anak dari Felix, tunangan kakakmu Ratu?"

"Benar, Ayah," ucap Khaira dengan lirih.

Mendengar ucapan Khaira, spontan Albirru menafik kakinya yang dipeluk Khaira sehingga wanita itu tersungkur. Albirru lalu mendekati Khaira dan menampar pipi putrinya itu.

Ratu yang tak pernah melihat kekerasan, langsung memeluk Azril dan menjerit.

"Daddy, aku tak apa-apa. Aku rela Khaira menikah dengan Felix. Sudah ... minta Ayah jangan sakiti Khaira," ucapnya terisak. Ratu tak bisa melihat kekerasan.

Albirru mendekati Felix dan menarik kerah bajunya. Ia menampar pipi Felix keras. Dari sudut bibir Felix yang bekas luka tonjokan dari Raja dan Pangeran, keluar darah segar. Melihat Itu Ratu makin mempererat pelukannya dengan Daddy.

Zeya ingin melerai, tapi tangannya di tahan Raja. Putranya berbisik agar Bundanya diam dulu. Biarkan Ayah meluapkan kekesalannya.

"Apa yang kamu lakukan sehingga Khaira bisa hamil? Apa kalian tak ada rasa malu? Kamu sebagai tunangan Ratu, kenapa masih juga mendekati Khaira? Kamu Khaira, apakah kamu lupa jika berhubungan badan di luar nikah itu dosa besar? Kamu bukan saja menyakiti Ratu kakakmu, tapi seluruh keluarga!" Albirru menarik nafasnya. Tampak ia sangat emosi.

"Apa tak ada lagi pria selain tunangan Ratu? Kamu sangat mengecewakan Ayah," ucap Albirru. Ia memegang dadanya yang terasa sakit.

Zahra mendekati Albirru dan memintanya duduk. Albirru saat ini memiliki riwayat penyakit jantung. Tampak napasnya sesak dan berat.

"Mas, tahan empunya. Jangan marah begitu. Jantungnya nanti kumat," gumam Zahra.

Zeya yang melihat itu, memberikan air putih ke tangan Zahra.

"Apa kamu bawa obat mas Albirru, berikan cepat satu!"

"Ada, mbak," ucap Zahra mengambil obat jantung Albirru dan memberikan pada Albirru untuk diminum.

Ratu yang melihat Albirru, mendekati ayahnya itu. Ia berlutut dihadapan ayahnya.

"Ayah, jangan marah. Aku sudah ikhlas Khaira menikah dengan Felix. Ayah, jangan sakit," ucapnya terbata karena menangis.

Albirru memeluk putrinya itu. "Maafkan, Ayah. Maafkan semua kesalahan, Ayah. Sampai detik ini belum bisa menjadi Ayah yang baik untukmu."

Bersambung

Apakah yang akan Albirru dan Zahra lalukan pada putrinya Khaira?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!