NovelToon NovelToon

Dua Pangeran Satu Cinta 2

Prolog

Di sebuah rumah megah berlantai dua, terlihat seorang pria tengah memandangi halaman depan rumahnya sejauh mata memandang. Pria berbola mata hitam itu tampak tak bergeming dengan keadaan sekitar. Ia terus saja menatap kekejauhan tanpa peduli dengan dinginnya malam. Tirai-tirai jendela kamarnya pun berterbangan terkena angin yang berembus kencang. Hingga jubah piyamanya ikut melayang terkena embusan angin malam. Ialah Zu, putra mahkota sekaligus calon Raja Asia yang tengah termenung dalam keheningan dan kesendiriannya.

Rasa rindu tak lagi bisa terobati. Bak angin malam yang masuk tanpa pamit melewati jendela kamarnya. Hatinya pun rapuh menantikan cinta yang merasuki jiwa. Namun sayang, kabar duka harus diterimanya. Zu harus kehilangan sosok gadis yang begitu dicintainya. Seorang gadis yang disebut-sebut sebagai dewi penjaga pohon surga.

"Ara ...."

Bibirnya berdesir lirih saat menyebut nama gadis itu. Mewarnai malam yang sepi tanpa kehadiran seorang kekasih. Lambat laun hujan pun ikut turun membasahi bumi. Menemani kesendiriannya yang sedang meratap sepi. Ia merindukan Ara dan berharap bisa kembali lagi.

Pria berpiyama biru itu masih menatap kekejauhan. Tempat di mana sejuta kenangan tercipta antara dirinya dan Ara. Ia diterpa kerinduan yang mendalam. Begitu rindu dan menginginkan untuk bertemu. Namun, ia tahu jika hal itu hanya sebatas angan yang semu.

Ara ... apa benar kabar yang kudengar ini?

Ia bertanya sambil menatap lurus ke depan. Terbayang wajah gadisnya sedang berada di sana. Ia masih tak percaya dengan kabar yang didengarnya, jika gadis yang dicintainya akan melabuhkan bahtera rumah tangga bukan bersamanya. Ia kecewa, terluka dan putus asa. Bagaimana bisa ia membiarkan cinta merenggut kebahagiaan dari dalam hatinya? Ia diliputi kedukaan yang terus mendera.

Semilir angin pun menerpa helaian rambutnya yang hitam. Raut wajahnya tersirat menyimpan kesedihan amat mendalam. Ia menginginkan Ara hanya menjadi miliknya. Tapi apalah daya, takdir berkata lain untuknya.

Ia kemudian melangkahkan kaki, duduk di sofa sambil mengingat kembali kehadiran sang gadis yang pernah mengisi hari-harinya. Di sofa ini juga terjadi kenangan manis antara dirinya dan Ara. Di mana ia menumpahkan seluruh kasih sayangnya dari palung hati terdalam. Namun, kini semua hanya tinggal kenangan. Zu tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolak takdirnya.

Selama tiga bulan ke depan ia dibebastugaskan dari rutinitas kerajaan. Hal ini dilakukan sang ayah sebagai permintaan maafnya kepada Sky, raja dari Angkasa. Akibat perbuatan Zu yang membawa lari calon pengantin kedua putra mahkota. Tetapi Zu tidak bisa menerimanya. Ia merasa tidak bersalah.

Lantas Zu berpikir bagaimana cara agar bisa mengembalikan Ara ke pelukannya. Mengulang kembali masa-masa yang indah dan menjalani kehidupan bersama. Zu ingin Ara kembali hadir di sisinya.

Lalu mampukah Zu mendapatkan Ara dari pelukan kedua Pangeran Angkasa? Apa yang akan ia lakukan untuk menjadikan Ara miliknya? Dan apakah kedua Pangeran Angkasa akan diam begitu saja terhadap tindakannya?

Sebuah kisah romantis terbalut nuansa istana yang manis. Antara dua cinta pangeran memperebutkan hati seorang gadis. Terinspirasi dari lagu All That I Need by Boyzone. Gaharu Wood mempersembahkan...

...Dua Pangeran Satu Cinta 2...

.........

...You're the air that I breathe....

...Girl, you're all that I need....

...And I wanna thank you, Lady......

...You're the words that I read....

...You're the light that I see....

...And your love is all that I need......

.........

...All That I Need Disclaimer Boyzone...

.........

Perhatian!

Harap membaca Dua Pangeran Satu Cinta Buku Pertama sebelum melanjutkan bab berikutnya. Agar tidak gagal paham, gagal fokus, dan gagal-gagal lainnya terhadap alur cerita dan penokohannya.

Selamat membaca. ❤️

All That I Need

*) Sudut Pandang Pertama

.........

Aku tersesat dan sendirian, mencoba untuk terbiasa.

Membuat jalanku menyusuri jalan panjang berliku itu.

Tidak punya alasan, tidak ada rima, seperti sebuah lagu yang kehabisan waktu.

Dan kau dulu ada di sana, berdiri di depan mataku.

Bagaimana bisa aku menjadi orang yang begitu bodoh?

Untuk melepaskan cinta dan melanggar semua peraturan.

Gadis ketika kau berjalan keluar dari pintu itu,

Meninggalkan sebuah lubang di hatiku.

Dan sekarang aku tahu dengan pasti...

Kau adalah udara yang aku hirup.

Gadis kau adalah segala yang aku butuhkan.

Dan aku ingin berterima kasih padamu, Nona.

Kau adalah kata-kata yang aku baca.

Kau adalah cahaya yang aku lihat.

Dan cintamu adalah segala yang aku butuhkan.

Aku sia-sia mencari.

Memainkan sebuah permainan.

Tidak punya orang lain selain diriku yang tersisa untuk disalahkan.

Kau datang ke dalam duniaku.

Bukan permata atau mutiara.

Yang pernah bisa mengganti apa yang kau telah berikan padaku, Gadis.

Sama seperti istana pasir.

Gadis, aku hampir saja membiarkan cinta jatuh dari tanganku.

Dan sama seperti bunga yang membutuhkan hujan.

Aku akan berdiri di sisimu melewati kegembiraan dan rasa sakit.

Kau adalah udara yang aku hirup.

Gadis kau adalah segala yang aku butuhkan

Dan aku ingin berterima kasih padamu, Nona.

Kau adalah kata-kata yang aku baca.

Kau adalah cahaya yang aku lihat.

Dan cintamu adalah segala yang aku butuhkan.

Kau adalah lagu yang aku nyanyikan.

Gadis, kau segalanya bagiku.

Dan aku ingin berterima kasih padamu, Nona...

.........

Pagi hari yang cerah telah datang. Secerah hatiku karena bisa melanjutkan kisah ini. Awan-awan putih berarak di angkasa. Begitu indah, seindah kebersamaan kita selama ini. Aku pun ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang masih setia menunggu kelanjutan kisahku. Tanpa kalian tidak akan ada semangat untuk melanjutkannya. Dan aku berharap kita bisa selalu bersama sampai cerita ini benar-benar ditamatkan.

Kini aku baru saja mandi dan berdandan minimalis dengan handuk yang masih membalut tubuhku. Kulihat tubuhku mulai sedikit berisi setelah mengalami pasang-surut kehidupan yang menerpa. Dan hari ini aku akan mengenakan gaun berlengan pendek agar tidak gerah saat menghadapi sinar mentari. Sepertinya musim panas itu akan segera tiba tidak berapa lama lagi. Dan aku amat menantikannya. Kira-kira akan ada cerita apa di awal musim panas ini?

Aku mengenakan gaun berwarna krim yang berlengan pendek, namun tetap panjang hampir menutupi mata kaki. Seperti biasa aku juga mengenakan kemben dan leging pendek sebagai pelapis pakaian dalam. Karena di sini belum ada pakaian dalam seperti di duniaku. Jadinya harus membiasakan diri dengan apa yang ada di sini.

Suhu tubuhku berangsur normal setelah mendapatkan tato gratis di bagian belakang tubuh. Ternyata aku masuk angin dan mengalami kembung yang entah sudah berapa hari. Namun karena tidak kurasakan, akhirnya tubuhku bereaksi otomatis saat sakitku semakin meluas. Dan kini aku merasa lebih baikan lagi.

Di rumah kecantikan istana, aku diperlakukan bak seorang putri. Apa saja dilayani dan mereka begitu ramah padaku. Jika ingin apa-apa, tinggal minta saja. Dan karena hal itu jugalah aku tidak terlalu membutuhkan uang di sini. Kerajaan Angkasa begitu memanjakanku. Begitu juga dengan kedua putra mahkotanya, Cloud dan Rain. Mereka amat menyayangiku.

"Baiklah, sudah selesai."

Setelah berdandan minimalis, tak lupa semprotkan parfum ke sekujur tubuh agar lebih segar dan percaya diri. Aku juga memoleskan lip balm berwarna merah muda agar penampilanku terlihat lebih cantik. Siapa sih wanita yang tidak ingin tampil cantik? Aku juga begitu. Apalagi di hadapan kedua pangeranku. Sebisa mungkin harus tampil sempurna.

Setelah semuanya siap, kukenakan sepatu yang warnanya selaras dengan gaunku. Sepatuku ini tidak terlalu tinggi, mungkin hanya sekitar tiga senti. Tapi cukup untuk menambah tinggi badanku. Jadinya tidak terlihat terlalu pendek. Maklum, kedua pangeranku tinggi-tinggi semua. Sebisa mungkin aku pun menyesuaikan diri dengan mereka.

Di hadapan kedua pangeran, aku harus berjinjit jika ingin menciumnya. Pangeranku mempunyai tubuh yang mendekati sempurna. Jadi aku harus berusaha keras jika ingin mencium saat tidak memakai sepatu. Terkadang aku bergelayut di leher mereka agar bisa meraih bibir itu. Dan yang menyebalkan, Rain meledekku karena sulit meraih bibirnya. Dia itu memang jahil sekali.

Rain adalah pangeran kesayanganku. Dia mempunyai ciri khas tersendiri dalam kepribadiannya. Awalnya dia adalah musuh besarku di istana ini. Dia selalu membuntutiku ke manapun aku pergi. Sampai tiba hari di mana aku sudah tidak sanggup lagi mendengar kata-kata pedasnya, di saat itu juga aku melakukan balas dendam untuknya. Dan sejak hari itu semuanya jadi berbeda.

"Di mana ya dia? Katanya mau menemuiku?"

Setelah siap beraktivitas, aku pun keluar dari kamar lalu melangkahkan kaki menuju lantai satu kediaman Rain ini. Dan saat baru sampai di lantai satu, kulihat pangeran menyebalkan itu sedang merapikan dokumen di lemari yang berada di samping perapian. Sontak aku pun kaget jika dia sudah ada di rumah. Padahal sebelumnya aku melihatnya masih bersama prajurit-prajuritnya di belakang istana.

"Rain?" Kulihat dia juga sudah segar pagi ini. Sepertinya dia baru mandi.

"Pagi, Sayangku. Aku sudah lama menunggumu," katanya seraya menyilangkan kedua tangan di dada sambil tersenyum kepadaku.

"Benar, kah? Sepertinya tadi kau belum pulang." Aku mendekatinya.

"Aku bisa datang kapan saja. Bukankah semua area istana ini milikku?" Dia juga berjalan mendekatiku.

Iya sajalah daripada panjang cerita.

"Hari ini aku akan mengajakmu berjalan-jalan. Kau mau, kan?" tanyanya.

"Apakah ini jalan-jalan perpisahan?" tanyaku seraya menatap kedua bola mata biru pekatnya.

"Sayang, jangan berkata seperti itu. Tidak ada kata perpisahan. Aku hanya pergi bertugas." Dia memelukku.

Hah, kau ini. Tugasmu juga tak tahu kapan pulangnya.

Aku menggerutu dalam hati saat tubuh ini dipeluknya. Aku sengaja memendam perasaanku agar tidak memberatkan keberangkatannya untuk menjalani tugas kerajaan. Bagaimanapun Rain adalah seorang panglima, dia tentara militer. Aku harus kuat jika dia sedang mendapat tugas kerajaan. Aku tidak boleh cengeng di hadapannya sekalipun harus berpisah lama. Setidaknya dia akan kembali untukku.

"Ya, baiklah. Lalu kita akan ke mana?" tanyaku.

"Em ... kita akan pergi ke dua tempat hari ini. Pertama kita akan ke kebun binantang. Dan ke dua kita akan ke bukit pohon surga." Dia menjelaskan rute perjalanan kami.

Aku melepaskan pelukannya. Kuperhatikan saksama paras rupanya yang begitu menawan. Rasanya aku akan rindu berat setelah ini.

"Em, baiklah. Mari kita berangkat sekarang." Aku menyanggupinya.

Sengaja tidak kutunjukkan kesedihan dan segera mengiyakan ajakannya agar dia tidak merasa aku sedih. Rainku juga manusia, dia mempunyai perasaan dan hati. Jadi jika aku terlihat sedih, nanti dia juga bisa ikut sedih. Dan aku tidak mau hal itu terjadi di hari-hari sebelum keberangkatannya. Kejadian semalam sudah cukup menjadi pelajaran bagiku agar tidak membuatnya kepikiran. Karena aku menyayangi Rainku. Dia segalanya bagiku.

I'll Miss You

Kami kemudian melangkahkan kaki bersama menuju belakang istana. Tidak terlalu jauh dari kediamannya ini. Sepanjang perjalanan kami pun berpegangan tangan dengan mesra. Saat itu juga rasa sedih kembali menyelimuti hatiku. Sungguh aku tidak ingin ditinggalkan olehnya. Aku ingin selalu bersamanya dalam suka maupun duka.

Sesampainya di belakang istana, Rain segera bersiul. Tak lama kemudian Black pun datang dengan cepat ke arah kami. Kuda hitamnya itu sudah sangat terlatih dan dekat sekali dengannya. Rain pun memintaku untuk duduk di depannya. Kami menaiki kuda hitamnya menuju kebun binatang, tempat di mana burung Garuda dilatih mengirim pesan. Aku pun menikmati perjalanan ini bersamanya.

Di perjalanan...

Sepanjang perjalanan aku meminta Rain agar memelukku dari belakang. Kurasakan hangat tubuhnya membalut tubuhku ini. Kunikmati belaian lembutnya yang menyentuh rambutku. Aku merasa amat disayang olehnya. Kuhirup dalam-dalam aroma parfumnya yang memabukkan. Aku merasa akan merindukan saat-saat seperti ini bersamanya. Aku tak sanggup jika harus berpisah lama dengannya.

"Ara ...." Dia menyebut namaku sambil melajukan kudanya.

"Ya?" Aku pun menoleh ke arahnya.

"Aku mencintaimu," katanya lalu mencium pipiku ini.

Saat itu juga air mataku serasa ingin tumpah dari lumbungnya. Tapi aku berusaha tegar menghadapi kenyataan. Rainku bukanlah seorang pekerja kantoran yang bisa pulang di setiap harinya. Dia adalah seorang tentara yang bertanggung jawab terhadap negerinya. Jika sudah pergi bertugas, hanya doa yang bisa kupanjatkan agar dia bisa kembali dengan selamat. Karena medan perang tidak akan ada yang tahu bagaimana akhirnya. Dan aku juga tidak bisa menyesali pekerjaannya. Aku hanya bisa pasrah sambil terus berdoa kepada Tuhan. Semoga Rainku selalu selamat di setiap kesempatan.

"Aku juga mencintaimu, Rain. Cepatlah pulang agar kita bisa segera bercocok tanam." Aku mencandainya.

Rain kemudian menggigit telingaku. Gigitan kecil yang terasa sampai ke hati ini. Dia begitu sayang dan juga gemas padaku. Dan mungkin hanya akulah satu-satunya gadis yang tahu persis bagaimana sifat aslinya. Rain itu mesum sekali.

"Ara, kita sedang di atas kuda. Nanti Black risih jika ada tegangan tinggi di sini," katanya yang membuatku tertawa seketika.

"Hahahaha. Kau bisa saja." Aku pun mengusap wajahnya dari depan.

Kuakui jika Rain memang yang terbaik. Tapi aku juga tidak bisa meninggalkan Cloud yang telah banyak berjasa untukku. Mungkin memang sudah suratan jika aku harus memiliki dua orang suami. Jadi ya sudah. Jalani saja yang ada.

Satu jam kemudian...

Beberapa menit setelah sampai di kebun binatang, aku melihat Green segera menyambut kedatanganku. Kuda hijau itu berlari ke arahku begitu kami tiba di padang rumput ini. Tempat di mana kuda-kuda istana dibiarkan bebas mencari rumput dan berkoloni. Aku pun mengusap kepala Green sambil membisikkan sesuatu kepadanya. Green juga meringkik, seolah mengerti akan perkataanku. Kuda hijauku akhirnya bermain bersama kuda hitam milik Rain. Mereka berjalan bersama menuju kelompok kuda yang ada di tengah padang rumput. Sedang kami...

"Sayang."

"Hm?"

"Kau masih ingat apa yang kita lakukan di gubuk ini?" tanyanya padaku.

Kini kami sedang duduk di gubuk tempat mengawasi kuda-kuda yang dibiarkan bebas. Di sini juga kami pernah menuai cerita bersama. Di mana aku berteduh bersamanya saat dia baru pulang ke istana, selepas melihat perbatasan waktu itu. Tentunya aku tidak akan pernah melupakan hal apapun yang pernah terjadi di antara kami. Sekecil apapun kenangan yang tercipta, bagiku amatlah berharga.

"Kau menginginkannya, Sayang?" tanyaku manja.

Aku sengaja bertingkah lucu di hadapannya agar dia tidak merasakan kesedihan yang sedang melanda hatiku. Kulihat dia juga tersenyum sambil menundukkan wajahnya. Lalu kemudian...

"Rain!"

Dia menarikku agar lebih dekat dengannya. Dia pun memperhatikan setiap apa yang ada di wajahku ini. Dan entah mengapa wajahnya semakin dekat saja dengan wajahku.

"Kau ini menggemaskan, Ara." Dia ternyata menggigit pipiku.

"Rain, kau ini nakal sekali!" Kupukul dan kucubit lengannya.

"Hahaha. Biar saja. Aku ini akan menjadi suamimu. Dan kau..." Dia mencolek hidungku. "...akan menjadi istri dan ibu dari anak-anakku." Dengan mudahnya dia berkata seperti itu.

Rain ... bagaimana jika kutunjukkan rasa sedihku. Apa kau akan seperti semalam?

Sebisa mungkin aku menutupi kesedihan karena akan ditinggalkannya. Aku pun tersenyum lalu mencium pipinya. Sungguh aku tidak sanggup jika harus lama-lama berpisah dengannya. Bagaimanapun kenanganku bersama Rain jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan Cloud. Rain begitu berarti dalam hidupku.

"Ara, kita ke tengah padang rumput saja." Dia mengajak ku saat rasa sedih ini mulai melanda hatiku.

"Mau ngapain?" Aku mengikutinya beranjak dari gubuk.

"Kita bersenang-senang," jawabnya seraya tersenyum padaku.

Rain mengulurkan tangannya padaku. Aku pun menyambutnya seraya tersenyum. Kami kemudian berlari bersama menuju padang rumput yang luas ini. Entah mengapa aku merasa bahagia sekali. Dan aku tidak ingin kebahagiaan ini cepat berakhir. Bersamanya telah kulewati satu putaran matahari, waktu dunia ini. Dan tidak mudah bagiku untuk melupakan semua kenangan indah itu. Aku ingin selalu bersama Rainku.

Rain, terima kasih. Terima kasih atas segala hal yang telah kau berikan untukku. Aku tidak bisa membalasnya. Hanya doa yang mampu kupanjatkan untukmu. Cepatlah kembali nanti. Aku mencintaimu.

Hari ini aku hanya bisa menuruti semua keinginannya. Dia mengajakku bermain di tengah padang rumput bersama kuda-kuda milik istana. Aku pun memenuhinya. Mungkin dia juga tidak ingin merasa sedih karena keberangkatannya tinggal menghitung hari. Ya, sudah. Akhirnya kami pun menghabiskan waktu bersama di kebun binatang ini. Menyingkirkan rasa sedih dan menikmati indahnya kebersamaan yang belum tentu bisa terulang kembali.

Beberapa jam kemudian...

Canda tawa menghiasi hari ini. Rain benar-benar membuatku lupa dengan rasa sedihku. Dia memelukku dari belakang lalu memutar tubuhku di tengah padang rumput yang luas. Sampai-sampai aku tidak bisa melepaskan diri darinya. Dia begitu kuat untuk kulawan. Tenaganya memang tidak ada duanya.

Kini dia mengajak ku pergi ke bukit pohon surga selepas makan siang bersama di pelataran kebun binatang istana. Dan kini aku baru saja sampai di bukit penuh cerita. Tempat di mana satu pohon tin besar berada dan tumbuh dengan rimbunnya.

Masih teringat jelas bagaimana pertama kali menginjakkan kaki ke bukit ini. Di mana saat itu aku terjatuh di atas tubuh Cloud. Aku masih bisa merasakan getaran aneh pada tubuhku saat pertama kali bersentuhan dengan seorang pria. Dan Cloud lah pria itu. Seiring berjalannya waktu, aku pun bisa mengenal Rain walaupun awalnya pertemuan kami sangat menjengkelkan sekali. Sampai sekarang aku masih tidak percaya jika kami bisa sedekat ini. Seperti mimpi saja.

Sekarang aku tengah bergandengan tangan bersama Rain menuju ke pohon surga. Sesampainya kami pun segera merebahkan diri di atas rerumputan sambil menikmati langit yang cerah. Dan karena pohonnya rindang, kami tidak merasa kepanasan ataupun silau saat melihat matahari. Pohon ini seperti melindungi kami dengan dedaunannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!