Kerlap kerlip lampu disko menghiasi seluruh ruangan diskotik, nampak seorang wanita dengan gaun putih berjalan anggun ke sebuah ruangan khusus VIP.
"Ah... Senang bertemu dengan anda Madam." Ucap seorang pria.
Wanita yang di panggil Madam pun hanya tersenyum sambil hanya tersenyum.
"Sebuah kesempatan langka bisa di temani minum oleh wanita yang terkenal seperti anda " Ucapnya sambil duduk di dekat Violet.
"Tentu, tapi bayaran saya untuk menemani anda minum tidak lah murah." Jawab Violet sambil tersenyum.
"Iya yah... Tentu, bagaimana jika 20 juta?" Tanya pria.
"Cuman 20 juta?" Tanya Violet.
"Apakah kau mengira aku semurah itu?" Tanya Violet dengan tatapan mengintimidasi.
"Maafkan saya, saya tak bermaksud merendahkan anda. Bagaimana jika saya tambah lagi?" Tanya Nya.
"Baiklah." Jawab Violet sambil tersenyum, lalu Violet langsung menyuruh pria itu untuk mentransfer uang tersebut ke rekening nya.
"Coba cek, apa sudah masuk?" Tanya pria itu.
Lalu Madam Violet langsung menyuruh Lita untuk melihat handphone nya, dan rupanya uang tersebut sudah masuk.
"Sudah Madam." Jawab Lita.
"Terimakasih atas bayarannya." Ucap Violet.
"Sama-sama, Madam." Jawab pria itu.
Kemudian Violet langsung menemani pria itu untuk minum, tapi Baru 5 gelas pria itu sudah mabuk parah.
Sementara Violet, wanita itu adalah peminum handal. 10 gelas tak akan membuat nya mabuk, di tambah lagi Violet sudah mempersiapkan segalanya dengan rapih.
Setiap dia akan minum bersama pria, dia selalu memberikan obat khusus untuk para pria agar mereka mabuk parah.
"Cih... Menjijikkan." Gumam Violet saat melihat pria itu sudah tepar di atas sofa.
Dengan anggun, Violet berjalan keluar dari ruangan itu. Dengan senyuman mengejek Violet terus berjalan melewati lorong-lorong hingga sampai ke ruangan pribadi khusus untuk diri nya.
"Madam? Kau sudah kembali?" Tanya Lita asisten dari Violet.
"Sudah, lagi pula. Pria itu gampang di tipu." Jawab Violet.
Terlihat Kita tengah menghitung uang yang di dapat Violet hari ini.
"Madam, Kita sudah dapat 80 juta." Ucap Kita karena sebelum pria tadi Violet sudah menemani minum pria yang lain.
"Iya bagus lah." Ucap Violet.
Banyak pria yang rela merogoh kantong mereka demi bisa minum bersama Violet, karena para pria ingin bisa meniduri Violet. Tapi wanita itu sangat cerdas, sehingga tak ada satupun pria yang berhasil meniduri dirinya.
"40 juta untuk mu, dan sisanya untuk ku." Ucap Madam Violet sambil mengambil handphone nya dan segera mentransfer nya ke rekening milik Lita.
"40 juta untuk ku? apa itu gak kebanyakan madam?" Tanya Lita.
"Ibu mu sedang sakit bukan? Dia harus di operasi secepatnya jadi membutuhkan uang yang banyak." Ucap Violet.
"Terimakasih, Madam. Kau memang baik." Ucap Lita sambil memeluk Violet.
"Jangan memeluk ku terlalu erat, aku tak bisa bernafas." Ucap Violet.
"Maaf Madam, aku terlalu senang." Ucap Lita.
"Oke, gak papa. Sekarang kau bantu aku bereskan tempat ini." Ucap Violet karena dia melihat tempat nya sangat berantakan.
"Oke, Madam." Jawab Lita.
Lita merupakan anak seorang gelandangan yang di temukan oleh Violet, karena rasa iba terhadap nya Violet lalu mengajak Lita menjadi asisten nya dengan gaji yang lumayan besar.
"Madam, apa sekarang kita langsung pulang?" Tanya Lita.
"Iya, kita langsung pulang." Jawab Violet.
"Emmm... Oh, iya Madam. Jika aku menjadi seperti mu, bagaimana?" Tanya Lita.
"Tak boleh, kau cukup menjadi asisten ku. Untuk apa menjadi wanita malam seperti ku." Jawab Violet.
"Tapi kau adalah idola setiap wanita penghibur di sini, mereka ingin bisa seperti mu. Tapi mereka selalu tak bisa." Jawab Lita karena dia mendengar curhatan dari teman-teman nya yang bekerja sebagai wanita malam.
Kemudian Violet pun diam, lalu dia langsung membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah Lita.
"Kau tahu Lita, menjadi wanita seperti ku bukanlah suatu hal yang mudah. Jika kau lengah sedikit maka kau akan terjerumus langsung ke lubang hitam dan tak akan pernah bisa kembali." Jawab Violet.
Dan jawaban Violet pun langsung membuat Lita bungkam.
"Jadi kau harus bersyukur bekerja sebagai asisten ku, setidaknya kau tidak terjerumus ke lubang hitam itu." Sambung Violet sambil berjalan pergi.
Kemudian Lita langsung menyusul Violet, di sepanjang jalan tak henti-hentinya para pria melihat tubuh dan wajah Violet yang sangat indah.
Karena usia yang yang masih muda dan tampilan serta sikap nya yang begitu anggun dan juga dewasa membuat para pria tergiur untuk bisa memiliki Violet.
"Madam... Besok adalah ulang tahun mu yang ke 25 tahun, apa kita akan merayakan nya?" Tanya Lita.
"Terserah kau saja, aku tak peduli dengan ulang tahun. Lagi pula walaupun aku bertambah usia, tak akan ada yang berubah di kehidupan ku." Jawab Violet.
Lita hanya memonyongkan bibirnya, lalu kembali berjalan di belakang Violet.
Sesampainya di parkiran, Kakak Lita langsung membukakan pintu untuk Violet.
"Apa kita langsung pulang, Madam?" Tanya Toni.
"Iya kita langsung pulang." Jawabnya.
"Baiklah." Jawab Toni.
Lita yang berada di kursi depan bersama Kakak nya pun langsung memasang sabuk pengaman.
Tak beberapa lama mobil yang di tumpangi oleh Madam Violet pun sampai di kediamannya, lalu Madam Violet segera turun dari dalam mobil.
"Selamat malam Madam, dadah." Ucap Lita.
Violet hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, mobil Violet sengaja di bawa oleh Toni. Karena itu adalah perintah Violet, lagi pula dia sudah tahu bagaimana sikap keluarga Lita dan Violet pun tak cemas untuk menyuruh Toni membawa mobil nya pulang ke rumah mereka.
"Violet, kau sudah pulang?" Tanya ayah nya yang sudah beruban.
Meski begitu, pria 48 tahun itu tetap tampan dengan kacamata yang bertengger di tulang hidung nya.
"Iya, hari ini cukup melelahkan." Jawab Violet.
"Tapi ayah yakin kau bisa menghadapi nya dengan mudah." Jawab Gani.
"Iya, lumayan." Jawab nya.
Setelah itu, Violet langsung masuk ke dalam kamar nya.
Hari ini dia ingin istirahat lebih awal, meski Gani menyuruh Violet untuk makan malam terlebih dahulu.
Tapi Violet lebih memilih untuk istirahat dan melewatkan makan malam.
Besok adalah ulang tahun Violet, tapi dia enggan untuk mengingat ulang tahun nya. Karena ulang tahunnya sama dengan wanita itu, wanita yang memiliki hubungan darah dengan nya dan memiliki wajah yang sama. dengan Violet.
Yang tak lain adalah saudara kembar nya yaitu Viola, wanita yang hidup nyaman bersama dengan ibu kandung Violet.
Mila nama ibu kandung Violet, wanita yang tega membuang putri sulung nya dan juga Suaminya demi menikah dengan pria kaya raya.
Di saat itu, Violet hidup menderita bersama dengan ayahnya. Tapi ayah nya sangat menyayangi Violet, dia berusaha keras mencari pekerjaan demi menghidupi Violet.
Dan akhirnya kini Violet dan ayah nya bisa hidup dengan layak, meski sekarang Ayah Violet sudah tak aktif lagi di dunia gangster tapi masih banyak orang yang menghormati dirinya.
Violet pun tersenyum jika mengingat kasih sayang ayahnya, dan dia berjanji jika ayahnya tua nanti. Violet akan mengurus ayah nya dengan baik seperti ayahnya mengurus dirinya dengan baik.
Terlihat seorang wanita dengan topi hitam dan gaun ketat berwarna hitam tengah berjalan menyusuri jalanan kota, lalu langkah nya langsung terhenti pada satu rumah yang lumayan besar.
Tatapan nya tertuju pada rumah itu, dengan langkah ragu wanita itu langsung membenarkan kaca mata hitam nya dan segera masuk ke halaman rumah tersebut.
Tok.. Tok.. Tok...
Terdengar suara ketukan di pintu rumah milik Violet, Violet yang tengah membereskan piring-piring kotor pun langsung berhenti dan berjalan ke arah pintu dan segera membuka pintu.
"Siapa?" Tanya Violet sambil membuka pintu rumah.
Lalu matanya terdiam saat melihat perempuan di depan matanya, wanita yang tak akan pernah dia lupakan seumur hidup nya.
"Siapa sayang?" Tanya Gani kepada putrinya.
Lalu Gani pun langsung menghampirinya Violet yang hanya diam membisu di depan pintu, "Siapa?" Tanya Gani.
Kemudian Gani langsung melihat perempuan di depan rumahnya, seketika wajah nya langsung berubah drastis.
"Oh.. Nyonya Mila Wijaya? Mau apa anda datang ke kediaman saya yang sederhana ini." Tanya Violet sambil menatap sinis wanita di depan nya itu.
Mila wanita yang kini berada di depan pintu rumah Violet, hanya menatap datar Gani dan juga Violet.
"Tentu saja, kedatangan ku ke sini untuk urusan penting dengan mu." Ucap Mila tanpa mengatakan hal-hal yang lain.
"Hal penting?" Tanya Violet.
Lalu Violet langsung melihat ayahnya yang hanya menatap datar wanita itu, "Baiklah, mari Nyonya Mila Wijaya. Silahkan masuk ke rumah kami, kita bicarakan di dalam." Ucap Violet sambil menekan kata Nyonya Wijaya.
Mila hanya diam sambil mengikuti langkah kaki Violet, sesampainya di ruang tamu. Violet dengan ramah menyambut ibu kandung nya dan langsung menyuruh nya duduk.
Meski di dalam hati, amarah nya tengah menggebu-gebu.
"Aku ingin kau mengganti kan Viola." Ucap Mila tanpa basa-basi.
"Mengganti kan Viola?" Tanya Violet sedikit tak mengerti.
"Iya, mengganti kan Viola untuk sementara waktu." Jawab nya.
"Memang nya, kemana perginya anak itu. Sampai aku harus menggantikan posisi nya?" Tanya Viola.
"Itu bukan urusan mu, tapi kau harus menggantikan nya." Jawab Mila.
"Kau tak bisa memaksa Putri ku untuk menggantikan putri mu." Jawab Gani.
Mila langsung melihat pria di hadapannya itu, Gani mantan suami dari Mila. Pria itu masih tetap awet muda sampai sekarang, hanya rambut nya saja yang sedikit beruban tapi yang lainnya masih tak banyak berubah.
"Tapi maaf, Nyonya Mila Wijaya. Saya sama sekali tidak tertarik dengan tawaran anda." Jawab Violet sambil menekan kata Nyonya Wijaya.
"Kau harus menggantikan posisi Viola untuk sementara waktu, ku mohon. Anggap saja ini permintaan ku sebagai wanita yang pernah melahirkan mu." Jawab nya.
"Apa yang akan kau berikan jika aku melakukan apa yang kau minta?" Tanya Violet.
"Apa maksud mu?" Tanya Mila tak mengerti apa maksud dari anak nya.
"Tentu saja bayarannya." Jawab Violet.
"Bayaran? Kau menginginkan bayaran? Apa kau sudah tak waras setelah tinggal begitu lama dengan ayah mu? Sehingga kau meminta bayaran untuk hal kecil seperti itu?" Tanya Mila sedikit emosi.
"Hal kecil yah? Jika memang bener ini hal kecil. Kau tak mungkin meminta bantuan pada ku. Kau bisa meminta bantuan pada orang lain, jika memang itu hal kecil. Tapi nyatanya, masalah yang kau hadapi sebenarnya tidak sesederhana itu." Jawab Violet sambil tersenyum manis tapi senyuman itu seperti tengah mengejek Mila.
"Kau...." Tunjuk Mila yang kesal.
"Apa?" Tanya Violet dengan nada yang ramah.
"Apa segini cukup?" Tanya Mila sambil mengeluarkan sebuah cek sebesar 10 juta.
"10 juta?" Tanya Violet sambil menatap heran wanita di hadapannya itu.
"Iya, 10 juta." Jawab nya.
"Apa Nyonya Milla Wijaya tengah menganggap saya adalah orang rendahan? Yang mau di bayar dengan uang segini?" Tanya Violet.
"Kau hanya menjadi pengganti adik mu untuk sementara waktu, kenapa harus meminta bayaran lebih." Jawab nya.
"Jika Nyonya Mila tak sanggup maka silahkan anda pergi dan cari orang lain yang bisa membantu anda." Jawab Violet.
"Apa kau tak punya hati?" Tanya Mila.
"Hati?" Tanya Violet sambil memiringkan kepalanya.
"Kau ingin memeras ibu kandung mu sendiri? Ibu yang telah melahirkan mu?" Tanya Mila.
Gani yang mendengar ucapan mantan istri nya pun langsung buka suara. "Harusnya kau berkaca terlebih dahulu sebelum berbicara." Ucap Gani.
"Berkaca?" Tanya Mila.
"Kau memang ibu kandung Violet, tapi ingat meski kau melahirkan nya tapi kau tak pernah mengurus nya sedikit pun." Jawab Gani.
Mila yang mendengar jawaban dari mantan suami nya pun langsung berdiri dari tempat duduknya, tanpa mengucap satu kata pun. Wanita itu langsung segera pergi meninggalkan kediaman Violet.
Violet yang melihat kepergian ibu kandung nya hanya diam, meski di kepala nya tengah memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada Viola hingga wanita yang meninggalkan nya selama bertahun-tahun tiba-tiba datang dan meminta bantuan nya.
"Apa kau baik-baik saja? Violet?" Tanya Gani kepada putrinya.
"Iya, aku baik-baik saja. Sebaliknya bagaimana dengan ayah?" Tanya Violet.
"Ayah baik-baik saja, wanita itu tiba-tiba datang tanpa di undang. Ku kira dia akan basa-basi dengan menanyakan kabar mu, tapi nyatanya tidak." Jawab Gani yang masih tak habis pikir.
Violet hanya diam, dia tak ingin menanggapi lagi hal-hal yang berkaitan dengan wanita yang berstatus ibu kandung nya itu.
"Kalau begitu, aku harus bersiap dulu." Ucap Violet.
"Mau kemana?" Tanya Gani.
"Hari ini hari Minggu, aku ingin jalan-jalan terlebih dahulu. Untuk menenangkan pikiran." Jawab Violet sambil tersenyum.
Gani hanya menganggukkan kepalanya, setelah itu Violet langsung berjalan ke kamar nya dan bersiap-siap untuk pergi.
Di depan rumah nya, Toni sudah menunggu Violet. Violet pun langsung keluar dari rumah dan segera masuk ke dalam mobil.
"Kemana, kita sekarang. Madam?" Tanya Toni.
"Ke restoran X." Jawab nya.
"Baik, madam." Jawab Toni.
Kemudian Toni langsung membawa mobil tersebut ke restoran yang di inginkan oleh Violet, sesampainya di restoran. Violet langsung menyuruh Toni untuk memesan meja sendiri dan soal makanan akan di bayar oleh Violet.
"Saya telah memesan meja tak jauh dari meja milik madam." Jawab nya.
Violet hanya menganggukkan kepalanya, kemudian Violet segera duduk di meja miliknya dan memesan berbagai makanan untuk dia santap.
Tapi di saat Violet tengah menyantap makanan, tiba-tiba datang seorang pria paruh baya.
Dan di belakang nya ada seorang wanita yang tak lain adalah Mila.
Violet yang melihat kedatangan dua orang itu pun langsung tersenyum.
"Ada keperluan apa Nyonya Mila Wijaya dan Tuan Antonio Wijaya?" Tanya Violet sambil tersenyum namun senyuman itu seakan tengah mengejek Mila dan Antonio.
"Aku ada hal yang ingin di bicarakan dengan mu, Violet." Ucap Antonio.
"baiklah, silahkan duduk. Tak sopan kan, kalau kita berbicara sambil berdiri." Ucap Violet.
Kemudian Antonio dan Mila duduk berhadapan dengan Violet. Nampak Violet menatap datar kedua orang di hadapannya itu.
"Silahkan.." Ucap Violet sambil menggerakkan tangannya mempersilahkan Antonio berbicara.
"Aku harap kau mau menggantikan Viola untuk sementara waktu." Jawab nya.
"Ah... Aku heran, kenapa aku harus menggantikan Viola. Memang nya kemana anak itu pergi?" Tanya Violet sambil memiringkan kepalanya.
"Itu adalah urusan keluarga ku, dan kau tak perlu tahu." Jawab Pak Antonio.
"Waw.. Jawaban yang sangat memuaskan, dan jawaban saya tidak." Ucap Violet sambil tersenyum dengan tangan yang di lipat di atas dada.
"Tidak? Apa kau tidak bisa mengatakan selain kata tidak." Ucap Mila kesal.
"Begitu juga dengan ku, aku bertanya alasan kenapa aku harus menggantikan Viola. Tapi jawaban kalian, tetap sama." Ucap Viola sambil tersenyum manis tapi senyuman itu seakan tengah mengejek dua orang di depannya.
"Baiklah, Viola kabur bersama kekasih nya." Jawab Antonio.
"Lalu? kenapa aku harus menggantikan nya?" Tanya Violet.
"Tugas mu sangatlah mudah, kau hanya perlu berpura-pura menjadi Viola dan menemani tunangan nya. Dan saat Viola kembali kau bisa pergi." Ucap Antonio.
"Jadi maksud mu, aku harus menjadi Viola dan menemani tunangan agar hubungan mereka tetap berjalan dengan baik?" Tanya Violet.
"Iya seperti itu." Ucap Antonio.
"Lalu bagaimana dengan bayaran nya? Karena aku tak ingin bekerja secara sukarela." Ucap Violet.
"Tentang bayaran kau tenang saja, aku akan mentransfer 300 juta untuk uang muka, dan jika semuanya sudah beres. Aku akan mentransfer lagi 300 juta." Jawab nya.
"Waw... aku sangat suka dengan orang seperti anda, Tuan Antonio yang tidak pelit terhadap bayaran seseorang." Puji Violet sambil melirik Mila.
"Besok supir akan menjemputmu." Jawabnya.
"Baguslah, tapi aku memiliki beberapa persyaratan." Ucap Violet.
"Persyaratan? Apa belum cukup dengan uang muka 300 juta. Dan kau masih menginginkan persyaratan?" Tanya Mila yang tak habis pikir dengan putri sulung nya itu.
"Persyaratan apa?" Tanya Antonio.
"Mas..." panggil Mila kepada suaminya.
"Kau sebaiknya jangan banyak bicara." Ucap Antonio marah kepada istrinya.
"Baiklah persyaratan nya, aku ingin di perlakukan layaknya nona di keluarga mu. Aku tak mau menerima intimidasi dari satu pun anggota keluarga mu, jika aku melihat salah satu anggota keluarga mu melakukan intimidasi kepada ku. Maka aku tak segan-segan melakukan tindakan yang tak di inginkan." Ucap Violet.
"Aku jamin tak ada yang akan melakukan intimidasi kepada mu." Jawab nya.
"Bagus, satu lagi. Aku akan memanggil satu asisten ku untuk tinggal di rumah mu nanti. Dan Supir yang mengantarkan ku kemana pun adalah supir pribadi ku sendiri bukan dari keluarga kalian." Ucap Violet.
"Apa kau berlebihan, kenapa harus ada asisten dan supir pribadi dari rumah mu. Apa tak cukup pelayan dan supir di tempat kami." Ucap Mila.
"Jika kau tak mau, maka kita tak perlu lagi melanjutkan perbincangan ini." Ucap Violet.
"Sudah ku bilang, kau jangan banyak bicara." Maki Antonio.
"Tapi mas..." Rengek Mila kepada suaminya
Antonio langsung menatap tajam Mila, wanita itu langsung diam seketika karena dia tak ingin suami nya memarahi nya.
"Hanya itu persyaratan nya?" Tanya Antonio.
"Iya, hanya itu." Jawab Violet.
"Baiklah, aku akan menyetujui persyaratan mu. Dan besok kau beserta supir dan pelayan mu bisa datang ke alamat ini." Ucap Antonio sambil memberikan alamat rumah nya.
"Baiklah, tapi sebelum itu. Ku harap kau sudah mentransfer uang muka nya." Ucap Violet sambil tersenyum.
"Baik, aku transfer sekarang. Mana nomor rekening mu." Ucap Antonio.
Kemudian Violet langsung memberikan nomor rekening milik nya, tak beberapa lama sebuah notif bank muncul di handphone Violet.
Wanita itu hanya tersenyum. "Senang berbisnis dengan anda, Tuan Antonio Wijaya." Ucap Violet sambil mengulurkan tangannya.
Kemudian Antonio pun langsung membalas jabatan tangan dari Violet, setelah itu kedua orang tersebut langsung pergi meninggalkan Violet.
Wanita itu memutar-mutar handphone milik nya dengan tatapan dingin, tak ada ekspresi senang dalam wajah Violet meski dia mendapat kan uang 300 juta.
"Madam, apa kau baik-baik saja?" Tanya Toni.
"Iya aku baik. Nanti malam kau siapkan dirimu dan juga Lita. Kalian akan tinggal di rumah baru bersama ku." Ucap Violet.
"Rumah baru? madam membeli rumah baru?" Tanya Toni.
"Bukan, aku akan tinggal di keluarga baru dengan identitas baru." Ucap Violet.
Toni hanya diam, dia masih kurang mengerti apa yang di maksud oleh Violet.
"Lalu bagaimana pekerjaan Madam, di club malam?" Tanya Toni.
"Mungkin aku akan berhenti sejenak, lagi pula sekarang aku sedang banyak uang." Jawab Violet sambil melihat notif bank.
Violet penasaran apakah sangat penting mempertahankan pertunangan Viola dengan pria itu, hingga seorang Antonio Wijaya rela mengeluarkan uang sebesar itu untuk bisa membujuk Violet agar mau menggantikan posisi Viola sementara waktu.
"Aku penasaran, kenapa Viola kabur dari tunangannya. Apa dia seorang pria cacat? Atau impoten? Atau jelek?" Pikir Violet.
Sementara itu...
Mila dan Antonio tengah berjalan masuk ke dalam rumah mereka. Terlihat Mila tak terima ketika suaminya memberikan uang dengan jumlah yang besar untuk Violet.
"Mas... Kenapa kau bisa semudah itu memberikan uang kepada wanita itu." Ucap Mila kesal.
Plak....
Sebuah tamparan mendarat di pipi Mila, Mila nampak memerangi pipinya yang merah panas akibat tamparan keras dari suami nya.
Lalu butiran bening pun perlahan keluar dari kelopak mata Mila.
"Harusnya kau mendidik putri mu itu dengan baik, jika bukan karena tindakan konyol nya yang tiba-tiba kabur begitu saja. Aku tak akan mengeluarkan uang untuk menjadikan anak sulung mu pengganti Viola." Ucap Antonio.
"Tapi Mas, ini bukan salah Viola. Pria itu, dia sangat kejam dan menakutkan. Wajar jika Viola tak mau bersama nya dan kabur, lagi pula kau ingat bagaimana pria itu mempermalukan Viola hingga anak ku sampai menangis." Ucap Mila.
"Tak ada alasan untuk membela kesalahan anak mu itu, kau tahu jika pertunangan ini sampai gagal bisnis ku akan hancur. Dan aku tak akan segan-segan mencincang anak mu dan juga diri mu." Ucap Antonio.
Kemudian pria itu langsung bergegas pergi meninggalkan Mila yang hanya diam mematung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!