NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Belahan Jiwa

1.kenapa

Hari itu hari yang sangat cerah, tapi tidak untuk seorang gadis yang bernama olivia mei. Dia merasa terkejut dan juga hancur, orang yang sangat dia cintai memilih membakar dirinya di api abadi. Dia meninggalkannya sendirian.

"Xingggg... tidak.. tidak.. bukan seperti ini. Kenapa sangat menyakitkan melihatmu memilih bunuh diri. aku harusnya senang bukan haha.. haha.. haa."tawa mei dengan penuh air mata saat melihat xing memasuki api.

'kenapa di sini sangat kosong dan hampa. Harusnya aku bahagia.. kenapa sangat hampa.' batin mei memandang abu xing di depannya.

Perasaannya sangat kacau, dia pikir dengan melihat xing menderita dia akan bahagia. Misinya berhasil bukan. Dengan menyamar menjadi teman kecilnya dan mendapat kepercayaannya, lalu menghancurkannya. Dia hancur dan menderita, tapi kenapa dia sangat merasa sakit.

"kenapa?." gumam mei saat berjalan menghampiri abu xing.

Brugg..

Mei berlutut di depan abu dari tubuh xing yang terbakar dan mengengamnya.

"kenapaaa... apa yang kamu lakukan. kenapa ini sangat sakit?." gumam mei pada abu xing di gengamanya. Dengan tatapan kosong dan juga hampa.

"Jangan tinggalkan aku. Kamu bilang hidup kamu sangat berwarna saat ada aku. kamu selalu ter senyum bukan. Xinggg.." teriak mei degan beruaian air mata.

Lalu dia melesat berlari menuju rumah.

'guci. guci roh.' batin mei menyusuri seluruh rumah untuk mencari gucci roh.

"Aish.. di mana aku menaruhnya."

Dia mencari kesana kemari, hingga dia melihat guci itu di pojok bawah tempat tidurnya.

Dia mengambil dan melesat keluar menuju abu xing. Dimasukan abu itu ke dalam guci.

"Aku akan membangkitkan mu. Kamu akan hidup kembali. bagaimanapun caranya." Ucap mei ke abu xing di dalam guci.

Mei Berjalan menuju rumah dengan guci dalam pelukannya. Dia letakkan guci itu di meja dan mengambil manuskrip rune hitam kuno di kamarnya.

Dia membolak-balikan manual itu dengan hati hati dan teliti. Berharap menemukan cara untuk membangkitkan xing.

Hingga akhirnya dia menemukan cara untuk membangkitkannya.

Lalu dia mengambil guci abu xing dan menulis rune di guci dan disekitar guci dengan darahnya.

Klik

Mei menjentikkan jarinya untuk mengaktifkan rune.

Tapi tidak ada hasil sama sekali.

"Kenapa tidak berhasil?." gumam mei dan terlihat bingung.

Lalu kembali melihat dan membaca buku kuno tersebut dengan lebih teliti.

"ini sudah sesuai dengan di buku ini. tapi kenapa gagal." ucap mei frustasi.

'pasti ada cara lain' batin mei, mei berpikir keras hingga dia ingat sesuatu.

"silver blood"

Darah itu hanya ada 10.000 tahun sekali. Itupun jika ada yang berkorban di kawah abadi dan hanya keturunan murni yang mampu memilikinya dan tidak semua keturunan murni yang memilikinya, walau sudah berkorban karena hanya yang di takdirkan saja yang mampu.

Dan tetua keturunan murni pun tidak tahu siapa yang di takdirkan itu. Tidak ada satu ciri khas pun untuk mengetahuinya.

'tapi ini sudah lebih dari 10.000 tahun dan pemilik silver blood belum lahir hingga kini.' batin mei

"bahkan klan di musuh pun belum ada." gumam mei dengan sangat frustasi.

Arrrghh,

"kamu puas?. kamu membuatku seperti ini. lihat saja saat kamu terbangun nanti, aku akan membuat kamu semakin menderita hingga ingin bunuh diri lagi lagi dan lagi. Aku akan terus membangkitkan mu hingga kamu sangat menderita. Dengar itu xing" Teriak mei kepada abu di guci tersebut.

Dia pun pergi kedapur, karena hari sudah mulai malam dan mei belum makan sedikit pun dari tadi pagi, lalu mei mulai memasak makanan untuk dirinya dan juga xing.

"lihat ini, aku sudah memasakkan mu makanan kesukaan mu, kamu pasti lapar kan??." Ucap mei dengan bahagia dan meletakan makanan itu di depan guci, lalu memakan makanannya sendiri.

Kemudian mei kembali mempelajari buku rune kuno tersebut sampai pagi dan tidak tidur. Dia membolak-balikan dan terus membaca dengan teliti.

Dan dia mengambil guci itu dan meletakkannya dan menulis rune baru di guci dan di sekitar guci dengan darahnya.

"Semoga dengan kombinasi rune ini, kali ini bisa berhasil." Gumam mei dan terus melanjukan membuat rune.

Klikk.

Dia menjentikkan tangan dan mengaktifkannya,

Dan lagi lagi gagal.

"haha.. haha... bodoh bodoh bodoh kenapa gagal lagi, rune tidak berguna." teriak mei marah.

"Xing... jika kamu tudak mau bangun aku akan buat teman kamu jadi boneka." Lanjut mei dengan marah dan keluar rumah untuk mengambil tubuh teman mei.

"Lihat, dia akan aku jadikan dia boneka. dia akan jadi boneka yang bagus dan juga penurut hahahaha.."

"haha.. haha.. kamu akan jadi boneka ku Livia Song." kata mei dan menulis rune di paku yang dipegangnya dan menancapkannya di leher Livia.

Tubuh yang sudah mati itu pun berdiri dan mampu bergerak sesuai perintah mei. Dia mempu berdiri dan bergerak hanya saja kesadarannya di tekan oleh paku yang di tancapkan oleh mei.

saat livia membuka matanya dan melihat mei di depannya dengan seringai memuakkan itu. livia sangat marah dan ingin menghabisinya, tapi dia tidak mampu bergerak.

'kenapa ini, kenapa aku tidak bisa bergerak.' batin livia sambil mencoba untuk bergerak dan berbicara.

Melihat usaha livia untuk bergerak dan berbicara membuat mei tertawa keras.

"hahaha.. hahaha.. kamu tidak akan bisa bergerak livia, sekarang kamu adalah boneka ku." ucap mei sambil tertawa.

"jalan dan ikuti aku!!." perintah mei

livia hanya mampu mengikuti perintah mei dengan pasrah, karena dia tidak mampu mengendalikan tubuhnya sendiri bahkan untuk berbicara pun tidak bisa.

Saat mereka sampai di dalam rumah, livia melihat mei membawa guci roh dan di tunjukkan kepadanya.

"lihat!!. di dalam sini ada abu." ucap mei kepada livia dan menunjukkan guci itu kepadanya.

"ini abu Xing. Xing Aladric kesayangan kamu."

Saat mengetahui itu livia sangat marah dan ingin menghabisi mei, tapi tidak mampu.

" hahaha... hahaha.. haha apa mau apa hah.. pergi sana di luar!! " tawa mei saat melihat ekspresi livia yang sepertinya sangat marah dan menyuruhnya keluar.

Livia hanya mampu menuruti perintah mei tanpa melakukan apa apa. Dia berjalan keluar di liputi dengan perasaan penuh amarah dan kekecewaan terhadap mei dan dirinya sendiri.

'harusnya aku tidak menyalahkannya dulu, dan ini semua tidak akan terjadi' batin mei dengan penuh penyesalan.

Mei meletakkan guci itu kembali di tempat yang penuh rune tersebut. Dan membuat rune kembali untuk menjaga roh di dalam guci agar tetap aman.

"Lihat xing.. aku sudah membuat teman tersayang kamu menderita dan menjadi boneka ku hihi hi." kikik mei

"Jadi bangun dan selamatkan teman mu itu. kamu tidak ingin kan melihat teman kamu menderita." ucap mei kepada guci tersebut.

Di letakkannya guci itu, lalu mei berjalan menuju kamar untuk tidur.

"besok aku harus meneliti buku kuno itu." gumam mei dan tertidur.

***

Astaga naga ini tulisan pertama aku 😭😭...

Maaf yha kalo ada salah kata atau berantakan..

Maklumin aja ye 😅😅

Mohon dukungannya pliss🙏🙏

2.Kali Ini Aku Sopan

Mentari pagi mulai bersinar menerangi bumi, membuat seorang gadis yang sedang tidur dengan pulasnya pun bangun.

" Hoaam.. sudah pagi." Gumam mei. Dia berjalan dan menghampiri guci roh yang berisi abu xing.

" Pagi xingg.. hari ini aku akan pergi ke pasar. Aku akan memasak makanan yang enak." Ucap mei kepada guci di depannya dengan ceria.

Tap tap tap

Suara langkah kaki mei saat menuju luar rumah.

" Heh!! ayo ke pasar." Perintah mei saat melihat livia.

Livia dengan patuh mengikuti mei, walau dengan sangat terpaksa. Dia tak mampu berbuat apa apa karena sudah di kendalikan oleh mei.

Mereka melesat dengan sangat cepat menuju pasar.

" Humm.. aku mau belanja apa ya." Gumam mei saat sampai di pasar dan melihat lihat berbagai jenis sayuran di kios-kios yang ada di pasar.

Lalu mei memutuskan untuk menghampiri sebuah kios yang menjual berbagai jenis sayuran.

Pedagang yang melihat kiosnya di hampiri oleh mei pun ketakutan.

"Kenapa??." Tanya mei saat melihat ekspresi pedagan tersebut yang ketakutan saat melihatnya.

"Tidak, ** tidak ada apa apa nona." Jawab pedagang tersebut dengan cepat dan sedikit terbata bata.

"Huh, dasar aneh." Mei melihat dan memilih milih sayuran yang baik dan juga layak untuk di konsumsi.

Karena para pedagang di sana, mereka sangat licik. Mereka mengambilkan dan mencampur sayur yang bagus dan juga buruk. Bagian luar sayurannya kelihatan bagus dan tidak rusak, tetapi saat di buka akan telihat jika sayuran yang di beli sangat tidak layak konsumsi.

Maka dari itu, mei memilih dan mengambil sendiri sayuran yang akan di belinya.

" Ini berapa?." Tanya mei

"Hh harganya 10 pe.. pe.. perak ,nona." Jawab pedagang tersebut dengan takut.

" Anda jangan menipu saya ya pak!!." Sentak mei dengan tajam. Dia menatap pedagang tersebut dengan tatapan yang sangat tajam.

" 2 perak!!."

"Ii iya nona, 2 perak." Jawab pedagang tersebut, yang sangat ketakutan saat di bentak oleh mei.

" Nah gitu dong.. kalo jualan tuh jangan mahal mahal." Ucap mei, dan membayar belanjaannya.

Pedagang tersebut terpaksa menjual barang dagangannya degan harga murah karena takut di ancam seperti sebelum sebelumnya.

Setelah selesai, mei pun menghampiri livia yang menunggunya di belakang.

"Nih bawa belanjaannya!!." Mei memberikan belanjaannya kepada livia, yang di terima livia dengan terpaksa.

'Hiss.. jika aku mampu mengendalikan tubuh ku sendiri, sudah ku habisi kau.' Batin livia kesal.

" Gak usah di tekuk mukanya." kata mei pada livia, saat melihat muka livia sangat masam.

' Hihi hii rasain tuh.' Kekeh mei dalam hati.

Mei terus berjalan hingga dia melihat kios yang menjual berbagai jenis manisan, dan bergegas menghampirinya.

Saat melihat lihat manisan yang berjejer dengan rapi, mei melihat manisan kesukaannya dan xing-nya, lalu tanpa basa basi mengambil dan membelinya.

" Bu saya mau beli manisan pepaya sama mangganya, masing masing satu kantong ya." Ucap mei kepada pedagang tersebuat dengan senyum manisnya.

"Aah.. iya iya. " Jawab pedagang tersebut. Dia sangat tekejut saat melihat mei ke kiosnya dan mengambil pesanannya dengan tergesa gesa.

" Ini.. ini semuanya harganya 5 perak." Kata pedagang dan menyerahkan pesanannya pada mei.

" Ini bu.. makasih ya." Jawab mei dengan senyum cerahnya.

"Iya iya sssama sama."

'Hah.. tumben dia tidak mengancam saat membeli.' batin pedagang tersebut dengan linglung, dia menatap mei tanpa berkedip sama sekali.

Biasanya mei mengancam para pedagang saat membeli barang di pasar, dan hari ini dia membeli barang dagangannya dengan sopan hingga membuat para pedagan tersebut kaget dan linglung.

Setelah selesai membeli manisan dan beberapa keperluan lainnya, mei kembali menghampiri livia uang sudah menunggunya dari tadi.

" Ayo kita pulang." Perintah mei pada livia, mereka pun melesat pulang.

Saat sampai di rumah, mei membawa barang belanjaannya kedapur untuk di cuci dan di masak.

"Xingg.. hari ini aku memasak sayur kubis asam manis. kamu pasti suka!!." Kata mei dengan ceria pada guci roh xing di depannya dan menyajikan makanan yang baru dia masak di depan guci.

Din menyingkirkan makanan yang dia taruh kemarin dan di ganti dengan yang baru.

" Kamu ngak suka ya sama makanan kemarin." Gumam mei dan kembali duduk di tempat makan di depan guci tersebut.

" Kamu tahu?.. tadi aku membeli sayuran dengan sopan lhoo.." Ucap mei sambil tersenyum saat memakan makanannya.

" Aku tidak mengancam mereka. Aku berjanji akan berubah menjadi lebih baik, asal kamu bangun."

" Apa kamu tidak bosan tidur terus." Lanjut mei.

Mei melihat guci di depanya dan tidak ada tanggapan sama sekali, itu membuat mei marah dan kecewa.

" Xing.. jawab dong.. apa kamu tidak bosan." Lirih mei kepada guci tersebut dengan mata yang mulai berkaca kaca.

Livia yang melihat semua kejadian tersebut, hanya bisa terdiam dengan ekspesi yang tidak bisa di lukiskan.

' Apa yang terjadi, kenapa dia seperti orang gila.' batin livia heran.

Mei kembali memakan makananya hingga habis, lalu membereskan dan mencuci bekas makanannya.

Setelah selesai, mei kembali membaca buku rune kuno untuk mempelajari dan menelitinya, agar menemukan cara lain untuk membangkitkan xing-nya.

" Aku harus segera menemukan cara untuk membangkitkan mu." Ucap mei sambil membaca buku rune kuno.

Dia terus membaca dengan teliti dan juga hati hati, hingga akhirnya dia menemukan sesuatu yang mungkin bisa untuk membangkikan xing.

" Darah dan roh burung pheonix." Gumam mei saat membaca kata kata yang terdapat di buku kuno tersebut.

Mei pun berdiri dan memerintahkan livia untuk mencari burung pheonix.

"Cari burung pheonix!!. Ambil darahnya dan kunci rohnya, datang sebelum matahari terbenam."

Livia yang mendapatkan perintah, Langsung melaksanakan tanpa protes sama sekali, Karena memang tidak bisa protes.

Livia pun pergi mencari burung pheonix di hutan yang ada di puncak gunung prist. Satu satunya hutan yang di dalamnya penuh dengan berbagai hewan langka. Hutan yang banyak di datangi oleh bangsa vampir dan juga bangsa serigala untuk menangkap hewan langka dan suci yang akan di gunakan untuk berbagai ritual.

Hutan di puncak gunung prist merupakan hutan yang sangat berbahaya meskipun banyak di datangi oleh bangsa vampir dan serigala. Banyak yang tewas di gunung ini karena tidak mampu melawan roh suci yang melindungi hutan tersebut.

Hanya vampir atau serigala yang berasal dari klan murni yang kekuatannya mampu menahan roh suci tanpa harus merasakan dampak yang sangat fatal.

Di gunung ini pula tempat kawah abadi untuk berkorban berada.

'Aku harus berhati hati.' Batin livia saat memasuki hutan tersebut.

***

Mei masuk kembali kedalam rumah, dan mulai mempersiapkan segalanya. Dia mulai membersihkan tempat yang digunakan untuk membangkitkan xing kemarin dan mulai membuat rune baru dengan darahnya sambil menunggu kedatangan livia.

Rune kali ini lebih rumit dan juga kompleks yang membutuhkan tenaga yang cukup besar, jadi dia menulis rune tersebut dengan hati hati agar tidak ada kesalahan sedikit pun.

'kali ini pasti berhasil.' Batin mei saat melihat beberapa rune yang sudah berhasil di buatnya.

Sebentar lagi hari mulai gelap, dan rune yang di buatnya sudah mulai jadi. Dan livia belum juga datang.

"Kenapa dia belum juga datang.. datang." Gumam mei dengan cemas saat melihat hari mulai gelap

"Apa dia tidak mampu menahan roh suci." Dia sudah mulai memikirkan hal yang tidak tidak, namun di tepisnya pikiran itu. Dia yakin livia pasti mampu.

"Tapi dia pewaris utama darah klan murni song."

Salah satu klan vampir murni tertua paling kuat bagi bangsa vampir. Yang saat ini hanya tersisa livia saja. Karena klan tersebut habis di bantai oleh mei.

Itu yang membuat mei di buru oleh livia dan aladric dan juga tujuh klan tertua vampir murni. Tanpa tahu jika mei hanya menerima perintah dari salah satu pemimpin klan tersebut.

Klan tersebut adalah klan Aladric, Klan Song, Klan Demitri, Klan Sanders, Klan claudrius, Klan Amen dan juga Klan Keith.

Klan Aladric menduduki posisi yang paling kuat walau pemimpin klan tersebut menolak untuk menjadi raja dari segala klan vampire. Yang saat ini posisinya dipimpin oleh raja dari klan claudrius.

Mei menunggu livia sambil meminum darah yang ada di penyimpanan untuk memulihkan tenaganya yang terkuras saat menulis rune tadi.

***

Halo aloha.. Aduh akhirnya bisa bikin bab ke 2 🤧🤧 Walau dengan penuh perjuangan🤣🤣

Mohon maaf ya kalau masih ada yang berantakan.

Tolong di beri saran dan masukan untuk hambamu ini kakak kakak senior🙏🙏🙈🙈

3.Gagal Lagi

Hari sudah mulai malam, tetapi livia belum juga balik balik.

"Hisss.. kenapa belum balik balik sih dia." Ucap mei dengan kesal.

Dia dari tadi mondar mandir di depan rumah, menunggu livia yang belum juga datang. Dia sangat cemas kalau livia tidak mampu menahan kekuatan dari roh suci yang ada di hutan.

'apa dia gagal.' Batin mei dengan kalut.

Jika livia gagal membawa darah dan juga roh burung pheonix tersebut, maka dia harus mencari cara lain untuk membangkitkan xing.

Karena butuh waktu dan juga enegi yang tidak sedikit untuk mampu mengembalikan xing seperti semula, dia sudah menjadi abu dan rohnya sudah mulai berfragmen. Akan sangat sulit untuk membangkitkannya, bahkan mungkin mustahil.

Mei aja yang keras kepala🙄

Mei masuk kedalam rumah dengan perasaan yang sangat kesal sekaligus cemas.

"Xingg.. lihat, sahabat tersayang kamu tidak kembali."

"Aku menyuruhnya untuk ke hutan di puncak gunung prist. Dan dia akan mati menjadi abu."

"Ayo bangun xing kamu tidak ingin bukan melihat sahabat tersayang kamu menderita??." Ucap mei pada guci di depannya.

Lalu mei mengambil membersihkan piring makanan yang di taruh me di depan guci kemarin.

"Apa makanannya ngak enak?. Kenapa ngak di makan sih?." Gerutu mei saat mengambil piring makanan tersebut.

Mei kedapur dan mulai memasak menu yang baru dan mengambil kantong manisan yang di beli di pasar kemarin.

Setelah selesai memasak, mei menyajikan piring berisi makanan untuk dirinya dan juga xing.

" Ini aku buatkan makanan yang baru, dan juga manisan mangga." Ucap mei, sembari meletakkan dua piring yang berisi makanan dan juga manisan di depan guci.

"Kamu sedikit aja ya makan manisannya, yang lain buat aku hi hi hih." Kikik mei.

Lalu memakan makanannya sesekali menelan manisan mangga yang berada di kantong.

***

Sementara itu keadaan livia yang berada di gunung prist sudah sangat memprihatinkan. Banyak luka bakar di tubuhnya.

''pergi, Pergi dari sini vampire bodoh. Atau kamu akan tewas menjadi abu secara perlahan lahan'' kata roh roh suci sembari menyerang livia terus menerus tanpa henti.

Livia tetap berjalan dan melesat tanpa memperdulikan serangan yang dilakukan oleh roh roh suci tersebut.

Karena memang mereka yang memasuki hutan di puncak gunung prist tidak akan bisa menyakiti bahkan menyentuh roh roh tersebut. Mereka hanya mampu menahan serangan roh roh tersebut, maka dari itu kalaupun mereka bisa keluar hidup hidup mereka akan terluka parah bahkan ada yang tewas walau sudah keluar dari hutan, karena luka yang di derita terlalu parah.

Livia terus melesat sambil melihat lihat hewan hewan suci yang di laluinya. Berharap melihat dan menemukan burung pheonix yang di carinya, agar dia cepat keluar dari hutan itu.

Hingga dia melihat ada burung pheonix putih yang terbang di atasnya. Lalu dia mengikuti dan melemparkan kertas yang sudah di tulisi rune untuk menangkap dan mengunci burung tersebut agar tidak lari.

Klik

Livia menjentikkan jarinya untuk mengaktifkan rune tersebut.

Brughh

Burung pheonix itu pun jatuh setelah berhasil di kunci oleh livia.

'Hah.. hah.. ha.. akhirnya aku mendapatkan mu.' Batin livia dengan nafas yang tidak beratur karena luka yang di deritanya.

Livia lalu mengambil darah dan mengunci roh burung tersebut kedalam kantong khusus yang di bawanya dan melesat pulang, agar tidak mengalami luka yang lebih parah karena serangan roh suci.

"Sialan mei. Dia ingin membunuhku perlahan lahan."

"Lihat saja, jika aku sudah terlepas dari segel paku ini akan ku habisi dia." Kata livia dengan kesal saat melesat menuju rumah.

' Tapi ini juga demi xing, aku sudah banyak salah dengan dia. Harusnya aku tidak marah dengannya saat itu. ini semua salah mei tapi aku justru melmpiaskan kemarahan ku pada xing .' Batin livia dengan sedih saat mengingat kesalahan yang di lakukannya.

***

Tap tap tap tap

Suara langkah kaki di luar rumah yang di huni oleh mei.

"Itu pasti livia"

"Lama banget sih kamu." Geram mei saat melihat livia baru sampai padahal hari sudah malam, tanpa memperdulikan tubuh livia yang penuh luka bakar.

"mana!!."

Livia pun memberikan kantung itu pada mei.

"Hiss!!." Mei mengambil kantung itu dengan kasar.

' Sialan, kalau aja aku tidak di segel olehnya dan bisa berbicara di depannya sudah aku maki maki dia.' Batin livia dengan kesal saat melihat pelakuan mei padanya.

Lalu mei masuk kedalam dan mulai menulis rune kembali, dengan darah burung pheonix yang di campurkan dengan darahnya sendiri. Dia menulis rune yang sama di atas rune yang sudah di buat tadi siang, dia memasukkan energi dari roh burung itu di campur dengan kekuatan spriritualnya.

Dia membuat rune tersebut dengan teliti dan juga hati hati agar tidak ada yang salah.

"Sedikit lagi." Gumam mei saat melihat rune yang di buatnya hampir selesai, walau tenaganya mulai berkurang dan tubuhnya mulai melemah.

Tapi dia memaksakan tubuhnya untuk tetap menulis rune itu sampai benar benar selesai. Keringat mulai bercucuran dan nafasnya mulai tidak beraturan. Kelihatan sekali jika tenaganya mulai melemah.

" Hah... hah... hahhh akhirnya selesai juga." Ucap mei dengan gemetar, keringat menetes membasahi wajahnya, karena tenaganya sudah terkuras untuk membuat rune tersebut.

" Huuft.. tinggal satu langkah terakhir." Gumam mei dengan senang saat melihat rune yang di buatnya sudah hampir selesai.

Klik

Mei menjentikkan jarinya dengan susah payah untuk mengaktifkan rune, tangannya sedikit bergetar karena menggunakan energi yang cukup besar.

Tapi karena tenaganya sudah habis, setelah berhasil mengaktifkan rune tersebut. Mei pingsan dan tak sadarkan diri.

Setelah beberapa saat, mei mulai mengerjapkan matanya saat dia sudah sadar. Dia pun bangun dan melihat kearah tempat guci berada dengan gemetar, dan terlihat tidak ada perubahan sama sekali. Guci itu tetap utuh seperti tidak ada sesuatu yang terjadi.

Justru roh yang berada di dalam guci tersebut mulai menunjukan pelemahan.

" Tidak.. tidak tidak tidak.. kenapa tidak terjadi apa pun. Kenapa tidak ada perubahan." Ratap mei saat melihat guci tersebut masih utuh.

Dia merangkak dan melihat kondisi guci itu, berharap menemukan sedikit perubahan. Dan memang tidak ada perubahan sama sekali.

" Pasti.. pasti ada yang salah, iya pasti ada yang salah." Gumam mei dengan frustasi.

Mei pun melesat dan mengambil buku kuno itu dan mulai membaca dengan teliti untuk melihat, apa ada kesalahan dengan rune yang di buatnya.

Dan tidak ada satu pun kesalahan pada rune tersebut. Di letakkan kembali buku itu, saat melihat bahwa tidak ada satu pun kesalahan pada rune yang di buatnya. Itu membuatnya semakin frustasi dan juga kecewa.

"Kenapa tidak berhasil, bahkan kekuatan dari roh burung pheonix pun juga masih tidak bisa membangkitkannya." Ucap mei.

Mei kembali melihat dan menatap guci itu dengan tatapan yang kosong.

" Xing kenapa kamu tidak mau bangun??."

"Apa kamu sangat membenciku hingga kamu bahkan tidak mau menujukkan satu pun tanda padaku."

" Bahkan kamu lebih memilih menghilang."

"Kenapaaa??." Ratap mei pada guci tersebut.

Mei mengambil dan menulis rune baru di guci untuk membuat roh yang bersemayam di dalamnya tetap kuat dan juga utuh. Walau pun sebenarnya itu percuma. Karena roh xing sudah tidak memiliki keinginan untuk hidup sama sekali, sehingga terus menerus lemah dan semakin berfragmentasi.

***

Fin...

Sudah selesai untuk bab ini mbk kaka😘😘

Tolong beri like dan juga komen oke, untuk memberi semangat dan juga motivasi untuk menjadi lebih baik lagi menulisnya🙏🙏🙂🙂

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!