"Baik Sekian" Kalimat penutup yang dinantikan para Mahasiswanya dalam Mata Kuliah Pengantar Arkeologi.
Dosen yang baru saja mengucapkan penutup itu kini melangkah keluar ruangan. Sepatu hitamnya yang mengkilap mengeluarkan bunyi ketukan merdu tiap diinjak. Kini ia sudah tidak lalu lalang lagi di dalam kelas.
Huuh beberapa Mahasiswa bernafas lega dan beberapa lainnya Langsung meninggalkan ruangan. Itulah bukti betapa bosannya mereka, padahal Dosen yang baru saja mengajar mereka adalah termasuk Dosen favorit dan banyak dipilih mahasiswa.
Bukan tanpa alasan. Dosen muda berusia 32 Tahun tersebut terbilang tampan. Ia juga tinggi, dan memiliki badan atletis. Namun ia tidak pelit nilai, meskipun proses mengajarnya cukup membosankan.
Dosen tersebut bernama Langit. Belum menikah meskipun usianya sudah matang dan punya penghasilan lumayan. Apalagi keluarganya juga cukup kaya, karena memiliki klinik tradisional berlisensi yang kini dikepalai ayahnya, Sanjaya.
Desas-desus yang beredar adalah Langit tidak tertarik pada cinta karena belum melupakan cintanya di masa lalu. Bahkan yang parah adalah ia tidak tertarik dengan lawan jenis sehingga menyembunyikan kekasih terlarangnya di suatu tempat demi nama baik keluarga.
Hari hujan yang gerimis...
Langit melajukan mobil hitamnya di jalanan menuju Rumah Orangtuanya. Sejak menjadi Dosen tetap, Langit memutuskan untuk membeli rumah yang dekat dengan Kampus tempatnya mengajar. Selain efisien waktu, juga efisien biaya.
Setibanya ia di depan pintu. Dengan segera Bi Inah,membuka pintu.
Bi Inah, asisten rumah tangga satu-satunya yang tinggal puluhan tahun sejak ditinggal anak semata wayangnya. Bi Inah disana bersama suaminya pak Tejo yang menjadi satpam.
Dari ekspresi Bi Inah membuka pintu, dan juga saat Pak Tejo membukakan pintu gerbang tadi. Langit sudah merasa ada yang tidak beres.
Benar saja, ia langsung disambut oleh pemandangan yang akward ketika masuk dan melewati meja makan.
4 orang sebaya yang tersenyum sumringah dan satu gadis berwajah cantik dengan muka masam. Ternyata ia adalah wanita yang dijodohkan dengan Langit.
Namanya Neeha, biasa dipanggil Nee. Usianya 26 Tahun, bekerja di sebuah perusahaan swasta. Dari jam 8 sampai Sampai 5 Sore kalau tidak lembur. Neeha memiliki ciri khas wajah yang manis dan postur tubuh cukup tinggi.
Neeha itu sempurna, wajah cantik dan manis. cukup tinggi dengan rambut lurus di bawah bahu. Ia juga memiliki aura alami, ceria dan positif.
Neeha itu perfect, kecuali untuk sikapnya yang terkategori manja dan cengeng. dan Ia juga tidak bisa melakukan pekerjaan rumah biasa seperti mencuci atau memasak yang umum. Maklum, ia adalah anak satu-satunya dari pengusaha kaya, Tuan Rinto.
Sebenarnya baik Langit dan Neeha sudah tahu mengapa mereka dijodohkan. Alasan pertama adalah, baik keluarga Langit maupun Neeha selalu memiliki keturunan laki-laki dan hanya memiliki satu anak.
Namun pada masa mereka ini, entah mengapa akhirnya Perempuan lahir di keluarga Tuan Rinto yaitu Neeha. Sehingga perjodohan sudah lama direncanakan. Mereka bahkan sempat berpapasan sesekali saat ada pemakaman atau pesta. Kalau kata orang, jodoh mah gak akan kemana.
Namun karena dulu, baik Neeha dan Langit sudah memiliki pasangan. Mereka tidak pernah dikenalkan secara formal. Hanya saling tahu, itu saja, meskipun Orangtua mereka dekat seperti lem berkarat.
***
Langit membawa Neeha ke kursi di belakang Rumahnya yang besar. Mereka duduk sambil berdiam diri.
Secara terus terang Langit mengungkapkan bahwa ia tidak bisa mencintai Neeha. Langit juga tidak bisa menolak karena ia masih tidak memiliki kekasih di usia 32 tahun. Janji Langit adalah, berhasil memiliki kekasih hingga usia 31 tahun, karena ayahnya sudah tua, dan itu perjanjian mereka. Ayahnya selalu menyinggung usia tua dan takut tidak mampu melihat putra semata wayangnya menikah.
Sehingga Langit mohon agar Neeha menolak perjodohan mereka. Karena Langit sudah jelas tidak bisa melakukannya.
Neeha terdiam, ia menutup mata memikirkan apakah ia harus mengatakan hal ini atau tidak. Namun setelah beberapa saat ia langsung berbicara.
"Aku juga gak bisa nolak Pak"
"Kenapa?"
flashback
1 bulan yang lalu....
Neeha membeli sebuah kue untuk anniversary hubungan mereka yang ke 1000 hari. Pacarnya Azkal, seorang manager di Sebuah Perusahaan Produksi yang sebelumnya hanya seorang karyawan biasa.
Dengan persiapan yang matang, bahkan Neeha menghidupkan sistem pelacak secara rahasia di Ponsel Azkal. Saat tahu Azkal di Hotel namun berbohong berada di luar kota untuk urusan pekerjaan, Neeha tidak curiga. Neeha berpikir bahwa Azkal juga akan memberinya kejutan.
Neeha menyamar sebagai pelayan dan mengantar pesanan makanan ke kamar Azkal. Neeha memasukkan kue perayaan anniversary mereka di balik nampan.
Namun, Neeha langsung terpaku saat yang membuka pintu adalah seorang gadis yang amat muda dengan baju kemeja kebesaran milik lelaki di tubuhnya. Kemeja itu juga hadiah dari Neeha atas bonus dan promosi Azkal menjadi Manager.
Neeha ingat, gadis itu adalah rekan kerja baru Azkal bernama Clara umur 24 Tahun. Masih segar juga di ingatan Neeha, saat gadis itu memanggilnya kakak dengan wajah imut dan polos.
"Ini kamar 304 kan?" Neeha menjaga nada suaranya yang agak bergetar. Sambil menunduk dibalik topi yang ia pakai.
"Iya, tapi kita gak pesan makanan" jawab gadis itu.
"Siapa itu sayang?" Terdengar suara lelaki yang dikenalnya memanggil dengan panggilan yang sama tapi untuk gadis lain.
Saat Azkal merangkul tubuh gadis itu dengan handuk melingkar di pinggangnya sambil bertelanjang dada. Membuat Neeha tak bisa berkata apapun kecuali
"Bajingan Hina"
Neeha melempar kue dari balik nampan pada mereka. Saat Azkal mau marah, Neeha membuka topinya.
"Nee?" Azkal terdiam.
"Nee?" Neeha mengulangi, "kamu masih bisa panggil nama aku?"
Karena Neeha sudah membuat air matanya tumpah duluan. Azkal justru mengambil kendali dengan mengucap kata putus.
Bahkan sempat pula Azkal mencaci bahwa Neeha hanya cantik namun tidak tahu apa-apa. Neeha hanya beruntung terlahir kaya namun sangat bodoh dan tidak bergairah.
Memang Azkal pernah mengajak Neeha menginap di hotel 6 bulan lalu. Namun Neeha menolak, sejak saat itulah Azkal dan Neeha menjadi sedikit renggang. Tetapi Neeha menyembunyikan hal itu dari orangtuanya, berharap Azkal berubah dan memberi Azkal satu kesempatan lagi. Tidak menyangka Azkal selingkuh, disaat Neeha masih berusaha meyakinkan betapa baiknya Azkal pada kedua orangtuanya.
Neeha menangis pulang ke rumahnya. Membuat dua Asisten rumah tangga kelabakan mengatur Apa yang ia inginkan. Terbiasa manja dari kecil sehingga Neeha cukup cengeng dan bersikap kekanakan meskipun usianya sudah memasuki 26 Tahun.
Karena setiap pacar Neeha hanya berakhir dengan Neeha yang mencintai. Mantannya hanya bisa selingkuh atau memanfaatkan kebaikan Neeha.
Azkal adalah Pria terakhir yang dijanjikan Neeha untuk disetujui. Jika gagal,maka Neeha akan menurut pada pilihan Orangtuanya saja.
*****
Langit membuang nafas, ia tidak bisa berbuat apa-apa pada perjodohan karena tidak bisa mencari pasangan. Neeha tidak bisa menolk dan berbuat apapun terhadap perjodohannya karena janjinya sudah berakhir.
"Jadi saya harus setuju dengan perjodohan ayah dan Ibu saya?" Gumam Langit datar dan pelan namun terdengar oleh Neeha.
"Aku juga mau gak mau harus nurut sama Mama dan Papa" Gumam Neeha dan juga terdengar oleh Langit.
Akhirnya mereka setuju menikah. Namun tanpa ada seorang Asisten rumah tangga maupun Satpam. Hanya mereka berdua tinggal di rumah yang dibeli Langit. Rumah itu diperluas dan didanai oleh Keluarga Neeha.
Tanpa ada yang mengetahui. Ada kesepakatan lain dari Neeha dan Langit dan hanya mereka yang tahu.
Mereka hanya akan menjadi suami istri mesra didepan orang lain saja. Mereka akan tetap menjalani kehidupan mereka masing-masing. dan, berniat berpisah jika sudah cukup lama menikah dan punya alasan khusus seperti bercerai.
Bersambung.....
"Haah. 5 hari lagi?"
Baik Neeha dan Langit serentak terkejut dengan keputusan keluarga mereka.
"Iya apalagi yang kita tunggu. Kita punya banyak koneksi dan cukup dana" Ayahnya berbicara.
Mereka juga dapat menyelesaikan perluasan rumah sekitar 3 hari. Meskipun terdengar mendesak, baik Neeha maupun Langit tidak bisa menolak.
Setelah acara pernikahan. Neeha langsung mengemasi barang-barang yang akan ia bawa ke rumah baru mereka.
Neeha turun dari mobilnya dan menekan bel di pagar gerbang. Wajah Neeha memenuhi layar digital yang terhubung ke depan pintu di dalam rumah.
Gerbang dibuka, Mobil dengan warna kuning mencolok yang dikendarai Neeha masuk. Bagasi dibuka, Langit membantu membawa koper dengan warna merah muda dan desain yang norak beserta pernak-perniknya.
" Cuma segini barang-barang kamu?" tanya Langit pada istrinya yang baru dinikahi kemarin tersebut.
"Ohh enggak dong. Ini bahkan belum setengahnya pak" jawab Neeha sambil tersenyum.
Benar, sebuah mobil Pickup datang dengan peralatan yang terikat rapat di belakangnya. Sudah layaknya orang pindahan rumah. Langit menelisik barang yang penuh dan sesak di atas mobil.
"Ini semua?" Langit membelalakkan matanya.
"Iya" jawab Neeha enteng.
"Kamu pikir rumah saya buat naro barang yang gak perlu?, ini rumah bukan gudang"
"Ini udah aku pilih Pak. Semuanya penting buat aku" Bela Neeha untuk dirinya.
Langit menunjuk mesin cuci" Itu.... di rumah ini sudah ada mesin cuci buat apa nambah satu lagi?"
"Kan kita jalani hidup masing-masing. ya saya..." belum selesai Neeha bicara.
"Gak ada. Kamu pikir rumah ini bayar listrik pakai udara?"
Langit berlalu dan meminta semuanya untuk dijual lagi saja. Ada kulkas, mesin cuci, springbed, meja rias, dan lainnya.
Demi menjaga ketenangan, Neeha mengalah dan tidak jadi menurunkan barang di atas mobil pickup tersebut. Ia meminta agar disumbangkan pada lembaga saja, bahkan Neeha merogoh kocek untuk ongkos dadakan pada si sopir pickup.
........
Ada 1 kamar tamu dan 3 kamar Utama di lantai 2. Kamar utama hanya tersisa 1 karena 2 kamar lainnya sudah diisi dengan benda prasejarah. serta buku-buku koleksi Langit.
"Kamu di kamar tamu!" perintah lelaki itu.
"Loh kok kamar aku di bawah sendiri pak?" tanyanya.
"Semua kamar utama penuh" jawabnya.
Neeha memastikan semua kamar. Memang benar, bahkan satu kamar kosong di lantai bawah juga isinya benda aneh.
Dia sendiri nyimpan banyak rongsokan. Aku bawa barang berguna gak boleh
"Neeha"
"Iya Pak" Neeha menghampiri Langit.
"Mulai sekarang jangan panggil saya Pak. Bagaimana juga kita sudah sah menjadi suami istri"
"Tentu saja Pak eh" Neeha menutup mulutnya. "Terus mesti panggil apa?, suami?..Huekkk" Neeha serasa mau muntah.
"Panggil Mas saja!"
"Oke, kalau gitu panggil aku Nee saja ya Mas!" dengan nada mengejek.
Neeha masuk kamar tamu dengan koper kopernya tanpa mendengar persetujuan Langit.
Apa dia memang memiliki kemampuan membuat seseorang kesal, gumam mereka satu sama lain.
*****
Aca mendengar unek-unek sahabatnya di atap Perusahaan sambil meminum kopi panas dalam kemasan elite. Perasaan baru beberapa waktu lalu ia mendengar Neeha berbicara sambil terisak mengenai Azkal.
Sekarang topiknya berubah dan sahabatnya sudah menjadi istri seorang Dosen. Aca ikut merasa kesal walau tahu kalau Neeha sebenarnya memang salah pada Langit.
"Tapi kamu benar-benar gak ngelakuin pekerjaan rumah Nee?" tanya Aca serius.
"Iya"
"Terus kamu yakin suami kamu gak marah?"
"Mau marah atau enggak, ekspresinya sama aja. Paling juga dia cuma narik nafas dan lakuin semuanya sendiri" Tukas Neeha.
Ia berbicara seperti itu karena tadi pagi ia sudah mencobanya. Saat Langit meminta sarapan, Neeha mengatakan ia pernah membuat dapur di rumahnya hampir terbakar untuk membuat coklat buatan sendiri.
Langit terpaksa membuat telor dadar sendiri dan bahkan menyiapkan makanan untuk mereka. Sementara mencuci, ia belum melakukannya. Nanti juga akan dicoba saat cucian menumpuk. Aca hanya perlu siap, mendengar unek-unek lainnya nanti dari Neeha sahabatnya.
******
Saat Langit masih mengajar di kelas. Ponselnya bergetar beberapa kali. Terlihat nama Neeha yang muncul, membuat Langit harus mematikan nada ponselnya.
Setelah 5 menit, Langit justru tidak bisa fokus mengajar. Ia berjalan keluar kelas untuk mengangkat panggilan.
"Ada apa saya lagi ngajar"
" Mas, bensin aku habis"
Langit mengusap keningnya. "Kalau habis kenapa kamu nelpon saya. Pergi ke Pertamina isi disana!. Saya kan bukan petugasnya"
"Mau bayar pakai apa?. Biasanya kan Suami yang mencukupi uang istri"
"Terus uang yang kamu dapat dari kerja kamu buat apa?"
"Itu uang aku Mas. Uang dari Kamu yang disebut nafkah bukan uang istri"
Langit kembali memegang keningnya dan mengusapnya. "Yaudah nanti saya transfer"
"Oke dua juta ya Mas"
"Dua juta?. Bensinnya emas?" Langit tidak habis pikir dengan ucapan seenak jidat istrinya ini.
"Kan aku bilang nafkah kamuu..."
"Ya udah saya tranfer pakai M-banking, nanti di rumah kita harus bahas ini" Langit menutup panggilan.
Saldo sebesar 2 juta rupiah masuk ke pemberitahuan M-banking milik Neeha.
Nah gitu dong.. sekalian buat beli makanan, buat jajan, dan lain-lain hehe.
.....
Langit masuk ke kelas lagi...dan menyelesaikan pembelajaran.
"Pak katanya Bapak udah nikah ya?" celetuk Romi.
Romi adalah Mahasiswa dimana Langit sebagai Dosen pembimbingnya. Ada satu lagi bernama Dara yang sama ikut campurnya.
"Jangan tanya urusan pribadi saya. Urus saja bagaimana agar nilai kamu berada diatas 3!"
"Pak, habis nikah gak boleh gitu aja dong Pak. Bapak harus lebih ramah dan ceria lagi!" Romi menggoda Dosen kaku itu.
"Kamu mau dapat nilai Nol" Langit memperlihatkan senyum smirk yang jelas
Romi langsung pamit dan berlari menjauh. Langit punya senjata ancaman pemberian nilai yang amat ampuh.
*****
Neeha tiba di rumah pada pukul 11 Malam. Saat menginjakkan kaki di rumah. Langit menatapnya dengan serius, tapi ekspresinya sama, datar saja.
"Mulai besok Mobil kamu gak boleh dibawa kecuali saya gak bisa jemput!" perintah Langit.
"Loh kok gitu si Mas ?"
"Bukannya kita harus romantis, istri saya beli bensin 2 juta aja saya gak tahu itu belinya dimana dan jenis apa. Masih bensin di Indonesia kah?"
"di Indonesia kok Mas. 2 juta itu buat traktir beberapa teman kantor" terang Neeha.
Tanpa penjelasan Langit hanya melengos dan meninggalkan Neeha. Sampai Neeha mengepal tangannya dan meninju Langit dari jauh.
Saat Langit berbalik, Neeha justru berpura-pura menepuk nyamuk. Lalu ia bergegas masuk ke kamarnya.
*****
Aca geleng-geleng kepala mendengar cerita kali ini. Sehabis Neeha kesal pada Langit karena tidak boleh beli ini itu sembarangan dan menyetir sendiri. Sesaat kemudian, Neeha tertawa.
Neeha Berhasil membuat pakaian putih Milik Langit terkena lunturan warna. Masih terbayang baginya bagaimana marahnya Langit namun tertahan.
Padahal sebelumnya Langit sudah memberitahu Neeha bagaimana cara menggunakan mesin cuci. Neeha sengaja karena ingin membalas perlakuan Langit saja.
Langit harus mencuci pakaiannya sendiri. Juga ikut mencucikan pakaian milik Neeha, ia tidak bisa menolak karena itu keputusannya untuk tidak memiliki Asisten Rumah tangga dan tidak memiliki Satpam.
Saat mencuci, Neeha hanya memberikan semangat kepada Langit. Bersorak-sorai teriak "Semangat ya Suamiku. Semangat ya Mas" yang sukses membuat Langit sakit kepala.
Bersambung....
Langit membaca Pesan dari Ibunya bahwa orangtuanya akan datang sebentar lagi. Langit melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7 malam.
Ia segera berlari turun ke bawah dan masuk ke kamar Neeha. Neeha memang tidak mengunci pintu karena biasanya Ia tak akan melihat Langit lagi, Suaminya itu biasa mendekam dan bertapa di ruang baca.
Sesekali saat Neeha menonton serial TV Favoritnya, Langit turun untuk mengambil buah di kulkas atau menuang minuman. Mereka bahkan tidak tertarik dengan kegiatan satu sama lain.
Saat Langit sudah berada di dalam. Terdengar suara nyanyian aneh yang memekakkan telinga. Neeha keluar dari Kamar mandi sambil handukan sebadan juga rambutnya yang masih basah.
Selagi terbawa dengan lagu aneh yang ia nyanyikan. Neeha melepas handuknya dan menari berputar, seolah ia sedang konser teater. Langit hanya berdiri menatap tubuh polos Istrinya tanpa suara, dengan mulut menganga secara natural.
Neeha lalu berjalan untuk mengambil pakaian tidurnya. Karena ia melihat Langit sudah berdiri menatapnya. Langsung Neeha berteriak dan menutup tubuhnya dengan tangan dan berbalik.
"Aaaa keluar!"
" saya sengaja eh maksud..saya datang itu Ib buu." Langit tergagap gagap.
"Keluar!" teriak Neeha sekali lagi.
Langit segera keluar kamar. dan mengatakan kalau Ibunya akan datang sebentar lagi. Meminta Neeha merapikan kamar dan menghapus kecurigaan.
Langit lalu tiba-tiba merasakan ada yang menegang di bagian terlarang bawahnya. Ia segera menuang dan meminum air, lalu langsung naik tangga ke kamarnya.
Langit menutup pintu, masuk ke kamar mandi dan menatap wajahnya di cermin. "Apa yang kamu lakukan Langit, Kamu diam dan menatap wanita itu?" Langit bertanya pada dirinya sendiri.
Langit mengusap jantungnya yang berdebar. Ia bahkan menyalahkan juniornya yang tidak sadar situasi. "Tidak mungkin kamu terangsang sekarang"
******
Ibu dan ayah Langit masuk. Mereka memperhatikan anak dan menantunya.
"Wajah kamu kok merah sekali Nee?" tanya Ibu mertuanya.
"Apa menantu ayah sakit ?. Biar ayah resepkan obat" Ayah mertuanya yang jadi kepala di klinik pengobatan tradisional ikut bicara.
Gimana gak merah, aku dilihat tanpa sehelai pakaian pun sama putra kalian yang gak tahu sopan santun masuk kamar tanpa permisi.
"Gak apa kok Bu, Yah" jelasnya.
"Langit, kamu harus serius jagain menantu Ayah ini!"
"Iya Yah..." jawabnya malas.
"Ayah sama Ibu duduk aja dulu, ayo!" Neeha mengantarkan Ibu Mertuanya sambil membawakan bawaan dari Ibu Mertuanya.
Saat Neeha dan Ibu Mertuanya itu ke dapur. Ayah Langit, Sanjaya memuji betapa beruntungnya Langit mendapat istri seperti Neeha.
"Andai aja Ayah tahu, kalau dia gak bisa apa-apa. Dia gak bisa masak, gak bisa nyuci, gak bisa bersih-bersih rumah" Ucapan Langit mengalir begitu saja.
"Kamu lebih dewasa, kamu harus bisa sabar dan mengajarkannya pelan-pelan. Bagaimana juga kamu tahu betul dia adalah satu-satunya keturunan perempuan dari keluarganya!. dan juga kalian yang memutuskan untuk tidak mempekerjakan asisten rumah tangga kan...." Panjang lebar Ayahnya berpetuah.
*****
Di dapur...
"Ayo, kamu minum sekarang satu!"
Neeha melihat ramuan cair dengan aroma rempah yang amat kuat bewarna hijau kehitaman tersebut. yang baru saja dituang Ibu mertuanya ke dalam gelas bening.
Apa ini ramuan racun?. Baunya kerasa nyengat banget.
Neeha lalu dengan terpaksa meminum ramuan dengan menahan nafas. Agar rasa ramuan agak nano-nano dan bisa ditelan.
"Gimana? enak kan Nee?" tanya Ibu mertuanya.
Neeha hanya tersenyum, gak mungkin dia bilang rasanya aneh dan tidak enak. " Ini ramuan apa ya Bu?"
"Ramuan kesuburan. Ibu minum ini biar bisa cepat hamil dan awet muda" Ibu mertuanya nyengir gak karuan.
Neeha hanya bisa menanggapi Ibu mertuanya dengan senyuman canggung. Ramuan itu lalu dimasukkan ke kulkas.
****
Neeha mengupas buah-buahan bersama Ibu Mertuanya. Buah yang sudah bersih dan rapi terpotong diletakkan di atas piring keramik lebar, lengkap dengan 3 tusukan lidi yang menancap.
Mereka membawa buah-buahan ke meja tempat Para lelaki duduk. Tak lupa Neeha juga membawakan minuman dari teko bening berisi air hangat.
Selama 1 setengah jam Neeha mendengar celotehan Kedua mertuanya. Di tambah ia yang masih mengingat kejadian saat Langit menatapnya tanpa suara tadi tanpa sehelai pakaian.
Usai saling bercerita. Bukannya pulang, Kedua mertuanya itu justru ingin menginap selama malam ini. Mereka sengaja datang dengan taksi online.
****
Karena mertuanya memakai kamar tamu. Terpaksa Neeha sekamar dengan Langit.
Suasana yang benar-benar akward. Neeha hanya dapat duduk di atas Ranjang dan mereka diam.
Kalo dia gak minta maaf awas aja
Langit mengeluarkan selimut dan kain lebar dari lemari. Lalu membentangkannya di lantai samping ranjang.
"Kamu mau tidur di ranjang atau di bawah?" tanya Langit.
"Di kasur" jawabnya ketus.
"Kalo gitu saya di bawah" Langit mulai duduk.
"Mas..."
Langit menatap wanita yang sedang duduk di ranjangnya. Neeha berpangku tangan, menatap matanya tajam.
"Aku harusnya dapat permintaan maaf gak sih Mas, atas kejadian tadi"
Langit diam dan berpikir. Setelah cukup lama diam. Langit menatap Istrinya "Kenapa?, kita kan sudah sah" Langit merebahkan badannya.
Hah, whatt sudah sah. Dasar Brengsek. Kita cuma pura-pura di Depan orang lain bukan di rumah.
****
Baik Neeha dan Langit sama-sama berusaha melelapkan mata. Mereka mendadak insomnia.
Langit masih terbayang gambaran Neeha. Untuk pertama kalinya, walau sudah kepala tiga. Ia belum pernah melihat langsung tubuh seorang wanita yang polos tanpa tertutup benang sehelai pun.
dan Neeha juga sama, ditambah efek ramuan yang membuat perutnya terasa agak kembung. Neeha mengusap perutnya pelan dan berusaha tidur.
*****
Saatnya Dua Mertua mulai menggibah...
Setelah Nyonya Sanjaya itu menyebutkan perlakuan Neeha. dan rencananya. Sanjaya hanya terdiam
"Jadi, menurut Ayah gimana?"
"Saya oke saja, kita harus bersyukur mereka tidak menolak pernikahan. Untuk urusan anak, biar itu jadi urusan mereka Bu. Kita tidak bisa terlalu mencampuri, atau nanti kita dicap jadi Mertua menyebalkan"
"Tapi Ibu juga mau segera punya cucu Yah. Kaya orang-orang komplek loo"
"Sabar Bu, Biarkan Mereka saling memahami dahulu" Tegur suaminya.
"Iya sih Yah, pokoknya Ibu udah seneng Nee jadi Mantu kita" Istrinya tersenyum puas. "Menantu yang manis dan cantik, sopan pada Orangtua"
"Ayah juga, sikap kaku dan dingin Langit, dan tidak percaya cinta lagi. Semoga bisa agak mencair ya Bu"
"Kalau kaku dan dingin itu kan turunan bapaknya. Kalau Gak percaya cinta sih,...Seratus lima puluh persen. Ibu yakin Nee pasti bisa merubah Langit. Pasti Putra kita bisa merasakan cinta lagi Yah"
Ibu berhenti sebentar. "Semoga Wanita jahat itu tidak kembali lagi Yah, kalau dia kembali..."
"Wussh Bu, sudah, yang lalu jangan diingat lagi!" suaminya melarang.
"Ibu masih kesal Yah, tiap ingat wanita itu. Ibu pikir dia tulus sama Putra kita. Tapi demi cinta palsu Pria lainnya yang bahkan sudah beristri Diaa... tega..."
"Bu, sudah. Itu sudah berlalu"
...
Wanita itu adalah penyebab begitu terlukanya Langit. Mereka berencana menikah saat usia 25 Tahun.
Tapi Wanita itu justru mengaku bahwa ia sudah tidur dengan Pria lain, mengatakan semua mimpinya akan terjamin. Mengatakan bahwa cinta itu buta dan bisa ditentukan untuk siapa saja yang harus.
Wanita itu meninggalkan Langit ketika berusia 24 Tahun. Usia yang masih muda dan pikiran dangkal yang mempercayai cinta di depan mata.
Wanita itu pergi tanpa rasa bersalah. Sementara Langit sangat terpukul dan mencari dimana kurangnya ia dalam hal ketulusan. Langit tidak bisa mencintai wanita manapun lagi sejak saat itu, hingga kini.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!