"Aw...." Tiba tiba saja seorang gadis cantik terbangun, kepalanya terasa sangat sakit juga ada rasa perih di area terlarangnya. Perlahan Alea membuka mata, melihat sekeliling ruangan, nampak asing ruangan itu baginya. Dinding putih bersih bernuansa mewah terlihat di setiap ruangan. Aroma melati menyeruak masuk dalam hidung. Berulang kali Alea mencoba memajamkan mata meyakinkan apa yang di lihat.
"Hah....ini di mana? kenapa aku bisa ada di sini" Alea menyingkap selimut dengan pandangan menuju jendela yang telah terbuka tirainya. Cahaya terang menyilaukan mata sampai Alea menghadang sebagian kilauan cahaya menggunkan kedua telapak tangan. Ketika Alea hendak melangkah maju tiba tiba kakinya terasa sangat sakit.
"Aaaaaa...." Alea melihat sekujur tubuhnya tanpa busana. Dia sangat terkejut atas apa yang telah terjadi pada dirinya. Dengan cepat Alea meraih selimut tebal di atas kasur itu lalu menutupi sebagian tubuhnya. Matanya terbelalak melihat bercak darah di kasur tersebut.
"Astaga...." Segera ia membungkam mulutnya sendiri.
"Apa yang terjadi padaku tadi malam?" Alea mencengkeram rambut bagian depan. Mencoba mengingat kembali apa yang terjadi sebelumnya sampai dia bisa ada di sebuah ruangan yang ia sendiri tidak tau.
"Bukankah tadi malam waktu aku mau pulang tiba tiba ada yang memukulku dari belakang...."
Ya, malam itu setelah selesai bekarja Alea menuju parkiran, di mana motor maticnya terparkir. Malam itu Alea harus kerja lembur karena cafe tempatnya bekerja di booking oleh pengusaha kaya di kota tersebut. Mereka mengadakan pesta besar besaran di sana. Malam itu Alea di temani beberapa karyawan lain. Tapi, Alea pulang paling akhir sebab dia belum selesai dengan tugasnya. Setelah berada di parkiran dia di pukul oleh seseorang sampai dia tidak sadarkan diri.
"Hp ku ada di mana..." Alea mencari ponselnya tapi bukannya ponsel yang ia temukan melainkan sebuah surat dan satu gepok uang di atas lembaran kertas itu. "Apa ini..." Alea duduk mengambil Sepucuk surat tersebut.
(Ambil uang ini dan jangan pernah mencari tau siapa saya. Intinya saya sangat suka dengan tubuh kamu, jangan coba kabur dri sini atau saya akan menjadi bayangan misterius kamu selamanya) Isi surat itu membuat Alea terluka. Jadi benar kesuciannya telah di renggut orang tak di kenal.
"Kurang ajar, dia pikir bisa membeli kesucianku hanya dengan uang satu gepok ini" Di remaslah surat tersebut lalu membuangnya.
"Ya Tuhan, dosa apa yang aku lakukan sampai kesucianku di renggut orang tidak bertanggung jawab" Air mata Alea meluap deras, kakinya melemas hingga dia terjatuh ke lantai.
"Aaaaaaaaaa...." Alea memukul lantai hingga beberapa kali. Ia sangat tidak rela kehilangan kesucian yang telah di jaga sampai saat ini. Bahkan, Alea memilih untuk tidak berpacaran demi menjaga kesuciannya. Namun, nasib berkala lain, dia harus menghadapi ketidak adilan itu tanpa tau siapa pelaku di balik semua ini.
"Aku sangat kotor sekarang, aku sungguh kotor" Sekali lagi Alea memukul lantai tak bersalah demi melampiaskan kesakitannya.
Setalah hampir satu jam lamanya meratapi nasib, Alea bangkit mencari tas dan ponselnya. Di setiap sudut ranjang sudah di cari tapi tidak di temukan olehnya.
"Laki laki tidak punya hati itu juga mengambil ponselku. Apakah dia itu juga seorang pencuri sampai ponsel ku ikut di rampas..." Alea semakin kesal.
Tidak lama setelah itu Alea mendengar dering sebuah ponsel, di carilah arah suara tersebut. Di dalam saku baju kerjanya terdapat ponsel berwarna hitam "Milik siapa ini..." Di lihatnya layar ponsel yang masih berdering dengan nama Mr,X. Sontak Alea menduga dia adalah sosok laki laki tak bertanggung jawab tersebut.
"Pakai ponsel itu karena sebagai wanitaku kamu tidak boleh terlihat miskin" Ucap seorang di telepon.
"Siapa kamu?" Bentak Alea.
"Ish, ish, wanitaku tidak boleh marah. Kamu harus patuh atau semua foto dan video kamu akan saya sebar luaskan di media sosial." Ancam seseorang yang bernama Mr X.
Alea mengepalkan kedua tangannya.
"Jangan kurang ajar kamu..."
"Coba kamu lihat di sudut kiri kamar..."
Alea pun melihat sudut kamar, di lihatnya sebuah cctv terdiam membisu tanpa bersua.
"Saya masih memantau kamu dari sini. Mulai sekarang kamu harus mematuhi perintah saya, atau kamu tau sendiri akibatnya" Ancam lelaki di telepon.
"Siapa kamu berani mengancamku?" Teriak Alea. Namun, belum sempat si lelaki menjawab sambungan telepon telah terputus.
"Sial..."
Ting...
Sebuah pesan singat terlihat di layar ponsel itu.
"Dasar laki laki tidak beradab. Otak bambu..." Di lihatnya video dirinya saat di gagahi lelaki itu, tapi parahnya wajah lelaki itu menggunakan topeng.
Video itu memperlihatkan adegan panas antara Alea dan si leleki. Serangan kasar di bagian sensitif membuat Alea merasa jijik.
"Otak Bambu..." Di lemparlah ponsel itu ke atas ranjang lalu Alea memungut semua bajunya.
Alea Maharani, memiliki wajah cantik, kulit putih, badan idel. Dia seorang pekerja di sebuah cafe ternama di kota tersebut. Dengan kecantikannya membuat Alea di kenal sebagai bintang di cafe itu, kecantikan Alea juga mempengaruhi omset cafe. Pendapatan naik drastis saat Alea bekerja di sana sampai pemilik cafe sangat senang dengan Alea. Tutur sapa yang begitu lemah lembut serta ramah membuat para pelanggan menyukainya, terlebih kalangan lelaki. Di balik kesempurnaan fisik yang di miliki Alea banyak lelaki mengejarnya. Tapi, Alea bukan gadis yang mudah jatuh cinta, dia selalu mengunci hati serapat mungkin supaya tidak ada cinta yang dapat menembusnya. Selama hampir 25 tahun belum pernah menjalin hubungan dengan siapa pun. Bukan karena dia tidak suka lawan jenis tapi, ada satu kejadian yang membuatnya trauma dalam bercinta. Beberapa tahun silam tepat di hari kasih sayang(Valentine), kakaknya meninggal karena bunuh diri. Kejadian tragis itu terjadi di sebuah hotel berbintang. Kala itu si kakak bersama dengan kekasihnya merayakan hari kasih sayang, tidak di sangka jika di hari itu nyawa kakaknya melayang. Awalnya Alea tidak tau penyebab kakaknya bunuh diri. Namun, setelah dua hari kepergian sang kakak, ia melihat pesan di ponselnya yang ternyata sang kakak mengancam pacarnya untul bunuh diri sebab dia tengah mengandung. Akan tetapi, si lelaki tidak merespon malah mengirimkan sebuah foto tidak senonoh bersama wanita lain. Tentu sang kakak sangat depresi lalu memilih mengakhiri kehidupannya.
Alea menangis di tepi ranjang dengan meremas spay, kembali mengingat kejadian pahit yang baru saja di alaminya. Ingatan tentang masa lalu sang kakak juga mengusik pikirannya.
"Kenapa semua harus terjadi kepadaku..." Di pukullah beberapa kali tepi ranjang.
Alea segera mengusap air matanya kala melihat jam di atas meja menunjukkan pukul 09:00 waktu setempat.
"Sial, aku harus segera kelaur dari tempat ini. Kalau tidak si nenek lampir bisa marah besar" Ketika Alea hendak berdiri kembali di rasakan sakit di pangkal paha, kaki terasa kebas tak berdaya. "Semua karena si otak bambu itu..." Dengan susah payah Alea menuju pintu.
"Apa apaan ini..." Pintu tidak bisa di buka.
Brak...
Karena kesal Alea pun memukul pintu kayu tersebut dengan sangat keras hingga meninggalkan bekas merah di tangannya.
"Aku harus menghubungi otak bambu itu" Di karenakan kakinya lemas dan sakit di bagian pangkal paha, Alea pun ngesot untuk menuju ranjang di mana ponsel itu berada.
Setelah sampai, Alea segera menghubungi (Mr, x) Tersebut "Heh...keluarkan aku sekarang juga. Apa lagi yang kamu harapkan dariku setelah semua yang terjadi?" Ucap Alea pada seseorang di telepon.
Deru nafas Alea terdengar sampai ke telinga lelaki itu, membuatnya ingin segera menyentuhnya lagi dan lagi.
"Sampai saya puas dengan tubuh indah kamu itu.." Jawab lelaki itu dengan santai.
"Breng**k kamu, kepa**t. Siapa kamu sebenarnya?"
Dari balik cctv ada sosok lelaki tengah memantau pergerakan Alea. Seorang lelaki tengah duduk di meja kantor dengan menatap layar ponsel, menyaksiakan tangis wanitanya. Dia tersenyum sumringah "Kalau sedang marah kamu terlihat seksi, honey"
Alea merasa jijik dengan ucapan si lelaki tersebut lalu ia memutuskan telepon.
"Apa salahku sampai terjadi hal seperti ini..." Alea menghempaskan tubuhnya di atas ranjang mewah itu. Aroma khas lelaki itu masih tertinggal di ranjang. "Aroma ini...." Sambil mencium bantal di sebalahnya.
"Sepertinya aku pernah mencium aroma ini" Kembali mengingat di mana ia mencium aroma itu.
"Iya, tidak salah lagi. Dia adalah laki laki itu..." Alea mengingat saat berada di cafa malam itu seorang lelaki melintas di sampingnya. Tapi, sialnya Alea tidak melihat wajah lelaki itu.
Alea melempar bantal itu lalu memberontak dengan melempar semua benda di depan matanya. Tidak terkecuali speray yang masih ada di kasur menjadi sasaran.
"Aku sangat membenci kamu, otak bambu..."Lantang Alea.
Si lelaki itu semakin suka melihat si gadis semakin tersiksa. Senyum di bibirnya terus mengembang.
"Dam, segera ke ruangan" Titahnya pada seorang dari telepon.
Tidak lama kemudian datanglah seorang lelaki berpakaian rapi "Iya, pak. Ada yang bisa saya bantu" Ucap Bagas.
"Saya titip kantor sebentar, ada yang harus saya selesaikan" Di tutuplah laptop pengintai cctv lalu dia bangkit.
"Kamu tidak hanya asisten saya tapi juga sahabat baik saya. Tolong jaga kantor baik baik."
"Baik, pak"
"Oke, saya pergi dulu" Melangkah keluar dari ruang kerjanya.
Tap tap..
Langkah kaki lelaki itu membuat para pegawai kantor berdiri semua. Mereka menundukkan kepala tanpa penghormatan. Lelaki angkuh itu tidak merespon mereka semua.
Tap tap...
Terdengar suara langkah sepatu, segera Alea menoleh melihat sosok yang baru saja memasuki ruangan. Sosok lelaki tinggi kekar memakai jas warna hitam kemeja biru, dan tentunya ada sebuah topeng menutupi bagian mata dan hidungnya.
"Siapa kamu...?" Alea terduduk melihat sosok lelaki yang pastinya dia adalah orang itu, orang yang telah merenggut kesuciannya.
"Jangan mendekat, kalau tidak saya akan teriak. Biar semua orang tau jika kamu telah menculikku ..." Alea berlari menuju jendela kamar, melihat tinggi bangunan lumayan tinggi dan melihat sekeliling bangunan itu hanya ada hamparan rumput dan pohon pohon. Entah Alea sedang berada di mana. Sepertinya jauh dari kebisingan kota.
"Silahkan saja teriak sesuka hati kamu toh di sini tidak akan ada yang mendengarnya" Tutur sang lelaki sambil duduk di tepi ranjang melihat wanitanya ketakutan.
"Duduk sini (Menepuk tepi ranjang tepatnya di sebelah kanannya) saya tidak akan menyakiti kamu, asal mau menurut"
"Jangan harap. Sampai kapan pun aku tidak akan menuruti kemauan kamu, sedikit pun tidak akan pernah" Alea terkejut saat si lelaki bangkit menghempiri dirinya.
"Hey, jangan mendekat" Jari telunjuk Alea mengarah pada (Mr, x) sambil melangkah mundur. Langkah demi langkah lelaki itu membuat Alea menggigil ketakutan. Senyum mesum di bibirnya membuat bulu bergidik.
Dug..
Tubuh Alea terpentok tembok "Ah, lepaskan saya" Alea memberontak kala tangan si lelaki memegang kedua bahu gadis cantik di hadapannya.
"Kamu akan menjadi milik saya sampai nanti saya bosan" Mr x mendekatkan wajah dengan sesekali meniup di bagian bawah telinga.
Hawa dingin nafas itu membuat Alea menggelinjang, seluruh tubuhnya menggil tidak karuan.
"Lepas..." Sekuat tenaga Alea mendorong tubuh kekernya tapi apalah daya seorang gadis mungil tidak akan bisa mendorong seorang laki laki gagah sepertinya.
"Hahaha...kamu kira kamu bisa melepaskan diri dari saya"
Alea hendak membuka topeng yang menutupi wajah si lelaki, tapi lagi lagi dia tidak berhasil.
"Kamu mulai berani..." Lelaki nampak marah, di raihnya lengan Alea lalu membantingnya di atas ranjang.
"Kamu mau apa? pergi, pergi kamu" Perlahan Alea mundur dengan posisi badan terbaring kepala di angkat.
Mr x menyeringai kegirangan, melepas dasi lalu melepas kancing baju paling atas.
"Tolong, jangan lakukan lagi. Saya mohon..." Alea meringkuk ketakutan.
Tidak butuh waktu lama kemeja Mr x terlepas. Di lihatnya dada bidang Mr x sambil menutup sebagian wajahnya.
"Saya lebih tertarik dengan penolakan kamu ini....." Tanpa tunggu lama Ia meraih tubuh Alea lalu memeluknya dengan erat.
"Ah, lepasin..." Berusaha melepas tangan kekarnya, namun Alea kalah kuat dengannya.
Mr x tidak menghiraukan permohonan Alea, malah dia semakin gemas melihat gadis itu meronta. Hasrat dalam dirinya sudah tidak bisa di tahan lebih lama lagi hingga akhirnya Mr x memaksa Alea melakukan hubungan itu lagi.
"Emmmm....." Ucapan Alea tertahan oleh bibir Mr x. Keganasannya membuat Alea susah bernafas.
Jari jemarinya berkelana kesana kemari mencari selah baju yang Alea kenakan.
"Patuh atau saya akan lebih kasar dari ini"
"Tolong, tolong saya...." Teriak Alea mengharap ada pertolongan dari luar sana.
Mr x membungkam mulutnya menggunakan telapak tangan dan satu tangan mengikat kuat kedua tangan Alea. "Saya semakin menyukainya, sayang" Perlahan Mr x mencium bagian leher Alea. Sontak Alea menggelinjang lemas mendapat gempuran hasrat secara tiba tiba.
Air mata Alea mengalir deras kala Mr X berhasil merobohkan pertahanannya. Tubuhnya mulai lemas dan tenaga habis. Akhirnya Alea hanya bisa pasrah dan mengikuti permainan Mr X.
Alea di buat pingsan. Entah berapa kali Mr X meluapkan Hasratnya saat itu hingga membiat kesadaran Alea menghilang.
"Wanitaku sugguh cantik..." Sambil memberi selimut pad Alea, Mr x mencium kening gadis tersebut sebelum dia pergi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!