NovelToon NovelToon

Mengejar Cinta Yang Ditinggalkan

Bab. 1 Pelampiasan Dendam

Reyhan membuka pintu apartemen, menarik Elia masuk ke dalam lalu mengunci kembali.

Reyhan menarik paksa Elia, dan melepaskan cengkeram tangannya saat sudah berada di ruang tengah yang ada sofa panjang. Tatapan dingin terlihat penuh amarah dari wajah Reyhan. Seakan ingin membunuh seseorang atau menerkam mangsanya. Jauh berbeda dengan Reyhan yang selalu hangat pada Elia sebelumnya. Bahkan beberapa jam yang lalu Reyhan masih bersikap hangat. Hanya karena sakit hati, Reyhan melampiaskan emosinya pada Elia yang tidak tahu apa apa.

" Aku mohon maafkan aku, kak. Aku tidak tahu dengan semua rencana kak Aldo pada kak Nihan . Tolong biarkan aku pergi. " pinta Elia menangis memohon pada Reyhan agar di biarkan pergi.

" Kamu pikir aku percaya? Jika hari ini aku masih percaya pada ucapanmu, selamanya aku hanya akan jadi laki laki bodoh, yang terus kalian bodohi. Aku sudah percayakan kamu untuk menyerahkan amplop itu Nihan. Tapi sampai detik ini, Nihan tidak pernah menerimanya. Kamu bersekongkol dengan kakakmu untuk menghalangiku mendapatkan cinta Nihan. Kamu munafik Elia. " ucap Reyhan dengan kasar.

Reyhan mendorong Elia mundur kebelakang hingga terjatuh di sofa, Elia ketakutan karena kini Reyhan mulai melepaskan jas yang ia kenakan lalu membuangnya ke sofa yang lain begitu saja. Reyhan membuka kancing kemejanya satu per satu dan melemparkan begitu saja. Reyhan kini sudah telanjang dada dengan celana panjangnya saja. Membuat Elia semakin ketakutan, dan terus berusaha mundur kebelakang di ikuti Reyhan yang terus mengikutinya, hingga Elia duduk menthok di ujung sofa

" Kak Reyhan... Aku mohon jangan kak. Aku sudah bertunangan, sebentar lagi aku akan menikah. Tolong maafkan kami kak. Aku tahu kak Reyhan tidak sejahat ini kak. " kata Elia gugup. Dia sangat ketakutan, hingga mengeluarkan keringat dingin.

" Kamu akan menikah? Lalu, apa kamu pikir aku harus ikut tersenyum bahagia, jika semua berbahagia di atas penderitaan ku? Kamu harus membayar apa yang kakak mu lakukan padaku. Dia sudah mengambil orang yang paling berharga di hidupku. Jadi saatnya, dia juga merasakan bagaimana jika orang yang berharga di hidupnya menjadi tidak berharga lagi. " kata Reyhan sudah bersiap mengungngkung tubuh Elia yang kecil.

Secepat kilat, Elia segera terbangun dan berlari, namun Reyhan jauh lebih gesit. Reyhan menarik tangan Elia hingga kembali terduduk lagi.

" Tolong kak, aku mohon lepaskan aku. Kamu bisa menyuruhku apapun, tapi tolong jangan lakukan ini pada ku. " pinta Elia mengiba

" Lepaskan? Baik aku akan lepaskan, setelah kamu membayar lunas hutang kakakmu. " kata Reyhan mulai mengungkung tubuh mungil Elia.

Elia mulai memberontak, Dia bahkan menutup rapat bibirnya agar tidak terjamah. Namun Reyhan yang sudah benar benar di butakan oleh dendam, akhirnya Reyhan merobek paksa kemeja yang di gunakan Elia. Elia yang begitu ingin mempertahankan apa yang di pakai nya, berusaha memiringkan tubuhnya agar tidak bisa dibuka, namun tenaga Reyhan lebih besar dengan mudahnya ia membalik tubuh Elia sampai telentang. Di lepas pakaian Elia satu per satu hinga tak menggunakan apapun. Elia menangis, dan berteriak sekuat tenaga untuk minta tolong, namun ruang apartemen Reyhan kedap suara, sehingga Elia berteriak sekuat dan sekencang apapun tidak ada yang mendengarnya. Reyhan melepas celana yang ia kenakan, sampai keduanya sudah benar benar polos.

Elia sangat ketakutan, hanya bisa menangis dan menangis. Elia meludahkan ke wajah Reyhan, dia begitu jijik melihat orang yang dulu ia kagumi, ternyata tidak lebih hina dari seekor anjing.

Reyhan yang di ludahi, merasa tak terima. Dia semakin kalap dan tak mengontrol diri lagi.

" Kamu berani meludahi aku? "

" Kamu laki laki hina, bahkan lebih dari seekor anjing, kamu laki laki tak bermoral, sudah sepantasnya di ludahi. " Elia mencoba memberanikan diri melawan namun tetap tak bisa

Reyhan mengangguk angguk dan tersenyum.

" Baik akan aku tunjukan laki laki hina sesungguhnya itu seperti apa. " kata Reyhan dengan mencium paksa bibir Elia, bahkan Reyhan menggigit bibirnya Elia agar terbuka.

Reyhan benar benar melakukan dengan kasar, dia menciumi setiap lekuk tubuh Elia, bahkan dia sengaja meninggalkan bekas kepemilikan di bagian bagian yang Reyhan inginkan, bahkan dia menggigit leher Elia layaknya seorang drakula, hingga meninggalkan bekas dan darah.

Elia yang sudah tidak bertenaga lagi untuk mempertahankan diri, hanya bisa menangis dan pasrah. Tenaga Reyhan lebih kuat dari nya. Bahkan saat melakukan penyatuan, Reyhan tanpa kasihan mengambil paksa begitu saja tanpa melihat gadis di bawahnya meringis, menangis sangat kesakitan.

Reyhan tak menghiraukan, dia teringat saat Aldo membisikan sesuatu pada Nihan, hingga orang yang di cintai itu menolak lamarannya, dan mengumumkan pernikahan nya dengan Aldo. Membuat Reyhan semakin keras menghentakan permainan.

Reyhan memunguti pakaian nya dan memakai kembali, Reyhan beranjak masuk ke kamarnya meninggalkan Elia yang masih terbaring telentang. Bisa di ketahui jika Reyhan sedang membersihkan diri. Karena terdengar gemericik air.

Elia duduk menangis, memandang tubuhnya yang penuh dengan tanda merah kebiruan di bagian dadanya, dia memegang lehernya yang terasa perih. Dia semakin menangis sesenggukan saat teringat ia sudah tidak berharga lagi. Elia membayangkan reka adegan yang baru saja terjadi, dan mengusah darah yang tertinggal di sofa. Air matanya semakin deras mengalir.

Elia memunguti pakaian nya satu persatu, sambil menahan sakit di bagian intinya yang terasa sangat sakit dan perih. Elia memakai pakaian nya sebisa mungkin yang masih bisa di gunakan. Walau kancing kemejanya hilang semua ia masih memakaianya.

Elia masih belum beranjak, karena tubuhnya terasa sakit dan perih, Tanpa kasihan Reyhan melakukan semua itu dengan sangat kasar dan tanpa rasa iba.

Reyhan keluar dari kamar sudah dengan pakaian lengkap. Dan membawa selembar kertas dan pulpen.

" Aku akan menikahimu, tapi dengan sebuah kesepakatan. " kata Reyhan dengan meletakan selembar kertas tersebut di atas meja.

" Kamu bisa membacanya dan menanda tanganinya di samping materai. " kata Reyhan menjelaskan lagi.

Elia sama sekali tak berniat membaca atau mendengarkan penjelasan Reyhan.

" Buka pintunya sekarang. " Tanpa menjawab perintah Reyhan

Reyhan mengambil sesuatu di dalam kamar, sebuah topi dan jaket.

" Aku tahu kamu pasti malu, pakai ini untuk menutupi dirimu. " kata Reyhan

Elia masih belum beranjak, namun tidak menjawab.

" Terserah kamu pakai atau tidak, itu adalah hakmu. Aku hanya mengingatkan aku sering melihat tunanganmu disini. " kata Reyhan tanpa menjelaskan maksut ucapan nya.

Elia menatap Reyhan seolah meremehkan, untuk apa tunangannya berada di apartemen ini. Karena apartemen tunangan jauh dari wilayah ini.

Namun setelah mempertimbangkan, Elia memakai apa yang di berikan Reyhan, memakai jaket dan juga topi. Setelah itu Reyhan mendekat, namun seketika Elia mundur ketakutan lagi.

" Pakai ini, untuk menutupi wajahmu yang berantakan. Sama berantakan nya dengan hidupmu, yang sudah kuhancurkan. Karena kakak mu berani mempermainkan aku rubah licik " Reyhan memberikan masker berwarna hitam pada Elia, perlahan dia menuju ke pintu dan membuka kuncinya.

Bab. 2 Di khianati.

Elia berjalan menuju lift, tanpa diantar Reyhan. Bahkan Reyhan langsung menutup pintunya saat Elia sudah berada di luar apartemen nya.

Elia tak bisa menahan airmata yang terus mengalir karena merutuki nasib tragisnya. Harus kehilangan kehormatan karena dendam seseorang pada kakaknya.

" Tring. "

Begitu pintu lift terbuka Elia masuk karena sekarang dia berada di lantai empat puluh delapan, dari lima puluh lantai.

Elia berdiri bersandar di tembok pojok lift, karena kebetulan lift itu kosong. Hingga di lantai empat puluh tujuh lift itu terbuka lagi.

Masuklah sepasang kekasih yang sangat lengket, karena wanita tersebut bergelanyut manja di lengan pria tersebut.

" Sayang, apa kamu akan tetap menikahi tunanganmu itu. Bukankah aku lebih segalanya darinya. " kata wanita itu

" Walaupun aku menikah dengan nya, aku tak akan mungkin meninggalkan mu honey. Karena hanya kamu yang bisa membuatku senang. " jawab pria itu

" Lalu kenapa kamu tidak menikah denganku saja. Aku akan lebih memuaskanmu. " bisik wanita itu di telinga Sean yang bisa di dengar Elia, karena posisi mereka berdiri di depan Elia.

" Sayang.. hubungan kita hanya sebatas saling menguntungkan. Lagi pula jika aku meninggalkan tunanganku, dia punya kakak yang seperti algojo. Kakak nya akan menguliti ku hidup hidup jika itu sampai terjadi. Kamu tenang saja, aku pasti akan meluangkan waktu untuk kita. Karena tunanganku terlalu sibuk bekerja. Dia hanya memperdulikan kakak dan karirnya saja. Tidak seperti dirimu yang pandai membuatku bahagia. " kata pria itu.

" Tenang saja, aku berjanji membelikanmu tas yang kau incar itu. Sabtu depan tas itu sampai. " kata Pria itu lagi

" Benarkah? aku sangat bahagia sayang. " jawab wanita itu menciumi pipi pria itu.

Dada Elia terasa sesak, ruangan itu terasa seperti di panggangan, sangat panas sampai membuat aliran darah Elia seakan mendidih.

Elia memegangi cincin di jari manisnya dan memutar mutar, dia tertunduk dan semakin banjir airmata.

Elia teringat, tanpa sengaja pernah memergoki tunangannya melihat sebuah tas branded dari ponselnya. dan melakukan cek out. Dia pikir tunangannya akan memberikan kejutan untuknya waktu itu. Ternyata ia salah sangka, orang yang sangat ia banggakan telah berubah menjadi baik, hanya jadi ilusi saja.

Elia melepas cincin itu, dan melepaskan begitu saja. Cincin itu jatuh menggelinding kedepan menatap pintu lift, karena pintu lift itu tertutup berbalik dan berputar putar di depan sepatu Sean lalu berhenti.

Semula Sean hanya berniat mengambilkan cincin itu dan memberikan pada pemiliknya. Namun ia memandang cincin itu dengan gemetar, karena cincin itu sama persis dengan yang ia pakai saat ini, hanya berbeda ukiran nama yang tertulis di cincin tersebut.

Sean membaca ukiran nama cincin yang ia pegang saat ini. " SEAN " gumam pria itu semakin merasakan sesak. Dia menoleh kebelakang tepat pintu lift terbuka .

Elia langsung menerobos di tengah wanita dan pria itu, tanpa memperdulikan cincin yang jatuh lagi karena di tabrak kasar oleh nya tadi.

Wanita yang bersama pria itu pun memaki Elia.

" Dasar wanita ******. Apa kamu tak bisa melihat, hingga menabrak orang di depanmu. " teriak wanita itu yang masih bisa di dengar oleh Elia, karena ia sempat berhenti sengaja mendengarkan, tapi tak membalikan badan terus menatap kedepan. Sampai alhirnya Elia beranjak pergi dan tak mau menjawab dulu. Hatinya masih belum bisa menerima penghinaan semua ini. Jika melawan pun percuma, karena pasti dia tidak bisa membendung airmata.

Sean yang sudah berhasil mengambil kembali cincin itu kembali, segera berlari mengejar Elia sampai berada di lobby dia bisa meraih lengan Elia.

" Elia.... Dengarkan dulu penjelasanku. Ini semua tidak seperti yang kamu bayangkan. Aku tidak melakukan apapun. " kata Sean panik dengan menggoyangkan tubuh Elia karena menunduk.

" Biarkan aku pergi. " ucap Elia dengan menangis.

" Tidak. Dengarkan dulu penjelasanku. Aku tidak khilaf, karena dia terus menggoda ku Elia. Lagi pula kamu selalu menolak ku, melakukan itu. " jawab Sean

" Jadi kamu menyalahkan aku? " kata Elia dengan menatap kedua mata Sean.

Pandangan mata Sean tertuju pada leher elia yang penuh tanda merah kebiruan di sana. Dan Sean agak menyingkap jaket atas Elia, sampai dadanya agak terlihat, disana banyak sekali tanda merah lagi.

" Lihatlah, kamu sama saja munafik Elia. Kamu berpura pura sok suci padahal kamu pun melakukan yang aku lakukan. Aku tak menyangka jika kamu juga seorang wanita murahan. Tapi tenanglah, aku akan memaafkanmu kali ini. Anggap saja kita impas dengan kejadian saat ini. " jawab Sean seolah meremehkan Elia.

Elia semakin sesak mendengar penghinaan orang yang ia cintai sekarang ini merendahkan dirinya.

Elia mendorong tubuh Sean sekuat tenaga hingga terhuyung kebelakang, dan cincin yang di pegang Sean kembali jatuh kejalanan, karena kondisi Sean yang tak siap di dorong, membuat ia lupa sedang menggenggam sebuah cincin. Elia berlari sekuat tenaga menghindari Tunangannya, saat wanita yang bersama dengan Sean tadi ikut mendekati mereka.

Elia menyetop taxi, dia tak pernah menyangka jika hari ini adalah hari kehancurannya. Dia kehilangan kehormatan dan juga di hianati oleh tunangan nya sendiri dalam waktu yang bersamaan.

Di dalam taxi ia terus menghapus airmata yang tak kunjung habis tapi justru semakin deras mengalir di pipinya. Sampai ia tersentak saat sopir taxi itu berbicara keras membuyarkan lamunan nya, menanyakan arah tujuan nya saat ini.

" Bapak jalan saja dulu, terserah. Saya akan membayar di muka. " kata Elia memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu.

Akhirnya sopir taxi itu berjalan semaunya, mengikuti arah, tanpa bertanya lagi. Sampai Elia menatap sebuah taman yang sepi di memberhentikan taxi itu.

Elia keluar dari taxi, menatap sebuah danau di taman itu, begitu asri dan sejuk karena hari mulai sore dan matahari berlahan terbenam.

Berlahan Elia berjalan pelan, mendekati sebuah kursi yang menghadap danau. Pikiran bimbang, haruskah ia menceritakan semua penderitaan nya pada kakaknya, tapi ia percaya jika ia memberitahukan pada Aldo, pasti kakaknya tak segan membunuh kedua laki laki itu.

Sampai ia di kejutkan dengan istri atasan kakaknya yang kebetulan juga berada di situ, namun kelihatan jika wanita itu akan pergi, karena melihat Elia jadi mengurungkan niatnya, kembali duduk di samping Elia.

Seperti mengerti beban hidup Elia, wanita itu bercerita tanpa di tanya. Pengalaman buruknya saat ia di hina oleh suaminya dulu, bahkan dulu suaminya pernah merendahkan dan merebut malam pertamanya dengan paksa karena suaminya tak percaya jika dia masih benar benar gadis. Dia di fitnah oleh madunya, karena mereka dulu menikah karena di bohongi oleh istri pertamanya dulu.

Elia yang tadinya tak menghiraukan wanita itu, menjadi tertarik. Elia tak menyangka jika perjalan hidup wanita itu, setragis dirinya. Namun wanita itu kuat dan tak memperlihatkannya. Bahkan yang Elia tahu suaminya sangat mencintainya sekarang ini.

Bab. 3 Korban Jadi Tersangka

" Jadi apa yang kak Eve lakukan pada Tuan Mahez. Haruskah aku memaafkan semuanya dengan mudah? " tanya Elia memandang manik mata Evelyn

" Bisa Elia. " jawab Evelyn lalu menerangkan bagaimana dia mengambil hati suaminya. Dan memberikan masukan bagaimana ia harus menjalani hidup dengan kuat dan tegar, agar tak ada satu pun yang menginjak injak harga dirinya lagi.

Setelah dirasa sore, Evelyn memutuskan pergi terlebih dahulu, dan meninggalkan Elia yang masih berfikir keras dan mencerna ucapan Istri bos besar kakaknya.

Dengan keputusan yang ia pikir matang, akhirnya Elia memutuskan menerima perjanjian pernikahan dengan Reyhan, untuk membalas dendam pada Sean, mantan tunangannya.

Disinilah mereka berada saat ini. Di kafe depan rumah sakit tempat kerja Elia.

Reyhan menyerahkan selembar kertas, perjanjian pada Elia.

" Aku tak akan menanda tangani perjanjian itu. Kita menikah ya menikah saja. Jika kamu takut mencampuri urusanmu, tak perlu risau. Aku tak akan menganggu privasimu. Kita jalani hidup kita masing masing, sampai kita menemukan pasangan kita nantinya. " ujar Elia

" Jika kamu tak mau menanda tangani ya sudah. Tidak akan pernah ada pernikahan atau tanggung jawab dari ku. Aku anggap tidak pernah terjadi sesuatu diantara kita. " jawab Reyhan merapikan kertas di meja dan menaruh di dalam file.

" Baiklah jika itu maumu. Tapi jangan kira aku diam saja, aku akan menghancurkan karirmu, akan ku beritahukan pada orang tuamu bahkan pada publik, jika anak semata wayangnya memperkosa gadis dan tidak tanggung jawab. Bahkan menekan dengan sebuah perjanjian kontrak. Kamu pikir aku wanita bayaran yang bisa kamu kontrak, setelah misimu balas dendam selesai kamu membuangku begitu saja. Jika ada perjanjian harusnya akulah yang membuat perjanjian itu sebagai kompensasi. " jawab Elia

Reyhan tersenyum meremehkan.

" Bukti apa yang kau berikan. Kamu pikir orang tuaku akan percaya begitu saja dengan ucapan mu. Dia tidak akan pernah percaya jika aku bisa melakukan hal serendah itu. " jawab Reyhan menatap Elia

" Serendah itu ? Bahkan kamu mengakui jika perbuatan burukmu itu rendah. Kamu tidak hanya rendah tapi juga hina. " jawab Elia dengan tertawa

" Jangan tertawa, karena kamu akan menangis darah nantinya. Setelah pertemuan ini, aku tak akan sudi untuk bertemu lagi membahas perjanjian pernikahan ini. Aku tak sudi bertanggung jawab lagi sekalipun kamu memohon padaku nantinya. Untuk terakhir kalinya, kamu bersedia tanda tangan atau tidak? " kata Reyhan dingin.

Elia menyungingkan senyumnya, dan menyipitkan matanya.

" Aku tidak akan mengotori tanganku dengan menanda tangani perjanjian bodoh yang kamu buat, yang hanya menguntungkan dirimu sepihak. Kamu tahu? Kakak Aldo bisa mengulitimu hidup hidup dan mati secara berlahan. Dan juga betapa kecewanya orang tuamu yang sudah membesarkanmu, mendengar Anda memperkosa seorang gadis, dia akan malu bahkan bisa jadi kamu akan di coret dari daftar keluargamu, karena membuat aib dalam keluarga mereka yang sangat mengagungkan tatakrama. Satu lagi, bagaimana reaksi kak Nihan ya ? Jika orang yang sangat kamu cintai mengetahui kamu memperkosa adik iparnya. Pasti dia akan semakin jijik melihatmu. " kata Nihan memperlihatkan pulpen perekam suara.

" Semua bukti itu ada di sini, dan kamu jangan takut jika hilang, karena perekam ini sudah tercopy di dalam flashdisk lewat sebuah bluetooth. Selamat menanti hari kehancuranmu Reyhan. Harusnya kamu jangan lupa, jika kamu pernah mengatakan aku licik. Karena itu memang benar adanya, untuk membalas laki laki sehina dirimu, tak sulit untuk ku. Karena perlu kamu ketahui, aku seorang dokter, otak ku sudah ku asah sampai ke Jerman, aku bukan wanita bodoh seperti yang kamu pikirkan, atau wanita murahan seperti yang kau khayalkan. Menuruti semua permintaan mu demi sebuah uang. Aku bukan wanita kekurangan Tuan Reyhan, dari segi materi aku tak kekurangan, dari segi wajah, aku cantik. Jika hanya dengan kondisiku yang sudah tak suci lagi, tidak membuatku sulit menemukan jodoh. Permisi. " kata Elia bersiap bangun, dan meninggalkan Reyhan yang terdiam

" Apa maumu? " tanya Reyhan menatap lurus kedepan tanpa melihat wajah Elia.

Elia dengan sombongnya menyunggingkan senyum meremehkan. Dia tahu sejujurnya Reyhan adalah lelaki yang hangat bukan lelaki yang kejam. Sehingga Elia dapat dengan mudah menekan Reyhan nantinya.

" Nikahi aku minggu ini juga, siapkan sebuah pesta termegah sepanjang tahun ini. Aku ingin menyebarkan undangan besok, jadi persiapkan dari sekarang. Sebab aku ingin kamu mengantarkan kerumah sakit undangannya besok pagi. Ingat pukul delapan aku sudah Sampai. Untuk kekurangan permintaanku, akan ku pikirkan nanti. Saat bertemu besok aku akan memberitahumu. Ingat kamu yang harus mengantarkan undangan itu. " ujar Elia bangun meninggalkan Reyhan yang masih mematung.

Jauh dari yang Reyhan pikirkan ternyata Elia tidak semanja yang ia lihat. Reyhan pikir Elia bisa jadi bidak catur untuk membalas sakit hatinya pada Nihan dan Aldo. Ternyata dia sendiri yang masuk dalam perangkap yang ia buat.

" Harusnya kamu korbanku, dan akulah tersangkanya, tapi kenapa sekarang justru berbalik akulah korbannya. " gumam Reyhan menatap Elia yang berbicara dengan manager kafe tersebut.

Reyhan pun ikut pergi meninggalkan kafe tersebut, namun di hadap oleh manager kafe tersebut di depan meja kasir.

" Maaf Tuan, Dokter Elia memberitahukan pada saya, Jika hari ini adalah hari jadi kalian, Dokter Elia berpesan pada saya jika anda yang membayar tagihan dan juga semua orang yang ada di sini. " kata Manager itu menunjukan sebuah bill pemesanan.

Reyhan menatap meja yang ia duduki tadi, seolah Elia sedang merencanakan, banyak sekali aneka menu makanan dan minuman dalam porsi jumbo, dan melihat orang sekeliling yang sudah heboh berebut pesanan, karena mendengar di traktir.

Akhirnya Reyhan yang tak ingin mempermalukan diri sendiri pun hanya bisa menyerahkan black card nya. Dengan sedikit jengkel juga tertawa, karena untuk pertama kalinya dia di kerjai seorang anak kecil pikirnya.

Umur Reyhan terpaut sekitar tujuh tahun, karena sebenarnya Reyhan ingin balas dendam pada Aldo kakaknya Elia, yang telah merebut Nihan yang seharusnya jadi kekasih Reyhan. Tapi direbut oleh Aldo dan di peristri.

Reyhan ingin membalas dendam pada Aldo dengan menghancurkan hidup adiknya, dan membuat panas hati Nihan, karena Reyhan pikir setelah menjadi adik ipar Nihan, akan mempermudah keduanya saling bertemu dalam sebuah pertemuan keluarga.

Tapi sekarang semua manjadi terbalik, karena Reyhanlah yang menjadi korban Elia untuk di manfaatkan dan di tekan.

Elia dapat mengetahui semua kelemahannya hanya dalam waktu singkat. Elia bukan gadis polos yang dapat ia manfaatkan dan ia tekan dengan mudah. Sekarang Reyhan sedang berpikir bagaimana cara mengimbangi kelicikan rubah kecil di hadapan nya nantinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!