NovelToon NovelToon

Selingkuh

Awal Yang Bahagia

 

Namanya Tia, Umurnya baru 22 tahun ketika bertemu dengan Zaky dan memutuskan menikah. Zaky yang saat itu berumur 29 tahun bekerja sebagai seorang pengusaha bidang properti melamarnya setelah tiga bulan perkenalan mereka. Pernikahan berlangsung meriah mengundang keluarga besar dan para sahabat. Dan kini pernikahan tersebut berjalan di tahun ke delapan.

Mereka kini memiliki empat orang putri dan si bungsu baru saja lahir. Si sulung, Zoya, baru genap enam tahun, kemudian sang adik Ifa dan Naya, 4 dan 2 tahun dan si bungsu yang belum genap sebulan. Tia yang dulu bekerja di bagian keuangan sebuah perusahaan memilih resign demi merawat sendiri buah hatinya. Mereka hanya memiliki seorang asisten rumah tangga tanpa baby sitter.

Tahun tahun pertama sudah pasti berat. Menyatukan dua kepala dalam berbagai hal dalam pernikahan tidak semudah ucapan bahagia selamanya dalam dongeng. Sikap Zaky yang kaku dan prinsipil karena Ia besar sebagai anak tunggal yang tidak punya saudara, membuat Tia hampir ingin menyerah. Karena kalau harus membayangkan adegan romantis seperti di film sungguh itu tak akan pernah terjadi apalagi ucapan gombal dari seorang zaky. Hanya saja, Tia tau zaky tipe pria penyayang, dia tidak pernah mengabaikan istri dan anak anaknya, memastikan kebutuhan mereka tercukupi dan mau ikut andil membantu merawat anak anak.

Pernah satu waktu Tia sakit, kakinya patah. Hampir 1 minggu zaky stanby di rumah mengambil alih tugas pengasihan anak. Mulai dari memandikan, menyuapi makan juga menidurkan tiga balitanya. Meski di batu bi tuti tetap saja Zaky lebih banyak andil. kadang tya dan bi tuti sampai tersenyum dan tertawa kecil melihat kelakuan putrinya yang membuat ayahnya kewalahan.

Tia seorang istri yang nyaris sempurna. Wajahnya yang cantik dan tubuhnya yan tinggi juga ramping membuat siapa saja berpaling kepadanya. Dulunya dia adalah primadona di kantornya dan sekarang dia hampir tidak pernah menggunakan risan di wajahnya bakan sekedar lipstik. Menjadi ibu rumah tangga yang hampir 24 jam di rumah nyaris membuat pesona pudar. Namun semua tergantikan dengan keuletannya mengurus rumah tangga. Masakan yang Lezat, pakaian yang bersih dan wangi,anak anak yang sehat dan lucu, adalah mahakaryanya, hanya saja tidak mungkin baginya memastikan rumah selalu rapi karena ada tiga bocah yang seakan tak berhenti bermain, bahkan meski di bantu bi tuti sekalipun.

Akhir pekan adalah hari yang paling di nanti Tia dan anak anaknya, dimana mereka bisa pergi keluar rumah bersama zaky intuk jalan jalan dan berbelanja. Bi tuti juga acap kali di ajak untuk membantu mengawasi anak anak. Zaky selalu memenuhi segala permintaan anak istrinya juga membelikan beberapa hadiah sebagai balasan hari sibuknya. Senyum keluarganya adalah kepuasan tersendiri bagi zaky. Tak lupa hadiah untuk bi tuti yang selalu siap sedia membantu istrinya di rumah.

Zaky sendiri adalah tipe pria idealis. Kadang terkesan Introvert sebab Ia jarang bicara. Hanya sahabatnya saja yang tahu bagaimana hatinya. Namun demikian Sepak terjangnya sebagai pengusaha patut di acungi jempol. Sebagai pengusaha properti ia sudah banyk membangun dan menjual berbagai properti. Dan penghasilannya membuatnya selalu digoda wanita cantik, mulai dari rekan kerja bahkan kliennya, namun saat ini ia merasa sudah di zona nyamannya. Keluarganya adalah yang utama.

 

Hampa

 

"Ma.. Liat crayon yang warna merah gak?" tanya Zoya setengah berteriak."Coba kakak liat di dalam laci mainan ya, yang dekat TV!" Sahut Tia berteriak dari dalam kamarnya. Ia sedang mengganti popok Nami. Zoya berlari kecil ke arah TV. di bukanya laci mencari cari apakah crayon merahnya tercecer di sana. Kedua adiknya Ifa dan Naya terlihat asik menonton TV sambil rebahan, minum dari botol susunya. "yes! ini dia.. " gumam Zoya.

"Papa pulang!..." Zaky masuk dari pintu depan mengagetkan seisi rumah. Ketiga Putrinya yang mendengar lansung berlarian ke arah Papanya yang sedang melepas sepatu. Bukk! Naya menabrak lutut papanya, Zaky segera mengangkat tubuh kecil itu ke udara. Disusul kedua kakaknya yang minta di perlakukan sama. Begitulah setiap harinya, anak anak menunggu kepulangan papanya. Melepas rindu di tinggal seharian. Kadang ketika bangun pagi papanya sudah pergi dan baru pulang saat senja.Zoya meraih tas papanya dan menentengnya dengan kepayahan sementara ifa membawakan jas.

Zaky menggendong Naya menuju ke kamar menemui istrinya. " Apakabar si bayi ini? rewel gak hari ini? " tanya Zaky serayamencium bayinya gemas kemudian mencium pipi istrinya yg sedang memangku bayi. "Aman sayang.. " jawab Tia tersenyum. Zaky kemudian memangku bayi sementara Tia bercanda dengan ketiga putrinya yang lain.

 

--

Malam mulai larut, saat si bayi kecil tertidur setelah menyusu. Tia bangkit dan meletakkan bayinya perlahan di dalam boks bayi. Nami tampak terlelap. Tiba tiba sepasang tangan meraih pinggangnya. Zaky memeluknya dari belakang dan menyandarkan dagunya di bahu Tia. "Uda bersih? Aku kangen.. " kata Zaky. Sudah hampir dua bulan mereka tidak bermesraan sejak kelahiran Nami. " Emm.. sebenarnya udah, tapi kok aku masih takut yang.. " kata Tia ragu. Zaky mengerti. Ia membalikkan tubuh istrinya menghadapnya." Iya nanti saja.. kalau kamu udah siap " kata Zaky kemudian mencium bibir istrinya.

--

Keesokan paginya Zaky sedang bersiap siap ke kantor. " Sayang, apa kamu tau dimana buku rekening kantor? aku membawanya pulang dua hari lalu di dalam kantong jas." Tanya Zaky sambil mengancingkan kemejanya." Oh iya, di dalam laci yang di samping tempat tidur sayang, buka saja, ada kotak biru dan bukunya di dalam kotak itu." jawab Tia yang tengah sibuk memakaikan jumpsuit bayinya yang baru saja mandi. Zaky bergegas ke arah laci dan mengambil buku rekening itu, kemudian menghampiri istrinya. Tia yang menyadari suaminya berdiri di sampingnya dengan segera memasangkan dasi serta merapikan kerah baju. Tidak lupa kecupan di pipi. Zaky membalas kecupan itu kemudian mencium perut bayinya gemas. "Aku sarapan dulu ya.. " pamit Zaky. " Ia maaf sayang tidak bisa menemanimu makan.." sahut Tia merasa tidak enak hati. " Tidak apa apa, temani saja si bayi ini.. " jawab Zaky lagi sambil mencubit cubit gemas pipi nami. Ia pun keluar menuju ruang makan.

Di ruang makan ketiga putrinya sedang melahap makanan mereka. ketiganya duduk di kursi anak dan naya sedang di suapi bi tuti.

" Habiskan makanannya ya kakak kakak." Kata Zaky sambil mencubit dagu mereka satu persatu. Yang di cubit hanya tersenyum saja karena mulutnya penuh. Zaky mulai menyantap sarapannya sambil sesekali tersenyum melihat tingkah ketiga putrinya. " Bi jangan siapkan kopi ya, saya minum kopi di kantor saja. " Baik tuan.

--

Di kantor.

Zaky menyeruput kopinya. Ia tersenyum senang. Ia baru saja menerima Laporan dari bagian penjualan bahwa penjualan properti tahun ini meningkat hingga 80 persen. Zaky merasa begitu bangga dan gembira. Baginya ini pencapaian yang luar bisa. Tiba tiba Ia merasa hampa. Tak tahu pada siapa harus berbagi cerita. Bukannya tidak ingin berbagi dengan tia, tapi istrinya pasti hanya akan mengucap syukur dan pembicaraan beralih ke topik tentang anak anak mereka. Ayahnya sendiri telah meninggalkannya karena serangan jantung sedangkan ibunya sudah lebih dulu meninggalkannya saat masih kuliah dulu. Sahabatnya Arya adalah seorang pejabat daerah yang tidak akan mengerti bisnis properti. Dia mungkin hanya akan mengucapkan selamat. sekali lagi hampa.

Tiba tiba lamunannya buyar karena dering handphonnya. Para karyawannya akan mengadakan pesta kecil di rooftop salah satu apartemen milik perusahaan. Mereka berharap Zaky bosnya akan datang. Zaky mengiyakan.

--

Hari beranjak senja. Tia baru saja selesai mandi. Ia membuka lemari pakaiannya. Melihat di barisan baju tidur, kemudian tampak olehnya barisan lingerie miliknya. Ia tersenyum mengingat kapan terakhir kali memakai pakaian itu. Mungkin di awal trimester kedua kehamilannya, karena perutnya semakin membesar. Ia mengambil satu, Lingerie berwarna hitam berbahan sutra. Tali bahunya begitu kecil dan bagian punggungnya terbuka. Ini Lingerie kesukaan Zaky dan yang membelikan juga Zaky. Tia pun jadi senyum sendiri.

Handphonenya berdering terdengar suara Zaky di seberang sana. " Sayang mungkin aku akan pulang terlambat atau bisa jadi pulang pagi. Mereka di bagian penjualan mengadakan pesta kecil, aku pikir aku harus hadir di sana." Zaky menjelaskan. "Baiklah sayang, padahal aku baru saja mau memakai Lingerie malam nanti.. " bibirnya meruncing. " Astaga sayang maafkan aku, aku harus bagaimana?" Zaky merasa tidak enak. " sudahlah tidak Apa apa. besok saja ya kangen kangenan nya.. " Tia berkata manja. "Baiklah sayang, tolong sampaikan pada anak anak ya. Aku tidak ingin mereka sedih menungguku." kata Zaky lagi. " baik sayang." jawab Tia. Panggilan pun terputus. Tia menyimpan kembali Lingerie hitam itu dan mengambil sepasang piyama.

--

Pertemuan pertama

Alunan musik jazz membuat suasana terasa hangat. Zaky baru saja tiba di pesta. Karyawannya menyambutnya dengan ramah namun segera kembali larut dalam keriuhan pesta. Zaky duduk di salah satu pojok bersama Erik manager pemasaran di perusahaannya.

"Apa Bapak tidak mengajak Istri bapak? Kami jarang sekali bertemu Ibu. Hanya saat peresmian kantor baru dan launching Apartemen saja."

" Ohh, Dia sibuk mengurus putri kami, dia ibu yang luar biasa."

"Pasti Istri yang luar biasa juga ya pak?"

"Hem? Iya, Istri yang luar biasa pastinya.. " jawab Zaky ragu.

Zaky kemudian termenung sejenak. Mengurai kembali kalimat yang baru saja dia ucapkan.

Istri yang luar biasa?

Ia bahkan tak ingat kapan terakhir kali Tia menemaninya makan. Atau kapan terakhir kali Tia menyambutnya pulang. Memang segala kebutuhan Zaky di persiapkan Tia dari baju yang akan di pakai, sepatu yang mengkilat. Sarapan yang sehat atau makan malam yang lezat. Tapi Jarang sekali mereka menghabiskan waktu bersama. Setiap Zaky pulang kantor atau Akan makan, Tia selalu larut dalam kesibukannya bersama anak anak.

Zaky permisi pada Erik untuk ke toilet. Ia pun berjalan menuju toilet di antara orang orang yang sibuk menari hingga tiba tiba Bukk !!

Seorang wanita menabraknya dan menumpahkan sedikit minuman di lengan kemejanya.

" Astaga! Maaf pak saya sungguh tidak sengaja, tadi.. "

" Sudah tidak apa apa, menepilah.."

Zaky menuju toilet. Tiba di sana Ia menyalakan kran di wastafel dan mencuci lengan bajunya. Ia sedikit kesal.

Di luar toilet, wanita yang menabrak tadi menunggu Zaky sambil berharap cemas. Tiba tiba Zaky keluar.

"Pak sekali lagi maafkan saya, kemeja bapak rusak karena saya, saya tidak hati hati, maafkan saya pak."

"Sudahlah, Apa kamu karyawan magang? Aku tak pernah melihatmu di kantor."

" Bukan pak, saya sepupu salah seorang karyawan bapak, namanya dira."

Dan yang di maksud datang.

"Lila Mengapa kamu membuat masalah, tolong maafkan saya pak, karena ulah sepupu saya pakaian bapak jadi kotor."

"Iya.."

Jawab Zaky seraya meninggalkan keduanya. Ia pun kembali bersama Erik menikmati sisa pesta.

--

Waktu menunjukkan pukul 02.55 pagi. Zaky mulai bosan dan pamit pulang. Zaky sendiri sebenarnya tidak terlalu suka di tengah keramaian karena Ia bukan orang yang suka basa basi. Namun karena menhargai kerja keras karyawannya, Ia pun berusaha menikmati pesta itu.

Zaky keluar dari Loby menuju parkiran. Ia melepas kancing paling atas kemejanya. Mengambil kunci mobil dan menekan tombolnya. Bip bip ! Lampu mobil menyala dua kali. Zaky membuka pintu mobil, duduk di belakang kemudi dan menyalakan mesin.

Tiba tiba pintu sebelah penumpang terbuka, seorang wanita masuk, menguci pintu dan menekuk badan dan kepalanya seperti bersembunyi.

"Hey! Siapa kamu! Kenapa masuk ke mobil saya! "

Yang di teriaki mengangkat wajahnya sedikit.

Zaky terperanjak! ternyata wanita yang menabraknya di pesta tadi.

"Kamu lagi? keluar dari mobil saya!"

setengah berbisik lila menjawab.

" Pak tolong saya, mereka mengejar saya, itu yang di luar." lila menunjuk ke luar jendela mobil.

Terlihat di sana beberapa orang berpakaian hitam berputar putar seperti mencari seseorang. Alis Zaky mengernyit.

"Siapa mereka?"

"Debt collector!"

" Hah? Jadi kamu lari dari mereka dan masuk ke mobil saya? Cepat keluar!"

"Saya mohon pak, Ijinkan saya menumpang sampai di persimpangan, saya akan turun di sana."

"Dimana dira? kenapa tidak pulang dengan dira saja."

" Di.. dia pulang lebih dulu dengan Andre pak, katanya akan kembali ta tapi..."

"Ya sudah, sampai persimpangan.. "

Mobil pun melaju, meninggalkan beberapa orang tadi yang tidak tahu kalau yang di carinya ada di mobil itu. Zaky menoleh melihat wanita itu masih berongkok di sana.

"Mengapa jongkok di situ, duduklah, mereka sudah jauh."

"ba.. baik.. "

Lila pun duduk di kursi penumpang. Sesekali dia menoleh ke arah Zaky. Dalam hati Ia tertegun. Pria yang merupakan bos sepupunya ini sungguh tampan, Tubuhnya tegap dan ternyata dia juga baik.

"Kenapa kamu melihat saya begitu?"

"Ti .. tidak pak.

"Sudah di persimpangan, turunlah. "

Mobil menepi dan berhenti.

" Katakan pada dira untuk menjemputmu, tidak baik perempuan sendirian di jalan saat gelap seperti ini."

Lila turun dari mobil. Tiba tiba ada lampu mobil lain menyilaukan matanya. Mobil itu berhenti. Ternyata itu dira. Lila memandang Zaky.

" Terima kasih pak, maaf merepotkan. "

katanya sambil membungkuk. Zaky tidak menjawab. Lila menutup pintunya. Seketika mobil melaju, meninggalkan dua wanita itu.

---

Zaky sedang memanaskan mesin mobilnya. hari ini sabtu, dia merasa lelah karna pesta semalam, tapi dia tak ingin mengecewakan anak anaknya yang menunggu weekend. Mereka akan ke kebun binatang hari ini. Tapi Tia belum bisa ikut karena pasti repot membawa bayi, jadi Zaky akan pergi dengan Zoya dan ifa.

Zaky menyalakan mesin mobilnya. Tiba tiba matanya terjutu ke arah kursi penumpang. di bawah dasbor tergeletak sebuah dompet.

"Dompet siapa itu?" kata Zaky dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!