NovelToon NovelToon

One Night Stand With My Boss

Bab 1

Follow Instagram @lala_syalala13

Felysia Inez Gianina sebuah nama cantik yang memiliki arti anak perempuan berhati suci yang selalu diberi keberuntungan dan kebahagiaan oleh tuhan, namun hidupnya tak seperti namanya yang selalu diberi keberuntungan wanita yang kerap di panggil Felysia atau fely itu memiliki kehidupan sangat sangat jauh dari kata beruntung.

Gadis cantik berusia 18 tahun dan berada di kelas 3 SMA itu dengan seragam sekolah nya baru saja pulang dari sekolah dan berjalan menuju ke rumahnya, memang jarak yang tidak jauh membuat Felysia muda memilih untuk berjalan kaki saja sambil untung untung menghemat uangnya dan bisa untuk di tabung.

Kehidupan keluarga Felysia memang sederhana dengan rumah kecil yang hanya di huni oleh Felysia dan juga kedua orang tuanya saja karena Felysia memang anak semata wayang dari pasangan Ikhsan Gianino dan juga sang istri Kemala Gianina.

"Fely pulang!" ucapnya namun tidak ada sahutan karena biasanya sang ibu lah yang langsung menyambutnya karena sang ayah pasti sedang kerja di salah satu perusahaan asuransi sebagai OB, namun sekarang rumah nya tampak sepi tidak ada penghuni sama sekali, ibu nya juga bekerja namun sebagai tukang cuci baju di sekitar sini saja jadi bisa pulang kapan saja.

"kok sepi ya," gumam Felysia kemudian berjalan masuk ke kamar nya mengganti pakaiannya menjadi pakaian santai.

Fely sekarang sudah berada di kelas 3 SMA yang artinya sebentar lagi dia akan lulus, Felysia sendiri di sekolah di kenal dengan anak yang berprestasi selalu ikut perlombaan dan selalu mendapatkan medali sehingga banyak guru guru yang merekomendasikan Felysia agar melanjutkan belajarnya sampai di universitas apa lagi cita cita Felysia adalah menjadi dokter dan Felysia memiliki basic tersebut sehingga dia di dukung penuh oleh guru gurunya.

Orang tua Felysia hanya mengikuti saja keinginan sang anak meski pun mereka sedikit bingung dengan bagaimana mereka akan mendapatkan uang sebanyak itu karena masuk ke jurusan kedokteran memerlukan biaya yang sangat besar bahkan jika Felysia mendapatkan beasiswa yang pasti akan terus keluar sedangkan sekarang keluarga nya sedang berhutang kepada rentenir.

Ayahnya memang berhutang 1 miliar kepada salah satu rentenir karena ayahnya telah di tipu habis habisan oleh sahabatnya sendiri saat melakukan investasi, karena tergoda dengan laba yang menguntungkan ayahnya pun memilih untuk berhutang di rentenir dan akan melunasinya saat uangnya sudah cair namun selama satu bulan sahabat ayahnya tak juga ada kabar bahkan menghilang tidak bisa di hubungi membuat ayahnya frustasi, bahkan ibu nya juga karena adanya tagihan dari rentenir membuat mereka sering bertengkar.

Setelah mengganti pakaiannya Felysia kembali ke ruang tamu yang sangat sepi ini membuat dia bertanya tanya karena tak seperti biasanya sang ibu tak ada di rumah, karena setahunya Jang segini seharusnya sang ibu sudah pulang dari rumah tetangga setelah mencuci baju bukan.

"Bu, ibu!" pekiknya sambil menyusuri semua ruangan namun ia tak melihat sang ibu di sana.

Tak lama rumahnya di ketuk oleh orang, Felysia pun membukakan pintunya dan melihat pak Dito salah satu tetangganya berada di depan rumahnya dengan terengah engah membuah Felysia bingung.

"pak Dito kenapa kok ngos ngosan gitu?" Tanya Felysia.

"Felysia, ini gawat!" ucap pak Dito membuat Felysia khawatir.

"Ada apa pak?!" ucap Felysia.

"Ayah sama ibu kamu baru saja kecelakaan di depan sana dan sekarang sedang di bawa ke rumah sakit!" tutur pak Dito.

"Apa!!" pekik Felysia mendengar ucapan pak Dito, mendengar itu jantung Felysia serasa berhenti tidak bergerak bahkan sekarang kakinya pun tidak bisa bergerak, seluruh tubuh nya sangat kaku sekali.

"Felysia, nak kamu gak papa kan?" tanya pak Dito.

Setelah sadar Felysia pun segera menuju ke rumah sakit di mana orang tuanya berada, dengan langkah cepat nya Felysia sudah berada di depan ruang operasi dengan beberapa tetangga yang menolong orang tuanya tadi, bahkan ada mbok Sumi salah satu tetangga yang selalu merawat Felysia dari kecil dan selalu sayang kepada Felysia karena beliau tidak memiliki anak dan juga sang suami sudah meninggal beberapa tahun lalu karena sakit. Pak Dito tadi memberitahukan nya tentang awal mula kecelakaan terjadi.

Pak Dito memberitahukan bahwa tadi ayah dan ibunya sedang berboncengan bersama namun dari arah berlawanan ada sebuah truk pasir melaju kencang tak terkendali dan keluar jalur kemudian menabrak sepeda motor yang di tumpangi ibu dan ayahnya dengan keras dan ada beberapa orang yang juga terkena truk tersebut namun tak terlalu parah tidak seperti orang tuanya.

Felysia mendengarkan cerita tersebut pun tak henti henti nya menangisi nasibnya, padahal ayahnya tadi sebelum berangkat kerja berjanji membawakan martabak kesukaan sang anak namun sekarang malah berada di rumah sakit.

"Kamu yang sabar ya nak," sahut mbok Sumi duduk di sebelah Felysia.

"Iya, mbok." jawab Felysia, dia merasa sedikit tenang karena mbok Sumi selalu ada di sampingnya menemaninya.

Tak lama pintu ruang operasi pun di buka dan menampakkan dokter dan beberapa suster yang baru saja dari ruang operasi.

"Dok, bagaimana dengan kondisi orang tua saya dok?!" tanya Felysia berdiri dari duduknya di ikuti oleh Arga lainnya, Felysia dengan tergesa gesa ingin tahu keadaan orang tuanya.

Sedangkan dokter dan suster sedang gundah di dalam hatinya karena harus memberitahukan kebenaran yang pasti sangat menyakitkan kepada Felysia yang masih remaja ini.

Dengan berhati hati dokter pun mulai memberitahukan kondisi terkini orang tua Felysia setelah di lakukan ya operasi, Felysia yang melihat raut wajah dokter dan suster pun mulai merasa ada yang tidak beres dengan operasi di dalam.

"Dok, ada apa sebenarnya?!" tanya Felysia karena tak kunjung mendapat jawaban dari dokter.

"Mohon maaf sebelumnya, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun tuhan berkehendak lain kepada bapak Dimas dan juga Bu Kemala." ujar dokter tersebut.

"Maksud dokter apa?!"

"Pak Ikhsan dan Bu Kemala meninggal dunia karena kehabisan darah dan juga karena benturan yang cukup keras membuat tulang punggung mereka patah dan pasukan oksigen yang sedikit membuat mereka kesusahan dalam bernafas." ucap dokter tersebut membuat Felysia terdiam, rasanya hari ini dia seperti mimpi mendapatkan kabar yang sialnya buruk tersebut.

"Enggak, ayah sama ibu pasti masih hidup! Dokter pasti bohong kan?!" bantah Felysia tak percaya dengan ucapan dokter tersebut.

"Felysia, kamu yang sabar ya nak." ucap mbok Sumi mencoba menenangkan Felysia.

"Enggak, mbok. Mereka masih hidup ini cuma mimpikan!" pekik Felysia tak percaya.

"Mbok kalau begitu saya ke rumah dulu memberitahukan kepada warga tentang hal ini dan segera menyiapkan keperluannya," ucap pak Dito dan di angguki oleh mbok Sumi.

"Iya, dit. Mbok di sini aja dulu bareng Felysia nanti pulangnya sama jenazah nya ya," tutur mbok Sumi.

Kemudian pak Dito dan yang lainnya pun pergi meninggalkan mbok Sumi yang sedang berusaha menenangkan Felysia di sana.

.

.

**Bersambung**..........

HAI READERS SEMUANYA 👋👋👋

AUTHOR BALIK LAGI NIH DENGAN CERITA YANG LEBIH MENARIK LAGI, INI SUDAH CERITA KE DUA AUTHOR SEMOGA READERS SEMUANYA SUKA YA😊

MOHON DUKUNGANNYA TERUS UNTUK CERITA BARU AUTHOR INI AGAR BISA BERKEMBANG LAGI SEPERTI CERITA PERTAMA AUTHOR "MENIKAHI MAFIA" DAN KALAU ADA KRITIK DAN SARAN BOLEH BANGET LOH KOMEN DI KOLOM KOMENTAR TAPI DENGAN BAHASA YANG BAIK DAN SOPAN YA AGAR TIDAK MENYINGGUNG PIHAK LAIN😊😊

TETAP SEMANGAT BUAT KITA SEMUANYA DAN TERUS BERKARYA, AUTHOR JUGA MINTA DUKUNGANNYA FOLLOW AKUN AUTHOR, LIKE, VOTE, FAVORIT DAN JUGA HADIAHNYA YA BIAR AUTHOR LEBIH SEMANGAT LAGI BUAT UPDATE BAB BARU😊😊😊

SALAM HANGAT DARI AUTHOR UNTUK READERS SEMUANYA 🙏🙏😊😊🥰🥰♥️♥️

Bab 2

Felysia mulai sedikit reda tangisannya karena tadi sudah di tenangkan oleh mbok Sumi yang terus berada di sampingnya dengan senang hati menjaga Felysia di rumah sakit.

"Mbok, ibu sama ayah udah gak ada mbok!" rintih Felysia.

"Fely kamu gak boleh sedih, kamu harus tenangin diri kamu ya nak. Kamu doakan ibu sama ayah kamu tenang di sisi Allah," sahut mbok Sumi dan di angguki oleh Felysia.

Felysia terisak kembali saat dua peti jenazah di mana di dalam nya ada orang yang ia sayangi dibawa masuk ke dalam ambulans menuju ke rumahnya, namun lagi lagi mbok Sumi harus menenangkan Felysia karena beliau tahu usia Felysia seharusnya sekarang harus lebih banyak mendapatkan kasih sayang bukannya malah harus di tinggal pergi oleh orang tuanya namun takdir Allah siapa pun tidak bisa menghindarinya.

Saat ambulans sampai di rumahnya, di sana sudah terpasang tenda di depan rumahnya dan juga sudah banyak orang datang untuk melayat.

Saat jenazah di turunkan Isak tangis kembali mewarnai di mana ibu ibu tetangga juga ikut menangisi kedua jenazah dan juga mengasihi nasib Felysia yang masih muda tetapi malah menjadi yatim piatu padahal kedua orang tua Felysia sangat lah baik kepada tetangga tetangga di sekitar sehingga banyak orang yang senang.

Jenazah tidak di mandikan lagi karena sudah di mandikan di rumah sakit tadi sehingga hanya perlu di sholat kan saja, setelah di sholat kan kedua jenazah di bawa ke makam di mana mereka akan di makamkan di makam desa dan di satu liang lahat.

Saat proses penurunan peti jenazah ke liang lahat Felysia tak henti hentinya menangis dan ingin ikut dengan kedua orang tuanya.

"Ibu, ayah!! Fely ingin ikut!" erangnya tak kuasa menahan tangisnya.

Para tetangga mencoba menenangkan Felysia agar tidak bertindak gegabah namun mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa selain memegang erat Felysia yang terus memberontak ingin ikut kedua orang tuanya. Mereka mencoba menahan tangisannya namun tidak bisa apa lagi saat melihat Felysia yang terus menangis.

"Hiks hiks hiks, ibu ayah Felysia ikut!!" pekiknya kemudian tiba-tiba saja pingsan di pelukan mbok Sumi.

Dengan telaten mbok Sumi mulai membaluri beberapa tubuh Felysia dengan minyak kayu putih di harapkan agar segera sadar, tak lama Felysia sudah sadar dan sudah mulai tenang lagi namun tetap dengan isakan kecil dari mulutnya dan air matanya yang sudah jatuh.

Setelah itu peti pun mulai di tutupi oleh tahan hingga tidak terlihat lagi dan batu nisan pun sudah tertancap pertanda bawa penurunan jenazah sudah selesai dan Felysia sudah mulai tenang, dia melamun di sana sambil melihati makam kedua orang tuanya.

Felysia pun menabur bunga mawar di sana sambil terus menangis melihat foto kedua orang tuanya yang sangat dia cintai, entah bagaimana lagi hidup Felysia kedepannya tanpa mereka.

"Ayah, ibu." jeda fely tidak sanggup untuk melanjutkan perkataannya.

Mbok Sumi pun mengelus pelan punggung anak malang tersebut seperti seorang nenek yang menyayangi cucunya.

"Ayah, ibu. Kenapa kalian tinggalin Felysia sendirian, Felysia kangen!" sahut Felysia dengan air mata yang terus saja jatuh di sana.

"Sudah ya nak, sekarang kita pulang." ajak mbok Sumi karena beberapa pelayat sudah mulai meninggalkan makam.

Felysia dengan berat hati pun kembali ke rumahnya, di sana ada pak polisi yang menangani kasus tersebut yang juga ikut turut berduka cita.

"Nak fely, kami turut berduka cita atas meninggalkan orang tua nak fely. Kami ke sini juga ingin memberitahukan bahwa pelaku penabrakan sekarang sudah berada di kantor polisi dan sudah menjadi tersangka atas kejadian kecelakaan mau ini, kami berharap semoga nak fely selalu di berikan ketabahan ya." sahut pak polisi tersebut kemudian izin pamit karena harus ada pekerjaan lagi.

Pagi harinya saat rumah Felysia sepi dan hanya ada dirinya saja, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah nya dengan kencang membuat Felysia terkaget, dengan lemas dia pun membukakan pintu nya dan menampakkan dua orang pria dengan tubuh gagah Tegal berdiri di depannya.

"Maaf, cari siapa ya?" Tanya Felysia.

"Kami di sini ingin menagih hutang yang di miliki oleh pak Ikhsan! ucap salah satu pria tersebut.

"Tapi ayah saya sudah meninggal," ucap Felysia mencoba memberitahukan yang sebenarnya.

"Saya tidak perduli dia sudah meninggal atau belum tapi yang saya perduli kan adalah uang saya kembali," ucap pria lainnya.

Felysia merasa terpojokkan karena dia sekarang tidak memiliki apa-apa untuk di bayar, dia harus memutar otak nya keras agar bisa membayar utang tersebut.

"Saya mohon beri saja waktu saya tidak bisa membayar angsuran setiap bulannya karena saya belum bekerja," sahut Felysia meminta keringanan.

"Saya tidak mau tahu salah kamu tahu pak Dimas sudah berjanji akan mengangsur setiap bulannya sebesar 10 juta setiap bulan dan hari ini adalah tenggat waktu untuk bulan ini jadi segera bayar!" ucap salah satu pria tersebut.

"10 juta!" ujar Felysia penuh keterkejutan asalnya dia tidak tahu bahwa angsurannya sangat besar.

"Jika tidak di bayar maka bukan akan semakin besar, apakah kamu siap untuk menggantinya?!" sahut orang tersebut dengan nada mengejek.

"Tapi saya benar benar tidak ada uang!" ucap Felysia mencoba membuat pengertian namun tidak ada yang mengerti.

Mbok Sumi yang selesai dari pasar pun melewati rumah Felysia yang sepertinya sedang kedatangan tamu pun membuat mbok Sumi penasaran dan berjalan ke rumah Felysia, di sana beliau melihat Felysia sedang di marah marahi oleh dua pria, mbok Sumi tahu siapa mereka karena mereka beberapa kali datang ke sana dan menagih hutang nya.

"Permisi, ada apa ini ya?' tanya mbok Sumi membuat semua orang yang berada di ruang tamu tersebut melihat ke arahnya.

"Siapa kamu?!" tanya pria tersebut.

"Saya tetangganya Felysia dan kebetulan saya tadi baru saja lewat terus melihat ada keributan di dalam jadi saya datang," tutur mbok Sumi.

"Kamu kenapa sayang?" tanya mbok Sumi menghampiri Felysia.

"Felysia gak papa kok mbok, lebih baik mbok Sumi pulang aja ya." sahut Felysia tidak ingin melibatkan mbok Sumi di dalam masalah keluarganya karena mbok Sumi sudah banyak membantunya.

"Keluarga ini memiliki hutang dengan kita dan sudah berjanji akan membayar hutang nya dengan angsuran 10 juta setiap bulan, dan bulan ini mereka sudah telah jika bulan depan tak juga bayar maka jangan salah kan kalau rumah akan di sita dan juga bunga akan semakin tinggi lagi." sahut pria tersebut.

"10 juta!" mbok Sumi sedikit terkejut ternyata besar sekali angsuran nya.

"Saya akan bayar untuk bulan ini, ini saya kasih 10 juta!" sahut mbok Sumi sambil mengeluarkan uang 10 juta cash dari tas belanjanya, karena tadi beliau mampir ke rumahnya dulu mengambil uang nya dan membawa ke sana.

"Nah gitu dong, jangan lupa bulan depan uangnya sudah siap," ucap rentenir tersebut kemudian meninggalkan ruang tersebut.

"Mbok Sumi kok di kasih sih," sahut Felysia tak habis fikir karena uang 10 juta bukan kah tak sedikit apa lagi mbok Sumi udah tua renta.

"Udah gak papa, lebih baik kamu makan yuk nih mbok bikinin sarapan yang enak." ucap mbok Sumi membawa sebakul sarapan.

Setelah kejadian tersebut Felysia terus saja melamun bahkan jarang sekali makan hingga tubuhnya menjadi kurus, guru di sekolahnya juga memberi 3 hari libur untuk Felysia karena Felysia sudah kelas 3 jadi gurunya tidak bisa memberikan libur terlalu lama karena banyak serangkaian kegiatan ujian di sana.

Bahkan setelah ujian sekolah di laksanakan Felysia lebih banyak diam dari pada ceria seperti dulu, dan sekarang mbok Sumi lah yang merawat Felysia karena Felysia sekarang sudah tidak punya siapa siapa lagi sehingga mbok Sumi dengan ikhlas merawat Felysia, dan dua bulan ini mbok Sumi membantu Felysia membayar hutangnya karena rentenir terus saja datang setiap bulan nya, mbok Sumi sedikit takut karena persediaan uangnya sudah semakin menipis saja padahal uangnya itu sudah ia tabung beberapa tahun namun beliau tidak mengeluh karena baginya Felysia adalah harta tak ternilai ya di bandingkan uang yang ia punya.

Setelah lulus sekolah, mbk suci salah satu tetangganya mengajak Felysia untuk bekerja di salah satu perusahaan besar sebagai office girl, Felysia pun menerima nya karena bagaimana pun dia harus berusaha untuk bekerja bukan dan tidak untuk menggantungkan diri terus kepada mbok Sumi dan juga dia juga harus mengganti uang mbok Sumi bukan karena gaji bekerja di sana juga lumayan besar jadi Felysia menerimanya.

.

.

**Bersambung**..........

Bab 3

Adiguna Company salah satu perusahaan besar yang sudah mengepakkan sayapnya di luar negeri, produk utamanya adalah peralatan rumah tangga yang sudah memiliki nama dia seluruh dunia, bahkan setiap ada produk baru pasti akan langsung terjual habis membuat Adiguna Company menjadi salah satu perusahaan yang paling di perhitungkan di dunia bisnis dan menempati perusahaan nomor satu sebagai perusahaan yang sangat populer di masyarakat, dan juga jangan lupa Adiguna Company juga bergerak di bidang properti dengan nama dagang Adiguna properti membuat mereka semakin melambung pesat, di sana lah Felysia bekerja sebagai seorang OG bahkan pendapatnya sangat besar setidaknya sedikit menutupi untuk dirinya membayar hutang meskipun sebenarnya belum cukup karena ada biaya sehari hari juga dan juga untuk melunasi hutangnya kepada mbok Sumi, padahal mbok Sumi melarang Felysia untuk melunasinya tapi Felysia merasa tidak enak karena mbok Sumi sudah baik sekali dengannya.

Saat baru saja bekerja banyak karyawan yang memandang Sheila dengan tatapan kasihan, iri dan juga banyak lagi karena wajah paras Felysia yang membuatnya banyak di irii oleh para wanita dan juga tatapan memuja dari para lelaki dan juga ada tatapan kasihan mungkin berfikir kalau Sheila masih muda tetapi harus menjadi OG di sana, namun Felysia tak menghiraukannya dan memilih untuk tetap bekerja keras untuk membanting tulang mencari uang dan melupakan mimpi kecilnya dulu untuk menjadi seorang dokter.

Lima tahun kemudian.....

Lima tahun sudah Felysia bekerja di Adiguna Company namun meski pun gajinya tinggi tetapi semua itu hanya untuk menutupi hutang yang terus saja menumpuk padahal Felysia merasa bahwa hutangnya sudah banyak sekali ia bayar dan membuat hidupnya masih saja kesulitan dalam urusan keuangan.

Usia nya sekarang sudah menginjak usia 23 tahun di mana wajah cantiknya semakin terlihat namun tertutupi oleh pekerjaannya yang hanya sebagai OG.

"fel, kamu gak capek ya kerja ginian terus?" tanya mbk suci kepada Felysia saat mereka sedang beristirahat di jam makan siang di ruang OG setelah sholat dhuhur tadi karena OG tidak di perbolehkan untuk makan di kantin, bukannya tidak diperbolehkan sih sebenarnya boleh saja namun banyak karyawan yang merasa jijik karena menganggap kalau OG itu jabatannya rendah dan menjijikkan, mungkin yang di maksud adalah OG memiliki tingkatan pendidikan yang rendah dari karyawan yang bekerja di sana, namun mereka tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut memang benar OG di sana jabatannya lebih rendah dan hanya membersihkan ruangan tidak lebih.

"Eh, kalian tahu gak!" pekik wulia rekan kerja Felysia dan juga mbk suci, usianya masih di atas Felysia tiga tahun sedangkan mbk suci terpaut 10 tahun dengan Felysia sehingga Felysia memanggilnya mbk.

"Ada apaan sih wul?" tanya mbk suci karena wulia masuk ke ruangan dengan tergesa-gesa dan juga ngos-ngosan.

"Astaga bentar ngatur nafas dulu," ucap wulia.

Felysia dan mbk suci pun hanya bisa memandang wulia dengan tatapan lucu karena memang wulia adalah rekan kerja yang sangat heboh sekali namun membangkitkan semangat untuk bekerja dan juga sering sekali bercanda sehingga suasana kerja tidak terlalu bosan.

"Tadi waktu aku lagi bersihin ruangan HRD Bu Luna tadi ada di dalam sambil terima telepon dan ngomong kalau akan ada Presdir baru yang akan menggantikan pak Teguh!" sahut wulia membuat Felysia dan mbk suci terkejut pasalnya pak Teguh Adalah pewaris dari kakeknya pak Indra yang sudah pensiun karena usianya yang sudah hampir 85 tahun.

"Apa! Terus siapa emangnya yang gantiin?" tanya mbk suci penasaran.

"Nah itu aku juga gak tahu, tapi aku denger denger dari karyawan yang sedang bergosip sih katanya anaknya yang kuliah di luar negeri yang bakalan gantiin karena anaknya itu ternyata juga direktur utama perusahaan Adiguna Company yang berada di Amerika." ucap wulia.

"Astaga, wul. Kamu kok bisa tahu semua nya sih!" ucap Felysia tak habis fikir kalau soal gosip wulia adalah ratunya emang.

"Hehehe, tadi gak sengaja kedengaran ya udah di lanjutin aja mengupingnya!" sahut wulia.

"Dasar kamu itu emang ya," ucap mbk suci.

"Udah lebih baik kita kembali kerja deh tuh lihat waktunya udah mau masuk," sahut Felysia dan membuat mereka mengakhiri gosip dadakan tadi.

Felysia tak terlalu bermasalah siapa yang nantinya yang akan memimpin perusahaan, tapi yang terpenting dia tetap bekerja maka semuanya tidak masalah baginya karena yang dia butuhkan sekarang adalah pekerjaan nya untuk tetap menghasilkan uang.

Pukul 5 sore Felysia sudah bersiap untuk pulang karena semua pekerjaan sudah selesai dan juga karyawan sudah pulang lebih dari satu jam yang lalu, dalam perjalanan pulang Felysia melihat ada abang penjual bakso dan membuat dia ingat akan mbok Sumi yang beberapa hari ini sedang sakit, mungkin dengan membawakan bakso mbok Sumi bisa makan walau pun hanya sedikit.

Felysia sudah sampai di rumah, dia memang sudah tinggal dengan mbok Sumi karena kasihan jika mbok Sumi harus sendirian di rumahnya dan jga rumah Felysia mungkin jauh lebih baik dari pada rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu saja.

"Mbok Sumi, Fely pulang!" sapa Felysia saat masuk ke dalam rumah namun tidak melihat keberadaan mbok Sumi di sana.

Felysia pun mencari keberadaan mbok Sumi karena di kamarnya beliau juga tidak ada padahal tadi pagi mbok Sumi tak beranjak sedikit pun dari kamarnya karena merasa sakit.

"Mbok!" panggilnya mencari ke belakang rumah di mana di sana ada kebun kecil hanya untuk menanam beberapa sayuran untuk di masak sekalian menghemat uang belanja.

"Mbok!" pekik Felysia saat melihat mbok Sumi ternyata berada kebun sedang memetik beberapa sayuran.

"Fely, sudah pulang!" ucap mbok Sumi menghampiri Felysia.

"Astaga mbok ini kenapa sih, udah gak usah di lanjutin biar nanti Fely aja yang lanjutin nya," ucapnya kemudian membawa mbok Sumi ke dalam.

"Ini mbok," ucap Felysia sambil memberikan bungkusan bakso di dalam plastik.

"Apa ini fel?" tanya mbok Sumi.

"Tadi fely gak sengaja lihat penjual bakso mbok di jalanan jadi fely beli deh kasihan orangnya mbok sudah tua tapi masih saja jualan," ucap Felysia tidak tega melihat penjual tadi.

"Kamu itu ya, memang persisi seperti ibu kamu yang selalu saja senang menolong orang!" ucap mbok Sumi kemudian memakan bakso yang di bawakan oleh fely.

Setelah selesai semuanya mbok sumi juga sudah ke kamar, Felysia juga ke kamar mengistirahatkan tubuhnya yang sangat capek sekali, meski pun sudah terbiasa dengan pekerjaan sebagai OG namun tetap saja capek apa lagi Adiguna Company sangat lah besar dan harus di bersihkan setiap hari meski pun dengan banyak pegawai OG dan OB lainnya.

"Aduh capeknya!" tutur Felysia berbaring di ranjang kapuknya, bahkan untuk membeli ranjang busa saja Felysia harus berfikir lagi, kalau sekiranya tidak perlu maka Felysia memilih tidak membeli dan memilih untuk mencari barang yang lebih murah saja dari pada menghamburkan uang hanya untuk barang yang tidak terlalu di butuhkan.

Felysia terbangun dari berbaring nya dan duduk di jendela kamarnya sambil merenungkan nasibnya.

Di usia mudanya dia sudah harus kehilangan kedua orang tuanya karena sebuah kecelakaan yang membuat orang tuanya meregang nyawa dan meninggalkan Felysia sendiri di sana karena mereka tidak memiliki saudara sama sekali, dan Felysia juga harus membayarkan hutang yang di bawa oleh ayahnya itu sehingga Felysia harus mengubur dalam dalam mimpinya untuk menjadi seorang dokter karena dia harus mencari uang untuk melunasi semua hutang ayahnya yang jumlah nya sangat besar itu jadi setelah lulus SMA dia langsung melamar pekerjaan di salah satu perusahaan besar karena di bantu oleh tetangganya yang juga sudah bekerja di sana, mengingat perjuangan kerasnya bisa sampai hari ini masih bertahan membaut Felysia kadang bangga kepada dirinya sendiri karena mampu melewati cobaan hidup yang sangat sulit setelah kedua orang tuanya meninggal.

"Bagaimana kondisi ayah sama ibu di sana ya?!" sahut Felysia sambil melihat langit malam dari jendela rumahnya dengan air mata yang menggenang mengingatkan dirinya dengan kedua orang tua tercintanya.

Felysia memang tegar tapi ada kalanya dia sangat merindukan ibu dan ayahnya yang sudah tidak ada karena bagaimana pun mereka lah semangat Felysia selama ini tetapi saat mereka tidak ada rasanya seperti terombang-ambing di lautan luas tanpa tujuan.

.

.

Bersambung..........

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!