Sheira Permata Aulia adalah wanita berusia 25 tahun, ia sudah menikah dengan pria yang dicintainya selama 2 tahun. Walaupun ia menikah muda, tapi ia ingin bisa hidup mandiri dengan berdiri di atas kakinya sendiri. Berbekal sekolah baking yg pernah ia ikuti, ia membuka sebuah toko roti ala cafe seperti yg banyak ada di mall. Suaminya pun ikut mendukungnya dengan memberikan modal tempat kepadanya. Sebuah ruko yg menjadi tempat paling berharga milik Sheira.
Sheira sudah menjadi anak yatim piatu sejak kecil karena kedua orangtuanya mengalami kecelakaan dalam perjalanan bisnis. Sheira pun pernah diasuh oleh neneknya hingga ia lulus SMA, tapi sayang sang nenek pun harus meninggal dunia karena penyakit yg diidapnya. Hingga Sheira harus berjuang sendiri menafkahi dirinya berbekal asuransi orang tuanya dan juga neneknya.
Dengan uang yg ada Sheira mengikuti kuliah di luar negeri dan bertemu dengan suaminya. Pertemuan mereka pun penuh dengan momen bahagia, hingga keduanya memutuskan untuk menikah setelah mereka lulus dan mendapatkan pekerjaan.
Awal masa pacaran, mereka cukup menghormati satu sama lain walaupun sedang berada di luar negeri. Aryo Wibowo adalah pacar dari Sheira yg kini menjadi suaminya. Kini ia adalah seorang manager di sebuah perusahaan asing. Dan pertemuannya dengan Sheira saat ia sedang mengambil pendidikan S2 di luar negeri. Ia menyukai Sheira saat pandangan pertama hingga memutuskan untuk membawa hubungan mereka ke jenjang yg lebih serius.
Bulan demi bulan pun berlalu, hingga Sheira lulus lebih dahulu dari Aryo. Sheira pun memilih untuk mencari pekerjaan disana untuk memperbaiki CV nya. Dan ia tetap setia menunggu Aryo hingga lulus. Saat liburan tiba mereka pergi ke Indonesia untuk bertemu dengan keluarga Aryo. Pihak keluarganya pun setuju walaupun Sheira adalah anak yatim piatu. Hingga setelah Aryo lulus, mereka memutuskan untuk pindah ke Indonesia padahal karir Sheira sedang bagus disana.
5 Bulan berada di Indonesia, Sheira pun diterima bekerja disebuah hotel berbintang dan karirnya cukup bagus. Begitu juga dengan Aryo yg diterima oleh perusahaan asing berkat gelar S2 nya dan juga pengalamannya. Mereka pun memutuskan menikah setahun kemudian setelah semua persiapan panjang mereka selesai.
Saat pernikahan, nampak diadakan secara meriah. Bahkan sajiannya dipilih langsung oleh Sheira yg mengenal beberapa koki terkenal. Semua tamu nampak puas hadir di acara tersebut, apalagi keluarga Aryo yg bangga pada Sheira. Selain pintar dan cantik, ia juga punya selera yg bagus.
Setelah menikah mereka pun berbulan madu selama seminggu di paris. Saat kembali keduanya nampak makin serasi dan mesra. Saat itulah momen-momen paling romantis mereka selama pernikahan. Sheira pun selalu memasakkan makanan terbaik untuk menyambut kepulangan suaminya dari bekerja.
Waktu yg mereka habiskan di awal pernikahan banyak dihabiskan untuk berlibur dan membahas tentang masa depan. Dimana Sheira memiliki keinginan untuk membuka bisnisnya sendiri, selain karena ingin memiliki waktu yg bebas dan juga mampu mengurus rumah tangga serta anaknya kelak.
Aryo pun menyetujui keinginan Sheira, hingga mereka berdua menabung untuk mewujudkan mimpi Sheira. Mereka bekerja keras siang dan malam untuk menabung dan juga menyambung hidup, hingga Aryo mampu membeli rumah besar untuk mereka dalam waktu 1 tahun. Mereka pun diliputi banyak kebahagiaan kala itu.
Hingga saat tabungan milik Sheira cukup untuk membuka toko Roti sesuai keinginan Sheira. Berbekal tabungan yg ia kumpulkan dari bekerja diluar negeri dan juga hasil bekerjanya kini, ia bertekat meminta ijin dari suaminya.
Aryo pun mengijinkannya dan memberikannya sebuah modal berupa ruko yg akan dijadikan toko roti milik Sheira. Sheira pun semakin bersemangat berkat dukungan dari suaminya. Ia mendesain segalanya untuk membuat toko miliknya menarik dan nyaman bagi pembeli. Ia menciptakan beberapa resep andalan yg akan ia pergunakan untuk berjualan ditokonya.
Setelah semua persiapan matang, Sheira pun membuka tokonya. Pada hari pembukaan pertama banyak sekali antusias dari warga setempat. Dan tokonya pun laris manis diburu banyak orang. Karena penawaran diskon yg diberikan Sheira cukup menarik minat kalangan muda. Belum lagi desain toko yg aestetik membuat anak muda berdatangan ingin mencicipi menu dan berswafoto disana.
Awal-awal toko, Sheira masih santai karena bisnisnya masih baru walaupun penjualan rotinya selalu habis. Hingga semakin lama banyak pelanggan yg ia miliki membuat Sheira mulai kewalahan dan mencari beberapa pegawai baru yg bisa membantunya.
Aryo pun senang melihat bisnis istrinya sukses. Tapi keluarga Aryo nampak terus menyinggung perihal momongan. Sudah setahun ini mereka menunggu-nunggu datangnya seorang cucu dari pernikahan anaknya. Namun, takdir berkehendak lain Sheira belum juga mengandung. Aryo pun hanya tersenyum saat ditanya perihal momongan dan hanya memasrahkannya pada yg diatas.
Belum lama, Aryo pun naik jabatan menjadi manager disebuah perusahaan mobil listrik kenamaan hingga ia menjadi sangat sibuk. Bahkan lebih sibuk dari istrinya. Mereka pun hanya bertemu saat malam hari dan pagi hari, lalu pergi bekerja di tempat masing-masing.
6 bulan pun berlalu, pihak keluarga Aryo semakin mencecar Sheira untuk segera mempunyai momongan. Hingga mereka berkunjung ke bakery milik Sheira. Sheira pun menyuruh mereka masuk ke ruang kerja pribadinya dan menyuguhkan mereka minuman dan makanan.
"Jadi Sheira kapan kau bisa mempunyai anak?" ucap sang ibu mertua.
"Aku dan Mas Aryo sudah berusaha bu, kita hanya bisa menunggu." balas Sheira.
"Semua memang sudah ada takdirnya Sheira, tapi tak ada salahnya jika kita berusaha lebih keras lagi.." ucap sang ayah mertua.
"Ayahmu benar, coba kalian mengunjungi klinik dokter kandungan dan berkonsultasi. Kalian ikuti prosedurnya siapa tahu membuahkan hasil." ucap sang ibu.
"Baik bu aku akan bicarakan dengan Mas Aryo.." balas Sheira.
"Bagus Sheira, ibu ingin memiliki cucu.." ucap sang Ibu.
"Ya Sheira, kau sudah mempunyai banyak karyawan disini, kini kau bisa fokus pada program kehamilan.. " balas ayah.
"Baik ayah, aku akan mengatur jadwalnya bersama mas Aryo." balas Sheira lembut.
Hingga pasangan itupun pergi, Sheira hanya bisa tersenyum dan berdoa. "Tuhan kirimkanlah malaikat kecil pada kami.." ucap Sheira dalam hati.
Sesungguhnya Sheira sangat ingin memiliki momongan tapi Tuhan belum memberikan kepercayaan padanya. Terlebih lagi suaminya menjadi semakin sibuk dan tak jarang harus pergi keluar kota. Ia juga sudah mulai mencoba makanan sehat dan berolahraga teratur.
Hingga pada malam hari ia membicarakan masalahnya pada suaminya.
"Mas, tadi ayah dan ibu ke toko.. mereka ingin kita pergi ke dokter kandungan.." ucap Sheira sebelum tidur.
"Baiklah, tapi sabarlah sayang aku sedang sibuk minggu ini.." ucap Aryo.
"Baik Mas, minggu depan Mas kosongkan jadwalnya.. nanti aku juga akan atur jadwalku mengikuti Mas.." ucap Sheira.
"Ya sayang, sudah kita tidur aku sangat mengantuk." balas Aryo yg sudah sangat lelah.
Setelah menunggu beberapa hari, akhirnya Aryo memiliki waktu untuk pergi ke dokter kandungan bersama Sheira. Ia pun berangkat pada pagi hari menuju sebuah rumah sakit rekomendasi dari ibunya. Ibunya pun senang bukan main mendengar anaknya pergi ke rumah sakit tersebut. Ibunya sudah tak sabar untuk menimang cucu.
Setelah tiba dan mendaftar mereka pun mengantri sesuai urutan. Hingga 2 jam lamanya Sheira menunggu bersama sang suami.
"Akhirnya kita dipanggil ke dalam juga.." ucap Aryo.
"Iya Mas, ayo masuk.." ucap Sheira.
Mereka pun masuk dan diperiksa masing-masing secara bergantian. Lalu mereka kembali menunggu selama beberapa jam. Hasil tes pun keluar hari itu juga. Disana menunjukkan kalau mereka berdua sehat dan tak ada yg mengalami kemandulan. Baik Sheira dan suami pun lega mendengarnya. Mereka juga dapat banyak masukan dari dokter kandungan tersebut. Lalu pulang setelah menebus resep vitamin dan obat penyubur kandungan.
Baik Aryo dan Sheira nampak lelah hari ini. Mereka pun pulang ke rumah dan langsung disambut oleh ibu mertuanya.
Tanpa basa-basi saat mereka masuk ibu mertuanya langsung menanyakan hasilnya.
"Bagaimana??" tanya sang ibu.
"Ibu kami berdua sehat, dan tak ada yg namanya kemandulan. Kami hanya butuh waktu dan mengurangi stress.." ucap Aryo.
"Baguslah, kalian terus berusaha ya dan Sheira jangan terlalu sibuk akan toko rotimu yg tak seberapa itu.." ucap Ibu Aryo yg tak sadar merendahkan usaha Sheira.
Sheira pun hanya mengangguk dan masuk ke dalam. Ia menyiapkan minuman dan makanan untuk ibu mertuanya. Sementara Aryo mulai kesal.
"Ibu, biarkan saja Sheira mengurus tokonya.. jangan terlalu keras padanya.." ucap Aryo.
"Aryo dia itu yg akan mengandung jadi ibu khawatir jika ia terlalu lelah.." balas sang ibu.
"Ya tapi jangan membawa-bawa tokonya. Ia baik-baik saja dan ada pegawai yg mengurusnya sekarang.." ucap Aryo.
"Baiklah, tapi jika dalam 6 bulan Sheira tak mengandung juga kalian harus ikut program bayi tabung.." ucap sang Ibu.
"Baiklah.. baiklah.. sekarang ibu duduklah aku lelah.." ucap Aryo meninggalkan sang Ibu.
Sementara Sheira datang dengan membawa makanan dan meladeni ocehan sang ibu mertua. Banyak masukan yg Sheira terima dari Ibu mertuanya dan ia hanya mengangguk tanda mengerti.
Bulan demi bulan, toko Sheira pun semakin maju. Ia bahkan akan membuka cabang baru yg lebih besar. Ternyata tokonya sangat maju membuat Aryo bangga padanya. Hingga Sheira akhirnya membuka cabangnya di kota lain. Banyak peminat akan toko roti miliknya. Bahkan pada saat pembukaan sudah banyak orang mengantre untuk masuk dan membeli roti disana.
6 bulan pun berlalu sang ibu mertua kembali datang dengan wajah tak menyenangkan. Dan Sheira paham akan maksudnya. Langsung saja sang ibu mertua berkata pedas.
"Sheira bagaimana bisa kau belum mengandung juga?" tanya sang ibu.
"Maaf bu, mungkin belum saatnya.." ucap Sheira.
"Ckck.. dulu ibu setahun menikah sudah melahirkan.." ucap sang mertua.
"Maaf bu.. Sheira dan Mas Aryo sudah berusaha.." balas Sheira.
"Jadi karena sudah terlalu lama, kalian ikut program bayi tabung saja.." ucap sang ibu.
"Baik bu, nanti Sheira bicarakan dengan Mas Aryo." balas Sheira.
"Baguslah, kau tahu ibu malu jika bertemu teman-teman ibu, mereka semua pamer cucu yg cantik dan tampan.." balas sang ibu.
"Iya bu.." balas Sheira tak tahu lagi mau membalas apa.
☘☘☘
Pada malam harinya, Sheira pun menunggu suaminya pulang ke rumah. Ia sudah memasakkan makanan spesial kesukaan suaminya. Setelah Aryo tiba, ia dapat melihat usaha keras Sheira saat mereka bisa makan bersama.
"Ada apa ini? kau masak banyak sekali.." ucap Aryo melihat meja yg penuh dengan makanan.
"Kan jarang-jarang kita bisa makan bersama.." ucap Sheira.
"Baiklah, Mas mandi dulu ya sayang, nanti kita makan bersama.." ucap Aryo.
"Iya Mas.." balas Sheira.
Sheira pun menunggu sembari menonton televisi hingga suaminya tiba.
"Ayo sayang kita makan.." ucap Sheira lembut.
Dengan telaten Sheira melayani suaminya dan menyiapkan segala kebutuhannya. Dan Aryo pun nampak puas jika makan bersama Sheira, karena selain dilayani, makanan buatan Sheira sangat lezat bahkan mengalahkan masakan buatan ibunya.
"Sayang, kita harus sering makan bersama begini.." ucap Aryo.
"Ya.. kabari aku jika kau pulang lebih awal agar aku bisa menyiapkannya.." ucap Sheira.
"Oke.." ucap Aryo.
Selesai makan, Sheira membereskan semuanya dan Aryo duduk di ruangan TV sambil bermain ponsel. Sheira pun bekerja dengan cepat agar bisa membahas masalah bayi tabung yg selalu dianjurkan oleh ibu mertuanya.
"Mas, tadi ibu ke toko ku.." ucap Sheira duduk disamping suaminya.
"Ibu membahas anak lagi?" tanya Aryo.
"Benar, dia menyuruh kita untuk ikut program bayi tabung.." ucap Sheira.
"Hh.. ibu itu benar-benar, padahal banyak lho yg hamil secara alami setelah sekian lama tanpa harus ikut bayi tabung.." ucap Aryo.
"Mau bagaimana lagi? aku tak bisa melawan ibumu.." ucap Sheira.
"Ibu itu suka memaksa padahal kita berdua sehat.." ucap Aryo.
"Maafkan ibu Mas ya sayang.." ucap Aryo memeluk istrinya.
"Tak apa Mas,. Jadi menurut Mas bagaimana baiknya?" tanya Sheira.
"Kita ikuti saja sayang.. aku tak mau ibu menekanmu terus.." ucap Aryo.
"Baiklah Mas. " ucap Sheira.
Sheira pun bersemangat setelah suaminya mendukung program bayi tabung tersebut. Hingga tiba saat mereka melakukan prosedur tersebut. Sheira pun dianjurkan untuk banyak istirahat dan menjaga pola hidup sehat. Tapi sayang percobaan pertama mereka gagal.
Dan tentunya ibu mertua Sheira kesal bukan main saat tahu Sheira gagal mengandung.
"Kau pasti berbuat aneh-aneh makanya gagal.. coba kau itu diam saja dirumah.. jangan sok-sok bekerja.." ucap ibu mertuanya.
"Maaf ibu.." ucap Sheira.
"Ibu sudah, kami akan mencoba lagi. Ini bukan salah Sheira.." balas Aryo.
"Ck.. kau ini selalu membela dia.." ucap wanita paruh baya bernama Siti lalu meninggalkan rumah anaknya.
Siti sangat terobsesi akan hadirnya seorang cucu. Ia iri melihat teman-teman sosialitanya memamerkan cucu mereka. Dan juga liburan bersama cucu mereka ke luar negeri. Ia sangat mendambakan lahirnya seorang cucu.
Dan kini Siti pun tengah berada di kumpulan para wanita sosialita tersebut.
"Ada apa jeng? kok cemberut?"
"Menantuku tidak bisa memberiku cucu.. padahal anakku sudah berupaya sampai ikut program bayi tabung.." ucap Siti.
"Jeng, jangan buat menantumu tertekan nanti dia makin strees dan tak bisa hamil.." ucap nyonya Viola.
"Habis sudah kesabaranku jeng.." ucap Siti.
"Kau masih mending anakmu sudah menikah, lihat anakku sudah cantik, sukses tapi belum menikah.." ucap Mia.
"Seandainya anakku belum menikah, sepertinya lebih baik dia menikah dengan putrimu, Pinkan.." ucap Siti.
"Sudahlah jeng, daripada sedih mending kita melihat siapa nama yg keluar untuk arisan bulan depan.." ucap Viola.
Dan setelah melakukan pengundian, nama Siti pun keluar sebagai nama yg akan mengadakan arisan bulan depan. Dan dengan bangga ia akan memerkan rumah mewahnya dan makanan enak yg akan dimasakkan langsung oleh Sheira.
"Akhirnya menantuku akan berguna juga.." gumam Siti dalam hati.
Siti pun mempersiapkan segalanya untuk menyambut teman-teman sosialitanya. Dan Sheira yg akan kerepotan oleh ulah ibu mertuanya yg suka pamer. Sheira diminta untuk memasak ini dan itu, dengan jumlah banyak. Bahkan Sheira sampai harus menutup salah satu tokonya karena karyawannya harus membantunya mengurus arisan sosialita milik ibu mertuanya.
"Sheira ibu minta kau membuat kue-kue mahal, kalau bisa kue yg trend di luar negeri.." ucap Siti.
"Baik bu.." ucap Sheira.
"Ingat harus enak, tampilannya cantik dan juga banyak.. jangan buat ibu malu karena mereka semua dari kalangan atas.." ucap Siti dengan sombongnya.
"Kalau perlu semua karyawanmu juga harus membantu, tak masalah kan tokomu libur 1-2 hari.." ucap Siti.
"Baik ibu.." balas Seira pasrah.
Sheira pun menarik nafas panjang, akan keinginan ibu mertuanya yg suka seenaknya. Padahal dia juga sering merendahkan usaha Sheira dan profesinya. Tapi ia juga tak mau jadi menantu durhaka dengan mengabaikan ibu mertuanya.
Mau tak mau Sheira mulai melakukan tugasnya. Ia mulai membeli bahan-bahannya, dan ada beberapa bahan yg sulit didapat juga mahal harganya. Tapi Sheira tetap mengusahakan yg terbaik. Dan setelah semua bahan tersedia, Sheira membuat semua kue-kue pesanan ibu mertuanya bersama para anak buahnya.
Acaranya akan dilangsungkan pada siang hari, namun dari malam hari Sheira dan anak buahnya sudah mulai membuat kue-kue tersebut. Mereka hanya bisa tidur bergantian dan kembali membuat semuanya sesuai pesanan.
Dan pada pagi harinya, Sheira dan anak buahnya tiba dengan mobil mereka yg membawa banyak makanan. Beberapa anak buah Sheira bingung, karena hanya arisan biasa tapi kenapa makanannya banyak sekali.
"Bu, memang anggota arisannya berapa banyak?" tanya salah seorang pegawai Sheira.
"Aku juga tidak tahu dan tak mau tahu, tapi kita siapkan saja sesuai keinginan ibu mertuaku.." balas Sheira datar.
"Baiklah.." balasnya.
Dan saat mereka tiba, mereka langsung menata semuanya dengan rapi. Dan nampak ibu mertuanya mulai menyuruh-nyuruh anak buah Sheira padahal tugas mereka hanya membawa dan merapikan kue. Tapi mereka disuruh-suruh bagaikan pembantu, mereka disuruh menyapu lantai, mengepel, melap semua meja dan kursi, membersihkan peralatan makanan dan sebagainya.
Hingga beberapa dari mereka menggerutu.
"Bagaimana ibu Sheira bisa tahan dengan ibu mertua seperti ini?" gumam salah seorang pelan.
"Aku juga tak tahu, padahal kita hanya asisten yg akan merapikan kue-kue. Tapi malah diperlakukan layaknya pembantu.."
"Kau benar, kalau bukan karena ibu Sheira yg baik hati, aku juga malas.."
Sheira pun mendengar obrolan pelan para pegawainya dan malu melihat tingkah ibu mertuanya. Ia tak sangka kalau mereka yg sudah lembur begini masih harus membereskan rumah ibu mertuanya.
Akhirnya Sheira memberanikan diri untuk membicarakannya dengan ibu mertuanya.
"Bu, mari kita bicara.." ucap Sheira.
"Ada apa?" tanya Siti ketus.
"Bu, mereka hanya bertugas menata kue-kue, bukan melakukan pekerjaan rumah.. " balas Sheira menunjuk pegawainya.
"Kau ini pelit sekali, kan mereka juga kau bayar bukan kerja sukarela.." balas Siti ketus.
"Bukan pelit, tapi kami sudah lembur dari semalam menyelesaikan semua kue-kue pesanan ibu. Lalu dimana para ART yg bekerja disini..?" tanya Sheira.
"Mereka semua sedang pulang kampung.." ucap Siti tanpa rasa bersalah.
"Tak bisakah ibu memanggil Art lain sebagai pengganti mereka sementara?" tanya Sheira.
"Tidak bisa, ibu tak percaya pada siapapun.. dan kau jika tak ikhlas yasudah pergi sana.. dasar menantu pelit..!" ucap Siti dengan kasar.
Sheira pun mau tak mau diam dan tak bisa melawan lagi karena ibu mertuanya malah semakin menjadi. Entah apalagi nanti setelah teman-teman sosialitanya tiba.
Setelah semua pekerjaan selesai, Sheira menyuruh pegawainya untuk pulang. Tapi Siti menahannya dengan alasan mereka harus membantu hingga acara arisan tersebut usai.
"Pokoknya kalian tak boleh pulang sebelum semuanya selesai..!" ucap Siti.
"Tapi bu, mereka harus istirahat. Dan mereka sudah kurang tidur.." ucap Sheira.
"Mereka itu kau bayar, bukan kerja sukarela kenapa kau jadi berpikiran sempit begini..!" balas Situ ketus.
"Pokoknya ibu tak mau tahu ya.. kalian harus membereskan semuanya setelah acara ini selesai.." ucap Siti.
Sheira pun hanya menunduk lesu. Ia tak tahu harus berkata apalagi pada para pegawainya. Hingga terbersit ide untuk membuat mereka pulang. Sheira meminta anak buahnya dari toko lain untuk libur dan kemari membantu pekerjaan disini. Dan roti-roti serta kue-kue yg sudah dibuat pun bisa dibagikan ke orang-orang yg membutuhkan.
Setelah 2 jam, mereka pun tiba sehingga pegawai Sheira yg lain bisa pulang. Dan teman-teman sosialita Siti pun berdatangan. Ternyata teman-temannya hanya beberapa orang bahkan tak sampai 20 orang. Tapi Siti begitu heboh sampai memasak banyak makanan dan juga menyediakan kue dalam jumlah besar.
Pegawai Sheira pun mulai menggerutu setelah melihat yg terjadi.
"Kupikir yg datang akan mencapai 50 orang.. tapi ternyata hanya 15 orang.." ucap salah seorang dengan berbisik.
"Dan wanita tua itu heboh sekali.."
"Memangnya orang kaya makan serakus apa sampai hidangannya banyak begini.."
"Mengatai bu Sheira pelit padahal dirinya yg pelit, sampai para Art pun diliburkan saat ada acara begini."
"Kau benar, kasihan sekali bu Sheira.. sudah merelakan tokonya tutup.. menyediakan banyak makanan mahal.. masih pula dimarahi.."
Umpatan-umpatan pegawai Sheira yg kesal pada Siti pun jelas sekali. Walaupun mereka berbicara pelan, tapi tetap saja mereka tak berani melawan karena permintaan Sheira. Dan beberapa pun bisa pulang untuk beristirahat sementara teman-teman lainnya datang menggantikan mereka.
Mereka yg pulang juga berpesan untuk hati-hati pada nyonya Siti karena ia sangat galak dan tak berperasaan. Mereka pun paham dan bekerja dalam diam sesuai instruksi Sheira.
Dan semua pegawainya pun merasa kasihan pada Sheira yg juga kurang tidur tapi masih harus meladeni Siti. Dan pastinya tampilan Sheira sedikit kucel karena bergelut dengan makanan yg ia buat dari malam.
Seorang wanita paruh baya bernama Mia, dan putrinya Pinkan pun datang dengan angkuhnya. Mereka bersalaman dengan Siti, membuat Siti kesal karena melihat menantunya kini sangat kumal tak sempat berdandan. Sementara Pinkan ia mamakai dress cantik yg menampilkan lekukan tubuhnya, juga make up yg menghiasi wajahnya. Serta barang-barang yg ia kenakan adalah barang branded. Sungguh berbeda jauh dengan Sheira yg kucel dan kumel karena bergelut dengan makanan semalam sampai kurang tidur. Masih untung Sheira masih sempat mandi dan mengganti pakaiannya.
"Hai Jeng.." ucap Mia.
"Mia.. ini Pinkan?? wah cantik sekali.." ucap Siti lebay.
"Halo tante, terimakasih pujiannya ." ucap Pinkan.
"Jeng, mana menantumu yg pandai memasak itu.?" tanya Mia sengaja membandingkannya dengan putrinya.
"Itu dia, Sheira kemarilah.." ucap Siti.
"Ada apa bu?" tanya Sheira.
"Kenalkan ini teman ibu, nyonya Mia dan nona Pinkan.." ucap Siti seakan-akan merendahkan status Sheira.
"Sheira, salam kenal.." ucap Sheira tapi tak ada yg mau bersalaman dengannya takut kalau tangannya berminyak dan kotor.
"Maaf, apa kau sudah mencuci tangan?" tanya Pinkan.
"Aku selalu bekerja dengan sarung tangan jadi makananku higienis dan juga tanganku selalu bersih karena aku selalu menyediakan handsanitizer." ucap Sheira tersenyum.
"Sudah, sudah.. lebih baik kau kembali bekerja.." ucap Siti sembari mendorong Sheira.
Sementara Sheira, ia merasa kesal tapi tak mampu membalas ibu mertuanya. Dan Siti terlihat malu memperkenalkan Sheira yg kucel dan kumel.
Setelah duduk, Mia dan putrinya Pinkan membicarakan penampilan Sheira.
"Mom, lihat wanita tadi.. pintar memasak tapi tak menarik.." ucap Pinkan.
"Kau benar, bagaimana bisa Siti menerimanya.." ucap Mia.
"Aku lebih heran lagi, bagaimana Mas Aryo bisa jatuh cinta pada wanita kumal itu.." ucap Pinkan sembari berbisik pada momnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!