NovelToon NovelToon

Menggapai Cintamu

Perkenalan.

Nama Ceasy Lee, ia berusia 20 tahun tahun ini, seorang mahasiswa Jurusan desain di salah satu universitas di Korea Selatan. Ia sudah menikah dengan seorang pensiunan perwira bernam Kabir Al Jazeera, usia 31 tahun, tahun ini.

Kabir adalah kakak angkatnya. Sejak usia 9 tahun, Ceasy di angkat menjadi anak dari pasangan legenda di pesantren Darussallam Leah dan Ruchan, "Suami Akhiratku".

Pernikahan tak diingkan Kabir membuat hidup Ceasy dalam dilema besar. Disisi lain, ia sangat mencintai Kabir, ia juga sangat menginginkan Kabir, namun Kabir tidak pernah mencintainya. Hingga suatu hari muncul orang ketiga yang membuat Ceasy nyaman dan membuat bara di pernikahan mereka. Akankah mereka akan mempertahankan rumah tangganya, atau malah akan berhenti sampai di tengah jalan saja?

"Menikahlah dengan Ceasy, dia yang akan menggantikanku menemanimu Kabir, aku akan sangat bahagia jika kau menikahi Ceasy, berjanjilah padaku"

Kata-kata terakhir yang Nisa katakan setelah Kabir mengucapkan Ijab Qobul membuat Ceasy selalu merasa sedih. Ia, Nisa adalah istri pertama Kabir yang meninggal setelah Kabir mengucapkan ijab qobul di depan semua para tamu undangan, keluarga dan orang tua. Bahkan di depan para santri dan para sahabat.

Siti Khairunnisa, atau bisa di panggil dengan nama Nisa, ia adalah istri pertama Kabir. Tiga bulan lalu, tepat di hari pernikahannya ia meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya sejak masih kecil. Membuat amanah yang harus Kabir lakukan untuk menikahi Ceasy.

Setelah pernikahan, Kabir memutuskan untuk pensiun dini, ia menjalankan bisnis kuliner Rifky di Korea, karena Ceasy, sang istri harus kuliah di Korea. Sesuai dengan rencana yang sebelumnya di agendakan sebelum pernikahan Kabir dan Nisa dilangsungkan.

Karena amanah Nisa, Kabir menjadi sangat dingin terhadap Ceasy, ia belum sama sekali menaruh hati untuk Ceasy, karena baginya. Dia adalah adik bungsunya, tidak harus ia nikahi.

Sifat dingin Kabir membuat hati Ceasy hancur, bukan hanya hancur, ia merasa sakit hati atas apa yang ia lakukan kepadanya. Namun, berkat besar rasa cinta Ceasy kepada Kabir, ia masih berusaha bertahan sampai Kabir mulai mencintainya.

Usaha Ceasy tidaklah mudah mencairkan hati Kabir, banyak hal yang harus ia lakukan. Sampai suatu hari, Ceasy dekat dengan seorang pemuda asal Korea juga. Ia bernama Arnold, namanya tidak terkesan Korea, karena ia sejak kecil tinggal di luar negri dan baru saja pulang ke tanah airnya.

Arnold membuat Ceasy sangat nyaman, di tambah lagi, teman-teman Ceasy belum mengetahui jika ia sudah menikah, sejak kali Kabir ingin diperkenalkan, ia sering memiliki alasan untuk menolaknya.

Itu membuat Ceasy masih bungkam jika ia telah menikah, karena pernikahan mereka juga akan terdaftar di bulan keempat pernikahan mereka. Ceasy sangat berharap jika cinta tulusnya akan membuahkan hasil, Kabir memang sering mengacuhkan Ceasy, namun sering kali Kabir selalu ada disaat Ceasy membutuhkannya.

Rasa nyaman kepada Arnold juga merenggangnya hubungan mereka, apa lagi Arnold adalah kakak dari salah satu sahabatnya di Kore.Akankah cinta Ceasy untuk Kabir akan luntur? Dapatkan Ceasy mempertahankan cintanya?. Namun, amanah Nisa tidak bisa Ceasy ingkari begitu saja, cintanya selama ini juga tidak bisa ia sia-siakan.

"Tolong jaga Kabir, cintai dia sehingga dia bisa membalas cintamu!"

"Apa kau mau menjaga Kabir untukku?"

"Aku sangat menyukaimu, kau pantas untuk Kabir!".

Kata-kata Nisa selalu terbayang diingatan Ceasy, apalagi Nisa juga meninggal di depannya, di pangkuan Kabir dengan menyatukan tangan Kabir dan Ceasy.

Jangan Benci Aku!

Triiiiinngggggggggg....

Alarm berbunyi, subuh di Korea tidak seperti di Indonesia, karena minimnya penduduk muslim disana, jadi masjid pun hanya ada beberapa saja, dan itu berada jauh dari apartemen Kabir dan Ceasy, maka mereka melakukan sholat subuh di apartemennya saja.

"Kak, udah bangun?" Tanya Ceasy berusaha manja.

"Emm, aku wudhu dulu" Kata Kabir turun dari ranjang.

Sudah tiga bulan usia pernikahan mereka, namun Kabir masih saja nemperlakukan Ceasy sebagai adiknya, bahkan Kabir belum pernah menyentuh Ceasy sama sekali. Mereka memang tidur dalam satu kamar dan satu ranjang, namun hanya tidur dan saling mempalingkan badannya.

Selesai sholat dan mandi, Kabir segera merapikan barang-barangnya yang ingin dibawa ke restoran, sedangkan Ceasy sudah bersiap hendak ke kampus dan menunggu Kabir untuk sarapan bersama. Kabir turun membawa beberapa buku yang hendak dibawanya.

"Kak Kabir mau sarapan pakai apa? Roti, sayur, apa nasi goreng?" Tanya Ceasy dengan wajah sumringah.

"Sayur aja" Jawab Kabir, ia juga melihat cara berpakaian Ceasy dari atas sampai bawah.

Dengan perasaan bahagia, Ceasy pun menyiapkan nasi dan sayur untuk Kabir. Ia bahagia menjadi istri Kabir, walaupun Kabir sangat dingin padanya, Ceasy selalu lembut terhadap Kabir.

"Kamu kuliah pakai baju itu? Aku tidak keberatan jika kamu memakai celana, tapi dengan jeans? Ganti!" Kata Kabir merasa kesal.

"Ini lagi tren Kak, masa nggak boleh sih" Kata Ceasy.

"Terserah kamu, kalau kamu masih menghargai aku, tolong ganti, kalau tidak... terserah! Aku sarapan di restoran, Assallamualaikum" Kata Kabir langsung pergi, tetapi sebelum pergi Kabir tetap mengulurkan tangannya agar Ceasy mencium tangannya, itu selalu Kabir ingat dari pencerahan Syakir.

Ceasy tau, Kabir itu peduli dengannya, namun caranya yang salah. Ia menjadi lebih dingin sepeninggalan Nisa, ia juga sering menyendiri di kamar lain sebelum masuk ke kamarnya dengan Ceasy.

*Ketika hati berkata "INGIN", kadang Allah berkata "TUNGGU".

Ketika air mata jatuh menetes, tetapi Allah selalu berkata "TERSENYUMLAH".

Ketika semuannya telah "MEMBOSANKAN", tapu Allah selalu berkata "BERSABARLAH"

Karena Allah memeberikan "Janji", janji ternikmat bagi hambanya yang rela Berjuang, Bertahan dan Bersabar*

Ceasy segera masuk ke kamar dan mengganti pakaiannya mengenakan apa yang Kabir inginkan. Ia juga bergegas menyiapkan bekal dan mengirimkan ke restoran Kabir dan ingin meminta maaf. Bahkan dirinya sendiri sampai belum sempat sarapan.

Saat dijalan, Ceasy tidak sengaja bertemu dengan Yoona dan teman-temannya. Yoona juga selama ini mengelola retoran lama milik Rifky, ia juga akrab dengan Ceasy, karena nasihat Yoona juga Ceasy bertahan dengan Kabir.

"Kak Yoona mau kemana? Kok tumben naik kereta?" Tanya Ceasy.

"Oh Ceasy, aku mau ke suatu tempat. Kamu sama siapa? Kabir mana?" Tanya Yoona dengan mata yang mencari-cari.

"Aku berangkat lebih pagi, jadi Kak Kabir aku tinggal deh hehehe" Kata Ceasy.

Sebenarnya Yoona mengetahui ada yang tidak beres dengan Ceasy, namun ia tahu jika itu bukan urusannya jika Ceasy tidak jujur dengannya.

Ceasy sangat terburu-buru mengantarkan makanan untuk suaminnya, sampai ia terjatuh dan lututnya terluka. Namun yang ia lihat, Kabir sedang sarapan bersama beberapa karyawannya di resto.

"Dia bisa tertawa lepas seperti itu dengan yang lain? Apakah aku bencana baginya? Kak Kabir, aku mencintaimu" Kata Ceasy meneteskan air mata.

"Nona Ceasy, kau disini? Masuklah!" Kata sapah satu pegawai resto yang baru saja sampai.

Karena Ceasy tidak ingin merusak senyum Kabir, ia memberikan kotak makannya kepada pegawai resto. Ia langsung pergi dan berlari ke halte bus dan berangkat ke kampus. Pegawai resto itu masuk, Kabir sangat faham dengan kotak makan itu, ia pun bertanya kepada pegawai itu.

"Ini?" Tanya Kabir.

"Oh, ini milik Nona Ceasy, silahkan!" Kata Pegawai itu memberika kotak makannya.

"Ceasy, sampai kapan aku harus begini, aku tidak takut perlakuanku ini menyakiti hatimu. Tapi jujur, aku belum siap dengan pernikahan ini" Kata Kabir dalam hati.

➖➖➖➖

Dikampus, Ceasy bertemu dengan temannya namanya Tae, hanya Tae yang mengetahui setatus Ceasy saat ini.

"Kau pucat sekali? Sakit?" Tanya Tae menyentuh kening Ceasy.

"Ah enggak, cuma sedikit pusing saja kok. Tenang saja, I'm fine" Jawab Ceasy.

"Hallo girls, boleh gabung?" Tanya Arnold.

"Boleh dong, wah kamu bawa apa?" Tanya Tae.

"Buat Ceasy, kamu pasti belum sarapan kan? Makan dulu ya, aku suapi" Kata Arnold membuka mie cup yang sudah di seduh.

Tiba-tiba Ceasy pingsan, Tae sangat panik, jika ia memanggil Kabir, semua orang akan tau jika Ceasy sudah menikah. Dan pasti akan berdampak buruk terhadap Ceasy. Tae pun meminta Arnold untuk membawannya keruang kesehatan.

Pihak kampus tetap menghubungi Kabir sebagai walinya. Mendengar Ceasy pingsan, Kabir langsung bergegas berangkat ke kampus, padahal waktu menerima telfon, ia sedang meracik bumbu-bumbu untuk memasak di resto.

Nampak kepanikan di wajah Kabir, meskipun sikapnya dingin, namun hatinya tetap khawatir jika terjadi sesuatu kepada Ceasy. Sesampainya di kampus, Kabir langsung menuju ke ruang kesehatan, ia terus bertanya tentang mahasiswa lain disana, Kabir inj belum mahir berbahasa Korea, jadi ia kesulitan berkomunikasi dengan beberapa mahasiswa disana.

Sampai pada akhirnya Kabir menemukan ruang kesehatan itu, ia mendengar percakapan antara Ceasy dan Tae.

"Ces, kenapa kamu sampai belum sarapan?" Tanya Tae kahawatir.

"Aku harus cepat menyusulkan sarapan ke suamiku, dia nggak bisa melakukan aktivitas sebelum sarapan. Jadi aku takut dia kenapa-napa, dan aku sendiri malah lupa sarapan" Jawab Ceasy.

"Kenapa dia tidak sarapan bersamamu?" Tanya Tae.

"Dia terburu-buru pagi ini, aku kesiangan menyiapkan sarapan, jadi dia berangkat duluan" Jawab Ceasy berbohong.

"Dan sampai pingsan seperti ini? Lututmu ini juga berdarah, apakah kamu terjatuh?" Tanya Tae.

"Aku tersandung karena berlari, heheh. Jangan beritahu dia ya kalau aku pingsan, dia sibuk banget pasti akan terganggu" Kata Ceasy.

Setelah itu, Arnold melewati Kabir dan masuk membawa bubur yang dibelinya dari luar kampus untuk Ceasy, ia juga melihat keakraban Arnold dan Ceasy. Kabir tidak suka melihat kedekatan mereka, lalu ia masuk dan berkata bahwa ia akan membawa Ceasy pulang.

"Ayo pulang Ceasy" Ajak Kabir.

"Kak Kabir?" Kata Ceasy terkejut.

Tae tersenyum kepada Ceasy, dia yang telah menghubungi Kabir agar datang menjemput Ceasy pulang.

"Maaf, anda siapa?" Tanya Arnold.

"Kak Arnold dia ini, ah jangan menggunakan bahasa Korea, dia belum lancar" Kata Ceasy.

"Aku adalah walinya, aku akan membawa pulang Ceasy, ayo!" Kata Kabir menarik tangan Ceasy.

"Woy bro! Dia seorang muslim, bisakah kau menghormatinya dengan tidak menyentuhnya?" Kata Arnold menepis tangan Kabir.

Kabir mendorong pelan Arnold, lalu menggendong Ceasy dari ruang kesehatan sampai kedalam mobil. Saat mereka berjalan, banyak mahasiswa yang memperhatikannya, mereka juga sangat iri kepada Ceasy yang di gendong oleh Kabir.

Maaf!

Kabir membawa Ceasy pulang, ia juga menggendong Ceasy dari mobil sampai apartemennya, tidak peduli orang lain melihatnya bagaimana. Kabir mendudukkannya Ceasy di ujung kasur. Lalu mengambil kotak p3k untuk mengobati luka di lutut Ceasy.

"Buka celanannya" Kata Kabir.

"Hah?" Ceasy kaget mendengar perkataan Kabir.

"Aduh" Kabir mengetuk kening Ceasy.

"B-b-buka c--celana? Di s-sini?" Tanya Ceasy gugup.

"Lha terus kamu pengennya buka celana dimana? Di luar?" Ucap Kabir dengan nada datar, sedatar jidat author.

"T--tapi aku malu, k-kita...." Kata Ceasy sangat gugup.

"Ck, lama!" Kata Kabir.

Kabir mengambil handuk di kamar mandi, menarik Ceasy agar berdiri, lalu melilitkan handuk di pinggangnya, ia membuka celana yang ada di balik handuk itu dengan pelan, jantung Ceasy sangat berdetak cepat, wajah Kabir sangat dekat dengan wajah Ceasy, dan tidak sengaja tangan Kabir menyentuh kulit paha Ceasy saat menurunkan celana.

"Maaf!" Kata Kabir.

"Tapi apa yang aku sentuh dengan Ibu jariku? Kek ada rambutnya gitu deh, pahamu ada rambutnya?" Sambung Kabir.

"Aaaaaaaaa Kak Kabir mesum banget sih" Teriak Ceasy menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, karena Kabir melepaskan celana Ceasy, celana Ceasy turun sendiri begitu saja.

Suasana menjadi sangat canggung, Ceasy menangis dan membalikkan badannya, karena terlalu cepat memutar kaki, lututnya tersodok kayu tempat tidur.

"Aduhhh, sakit" Jerit Ceasy.

Kabir panik melihat Ceasy kesakitan, ia pun menghampiri Ceasy, lalu memintanya untuk duduk dengan hati-hati. Ceasy terus saja menutupi wajahnya sambil menangis manja.

"Kak Kabir keluar dulu......huhu aku malu" Kata Ceasy.

"Hufft, aku akan buatkan kamu makanan dulu, tutupi badanmu menggunakam selimut, tapi buka sampai atas lutut, nanti akan aku obati lututmu" Kata Kabir.

"Nggak mau, Kak Kabir keluar aja, aku tuh malu" Rengek Ceasy.

Kabirpun keluar, menutup pintu dan segera ke dapur memasak makanan untuk Ceasy. Kabir tidak pernah membencinya, tetapi entah mengapa ia selalu teringat akan janjinya dengan Nisa, waktu mereka sekolah dulu.

Masa SMA Kabir.

Ditaman kota, Nisa dan Kabir sedang bolos sekolah, mereka sudah akrab sejak masuk sekolah menengah atas. Dulu Kabir sangat gembu saat masih sekolah, ia selalu menjadi bahan bully di kelasnya. Nisa adalah gadis yang ramah dan baik hati, ia murah senyum, dulu dia belum mengenakan niqab seperti saat pertemuan keduannya lagi dengan Kabir.

"Kita nggak papa nih bolos gini?" Tanya Kabir.

"Nggak papa dong, kamu kan takut jarum suntik bukan? Hari ini ada cek kesehatan di sekolah, jadi aku mengajakmu bolos untuk menghindari pemeriksaan itu" Kata Nisa sambil memberikan ice cream kepada Kabir.

"Sekalian, biar Abang yang jadi korbannya hihihi rasain aja tuh Abang, habis dia selalu bikin kesal sih" Kata Kabir.

Nisa dan Kabir sempat dekat selama tiga tahun, mereka terpisah dan hilang komunikasi ketika Kabir mulai masuk kemiliteran. Saat itu Nisa masih sehat-sehat saja, penyakit bawaannya belum ketahuan, ia masih aktiv kesana kemari.

Lamunan Kabir terpecah saat mendengar telfon dari Syakir, ia mengingatkan Kabir untuk bisa menerima Ceasy dengan sepenuh hati. Juga memberikan nafkah batin yang belum Kabir tunaikan juga.

"Waalaikum sallam, apa sih Kir? Aku lagi sibuk" Kata Kabir.

"Bagaimana? Ada perkembangan dengan Ceasy? Kalian udah hampir empat bulan loh di Koreannya? Nggak ada kabar gembira gitu?" Tanya Syakir.

"Ck, aku dan dia sama-sama belum siap. Sudahlah, jika kau menelfon cuma ingin mengatakan itu, lebih baik aku tutup telfonnya" Kesal Kabir dengan pipi memerah.

Syakir memberi pencerahan kepad kabir apa itu kwajiban suami menurut islam. Yaitu, menafkahi, nafkah adalah hak wajib seorang istri dari suaminya,lalu menggauli Istri dengan baik. Selain nafkah lahir, istri juga membutuhkan nafkah batin yang diwujudkan dalam hubungan suami istri yang mesra dan penuh kasih sayang. Menjaga Aib Istri, membimbing Istri dan memperlakukan Istri dengan baik.

Kabir memang sudah menerima Ceasy sebagai istrinya, namun perlajuannya pada Ceasy masih layaknya perlakuan Kakak kepada adik perempuannya.

----------

Ceasy sampai tertidur menunggu Kabir yang lama memasaknya. Kabir pun merasa bahwa ia kelamaan di dapur, dan sudah siang perut Ceasy belum kemasukan sesuap makanan sama sekali.

"Aku sangat menyayanginya, tapi untuk mencintainya? Aku belum tau apakah aku bisa atau tidak" Batin Kabir memandang Ceasy.

Dengan sangat hati-hati, Kabir meletakkan mangkuk di meja rias milik Ceasy, ia jugamengobati lutut Ceasy yang sedang terluka akibat terjatuh itu. Melihat kaki mulus nan putih milik Ceasy, munculah dua peran malaikat dan setan di samping Kabir.

"Udah sikat aja, jika kamu penasaran, tuntaskan kwajibanmu saat ini juga. Mumpung dia lagi tidur" Bisik Setan.

"Astagfirullah hal'adzim. Jangan Kabir, kamu harus memperlakukan istrimu dengan baik, jangan karena nafsu, kau meruntuhkan hatimu sebagai seorang muslim sejati" Bisik Malaikat.

"Udah sikat aja!" Bisik Setan.

"Jangan Kabir, dia istri kecilmu. Bersabarlah, tunggu hatimu siap, baru melakukannya" Bisik Malaikat.

"Sikat aja Kabir, ayolah. Istrimu itu cantik" Bisik Setan.

"Brisik!" Teriak Kabir.

Teriakan Kabir membuat Ceasy kaget dan terbangun, spontan Ceasy langsung menutupi kakinya menggunakan selimut. Karena lukanya baru saja diobati dengan obat merah, ia menjerit kesakitan saat lukannya terhempas selimut.

"Sakit!" Teriak Ceasy.

"Ceasy! Aku pusing kalau kamu terus berteriak seperti ini. Diam! Diam ok! Aku sudah siapkan makanan, dan harus dimakan sampai habis. Dan ini ada susu kunyit, cocok untuk lukamu, agar aku tidak direpotkan lagi denganmu" Kata Kabir memeberikan suapan kepada Ceasy.

"Apakah aku beban? Apakah aku selalu merepotkan? Apakah dihati Kak Kabir tidak ada rasa cinta sedikitpun terhadapku?" Tanya Ceasy menangis.

"Ceasy! Kamu harus makan ini, minum susu kunyitnya agar lukamu cepat kering" Kata Kabir.

"Aku bisa makan sendiri" Kata Ceasy sambil mengambil meja lipat kecil yang memang terletak disamping kasur.

Kabir memberikan mangkuk dan segelas susu itu, dan keluar. Namun, sebelum keluar Ceasy mengatakan suatu hal yang membuat Kabir merasa sakit di hatinya.

"Tunggu! Kak Kabir sampai kapan Kakak memeperlakukanku seperti ini. Aku istrimu, bukan adikmu. Aku tidak hanya membutuhkan nafkah lahirmu, tapi aku juga membutuhkan nafkah batinmu Kak. Hampir empat bulan kita seperti orang asing, itu membuatku sangat sakit kak. Apa boleh, aku mencari kesenangan dari lelaki lain di liar sana?" Tanya Ceasy.

"Jika kamu mau berkunjung dan abadi di neraka bersamaku, lakukanlah! Assallamualaikum" Kata Kabir langsung pergi keluar.

"Lalu aku harus bagaimana? Aku butun kamu Kak, aku butuh kamu huhuhuhu" Tangisan Ceasy membuat rasa sakit dihati Kabir.

Entah kenapa, Kabir masih begitu berat untuk menerima Ceasy, untuk mencintainya ia masih butuh waktu. Setiap melihat Ceasy, ia juga selalu melihat meninggalnya Nisa di pangkuannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!