NovelToon NovelToon

Risalah Hati Gadis Jutek

Masa Kecil Lunaya

Saat berusia 1 tahun Luna sapaan gadis kecil itu, tinggal dan di asuh oleh neneknya bersama bibinya serta sepupu Luna lainnya.Semenjak kecil hidup Luna tidak seberuntung anak anak pada umumnya. Ya benar itu dikarenakan neneknya beserta bibinya sering memperlakukannya dengan kasar serta dibeda bedakan dengan cucu lainnya.Hal ini tidak membuat Luna kecil berkecil hati.Ia yakin bahwa semua menyayanginya seperti dia menyayangi semua keluarganya.

Luna kecil sering menangis dan menyendiri untuk menyembunyikan kesedihannya ketika dia mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan baik dari neneknya maupun bibinya.

Luna adalah gadis kecil yang cerdas cekatan bahkan berprestasi sehingga meski ia tumbuh tanpa kasih sayang orang tua dan kakak kandungnya dia tetap menjalani hari harinya dengan sangat baik.

Di usianya yang kini 6tahun gadis kecil itu harus terbiasa bangun pagi jam 3 dini hari untuk membantu neneknya memasak didapur dan mempersiapkan warung... ya nenek Luna adalah penjual nasi yang terbilang ramai dan laris karena masakannya terkenal enak karenanya warung itu harus sudah buka jam 4 pagi setelah Shubuh.

Sementara cucu cucu yang lain masih tertidur dan tengah menarik selimut dengan asyiknya Luna kecil harus bergelut didapur supaya tidak mendapat pukulan dan perlakuan kasar dari nenek dan bibinya.

Semua penderitaaan dan pahit ketirnya kehidupan sudah Luna rasakan semenjak kecil.Meski baru berusia 6 tahun Luna sudah duduk dibangku kelas 1 SD.Sebelum berangkat sekolah Luna membantu neneknya di warung mengantarkan pesanan pesanan pelanggan......

******

Sepulang sekolah Luna langsung membantu neneknya mempersiapkan bumbu bumbu yang akan dimasak besok.

Terkadang Luna juga ingin bermain dengan teman seusianya menjalani masa kanak kanak yang bahagia namun setiap ia mencoba bermain dengan teman temannya bibi atau neneknya acap kali menjewer telinganya bahkan terkadang mencambuknya dengan kayu kecil.

"Ibu... dimanakah kamu??? aku merindukanmu " itulah jeritan yang selalu Luna teriakan dalam hatinya saat ia menangis . Meski ia sudah tak mengingat seperti apa sosok wajah ibunya.

Luna gadis yang kuat tegar dan mandiri serta taat beribadah. Ya memang keluarga neneknya kurang dalam hal agama namun itu tak membuat Luna kecil sama dengan mereka.

Luna kecil sering mengikuti sekolah mengaji atau TPA & TPQ meski dengan cara mencuri curi waktu. Setiap hari neneknya menugaskannya untuk membeli suatu bahan persiapan jualan dimana tempatnya sangatlah jauh untuk ukuran anak kecil berjalan kaki,, dari rumahnya bisa dibilang 4 - 5 kilo meter melewati pekuburan yang sepi.Karena perjalanan yang cukup jauh dia memanfaatkan waktu ini sembari mengaji disebuah Masjid besar dikampung sebelah tempat Luna tinggal,, tanpa sepengetahuan Nenek dan bibinya.

Dan Luna pun sering mendapat juara 1 dalam mengaji di TPA tersebut.

Pernah suatu hari sang Ustadz bertanya kepadanya. " Luna siapa nama orang tuamu nak?"

Luna menunduk sayu terdiam tak bisa menjawab pertanyaan sang Ustadz.

"Kalau begitu dimana tempat tinggalmu naks??" " atau mungkin kamu???"

Belum juga selesai pertanyaan sang Ustadz Luna menangis sesenggukan sembari berkata dengan lirih " Pak Ustadz aku tidak tahu dimana orang tuaku.... aku tinggal bersama nenek,, tapi tolong jangan beritahu nenek dan bibi ya pak Ustadz kalau Luna mengaji disini " Pinta Luna sembari sesekali terisak .

"Kalau boleh tau siapa nama nenekmu? " ucap Ustadz.

" Nenek Bandiyah " sahut Luna.

Sang Ustadz pun mengangguk kecil pertanda beliau mengenal nenek gadis kecil ini.

******

Tangis Pilu Lunaya

Setelah mengetahui nama nenek gadis kecil yang kebetulan adalah muridnya sang ustadz mengembangkan senyumnya dan berniat menemui sang nenek untuk memberi pengertian kepada beliau sekaligus memberikan undangan bahwasannya besok adalah penerimaan Evaluasi pembelajaran di TPA TPQ DARUL ULUM dimana para orang tua murid harus jadir.

Keesokannya Sang Ustadz menemui sang nenek diwarungnya.

"Assalamu'alaikum ibu"...sapa Ustadz

"Wa'alaikumsalam...mau pesan apa nak ?"tanya nenek Luna.

"Ehmmmm... nasi kare 1 bu teh hangat 1" sahut ustadz.

Sembari menunggu pesanan datang Ustadz memberikan undangan kepada nenek Luna serta memberi pengertian bahwasannya Cucunya adalah murid yang cerdas dan berprestasi dan mendapat juara 1 sehingga besok saat pembagian Evaluasi Pembelajaran mengaji Nenek diharapkan kehadirannya untuk mendampingi cucunya untuk menerima penghargaan.

"Owhh... pantesan anak ini lama sekali setiap pergi berbelanja rupanya dia mengaji ditempatmu toh " Ujar nenek dengan ketusnya sembari mempersilahkan Ustadz menyantap pesanannya.

"Iya bu mohon jangan memarahi Luna kasihan... mohon ibu besok berkenan hadir untuk mendampingi Luna menerima penghargaan" tutur ustadz yang masih belum menyantap hidangan didepannya.

Dengan marah nenek Luna meninggalkan sang ustadz dan digantikan anaknya yang tak lain adalah bibi Luna lebih tepatnya adik dari ibu Luna.

Luna yang sedang berada didapur sedang mencuci piring tiba tiba disiram air oleh neneknya. Serrrrt

Luna terkaget dan menoleh " Nenek... apa salah Luna nek?"

"Kamu itu ya bukannya nenek sudah melarangmu untuk mengaji sudah untung kamu aku sekolahkan masih tidak mendengarkan ucapanku " ucap nenek sambil terus menyiram Luna dengan air.

"Maafkan Luna nek" ucap Luna sambil terisak dari tangisnya." Luna akan berhenti nek...Luna akan menuruti semua perkataan nenek...kalaupun nenek keberatan dengan sekolah Luna aku akan berhenti juga nek" kata Luna yang masih terus menangis memohon ampun neneknya.

"Orang tuamu saja tidak perduli kamu ini sok sok mau seperti anak orang kaya" kata nenek Luna dengan mata setengah melotot yang seakan sangat geram pada Luna.

Iya memang ibu Luna tidak pernah terdengar kabar dan keberadaannya seakan ditelan bumi.Itulah yang menyebabkan nenek Luna membenci Luna apalagi ayah Luna pun tidak pernah mengunjungi Luna sejak ibunya menitipkannya. Kabarnya ayah Luna sudah memiliki anak dari istri barunya 3 anak perempuan. Mereka tinggal di kota yang jauhnya sekitar 2jam waktu tempuh dari tempat tinggal Luna saat ini.

****

Luna terus menangis meratapi nasibnya kenapa nenek serta bibinya sangat membencinya kenapa dia diperlakukan seperti anak pungut yang disia siakan tak seperti cucu cucu lainnya yang dengan gembiranya menjalani hari hari seperti anak anak pada umumnya.

"Kamu dimana ibu? seharusnya ibu membawaku bersama ibu...aku kangen ibu " pekik Luna dalam tangisnya.

Puas Luna menangis ia berjalan menuju tepian jalan dengan badan yang basah kuyup keluar dari warung dan terdiam di sebuak kios kaki lima dimana penjualnya adalah langganan ia mengantar pesanan tiap harinya.

"Luna....sapa bapak paruh baya penjual kios itu" kamu kenapa nak ?? apa nenek dan bibimu memarahimu lagi??"

Luna mengangguk dalam tangisnya.

seketika bapak penjual kios kaki lima itu memeluk Luna.Lunapun menangis sejadinya dalam dekapan bapak paruh baya itu.

Sepuluh menit setelah Luna memeluk dan mengeluarkan jeritan hatinya akhirnya bapak penjual kios itupun meregangkan dekapannya seraya memegang wajah gadis malang itu dengan kedua tangannya dan berkata

"Luna mau pergi kemana basah kuyup seperti ini?" Luna pun menunduk disertai tangisnya.

Sesaat bapak itu berfikir dan mengingat sesuatu.

"Luna mau ikut dan tinggal bersama ayah Luna tidak??" tanya bapak penjual kios itu.

"Apa kakek tahu tentang ayahku?" tanya Luna

"Iya kakek tahu " Jawab bapak itu sambil memegang pipi Luna dan menghapus air mata luna dengan kedua ibu jarinya.Terenyuh hati bapak penjual kios itu melihat kondisi Luna diusia yang masih sekecil itu ia harus menelan kepahitan hidup akibat keegoisan kedua orangtuanya.

Bapak itu segera menutup Kiosnya.Sesaat kemudian menggandeng Luna menuju sebuah toko baju disana Luna mengganti bajunya yang basah kuyup itu

*****

Lunaya bertemu Ayah

Setelah ganti dengan baju baru yang dibelikan bapak penjual kios merekapun berjalan bergandengan menuju halte bus yang tak jauh dari pasar itu.

"Kek rumah ayah Luna jauh tidak?" tanya Luna yang terlihat lebih ceria meski kedua matanya masih sembab akibat menangis.

"Iya masih jauh... Luna tidurlah nanti kakek bangunkan kalu sudah sampai " jawab bapak itu.

Lunapun menurut dan tertidur pulas. Bapak itu tak terasa menitikan air mata melihat gadis kecil disampingnya itu tetidur pulas dengan wajah tak berdosanya.

"Semoga kàmu bahagia nak... semoga ayah dan ibu tirimu memperlakukanmu lebih baik " gumam bapak itu seraya mengusap air matanya yang tanpa disadarinya terjatuh.

****

Dua jam berlalu bapak itu membangunkan Luna pelan sambil menepuk pipi anak kecil itu.

"Luna...Sudah sampai nak ayo bangun sayang"

"Ehmm... ini dimana kek?" tanya Luna sambil terjaga dari duduknya dan mengucek matanya.

"Kita sudah sampai nak" sahut bapak itu sambil menggendong Luna turun dari bus dan berjalan memanggil becak. Karena memang rumah ayah Luna tidak jauh dari halte bus itu sekitar 7 menit.

Mereka berjalan dan bertanya pada salah satu tetangga ayah Luna.Sampailah mereka dirumah yang ditunjuk salah satu warga.

tok tok tok

"Assalamu'alaikum" suara bapak penjual kios memberi salam dan mengetuk pintu.

"Wa'alaikumsalam" jawab ayah Luna yang kebetulan sedang berada dirumah dan membuka pintu.

Ceklek.....

Sesaat ayah Luna tertegun belum puas terkejut Luna yang masih digendong bapak penjual kios itu segera turun dan menghambur memeluk kaki laki kali didepannya yang tak lain adalah ayahnya.

"Luna...."Ayahnya seketika duduk berlutut di lantai memeluk anaknya. Tangis Luna pun pecah dalam pelukan sang ayah.

Mendengar ada keributan diluar ibu tiri Luna keluar beserta kakak kandung Luna,, Ata sapaan kakaknya beserta adik adiknya.

Sambil melepaskan pelukan ayah Luna mempersilahkan bapak bapak itu kedalam.Ibu tiri Luna pun bergegas kedapur membuat minuman untuk tamunya."( Untuk apa anak itu kesini bukankah kakaknya saja sudah merepotkan disini masih harus ditambah satu lagi )" gumam ibu tiri Luna dalam hatinya. Sesaat minuman pun disuguhkan.

Sambil bercerita panjang lebar bapak penjual kios berkata " Kasihan anak ini tolong anda rawat dengan baik biarkan ia berkumpul dengan saudara dan orangtuanya"

Ayah Luna pun mengangguk dan menjawab

"Saya akan merawatnya dan terimakasih anda sudah menolong anak saya".

Ya memang ayah Luna sudah beberapa kali mencoba menjemput Luna kerumah neneknya namun mantan ibu mertuanya itu tidak mengizinkannya dengan alasan takut disiksa oleh istri barunya.

Setelah lama bercengkrama bapak penjual kios itupun segera beranjak untuk pamit undur diri karena beliau masih harus menempuh perjalanan sekitar 2jam lagi untuk sampai dirumahnya.Beliau tidak menghiraukan bila hari ini kiosnya harus tutup dan tak mendapat uang.

Luna berlari memeluk bapak itu dan berkata " Kakek terimakasih sudah mengantar Luna bertemu ayah...Luna senang sekali dengan rumah baru Luna kakak Luna dan adik Luna kek "

" Luna jadihlah anak yang penurut ya jangan lupa sekolah yang pinter belajar yang rajin " kata bapak itu sambil mengusap rambut Luna.

"Iya kek Luna janji akan jadi anak yang baik seperti kata kakek".

Sesaat keduanya melepas pelukan dan bapak penjual kios itu pun beranjak pergi.

Sementara itu didalam ibu tiri Luna bersikap pura pura lembut dan perhatian dikarenakan ada suaminya .

"Luna...kesini nak "kata ibu tiri Luna sambil memperlihatkan kamar yang memang masih kosong namun lengkap dengan tempat tidur dan meja belajar motif Mickeymouse.

*****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!