Model Wanita pendatang baru terjatuh di atas catwalk saat sedang melakukan tugasnya sebagai seorang Model di kota Paris, sontak suara tawa dan ejekan di dapatkannya seketika itu juga, rasa sakit kakinya tidak seberapa di banding dengan luka hatinya yang di buat oleh seseorang yang sengaja men sabotase high heels nya.
"Brengsek, Keterlaluan, siapa yang tega melakukan ini padaku?!" Ucap sang model yang tak lain adalah KIRANA, Seorang Model yang mendapatkan kesempatan untuk melebarkan sayapnya di kota Paris karena undangan sebuah Agensi ternama.
"Bagaimana keadaan kakimu Beb, apa kau baik-baik saja?" Ucap sang Asisten HANITA AMANDA PUTRI.
"Sedikit nyeri dan bengkak, sepertinya aku tidak bisa melanjutkan acara ini lagi Han" ucap Kirana, nampak sangat terpukul dengan kejadian yang baru saja dialaminya, sorakan dan ejekan terasa masih nyata terdengar di telinganya, hingga tidak tahan lagi, tetesan air mata keluar dari pelupuk matanya.
"Ya Alloh, sabar Kiran, ayolah beb, kau wanita yang kuat, aku yakin hal ini tidak akan mematahkan semangat mu" ucap Hani yang langsung memeluk Kirana dengan erat untuk memberikan support dan ketenangan.
Hani yang melihat keadaan kaki Kirana semakin membengkak, segera membawanya keluar dari acara bergengsi itu dan melarikan ke Rumah Sakit Terdekat.
**
Satu Bulan yang lalu, Seorang Model Cantik dengan aura yang luar biasa, berhasil mendobrak dunia model kelas atas, hingga kini membawa dirinya berada di Kota Paris untuk menjalankan kontrak kerja selama enam bulan, Dia adalah Kirana, anak angkat dari keluarga Nugraha sang Milyarder yang sangat berkuasa di dunia bisnis.
Hijrah masa lalunya yang kelam, membawa dirinya kini menjadi wanita yang sangat tangguh tidak mudah menyerah dengan keadaan dan selalu memegang prinsip hidup dalam ajaran keyakinannya, hal inilah yang membuat dirinya berbeda dari semua model yang ada, prinsip hidupnya yang bersih dan tidak pernah terjerumus kedalam pergaulan bebas, memberikan dirinya nilai lebih dan banyak diminati oleh banyak agensi di Dunia Model.
Pagi itu untuk pertama kalinya Kirana menginjakkan kakinya di kota Paris.
"Akhirnya sampai juga di kota ini" ucap Kirana sambil berjalan memasuki Apartemen barunya yang ada di kota Paris.
"Rasanya badanku capek semua Kiran, sepertinya aku sudah terlalu tua untuk melakukan perjalanan jauh" sahut seorang wanita yang tak lain adalah sang Manajer ARUMI SARASWATI, mantan Model ternama di Indonesia, di temani olehnya lah perjalanan karir Kirana semakin melejit.
"Kalau begitu sebaiknya Bu Arumi jangan langsung pulang secepatnya, beristirahat dulu disini beberapa hari, Sekalian menikmati indahnya kota Paris" ucap Kirana.
"No, urusanku di Indonesia masih sangat banyak, lagi pula kamu disini sudah ditemani dua orang Asisten yang handal, iya kan?" Jawab Arumi.
"Percayalah padaku Beb, kemampuanku mengatasi segala permasalahan Dunia modeling tidak diragukan lagi bukan?" Tanya seorang Asisten yang di beri tugas oleh Arumi, Asisten satu ini memang sangat tangguh, dialah Hani, asisten pribadi Kirana dengan segala ketangkasannya.
"Aku percaya sama kamu Han" ucap Kirana, dan keduanya saling pandang lalu tertawa.
Arumi segera mempersiapkan diri untuk beristirahat karena nanti malam dirinya akan melakukan perjalanan lagi kembali ke Indonesia, menempatkan asisten pribadi yang handal di sisi Kirana sudah membuatnya tenang hingga tak harus lagi ikut mendampingi Kirana di Paris.
Hana sudah sibuk menata baju dan perlengkapan yang di bawa untuk Kirana, setelah membereskan semuanya, kini keduanya menuju ke kamar masing-masing untuk menata barang pribadinya sendiri.
Kirana berjalan keluar untuk membuat makanan, dia sudah merasa sangat kelaparan setelah perjalanan panjangnya di pesawat membuat nafsu makannya hilang, hingga dirinya hanya memasukkan air minum dan beberapa biscuit saja untuk mengganjal perutnya selama di perjalanan.
Perlahan Kirana menikmati makanannya, sejenak dia teringat dengan keluarga yang ada di Indonesia, biasanya saat makan selalu ramai dengan celoteh dari ketiga anak kembar yang tak lain adalah keponakannya.
"Baru saja sampai, kenapa aku sudah sangat merindukan kalian" batin Kirana sambil menikmati makanannya.
*
Sementara di sudut lain kota Paris, seorang laki-laki Tampan, dingin dan berhati baja sedang duduk di meja kerjanya, CEO dari perusahaan Adikuasa yang kini sedang berjaya di kota Paris itu bekerja tanpa mengenal lelah, Rupanya kehadiran Seorang Model Papan atas tingkat Dunia yang dulu sangat diidolakannya membuat dirinya berubah takluk dengan sang Wanita, dia adalah ALFARO RICH EAGLE
Terbalasnya perasaan terbesarnya dulu membuat dirinya tergila-gila dengan seorang model itu yang tak lain adalah VIONA JOVANKA VERNANDES, semua itu membuatnya lupa akan janjinya ke seorang wanita muda di Indonesia dan di kandaskan begitu saja perasaanya, bahkan Alfaro terpaksa memutuskan kontak sama sekali dengan sang wanita yang selalu menunggu kabar darinya.
Tentu saja itu menggoreskan luka yang dalam di hati sang wanita yang tak lain adalah Kirana.
"Apa yang sedang kamu pikirkan Faro?" Ucap seseorang yang membuat Alfaro tersadar dari lamunannya, dia adalah RONAN FRASTO orang kepercayaannya dalam menjalankan kerajaan bisnisnya, sekaligus sahabat baiknya.
"Tidak ada Ron, hanya teringat sesuatu" jawab Alfaro saat tiba-tiba saja ada bayangan Wanita yang telah di tinggalkan nya.
"Hem, sepertinya kau sedang merindukan kekasihmu itu, kalian akhir-akhir ini jarang bertemu dan menghabiskan waktu bersama, rupanya wanitamu itu sangat sibuk ya"
Alfaro masih terdiam dan menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya, apalagi semua yang di katakan sahabatnya memang benar adanya, bahwa kekasihnya lebih mementingkan kariernya dari pada harus bersusah payah bertemu dengannya.
"Diamlah Ron, jaga mulutmu, aku sedang tidak ingin bercanda, dan aku juga sangat merindukan_" ucap Alfaro tertahan saat tiba-tiba saja bayangan Kirana kembali melesat dalam pikirannya.
"Iya aku tau, tentu kau sangat merindukannya, sudah lama kan kau tidak di puaskan oleh wanitamu itu, dasar kau Faro, cepat temui wanitamu dan minta dobel Action karena sudah lama membuat pusaka mu berkarat"
BUK
Sebuah hantaman dari bantal map yang melayang di udara sukses mengenai kepala Ronan dan membuatnya meringis kesakitan.
"Viona nanti malam akan menginap di Mansion ku, jadi aku peringatkan, jangan berani mengganggu malam panjang kami" ucap Alfaro
"Cih, kurang kerjaan sekali aku harus mendengan teriakan mesum kalian, aku juga akan melepaskan lahar panas ku dengan model baru teman wanitamu itu, dia sangat seksi" ucap Ronan sambil menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata membayangkan wanita yang akan memuaskannya.
Begitulah kehidupan dua laki-laki yang kini semakin sukses di dunia bisnisnya, seolah terbiasa hidup bebas melakukan segalanya dengan sesukanya, minuman beralkohol sudah biasa, dolan ke Club malam mewah bukan jarang lagi, bahkan melakukan hubungan *** tanpa sebuah ikatan itu sudah hal yang dianggap wajar.
Kehidupan barat di Paris sudah begitu menyeret Alfaro hingga ke dasarnya, tanpa dia sadari dia menjadi seorang yang bisa di bilang tidak ada batasan, apa yang membuatnya senang akan dia lakukan, setali tiga uang dengan sang kekasih yang juga menganut kehidupan bebas yang katanya membuat hidupnya terasa senang dan bahagia.
Begitu juga dengan Ronan yang malah lebih parah dengan bergonta ganti pasangan *** semaunya dengan kalangan wanita model papan atas juga, bahkan beberapa dari mereka akan segera menghubungi Ronan saat ingin sekali memuaskan nafsunya.
Lingkaran kehidupan mewah dan sangat menyesatkan sudah menjerat mereka berdua, bahkan tanpa terasa semua itu sudah terbiasa bagi mereka, walaupun dalam hati keduanya kadang terbesit rasa tidak ingin melakukannya, sebagai orang yang berasal dari keturunan bumi Pertiwi dan orang yang beragama pertentangan batinnya selalu ada, namun semuanya dikalahkan oleh akal yang penuh dengan nafsunya.
Pergaulan dan teman-teman yang ada disekitarnya begitu kuat sudah menarik keduanya, hingga pintu hatinya sudah benar-benar tertutup oleh gemerlapnya kesenangan dunia.
Dan tentu saja sangat jauh berbeda dengan kehidupan Kirana dan Hani yang tiap harinya selalu mengontrol dirinya, walaupun berada di lingkaran kehidupan Model yang sangat luar biasa bebasnya.
Beruntung keduanya masih mendapatkan teman, sahabat dan keluarga yang selalu mengingatkan untuk tetap berkarier tanpa harus mengorbankan keyakinannya.
Dan keduanya kini sudah memantapkan diri untuk hidup di Paris dengan Kirana sebagai model yang mendapat kan kesempatan emas untuk bekerja disana dan Hani yang akan mendampingi Kirana sebagai asisten pribadinya.
**
Hem..awas kau Alfaro..Kirana akan membuat perhitungan denganmu
Halo Riders tercinta, Author Sinho sudah hadir kembali dengan cerita terbaru..
Untuk mengucapkan terimakasih kepada para pembaca, di Episode ke 60 Author akan membagikan HADIAH untuk
PEMBERI DUKUNGAN TERBANYAK Ranking mingguan dan Umum di nomer urutan 1,2 dan 3
**
AUTHOR akan bagi-bagi HADIAH LEBIH BANYAK Kembali di AKHIR EPISODE, dengan Nilai yang lebih menarik lagi, jadi jangan sia-siakan kesempatan untuk setia memberikan dukungan dengan CARA: memberi VOTE, HADIAH, LIKE dan KOMEN sebanyak-banyaknya mulai sekarang.
💓Berikut Hadiah yang akan diterima di AKHIR EPISODE nanti:
Ranking Mingguan:
Juara 1 : 100 K
Ranking Umum :
Juara 1 : 170 K
Juara 2 : 150 K
Juara 3 : 130 K
Juara 4 : 110 K
Juara 5 : 100 K
Juara 6 : 90 K
Juara 7 : 80 K
Juara 8 : 70 K
Juara 9 : 60 K
Juara 10: 50 K
Pemberi Tips Terbanyak dimulai dari tanggal 6-4-2022:
Koin kurang dari 800: 60 K
Koin 800-2000 : 100 K
Koin 2001-4000 : 200 K
Koin lebih dari 4000 : 400 K
💗Ayo buruan ikuti tantangan Author dan rebut hadiahnya dengan CARA memberikan dukungan terbanyak mengirim VOTE, HADIAH, LIKE dan KOMEN mulai sekarang.
💗Kapan lagi membaca Novel mendapatkan Hadiah kalau bukan di Karya Author Sinho
Setelah mengantar kepulangan Arumi di bandara, Kirana duduk kembali di sebuah kursi tunggu untuk merapikan dirinya setelah meneteskan air mata saat perpisahan dengan Arumi, Hani memeluknya untuk menguatkan hatinya.
"Sudah Beb, semuanya akan baik-baik saja, ada aku disini" ucap Hani.
"Iya Han, makasih ya, aku hanya merasa sedih saja saat bekerja jauh dari ibu Arumi, terasa seperti kehilangan sosok ibu"
"Iya sudah, anggap saja aku seperti ibu_, eh gak jadi, enak saja, tua banget aku kalau kamu anggap ibumu" ucap Hani konyol dan membuat Kirana tertawa seketika, begitulah kedua wanita ini, selalu bisa saling menghibur dengan bercandaan yang tidak di sengaja.
"Sudah ketawanya, puaskan sekarang kiran, dasar kamu, aku lapar ni, cari makan yok, dimana gitu"
"Iya ibu, anakmu akan mencarikan makanan lezat malam ini, hahaha" sahut Kirana sambil beranjak dari duduknya dan tertawa melihat ekspresi aneh dari sahabatnya.
"Kiran tunggu, dasar anak durhaka kau!!" Teriak Hana segera berlari mengikuti langkah cepat Kirana tanpa perduli dengan banyaknya orang yang melihat kelakuannya.
Kirana sudah duduk di dalam mobil dengan santai, sementara Hani masih terengah-engah menata nafasnya kembali.
"Dasar kau ini Kiran, sudah tau kaki kamu itu panjang banget, jalannya pelan dikit kenapa sih, aku jadi engap ini nyusul kamu" omel Hani kesal karena sudah maraton di malam hari.
"Masuk, atur nafasnya di dalam saja, biar aku yang nyetir kali ini, bonus buat ibu Hani dari Kiran Anaknya" ucap Kirana lalu terkekeh saat tatapan tajam dari Hani dilempar padanya.
"Sekali lagi Panggil aku ibu, aku bakalan pergi nyusul Bu Arumi, biar kamu sendirian di negeri orang" ancam Hani dengan muka jengkelnya.
"Ih, ngancem, dasar, mau makan dimana nih kita, cepet cari info Restoran yang halal, aku juga sudah lapar banget ini Ib_" suara Kirana tertahan saat Hani sudah melototkan matanya,
"Berani panggil ibu lagi, Hem?"
sontak Kirana terkekeh mendengar ancaman Hani, setelah itu Hani berhasil menghajar Kirana hingga akhirnya terdiam.
Di tengah perbincangan keduanya di dalam mobil menuju Restoran yang di maksut, tiba-tiba saja
Ciit
Dug
"Adoh, Kirana!"
Teriak Hani saat kepalanya sudah menyapa dasboard mobil karena Rem mendadak yang dilakukan oleh sahabatnya.
"Hehe, sorry Han, kamu gak apa-apa kan?" Tanya Kirana sambil hati-hati memeriksa kepala Hani yang sudah benjol karena kelakuannya.
"Dasar kamu Kiran, keluar!, Biar aku yang nyetir, bisa-bisa aku bonyok duluan sebelum sampai Restoran" teriak Hani yang seketika langsung emosi dan berjalan keluar untuk menggantikan posisi Kirana.
"Kita mau kemana ini?, Kamu yang baca petunjuknya" ucap Hani dengan serius, sementara Kirana menahan tawanya.
"Ke Restoran yang kita tuju Han"
"Tau, terus kita mau kemana, maju apa belok Kiran, jangan buat emosi lagi ni, perutku makin lapar" ucap Hani.
"Tinggal mundur aja dikit, lalu belok kiri, sampai deh"
"What!, Jadi kita dah sampai dan kebablasan?" Jawab Hani terkejut.
"Iya, memangnya ngapain tadi aku nginjak rem mendadak gitu" ucap Kirana yang sudah tidak kuat menahan tawanya.
"Ish, kau ini, kenapa gak bilang dari tadi, tau gitu ngapain aku gantiin nyetir gini, dasar!"
"Mangkanya jangan emosi sayang, jadinya gak konek kan?"
"Ih, ngapain sih manggil sayang, geli kuping ku dengernya Kiran"
"Hadeh bawel, kamu juga kadang panggil aku Beby, ih lebih bikin geli itu, aku panggil ibu lagi lo, mau?"
"Hani Beb, namaku Hani, susah ya manggil Hani, ribet banget kamu itu, niat sekali kamu ngerjain aku malam ini, aku sumpahin ketemu orang yang paling menyebalkan, tau rasa ya"
Kirana tertawa sambil berjalan masuk ke Restoran yang berlogo Halal untuk menikmati makan malamnya, gestur seorang model memang tidak bisa di sembunyikan, sesederhana apapun penampilan Kirana akan selalu mengundang perhatian.
Begitu juga dengan Hani yang tubuhnya lebih mungil dari Kirana, terlihat energik dengan senyuman manisnya ke semua orang, merupakan nilai lebih yang membuat daya tariknya sama kuatnya dengan sang model di sampingnya.
Sejenak setelah mereka duduk dan memilih menu yang ada, datang pelayan wanita dan menanyakan menu yang mereka pilih, saat sang pelayan bertanya dengan bahasa Indonesia, keduanya langsung terkejut dan tersenyum.
"Wow, jadi anda juga bisa berbahasa Indonesia?" Tanya Kirana senang.
"Iya nona, tapi masih agak kaku, pelayan disini banyak yang menguasai bahasa Indonesia, bahkan ada beberapa yang lahir disana"
"What!, Luar biasa, aku akan Favoritkan tempat ini Kirana, bagaimana pendapatmu?" Ucap Hani
"Tentu saja, aku sangat menyukai tempat ini dan menu-menu makanan yang ada" jawab Kirana.
"Terimakasih Nona-nona Cantik, saya akan segera menyiapkan pesanan anda, hati-hati disini banyak yang terpesona dengan kecantikan kalian" ucap sang pelayan wanita dengan senyuman mengembang pergi meninggalkan mereka berdua.
"Benarkah?" Tanya Kirana yang kemudian menatap sekitar dan mendapat beberapa kedipan mata dan lambaian tangan dari beberapa pria yang sedang menikmati pesona kecantikan Kirana.
"Sudah biasa Beb, gak usah bingung gitu, kau itu selalu tidak sadar dengan Semua kelebihan mu" ucap Hani yang juga tersenyum saat beberapa laki-laki menyapanya.
"Kadang aku bingung Han, ini kelebihan apa cobaan ya, susah membedakannya, takut sendiri kalau aku ini jadi bahan khayalan nafsu mereka, menji*jikkan!"
"Itu urusan merekalah, yang penting niat kita baik, mana ada kamu pakek pakaian seksi, sejauh mataku memandang, kamu itu lebih suka pakai pakaian kedodoran gitu, tapi anehnya makin kelihatan modis ya saat kamu pakek, coba aku yang pakek, ilang deh aku, tenggelam masuk ke bajunya"
Keduanya langsung tertawa bareng saat membayangkan Hani dengan Tubuh mungilnya memakai pakaian Kirana yang longgarnya minta ampun.
Saatnya menikmati makanan yang dipesan, dengan berdoa sejenak keduanya segera meng eksekusi semua makanan yang ada di atas meja, banyak mata yang memandang heran namun juga takjub saat keduanya beralih menggunakan jari jemarinya yang lentik untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Makan dengan tangan memang selalu nikmat ya Beb?"
"Tentu saja, kan memang dianjurkan banget, banyak nikmat dan manfaat luar biasa disana" sahut Kirana.
"Apalagi ditambah suapan tangan dari sang kekasih, pasti nyes"
"Mau kamu disuapin es balok?"
"Ih, kok es balok?
"Itu tadi nyes, apaan coba?"
"Ih, dasar, kamu itu model papan atas tapi ilmu soal percintaan Nol" ucap Hani
"Kayak kamu sendiri nggak"
"Eh enak aja, biar jomblo gini aku masih mengikuti trend percintaan abad ini ya"
"Buktinya mana, tetep aku saja kan yang kamu peluk tiap malam, apalagi kalau ada masalah, bawaannya nggelendot di bahu aku terus kayak ibu hamil ngidam gak keturutan"
"Kiran!!, Apaan sih, helo.. apa kabar kamu yang lebih ekstrim dari aku, makan masih sering minta aku suapin, mandi kadang minta aku temenin, pikiran kalut minta di manja menggosok punggung dan kepala segala, untung aku bisa ngejelasin itu semua ke para wartawan, kalau enggak kita sudah dikira pasangan gila, tau nggak?!"
Seketika Kirana tertawa kembali dan iseng menoel pipi sahabatnya. Sontak Hani langsung menampel dengan sengit sebelum banyak pikiran orang yang melihatnya traveling kemana-mana.
Kirana tertawa melihat ekspresi Hani yang sudah memanyunkan mulutnya dan keduanya segera makan dengan tenang tanpa bersuara mengisi perutnya yang sudah kelaparan dari tadi.
Keduanya segera membersihkan tangan dan bersiap untuk kembali pulang setelah makan malam sukses dihabiskan, setelah membayar semua makannya, para pelayan memberikan senyuman melepaskan kepergian keduanya
"Datang lagi ya nona, kami sangat suka dengan kedatangan anda, kalian pasangan yang sangat lucu dan keren"
"Ha!, Apa?, Maksudnya?!" Ucap Hani yang langsung membelalakkan matanya terkejut.
"Maksud saya pasangan sahabat nona, maaf"
"Oh, syukurlah" ucap Hani menormalkan wajahnya lega, sambil mengelus dadanya, Kirana tertawa melihat apa yang dilakukan sahabatnya.
"Okey, kita pergi dulu, makasih semuanya" ucap Kirana sambil tersenyum dan melambaikan tangan ke beberapa pelayan yang ada di sana.
Kirana berjalan Sambil menggoda Hani dengan berusaha menggenggam jari jemarinya, dengan sengit Hani melemparkan tangan Kirana yang gerayangan menyentuh tangannya, hingga keduanya saling dorong di tengah suara tawa Kirana, lalu kemudian..
BRUG
Kirana menabrak seseorang dan seketika meminta maaf sambil menundukkan wajahnya tanpa melihat siapa orang yang sudah di tabrak nya, sementara Hani membelalakkan matanya terkejut melihat sosok laki-laki yang ada di depannya, tangannya segera menarik-narik tangan Kirana.
"Kirana?"
Kirana terkejut ketika namanya di sebut oleh seseorang yang suaranya seperti dia kenal, perlahan dirinya mengangkat kepalanya dan kini menatap seorang laki-laki tepat di depannya.
DEG
Dunia terasa berhenti berputar, kisah masa lalu seakan hadir kembali, sebuah janji yang pernah dia dengar seakan merobek hatinya, entah apa yang kini bisa dirasakan oleh Kirana, yang dia tau dirinya semakin terluka melihat sosok laki-laki yang pernah berjanji akan kembali padanya, hingga kemudian hampir tiga tahun menghilang tanpa kabar.
"Maaf, saya tidak sengaja menabrak anda, permisi" ucap Kirana yang segera mengalihkan pandangannya dan berlalu begitu saja seolah tidak pernah mengenal laki-laki yang masih shock menatap dirinya.
Sampai jarak keduanya sudah lumayan jauh, laki-laki itu disadarkan oleh sahabatnya.
"Ada apa Faro, kau mengenalnya?"
Alfaro segera tersadar dari kebingungannya dan berlari berusaha mengejar Kirana yang sudah berada di dalam mobilnya.
"Kirana, tunggu, Kiran!!" Teriak Alfaro sambil berlari mengetuk pintu mobil Kirana yang tetap berjalan dan tidak memperdulikan dirinya.
**
Penasaran..sabar..tunggu di episode selanjutnya gaes..
Jangan lupa menangkan hadiah menarik dari Author dengan memberikan
VOTE, HADIAH, KOMEN dan LIKE sebanyak-banyaknya, dan pemenang akan di umumkan di episode 60.
Mobil dikemudikan semakin cepat oleh Kirana, dengan keheningan yang terjadi, Hani semakin khawatir dengan keadaan Sahabatnya yang sedang menyetir.
"Ehem, kalau kau terus menambah kecepatannya, aku khawatir tidak lama lagi kita masuk Rumah Sakit, atau memang itu yang kamu inginkan kiran?"
Kiran masih terdiam, tak lama kemudian menarik nafas panjang dan terdengar suara istighfar lirih tertangkap telinga Hani, disaat itulah Hani menyadari kalau Kirana benar-benar tidak dalam keadaan baik-baik saja.
"Menepi lah, tenangkan dirimu dulu, atau setidaknya biar aku yang menggantikan menyetir, jangan khawatir, laki-laki itu tidak akan mengejar kita" ucap Hani.
Kirana segera menepi lalu menyandarkan kepalanya di kursi mobil, sejenak mengatur nafasnya kembali, Sedangkan Hani masih terdiam, melirik Kirana beberapa saat untuk memastikan keadaan sahabatnya.
"Apa laki-laki itu benar Alfaro, sepupu tuan Edward?" Ucap Hani memberanikan diri.
Kirana masih terdiam sesaat, dan kemudian menganggukkan kepalanya pelan dan hampir tidak kelihatan, Hani pun ikut menarik nafas panjang karena apa yang di khawatirkan ternyata benar, laki-laki yang sangat di benci sahabatnya tiba-tiba saja muncul di saat yang tidak tepat.
"Kiran, aku tau bagaimana perasaanmu saat ini, tapi aku ingatkan, apapun keadaanmu, besok kau harus berkonsentrasi untuk wawancara awal pekerjaan mu sebagai model di Agensi terbesar Paris"
"Iya, Aku tau, tidak akan aku biarkan laki-laki brengsek itu merusak semua mimpi dan Cita-cita ku, jangan harap itu akan terjadi" ucap Kiran dengan tatapan tajamnya ke arah depan.
"Hem, bagus, aku harap ucapanmu bisa aku pegang, sudah jangan kau pikirkan lagi" sahut Hani.
Kirana tersenyum kecut, lalu dirinya segera turun dari kursinya berjalan memutar dan kemudian membuka pintu di mana Hani sedang duduk disana.
"Loh, kenapa kamu berjalan kesini Beb?" Tanya Hani heran.
"Jangan jadi Asisten durhaka, sana, setir mobilnya, aku pengen istirahat, besok katanya kau suruh konsentrasi wawancara" ucap Kirana sambil berkacak pinggang.
"Dasar kau, menyetir sebentar saja, sudah ngatain aku durhaka, awas nanti malam kalau gak istirahat dengan baik" sahut Rani kesal, sambil turun dan berganti tempat duduk dengan Kirana.
"Nanti malam kalau gak bisa tidur kan tinggal ikut tidur di kamar kamu, kasih cerita yang bagus ke aku, pasti deh, aku langsung terlelap"
"Eh, enak aja, gak mau, emang aku ini baby sister kamu, tidur sendiri saja, gak usah kelayapan ke kamarku" sahut Hani, dan membuat suasana kembali indah saat keduanya kini terkekeh bersama.
**
Tiba saatnya wawancara di lakukan di sebuah Agensi Model besar yang ada di kota Paris yaitu Star Elite Model, yang biasa mereka singkat dengan kata SEM.
Dengan semangat yang tinggi, Kirana kini sudah berjalan di dampingi oleh Hani sang asisten memasuki gedung megah di Agensi SEM, semua mata yang memandang kedatangan Kirana sangat kagum akan kecantikan dan juga keramahannya.
Hingga keduanya kini berlari mengejar liff yang sepertinya akan segera tertutup, namun betapa terkejutnya Kirana saat akan masuk, dilihatnya seorang laki-laki yang dia kenal sedang bermesraan dengan kekasihnya dengan tidak tau malu.
Dengan sorot mata yang tajam dan cuek Kirana segera masuk diikuti dengan Hani di belakangnya, sontak Alfaro sangat terkejut dan langsung melepaskan ciumannya begitu saja.
"Apa yang kau lakukan Beby, aku masih menginginkanmu" ucap wanita itu masih bergelayutan manja di tubuh Alfaro, dengan lembut Alfaro memberikan alasan ke Viona agar bisa mengontrol dirinya jika sedang berada di tempat umum.
Sejenak keadaan di dalam lif menjadi hening, posisi Alfaro yang tepat di belakang Kirana membuat hidungnya di penuhi dengan bau khas parfum yang membuat Alfaro begitu merindukannya, Alfaro tanpa sadar menghirupnya perlahan dan berkali-kali.
Sementara Hani hanya menggenggam tangan sahabatnya untuk memberikan ketenangan, sejenak Kirana tersenyum menoleh ke arah Hani hingga membuatnya tenang kembali.
Akhirnya Kirana bisa bernafas lega saat dirinya dan Hani keluar dahulu sebelum mereka, namun tidak dengan Alfaro yang kini sedang bersitegang dengan kekasihnya.
"Jangan berani membohongiku lagi, jadi kau mengenal wanita yang ada di depanmu tadi?, Katakan siapa wanita itu" Ucap Viona.
"Dia masih saudara dekatku, adik angkat dari Alena, istri dari saudaraku Edward"
Sontak Viona terkejut dan kemudian tertawa, "oh jadi cuma anak angkat keluarga Nugraha, dan tidak jelas asal usulnya, menjijikkan!"
"Jaga ucapan mu Beb, aku tidak suka kau menghinanya, dia juga wanita yang baik, tidak seperti yang kau bayangkan"
Viona tertawa lagi dan kemudian dengan sorot mata yang tajam dia menatap ke dalam netra kekasihnya.
"Kalian saling mengenal, lalu, kenapa kalian hanya terdiam saat bertemu, apa ada sesuatu yang terjadi dengan kalian Baby?"
"Ck, sudah lah Baby, jangan merusak mood ku, sebentar lagi kita akan melakukan tes, sebaiknya bersiap saja akan hal itu" sahut Alfaro dengan muka yang sudah berubah.
Viona membenarkan posisi berdirinya kembali, dia bisa menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang sudah terjadi dengan kekasihnya dan wanita yang baru saja di temui nya.
"Aku sebaiknya lebih waspada, sepertinya wanita tadi seorang model, kalau benar dia salah satu model yang bekerja di Agensi ini, aku tidak akan tinggal diam" batin Viona dalam hatinya.
Seperti yang sudah di duga oleh Viona, beberapa saat kemudian dirinya sudah berhadapan langsung dengan Kirana untuk melakukan tes wawancara, dengan tatapan meremehkan, dia menatap Kirana.
Sementara Kirana sangat terkejut dan jantungnya hampir melompat dari tempatnya saat menyadari bahwa Alfaro dan Kekasihnya yang akan melakukan tes wawancara semua model yang akan bekerja di Agensi SEM.
"Jadi kau berasal dari Indonesia?" Tanya Viona.
"Iya Nona Viona"
"Hem, ada kontrak perjanjian yang kau ajukan dan disini tertulis kau tidak akan menjadi model pakaian dalam dan juga pakaian tidur, kenapa?"
"Maaf nona, saya punya prinsip yang saya pegang, dan dua hal ini melanggar prinsip saya"
"Kau tau, Model dunia seperti kita dengan syarat sepertimu, sangat munafik sekali, kau membuatku ingin tertawa, tapi kita lihat saja nanti, seberapa jauh kau akan melangkah, persaingan disini sangat ketat, siapapun bisa di depak kapan saja kalau Agensi merasa sudah tidak membutuhkan, ingat itu"
Kirana masih tetap tenang dan mengangguk pelan, kemudian wawancara di sudahi, kini bergeser ke tempat Alfaro berada. Kirana hanya tertunduk, menatap meja yang ada di depannya, sementara Alfaro merasakan kebencian yang dalam dari wanita yang membuatnya kini sangat merindukannya.
"Apa kabarmu Kiran?"
"Baik"
"Aku minta maaf atas apa_"
"Maaf tuan Alfaro, silahkan melakukan tugas anda mewawancara saya dengan benar" sahut Kirana, dan membuat Alfaro seketika terdiam dan menghela nafas panjang.
"Baiklah, aku sudah melihat semua profile mu, aku rasa Agensiku sangat membutuhkanmu, selamat bergabung disini, dan hati-hatilah, persaingan dunia Model di sini sangat keras, aku_"
"Terimakasih Tuan, kalau sudah tidak ada lagi pertanyaan, saya permisi" ucap Kirana berdiri untuk segera menghindari kontak apapun dengan Alfaro.
"Kiran tunggu, aku mohon, maafkan aku dan biarkan aku menjelaskan semuanya, aku bersalah padamu sudah mengingkari janjiku, aku akan menjelaskan asal kau_" ucap Alfaro yang kini sudah memaksa memegang tangan Kirana dan hampir saja memeluknya.
"Menjauh dariku tuan Alfaro, minggir!!" Teriak Kirana memberontak dan berusaha mendorong tubuh Alfaro, namun percuma, Alfaro semakin mengeratkan pelukannya, hingga pintu ruangan tiba-tiba saja terbuka.
BRAK
Keduanya tersentak, seorang gadis cantik kekasih Alfaro sangat terkejut dengan apa yang dilakuan keduanya.
"Beb, apa yang kau lakukan ha!" Teriak Viona dengan amarahnya.
"Tenanglah Beb, ini tidak seperti yang kau pikirkan, kami hanya berusaha memperbaiki keadaan saja" ucap Alfaro yang langsung menghempaskan tubuh Kirana begitu saja hingga hampir terjatuh.
Sementara Alfaro mengejar wanitanya, Kirana sangat terluka mendapatkan perlakukan dari Laki-laki yang dulu pernah memberikan harapan padanya.
"Dasar breng*sek kau Alfaro, laki-laki sialan!!" Teriak Kirana dalam hatinya yang kini semakin tercabik dan menambah lukanya.
**
Sejak saat itu pekerjaan Kirana sebagai Model di Agensi itu semakin penuh dengan tantangan, berkali-kali Viona berusaha untuk membuatnya jatuh dan di permalukan, dan berkali-kali pula Kirana bangkit sendiri dengan support dari Hani sang Asisten.
Jangan tanya kemana Alfaro atau apa yang di lakukan olehnya untuk Kirana, bahkan dia tidak pernah ada saat Kirana jatuh bangun melawan semua kecurangan yang di lakukan oleh beberapa model yang bersaing kotor dengannya, tentu saja Viona selalu tertawa saat melihat semua penderitaan yang dialami oleh Kirana.
Seperti yang dialami oleh Kirana saat ini yang sudah terbaring di sebuah Rumah Sakit karena luka di kakinya, hingga dia berakhir harus istirahat selama satu Minggu dari kegiatan modelnya.
Hani tersenyum sambil membelai rambut sahabatnya yang sedang terbaring di atas tempat tidur Rumah Sakit.
"Jangan khawatir, kita pasti bisa melalui hal ini" ucap Hani dengan lembut dan menggenggam tangan Kirana.
"Sudah banyak poin yang aku lewatkan Han, kalau seperti ini terus, aku yakin Agensi ini akan merasa di rugikan dan akan mengeluarkan ku" sahut Kirana.
"Aku berusaha untuk memberikan alasan yang tepat Beb, aku yakin pasti mereka mengerti, dari semua model, semua tau, kamu yang paling bekerja keras di sana"
"Hem, percuma saja kalau aku selalu di sabotase seperti ini, aku yakin ini perbuatan Viona, karena aku sempat melihat sepatuku berpindah posisi saat aku masuk dan melihat wanita itu baru saja keluar dari ruangan ganti" ucap Kirana
"Keterlaluan, sayang kita tidak punya bukti, masalahnya lagi, dia adalah salah satu pengurus kuat di Agensi kita, dan sayangnya tuan Alfaro sepertinya_"
"Sudahlah Han, jangan menyebut nama laki-laki itu lagi, aku tidak ingin mendengarnya" sahut Kirana.
**
Sementara di sebuah perusahaan besar Eagle Rich Company, nampak seorang CEO Yang tak lain Adalah Alfaro terlihat begitu cemas dengan pemberitaan salah satu model Agensinya mengalami sebuah kecelakaan yang cukup memalukan.
"Bagaiman bisa ini terjadi dengan Kirana, aku akan segera melihatnya" batin Alfaro yang sudah bersiap melangkahkan kaki keluar dari ruang kerjanya, namun seorang wanita cantik membuatnya menghentikan langkahnya.
"Apa aku melewatkan sesuatu Beb?" Ucap Viona.
"Aku melihat ada masalah dengan salah satu model di Agensi kita" sahut Alfaro.
"Maksudmu Kirana, lalu?"
"Aku hanya ingin melihat keadaanya"
"Kenapa, dia sudah mendapatkan penanganan yang semestinya, dan terlalu istimewa kah dia, hingga harus kau sendiri yang menjenguknya?"
"Beb, ayolah, dia masih saudara istri sepupuku, setidaknya aku melihatnya karena menghargai mereka sebagai saudaraku"
"Okey Beby, santai lah, dan aku sangat menginginkanmu, setelah itu kau bisa pergi ke sana" ucap Viona yang kini sudah mendorong Alfaro diatas sofa lalu menaiki tubuhnya, dengan lihai Viona menyingsingkan baju bawahnya dan sedikit gerakan kain penutup bagian pentingnya sudah terlempar.
Alfaro tidak pernah bisa menolak permainan panas kekasihnya, dirinya pasrah saat sang pusaka sudah tenggelam ke dalam mulut Viona, lalu berganti tempat yang kini sudah masuk dan melesak nikmat ke dalam in*tim kekasihnya, penyatuan terjadi, hingga keduanya berteriak dalam kenikmatan bersama.
Tenaga Alfaro terkuras dengan permainan gila dari wanitanya, hingga merasa cukup kelelahan, dan seperti inilah cara Viona menggagalkan rencana Alfaro saat akan berada di dekat Kirana.
Bersambung
Jangan lupa VOTE, HADIAH, LIKE, KOMEN..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!