NovelToon NovelToon

Cintaku Adalah Kamu

Episode 1- Awal masuk

Seorang pria muda terlihat tengah bersiap di depan sebuah cermin di dalam kamarnya. Ia sedang membenahi tatanan rambutnya yang terlihat sedikit berantakan. setelah itu ia sedikit merapikan seragam sekolahnya kemudian tak lupa iapun juga menyemprotkan parfum pada pergelangan tangan serta di beberapa bagian yang lainnya, sampai aroma parfum itu menyebar memenuhi ruangan kamarnya.

Tok..tok..tok..

"Permisi den, sarapan sudah siap," ucap seorang perempuan berumur 40 tahunan dari balik pintu kamar lelaki itu sembari mengetuk pintu.

"hmm, aku gak laper bik, nanti jajan di kantin aja.." jawab lelaki itu dingin sembari tetap fokus pada kegiatannya tanpa memperdulikan panggilan dari perempuan itu.

"Baik den, kalau begitu saya permisi dulu," ucap perempuan itu undur diri.

semenit kemudian...

"Ah, ngapain sih pake ada acara UTS-UTS segala, jadi harus ke sekolah kan, males banget, apalagi nanti pake ketemu sama bocah bocah alay lagi, pasti mereka nanti pada nanyain gue apalah itulah. ****huh tau lah**** ." gerutu lelaki itu sembari bersisir di depan cermin.

************

dengan mengendarai mobil Lamborghini putih miliknya, lelaki itu tengah menuju ke sekolahnya setelah sekian lamanya ia tak ke sekolah itu, dan hanya melakukan home schooling. dengan berbekalkan rasa malas, ia tetap memacukan mobilnya itu menuju ke sekolah, walaupun nanti ia tahu akan banyak sekali para gadis yang akan caper terhadapnya, akan tetapi hanyalah sikap dingin, dan juga acuh tak acuh yang ia tunjukkan, serta tak pernah lagi ada satupun senyuman yang terulas di bibirnya setelah kejadian 10 tahun yang lalu, yang telah berhasil merenggut kebahagiaan, dan juga impiannya.

************

sesampainya lelaki itu di lingkungan sekolah, ia pun segera memarkirkan mobil mewahnya itu diparkiran yang telah tersedia, dan setelah ia keluar dari mobilnya, lalu menginjakkan kakinya untuk pertama kalinya setelah sekian lama ia tak ke sekolah itu, dan pandangan serta bisikan mulai ia lihat sesaat ia mulai berjalan di area koridor sekolah, akan tetapi ia tak memperdulikan itu, dan tetap berjalan menuju ke kelasnya, walaupun ia sedikit lupa karena telah lama ia tak ke sekolah itu. sembari tetap berjalan, dan juga mengingat ingat dimana kiranya letak kelasnya itu, ia pun melirik ke arah arloji di tangannya, dan beruntungnya ia karena saat itu kelas masih akan mulai dalam waktu 15 menit lagi, akan tetapi sampai saat ini ia masih belum menjumpai kelasnya itu, dan saat ia mau tanya pada anak anak yang lewat, rasa gengsi jauh lebih kuat dibanding rasa penasarannya.

"Ah, Kelas 11 IPA 3 dimana sih, pake acara lupa lagi gue, huh mana gue gengsi lagi mau tanya ama anak anak, gimana ya?, tanya apa gak ya?, tapi kalau gak tanya, hmm...tanya ajalah daripada gua telat masuk." ucapnya sembari melangkahkan kakinya menuju kearah salah satu anak yang tengah duduk di salah satu bangku yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

**********

setelah ia mendapatkan apa yang diinginkannya, iapun mulai merasa gembira, lalu segera bergegas menuju ke kelasnya, sesuai petunjuk yang di beri oleh anak tadi. sesampainya di ambang pintu kelasnya, ia pun berhenti sejenak, lalu mulai melangkahkan kakinya kembali memasuki kelasnya, dan saat anak anak dikelas itu menyadari kehadirannya, mereka pun sontak langsung menatap kearahnya, tetapi juga ada yang hanya melihat sekilas lalu fokus pada kegiatannya lagi. tanpa memperdulikan tatapan anak anak itu terhadapnya, lelaki itu segera bergegas menuju bangkunya, kemudian mendudukkan bokongnya di bangku itu.

"Hai, Kaesang, apa kabar?, kayaknya udah lama banget ya kita gak ketemu?" sapa salah satu perempuan dikelas itu, bersama dengan kedua temannya yang tengah berdiri tepat di samping kanan bangku lelaki itu.

"Baik." jawabnya singkat, sembari meletakkan tasnya di samping bawah bangkunya. dan sekilas ia menatap kearah para gadis itu, tatapan dingin, dan cuek lah yang ia tunjukkan pada mereka. lalu tanpa meladeni para gadis yang tengah berdiri sambil tersenyum padanya itu, Kaesang justru mengambil buku bukunya serta pulpennya dari dalam tasnya, lalu meletakkannya diatas meja, dan tetap mengacuhkan mereka, tanpa mau memperdulikannya sama sekali.

"Hmm, yaudah deh, kita balik ke bangku kita aja, dah Kaesang." ucap salah satu dari ketiga gadis itu sembari tersenyum lagi padanya, dan lagi lagi hanya tatapan dingin lah yang lelaki tunjukkan pada mereka.

beberapa menit kemudian...

tuk..tuk..tuk..

sesaat kemudian, masuklah seorang wanita cantik nan anggun kedalam kelas itu, yang rupanya ia adalah guru yang akan mengajar dikelas dimana Kaesang berada sekarang. kemudian guru itupun segera meletakkan tasnya diatas meja, lalu mendudukkan bokongnya di kursi belakang meja itu. lalu sembari menatap seluruh kelas, guru itupun langsung mengulas senyuman manis di bibir merahnya.

"Pagi anak anak..." sapa ibu guru itu ramah.

"Pagi Bu..." jawab mereka kompak.

"Bagaimana kabar kalian hari ini anak anak?, semoga sehat sehat aja ya, dan ibu harap tidak ada yang absen hari ini, hmm sebelum ibu lanjutkan, apa hari ini ada yang tidak masuk?" tanya ibu guru itu pada semuanya.

"Balqis Bu, dia lagi sakit demam hari ini, tadi ibunya titip surat sama saya," jawab salah satu siswi dikelas itu, sembari beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju ke depan kelas, guna menyerahkan surat izin dari temannya itu pada ibu guru.

"Oh, baiklah kalau begitu, semoga dia cepat sembuh, dan segera masuk sekolah kembali, hmm terima kasih ya, kamu boleh kembali."

"Baik Bu." jawab siswi itu, sembari beranjak kembali ke bangkunya lagi.

beberapa saat kemudian...

"Baik anak anak, sebelum ibu bagikan lembar jawabannya, terlebih dahulu ibu absen ya, dan yang merasa namanya terpanggil harap angkat tangan." ucap ibu guru itu lagi, sembari membolak balikkan sebuah map merah diatas meja, dan fokus terhadapnya.

"Aditya Pratama,"

"Hadir Bu." jawab salah satu siswa yang namanya terpanggil itu, sembari mengangkat tangan kanannya.

"Putri kanaya,"

"Hadir Bu."

"Aiden Lee,"

"Ada Bu."

"..."

"..................."

"Kaesang Abi Permana," panggil ibu guru itu pada Kaesang, akan tetapi ia malah sibuk melamun, sembari memainkan sebuah pulpen di tangannya.

"Kaesang..." panggil ibu guru itu lagi, akan tetapi Kaesang tetap saja tidak menyahut, hingga seluruh pandangan tertuju kearahnya.

"Yang namanya Kaesang yang mana ya?"

saat sudah beberapa kali tak menyahut, akhirnya anak yang berada di sebelah bangkunya pun mendekatkan tubuhnya pada Kaesang, lalu memukul pelan bahunya, hingga membuat lelaki itu melonjak kaget, dan langsung terbangun dari lamunannya.

"Lu dipanggil tuh," ucap anak itu pada Kaesang sembari menatapnya sekilas.

"Hadir Bu." ucap Kaesang terbata bata, sembari menatap ke depan, ia pun dapat melihat wajah ibu guru itu, yang saat ini sedang tersenyum sambil geleng geleng kepala menatap kearahnya.

Bersambung.

Episode 2- Ibu guru itu

"Kamu kenapa?, kok melamun, ada masalah apa?, ngantuk ya?" tanya ibu guru itu pada Kaesang sembari tersenyum padanya.

"Eh, enggak kok Bu, saya gak lagi kenapa napa." jawabnya singkat, sembari mengulas wajah dinginnya itu.

"Hmm, baiklah kalau begitu, saya bagikan dulu ya kertas ujiannya, sambil menunggu kertas ujiannya saya bagikan, kalian boleh menyiapkan alat tulisnya terlebih dahulu," ucap ibu guru itu sembari beranjak berdiri dari tempat duduknya, dan pergi untuk membagikan kertas ujian itu pada anak anak.

saat anak-anak lain sibuk mengeluarkan alat tulisnya dari dalam tas, Kaesang justru melamun, sembari menopang dagunya. sesaat kemudian entah apa yang merasukinya saat itu, hingga ia tiba tiba saja menggenggam erat tangan seseorang, dan saat ia sudah mulai sadar dari lamunannya, ternyata tangan yang dipegangnya itu adalah tangan dari ibu guru itu, yang saat ini sudah sampai pada meja lelaki itu, dan akan memberikan kertas ujian itu padanya. malu, itulah yang lelaki itu rasakan saat ini, untuk pertama kalinya ia dibuat malu oleh tingkahnya sendiri. tetapi untung saja tidak ada yang melihat kejadian itu, kalau tidak, ia pasti sudah menjadi bulanan dari anak anak di sana.

"Ma-maaf Bu, saya tidak sengaja." ucap lelaki itu, sembari menatap wajah ibu guru itu sekilas, lalu menundukkan kepalanya karena malu.

"Tidak apa apa, tapi kamu kenapa, kok melamun lagi, kamu beneran ada masalah ya?" tanya ibu guru itu pada Kaesang lembut.

"..."

tak merespon pertanyaan dari ibu guru itu, Kaesang justru tetap diam, sembari meletakkan kedua tangannya di atas meja, serta tetap menundukkan kepalanya. karena tak ada respon dari lelaki itu, akhirnya ibu guru itupun meletakkan kertas ujian lelaki itu di atas mejanya lalu berlalu pergi untuk membagikan kertas ujian itu pada yang lain.

sesaat kemudian....

"Baiklah anak anak, silahkan dikerjakan dengan jujur ya, tidak boleh ada yang mencontek, nanti kalau sampai ibu tau ada yang mencontek, kertas ujiannya langsung ibu robek, dan langsung ibu beri nilai kosong, paham ya anak anak, silakan mulai dikerjakan, tapi sebelum itu, harap semuanya berdoa dulu sesuai agamanya masing-masing." ucap ibu guru itu, kemudian mereka semua pun langsung menundukkan kepalanya dan berdoa sesuai agamanya masing-masing.

hening, sepi, itulah suasana di kelas 11 IPA 3 saat ini, kelas dimana Kaesang berada sekarang. disaat anak anak lain fokus mengerjakan ujiannya, dan sibuk tanya sana sini, Kaesang justru tetap santai, dan hanya memandangi kertas ujian itu di atas mejanya. seolah olah hanya soal kacang, lelaki itu menjawab puluhan soal itu hanya sekali membaca, dan dengan cepatnya ia bahkan sudah hampir selesai, dan jika dilihat oleh orang lain mungkin mereka mengira jika ia hanya mencentanginya asal, dan saat ia memandangi teman temannya, ia pun geleng geleng kepala saat melihat teman temannya itu terlihat kesulitan untuk menjawab soal soal ini.

"Ck, soal kacang gini aja pada kesulitan lu pada, seolah olah soalnya sulit banget, padahal gak ada apa apanya, hmm, gimana kalau soalnya nanti lebih sulit lagi, bisa bisa pingsan lu pada." ejek lelaki itu dalam hati.

beberapa saat kemudian....

saat dilihat waktu sudah hampir habis, semua anak anak disana kelihatan panik, dan juga sibuk bertanya sana sini. lalu dengan penuh kepercayaan diri, lelaki itu pun beranjak dari bangkunya, dan berjalan menuju ke depan, tepatnya meja guru, sembari menenteng kertas ujiannya yang sudah penuh dengan rentetan jawaban. saat lelaki itu menyerahkan kertas ujiannya pada guru, beberapa anak langsung menatap kearahnya, kaget, dan juga kagum, karena bagaimana tidak, seorang Kaesang, siswa yang terkenal dingin, dan juga cuek pada sekitarnya itu bisa dengan mudahnya menjawab persoalan-persoalan yang dirasa sangatlah sulit bagi otak sebagian anak, karena walaupun dia lelaki berhati es, dia tetaplah siswa terpintar di sekolah itu, dan dia juga pernah memenangkan beberapa olimpiade Matematika, bahasa Inggris, maupun sains tingkat internasional, yang berhasil membuat namanya dikenal oleh dunia, yang tentunya ia adalah kebanggaan dari sekolah itu.

"Saya boleh keluar kan Bu?" tanya Kaesang pada ibu guru itu saat ia menyerahkan kertas ujiannya.

"Hmm, karena kamu sudah selesai, maka kamu boleh keluar duluan," jawab ibu guru itu sembari menerima kertas jawaban dari lelaki itu.

lalu tanpa menunggu lama lelaki itupun segera beranjak keluar dari ruangan sembari menggendong tas ransel di punggungnya, dan meninggalkan semua teman temannya yang saat ini sedang berkutat pada kertas ujian di tangannya, dan dari raut wajah mereka terlihat kalau saat ini mereka tengah kesulitan, akan tetapi lelaki itu tak perduli sedikitpun, dan lebih memilih untuk mengacuhkan mereka.

*******************

Kaesang, lelaki itu saat ini tengah duduk sendirian di sebuah taman kecil di tengah tengah sekolah itu. ia sibuk pada ponselnya, hingga tak menyadari ada banyak sekali pasang mata yang saat ini sedang menatapnya. lalu saat ia mulai sadar kalau ada yang sedang menatapnya, lelaki itupun beranjak dari tempat duduknya, dan memilih untuk pergi ke perpustakaan saja. akan tetapi saat ia melewati ruang BK, ia berhenti sejenak, dan langsung menoleh pada pintu ruang BK itu yang saat ini tengah terbuka lebar, bukan apa apa, melainkan ia seperti mendengar suara dari guru cantik yang tadi ada dikelasnya, dan dugaan nya memang benar, saat ini guru cantik itu tengah berada di dalam ruangan itu, dan sedang berbicara dengan seorang anak laki laki seumuran dengannya, dan ia menduga kalau ibu guru itu juga seorang guru BK.

"Ibu guru itu....hmm, cantik ya," ucapnya dalam hati, sembari tetap pada wajah dinginnya.

"Ah, apaan sih gue, lagi error kali ya, mending buruan ke perpus aja." ucapnya lirih sembari memukul pelan kepalanya, lalu beranjak pergi menuju ke perpustakaan sekolah.

****************

"Baiklah, nanti kalau ada apa apa lagi silahkan kamu datang ke ruang BK ya, dan temui saya, saya selalu ada di sini setiap jam siang," ucap ibu guru itu pada anak lelaki di depannya, sembari beranjak berdiri dari bangkunya, dan diikuti oleh anak lelaki itu.

"Iya Bu, terima kasih sebelumnya, saya permisi dulu." ucap anak lelaki itu sembari menjabat tangan ibu guru di depannya, kemudian beranjak keluar dari ruangan.

setelah anak lelaki itu pergi dari ruangan, ibu guru itupun menatap keluar ruangan, kemudian senyuman manis langsung terulas di bibir merahnya.

"Oh iya lupa, aku kan harus cari bahan materi buat besok di perpus, huufth mending kesana ajalah sekarang, sekalian ngisi waktu luang, mumpung waktu ngajarku masih dua jam lagi." ucapnya sembari memasukkan beberapa map dan buku kedalam tasnya, kemudian beranjak keluar ruangan, dan tak lupa menutup pintu, karena saat ini ia sedang sendirian di ruangan itu, sebab guru guru BK yang lain lagi ada keperluan di kelas kelas, jadi dia ditugaskan di ruangan itu, kalau kalau ada keperluan mendadak.

Bersambung.

Episode 3- Kebetulan yang membawa keberuntungan

Hening, begitu hening, hingga suara nafas pun dapat terdengar, inilah suasana perpus Genius High school saat ini, sekolah tempat Kaesang belajar. tidak ada yang berani mengucap sepatah katapun disini, jika tidak ingin dikenai sanksi. ya inilah salah satu peraturan ketat yang diterapkan oleh sekolah ini, dan ini berlaku bagi semua orang, tanpa terkecuali. mungkin bagi sebagian anak, diterima sekolah di SMA ini adalah sebuah anugerah, tapi tidak bagi Kaesang, ia sama sekali tidak senang bersekolah disana, bahkan sangat sangat malas, akan tetapi ia terpaksa melakukan itu agar perlahan kenangan kenangan buruk dimasa lalunya dapat terlupakan.

seorang wanita cantik terlihat tengah memasuki ruangan perpus ini dengan tas di bahunya. ia sibuk mencari cari buku yang hendak dibacanya. saat sudah ketemu yang dicari, wanita itupun berangsur lega, dan hendak mengambilnya, akan tetapi letak dari buku yang diinginkannya itu sangatlah tinggi, hingga ia harus berjinjit untuk dapat meraihnya, akan tetapi walaupun ia berjinjit, ia tetap tak dapat meraihnya. lalu tiba tiba saja ada sebuah tangan yang membantunya untuk meraih buku itu, dan saat wanita itu berbalik, ternyata orang yang membantunya itu adalah...

"Ini Bu, buku yang ibu inginkan," ucap seorang anak laki laki dihadapannya sembari menyerahkan buku yang diinginkan oleh guru itu padanya.

"Wah makasih ya sudah diambilkan." jawab ibu guru itu tersenyum ramah, sembari menerima buku tebal itu dari tangan anak lelaki di hadapannya.

"Sama sama Bu, kalau begitu saya permisi dulu." jawab lelaki itu sembari beranjak pergi, akan tetapi langkahnya terhenti saat ia dipanggil oleh ibu guru tadi.

"Tunggu..." panggil ibu guru itu pada anak lelaki itu, sembari menghampirinya.

"Ada apa lagi ya Bu?" tanyanya sembari membalikkan badannya menghadap kearah ibu guru itu.

"Hmm, boleh gak ibu baca buku semeja sama kamu, sebagai tanda terima kasih karena kamu sudah tolongin ibu tadi buat ambilin buku, gimana, kamu mau atau tidak, gak enak baca sendirian," tawar ibu guru itu pada anak lelaki di hadapannya.

"Hmm sebenarnya saya mau sendirian sih Bu, tapi kalau ibu mau semeja sama saya, ya boleh boleh aja sih, mari Bu," ajak lelaki itu pada ibu guru dihadapannya. kemudian iapun beranjak pergi menuju kesalah satu meja baca yang letaknya paling pojok, dan diikuti oleh ibu guru itu disampingnya.

"Mari Bu, silakan." ucap lelaki itu sembari mempersilahkan ibu guru itu untuk duduk dibangku yang telah disediakan. kemudian duduklah ibu guru itu, dan diikuti oleh lelaki itu dihadapannya. kini mereka berdua duduk berhadapan, dan sesekali mereka juga bersitatap mata, yang membuat keadaan diantara keduanya sedikit canggung. hening, sepi, itulah yang terlihat saat ini, tak ada satupun obrolan yang terucap dari bibir mereka, keduanya sibuk pada buku mereka masing-masing. lalu tanpa sengaja lelaki itupun bertatap mata dengan ibu guru itu, dan sontak membuat mereka malu, dan langsung berkutat pada buku mereka masing-masing. akan tetapi diam diam Kaesang justru kembali menatap wajah ibu guru itu, dan berhasil membuatnya tersenyum untuk pertama kalinya setelah sekian lamanya tak ada senyuman yang terulas dibibirnya.

"Cantik." satu kata yang berhasil membuat ibu guru itu langsung menatap kearahnya.

"Kamu tadi bilang apa?" tanya ibu guru itu memastikan.

"Eh enggak kok Bu, bukan apa apa, mungkin ibu cuma salah dengar." jawab lelaki itu asal sembari tetap pada wajah dinginnya.

"Oh ya sudah kalau begitu, kirain apa, tadi saya kayak dengar sesuatu gitu, kirain kamu ngomong sesuatu, hmm maaf ya, sudah ganggu kamu baca."

"Gak papa Bu." jawabnya singkat tanpa menoleh sedikitpun dan tetap fokus pada buku di tangannya.

"Oh iya namamu siapa?" tanya ibu guru itu pada anak lelaki di depannya.

"Hmm, saya---" belum sempat menjawab, bel masuk sudah berbunyi duluan, dan berhasil membuat obrolan canggung mereka terhenti.

Teng...teng...teng...

"Eh, sudah bel, hmm Bu, saya masuk duluan ya, habis ini ada ujian Matematika, nanti takut telat, permisi Bu," ucap lelaki itu beranjak berdiri dari bangkunya, sembari memegang buku ditangannya, yang akan ia kembalikan pada tempatnya, kemudian pergi ke luar ruangan, dan meninggalkan ibu guru itu sendirian di sana.

*******************

sudah hampir 6 jam berlalu, dan bel pulang pun sudah berkumandang. kini Kaesang, lelaki itu tengah berjalan hendak menuju ke parkiran sembari menggendong ransel di punggungnya. lalu tiba tiba langkahnya terhenti, karena mendengar namanya dipanggil oleh seseorang dari arah belakang.

"Kaesang, tunggu..." panggil seorang perempuan cantik berambut lurus sebahu sembari sedikit berlari menghampiri lelaki itu.

"Kenapa?" tanya lelaki itu sembari membalikkan badannya, dan menghadap perempuan itu.

"Hmm, gini, aku kan hari ini gak dijemput, dan gak bawa uang juga, gimana kalau aku bareng sama kamu aja, boleh gak, kan rumah kita searah," pinta perempuan itu sembari memasang wajah memelas.

"Kenapa gak bareng sama pacarmu aja sih, atau temen temenmu gitu, kenapa harus aku?" tanya balik lelaki itu sembari mendengus kesal.

"Aku gak punya pacar, dan temen temenku udah pada pulang semua, please, ayolah Kaesang, sekali ini aja ya, kumohon, emang kamu tega, biarin gadis cantik gini pulang sendirian, kepanasan, ayolah, please, anterin ya," ucap gadis itu memohon, akan tetapi Kaesang justru semakin kesal dengan tingkahnya, dan teringin sekali dirinya untuk beranjak dari sana sesegera mungkin.

"Gak, pulang sendiri aja sana." jawab lelaki itu sembari berlalu pergi meninggalkan perempuan itu sendirian disana.

***********

"Argh, gagal lagi gagal lagi, kenapa sih tuh cowok hatinya dingin banget, cuek lagi, untung ganteng, kalau gak udah gua timpuk tuh pake sendal, huh dasar, hmm.. pokoknya gua harus dapetin tuh cowok bagaimanapun caranya, dia harus jadi milik gue." ucapnya sendiri, kemudian iapun langsung menyunggingkan bibirnya sembari menatap punggung lelaki itu yang sudah mulai menjauh.

*************

sembari memutar lagu pop kesukaannya dari layar handphone, lelaki itu tengah mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kearah rumahnya, dan entah mengapa, saat ini wajah ibu guru tadi tiba tiba saja terlintas di benaknya, dan terbesit dipikirannya, 'pulang dengan siapa ya ibu guru itu nanti?', akan tetapi ia mencoba untuk menepis pikiran itu, dan fokus pada tujuannya yaitu untuk pulang kerumahnya. lalu ditengah perjalanan, tak sengaja ia melihat ibu guru itu tengah berdiri di sebuah halte bus sendirian, sembari memainkan ponsel di tangannya.

"Lagi nunggu seseorang ya?" pikirnya dalam hati sembari menatap kearah ibu guru itu.

lalu karena penasaran, lelaki itupun segera meminggirkan mobilnya, dan melihat dari kejauhan, siapa kira kira yang sedang ditunggu oleh gurunya itu. dalam pikirannya, ia berpikir, kenapa ia bisa seperti ini pada seseorang, apalagi itu guru, sebelum sebelumnya ia tak pernah seperti ini, lalu mengapa ia bisa sampai sekepo ini pada seseorang, apa yang terjadi pada dirinya saat ini, pikiran itu mulai muncul dibenaknya, dan ingin sekali ia untuk tak perduli dan pergi, akan tetapi entah apa yang merasukinya saat ini, hingga ia enggan untuk beranjak dari sana, dan terbesit di pikirannya untuk mengantarkan ibu guru itu pulang, ya walaupun rasa gengsi tetap kuat, akan tetapi rasa inginnya jauh lebih menguasai. lalu ia pun menyalakan mobilnya lagi, dan melajukan mobilnya menuju ke tempat ibu guru itu, dan hendak menawarinya untuk mengantarkannya pulang.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!