"Em, permisi, bisa tolong minggirin motor lo? Gue mau lewat" Tanya Azella pelan. Azella sudah tidak peduli jika sekarang dirinya menjadi pusat perhatian semua laki-laki disana.
Laki-laki yang berada diatas motor itu hanya diam dan menaikkan alisnya sebagai respon yang tentu saja tidak dimengerti oleh Azella.
Ini dia ga punya penyakit tuli kan? Batin Azella bingung.
"Halo?" Kata Azella lagi sambil melambaikan tangannya didepan wajah laki-laki itu.
Sungguh matahari sudah mulai tinggi dan sebentar lagi juga bell masuk akan berbunyi. Kenapa mereka tidak segera masuk kelas saja?
"Mau kemana?" Tanya laki-laki itu akhirnya dengan pandangan datar.
"Gue mau keruang kepsek." Jawab Azella sambil menunjuk pintu dibelakang laki-laki itu.
"Oh, lo bisa lewat jalan lain, kan?" Katanya terlihat tidak peduli.
Azella menyipitkan matanya kesal.
Wah, ngajak gelud! Batin Azella kesal.
"Tapi lo bisa kan minggirin motor lo dikit supaya gue bisa lewat?" Jawab Azella dengan sedikit menaikkan intonasi suaranya.
"Lo tuli atau gimana? Ini jalanan umum, bukan tempat parkir!" Ucap Azella lantang.
Laki-laki itu menatapnya semakin tajam dengan senyum kecil disudut bibirnya.
*"Do i care?" *Ucap laki-laki itu dengan penuh tekanan dan menatap Azella dengan intens.
Azella mulai sadar banyak yang sedang memperhatikannya, dan juga suara knalpot dari motor-motor tadi sekarang sudah menjadi hening, padahal mereka tadi seperti berkomunikasi lewat knalpot. Ribut sekali.
"Sumpah, ini udah mau bell masuk, gue minta tolong minggirin motor lo!" Minta Azella dengan sisa kesabaran seadanya.
"Gak bisa." Jawabnya tegas tanpa menoleh kepada Azella.
"What? Why? Sombong banget jadi cowok, nggak mau ngalah banget sama cewek, lo beneran cowok kan?" Kata Azella yang disambut keheningan oleh para siswa yang menonton kejadian pagi itu, sehingga suara Azella nyaring terdengar.
Laki-laki itu mengusap rambut undercutnya dengan kasar kebelakang. Sehingga menyisakan beberapa helai rambut yang berantakan dijidatnya.
"Pergi sebelum lo gak bisa lari." Tekan laki-laki itu tajam.
"Gak, gue gak bakalan pergi sebelum lo ngasi gue jalan buat lewat." Kata Azella lagi. Sudah-lah urat malunya sudah terlanjur putus.
"Jangan buat gue ngulang kalimat yang sama untuk kedua kalinya." Jawab laki-laki itu sambil mengeluarkan sebungkus rokok dan sebuah pematik.
Dengan santainya laki-laki itu merokok didepan ruang guru dan masih duduk diatas motor, keuntungannya laki-laki itu dilindungi pohon yang rindang, sedangkan Azella sudah mulai kepanasan karena sinar matahari.
"Gue laporin lo ke kepsek." Kata Azella mengancam.
Laki-laki itu hanya menarik sudut bibirnya seperti mengejek.
"Bahkan para guru aja gak ada yang lewat sini, cuma lo aja yang gak ngerti bahasa manusia, udah gue bilangin lewat jalan lain. Sebenarnya lo manusia atau bukan sih?" Jawab laki-laki itu santai, membalikkan kalimat Azella tadi, sambil sesekali menghembuskan asap rokoknya kedepan.
Tidak dapat dihindari kadang asapnya rokoknya juga menerpa permukaan wajah Azella.
Mendengar hal itu Azella semakin kesal dibuatnya. Kemudian gadis itu memundurkan langkahnya untuk menghindari asap rokok tersebut. Tidak lupa dengan tatapannya yang penuh kebencian menatap laki laki itu.
"Oke." Jawab Azella singkat sebelum berbalik meninggalkan laki-laki yang masih menatapnya dengan intens.
Sekali saja Azella akan mengalah seperti ini, jika kedua kalinya laki-laki itu masih seenaknya, jangan harap Azella akan mengalah.
SMA Antariksa
07.15
Satu hari dibulan maret, seorang gadis yang memiliki potongan rambut sebahu, dengan sedikit curly pada bagian bawahnya. Gadis yang lahir pada bulan desember itu memarkirkan mobilnya dengan rapi disalah satu sekolah elite yang berlokasi di Ibu Kota.
Gadis yang yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di sekolah SMA Antariksa itu memperhatikan keadaan sekolah yang sekarang akan menjadi tempatnya untuk melanjutkan pendidikan kelas 12 SMA-nya.
Lima menit berlalu, gadis itu belum juga ada niatan keluar dari mobilnya, bola matanya yang hitam pekat melirik para siswa yang mulai berdatangan. Padahal dia sudah terdaftar resmi sebagai siswa pindahan baru dan gadis itu juga sudah memakai seragam resmi SMA Antariksa.
Namun entah kenapa gadis yang memiliki nama panjang Athena Azella Qierra itu belum juga ada niatan keluar dari mobilnya.
Semalam Azella sempat searching diinternet tentang sekolah Antariksa ini. Yang membuat SMA Antariksa terkenal, selain dilatarbelakangi siswanya yang memang memiliki banyak prestasi, dan juga letak sekolah yang strategis, tidak lupa dengan donatur dan pemilik yayasannya adalah orang-orang ternama. Dan yang poin yang paling penting, dibalik semua itu ternyata disekolah ini adalah sebuah pusat dari salah satu geng besar.
Antariksa Gang. Sebuah geng yang terbentuk semenjak sekolah ini beroperasi ditahun pertamanya. Dan juga anggota dari geng ini, menurut informasi, laki-laki semua. Menariknya, dari sekian banyak geng yang sudah terbentuk, Antariksa Gang, adalah geng yang bisa bertahan hingga 25 tahun lamanya.
Azella menggelengkan kepalanya agar keluar dari lamunannya dan kembali kedunia nyata. Gais itu mulai memikirkan bagaimana caranya membuat dirinya nyaman dilingkungan baru. Karena Azella bukanlah tipe orang yang mudah bergaul.
Azella menekuk mukanya malas, tanggung sekali sebenarnya pindah sekolah disaat sudah berada dikelas akhir. Tapi bagaimana, Azella harus mengikuti kemauan orangtuanya. Orangtuanya ingin Azella tinggal di Indonesia bersama kakaknya yang mengurus kantor cabang perusahaan mereka yang ada di Indonesia.
Sedangkan sebelumnya Azella tinggal di Inggris bersama kakek nenek dari Mamanya. Tapi orang tuanya ingin Azella ke indonesia agar diawasi lebih ketat oleh kakaknya. Orangtuanya tidak tau saja, kakaknya memiliki pergaulan yang jauh lebih bebas dari perkiraan mereka.
Karena itu Azella hanya menghela nafasnya pasrah. Sedangkan Mama dan Papanya harus mengurus semua kantor cabangnya yang lain, karena itu mereka jarang menetap. Dan sialnya, kakaknya belum mau menggantikan posisi Papanya.
Selisih umur mereka memang cukup jauh, Azella sekarang berumur 17 tahun, sedangkan kakaknya 22 tahun.
Setelah lama terdiam akhirnya Azella memutuskan keluar mobil dan berjalan santai melewati beberapa siswa yang terang-terangan memperhatikannya, mungkin mereka sadar ada tambahan personil baru di SMA Antariksa.
Azella mencari seseorang yang terlihat friendly untuk ditanyai dimana letak ruangan kepala sekolah. Karena bagaimanapun juga Azella yakin, disekolah elite pasti ada beberapa jenis manusia yang sangat sombong dan jual mahal, dan Azella tidak mau berurusan dengan orang-orang yang seperti itu.
"Hai permisi." Kata Azella pertama kali saat melihat dua orang perempuan yang sedang asik mengobrol, yang Azella sempat dengar mereka membahas tentang anime? Ah sudahlah.
Yang jelas hanya mereka berdua yang tidak bersikap berlebihan ketika ada murid baru yang datang.
"Hai, lo murid baru kan?" Tebak salah satu gadis itu ramah.
"Hum iya, boleh tau dimana ruang kepala sekolah?" Tanya Azella.
"Oh, lo harus ke gedung A dulu, digedung itu khusus ruangan kepala sekolah dan pengurus yayasan. Nanti sampai sana lo naik kelantai 2 baru lo ketemu ruangan kepsek." Jawab gadis satunya yang memakai kacamata.
"Okay, thank you." Kata Azella memberikan senyum manisnya.
Azella melangkahkan kakinya mencari letak gedung A. Setelah menemukannya ternyata dari tempatnya berdiri, Azella harus melewati lapangan basket outdoor jika ingin ke gedung A, yang entah kenapa lapangan itu sangat ramai, hampir setengah lapangan outdoor ditempati oleh sepeda motor dan juga kumpulan siswa laki-laki.
Azella tidak tahu apakah ada jalan lain untuk akses ke gedung A atau tidak, tapi yang pasti dirinya tinggal menyebrangi lapangan ini dan sampai sudah.
Azella mencoba mencari celah diantara ramainya siswa disana. Kaki jenjangnya berjalan cepat ingin melewati kawasan tersebut. Namun di ujung sana, tepatnya didepan pintu utama gedung A yang cukup besar, ada seorang laki-laki yang duduk sambil memainkan ponselnya diatas motor dengan acuh. Tanpa memperdulikan keberadaannya yang menutupi pintu gedung.
Sebenarnya didepan gedung terdapat teras yang cukup luas, tapi semua jalannya tertutupi beberapa motor.
"Em, permisi, bisa tolong minggirin motor lo? Gue mau lewat" Tanya Azella pelan. Azella sudah tidak peduli jika sekarang dirinya menjadi pusat perhatian semua laki-laki disana.
Laki-laki yang berada diatas motor itu hanya diam dan menaikkan alisnya sebagai respon yang tentu saja tidak dimengerti oleh Azella.
Ini dia ga punya penyakit tuli kan? Batin Azella bingung.
"Halo?" Kata Azella lagi sambil melambaikan tangannya didepan wajah laki-laki itu.
Sungguh matahari sudah mulai tinggi dan sebentar lagi juga bell masuk akan berbunyi. Kenapa mereka tidak segera masuk kelas saja?
"Mau kemana?" Tanya laki-laki itu akhirnya dengan pandangan datar.
"Gue mau keruang kepsek." Jawab Azella sambil menunjuk pintu dibelakang laki-laki itu.
"Oh, lo bisa lewat jalan lain, kan?" Katanya terlihat tidak peduli.
Azella menyipitkan matanya kesal.
Wah, ngajak gelud! Batin Azella kesal.
"Tapi lo bisa kan minggirin motor lo dikit supaya gue bisa lewat?" Jawab Azella dengan sedikit menaikkan intonasi suaranya.
"Lo tuli atau gimana? Ini jalanan umum, bukan tempat parkir!" Ucap Azella lantang.
Laki-laki itu menatapnya semakin tajam dengan senyum kecil disudut bibirnya.
"Do i care?" Ucap laki-laki itu dengan penuh tekanan dan menatap Azella dengan intens.
Azella mulai sadar banyak yang sedang memperhatikannya, dan juga suara knalpot dari motor-motor tadi sekarang sudah menjadi hening, padahal mereka tadi seperti berkomunikasi lewat knalpot. Ribut sekali.
"Sumpah, ini udah mau bell masuk, gue minta tolong minggirin motor lo!" Minta Azella dengan sisa kesabaran seadanya.
"Gak bisa." Jawabnya tegas tanpa menoleh kepada Azella.
"What? Why? Sombong banget jadi cowok, nggak mau ngalah banget sama cewek, lo beneran cowok kan?" Kata Azella yang disambut keheningan oleh para siswa yang menonton kejadian pagi itu, sehingga suara Azella nyaring terdengar.
Laki-laki itu mengusap rambut undercutnya dengan kasar kebelakang. Sehingga menyisakan beberapa helai rambut yang berantakan dijidatnya.
"Pergi sebelum lo gak bisa lari." Tekan laki-laki itu tajam.
"Gak, gue gak bakalan pergi sebelum lo ngasi gue jalan buat lewat." Kata Azella lagi. Sudah-lah urat malunya sudah terlanjur putus.
"Jangan buat gue ngulang kalimat yang sama untuk kedua kalinya." Jawab laki-laki itu sambil mengeluarkan sebungkus rokok dan sebuah pematik.
Dengan santainya laki-laki itu merokok didepan ruang guru dan masih duduk diatas motor, keuntungannya laki-laki itu dilindungi pohon yang rindang, sedangkan Azella sudah mulai kepanasan karena sinar matahari.
"Gue laporin lo ke kepsek." Kata Azella mengancam.
Laki-laki itu hanya menarik sudut bibirnya seperti mengejek.
"Bahkan para guru aja gak ada yang lewat sini, cuma lo aja yang gak ngerti bahasa manusia, udah gue bilangin lewat jalan lain. Sebenarnya lo manusia atau bukan sih?" Jawab laki-laki itu santai, membalikkan kalimat Azella tadi, sambil sesekali menghembuskan asap rokoknya kedepan.
Tidak dapat dihindari kadang asapnya rokoknya juga menerpa permukaan wajah Azella.
Mendengar hal itu Azella semakin kesal dibuatnya. Kemudian gadis itu memundurkan langkahnya untuk menghindari asap rokok tersebut. Tidak lupa dengan tatapannya yang penuh kebencian menatap laki laki itu.
"Oke." Jawabnya singkat sebelum berbalik meninggalkan laki-laki yang masih menatapnya dengan intens.
Sekali saja Azella akan mengalah seperti ini, jika kedua kalinya laki-laki itu masih seenaknya, jangan harap Azella akan mengalah.
Enam anak laki-laki terlihat berjalan dengan santai dikoridor sekolahnya. Beberapa siswa yang melihat mereka langsung menyingkir dan memberikan jalan kepada enam orang laki-laki itu. Jelas sekali tujuan mereka adalah kantin karena ini sudah memasuki jam istirahat pertama.
"Cewek tadi nyari mati. Minta banget sih dimasukkin daftar blacklist kita, padahal cakep." Celetuk seseorang yang bernama Vixtor Mozza Benneric.
"Kayaknya murid baru deh, gue gapernah liat dia." Jawab laki-laki lain yang terlihat paling tinggi dari yang lain, laki-laki itu bernama Seven All Varran
"Tumben ada yang meragukan kejantanan seorang Rigel Antariksa." Kata Vixtor yang langsung mendapat sorakan setuju dari 4 orang lainnya.
"Shut up." Ucap singkat laki-laki yang bernama Rigel Antariksa Diego.
"Udah Rig, gak ada sejarahnya lo lawan cewek." Kata laki-laki lain lagi yang bernama Cello Lionel Agrav, laki-laki itu terlihat lebih putih daripada yang lain, dan juga paling murah senyum.
"Biarin aja Cell, lagian kalo gak digituin bakal keterusan" Jawab Seven.
"Udah Sev, kasian mana masih muda, lo jangan manes-manesin kompor yang nyala, tar meledak lo juga yang kena." Jawab laki-laki yang bernama Cello tadi.
"Fix sih dia murid baru, ini rame diakun gossip sekolah, banyak banget videonya yang tadi pagi." Kata seorang laki-laki yang sejak tadi memainkan ponselnya. Namanya Yuan Kenzo Sebastian.
"Tuhkan murid baru, pantesan dia gak tahu lo siapa Rig." Kata Cello.
Laki-laki yang dipanggil Rigel itu hanya diam tidak menunjukkan mimik wajah apapun dan pandangannya tetap datar.
Setelah mereka sampai dikantin, mereka langsung menuju meja yang biasa mereka tempati.
Rigel menghela nafasnya kasar, pikirannya penuh dendam terhadap gadis yang tadi pagi sangat lancang kepadanya. Baru pertama kali Rigel bertemu dengan gadis seperti itu.
Benar-benar tidak habis pikir, entah mimpi apa Rigel semalam, yang jelas pagi ini moodnya benar-benar tidak bagus.
"Eh, Seven, pacar lo Sienna lagi sama anak baru tadi." Kata Vixtor yang membuat pandangan mereka teralihkan kearah pintu masuk kantin, yang dimana ada Sienna pacarnya Seven.
"Eh ada Zia juga, gimana Frans? Pdkt lancar?" Tanya Cello ketika melihat Zia yang adalah gebetannya Frans yang juga teman Sienna. Laki-laki yang bernama Frans Gian Flavian itu hanya menatap tanpa minat.
Frans, laki-laki dingin yang entah kenapa menyukai perempuan bar-bar seperti Zia.
Cewek yang suka melanggar aturan, jarang mengerjakan tugas, tapi good looking, yang dimana membuat perempuan itu pasti memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Dulu saat awal-awal Frans ketahuan mendekati Zia, tentu saja mendapat berbagai macam ejekan dari teman-temannya yang lain, banyak yang penasaran kenapa Frans rela sampai mengirim dm kepada perempuan itu lebih dulu.
Frans yang memang tidak bisa mendengar keributan akhirnya mengucapkan alasan yang ternyata membuat teman-temannya semakin heboh.
Kurang lebih, seperti ini kata Frans waktu itu "You will never find a reason when love someone, it's because a true love comes with no logical reason."
Jika Rigel terkenal dengan kata kata savage miliknya, maka ada juga Frans yang terkenal dengan sifatnya yang sangat simple dalam menghadapi hal apapun.
"Mereka temenan?" Tanya Seven yang otomatis membuat perhatian mereka teralihkan lagi kepada gadis-gadis yang baru saja menginjakkan kakinya dikantin tersebut.
"Tanyain langsung Ven, gue juga kepo." Kata Cello semangat.
Panjang umur, ketika Sienna berjalan mendekati mereka dan juga mengajak Zia dan Azella.
"Member baru?" Tanya Seven langsung melirik Azella yang menatapnya sedikit kaget, sepertinya Azella baru mengingat mereka.
"Iya, dia temen baru aku. Namanya Azella" Jawab Sienna.
Azella melirik semua laki-laki itu dengan tatapan tajamnya. Masih ada dendam dihatinya untuk laki-laki yang paling ujung yang sedang mendengarkan musik lewat earphone dan memejamkan matanya, seperti tidak ingin diganggu oleh apapun.
Azella memutar bola matanya malas ketika mengingat kejadian tadi, untung saja dirinya bertemu dengan Sienna dan Zia yang menunjukkan jalan pintas untuk ke gedung A, sehingga Azella tidak perlu memutar arah terlalu jauh. Dan entah kebetulan atau tidak mereka sekarang juga sekelas.
"Hai manis." Kata Cello mengeluarkan jurus fuckboy miliknya.
"Sana-sana, buaya udah mulai beraksi." Kata Seven mengusir Sienna.
Azella melihat interaksi antara dua orang itu tidak ada kata-kata manis khas orang pacaran, mereka seperti berteman biasa, tapi kata Sienna tadi saat bercerita dikelas mereka pacaran. Iya, memang dikelas tadi mereka sempat bercerita sedikit sebelum jam pelajaran dimulai.
Sienna hanya menatap Seven dengan malas kemudian menarik tangan Azella dan Zia.
Mereka duduk tidak jauh dari geng laki-laki tadi. Azella yang masih badmood, hanya menekuk wajahnya dengan kesal.
"Kenapa Zell?" Tanya Sienna.
"Lo masih kesel sama cowok itu?" Kata Zia tepat sasaran. Sambil melirik kearah Rigel.
"Hah? Kok lo tau?" Kaget Azella.
"Itu di akun gossip sekolah rame foto sama rekaman kejadian tadi pagi." Jawab Sienna sambil memakan nasi gorengnya.
Azella menundukan wajahnya malas, lagi-lagi baru pertama masuk sekolah dia sudah membuat satu sekolahan heboh, pantas saja banyak yang menatapnya penasaran.
"Oh iya, kita belum ceritain ke lo." Kata Zia kemudian meminum jus jeruknya.
Azella menatap mereka penasaran.
"Pertama, sekolah ini punya akun gossip yang adminnya dirahasiakan, pokoknya akun itu selalu update, lo wajib banget follow kalau mau tau info tentang orang orang sekolah, dan tentunya berandanya selalu dipenuhi sama anak anak hits sekolah ini." Jelas Zienna.
Azella menganggukkan kepalanya paham. Karena sebenarnya Azella tidak ingin tahu banyak hal tentang hal itu.
"Kedua, disekolah ini ada geng, namanya Antariksa Gang. Ada 6 anggota inti yang juga jadi most wanted boy disini." Jelas Zia.
"Terus, 6 orang itu namanya Cello, Frans, Seven, Yuan, Vixtor, dan tentu saja ketuanya Rigel."
Tunggu, sepertinya Azella tidak asing dengan nama-nama tadi.
"Wait, what?!" Katanya bingung.
"Iya, Seven pacar gue." Kata Sienna mengerti dengan kebingungan Azella.
"Dan, of course, Rigel orang yang sama, yang lo ajak adu mulut di depan gedung A tadi pagi." Lanjut Zia
Boom! Berarti secara tidak langsung Azella sudah membuat masalah kepada ketua geng besar.
"Rigel, yang tadi pagi didepan gedung A?" Tanya Azella lagi memastikan.
"Iya, lo bertengkar sama ketua Antariksa tadi pagi. Hebat banget lo, asal lo tau ya, anak-anak cowok disini aja ngehindarin banget buat cari masalah sama geng itu, tapi lo dengan sukarela nyerahin diri lo." Kata Zia.
"Dan juga, pemilik yayasan disini itu papanya Rigel, makanya orang orang jadi makin segan." Jelas Sienna.
"Haduh, gue gak tau dia ketua geng Antariksa." Kata Azella sambil menggigit pipi bagian dalamnya.
"Gak apa, Rigel gak pernah lawan cewek kok." Sienna menenangkan Azella.
"Iya, buktinya lo masih aman sampai sekarang. Cuma kalo lo cowok ya udah abis." Kata Zia.
"Ah, gue gak mau berurusan sama mereka lagi." Kata Azella.
"Senyamannya lo aja Zell." Ucap Zia tersenyum simpul.
"Lo tahu, meski gue pacarnya Seven, gue gak pernah terlibat urusan geng mereka. Itu salah satu privasi mereka, dan juga kalau salah satu anggota inti itu punya pacar, mereka gaboleh duduk satu bangku sama ceweknya kalau mereka berenam lagi ngumpul bareng." Jelas Sienna sedikit kesal.
"Jadi lo udah pacaran berapa lama sama Seven?" Tanya Azella.
"Udah 1 tahun sih, tapi yagitu gue gak tau banyak soal geng mereka."
"Iya, gue sebenernya dideketin sama Frans, tapi gimana ya, gue gak suka dia terlalu pendiem. Sedangkan gue orangnya gak bisa diem, dan kepoan tentang suatu hal." Kata Zia.
Azella menganggukkan kepalanya paham. Benar juga jika dilihat diinternet juga tidak begitu banyak informasi yang beredar tentang geng Antariksa tersebut.
Dan juga soal dua teman barunya, jika Sienna adalah versi kalemnya maka akan ada Zia yang menjadi versi bar-bar. Bahkan perempuan itu tidak malu berteriak sangat kencang dikoridor sekolah.
Semoga saja, tidak ada masalah lagi yang datang menghampiri Azella.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!