NovelToon NovelToon

TELL LAURA I LOVE HER

TERBANG MENDADAK

HALLO SEMUAAAA

SELAMAT BERTEMU DIKARYA BARU YANKTIE YAAA

YANG BARU KALI INI MEMBACA KARYA YANKTIE, BISA SEARCH JUDUL : CINTA KECILNYA MAZ ... KESANDUNG CINTA ANAK BAU KENCUR ... BETWEEN QATAR  AND JOGJA ... DAN I MARRIED MY DAUGHTER  tentu hanya di Noveltoon / Mangatoon yaaa

SELAMAT MEMBACA

‘Kakak enggak bisa ngejemput kamu, ada perubahan jadwal ngedadak,’ Julia membaca chat tunangannya dengan sedih. Hari ini jadwal mereka mencari referensi baju pengantin adat yang hendak mereka gunakan lima bulan lagi.

Persiapan pernikahan mereka memang harus jauh-jauh hari mengingat jadwal terbang August memang sulit dipadankan dengan jadwal Julia yang sekretaris kantor. Kadang saat week end Julia libur, August harus terbang. Dan saat August libur, adalah week day, jadwal Julia sibuk dengan tugas kantornya.

‘Iya Kak, take care ya, safety flight,’ balas Julia. Mau bilang apa lagi kalau memang waktu kerja mereka selalu bentrok. Julia tak bisa protes karena ritme mereka memang berbeda.

Dari pada bengong saat week end, Julia keluar rumah, dikendarainya mobilnya pelan, dia sendiri belum tahu hendak ke mana. Akhirnya dia duduk manis di kedai khusus ice cream. Dia duduk sendiri, sengaja ambil tempat yang di luar, sambil memandang para pejalan kaki.

Julia melihat banyak orang tua yang menemani anak-anak mereka makan ice cream. ‘Kapan ya aku seperti mereka? Menemani anak-anak makan ice cream?’ Julia melamun membayangkan dia mengantar anaknya yang merengek minta ice cream.

“Julia?” sapa suara bariton yang sangat familiar di telinga Julia. Bagaimana tidak familiar bila lima hari dalam satu minggu, suara tersebut selalu menemani waktu jam kerjanya?

“Eh … pak Bastian,” sapa Julia terbata. Dia tak menyangka bertemu CEO tempat kerjanya. Dia adalah sekretaris pak Bastian.

“Kamu ngapain di sini sendirian?” tanpa bersalah Bastian menanyakan ngapain Julia saat itu.

“Apa ada yang melarang saya ke sini sendirian?” Julia balas bertanya.

“Bukan itu, maksud saya, ini ‘kan jauh dari rumahmu. Apa kamu sedang menunggu teman atau pacarmu?” selidik Bastian.

“Saya tidak sedang menunggu siapa pun Pak. Bapak sendiri, ngapain ke sini sendirian?” dengan berani Julia balas menanyakan atasannya itu.

“Saya tidak sendirian, kami bertiga. Dua keponakan saya sedang bermain di sana,” Bastian menunjuk ke taman. Dia menunjuk dua bocah lelaki berusia sekitar lima tahun yang sedang bermain jungkat jungkit.

Bastian menerima ice cream yang tadi dipesannya. Tiga cup ice cream. “Saya duduk di sini saja ya?”

Entah apa maksud perkataan Bastian terakhir, minta izin atau memberitahu. Julia tak menjawabnya. Percuma ‘kan? Kalau dia jawab tidak boleh pasti boss kepala batu ini akan tetap duduk di kursi itu. Julia hafal sifat kepala batu boss nya ini. Walau baru lima bulan bekerja dibawah pimpinannya.

Julia memang sedikit tak suka dengan boss baru ini. Boss pengganti pak Achdiyat. Boss ini baru menjadi atasannya lima bulan, ketika ayahnya mundur dan ingin hidup santai. Pak Achdiyat pensiun. Sejak itulah hidup Julia serasa berat karena sering bersitegang dengan atasannya ini.

Ice cream Julia sudah habis, dia bersiap meninggalkan kedai itu saat si kembar muncul dan menyapanya.

“Tante Juliaaaaa,” sapa mereka hampir bersamaan. Si kembar memang sudah lama kenal dengan Julia, karena dulu sering diajak eninnya mengunjungi aki di kantornya. Bu Kusumastuti membasakan dirinya enin bagi para cucunya, dan cucu-cucu itu memanggil pak Achdiyat aki.

“Hallo sayang-sayangnya Tante,” sapa Julia sambil menerima pelukan dua bocah ganteng nan imut itu. Dua bocah itu langsung mendaratkan bibir mungil mereka ke pipi Julia.

“Uncle mau dong dapat pelukan juga kecup dari Tante,” goda Bastian menyebalkan.  Mendengar itu Julia tak menggubris. Dia asyik ngobrol dengan dua kurcaci yang sangat lucu itu.

“Oke, sekarang Tante pamit dulu ya, sampai ketemu lain kali,” Julia pun pamit pada Topan dan Guntur, nama si kembar.

“Nanti aku akan ke kantor Uncle, kita baca cerita lagi seperti biasa ya Tante,” cetus Topan yang sangat hobby baca. Beda dengan Guntur yang hobby merakit lego.

“Siyaap sayang, Tante tunggu di kantor ya,” Julia mengecup kening keduanya.

“Selamat siang Pak.” Tanpa menunggu jawaban Bastian, Julia langsung meninggalkan ketiga lelaki beda generasi itu.

***

“Kamu selalu bisa memuaskanku sayang,” August terengah-engah, dia baru saja bergelut dengan Aprilia. Mereka berada di kamar kost Aprilia. August berbohong pada Julia bilang ada penerbangan dadakan, padahal karena April tiba-tiba menghubunginya dia ada di kamar karena tak ada pemotretan.

April adalah model amatiran, yang baru dikenal August empat bulan lalu. Perkenalan mereka terjadi di Bandara. Saat itu April datang dengan temannya untuk menjemput Bima, suami temannya itu. Kebetulan August sedang mengobrol dengan Bima. Dari perkenalan itu mereka jalan makan siang berempat. Dan saat itu August tukar nomor ponsel dengan April.

Seminggu kemudian April mengirim chat, menanyakan apakah August ada jadwal bareng dengan Bima, karena Anggraeni istri Bima demam, sedang ponsel Bima tak bisa dihubungi. Sejak itu mereka sering bertukar khabar.

Dan akhirnya April mengajak August untuk nonton sore. Sehabis nonton mereka makan malam dan August mengantar April ke kamar kostnya. Pertemuan pertama tak ada hal yang istimewa. Hanya senda gurau dan bergandengan saat menyebrang saja.

Selanjutnya April menanyakan kapan August libur dan ketemuan lagi. Saat itu August sedang libur dan Julia tentu kerja karena bukan week end. Itulah pertemuan mereka kedua setelah perkenalan.

August mengantar April, hari belum terlalu malam, tapi sangat dingin karena hujan deras. Turun dari mobil baju mereka agak basah karena payung di mobil August bukan payung besar.

“Masuk dulu yo, aku bikinkan teh panas dan kamu ganti kaos ku aja biar enggak sakit,” ajak April.

“Ini minum dulu teh angetnya,” April menyerahkan cangkir teh sambil tangan kirinya memegang pipi August. “Pipimu sampai dingin begini,” desahnya.

Tentu saja August merasa April memancingnya. Dia pegang jemari April yang berada di pipinya dan di kecup perlahan. Membuat April tersipu malu.

August mengambil cangkir teh dan meletakkannya di meja lalu menarik April ke dalam pelukannya. April jatuh terduduk di pangkuan August. Tanpa menunda bibir August langsung mendarat di bibir April yang terasa dingin.

Akhirnya keduanya menyalurkan gelombang panas. Ronde pertama dengan posisi duduk tanpa perlu naked. Hanya dalaman bawah April yang dibuka sedang August hanya menurunkan sedikit celananya. Itu pun bisa sukses membuat kecebong August berenang di kolam milik April.

Selesai ronde pertama baru August mulai membuka kaos April dan memainkan puncak gunung kembar. Mereka lanjut ronde-ronde berikutnya di kamar April.

Sejak itu setiap August libur di hari kerja Julia, dia selalu berlabuh di kamar April, seperti hari ini. Walau saat ini week end, namun godaan bertukar peluh di ranjang lebih kuat dari pada rencana dengan tunangannya.

Dengan Julia, August tak pernah mau lebih dari peluk dan cium. Dia menghormati calon istrinya itu. Mereka sering tidur bersama, tapi sebatas saling peluk.

=============================================================== 

YANKTIE ( eyang putri ) mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini.

Jangan lupa kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya

Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta

MENYIMPAN HATI DAN PERASAAN DI FREEZER

DARI SEDAYU ~JOGJAKARTA, YANKTIE MENGUCAPKAN SELAMAT MEMBACA

‘Kak, terus kapan kita jadi mencari gedung, memilih undangan serta baju pengantin?’ Julia merasa jadwalnya dengan jadwal August semakin sulit bersatu. August tak pernah bisa libur di week end. Julia merasakan bertemu dengan August semakin sulit di dua bulan terakhir.

‘Kalau perlu aku akan izin saat Kakak libur di week day, karena Mami selalu tanya perkembangan pelaksanaan pernikahan kita,’ lanjut Julia lagi. Mami yang dia maksud adalah ibunda August. Karena Julia memanggil ibunya sendiri dengan sebutan Bubu.

August membaca chat itu dengan nanar, baru saja Aprilia memperlihatkan hasil test pack bergaris merah dua. Dia bingung, karena bagi orang tuanya, hanya Julia yang mereka inginkan sebagai menantu keluarga Siswodihardjo yang ningrat.

August sedikit menyesal karena dia tidak mencintai April, dengan perempuan itu dia hanya menyalurkan kebutuhan biologis. Yang sengaja dia tak lakukan pada Julia, perempuan yang sangat dia cintai. Perempuan yang dia hormati dan dia harap menjadi ibu dari anak-anaknya.

August harus menyelesaikan permasalahannya dengan Julia. Sesudah itu dia akan menghadap mami dan papi serta omanya, baru dia akan menghadap orang tua Julia. Walau tak mencintai April, tapi ada satu nyawa yang butuh pengakuannya. Itu adalah tanggung jawabnya sebagai lelaki.

‘Nanti malam Kakak akan ke rumahmu,’  August membalas chat Julia. Dia tak ingin menunda dan memperlambat menyelesaikan persoalan ini. Diundur atau tunda juga tak akan berubah. Semua harus dia hadapi. Ini memang kesalahannya bermain api. Menyesal? Tentu August menyesal, tapi mau bagaimana lagi?

***

Julia tak sanggup lagi menangis, dia hanya berpikir apa salahnya sehingga tunangannya melakukan perselingkuhan dan mengakibatkan seorang perempuan hamil di luar nikah. Dia selalu percaya penuh pada August. Dia baru menyadari mengapa akhir-akhir ini August jarang libur saat week end, ternyata laki-laki itu berlabuh di pantai lain.

August libur, tapi tidak datang menemuinya, melainkan menemui selingkuhannya. Julia pun memantabkan hati tak ingin menangis lagi. Dia akan berdiri tegak tak butuh penopang. Dia masukkan hati dan perasaannya ke freezer. Tak mau lagi dia mengenal cinta laki-laki.

Bastian merasakan perubahan sikap Julia yang tidak lagi melawan semua yang dia katakan. Julia terkesan apatis. Dia menjadi penasaran dan ingin tahu apa yang terjadi dengan perempuan yang sejak dia melihat pertama kali dua tahun lalu sangat menarik perhatiannya dan membuat dia ingin memilikinya.

Itu sebabnya Bastian sering menggoda Julia dengan memberi tugas yang nyeleneh atau memprotes hasil kerja sekretarisnya itu. Dia sangat ingin meminang Julia.

***

Muka August memar dipukul oleh Prabu Siswodihardjo. Lelaki yang masih kuat dan sehat itu memukul habis August ketika putranya mengatakan dia membatalkan pertunangannya dengan Julia karena harus menikahi perempuan yang baru dikenalnya empat bulan dan sedang hamil anaknya.

Dan Prabu tambah murka ketika August belum pernah mengetahui bobot bibit bebet perempuan itu. Menurut Prabu, apa pun alasannya, perempuan yang menyerahkan diri sebelum menikah bukan perempuan baik-baik.

“Kamu sudah dewasa, kamu bukan anak kecil. Kamu punya penghasilan sendiri. Sejak saat ini, kamu bukan trah Siswodihardjo. Saya tidak sudi mempunyai menantu perempuan yang tidak punya harga diri. Apa dia masih virgin saat pertama denganmu? Apa kamu pernah tahu latar belakang keluarganya dan pandangan keluarganya sendiri terhadap perempuan itu? Apa kamu yakin, janin itu anakmu?”

August terperangah, papinya langsung tidak mau mengakuinya sebagai anak karena kesalahannya ini. Sedang maminya sejak tadi hanya memandang kosong tanpa ekspresi. August terbuang dari keluarga akibat kesalahan fatal yang dia lakukan. Tapi dia tak mungkin membuang jiwa anaknya yang tidak berdosa. Dia tetap akan menikahi April secara agama, tanpa pesta dan tidak akan dia daftarkan secara resmi.

August kembali mengingat saat pertama bertemu April, lalu perempuan itu yang lebih dulu menghubunginya dengan alasan bertanya jadwal Bima. Dilanjut dengan ajakan nonton dan dia terperangkap dalam dekap April.

Awalnya August hanya senang bisa menyalurkan hasratnya. Dia tidak berpikir akan terjerat oleh janin di perut April. August juga sadar, bukan dia yang meregut keperawanan April, sepertinya perempuan itu sudah sangat mahir.

August membandingkan sifat liar April dengan sifat lembut Julia. Sifat sabar Julia dengan sifat bar-bar April. August pernah menjemput April di lokasi pemotretan, dia melihat dan mendengar perlakuan serta kata-kata kasar April pada asistennya. Hal yang tak pernah dilakukan Julia.

‘Bodoh … aku bodoh hingga bisa salah melangkah!’ August memaki dirinya sendiri. Penyesalan yang sangat terlambat. Kedua orang tuanya tak mau membantu menemani datang ke rumah orang tua Julia untuk memberitahu bahwa dia terpaksa membatalkan ikatan pertunangan mereka.

Pagi ini dia meluncur sendiri ke Bogor, hendak memutuskan pertunangannya dengan Julia. Di Jakarta Julia tinggal sendirian berteman asisten rumah tangga saja, di rumah orang tuanya, sedang orang tuanya tinggal di rumah mereka di Bogor.

Dia harus memutus pertunangan secara jantan, seperti ketika dia meminta Julia menjadi tunangannya dua tahun lalu. Dia tak mau jadi lelaki pecundang.  Selesai sudah persoalan dengan Julia, orang tua Julia serta orang tuanya.

Sekarang dia ingin menembus orang tua April. Sejak minggu lalu August minta diperkenalkan pada orang tua atau wali dari April. April selalu saja berkelit. Bahkan August sama sekali tak pernah tahu asal perempuan itu, lulusan mana serta siapa kerabatnya. August kembali terngiang kata-kata papinya lima hari lalu.

‘Apa dia masih virgin saat pertama denganmu? Apa kamu pernah tahu latar belakang keluarganya dan pandangan keluarganya sendiri terhadap perempuan itu? Apa kamu yakin, janin itu anakmu?’

Semua tak mungkin dia tarik garis mundur. August hanya ingin anaknya mempunyai ayah saat dia lahir. August tak berpikir pernikahan yang tidak dicatat secara resmi di negara tidak bisa membuat akte kelahiran.

Dia sendiri malah makin malas bertemu dengan April yang seakan tidak peduli terhadap janin yang dikandung. Perempuan itu tetap saja merokok dan memakai hak tinggi serta tak mau mengurangi jadwal pemotretan luar kota. Padahal saat awal pendekatan, April lebih banyak libur daripada keluar kota sehingga mereka bisa sering bertemu untuk memadu kasih.

April juga tak mau diajak ke dokter kandungan memeriksa kesehatan kehamilannya. ‘Ibu macam apa dia?’ pikir August. Beberapa kali August mencium bau alkohol di pakaian April, dan kalau August tanya, maka April berkilah ketumpahan minuman teman.

‘Bagaimana mungkin aku akan terikat dengan perempuan liar itu dalam rumah tangga?’ Sekali lagi hanya ada sesal dalam batin August.

Sejak mereka dekat, August belum pernah sekali pun mengajak April ke apartemennya. Mereka selalu tidur di kamar kost April. Sejak April mengaku hamil, maka August lebih sering pulang ke kamar ini. Tapi pemilik kamar malah jarang bertemu. Entah bagaimana nanti pernikahan yang akan mereka jalani.

Kalau tak memikirkan tanggung jawab terhadap janin di perut April, ingin rasanya August menyudahi hubungan mereka saat ini juga.  April juga tak bisa masak sama sekali. Selama ini August tak keberatan mereka makan di luar atau beli online. Tapi tentu sekarang dia harus berpikir ke depan.

Masa orang berumah tangga sepanjang hari beli makanan matang? Atau pesan catering? Sangat jauh dengan Julia yang selalu bisa memanjakan lidah dan perut August serta mami, papi serta omanya dengan kreasi resepnya. Mengingat Julia, adalah mengingat kepahitan yang harus August telan.

-----------------------

YANKTIE ( eyang putri ) mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini.

Jangan lupa kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya

Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta

LAGU LAWAS RAY PETERSON

SEPERTI BIASA YANKTIE MENYAMPAIKAN SALAM MANISA DAN SELAMAT MEMBACA

Sudah sebelas bulan Laura tinggal di panti asuhan KEPAK KASIH BUNDA di kota kecil Cimahi. Dia sengaja menyepi di sini sejak meninggalnya Tommy, calon suaminya.

Tommy meninggal sebulan sebelum pernikahan mereka. Undangan sudah disebar, catering dan baju pengantin sudah siap. Namun Allah berkehendak lain. Tommy meninggal di arena balap yang memang rutin dia ikuti.

Tiga hari lagi tepat setahun meninggalnya Tommy,  besok Laura akan pulang ke Jakarta untuk ziarah di makamnya.

‘Aku suka banget ama lagu ini Yank, persis cerita kita ‘kan?’ celetuk Tommy kala mereka baru saja membayar lunas catering untuk pernikahan mereka. Saat itu di mobil, Tommy memutar lagu sangaaaaaaat lawas dari Ray Peterson berjudul TELL LAURA I LOVE HER.

‘Kamu norak, mentang-mentang nama di lagu sama dengan nama kita berdua, jadi suka ama lagu ini. Lagu ini enggak banget. Ini lagu sedih tau,’ protes Laura. Karena lagu itu menceritakan Tommy meninggal di arena yang dia ikuti.

‘Ini beneran menggambarkan kisah kita Yank,’ Tommy tetap keukeuh bahwa lagu yang mereka dengar kala itu mewakili kisah mereka.

‘Au ah,’ Laura malas menanggapi.

Ternyata lagu itu sama persis dengan yang Laura alami. Rupanya Tommy sudah mempunyai firasat jauh sebelum kepergiannya. Laura menghapus air mata yang kembali mengalir di kedua pipinya. Dia melambatkan laju mobilnya. Dia tak ingin celaka dalam perjalanan menuju Jakarta.

Laura mencari lagu tell laura I love her di ponselnya.  Alunan suara Ray Peterson yang mendayu menemani perjalanannya menuju Jakarta, kota kelahirannya.

Tell Laura I love her

Tell Laura I need her

Laura langsung teringat bagaimana manisnya Tommy bila mengucapkan kata-kata cintanya. Tommy memang sangat romantis dan sabar. Dia bukan lelaki nakal sehingga Laura nyaman berhubungan kasih dengan lelaki tampan itu.

Tell Laura I may be late

I've something to do that cannot wait

Apa yang sedang kamu perbuat saat itu sehingga kamu nekad tetap turun di sirkuit? Setelah aku dan mamimu selalu menahanmu untuk tidak turun berlaga? Apa cinta kami berdua tak bisa menahan keinginanmu yang biasanya bisa dan mau mendengar saranku?

'Ini pertarunganku terakhir Yank, habis menikah aku akan stop turun di arena. Keep my promise!’ Laura mengingat kata-kata memohon yang Tommy katakan saat minta izin untuk ikut berlaga. Entah mengapa kali itu Tommy bersikeras untuk mengikuti pertangdingan. Biasanya bila Laura atau maminya melarang, lelaki itu akan patuh.

Rupanya itu memang pertandingan Tommy terakhir. Dia meninggal sebelum sampai ke rumah sakit akibat kecelakaan di race. Dan Laura hanya melihat jasad Tommy yang sudah bersih dan rapi di rumah lelaki muda itu.

Tell Laura not to cry

My love for her will never die

Jasadmu memang telah mati Tomm, tapi cintamu tetap abadi

***

“Hallo Cintaku, apa khabar kamu di sana? Lelapkah tidurmu? Hangatkah selimutmu? Aku masih seperti saat kau tinggal, aku mendekap anak-anak balita yang dulu sering kita kunjungi di pantinya uwak Ganis.” Laura bermonolog dengan batu nisan bertulis nama Tommy Wijaya, yang meninggal tepat satu tahun lalu. Meninggal satu bulan sebelum hari pernikahan mereka. Padahal saat itu undangan sudah hampir 74% mereka sebar.

Hari ini Laura datang sendiri. Dia sengaja tak mau berangkat dengan mama atau papanya. Tadi kedua orang tuanya juga adiknya akan berangkat ke makam Tommy bersama dengannya. Tapi Laura bilang dia ingin berangkat sendiri. Dia ingin bebas ‘ngobrol’ dengan Tommy. Dia ingin bisa kembali bercerita hanya berdua dengan tunangannya itu.

Satu tahun lalu, saat Tommy baru di makamkan, selama satu minggu setiap hari Laura mendatangi makam kekasihnya itu. Sehabis itu dia tak bisa datang karena sakit. Dan dia datang lagi satu hari sebelum dia memutuskan pergi menyepi ke Cimahi ke rumah uwak Ganis ( uwak adalah kakak ayah atau ibu ).

Uwak Ganis mempunyai panti asuhan khusus balita. Dulu Laura dan Tommy sering datang ke panti, selain memberi donasi, Tommy sangat menyukai anak kecil. Tommy betah memeluk dan menciumi penghuni panti yang nasibnya tidak beruntung, dibuang oleh orang tuanya.

“Kamu sudah lama sayang?” seorang perempuan berdiri di belakang Laura yang bersimpuh dekat pusara Tommy.

“Mami,” Laura memeluk perempuan calon mertuanya. Mereka menangis bersama di makam lelaki yang sama-sama mereka cintai. Sementara di belakang keduanya Gerhard Wijaya hanya bisa melihat istri dan calon menantunya berpelukan.

i‘Andai kamu tahu mengapa Tommy sangat suka berada di panti asuhan dan memeluk anak kecil,’ batin Gerhard sedih.

Tommy bukanlah anak kandung dirinya dan Mieske sang istri. Mereka mengadopsi Tommy saat anak itu berusia 10 bulan. Mungkin dalam relung kalbu Tommy merasa dejavu dengan lingkungan panti. Gerhard tak punya benih di sel spermanya, itu sebabnya Tommy tak punya adik atau kakak.

“Kamu kapan sampai Jakarta? Nginep rumah Mami ya?” bujuk Mieske pada gadis kecil yang sejak dahulu dia sukai. Sejak Tommy membawa Laura ketika gadis itu kelas sebelas dan Tommy sedang mulai menyusun skripsi, Mieske langsung mempunyai rasa sayang pada Laura.

“Kemarin Mam, besok pagi aku balik ke Cimahi,” jawab Laura lirih. Mereka sedang makan siang bersama di resto dekat pemakaman, setelah selesai dari makam Tommy.

“Kan bisa berangkat ke Cimahi dari rumah Mami,” Mieske masih tetap membujuk Laura. Dia kangen jalan bareng, makan, berbelanja dan masak berdua. Tak enak menolak permintaan mami Mieske, maka Laura menyanggupi, akan datang nanti malam. Karena dia yakin mamanya juga ingin dia lama di rumah mereka.

***

Laura sebenarnya belum berani masuk kembali ke rumah Tommy. Rumah yang sangat sarat kenangan manis dengan insinyur elektro itu. Di kamar Tommy, kamar di mana dia selalu memberi support saat Tommy lelah menyusun skripsinya. Kamar tempatnya tidur saat menginap di rumah ini. Dan Tommy akan tidur dengan papi di kamar tamu.

Ruang makan, di mana Laura selalu membujuk Tommy untuk makan sayuran yang tidak disukainya. Dapur, tempat Tommy selalu mengganggunya walau saat itu Laura sedang masak berdua mami. Tanpa malu Tommy memeluk dirinya dari belakang membuat mami kesal karena cemburu. Dan akhirnya Tommy juga akan memeluk dan mencium maminya. Lalu mereka akan tertawa bersama.

Rasanya Laura belum sanggup melihat lintasan kenangan itu kembali menari di benaknya. Namun dia harus bisa menerima kepergian Tommy. Dia akan datang agar bisa tegar menerima fakta, Tommy sudah berbeda alam dengannya.

Laura ragu masuk kamar Tommy. Dilihatnya semua barang masih tertata rapih tak ada yang pindah tempat. Foto pertunangan dan prewedding mereka terpampang dalam pigura besar. Pigura yang Tommy pesan khusus agar matching dengan warna pakaian mereka di foto itu.

Laura kembali menangis. Dia berlari keluar tak sanggup melihat semua kenangan itu. Dia berlari ke dalam pelukan Mieske.

\==========================================================================

YANKTIE ( eyang putri ) mengucapkan terima kasih kalian sudah mampir ke cerita sederhana ini.

Jangan lupa kasih LIKE, hadiah secangkir kopi atau setangkai mawar dan setiap hari Senin gunakan VOTE yang kalian dapat gratis dari noveltoon/mangatoon untuk diberikan ke novel ini ya

Salam manis dari Sedayu~Yogyakarta

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!