NovelToon NovelToon

Pendekar Serigala Emas Sakti Season 3.

Tiba Di Kota Huang An.

Semilir angin yang di sertai hujan dan petir yang menggelegar dan mendera sebuah kota yang kini di datangi oleh sepasang muda dan mudi yang terlihat dari pakaiannya adalah sepasang kaum persilatan yang biasa berkelana di seantero negeri daratan tengah.

"Tuan ,apakah sebaiknya kita beristirahat dahulu di suatu tempat penginapan mengingat cuaca di saat ini sangat berbahaya bagi kita berdua untuk meneruskan perjalanan ke Kekaisaran Mongolia untuk mencari dan menemukan Nyonya Besar dan Tuan Besar Bi sahabat Anda?"Tanya Putri Giok Lan yang kini menjadi pelayan dan pengawal baru He Shu Huan setelah gadis ini mengakui He Shu Huan sebagai Kaisar Ming Huan penguasa negeri Ming Sejati.

"Ya,baiklah,"Jawab He Shu Huan di balik payung di tangan kanan.

"Tapi ,di manakah tempat penginapan yang masih kosong dan belum tutup di tengah malam begini dan di tengah badai angin topan?"Tanya Putri Giok Lan yang juga memegang payung di tangan kanan dan berdiri di samping He Shu Huan.

He Shu Huan menaruh telapak tangan di kening dan menajamkan sepasang matanya yang sangat tajam memandang kejauhan untuk mencari dan menemukan penginapan di antara pemukiman di sekitar Kota Huang An.

"Di sana ada sebuah kuil kosong yang di tempati oleh para pengungsi bencana banjir di Kota Se An yang datang ke Kota Huang An ini dan kita bisa menginap di sana juga,"Jawab He Shu Huan yang melangkah tanpa menimbulkan suara sedikitpun di jalanan yang basah dan berlumpur tanah liat.

Putri Giok Lan menganggukkan kepalanya lalu ia segera mengikuti langkah He Shu Huan menuju ke kuil kosong yang di tunjuk He Shu Huan dari pintu masuk ke Kota Huang An.

Mereka berdua berhasil menemukan tempat yang masih layak untuk mereka pakai di antara para pengungsi yang berjumlah cukup banyak pula dan berkerumun di berbagai tempat di ruangan dalam kuil kosong itu.

"Uuuuh dingin sekali malam ini ,"Keluh salah satu dari para pengungsi korban banjir yang duduk di sudut paling ujung di dalam ruangan kuil kosong.

"Ya,mana lapar dan haus sekali,"Timpal seorang gadis berpakaian pengemis yang duduk di dekat seorang nenek tua yang mengeluh kedinganan itu.

"Giok Lan ,kau buatkanlah api ungun dan makanan serta minuman yang berasal dari bahan makanan dan minuman yang kita bawa dari pulau giok dan emas untuk mereka semua,"Perintah He Shu Huan kepada Giok Lan.

"Siap ,Tuan ,hamba laksanakan perintah Anda,"

Giok Lan segera mematuhi perintah He Shu Huan dan dalam waktu sepuluh menit ,gadis ini telah memberikan makanan dan minuman kepada para pengungsi korban bencana banjir di dalam kuil itu.

He Shu Huan memberikan pakaian yang di miliki olehnya kepada para pengungsi itu sambil He Shu Huan mengobati luka dan berbagai penyakit yang di derita oleh para pengungsi korban bencana banjir yang melanda kota Se An bagian barat.

"Tuan ,Anda sungguh baik sekali membantu kami para kaum pengungsi korban bencana banjir yang sangat kesusahan ini,"Kata Nenek tua yang dapat bantuan pengobatan di pergelangan kaki kanan oleh He Shu Huan.

"Nenek yang baik Saya hanya melakukan hal yang seharusnya yang menjadi tugas seorang manusia terhadap manusia lainnya,"Kata He Shu Huan yang juga memberikan uang perak dan emas yang di miliki olehnya kepada semua pengungsi di kuil itu secara adil dan merata.

"Tuan ,kami semua mengucapkan terimakasih yang sebesar -besarnya kepada Anda dan Nona di sana itu yang sudah membuatkan kami makanan dan minuman yang sangat membantu kami ,"Kata seluruh pengungsi korban bencana banjir kota Se An barat.

"Sama -sama ,"Kata He Shu Huan tersenyum tulus dan ramah sekali kepada rakyatnya yang sedang mengalami kesusahan akibat bencana alam yang melanda salah satu daerah di wilayah Kekaisaran Ming Sejati.

Baru saja mereka ingin beristirahat untuk melepas lelah di tempat pembaringan mereka masing -masing yang seadanya itu datanglah sekelompok orang berpakakan seperti Dalai Lama dari Tibet ke kuil kosong itu sambil membawa golok di tangan.

"Hei kalian semua sebaiknya pergi dari sini agar Tuan Besar kami bisa beristirahat di kuil kosong ini..!"Perintah pimpinan dari kelompok itu dengan tatapan mata menghina kepada mereka semua.

"Ah, mereka anggota Sekte Burung Kenari Perak yang menguasai Kota Se An Timur..!"Kata Gadis di dekat nenek tua yang meringkuk dan menempel di di bahu gadis itu.

"Kau benar sekali Nona pengemis yang cantik dan manis,"Kata Seorang pemuda usia dua puluhan yang kedatangannya bagaikan seorang Raja saja dengan di iringi sejumlah pasukan yang juga pakai baju yang sama dengan kelompok pertama.

"Raja Muda Fu Lun..!!"Teriak para pengungsi yang kini meringkuk di tembok dengan berdampingan satu sama lainnya.

He Shu Huan mengamati orang -orang itu dengan tatapan mata yang sangat menantang orang -orang itu yang kaget sekali karena ada seorang pria muda yang bertopi caping dan duduk tenang di samping seorang gadis muda belia berpakaian sederhana sekali namun memiliki kecantikan yang sangat mengagumkan sekali.

"Siapakah kalian berdua ini ?"Tanya Raja Muda Fu Lun angkuh sekali kepada He Shu Huan dan Putri Giok Lan.

"Tak perlu kau tahu siapa kami berdua,"Jawab He Shu Huan jauh lebih angkuh sekali daripada Raja Muda Fu Lun.

"Eihhh lancang sekali kau orang rendahan macam kamu sudah berani menjawab sembarangan pada ku ,Raja Muda Fu Lun yang terhormat di seluruh Kota Se An Timur ..!!"Hardik Raja Muda Fu Lun di depan para pasukannya yang berjumlah 70 0rang itu.

"Oh ,begitukah ?"Tanya He Shu Huan dengan nada yang begitu lebih berkarismatik di bandingkan Si Raja Muda Fu Lun ini.

"Ya ,dan kau yang sudah lancang itu harus terima hukuman berat dari ku agar tak ada lagi manusia rendahan macam kamu di muka bumi ini,"Jawab Raja Muda Fu Lun mendelik marah sekali kepada He Shu Huan.

Raja itu memerintahkan pasukan pertama untuk maju dan memberikan hukuman kepada He Shu Huan yang di anggapnya hanyalah pemuda biasa yang sangat rendah sekali dalam segala hal.

Dua puluh orang pertama maju kedepan He Shu Huan yang tetap duduk santai di jerami sembari menghangatkan kedua telapak tangannya ke api ungun di depannya.

Melihat hal ini seluruh pengungsi di ruangan kuil kosong menahan napas karena mereka begitu tegang sekali dan berdoa untuk keselamatan pria muda yang sudah baik hati sekali dan menolong mereka.

"Hei ,apakah kau itu sungguh dungu dan rendah sampai tak melihat dengan sopan kepada kami dua puluh anggota Sekte Burung Kenari Perak tingkat dua ?"Tanya pimpinan kelompok itu nada marah di acuhkan oleh He Shu Huan yang tetap tak melihat mereka.

"Sungguh layak di hukum mati orang seperti ini yang sangat tak tahu diri sekali..!"Hardik pimpinan kelompok itu yang memerintahkan anak buahnya untuk menyerang He Shu Huan dengan golok yang di hunuskan ke arah He Shu Huan.

He Shu Huan memainkan api ungun dengan satu jarinya saja dengan satu gerakan ke samping kiri dan kanannya namun akibatnya dua puluh orang itu tewas terkena percikan api ungun yang jatuh ke tenggorokan mereka semua.

Cring,brush!!

"Aghh..!!"Pekik dua puluh orang pasukan pertama dari Sekte Burung Kenari Perak.

Raja Muda Fu Lun dan lima puluh pasukannya itu kaget bukan main menyaksikan dua puluh orang pasukannya telah tewas hanya dalam waktu yang sangat singkat sekali tanpa ia melihat pemuda itu berdiri dan menyerang pasukannya.

Bersambung..!!

Kesombongan Yang Hakiki.

Raja Muda Fu Lun dari Sekte Burung Kenari Perak dan sejumlah pasukannya tercengang melihat pria muda berrambut riap -riapan dan berwajah sangat tampan sekali telah membunuh sebagian anak buahnya hanya melalui percikan api yang sekecil butiran beras saja.

"Bocah siapakah engkau yang sudah bermain -main dengan ku anggota Sekte Burung Kenari Perak yang sangat terpandang di seantero daerah Se An Timur di seluruh dunia persilatan Tionggoan dan sekitarnya?!"Raja Muda Fu Lun menudingkan golok besar yang berbentuk kepala burung kenari perak kepada He Shu Huan.

He Shu Huan mengangkat wajahnya sekilas dan menatap api ungun di hadapannya dengan sorot mata yang sangat jenuh sekali terhadap sesuatu yang membuatnya merasa kesal di tengah malam hari yang merupakan waktu istirahatnya itu.

Tetapi terdengar suara pekikan yang memilukan dari Raja Muda Fu Lun yang terbakar api ungun dan di tebas kepalanya oleh goloknya sendiri yang di rebut secara ajaib oleh He Shu Huan.

Wut..!!

Crakk..!!

"Heii..!!Bagaimana bisa kau melakukan semua ini dengan mudah dan sangat merendahkan Sekte Burung Kenari Perak?!"Hardik para pasukan dari Raja Muda Fu Lun yang menerjang maju serentak menghadapi He Shu Huan.

He Shu Huan tetap duduk tenang menghadapi api ungun di hadapannya tanpa ia memperdulikan para pasukan dari Raja Muda Fu Lun yang maju bergerak menggerakkan golok ke arah dirinya.

Wutt..!!

Crang...!!

Crak,crak,crakk!!

He Shu Huan mengangkat golok rampasannya ke atas dan di gerakkan olehnya secara cepat bagai baling -baling saja dan menghancurkan sejumlah golok dan membabat habis seluruh pasukan Raja Muda Fu Lun hanya dalam waktu kurang dari nol koma satu detik saja.

"Tuan ,kau membunuh mereka di kuil ini ,apakah kau tak merasa membebani kami yang berada di sini bersama dengan mu yang akan dijadikan satu sasaran empuk pembalasan dari Ratu Wu Min Min dari Sekte Burung Kenari Perak atas perbuatanmu terhadap mereka yaitu Raja Fu Lun kekasihnya..!"

Ucapan ini di keluarkan dari gadis berpakaian ala pengemis kepada He Shu Huan.

"Ya,ucapan Nona Bi sangat benar sekali ,apakah Tuan bisa bertanggung jawabkan perbuatanmu untuk melindungi kami yang akan menjadi korban berikutnya dari Ratu Wu Min Min sangat terkenal kejam terhadap siapapun yang berani melawan perintahnya apalagi sampai membunuh kekasih hatinya?!"

Seluruh pengungsi yang menginap di kuil kosong kota Huang An serempak bertanya kepada He Shu Huan.

"Aku bisa melindungi kalian dan juga membasmi mereka yang sudah bertentangan dengan hukum yang berlaku di tanah bumi Kekaisaran Ming,"Kata He Shu Huan berdiri di dekat api ungun menatap lembut dan ramah kepada seluruh pengungsi itu.

"Memangnya kau siapakah dengan begitu tenang sekali kau berkata bahwa kamu bisa melindungi kami semua di sini?"Tanya gadis pengemis yang di ketahui bernama Nona Bi dengan nada yang sangat menuntut kepastian dari ucapan dan sikap He Shu Huan untuk keamanan dan keselamatan jiwa dan nyawa para pengungsi korban bencana banjir kota Se An barat daya dari kemarahan Ratu Wu Min Min dari Sekte Burung Kenari Perak atas pembunuhan yang di lakukan oleh He Shu Huan terhadap Raja Fu Lun dan sejumlah pasukan dari Sekte Burung Kenari Perak yang mengikuti Raja Muda Fu Lun untuk sebuah tugas penting.

"Aku adalah He Shu Huan yang berasal dari Kota pusat di Kekaisaran Ming Sejati atau lebih di kenal Ibukota Kekaisaran Ming Sejati ,dan aku pastikan bahwa aku sanggup melindungi mereka dan aku juga bisa membunuhmu dan seluruh Sekte milik mu ,Ratu Wu Min Min,"Jawab He Shu Huan yang dengan tepat sekali mengetahui identitas diri dari gadis pengemis yang terkejut sekali.

"Aih ternyata kau mengetahui aku dengan sangat baik ,Tuan Besar He ?"Tutur Wu Min Min menahan napas karena ia tak pernah menyangka bahwa ia dan kekasihnya akan bertemu dengan Penguasa Negeri Ming Sejati di tengah perjalanan mereka ke Kekaisaran Mongolia.

"Tentu saja ,aku bisa mengetahui kau dan nenek di samping mu yang sesungguhnya adalah Guru mu yang berjuluk Nenek Bunga Petir Merah dari Sekte Burung Kenari Perak ,"Jawab He Shu Huan yang di tatap dengan kekaguman oleh Putri Giok Lan yang menjadi pelayan dan pengawal pribadinya itu.

"Uh ,kau sungguh tak tahu diri sekali He Shu Huan sehingga kamu harus mati di tangan ku ,Nenek Bunga Petir Merah dari Sekte Burung Kenari Perak dan bersiaplah diri mu akan ku kirim ke Raja Alam Neraka atau Giam Lo Ong di akhirat..!" Tiba -tiba Nenek tua itu melemparkan senjata rahasianya yang berupa butiran pasir hitam melalui mulutnya ke arah He Shu Huan dan Putri Giok Lan.

Cuh..!!

Wer..!!

Puhh..!!

"Aghh..!!"Pekik kematian Nenek Bunga Petir Merah yang senjata rahasianya telah di tiup balik oleh He Shu Huan dan dengan tepat menerobos masuk ke tenggorokannya hingga berlubang.

Ratu Wu Min Min semakin terkejut sekali melihat cara Kaisar Ming Huan menghukum mati orang -orangnya.Ia segera memanggil seluruh pasukan intinya yang menyamar sebagai para pengungsi korban bencana banjir Kota Se An yang berada di samping kanan dan kirinya untuk menghadapi He Shu Huan.

"Lindungi para pengungsi yang asli dari mereka dan bawalah mereka keluar dari kuil kosong ini dan tunggu aku di paviliun patung Dewa Nacha di pintu keluar dari Kota Huang An,"Perintah He Shu Huan kepada Putri Giok Lan.

"Siap ,Paduka,"Jawab Putri Giok Lan yang segera mematuhi perintah dari He Shu Huan.Gadis muda ini cepat -cepat menggerakkan seruling giok putih di tangannya untuk melindungi seluruh pengungsi asli yang telah di ketahui dengan cermat oleh He Shu Huan berada di ujung kanan dari ruangan di kuil kosong tersebut.

"Paduka terimakasih atas pertolongan Anda yang sangat berarti bagi kami semua yang menjadi rakyat mu,"Kata para pengungsi itu yang menjura hormat kepada He Shu Huan sebelum mengikuti arahan dan petunjuk dari Putri Giok Lan yang amat cekatan itu untuk meninggalkan kuil kosong itu.

Ratu Wu Min Min dan pasukannya telah bersiap -siap untuk menghadapi He Shu Huan yang kini hanya seorang diri saja tanpa pasukan Kekaisaran Ming Sejati.Ratu Wu Min Min sesungguhnya telah mulai menyukai He Shu Huan setelah melihat dan menyaksikan kegagahan serta ketampanan yang di miliki oleh Sang Pendekar Serigala Emas Sakti secara langsung di hadapan gadis usia delapan belas tahun dan sakti itu.

"Yang Mulia ,apakah kau sudah tak sabar untuk menghukum mati diri ku?"Tanya Ratu Wu Min Min dengan nada suara yang di anggapnya sangatlah memikat hati Sang Penguasa Kekaisaran Ming.

"Iya ,dan jangan kau berpikir aku bisa tergoda dan terpikat oleh mu ,wanita ****,"Jawab He Shu Huan dengan nada dingin sekali terhadap Ratu Wu Min Min.

"Bedebah yang tak bisa di beri hati yang lembut dari seorang wanita hebat seperti ku..!Baiklah ku lihat bagaimana cara mu untuk menghukum mati diriku..!"Hardik Ratu Wu Min Min melesat cepat ke arah He Shu Huan dengan pedang nya yang amat tajam.dan berkilat -kilat terhunus ke arah perut He Shu Huan.

Wushh..!!

Bersambung..!!

Rintangan.

Wushh..!!

Ketua Sekte Burung Kenari Perak menghunuskan pedangnya untuk membunuh He Shu Huan yang telah membongkar identitasnya di hadapan para pengungsi korban bencana banjir Kota Se An yang berkumpul di kuil kosong Kota Huang An.

Wushh..!!!

He Shu Huan menyunggingkan senyuman di bibir menawannya.

"Majulah bersama para pasukan mu agar aku tak perlu terlalu lama bersama kalian yang sangat menjemukanku..!"Tantang He Shu Huan dengan gagah berani sekali kepada Ratu Wu Min Min dan seluruh pasukan Sekte Burung Kenari Perak yang mengurung dirinya seorang diri di kuil kosong kota Huang An.

Ratu Wu Min Min menggerakkan pedangnya yang sangat tajam dan mengandung hawa racun yang mematikan ke arah pundak kanan He Shu Huan di ikuti oleh seluruh pasukannya yang mengeroyok He Shu Huan dengan golok serta ratusan pedang ke setiap titik penting tubuh He Shu Huan.

Wutt..Brrrr...Trang..!!

He Shu Huan menggunakan ilmu angin tornado yang membuat tubuhnya berputar cepat bukan main seraya menggerakkan golok rampasannya menghantam hancur golok dan ratusan pedang milik seluruh pasukan Sekte Burung Kenari Perak dan sekaligus mematahkan pedang pusaka dari Ratu Wu Min Min.

"Aghh..!Bajingan laknat..Kauu..!"Pekik Ratu Wu Min Min terkejut melihat pedang pusaka telah di patahkan oleh golok rampasan di tangan He Shu Huan.

"Wanita sialan matilah kau bersama pasukanmu yang sangat mengganggu ketenangan Kekaisaran Ming Sejati ku..!!"Hardik He Shu Huan memutar golok bak kincir angin yang sangat kencang sekali dan menebas habis Ratu Wu Min Min beserta para pasukan Sekte Burung Kenari Perak.

Wutt,crak,crak,crakk..!!

He Shu Huan sudah menghilang dari kuil kosong kota Huang An untuk menyusul Putri Giok Lan dan para pengungsi yang sudah di perintahkannya pergi lebih dahulu darinya keluar dari kuil kosong kota Huang An dan menunggunya di pintu keluar Kota Huang An.

Brrr..!!

Putri Giok Lan dengan gelisah memikirkan He Shu Huan yang di tinggalkannya seorang diri di kuil kosong kota Huang An untuk menghadapi Ratu Wu Min Min dan para pasukan Sekte Burung Kenari Perak tanpa bantuannya.

"Hmm seharusnya aku tidak meninggalkan Yang Mulia seorang diri menghadapi Ratu Wu Min Min dan pasukannya,jika aku tahu betapa gelisahnya aku memikirkan keselamatannya."Gumam Putri Giok Lan merangkapkan kedua tangannya di dada dengan gelisah sekali.

"Tuan Putri ,berapa lamakah kami harus menanti kedatangan Yang Mulia Kaisar kepada kami di paviliun patung Dewa Nacha di pintu luar Kota Huang An?" Tanya salah satu dari pengungsi dari Kota Se An kepada Putri Giok Lan.

"Tunggulah lima atau sepuluh menit lagi dengan sabar,ya?"Pinta Putri Giok Lan ramah kepada para pengungsi itu.

"Iya,Tuan Putri Giok Lan kami akan menanti Yang Mulia dengan sabar."Jawab para pengungsi itu.

Sesuai dengan ucapan Putri Giok Lan ,sekitar lima atau sepuluh menit kemudian terlihat kedatangan He Shu Huan dengan tepat waktu di hadapan para pengungsi di paviliun patung Dewa Nacha di pintu luar Kota Huang An.

"Yang Mulia ,kamu ucapkan terimakasih atas kemurahan hati Anda yang telah menyelamatkan kami yang di jadikan sandera oleh Ratu Wu Min Min dan para pasukan Sekte Burung Kenari Perak yang kejam."Kata para pengungsi kepada He Shu Huan.

"Ya,sama -sama rakyatku dan sudah menjadikan kewajiban ku untuk melindungi kalian semua dari marabahaya mengancam keselamatan kalian." He Shu Huan memberikan petunjuk kepada Putri Giok Lan untuk memberikan makanan dan minuman serta pakaian kepada para pengungsi yang segera bersujud untuk mengucapkan terimakasih mereka kepada He Shu Huan.

"Yang Mulia,rumah dan sawah serta segala yang pernah kami miliki telah tersapu bersih dalam bencana banjir yang melanda desa dan kota kami di Kota Se An yang menyebabkan kami tak punya tempat tinggal dan pekerjaan lagi untuk hidup kami selanjutnya."Kata salah satu pengungsi kota Se An kepada He Shu Huan.

"Kalian tak perlu khawatir karena aku akan berikan kalian semua rumah dan pekerjaan baru setelah bencana alam banjir yang melanda desa dan kota kalian berlalu ,namun sementara ini aku akan beri kalian rumah sementara di daerah Kota Chuan An Barat Daya sebagai tempat tinggal kalian dengan subsidi bahan makanan dan minuman,obat -obatan serta pakaian yang kalian perlukan secara cuma -cuma tanpa pungut biaya satu sen pun."

He Shu Huan menepati janjinya dengan mengajak para pengungsi untuk mengikutinya ke arah kota Chuan An Barat Daya yang tak jauh dari Kota Se An.

Di kota itu ,He Shu Huan menemui kepala daerah dan jajaran dari kota tersebut untuk melakukan semua perintahnya untuk meringankan beban dan penderitaan rakyatnya yang lain yang berasal dari Kota Se An itu.

"Baik ,Yang Mulia Kaisar hamba akan laksanakan perintah Anda dengan sebaik -baiknya."Kata Khu Yan Meng Kepala Daerah Kota Chuan Barat Daya segera.

Setelah He Shu Huan memastikan para pengungsi korban bencana alam banjir Kota Se An telah di amankan dan mendapatkan bantuan yang merata dan adil dari nya.Ia dan Putri Giok Lan pamit untuk melanjutkan perjalanan mereka berdua menuju ke Kekaisaran Mongolia kepada Kepala Daerah Kota Chuan Barat Daya.

Mereka berdua menunggangi kuda yang mereka dapatkan dari Kepala Daerah Khu Yan Meng yang mempermudah perjalanan mereka tanpa adanya aral rintangan yang menghadang jalan mereka ke daerah gurun Gobi.

"Yang Mulia,apakah Anda tak ingin beristirahat sejenak setelah lima minggu kita menunggangi kuda dari Kota Chuan An Barat Daya sampai ke pintu wilayah gurun Gobi?"Tanya Putri Giok Lan.

Gadis ini menunggangi kuda besar warna coklat yang berjalan begitu gagah di samping kanan He Shu Huan yang menunggangi kuda besar warna putih yang sangat menawan sekali .

"Tidak..Giok Lan karena aku harus secepatnya aku bisa bertemu dengan Alina dan Bi Guan yang aku perintahkan untuk menemui Putri Ma Ye Ri sejak tiga bulan yang lalu supaya aku dapat pastikan mereka berdua berada di Istana Mongolia dengan aman dan selamat."Jawab He Shu Huan memacu laju kuda putihnya dengan sangat cepat sekali di ikuti Putri Giok Lan yang mengejarnya.

Hyahh..!!

Desir angin serta debu pasir yang sangat tajam menerpa mereka sehingga laju kuda -kuda yang mereka tunggangi sedikit terhambat di gumpalan pasir -pasir yang tebal sekali.

"Yang Mulia ,hamba sudah merasa haus sekali di tenggorokan hamba,"Ucap Putri Giok Lan lemah di atas kuda warna coklat.

"Giok Lan ,bertahanlah..!"Kata He Shu Huan yang dengan cekatan menangkap jatuhnya Giok Lan dari kuda coklat di sampingnya.

Bersambung..!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!