NovelToon NovelToon

Menjadi Pelakor

Episode 1. Sidang

Malika atau yang biasa di sapa lika, adalah seorang wanita mandiri, ia yang pernah berusaha keras dalam mencapai cita-citanya menjadi seorang dokter, dia yang tengah menikmati ke bahagianya sebagai dokter yang sukses, tiba-tiba harus berada di tengah ruang sidang dan menjadi tersangka.

Lika di tuduh telah melakukan malpraktek, melakukan tindakan operasi tanpa melakukan prosedur operasi terlebih dulu, ia di tuntut oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai keluarga korban mati dari operasi itu.

" dokter malik silahkan naik ke mimbar untuk melakukan pembelaan anda" ucap hakim ketua

Lika yang semula duduk di kursi tersangka pun naik untuk melakukan pembelaannya.

" Saya Drs. Malika putri gunawan SpOT berjanji hanya akan mengatakan kebenaran dengan sejujur-jujurnya" lika mengambil sumpah dengan tangan yang menyentuh al kitab

" Dokter malik! Apa benar anda yang melakukan operasi itu? " tanya pengacara yang membela lika

" tidak!" lika menolak tuduhan dengan tegas karna itulah yang sebenarnya terjadi

" tapi andalah yang terlihat di rekaman cctv itu? Bisakah anda memberikan kami penjelasan" pinta pengacara yang membela lika

" Saya akui saya memang masuk ke ruang operasi, tapi sekali lagi saya katakan, saya masuk justru untuk menghentikan operasi yang hendak mereka lakukan itu, tapi sayangnya saya terlambat, orang itu sudah tiada, dan ruangan itu pun sudah di tinggalkan"

Lika menjelaskan bahwa sejak awal korban yang meninggal di meja operasi adalah pasiennya, dari laporan diagnosa yang lika buat, pria itu sakit perut hanya karna asam lambungnya tinggi bukan karna usus buntu.

" Saya memintanya kembali jika obat yang saya berikan tidak membuatnya membaik, tapi mereka malah mengngoprasinya saat saya sedang tidak bertugas "

Lika membeberkan semua kecurangan di rumah sakit itu, dari mulai pasien keseleo yang dinyatakan patah tulang, pemberian obat yang tidak sesuai untuk memperlambat kesembuhan pasien yang dirawat inap, sampai korupsi besar-besaran yang dilakukan secara berkelompok.

" keberatan pak hakim, wanita ini terlalu banyak mengarang cerita, saya yakin dia tidak bisa memberikan bukti sedikitpun " ucap pengacara lawan

" dokter malik! Apakah anda mempunyai bukti nyata yang bisa mendukung ucapan anda tadi? " tanya sang hakim

Lika menggeleng kemudian menundukan kepala, bagaimana mungkin lika bisa mendapatkan bukti dari persekongkolan satu klinik, bukan tidak pernah mencoba, ia sudah berusaha keras mencari bukti, tapi sayangnya usaha lika dan pengacaranya tak membuahkan hasil.

Pengacara yang membela lika pun kehabisan akal, ia hanya bisa menyerahkan petisi dari para dokter lain untuk memperingan hukuman lika.

'harusnya aku tahu ini tidak akan mudah, aku berusaha untuk membenahi klinik di mana orang-orangnya hanya mementingkan uang, tapi malah terjerumus dalam jebakan mereka'

Telak! Lika benar-benar sudah kalah telak, di tengah persidangan itu lika sudah benar-benar tersudut, kejujurannya satu orang ternyata tidak mampu membongkar kebusukan puluhan pekerja klinik yang saling bekerja sama.

Saat hendak membacakan putusan, hakim menerima surat dari presiden, cerita tentang dokter malik yang memiliki tangan ajaib sudah terdengar sampai ke telinga presiden republik.

Hakim agung itu menjadi tambah bimbang saat hendak membacakan putusan, pertama adalah surat petisi yang ditandatangani oleh 80% dokter di kota B ini, di tambah dengan dua tanda tangan orang tersohor seantero negeri.

Dan yang kedua adalah surat dari presiden, dalam suratnya presiden secara pribadi meminta hakim untuk tidak memberikan hukuman penjara bagi dokter malik.

Hakim itu juga memikirkan dirinya yang mendapat tekanan dari seseorang yang cukup berpengaruh, orang itu memberikan pilihan untuk menjatuhkan lika atau dia yang akan dijatuhkan.

Nasib lika benar-benar tidak beruntung, setelah dijebak oleh satu klinik, ia disidang oleh hakim yang tidak jujur dalam melakukan pekerjaannya.

Suasana hening di dalam ruangan saat hakim hendak membacakan putusan, jutaan jantung berdegup kencang dalam penantian, lika sudah pasrah, ia hanya berharap dirinya tidak sampai kehilangan lisensi medisnya.

" Pengadilan dengan ini menyatakan bahwa Drs. Malika putri gunawan SpOT dinyatakan bersalah, pembelaan yang diajukan ditolak karna tidak disertai bukti nyata, dengan ini pengadilan menyatakan bahwa Dr. Malika putri gunawan SpOT akan menerima hukuman berupa penarikan lisensi medis dan pencabutan gelar dokternya"

Lika tergulai lemas setelah mendengar keputusan hakim, harapannya hancur seketika bersama cita-citanya yang harus berakhir sampai disini.

Semua dokter yang mendukung lika berdiri dengan serempak sesaat sebelum hakim mengetukkan palunya, mereka merasa bahwa hukuman itu tidak adil, tapi tindakan protes itu sama sekali tidak diindahkan oleh sang hakim.

Tiga kali ketukan palu itu adalah kiamat bagi karir lika, ia menguatkan dirinya walau air matanya tak bisa ia bendung.

Lika kemudian berdiri dari duduknya seraya menyeka air mata di pipinya, gadis itu melangkahkan kakinya dengan cepat mendekati meja hakim.

" pak hakim tolong tarik keputusan anda, bukan saya yang melakukan operasi itu, tolong percayalah, anda boleh penjarakan saya, tapi saya mohon jangan menarik lisensi medis dan mencabut gelar dokter saya" ucap lika

Dengan derai air mata ia memohon sambil memegang tangan hakim itu,namun hakim itu melepaskan diri dan berlalu begitu saja.

" pak hakim... pak hakim... "

Lika memanggil hakim itu berulang kali, tapi hakim itu malah tersenyum dengan liciknya, saat itulah lika sadar bahwa hakim itu juga bagian dari mereka yang memang berniat menjatuhkan dirinya.

Semua dokter yang membela lika berjalan mendekatinya dengan serempak, memeluknya secara bersamaan, memberikan sedikit penghiburan bagi rekan mereka yang baru saja menerima ketidak adilan.

Untuk beberapa saat mereka tetap berada di sana, menceritakan masa lalu yang bahagia untuk sedikit membuat lika sedikit terhibur.

" Aku tidak apa-apa teman-teman, terimakasih banyak atas dukungan kalian, sampaikan rasa terimakasih ku pada rekan-rekan yang tidak hadir ya! " ucap lika sambil tersenyum.

Gadis itu kini sudah bisa mengendalikan dirinya, dan satu persatu dari mereka pun mulai pergi, kini hanya ada lika dan pengacaranya di ruang tunggu yang besar itu.

" maafkan aku dokter malik" ucap pengacara yang membelanya, pria itu berlutut di hadapan lika seolah semua yang terjadi adalah kesalahannya, padahal ini juga adalah kekalahan pertamanya dalam persidangan.

" Aku sudah bukan dokter lagi pak fahri, ayo bangun jangan berlutut di hadapanku, aku bukan tuhan yang bisa kau sembah seperti ini"

" Anda sudah bisa bercanda rupanya! " Pengacara yang bernama fahri itu sedikit tersenyum mendengar candaan lika

" tidak ada lagi yang bisa kulakukan selain menerima dan terus bertahan hidup" ucap lika seraya menanggalkan jas dokter dari tubuhnya, ia mencium jas itu sesaat lalu menggantungnya di lengan kanan.

Keduanya pun berjalan bersama menuju parkiran, sebelum masuk ke dalam mobil, lika mengeluarkan uang yang sudah ia persiapkan untuk membayar pengacaranya itu.

" ini bayaran atas kerja kerasmu pak fahri" ucap lika seraya menyodorkan amplop berwarna coklat

" tidak!" jawabnya seraya mendorong pelan tangan lika

" kenapa?" tanya lika heran

" Saya merasa malu untuk menerimanya, saya yang notabennya seorang impoten ini, bisa sembuh dan memiliki seorang putra berkat pengobatan dari tangan seorang dokter malik, tapi saya malah mengalami kekalahan pertama saat membela kasus anda, saya benar-benar merasa bersalah dan menyesalinya" terangnya

Lika kembali memasukan uang itu ke dalam tasnya, pria di hadapannya ini tidak akan menerima uang itu walau lika memaksa, jadi dia berpikir untuk menyumbangkan uangnya atas nama pengacara itu.

" Hari ini bukan hanya seorang dokter yang telah kalah, tapi seorang pengacara yang selalu menang di persidangan juga harus kalah, aku jadi merasa bersalah karna membuatmu kalah"

" jangan membuatku semakin malu dengan merasa bersalah dokter, pulang dan beristirahat lah" ucap pengacara itu seraya membukakan pintu mobil untuk lika

" terima kasih, dan yah! Jangan lupa bahwa aku bukan lagi seorang dokter" ucap lika yang kemudian pamit untuk pergi.

Setelah pamit, mobil itu melaju meninggalkan pengadilan, namun sebelum pulang lika meminta sang sopir utuk berhenti di sebuah warung makan yang cukup kumuh di wilayah yang kumuh pula, ia memborong semua makanan di sana lalu berjalan ke suatu tempat yang cukup sering ia kunjungi.

Lika berdiri di kawasan perumahan kardus, dimana para pemulung tinggal dan mengistirahatkan diri mereka, ia memanggil anak-anak yang tengah bermain untuk berkumpul di dekatnya.

Setelah dikelilingi oleh anak-anak, ia membagikan semua makanan yang ia bawa pada mereka, ada yang mengambil dua, ada yang mengambil tiga, dan ada pula yang mengambil empat bungkus, mereka mengambil nasi bungkus sesuai dengan anggora keluarga mereka.

Walau telah kehilangan, indahnya berbagi membuat hati lika kembali tenang, saat melihat mereka tersenyum, kebahagian seolah menyusup masuk menghapus duka di hati.

Episode 2. Mencari pekerjaan

Seorang gadis yang baru saja disidang, pulang dengan langkah gontai, lika masuk ke dalam rumah dengan membawa setumpuk amarah dalam dirinya, hanya karena mengingat bantuan yang telah ayahnya berikan.

“ kau sudah pulang lika!” seru seorang pria tua yang bernama bastian.

Gadis itu menghentikan langkah kakinya di undak tangga ketiga, ia lantas menoleh pada bastian yang ternyata tengah duduk dengan ayahnya, pria tua berumur 50 tahun itu adalah sahabat dari gunawan, yang tidak lain adalah ayah dari lika.

“ bagaimana persidangannya lika, ayah dan baman abas sudah membantumu, apa kau tidak bersedia menceritakan hasilnya nak?” tanya gunawan

“ ya! Aku harus berterima kasih pada ayah dan paman abas, terima kasih ayah! Terima kasih paman abas!” gadis itu mengatupkan tangan seraya sedikit menunduk hormat pada dua pria tua di hadapannya.

“ berkat tanda tangan kalian dalam surat petisi, aku tidak jadi masuk ke dalam penjara” terangnya dengan nada marah.

“itu bagus kan! Lalu kenapa kau terdengar kesal? “ tanya bastian

“ Aku kesal? Aku memang kesal! Aku sangat-sangat kesal karena aku kehilangan lisensi medis ku, dan sekarang aku buka lagi seorang dokter, ini yang ayah harapkan sejak dulu bukan! Kurasa ayah pasti sedang sangat senang sekarang" ucapnya masih dengan nada marah,

Lika melanjutkan perjalanannya menuju kamar, seraya mengeluhkan nasib di setiap langkah kakinya, dengan suara setengah berteriak ia berkata

“ aku telah menyelesaikan pendidikan yang diajukan dalam bedah ortopedi, setelah menjadi dokter umum aku menyelesaikan 104 SKS dalam 9 semester pendidikan klinik, pendidikan yang berusaha aku tempuh dalam waktu singkat, 5 tahunku yang penuh dengan kerja keras, keringat yang berjatuhan saat berjuang untuk mendapat gelar SpOT (spesialis ortopedi dan traumatologi), serta pengalaman kerja selama dua tahunku kini telah menjadi butiran debu, oh tuhan... Malang sangat nasibku ini” dengan sangat dramatis.

Lika adalah wanita yang tidak pernah ambil pusing pada masalah yang dihadapinya, gadis itu pun hanya menangis tersedu saat hakim membacakan putusannya, setelahnya air mata itu hilang begitu saja berkat sedikit penghiburan dari rekan-rekannya.

Seperti halnya kesedihan, kemarahan lika pun hilang dengan cepat, setelah gadis itu berendam dan membersihkan diri, ia kembali turun dengan membawa laptop dan ponsel di tangannya.

Lika meletakan laptop dan ponselnya di atas meja di ruang santai, tempat itu tidak jauh dari tempat bastian dan gunawan duduk, tidak adanya penghalang ruangan membuat jangkauan mata lika lebih luas.

Mata lika tertuju pada meja bundar di antara kedua pria tua yang tengah bersantai itu, ia tersenyum saat melihat koran tergeletak di samping gelas teh mereka.

Lika berjalan menghampiri lalu mengambi koran itu, ia kemudian kembali dan mendudukkan diri di sofa panjang yang berada di ruang santai.

Gunawan dan bastian menatap lika yang tengah serius, setelah saling melirik, bastian pun bertanya “ kau sedang apa nak? ”

“ Mencari pekerjaan paman” jawab lika singkat tanpa mengalihkan fokusnya

Lika mencari lowongan pekerjaan dari koran dan internet, ia juga mencari tahu tentang perusahaan itu sebelum mengajukan lamaran pekerjaannya, ia tidak ingin sampai ada kejadian ayahnya tidak mengizinkan dia bekerja, setelah ia berhasil masuk ke perusahaan itu.

“ kenapa kau harus buru-buru mencari pekerjaan lika, santailah dulu, nikmati waktu sebagai pengangguran bersama kami” ucap bastian lagi

“ paman seperti tidak mengenal ayahku saja, dia kan pelit” sahut lika

Gunawan hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala mendengar celaan dari putri kesayangannya itu, sementara bastian justru malah terkekeh.

“ sepelit apa pun ayahmu, dia pasti tidak akan membiarkan putrinya mati kelaparan lika” ucap bastian.

Lika menghentikan aktivitasnya dan melihat ke arah dua pria tua yang juga tengah menatapnya, lika mendadak kesal melihat ayahnya tersenyum, ia memutar bola matanya lalu berkata

“ ayahku memang bersedia menafkahi aku, tapi lion? Bahkan untuk secuil daging pun ayah tidak akan sudi memberikannya, jadi aku harus bekerja keras sendiri untuk menafkahi lion”

“ memangnya apa salah ayah lica? Lion kan memang bukan anak ayah, dia anakmu, jadi segala hal yang menyangkut lion tentu kaulah yang harus mengurusnya” ucap gunawan membela diri

“ paman dengar kan apa yang ayah katakan! Jadi bisakah tolong jangan tanya apa pun lagi, aku harus segera mendapat pekerjaan untuk memberi makan lion” ucap lika, ia kembali memfokuskan diri untuk mencari lowongan pekerjaan.

“hai lika! Bagaimana kalau kamu kerja sama paman aja?” tanya bastian

“ karna sudah tua sepertinya paman abas jadi pikun, paman lupa ya! Paman kan pengangguran, perusahaan milik paman pun sudah paman serahkan pada anak paman, mana tega aku menerima gajih dari uang pensiunan yang tidak seberapa itu, lagi pula biaya perawatan lion sangat mahal, tidak akan cukup dengan gajih sedikit yang paman berikan” ucap lika tanpa mengalihkan fokusnya.

Di saat bastian menghela nafas kasar karena kebenaran yang lika katakan, gunawan malah menertawakannya.

“ yang kau katakan memang benar lika, tapi jangan lupakan kalau arjuna itu anak paman yang penurut, paman bisa memberimu pekerjaan di perusahaannya” ucap bastian bangga, gunawan mengangguk mendukung pernyataan yang sahabatnya katakan itu.

“paman serius? Paman bisa memasukkan lika untuk bekerja di perusahaan anak paman? Tapi memangnya ayah guna setuju? “ tanya lika, ia kembali menatap dua sahabat yang sama-sama sudah berumur itu.

“ apa boleh? “ tanya bastian pada teman di hadapannya, gunawan mengangguk tanda setuju.

“ ayahmu mengangguk tuh lika, jadi gimana? “ tanya bastian memastikan

“ oke paman! Kita berangkat sekarang juga” ucap lika seraya bangkit berdiri dari duduknya dengan penuh semangat.

“ Ganti dulu pakaianmu dengan yang formal lika? Tidak sopan pergi ke kantor dengan celana kolor dan kaos oblong seperti itu” seru gunawan

“ siap ayah! ” seru lika seraya memberi hormat.

Lika setengah berlari meninggalkan ruang santai, ia menghentikan langkahnya saat hendak menaiki anak tangga, gadis itu menoleh menatap ke arah ayah dan paman abasnya, lalu berseru “ paman abas aku tidak akan lama” kemudian kembali melangkahkan kakinya dengan cepat.

Yang lika katakan bukanlah sebuah kebohongan, setelah 15 menit, lika sudah kembali berada di hadapan bastian dan gunawan dengan pakaian formal.

“ ayo paman aku sudah siap” seru lika dengan penuh semangat

“ lihat tingkah putrimu, dia selalu gerak cepat seperti dirimu dulu” ucap bastian yang kemudian menghabiskan teh dalam gelasnya.

“ tentu saja! Dia kan putriku” ucap gunawan dengan bangga, lika tersenyum.

Gunawan menatap lika dengan serius lalu berkata “ kerja yang benar! Jangan membuat keributan, kau mengerti! “

“ tenang ayah, aku akan bekerja dengan giat agar tidak mempermalukan paman abas” ucap lika

“ ya sudah! Aku akan mengantar lika ke kantor dulu, nanti aku akan kembali lagi” ucap bastian seraya bangkit dari duduknya.

Lika mencium punggung tangan gunawan lalu mengikuti langkah kaki bastian, mereka pergi meninggalkan rumah dengan berjalan kaki, tangan lika melingkar pada tangan kanan bastian, mereka berjalan hanya sampai ke rumah bastian, yang berada tepat di sebelah kawasan milik gunawan.

Bastian memanggil sopir untuk bersiap membawanya pergi, tak lupa ia pamit pada sang istri yang kebetulan saat itu sedang ada di rumah.

“ mama sudah dengar musibah yang terjadi padamu, tapi mama senang kamu tidak terpuruk dengan keadaan lika” ucap devi, istri dari bastian.

Devi memeluk lika, dan lika membalas pelukannya sambil tersenyum, ia mengecup pipi devi lalu berkata “ do'akan lika ya mah! Semoga kak arjun tidak menolak lika” dengan manja

Hubungan lika dan devi memang sangat akrab, devi sudah menganggap lika sebagai putrinya sendiri, sama seperti bastian yang menganggap lika seperti putri sendiri, lika juga menganggap mereka seperti kedua orang tuanya sendiri, karena itu ia tidak pernah ragu untuk bicara tidak sopan di depan keduanya.

Dan walau lika dibesarkan tanpa ibu, ia tidak pernah kekurangan kasih sayang sedikit pun, berkat orang-orang di sekitarnya, kemandirian dan kasih sayang yang lika tebarkan menghadirkan banyak cinta.

Episode 3. Pertemuan pertama

Mobil mercedes benz hitam milik tuan bastian memasuki salah satu pelataran gedung pencakar langit, kantor pusat dari king grup yang merupakan perusahaan yang ia didikannya sendiri dari nol.

Bastian membawa lika masuk ke dalam gedung itu, para pekerja di dalam gedung yang mereka temui sepanjang jalan menyapanya dengan ramah, mereka melempar senyum sambil menunduk hormat, namun bastian hanya melirik kemudian berlalu.

Sosok pria hangat yang selalu lika lihat dari bastian kini menghilang, aura pria tua itu berubah menjadi dingin, wibawa yang tak pernah lika lihat sebelumnya kini terpancar dari sosok tua itu, pria yang pernah menjadi pemimpin perusahaan terbesar di asia.

Bastian membawa lika ke lantai teratas dari gedung itu, ruangan terbesar yang hanya dimiliki oleh presdir dari king grup, ruangan presdir arjuna.

Lika menatap takjub pada ruangan itu, desain interior yang sederhana namun terlihat megah.

“ duduklah lika! “ ucap bastian sambil tersenyum

Lika pun duduk di sebelah bastian, tangan bastian menarik pundak lika, lalu membisikan sesuatu.

“ dengarkan paman lika, nanti jika arjuna bertanya apa pendidikanmu, biar paman yang menjawab, kau hanya perlu mengangguk, ok!”

Lika mengangguk walau ia tidak tahu apa yang tengah direncanakan bastian.

Tanpa mereka ketahui, pintu ruangan itu terbuka saat bastian menarik pundak lika, sang pemilik ruangan sudah berdiri di ambang pintu, tatapan arjuna mengarah pada kedua orang yang tengah duduk di sofa, di matanya kedua orang itu yang berbeda jenis dan usia itu terlihat tengah bermesraan.

“ pah! Di ruangan ini ada cctv, dan sistim keamanan ruangan yang bisa menangkap suara jika pemiliknya tidak di tempat, jadi tolong kendalikan diri papah” teriak arjuna seraya melangkah masuk.

‘ Astaga... Ternyata kak arjun adalah pria galak' batin lika ketakutan.

Ya! Walaupun lika sangat dekat dengan bastian dan devi yang merupakan orang tua arjuna, tapi ia tidak mengenal sosok arjuna sedikit pun, ia hanya tahu nama arjuna dan sosoknya yang tampan dari video pernikahannya saja, selebihnya ia tidak tahu.

“dia ini lika ” tegas bastian yang mengetahui isi kepala putranya.

Berbeda dengan lika, arjuna hanya mengenal nama lika tanpa mengetahui sosok dan lainnya, itu pun karna papanya pernah menyebut nama itu.

“Ada apa papa kemari?” tanya arjuna seraya mendudukkan diri di depan bastian dan lika.

“ jun tolong tempatkan lika di sisimu...

“ aku sudah menikah pah, dan aku juga tidak berniat menikah lagi” ucap arjuna memotong ucapan bastian

Bastian dan lika saling menatap, mereka lalu tertawa bersama, dan itu membuat arjuna menatap bingung keduanya.

“ ya ampun kak arjun, aku datang untuk melamar pekerjaan, bukan melamar kakak, gr sekali” ucap lika menjelaskan

Arjuna menghela nafas lega setelah mendengar ucapan lika, pria tampan itu pun memanggil asistennya untuk masuk ke ruangannya.

“ apa pendidikan terakhirmu lika? “ tanya arjuna

“ D3 sekretaris, ia kan lika! “ bastian yang menjawab, sesuai rencana, lika hanya menganggukkan kepalanya.

Tak lama, seorang pria yang mengenakan setelan jas biru memasuki ruangan, dengan kacamata yang bertengger di wajahnya yang membuat pria itu terlihat manis, ia memegang tablet di tangannya, pria itu adalah beni, asisten sekaligus sepupu jauh arjuna.

“ selamat sore om!” sapa beni pada bastian saat ia sudah berdiri di belakang arjuna

“ hmmm... Gimana kabar keluargamu ben? “ tanya bastian

“ alhamdulillah keluarga saya sejahtera berkat om” ucap beni sambil tersenyum.

“ ben, apa ada lowongan di perusahaan kita? “ tanya arjuna pada asistennya,

“ ada tuan! Saat ini kita memang sedang membuka lowongan untuk bagian sekretaris“ jawab beni

“ kalau begitu berikan posisi itu pada lika” ucap arjuna

Beni juga mengenal nama itu, tapi sama seperti aditya, ini pertama kalinya ia melihat sosok dan bertemu langsung dengan lika.

Beni merasa ragu untuk menempatkan lika di posisi itu, tapi ia juga tidak bisa menolak karena tahu yang meminta bukanlah arjuna, melainkan bastian, hanya terpikir satu cara dalam otaknya yang cerdas itu, ia harus menggeser posisi orang lain dan memberikannya pada lika.

“ paman, lika gak mau jadi sekretaris, paman tahu kan! Lika gak bisa berdiam diri di depan komputer lebih dari tiga jam, kepala lika bisa meledak nanti” keluh lika seraya menatap ke arah bastian

“ lalu kamu mau pekerjaan seperti apa?” tanya arjuna

Lika menoleh kemudian tersenyum, lalu berkata “ aku ingin pekerjaan yang bisa membuatku bebas ke sana kemari, tidak terikat oleh waktu maupun berdiam di satu tempat, seperti og misalnya, tapi aku tidak mungkin menjadi og, biaya perawatan putraku lion terkadang bisa lebih dari 20 juta dalam sebulan”

Arjuna melempar senyum pada beni, dan beni pun langsung bersuara, seolah tahu apa yang arjuna minta.

“ kebetulan kami sedang mencari sekretaris untuk mengurus keuangan dan keperluan pribadi presdir, gajihnya 30jt per bulan, bagaimana? Jika kau mau aku akan menjelaskan lebih rinci hari ini juga, karena besok kau harus sudah mulai bekerja” ucap beni,

“ ok! Aku setuju” ucap lika seraya tersenyum dengan riang

“ tidak! Papah tidak setuju, masa kau membuat lika mengerjakan hal-hal remeh seperti itu” sahut bastian

“ ya ampun paman! Tidak ada pekerjaan yang remeh di dunia ini, biarkan lika melakukannya ya paman” ucap lika dengan wajah memelas

Dua sosok pria muda yang berada di hadapan lika tertegun mendengar ucapannya, karna di era modern ini jarang ada wanita seperti lika, apalagi lingkungan arjuna dan beni yang selalu membuat mereka melihat wanita-wanita yang memiliki harga diri tinggi, terlebih dalam melihat suatu pekerjaan.

“ boleh ya paman, ya! Ya! Ya! lionnya lika butuh daging segar loh paman, jangan sampai nanti lion memangsa manusia karna tidak lika nafkahi “ bujuk lika seraya mengguncang lengan bastian.

Bastian menghela nafas panjang lalu membuangnya dengan kasar, sebelum akhirnya menyetujui keinginan lika.

“ yes!“ Lika bersorak senang seraya bangkit dari duduknya.

Ketiga pria yang ada bersamanya pun terkekeh melihat tingkahnya.

“ lika berikan cv mu pada beni” ucap arjuna yang seketika membuat lika terdiam

Lika melirik ke arah bastian seraya kembali duduk di sampingnya, dan bastian pun berkata “papah sendiri yang akan pergi menemui HRD, semua urusan perihal kepegawaian lika biar papa yang mengurusnya, kau bisa lanjutkan pekerjaanmu”

Bastian pun pergi dari ruangan itu untuk melakukan apa yang baru saja dia katakan, ia pergi menemui pimpinan HRD, yang tidak lain adalah adik kelasnya.

“ Mari ikut aku lika, aku akan tunjukan meja kerjamu, dan menjelaskan pekerjaan yang harus kau lakukan” ucap beni

Lika bangkit dari duduknya, ia mengikuti beni menuju ruangan sekretaris, sebuah ruangan yang hanya dibatasi oleh dinding kaca yang tadi sempat lika lewati, lika tidak pernah berpikir bahwa ia akan mengisi bangku kosong di sudut ruangan itu.

“ bangku kosong itu adalah meja kerjamu” ucap beni seraya menunjuk ke meja kosong di sudut ruangan.

Beni membawa lika ke tengah-tengah ruangan, ia menyita waktu karyawan yang tengah bekerja untuk memperkenalkan lika.

“ Mohon perhatiannya sebentar teman-teman, aku ingin memperkenalkan pegawai baru, namanya lika, dia yang akan mengisi bangku kosong di ruangan ini” ucap beni

Semua orang meninggalkan meja mereka, lika berkenalan dengan satu persatu pegawai yang bekerja di bagian sekretariat itu, lika sangat senang, mereka sangat ramah dan menyambut baik kedatangan lika.

Mereka bahkan langsung meminta kontak lika, dan salah satu dari mereka langsung memasukkan lika dalam grup pegawai kantor, tidak hanya itu mereka juga mengajak lika untuk makan malam bersama, untuk merayakan bergabungnya lika dalam tim, dan sebagai bentuk penyambut untuknya juga.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!