NovelToon NovelToon

Demi Adik Dan Ibuku

Hidup tanpa Ayah

Kinara sapaan akrabku sehari - hari, anak yang ceria tapi sangat pendiam.

Aku jarang berbagi duka dan rasaku baik dengan ibuku sekalipun.

Aku sudah menjadi anak yatim sejak usia 8 tahun.

Masa dimana anak ingin mengenal lebih tentang cinta pertamanya yaitu sosok seorang ayah bagi putri kecilnya.

Masih terngiang ngiang suara dan candanya saat itu, saat dia masih bersama aku dan ibuku. Kami hidup sederhana bersama nenekku sebagai pelengkap keluarga kami.

Tapi Tuhan mungkin lebih sayang ayahku, dia dipanggil saat kami sangat membutuhkannya.

Ia terbaring setelah melaksanakan kewajiban shalat subuh yang tak pernah ia tinggalkan, ibuku histeris, semua menangis.

Aku hanya terdiam dipangkuannya mencoba mengerti apa yang terjadi.

Sungguh kenapa engkau renggut ayahku Tuhan...????.

5 tahun berlalu setelah kejadian itu.

Kami mencoba pulih dari peristiwa itu, melanjutkan hidup kami yang harus terus berjalan.

Ibuku menyibukkan diri dengan ikut club voli desa, dan nenekku bekerja sebagai tukang urut.

Pekerjaan nenekku sudah ia tekuni sejak aku belum lahir, dan prinsipnya ialah ia ingin banting tulang untuk anak dan cucunya, yang terpenting anak perempuannya tetap dirumah mengurus anak semata wayangnya yaitu aku.

Kemudian......

laki - laki itu muncul, kenapa..???...diakah pengganti ayahku..??.

Beberapa hari ini aku bergumam dalam hati. Siapa dia..????.

Beberapa hari ini dia datang kerumahku, menjalin silaturahmi dengan anggota keluargaku, mencoba akrab dengan keluargaku.

Hanya aku yang masih acuh dengannya. Kenapa..???.Karena ayahku cuma satu.

Dia tak berhak merebut posisinya, batinku.

"Kin..??", sapa ibuku.

Aku yang berada di kamar hanya terdiam sambil tetap mengerjakan tugas sekolahku.

Aku tahu apa yang akan ibuku bahas kali ini, dan mungkin aku belum siap menerimanya.

Nenek tidak ikut campur kali ini, biarkan antara ibu dan anak saling bicara dan memutuskan.

"Ibu tahu kamu mengerti apa yang akan ibu utarakan, tolong mengertilah. Kasian nenek bekerja sendiri selama ini, biaya smp mu juga mahal, izinkan ibu menikah memberimu seorang ayah. Ibu juga ingin kamu memiliki figur seorang ayah, tolonglah nak....!!. Saat sulit maupun susah biar ibu yang menanggungnya sendiri", ujar ibuku yang terus membujukku agar mengizinkannya menikah.

Dalam hati aku tak mau tapi demi ibuku..,??..Bagaimana ini..?? batinku.

Aku bangun dari ranjang dan memeluk ibuku. Aku menangis mengangguk tanda setuju dengan pernikahan ibuku. Semoga ini pilihan yang tepat gumamku dalam hati.

___

Pernikahan ibuku

1 bulan pun berlalu. Kini hari yang di nanti nanti semua anggota keluarga terutama ibu dan nenekku.

Semua kerabat dekat telah hadir, acara diadakan sederhana dan hanya prosesi ijab kobul saja.

Ibuku sangat cantik memakai kebaya putih duduk di depan penghulu dengan pria pilihannya, ya pilihannya..bukan pilihannku atau siapapun.

Penghulu pun memulai prosesinya semua serentak "SAH" tanda ijan kobul berjalan lancar dan kini aku memiliki ayah tiri.

Semua meneteskan air mata melihat ibuku menikah lagi setelah sekian lama menjanda, doa mereka panjatkan agar ibuku selalu bahagia. Aminnn..semoga itu terjadi.

2 tahun pernikahan, ibuku tetap harmonis dengan ayah tiriku, "allhamdulillah" ucapku.

Ayahku juga baik kepadaku meskipun kita jarang mengobrol, dia hanya terkadang mengantarku ke sekolah atas perintah ibuku hanya itu saja saat aku dekat dengan ayahku.

___

Nenekku masih tulang punggung keluarga

Degg..drrrrrr

Aku terkejut bukan main, nenekku mulai mengeluhkan adanya ayah tiriku, ternyata finansial rumah masih ditanggung penuh oleh nenekku.

Padahal uang sakuku juga dari nenekku, kebutuhan dapur dan membeli keperluan bertanam padi semua dari nenekku, nafkah dan hasil panen dari ayahku langsung dijadikan hewan ternak dan disisihkan sedikit untuk bayar spp ku disekolah.

Bagaimana ibuku bisa tidak menyisihkan untuk belanja bulanan..??. Padahal aku pernah dengar sekali panen bisa dapat 8 - 10 juta. Aku tetap berusaha positif. Setidaknya ibuku masih memikirkan spp sekolahku tidak lepas penuh kepada kewajibannya, dan setidaknya nenek tidak memikirkan biaya spp ku juga, gumamku.

Kelahiran Nara, adik tercintaku

5 tahun sudah ibuku membina rumah tangganya.

Hari ini aku akan memiliki seorang adik.

Tangisan terdengar dari dalam ruang bersalin. Ya......, aku memiliki seorang adik, adik perempuan.

Kunamai dia Nara sesuai izin ibuku, sedikit penggalan dari namaku.

Dalam hati aku janji merawatnya seperti aku ini adalah seorang ibu juga baginya, meskipun saat itu aku masih duduk di bangku smp kelas 3.

"Hallo cantik", ku sapa adikku tuk pertama kalinya.

Meskipun dia terlahir prematur di usia 7 bulan , adikku sehat sempurna tidak kekurangan apapun, meskipun beratnya hanya 2 kg.

Karena keadaan ibuku sudah pulih, dan dokter mengizinkannya untuk pulang, sore hari itu juga kita langsung pulang ke rumah.

Adikku kurawat seperti anakku sendiri, aku belajar banyak hal tentang merawatnya.

Tetapi ada perubahan sikap ayah tiriku kepadaku, seolah dia sudah memiliki anak sendiri dan aku bukan siapa siapa, itulah yang kupahami saat itu.

Karena lahir prematur, adikku butuh perhatian ekstra, lain dari bayi lahir cukup bulan lainnya, Nara sering sakit sakitan, saat usianya menginjak 2 tahun dia mengalami demam sampai kejang, kami panik, langsung aku dan ibuku berangkat ke puskesmas saat itu juga.

Setelah diperiksa dokter.

Adikku harus opname sesuai arahan dokter, sejak saat itu setiap panas Nara sering sekali kejang.

Selama opname aku yang merawatnya, menyuapinya, memandikannya, bahkan saat tidur aku yang menggendongnya, Nara tidak mau jika orang lain yang merawatnya karna setiap hari saat tak disekolah aku yang merawatnya.

Sungguh ku sayangi dia seperti anakku sendiri.

Tapi seolah olah aku hanya dibutuhkan saat Nara membutuhkannku.

Jika Nara tak membutuhkanku, aku seperti tak dianggap dan merasa tak memiliki orang tua lagi.

Sebenarnya apa salah ku...??.

Aku tak bisa memilih di keluarga mana aku dilahirkan, dan orang tua macam apa yang akan menjadi orang tuaku.

Yang masih ku yakini adalah, Allah telah melahirkanku di keluarga ini dan aku telah kehilangan sosok ayah di usia anak anak pasti ada alasannya.

Hanya Allah yang tau apa alasan di balik semua itu.

____##_____

Pacar pertamaku

Tahun 2012, Tahun terakhirku di Smp.

Ujian setiap hari, tugas bertumpuk.

Tugas berkelompok makin sering kulakukan.

Disaat saat seperti itu ada saja ulah temanku.

Bisa dibilang romansa anak smp dan cinta monyetnya di mulai.

Ada satu temanku memberitahuku bahwa nomerku telah diberikan ke seorang pemuda, seperti itulah anak jaman dulu, bahkan face book pun kami belum memilikinya, awalnya aku marah karna belum pernah ada teman lelaki selain teman sekolahku, dan tak pernah aku menyimpan nomer pemuda di hp ku.

Setelah pulang sekolah benar saja, hpku berdering.

Ada notif sms di hp ku, maklumlah waktu itu hp ku bukan android dan belum mengenal whatsapps.

Kubaca sms itu, tidak bernama, siapa ini..?.

"Hay

namaku rendy, salam kenal.

aku dapat nomermu dari santi temanmu, semoga kamu tak marah".( isi sms)

Aku mencoba membalas smsnya.

"Hay salam kenal juga, namaku Kinara, toh sudah terlanjur kau tau nomerku, tidak masalah".( balasan sms ku ).

Sejak saat itu aku berteman hanya melalui sms dengannya, 1 bulan berlalu dia memintaku menjadi pacarnya.

Deggg..

Takut bercampur senang, baru kali ini ada pemuda yang menyatakan cinta padaku.

Dengan memberanikan diri,

Kuterima dia jadi pacarku, biarpun hanya cinta monyet, tak apalah, anggap saja sebagai teman dekat, batinku.

Setelah berpacaran kami bertemu tuk pertama kalinya, di warnet, yaaaa...!! karna kami masih anak anak dan aku pun takut ketahuan ibuku.

Setelah bertemu, aku dibuat kaget bukan kepalanh.

Ya Tuhaann dia ternyata sudah tak bersekolah dan lebih tua 3 tahun dariku, tapi aku sudah terlanjur menjawab iya kemarin. Lebih baik aku jalani saja dulu batinku lagi.

Kurahasiakan hal ini sampai aku naik ke kelas dua SMK.

Cukup lama juga ya.....!!

Setelah itu aku memberanikan diri membawanya kerumah memperkenalkan ia pada ibuku dan nenekku.

Ada rasa takut dalam hati, tapi tak apa dari pada aku diam diam terus menemuinya di jalan.

Titt..tittt

"Assalammualaikum", sapanya dari teras rumah.

"Walaikumsalam", sahutku dari dalam rumah.

Dia beneran datang...!!!, batinku.

Kuperkenalkan dia dengan nenek dan ibuku, dia disambut ramah dirumah ini, apalagi ia bercerita bahwa ia perantauan tambang emas.

Hemmmm..., nenekku paling suka pemuda yang pekerja keras apalagi yang nyata pendapatannya.

Saat Rendy akan pulang, tiba tiba ayahku pulang dari ladang, anehhh..??, biasanya ayahku pulang baru nanti sore.

Aku sudah mulai ketakutan saat itu, ibu bersikap biasa menerima Rendy, tapi ayahku...???, aku tak yakin.

Benar saja, saat Rendy pulang ayahku marah pada ibuku.

"Gak tau malu, model gadis seperti janda, sudah berani bawa laki laki macam lo*t*.", sambil melotot pada ibuku.

Aku terkejut bukan main, apakah harus seperti itu tanggapannya. Apakah aku seburuk itu..??, Astagfirullah, gumamku dalam hati.

Sejak saat itu aku tak berani undang Rendy kerumahku lagi, dan karena itu aku malah berani datang kerumahnya bertemu dengan keluarganya.

Entah apa yang kupikirkan sampai berani bertamu ke rumahnya.

Lagi lagi aku terkejut, Rendy keluar dari ruang keluarga menemuiku di ruang tamu, ia memakai celana selutut tanpa memakai baju.

Badannya bertato, kaki bertato, sungguh aku benar benar terkejut , aku tak menyangka dia pacarku.

Benarkah apa yang kulihat...??, gumamku.

Saat ku minta penjelasannya malah aku lebih terkejut lagi.

Pacarku seorang pemabuk dan pemakai, Astagfirullah, bagaimana ini..??, jika aku putuskan kali ini apakah ia tidak dendam padaku. Lebih baik aku diam dan mencari situasi yang tepat.

Karena keputusannku yang menunda nunda niatku meminta putus, akhirnya aku malah lebih hanyut di rasa cintaku padanya.

Aku menepis semua hal buruk tentangnya.

Di mataku selalu ada toleransi untuk pacarku itu, yang sebenarnya sudah tak baik lagi untuk dipertahankan.

____##__

Aku semakin dijelek jelekkan oleh ayah tiriku.

Makin hari.

Ayahku semakin berani berkata jelek tentang hal yang berhubungan denganku.

Setiap harinya, aku semakin jauh dengannya, berbicara pun tak berani ku lakukan.

Banyak saudara yang bicara kepadaku bahwa jika ia ada kesempatan, ayahku akan berbicara buruk tentangku diluar sana.

Tapi aku tetap diam, jangan sampai ibu dan nenekku tahu masalah ini.

Kuanggap itu hanya angin lalu.

Pagi itu sekolahku libur, ayahku terlihat akan berangkat keladang.

"Punya anak gak bisa masak, bisanya tidur, memalukan", ketus ayahku.

Ibu dan nenekku hanya terdiam tak menjawab.

Sungguh itukah ayah untukku..??, gumamku.

Aku makin bertabiat jelek setiap hari menurutnya.

Ayahku sendiri menjelek jelekkanku, sedangkan ibuku hanya bisa diam, Astagfirullah.

Jika ia mendapatkan anak tiri yang bisanya membangkang dan suka kluyuran, apakah ia akan senang akan hal itu..??.

Aku terkadang bingung, anak macam apa yang ia harapkan.

Jika ia tak menyukaiku, kenapa ia menikahi janda yang sudah memiliki anak.

Jika ia sadar dengan pilihannya.

Seharusnya ia juga bisa menerima konsekuensinya bagaimana nantinya ia bisa mendidik dan merawat anak tirinya, bukan malah menjadikannya musuh.

Memang di luar sana cerita buruk tentang ayah tiri itu sudah biasa.

Tetapi tak bisa disangkal juga, ada ayah tiri yang bisa menyayangi anak tirinya lebih dari ia menyayangi dirinya sendiri, dan sebenarnya itulah yang ku harapkan diri sosok lelaki yang ibuku nikahi.

Allah yang memutuskan hal yang tak bisa kuputuskan.

Telfonku berdering, aku harap itu Rendy.

Sudah 2 minggu ini Rendy tak mengabariku.

Terakhir aku bertemu dengannya aku menasehatinya agar berhenti minum dan konsumsi nar*ko**.

Harapanku agar hubungan ini bisa berlanjut tanpa dan kata berpisah.

Seseorang punya keburukannya masing masing, dan aku mencoba memperbaiki itu dari Rendy, agar ia bisa berubah lebih baik lagi, dan ada alasan untukku untuk tetap mempertahankannya.

Hanya itu yang bisa aku lakukan, aku tau pasangan seperti itu tidak baik bagiku tapi aku terlanjur mencintainya.

Rendy juga pernah ingin menodaiku tapi aku menolaknya berulang ulang.

Aku ingat keluarga yang membesarkanku dirumah, mengharapkan aku menjadi wanita baik baik, untungnya Tuhan masih melindungiku.

Aku terlepas dari amukan Rendy setiap kali dia nekat, tapi bodohnya aku selalu bertahan di hubungan ini. Aku masih berharap Rendy mau berubah demi aku.

Setelah pertemuan itu malah ia tak mengabariku sama sekali.

Sms maupun telfon tak ada jawaban. Rumahnya pun kosong.

Saat ada sms masuk itulah alasanku selalu berharap bahwa itu adalah Rendy.

Sudah berminggu minggu aku menunggu kabar darinya.

Tapi harapanku sia sia.

Suatu hari, telfonku berdering.

Betapa terkejutnya aku, air mataku menetes tak terkendali, aku diam diam menangis di kamar tanpa memberitahu siapapun.

Sms itu dari adik perempuan Rendy, dia memberitahuku bahwa satu minggu yang lalu Rendy mengalami kecelakaan tunggal dan mengalami gagar otak parah, setelah dia dioperasi, dia mengalami koma selama satu minggu.

Aku tak bisa tidur semalaman, keesokan harinya aku pamit ke ibuku untuk menemui Rendy. Aku tak bicara banyak pada ibuku, baik tentang kondisi Rendy saat ini.

Aku diantar adik Rendy kerumah sakit, aku terpaku melihat keadaanya, saat itu juga aku pertama kali bertemu dengan ibunya Rendy.

Ia baik dan sepertinya orang yang penyayang dan kuat.

Bagaimana tidak, ia berhasil membesarkan 4 orang anaknya tanpa suami, suaminya terlalu sering merantau dan jarang sekali pulang, walaupun untuk setahun sekali.

Saat itu aku meminta adiknya memperkenalkan aku sebagai temannya bukan pacar Rendy kepada keluarga yang lain.

Ada alasan aku melakukan itu, yang terpenting kondisi Rendy saat itu, itulah yang terpenting bagiku saat itu.

Saat aku menjenguknya, aku diberi kesempatan oleh dokter untuk masuk menemui Rendy yang terbaring koma.

Tubuhnya tak berdaya, rambutnya botak karna dicukur untuk keperluan operasi besar, selang oksigen, selang susu, selang obat dimana mana, menjalar di mulut dan hidungnya.

Satu minggu ini hanya susu khusus diselang itu yang ia makan, hanya obat dan oksigen itu yang masuk ke tubuhnya. Sungguh sangat mengenaskan dia saat itu.

Tak sanggup aku melihatnya.

Aku putuskan untuk pamit, tak tega aku lama lama melihatnya terbaring seperti itu.

Selang beberapa hari kemudian.

Waktu itu saat bulan ramadhan, tepat esok hari ialah hari lebaran bagi umat islam.

Gema takbir malam itu saling bersahut sahuttan.

Kupanjatkan doa terbaik bagi Rendy dan doa terbaik untuk orang orang yang kusayangi.

Dan tepat di hari itu juga.

Tengah malam telfonku berdering lagi, ku harap itu kabar baik, semoga Rendy sadar dari koma.

Tetapi betapa terkejutnya aku,

Hp ku terjatuh setelah aku membaca sms dari Dea, adik Rendy.

Air mataku tak bisa terbendung, pecah sejadi jadinya di sudut kamarku.

Rendy meninggal...!!!.

Aku tak tidur semalaman aku menangis di sudut kamar, aku mengingat semua kenangan bersamanya, kenapa Allah tega mengakhiri hidupnya, gumamku dalam hati.

Aku terus menangis dalam diam.

Tak ada yang tau aku menangis, bahkan ibu dan nenekku sekalipun.

Keesokan pagi ibuku curiga, gak biasanya aku belum bangun jam segini.

Ibu masuk kekamarku, aku sedikit sesenggukan di pojok kamar, ibu menghampiriku dengan gelisah.

"Kin kamu kenapa, kok nangis", ibu memelukku.

Aku mulai menangis lagi, nenek menghampiriku juga.

"Rendy meninggal buk", aku memeluk ibuku seerat eratnya menahan rasa sakit kehilangan Rendy dan menangis dalam dekapannya.

Ibu dan nenek saling bertatapan, lalu ibu menyuruhku untuk mandi dan bersiap ke rumah Rendy, ibu ingin aku melihat Rendy untuk yang terakhir kalinya.

Usai bersiap, aku diantar ibuku datang melayat ke rumah Rendy.

Saat aku sampai disana keranda mayat Rendy masih disholatkan.

Aku duduk disamping adik dan ibunya yang sangat terpukul akan hal itu.

Saat kyai selesai mensholati jasad Rendy, para lelaki nampak memanggul kerandanya berjalan menuju ke pemakaman, bersamaan dengan itu semua tangisan pecah terutama aku.

Tak ku sangka Tuhan mengambil alih, ia memutuskan apa yang tidak bisa kuputuskan, walaupun aku tahu itu hal yang buruk jika terus dipertahankan tapi aku tetap menpertahankannya dengan alasan cinta.

Sehingga Allah memutus hubungan ini dengan ajal, Allahhuakbarr.

Ya Allah begitu kecil kami dihadapanmu. Ampuni kami.

Setelah kejadian itu aku murung selama berbulan bulan, aku lebih sering sholat sunnah saat aku gundah dan mengingat kejadian itu, hanya itu yang bisa membuatku tenang saat itu.

2 bulan berlalu, aktifitas sekolahku kembali normal, program PSG ku telah usai.

Aku lebih pendiam dari biasanya disekolah. Sungguh itu sangat berat bagiku.

Tahun yang berat yang pernah kualami.

____##___

Teman temanku mak comblang.

Tak tahan melihatku murung, teman temanku bergantian mencarikanku pengganti Rendy.

Aku memang tak menanggapinya, tapi mereka kekeh dengan idenya.

Sarahhh, salah satu teman akrabku, menyebar nomer hp ku ke teman cowoknya.

Dan yahhh bisa ditebak apa yang terjadi, memang aku tak cantik, tapi pemuda sekarang belum tau orangnya pun sudah menyatakan cinta. Ya seperti Rendy dan aku dulu.

Lely, temanku juga, mak comblang kedua.

Dia mengenalkan aku dengan teman sahabatnya.

Gea merayuku agar berkenalan dengan kakak pacarnya.

Tak mau kalah, Rosa teman sebangkuku, mengenalkanku pada teman samping rumahnya. Ya ampunnn........

Akhirnya aku permainkan semuanya, satu persatu aku persilahkan berkenalan denganku, tapi akhirnya ku tinggalkan satu persatu.

Mungkin mereka mengataiku sok cantik, tapi jika masalah hati, orang lain pun akan berlaku sama sepertiku.

Sulit untuk hati berkata ya jika ia merasa jawabannya adalah tidak.

Akhirnya semua sahabatku mundur, menyerah akan keadaannku.

Entah apa yang mereka pikirkan saat itu, biarlah hanya mereka yang tau.

Hanya waktu.......

Itulah yang bisa menyembuhkanku.

____##___

Kekangan ibu dan nenek

Tahun ini aku lulus dari bangku SMK, alhamdulillah ya Allah, ucapan syukur tak hentinya aku panjatkan dalam hatiku.

Aku kehilangan Rendy tapi aku mulai bisa berpositif tingking dengan takdir Allah.

Bagaimana tidak, Allah melindungiku dari nafsu Rendy selama ini, jika saat itu aku tak bisa mempertahankan kehormatanku, entah bagaimana aku sekarang.

Aku membayangkan saat Rendy tiada dan kehormatanku pun terlanjur hilang, Astagfirullah mungkin aku sudah g*la saat ini, tak mungkin aku bisa lulus SMK dan menatap mantap ke masa depanku kelak.

Aku lulus dengan nilai cukup baik, semua anggota keluarga senang, kecuali ayahku, hanya kata jelek yang keluar dari mulutnya, ia juga senang Rendy tiada, ini kesempatannya memilihkan aku jodoh sesuai keinginannya.

Kesempatanku kuliah sangat tidak mungkin, meskipun aku ingin.

Sebab nenek tak mengizinkan aku jauh dari rumah. Pikirnya anak perempuan setinggi apapun pendidikannya hanya akan berakhir menjadi ibu rumah tangga dan berada di dapur.

Sungguh untuk kali ini aku sebenarnya tak sependapat dengan nenekku, tapi aku tetap diam.

Bahkan ibuku juga diam sebab jika aku kuliah pun nenekku yang menanggung biayanya, jadi semua keputusan ada di tangan nenekku.

Satu bulan setelah kelulusan, sekolahku mengadakan job fair di berbagai kota dan luar negeri, bekerja sama dengan banyak perusahaan rokok, mall, pabrik makanan dan banyak lagi.

Aku sangat antusias mengikuti job fair itu, kubuat 3 surat lamaran pekerjaan untuk melamar pada hari itu.

Aku sudah berpakaian hem putih dan rok hitam, tanda aku siap mengikuti wawancara kerja.

Saat aku bersiap, ibuku masuk kekamarku.

Kagetnya aku, ibuku menangis tersedu sedu memintaku untuk tidak mendaftar kerja.

"Kin jangan ikut wawancara ya, ibuk gak mau kamu kerja, jika kamu kekurangan apapun biar ibuk yang kerja". Tangisnya pecah.

Aku cuma terdiam, oh Tuhan apa lagi ini.

Lalu apa gunanya aku mati matian sekolah, belajar sampai nilaiku patut dibanggakan, semua tak ada artinya, gumamku dalam hati.

Aku tak menjawab ibuku sepatah katapun, aku meninggalkan ibuku di kamar dan berlalu mengendarai motorku ke sekolah dengan menangis sepanjang jalan.

Kuberanikan diri mendaftar lamaran kerja sesuai niat awalku, satu di pabrik rokok dan 2 surat lamaran lagi di mall yang terletak di kota.

Kedua lamaranku lolos.

Alhamdulillah, tinggal mengikuti interview di kantor pusat dan mengikuti seleksi lanjutan, gumamku.

Satu minggu kemudian jadwal interview ku dikirim melalui sms.

Aku teringat tangisan ibuku hari itu, aku mulai meneteskan air mata lagi, kekangan ini sungguh menyulitkanku.

Akhirnya aku mengalah, aku lepas semua.

Tak ada interview yang aku hadiri. Hanya demi ibuku.

Aku juga tak menghiraukan ocehan ayah tiriku yang menyinggungku tidak berguna.

Demi adikku, agar tidak merasakan kehilangan ayah sepertiku, agar ibuku tidak bercerai hanya karna aku memberontak.

___##__

Belajar mandiri.

Lagi lagi aku termenung selama satu minggu tanpa semangat, tapi akhirnya aku bangkit, aku tak mau patah semangat, kalau aku tidak bisa kerja diluar aku bisa kerja dirumah, gumamku. Mencoba menyemangati diriku sendiri.

Aku menemui nenekku.

"Nek aku minta sesuatu", kuutarakan niatku.

"Minta apa kin..??", sahut nenekku.

"Aku tak boleh kuliah, tak boleh bekerja, aku mau minta modal jualan makanan di teras rumah, bolehh..??", jelasku.

Tak kusangka nenek malah senang dan menyetujui keinginanku.

Keesokan harinya aku dibelanjakan semua kebutuhan untuk jualan.

Bahkan aku juga dibelikan hp android agar bisa lebih mudah jualan baju online sebagai resseler.

Aku memang punya bisnis resseler sejak kelas 3 smp, tapi karena hp tak memadai sulit untukku mencari pelanggan.

Semua sudah beres, aku tekuni jualan gorengan dan makanan di teras ini.

Semoga ada rejeki yang datang, aminnn, kunfayakun, semua atas izin Allah, doaku dalam hati.

Saat aku tidak bisa ke pasar, ibuku lah yang pergi belanja kebutuhan warungku, ia berangkat berboncengan dengan ayahku, sambil menggerutu dia mengantar ibuku.

Ibuku tak menghiraukan ocehannya.

Ibuku hanya takut anak gadisnya diwaktu subuh harus pergi ke pasar sendirian, jadi ia mengalah untuk ambil bagian berbelanja.

Telfonku berdering, ada sms masuk, siapa..??, tak kukenal nomernya.

ternyata pelanggan baju online ku, seorang lelaki bernama Satria.

Saat itu dia ada pesanan baju untuk pacarnya, karena dia masih diperantauan akhirnya aku diminta menyerahkannya langsung pada pacarnya kala itu.

Sesaat sebelum aku nenyerahkannya, dia kembali menelfonku, supaya aku tidak jadi memberikan pesanannya kepada pacarnya.

Ia mengatakan bahwa ia telah putus beberapa saat yang lalu.

Lalu gaun yang telah terbeli dia berikan kepadaku.

"Ambillah aku sudah tidak membutuhkannya", pakailah gaun itu sebagai hadiah dariku", itulah isi sms dari satria.

Aku hargai pemberiannya, aku pakai dan aku foto, kukirim ke padanya lewat whatsapps tanda terima kasihku kepadanya,bahwa aku juga telah memakai pemberiannya.

Entah ide bodoh itu tiba tiba muncul di pikiranku.

Telfonku kembali berdering.

Melotot aku saat melihat balasan pesan darinya.

"Apaaaaa..!!, siapa dia berani menghinaku, tak sudi aku memakai baju ini lagi", aku sangat marah saat itu, sungguh salah apa aku padanya.

Sampai akhirnya aku putuskan semua kontak dengannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!