**Mampir juga ke karya author yang lainnya.
Aku Putri Mu Ayah.
Anak Kembar Tuan Muda.
Pernikahan Toxic.
Hot CEO dan Gadis Pelakor.
Bucin Dari Kecil.
Budak Ku Mr Mafia.
Tolong dukung cerita author dengan cara LIKE KOMENTAR VOTE DAN BERI RATING 5 YAH KAKAK 😘😘**
...----------------...
Juliet memasang wajah dinginnya ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri sang atasan sedang berbuat tak senonoh di kursi kebesarannya, bersama dengan seorang wanita cantik berpakaian tak cukup kain.
"Hemmm … Diego, faster! Faster Diego!" Suara wanita itu terdengar mendayu-dayu karena sentuhan pria tampan yang sedang memangku nya itu.
Tok tok tok.
Juliet sengaja mengetuk pintu ruangan atasan gila nya itu. Mengapa gila? Karena bagi Juliet tidak ada pria segila Diego yang bercinta di ruangan kerjanya.
"Diego … hemmm." Semakin kencang suara mendayu wanita itu semakin kencang juga Juliet mengetuk pintu ruangan Diego, membuat pria tampan itu berdecak sebal.
"Masuk!" teriak Diego lalu mendorong wanita cantik itu sehingga terjungkal ke lantai dengan posisi tengkurap.
Juliet yang baru saja masuk mengulum bibirnya ke dalam berusaha menahan tawa melihat wanita cantik itu di dorong oleh Diego.
"Seperti cicak di dinding," gumam Juliet seraya menatap wanita cantik itu.
"Honey, kenapa kamu mendorong ku?" sentak wanita cantik itu dengan nada manja membuat Diego langsung menatap tajam ke arahnya.
"Aturan pertama tidak boleh memanggil ku honey terkecuali di atas ranjang! Kau melanggar nya maka aku tidak akan membayar mu hari ini!" tegas Diego mengancing resleting celananya.
Wanita cantik itu menutup mulutnya tak percaya. Dia melupakan fakta tersebut, Diego tidak pernah ingin di panggil honey terkecuali sedang bergulat di atas ranjang. Bila melanggar maka Diego tidak akan membayar wanita panggilan nya.
"Maaf, Tuan Diego!" ujar wanita cantik itu penuh sesal, namun, tak di gubris Diego. Pria tampan berwajah dingin itu memberikan kode untuk wanita bayaran itu agar segera keluar dari ruangannya.
Mau tak mau wanita cantik itu harus keluar dengan tangan kosong. Padahal, sekali bayaran yang di terima nya cukup untuk biaya hidup nya selama setahun.
Selepas kepergian wanita itu Diego menatap sinis ke arah Juliet. Memindai dari atas sampai bawah penampilan sekretaris nya yang terlihat modis. Tubuh indah bak gitar Spanyol membuat otak Diego tak dapat berhenti traveling.
Berapa ukuran pakaian dalam wanita itu menjadi tanda tanya bagi Diego? Hampir seluruh karyawan wanitanya Diego tahu ukuran pakaian mereka, karena Diego pernah bermain dengan mereka.
Hanya Juliet yang tak pernah takluk akan pesonanya yang tampan bak dewa Yunani.
"Sir, Anda memiliki jadwal penting hari ini dengan perusahaan Piscis.Grop!" ujar Juliet dengan raut wajah datarnya tak terpengaruh dengan tatapan mematikan Diego.
"Berapa ukuran pakaian dalam mu, Juliet?" tanya Diego serius dengan tatapan yang tertuju pada bola voli milik Juliet.
"38, sir!" jawab Juliet datar membuat Diego membelalakkan matanya.
"Itu ukuran dada?" tanya Diego semangat, bahkan pria tampan itu bangkit dari kursi kebesarannya menumpu kedua tangannya di atas meja.
"Ukuran sepatu, Sir!" jawab Juliet serius membuat Diego berdecak kesal karena Juliet tak pernah mau memberitahukan kepada nya tentang ukuran pakaian dalamnya.
"Kita berangkat sekarang, Sir!" ujar Juliet dengan nada memerintah seraya menatap jam yang setia melingkar di tangan kanannya.
"Ke hotel?" tanya Diego polos.
"Bukan, Sir. Tapi, ke perusahaan Pisces.Grop!" balas Juliet menahan api gemuruh dalam dadanya.
Ingin sekali gadis cantik itu menjambak rambut atasan nya itu atau mencakar wajah tampan pria tampan yang menjadi bos nya itu
Namun, Juliet sadar bahwa dirinya hanyalah bawahan yang bisa hanya diam memendam kekesalannya pada sang atasan yang menyebalkan seperti Diego.
Diego James Arthur merupakan putra sulung dari pasangan David James dan Tari Utari. Kepribadian Diego benar mirip seperti David di saat muda dulu. Beda nya David insaf karena bertemu dengan pawang nya yaitu Tari si gadis licik dan cerdik bak seekor kancil. Mampu membuat seorang David bertekuk lutut di hadapan nya.
David yang mengetahui pekerjaan putranya selama ini hanya bisa berdoa agar Diego segera di pertemukan dengan pawang nya.
"Baiklah, Sir. Lebih baik kita berangkat sekarang untuk menjaga nama baik perusahaan Anda agar tak tercemar karena datang terlambat saat rapat dengan perusahaan lain!" jelas Juliet dengan raut wajah yang masih datar membuat Diego berdecak kesal.
Ingin sekali Diego membungkam mulut Juliet dengan bibir manisnya, namun, Diego tak bisa karena pria tampan itu sudah berkomitmen untuk tak menyentuh wanita yang tak ingin di sentuh.
Pria tampan itu hanya ingin menyentuh para wanita yang datang menghampiri nya.
"Dasar sekretaris muka tembok!" decak Diego menghentakkan kakinya di lantai lalu keluar dari ruangannya di ikuti oleh Juliet.
"Dasar Bos Bastard! Aku doakan pusaka mu di gigit wanita lipan agar tidak bisa menjelajah kedalaman goa surgawi lagi!" Ingin Juliet berteriak seperti itu, namun, gadis cantik berwajah datar itu masih menyayangi pekerjaan nya.
Gadis itu hanya bisa melakukan perang batin saat berhadapan dengan Diego.
*
*
*
"Terima kasih, Tuan Diego karena sudah mau bekerja sama dengan kami! Saya harap kerjasama kita bisa berjalan lancar dan bisa meraih banyak keuntungan dalam proyek kita kali ini!" ujar seorang pria tampan yang tak lain adalah Dirga Pisces CEO dari Pisces. Group.
"Sama-sama, Tuan Dirga!" balas Diego tersenyum ramah dengan hati bergemuruh melihat Dirga yang menatap kagum wajah cantik Juliet.
"Terima kasih atas presentasi Anda, Nona Juliet!" Dirga berjabat tangan dengan Juliet membuat tangan Diego gemetar tak karuan.
"Ekhem … kami undur diri dulu, Tuan Dirga. Ayo sekretaris Juliet!" ujar Diego menatap Juliet penuh arti. Seolah memberi kode pada sekretaris nya itu agar segera melepaskan jabatan tangan tersebut.
Namun, kode itu tidak di tanggapi oleh Juliet. Gadis cantik itu malah semakin mengeratkan genggaman tangannya memasang senyuman manis menatap Dirga.
Diego terbelalak melihat senyuman manis terbit dari wajah datar Juliet.
Apa? Juliet baru saja tersenyum pada pria asing itu? Tiga tahun Juliet bekerja dengan Diego tak pernah tersenyum manis seperti itu.
Ini tak bisa di biarkan! Juliet harus di hukum karena telah melempar senyuman manis pada orang lain.
Akan tetapi, apa urusannya dengan Diego? Entahlah, pria tampan itu tak tahu karena hatinya tak terima Juliet si sekretaris berwajah tembok datar dan dingin tersenyum pada pria selain dirinya.
"Juliet, kita pulang sekarang!" tegas Diego menarik tangan Juliet kasar.
Bersambung.
Hai hai … silahkan like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰..
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏🥰
Mampir ke Novel Author juga 🥰🥰
Diego menarik tangan Juliet kasar membawa gadis cantik berwajah datar itu ke lobi perusahaan. Diego mendorong kasar tubuh Juliet masuk ke dalam mobil di ikuti oleh Diego.
"Kenapa kamu tersenyum pada dia? Sedangkan kamu tidak pernah tersenyum padaku? Apa dia lebih tampan daripada aku atau dia lebih menarik daripada aku? Jawab Juliet?" sentak Diego melontarkan pertanyaan yang bertubi-tubi membuat Juliet mengernyitkan dahinya.
"Apa urusannya dengan Anda, Sir? Bukankah tidak ada larangan bagi seseorang untuk tersenyum dan kepada siapa dia tersenyum?" tanya Juliet heran dengan ekspresi yang masih datar.
"Itu urusan ku, Juliet! Kamu itu bawahan ku. Otomatis senyuman kamu itu hanya boleh kamu perlihatkan padaku bukan pada orang lain!" sentak Diego mencengkram pipi Juliet, sehingga membuat gadis cantik itu meringis pelan.
Namun, Juliet tak menunjukkan nya. Gadis itu masih saja memasang ekspresi datar membuat Diego kesal.
"Tidak ada peraturan yang seperti itu, Sir! Bahkan, dalam surat kontrak kerja saya pun tidak ada! Lagian ini wajah saya dan sudah hak saya untuk tersenyum kepada siapa pun yang saya sukai!" jawab Juliet datar membuat hati Diego panas.
Sukai? Apa jangan-jangan Juliet menyukai Dirga. Si pria jelek dan pesek perusahaan Piscis itu.
Ah … Diego tak habis pikir. Bagaimana bisa Juliet berkata seperti itu di hadapan Diego yang jelas-jelas memiliki wajah dan pesona lebih tampan daripada Dirga.
Tentu saja ketampanan itu menurut Diego, karena bagi pria itu tidak ada yang bisa mengalahkan ketampanannya meski dewa sekalipun.
"Kamu menyukai Dirga? Ingat Juliet kalau kamu itu bawahan aku!" sentak Diego membuat Juliet tertegun.
Baru kali ini Diego meninggikan suaranya pada Juliet. Apa yang telah Juliet lakukan sehingga membuat Diego membentak dirinya seperti itu? Juliet tidak tahu. Otaknya tak dapat mengakses apa pun.
"Sir, saya ini hanya bawahan Anda yang hanya bertugas mematuhi peraturan yang telah perusahaan tentukan. Perusahaan hanya menyuruh saya bekerja dengan giat dan ulet. Tapi, perusahaan tidak menyuruh saya untuk tidak tersenyum pada orang lain dan perusahaan juga tidak melarang saya untuk menyukai siapa pun!" tegas Juliet menatap datar tanpa emosi Diego.
"Kau melupakan suatu hal, Juliet! Perusahaan tempatmu bekerja adalah aku. Aku adalah bosnya! Otomatis perusahaan itu adalah aku. Peraturan nya juga aku yang membuatnya! Jadi, mulai sekarang aku melarang kamu untuk tersenyum pada siapa pun. Terkecuali aku! Kau mengerti!" Diego berucap lantang membuat Juliet menghela nafas berat.
Beginilah nasib nya menjadi karyawan yang memiliki atasan semena-mena seperti Diego. Andai saja Juliet bisa mendapatkan pekerjaan yang memiliki gaji lebih besar daripada yang Diego berikan, maka Juliet akan berhenti bekerja pada Diego.
Andai saja tidak ada orang lain yang bergantung pada Juliet maka gadis cantik itu tak pernah takut bila di pecat, namun, Juliet hanyalah gadis yatim piatu yang berasal dari panti asuhan di Amerika.
Banyak adik-adiknya yang berasal dari panti bergantung pada gajinya.
"Baik, Sir!" jawab Juliet datar membuat Diego tersenyum senang lalu melepaskan cengkraman tangannya yang berada di pipi Juliet.
"Sekarang tersenyumlah!" titah Diego menatap penuh arti wajah cantik Juliet.
Juliet pun tersenyum tanpa emosi membuat Diego berdecak kesal.
"Ck … kenapa senyuman mu yang sekarang berbeda dengan tadi? Tadinya kau tersenyum manis seperti wanita bayaran ku saat mencapai ******* tapi sekarang kamu tersenyum seperti wanita yang tak memiliki gairah!" ketus Diego seraya menatap Juliet yang masih memasang senyuman tanpa emosi.
"Haiss … sudahlah, jangan tersenyum lagi! Bulu kuduk ku merinding melihat senyum mu yang ini! Mirip boneka Annabelle!" sentak Diego melonggarkan dasinya kesal membuat Juliet langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi datar.
Tiba-tiba Diego tersenyum jahil, Diego melihat penampilan Juliet yang sangat menggiurkan dengan kemeja putih dan rok hitam ketat.
"Juliet!"
"Yes, Sir!"
"Naik ke pangkuan ku!" titah Diego tak ingin di bantah membuat Juliet menelan ludahnya kasar.
Pikiran Juliet tiba-tiba kosong. Gadis cantik itu merasa gugup dan jantungnya berdetak kencang. Seolah-olah dirinya baru saja melakukan olahraga lari maraton.
"Juliet! Naik ke pangkuan ku sekarang juga!" Diego kembali berkata membuat Juliet pasrah.
Gadis cantik itu perlahan naik ke atas pangkuan Diego. Tangannya gemetar memilin ujung rok nya saat Diego mendekap erat pinggangnya mengikis jarak antara mereka.
"Berapa tahun kamu bekerja padaku, Juliet?" tanya Diego dengan suara serak seraya mengendus aroma harum dari ceruk leher Juliet.
"Tiga tahun, Sir!" jawab Juliet tegas dengan wajah yang masih datar. Gadis cantik itu sangat pandai menutupi kegugupannya dengan raut wajah datar.
"Tiga tahun adalah waktu yang lama, Juliet! Dan hari ini adalah hari yang aku tunggu-tunggu. Akan aku buat kau menyebut namaku dengan suara mendayu mu!" bisik Diego lalu mencium rakus bibir Juliet.
Juliet terkejut dengan keagresifan Diego. Gadis cantik itu memukul dada bidang Diego berusaha mendorong tubuh kekar Diego yang sekarang mengukung dirinya.
Diego menggigit bibir Juliet lalu menerobos masuk ke dalam mulut Juliet mengobrak-abrik isi dalam mulut gadis cantik itu. Juliet kelabakan, gadis cantik itu seperti cacing kepanasan saat tangan Diego masuk ke dalam rok nya.
Bastard CEO! jerit Juliet dalam hati.
"Ah … " Juliet menggigit bibir bawahnya saat Diego mengecup ujung telinga nya. Sensasi yang tak pernah di rasakan oleh Juliet. Benar-benar membuat sesuatu yang di bawah sana terasa aneh.
"Katakan kalau kau menginginkan nya, Juliet! Akan aku pastikan kamu berteriak memanggil nama ku dan meminta lagi, lagi dan lagi! Sama seperti wanita bayaran ku, Juliet!" bisik Diego di telinga Juliet membuat gadis cantik itu tersadar akan kenikmatan sementara itu.
Wanita bayaran! Diego ingin menyamakan dirinya dengan wanita bayaran? Juliet tak terima gadis cantik itu langsung menatap tajam Diego.
"Saya bukan wanita bayaran Anda, Sir!" tegas Juliet mendorong dada bidang Diego lalu duduk kembali pada kursinya.
Diego yang melihatnya pun mengeraskan rahangnya. Dia merasa terhina karena penolakan Juliet. Seumur hidup Diego selalu di terima oleh siapa pun. Pesona nya yang amat teramat tampan bahkan si Mamat kalah tampan darinya.
Diego langsung naik ke atas tubuh mungil Juliet membuat gadis itu terkejut. Diego memundurkan kursi mobil membuat tubuh Juliet terlentang, sehingga Diego lebih leluasa menindih tubuh Juliet.
"Sir, apa yang Anda lakukan? Saya bisa menuntut Anda karena telah melakukan pelecehan pada saya!" sentak Juliet dengan wajah datarnya menutupi rasa ketakutannya.
"Kau tidak bisa melakukannya, Juliet! Kau lupa siapa aku, hemm? Aku Diego James Arthur. Pria hebat yang di takuti oleh semua pengusaha Amerika dan di segani oleh aparat hukum di negara ini!" bisik Diego membelai paha Juliet.
Bola mata Juliet bergetar mendengar ucapan Diego. Bukan karena takut, tapi, dirinya marah pada diri sendiri. Dirinya marah pada semesta karena tak bisa melawan orang-orang kaya yang menindas dirinya.
Sekarang Diego sedang menekan dirinya dengan kekuasaan yang pria itu miliki membuat Juliet tak berkutik. Gadis cantik itu tak pernah takut bila dirinya terluka atau terlibat masalah.
Akan tetapi, yang gadis itu takuti adalah orang-orang yang dia sayangi, ibu panti, adik-adiknya yang di panti pasti akan merasa sedih bila dirinya terluka dan terlibat masalah.
"Nikmatilah, Baby!" bisik Diego dengan suara serak nya.
Bersambung.
Hai hai author balik lagi nih … jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰🥰
Salem ANEUK Nanggroe Aceh ❤️🙏
Diego masuk pelataran rumahnya dengan wajah masam. Hampir saja tadi dia menghujami Juliet dengan aset pribadinya, namun, harus terhenti saat suara dering ponsel nya berbunyi.
Sang ayah menelepon menyuruhnya untuk segera kembali ke rumah. Diego yang kala itu sedang dilanda gairah pun harus mengurungkan niatnya itu. Setelah mengantarkan Juliet pulang barulah Diego menemui sang ayah.
"My honey sweetie!" pekik seorang wanita cantik paruh baya berlari memeluk erat tubuh Diego.
"Mom, aku sudah dewasa! Jangan memanggilku seperti itu. Malu bila ada teman-teman ku yang mendengarnya!" sungut Diego membuat wanita paruh baya itu yang tak lain adalah Tari terkekeh geli.
"Bagi orang lain mungkin kamu sudah dewasa, tapi, bagi Mommy kamu masih tetap kecil, honey!" Tari mengecup pipi Diego membuat seorang pria paruh baya yang melihat hal itu pun mengepalkan tangannya erat.
"Sayang!" panggil pria paruh baya itu yang tak lain adalah David.
"CK … lihatlah Daddy mu yang masih saja cemburu bila mom mencium pipi mu!" ketus Tari dengan nada kesal melepaskan pelukannya lalu menghampiri David yang duduk di sofa. David langsung mendekap erat pinggang Tari posesif.
"Duduk! Ada hal penting yang ingin Daddy bicarakan padamu!" titah David tak ingin dibantah membuat Diego mau tak mau pun duduk di hadapan kedua orang tuanya itu.
"Kapan kamu akan menikah?" tanya David dengan suara yang amat dingin.
"Tidak tahu!" jawab Diego tak kalah dingin.
"Kamu ini sebenarnya mau apa, huh? Umur kamu sudah matang untuk menikah Diego! Sampai kapan kamu akan melajang menghabiskan malam mu dengan wanita j*l*ng mu itu?" sentak David dengan suara yang amat tinggi membuat Tari langsung mengelus pundak pria paruh baya itu.
"Daddy kenapa sangat suka mengurus kehidupan pribadi aku, sih? Bukankah selama ini aku telah menjadi seperti yang Daddy inginkan? Jadi orang sukses seperti kriteria Daddy, masa kecil ku korbankan untuk belajar tentang perusahaan! Lalu sekarang Daddy juga ingin mengatur kapan aku menikah? Apa Daddy tidak sadar kalau Daddy sedang mendoktrin aku untuk menjadi seperti yang Daddy inginkan! Cukup mengaturku, Dad! Aku bukan lagi anak kecil yang bisa di atur ini itu. Aku memiliki kehidupan ku sendiri!" tegas Diego penuh pendirian.
Darah David bergemuruh mendengar ucapan Diego. Putra kandungnya yang amat Ia sayangi. David teringat akan masa lalunya yang sama persis seperti Diego, selalu menolak permintaan orang tuanya untuk menikah.
"Diego sayang … jangan berbicara seperti itu pada Daddy mu," ujar Tari lembut membuat Diego mengusap wajahnya kasar.
"Kali ini saja, Mom! Aku mohon … biarkan aku memilih kehidupan yang aku inginkan, biarkan aku menjalani hari-hari ku seperti yang aku inginkan! Aku lelah menjadi seperti apa yang kalian inginkan, Mom. Kali ini saja! Tolong berikan aku kesempatan untuk menjadi diriku sendiri!" Diego menangkup kedua tangannya di depan dada membuat Tari meneteskan air matanya.
"Apa selama ini kamu merasa tersiksa dengan permintaan kami, Diego?" tanya Tari pelan membuat Diego termangu.
Mommy-nya itu tak pernah memanggil namanya saat sedang berbicara terkecuali bila sedang benar-benar marah.
"Mom, bukan begitu."
"Lakukan apa yang kamu inginkan, Diego. Jangan pikirkan lagi bagaimana keadaan dan perasaan kami orang tuamu! Kamu ingin punya hidup seperti yang kamu inginkan bukan? Jadi, lakukan saja apa mau mu tanpa merasa khawatir kalau kami akan melarang mu lagi! Satu yang mommy minta. Jaga kesehatan mu saja!" Setelah mengatakan hal itu Tari bangkit dari sofa berlari dramatis menaiki anak tangga lalu masuk ke dalam kamarnya.
Brakk.
Diego dan David terlonjak kaget mendengar suara pintu kamar yang di banting oleh Tari.
"Kamu dengar apa yang istriku katakan! Mulai sekarang lakukan apa yang kamu inginkan! Kami tidak akan mencampuri urusan mu lagi!" ujar David dengan nada dingin lalu bangkit berdiri berjalan meninggalkan Diego yang termangu di ruang tamu.
Bukan ini yang Diego inginkan. Pria tampan itu merasa bersalah karena telah membuat wanita pertama yang ia cintai telah menangis karena perkataan nya.
*
*
"Bagaimana akting ku tadi, Sayang? Apa bagus?" tanya Tari semangat pada David yang baru masuk kamar.
"Bagus, Sayang! Kamu bisa memenangkan piala Oscar kalau jadi artis!" jawab David tersenyum lembut memeluk erat tubuh ramping Tari.
"Maafkan aku, semua ini salahku karena dulu tidak membiarkan Diego tumbuh seperti anak yang lain! Andai saja waktu itu aku tidak sakit-sakitan. Pasti Diego bisa fokus pada masa remaja nya!" ujar David penuh sesal.
Saat umur Diego berumur 14 tahun, David mengalami kelumpuhan sementara karena efek samping obat yang di konsumsi nya selama bertahun-tahun semenjak dirinya kecelakaan saat Tari mengandung Diego dulu.
Alhasil Diego di tuntut untuk bisa menjadi pria cerdas di usianya yang masih remaja. Dia di paksa dewasa oleh keadaan agar bisa menggantikan posisi sang ayah di perusahaan.
"Suttttt … kamu tidak salah, Sayang! Semua itu telah berlalu, mungkin ini sudah takdir Diego. Kita sebagai orang tua hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anak kita agar kelak hadir seorang wanita yang bisa mengubahnya!" balas Tari mengusap rahang tegas milik David.
*
*
*
Diego duduk di meja barista seraya menghisap rokoknya. Pria tampan itu menatap ke arah lantai dansa terlihat banyak sekali para wanita seksi memakai pakaian kurang bahan berlenggak-lenggok.
Seseorang menepuk pundak Diego membuat pria tampan itu terkejut.
"Ya Tuhan, kau mengagetkanku, Max!" sentak Diego mengelus dadanya menatap tiga sahabatnya yang baru saja tiba.
"Hey, apa kau dengar! Diego baru saja menyebut nama Tuhan?" tanya Max pada Alex dan Damian.
Mereka tak lain adalah the Bastard CEO. Empat CEO kejam, dingin, sadis dan penggoda bersatu dalam sebuah kelompok yang di beri nama The Bastard CEO.
Diego CEO penggoda, Max CEO kejam, Alex CEO sadis dan Damian CEO dingin.
"Kau juga mendengar nya? Oh ya ampun … aku kira telinga ku yang bermasalah!" jawab Alex dengan ekspresi terkejut membuat Diego berdecak sebal.
"Ya Tuhan, apa salahku di masa lalu? Kenapa bisa aku berteman dengan para pria sampah ini!" decak Diego frustasi mengacak-acak rambutnya.
"Kenapa? Kamu baru saja bertanya pada Tuhan kenapa bisa memiliki sahabat setampan kami? Oh ya ampun, Diego! Itu merupakan sebuah keberuntungan untukmu. Seharusnya kau bersyukur berteman dengan kami sehingga wajah mu juga ikutan tampan seperti kami!" ujar Max menepuk pundak Diego membuat pria tampan itu semakin frustasi.
Niat hati ke club malam untuk menenangkan diri malah berakhir kacau karena bertemu dengan tiga sahabat anehnya itu.
"Hey, Diego! Kenapa wajah mu kau tekuk seperti pantat bebek? Apa kau punya masalah? Ceritakan saja pada kami!" ucap Alex meninju pelan bahu Diego.
"Apa kalau kalian mendengar cerita ku, masalah ku akan berkurang?" tanya Diego datar seraya menghisap rokoknya.
"Tentu saja tidak!" jawab Max, Alex dan Damian serempak.
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!