Baru bercerai beberapa bulan dari dokter spesialis ahli jantung
Kini, Viviana telah membuka hatinya untuk seseorang yang selama ini menjadi kekasih bayangannya
Hari ini, Fatih menguatkan hatinya untuk hadir di acara pesta pernikahan sang mantan istri
Viviana yang ia kenal adalah, sosok wanita yang sempurna dan berkelas.
Sekolahnya tinggi, modis, jabatan ada, dan berwajah cantik.
Sekilas orang yang memandang keluarga ini sangat sempurna. Prianya kaya, tampan, keluarga dokter. Kurang apa
Tetapi, apa yang selama ini Fatih rasakan. Kepura-puraan dalam kebahagiaan di dalam rumah tangga
Apa yang menjadi keinginan istrinya, Fatih selalu menuruti. Hingga keuangannya stagnan rata, tidak seperti Hanan dan Fariz
Rumah tangga memang tidak diukur dari uang. Tetapi, jika salah satu dari mereka bisa memegang uang, setidaknya Fatih tidak miskin seperti ini.
Sejak pertama hadir dikehidupannya, Viviana sebenarnya selalu meremehkan Fatih. Mungkin karena dia bisa mencari uang sendiri. Begitu angkuhnya ketika gajian ia dapat, dia selalu minta uang, yang menjadi haknya. Tetapi kewajibannya nihil
Inilah kisah seorang putra dari dokter yang pernah bersinar dimasa hidupnya. Yaitu putra kembar dari dokter Ilham Zayn dan Assifa Yasmin
Dr. Alfatih putra Zayn Sp. Jp (Dokter spesialis ahli jantung)
-
Fatih sudah berdiri bersama Fatihah putri semata wayang mereka
Fatiha sebenarnya tidak mau menghadiri pernikahan maminya yang bersanding dengan pria lain. Terlebih, pria itu terlalu muda dan terlalu gaul. Tidak cocok dengan maminya
Tidak seperti daddynya. Meskipun terlihat masih gagah dan tampan, Fatih orang yang biasa-biasa saja, tidak seperti ketiga saudaranya
Berpenampilan biasa, dan tidak terlihat bahagia jika mereka berkumpul dirumah
"Fatihah tidak mau punya papa baru dad. Papaku tetap daddy. Daddy, daddy, daddy... " Fatiha menangis. Kecewa terhadap maminya, yang lebih memilih laki-laki lain ketimbang daddynya "Apa kurangnya daddy. Daddy bekerja untuk keluarga, tidak pernah neko-neko urusan dunia dan wanita. Tetapi, apa yang didapat oleh daddy. Sakit hati aku dad..... "
Fatih hanya bisa berkaca-kaca. Begitu miris sekali hidupnya. Anak yang menjadi korban atas kelemahan dia, yang tidak mampu menjangkau kemauan istri yang berkelas
Fatih merengkuh putrinya "Jangan menangis didepan mami. Kamu sudah besar. Kuatkan hatimu"
Fatihah mengangguk
Setelah dipelaminan, Fatihah sedikit alot untuk memberi selamat kepada Viviana
"Ayo sayang, beri selamat kepada mami" Ucap Fatih
Fatihah maju selangkah, langsung dipeluk oleh Viviana
Fatihah segera mengurai peluk dari maminya, dan mundur mendekati Fatih
Fatih maju setengah langkah, dan memberi selamat kepada mantan istrinya
Tetapi, begitu tangannya maju, Viviana segera mencium tangan Fatih. Fatih buru-buru menariknya, Viviana sudah bukan muhrimnya
"Kita foto-foto dulu" Ajak Viviana
"Maaf mami, aku ada keperluan dikampus" Bohongnya "Ayo dad"
"Ayo sayang"
Mereka turun dengan hati yang tercabik-cabik
'Entah mengapa hatiku belum rela melepas Viviana. Aku masih mencintaimu, masih' Fatih menangis dalam hati
'Daddy... Kenapa jadinya begini. Aku benci mami. Mami kejam' Fatihah berlari menuju mobilnya yang terparkir disana
Fatihah menangis sejadi-jadinya
Fatih berlari kecil mengejar putrinya, dan merengkuhnya "Sayang, jangan menangis diluar. Ayo masuk"
Fatih segera membuka pintu mobil untuk putrinya, lalu iapun masuk kedalamnya
Fatih kembali merengkuh badan bergetar anak semata wayangnya. Buah hatinya dengan Viviana
-
Hai semua, beda loh ya, antara dokter bedah jantung, dan dokter jantung
Kebanyakan masyarakat masih susah membedakan antara dokter jantung dan dokter bedah jantung. Tidak jarang, masyarakat seringkali tertukar ketika hendak memeriksakan kondisinya.
Memang, antara keduanya terdengar sama. Tetapi, pada dasarnya tugas keduanya sangat berbeda.
Dokter jantung pada umumnya, akan melakukan kateterisasi, dan pemasangan alat lainnya.
Seperti pemasangan stan, pemasangan ring, dan pemasangan alat lainnya. Itu semua adalah tugas dokter jantung
Dalam beberapa kasus, bila dokter jantung tidak bisa dilakukan stanting dan pemasangan ring, maka akan dirujuk ke bagian bedah jantung untuk dilakukan operasi. Salah satunya adalah operasi by pass.
Perbedaan lainnya, dokter jantung dalam praktiknya tidak menggunakan pisau. Sedangkan bedah jantung, mau tidak mau harus menggunakan pisau, karena harus membuka bagian dada.
Tapi pada dasarnya, kedua dokter ini harus saling bekerja sama yang erat, agar menghasilkan sesuatu yang baik untuk pasiennya. Sehingga, keduanya harus menjadi satu tim, dan pada saat melakukan operasi, pasien dapat dilihat dari segala sisi.
Untuk tindakan operasinya sendiri, Spesialis Bedah Thoraks dan Kardiovaskular, dr. Fatah salah satu rekan kerja Fatih, akan melakukan beberapa tindakan operasi. Mulai dari by pass, penggantian katut (katut mitral dan aorta) sampai melakukan operasi jantung sampai pada pasien anak
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia atau (WHO), kematian terbesar di dunia saat ini, disebabkan karena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Dan sepertiga kematian di seluruh dunia disebabkan penyakit kardiovaskular. Bahkan di negara maju, dapat mencapai setengahnya.
Penyakit jantung dapat disebabkan karena kelainan bawaan, penyakit jantung rematik, hipertensi atau penyakit paru.
-
Satu tahun kemudian
Dokter Fatih sudah mulai menata hidupnya
Hari ini, tugas pemasangan ring jantung pada pasien sudah berhasil dilakukan
Pemasangan ring jantung, merupakan prosedur nonbedah dengan anestesi lokal dan sedasi ringan. Akses ke pembuluh darah koroner sebagian besar melalui pembuluh darah di pergelangan tangan atau di pangkal paha pada keadaan tertentu. Selama tindakan berlangsung, pasien akan dalam keadaan sadar tetapi tetap nyaman
-
Hari ini, Fatihah mobilnya mendadak masuk bengkel.
"Kenapa sayang"
"Jemput aku dad. Mobilku masuk bengkel"
"Memang kenapa?"
"Bocor"
"Ya sudah, daddy jemput sekarang"
Fatih, bisa saja menyuruh putrinya untuk pulang sendiri. Menggunakan transportasi umum, baik taxi, ojol dan lain sebagainya. Tetapi, rasa khawatirnya yang terlalu besar, membuatnya tidak berani melepas begitu saja
Fatih sudah menunggu didepan gerbang
Fatihah segera berpisah dengan teman-temannya, dan berlari menuju papanya "Daddy" Panggilnya lalu mencium punggung tangan Fatih
"Hai, sudah beres" Ucapnya sambil membukakan pintu
"Sudah dad"
Mereka sudah masuk kedalam mobil
"Sudah makan?"
"Sudah. Apa daddy belum makan?"
"Belum"
"Daddy... Demi aku, makan yang teratur dad"
Fatih hanya tersenyum
"Daddy kurus, jelek, dan terlihat tua. Mana ada cewek yang mau sama daddy"
Lagi-lagi Fatih hanya tersenyum "Kita langsung pulang?"
"Iya dad. Grandpa sama grandma pasti sudah nungguin"
Setelah perceraian satu tahun lebih tiga bulan lalu, Fatih memboyong Fatihah untuk tinggal dirumah Ilham
Kedua orangtuanya tidak keberatan. Mereka tinggal disini
Fatih benar-benar jatuh miskin waktu bercerai dengan istrinya
Dulu, Fatih pernah memiliki apartemen pemberian dokter Ilham, sebagai hadiah pernikahannya. Tetapi, Fatih menjualnya untuk menambahi agar memiliki sebuah rumah
Dan satu tahun lebih tiga bulan yang lalu, rumah tersebut, sudah ditempati mantan istrinya. Apakah seorang Ilham tega menitipkan anaknya kepada bekas menantunya?
Itulah Fatih. Terlalu memuji kecantikan istrinya. Semuanya geleng-geleng dengan nasibnya
Dan satu tahun lebih tiga bulan lalu pula, dia kembali kerumah kedua orangtua nya, tanpa memiliki harta sepeserpun.
Fatih hanya memiliki satu sumber uang. Yaitu gaji bulanan dari rumah sakit. Selain itu tidak ada
Saham yang ia tanam diperusahaan Fariz, rumah sakit Hanan, semuanya ditarik dan diminta Viviana sebagai harta gono gini
Lalu, Fatihah dapatnya apa?
Fatih tidak ingin pusing memikirkan harta yang sudah lenyap. Ia lebih memilih menatap kedepan, dan bagaimana cara menyekolahkan putrinya, yang bercita-cita ingin menjadi dosen, seperti kakek dan neneknya Fatih dulu
Jangan lupa like, vote, komen....
BERSAMBUNG.....
"Retnooooooo.." Teriak babe Kohar, yang sudah siap memberi uang saku untuk putrinya
"Iya be..... Bentar" Teriak Retno juga dari dalam rumah
"Hadeewww, lama-lama kupingku copot beh, beh" Ucap Rani sambil meletakkan sapu lidinya disamping tembok
"Retno mana?" Tanya Kohar yang habis mengelilingi empang buatan tempat budidaya ikan lele
"Tadi sudah berteriak. Dirinya berteriak sendiri, giliran dijawab berteriak nggak denger"
"Kuping babe rada budek buk. Lelenya sudah pada curhat. Minta transmigrasi semua, kerumah makan haha"
Retno berlari tergopoh-gopoh mendekati kedua orangtua nya
"Tu dia" Tunjuk Rani
"Nih duit. Buat beli bensin sama jajan elu"
"Kurang beh" Tangannya masih menengadah minta tambah jatah
"Kurang apenye. Lu tau kan, lele babeh belon panen. Besok dah, besok. Babe tambahin"
"Jangan nunggu besok dong beh. Tambahin dikit napa beh, buk"
"Ibu mana punya nduk, nduk. Dah sana, terima aja"
"Payah, katanya anak tunggal, tapi payah. Hah" Retno berjalan sambil menggerutu
"Beh, tambahin uang sakunya beh. Kasihan genduk" Rani ikut membujuk suaminya
"Biarin buk. Biar dia ntu tau, orang tua tuh bekerja sampai kaki dikepala, kepala dikaki. Seperti lagunya siapa ntu?"
"Ariel"
"Ah iya, bini gua memang pinter"
Cekik kik kik
Kik
Kik
"Babeeeeeee motorku mogok !!"
"Apalagi..." Kohar berjalan mendeka
"Motornya mogok beh" Ucap Rani sambil membuntuti Kohar untuk mendekati motornya Retno
"Hadewww anak satu aja bikin repot"
"Hus beh, nggak boleh. Gitu gitu bikinnya juga susah"
Kohar melirik Rani, sambil mengeluarkan dompet "Nih, babeh tambahin ongkos buat elu. Tuh buk, udah gua tambahin"
"Nah gitu dong"
Retno menerima uang tambahan "Makasih. Babe.." Panggil Retno
"Apalagi"
"Beliin motor baru napa beh. Ini motor, dari jamannya aku SMA, sampai kuliah hampir lulus, tapi motornya ini-ini mulu. Mogok udah berkali-kali. Capek ini beh, capek" Retno manaboki pahanya yang capek mengongkel motornya terus menerus
"Ya sabar"
"Sabar terus. Katanya juragan empang. Motor satu aja butut begini. Ya udah deh, aku berangkat beh, buk"
"Ya, ati-ati" Jawab Kobar "Lah, motornya. Kok nggak dibawa"
Retno berlari "Linu beh kakinya. Aku naik ojol aja"
"Yah, anak muda sekarang. Maunya praktis melulu, nggak mau perjuangan"
"Babe aja yang kelewat pelit. Retno itu perempuan beh. Temen-temennya aja banyak yang bawa mobil. Dia minta ganti motor aja susahnya minta ampun. Uangnya buat siapa beh, kalau bukan buat anak"
"Buk, hidup itu harus sederhana buk. Jangan gengsi"
"Itu bukan sederhana lagi. Tapi melarat. Pokoknya beh, hari ini. Retno musti dibeliin motor. Titik"
"Kok elu yang ngatur buk"
"Ibu bilang titik ya titik, nggak koma"
"Hadoooooowwww, gini nih. Kalau bini yang udah minta. Gua bisa ape"
-
Sementara dikampus
Fatihah dan Retno menunggu jemputan
Fatihah menunggu dijemput papanya, retnopun menunggu dijemput bang ojol
Mereka berdua kuliah digedung yang sama, namun beda jurusan. Dan Retno, kakak tingkat dari Fatihah
"Ret, tumben nongkrong. Motor lu mana" Tanya kawannya yang melintas
"Rongsokin"
Jawabnya membuat Fatihah terkekeh "Gawat banget kak main rongsokin"
"Iya, emang kudu dipensiunin. Dah tua, suruh istirahat. Terus, bentar lagi disiarin dimasjid"
"Hah, kok bisa"
"Mati"
"Ahaha"
Mereka terdiam sejenak
"Kakak nungguin apa" Tanya Fatihah
"Nungguin ojol, pacar bayaran gue. Elu, nungguin apaan"
"Sama. Tapi bukan pacar bayaran. Melainkan, papa gratisan"
Ahahaha
Tidak berapa lama, mobil hitam mewah berhenti didepan mereka
Fatihah tersenyum "Daddy"
Fatih tersenyum sambil membukakan pintu depan dari dalam
"Itu temannya sendirian, ajak sekalian" Ucapnya masih dijok kemudi
"Oh" Fatihah segera melongok keluar "Kakak, ikut yuk. Pulangnya kemana ?"
"Deket kok, Depok. Nggak usah, aku nungguin bang ojol, pacar bayaranku" Candanya
Fatihah tertawa
"Depok dad, katanya"
"Oh Depok, kita juga mau ke Depok. Sekalian, sana bilang"
Fatihah belum sempat berkenalan, tetapi tadi sekilas teman-temannya memanggil dia Ret
"Ah, kak Ret" Fatihah masih melongok
"Iya" Retno mendekat
"Ikut yuk"
"Nggak ah, itu pacar bayaranku datang. Sudah ya" Retnopun berlalu dan memilih naik ojol, yang sudah dipesannya
-
Sesampainya dirumah
"Wih motor siape beh" Retno memutari motor gede berwarna putih
"Elu"
"Ye hehehe. Makasih ya beh" Retno girang sambil memeluk bapaknya
Tiba-tiba
Tin-tin
Sebuah mobil hitam memasuki pekarangan rumah ini
"Beh, aku masuk ya beh" Ucap Retno pamit
"Iya"
Fatih dan Fatihah turun dari mobil tersebut
"Eh, pak dokter. Mau priksa lelenya? Takut jantungnya pada copot ye" Canda Kohar
"Haha, iya pak haji. Restoran butuh banyak stok lele. Jadi kami kesini"
"Oh iye-iye. Panggil babe aje. Oh iya, kenapa tidak telpon aje. Malah, repot-repot datang dimari"
"Sambil jalan-jalan beh, sekalian jemput anak. Oh iya, ini putriku beh"
"Oh iye-iye, udah besar yeh. Cakep kayak bapaknye"
Merekapun bersalaman
"Namanya siape neng?"
"Fatiha"
"Wah mirip namanya. Dokter Fatih, punya anak, namanya Fatihah"
"Iya beh, biar ingat"
Mereka tertawa kembali
"Tapi disini bau neng"
"Nggak pa-pa beh, dia suka jaringin ikan kalau direstoran"
"Oh iya, suka ya neng"
Fatihah manggut-manggut
"Retnoooooo" Teriak Kobar, sampai mereka berdua kaget
Retno berlari mendekat "Iya beh"
Pandangan mereka bertabrakan
"Eh elu. Kok kesini, om" Tunjuknya pada Fatihah, lalu menyapa pria dewasa yang ada disamping Fatihah
Fatihah mengangguk
"Hus nggak sopan. Die pak dokter. Am om, am om. Kapan die nikah sama ncing elu"
"Babe ih"
"Nggak pa-pa beh. dibuat nyaman aja panggilnya" Fatih menengahi
"Sana buatin sesuatu" Usir Kohar
"Iya beh"
Tiba-tiba
"Kak ikut"
"Kalian berdua dah kenal?"
"Iya beh" Jawab Fatihah
"Oh"
"Yuk, katanya ikut"
"Iya kak"
Mereka berjalan masuk
"Mereka satu kampus beh, tetapi saya kurang faham" Ucapnya sopan
"Oh, kebetulan banget ye. Tetapi, si eneng terlihat bocah banget. Apa, mau lulus juga"
"Apa anak babe mau lulus?" Bukannya Fatih menjawab, dia justru bertanya
"Iya, semester akhir"
"Oh, kalau anak saya masih tingkat dua"
Mereka berbincang-bincang sambil mengelilingi empang disamping rumah
-
"Disini terlihat asri loh kak, empangnya banyak. Bikin betah" Ucap Fatihah melongok empang itu dari pintu dapur
"Iyakah. Eh tadi kita belum kenalan loh"
"Haha iya kak, aku Fatihah"
"Retno"
Setelah berkutat didapur, Retno, Rani, dan Fatihah, membawa olahan lele yang barusan Retno masak
Mereka makan sore, dengan lauk lele goreng kriuk, dengan sambal tomat, plus lalapan
"Tadi ikut goreng ya didapur ?" Tanya Kohar pada Fatihah
"Iya beh, kak Retno lincah gorengnya. Aku mah takut"
"Kalau anak babe nggak lincah urusan masak memasak, udah kupecat jadi anak" Guraunya
"Beh, sama anak sendiri begitu" Rani
"Gertak buk, gertak"
"Gertak juga jangan begitu. Untung dia mahir, kalau nggak. Babe main pecat?"
"Gurau buk gurau, canda. Mana ada anak satu-satunya main pecat. Kata elu bikinnya aja susah"
"Hus"
Fatih hanya bisa tersenyum mendengar gurauan keluarga ini. Meskipun sedikit kasar dalam bicara, tapi hangat
"Silahkan-silahkan dimakan"
Semuanya mulai menyantap makan sore tersebut
"Emm enak. beh, berarti kalau sama aku, dipecat dong beh. Kan aku nggak bisa masak" Ucap Fatihah jujur
"Kursus ama dia" Jawab Kohar enteng
Fatih lagi-lagi tersenyum sambil menikmati masakan ndeso, namun rasa restoran
Fatihah melihat papanya sampai mengeluarkan keringat jagung "Wah, dad.. Wajah daddy berkeringat. Daddy doyan, apa laper dad"
"Dua-duanya" Ucap Fatih tersenyum simpul
Ahaha
"Wah, berarti cocok sama masakan kamu nduk" Ucap Rani memuji anaknya
Deg
"Iya masakannya enak" Jawabnya sambil hatinya sedikit berdenyut barusan
"Wah, kalau daddy tinggal disini, daddy pasti gemuk. Kaya lelenya babe ya beh"
"Iye betul-betul" Kohar
"Lele tinggal ambil. Makan, ada yang masakin. Kalau laper kesini aja dad"
"Hus ngawur" Fatih tak enak hati. Baru merasakan makan enak, direcokin sama putrinya
Jangan lupa komen, like, vote....
Kira-kira cocok nggak, jika jodoh Fatih dari keluarga ini. Komen, ya..
BERSAMBUNG.....
Fatih berjalan dikoridor rumah sakit
Tak disengaja, Fatih bertemu dengan Viviana yang sudah berperut besar
"Mas" Panggilnya
"Eh" Sejenak Fatih mengabsen badan mantan istrinya yang sedikit melar karena kehamilannya
"Apa kabar?"
"Baik. Maaf, aku ada pasien yang menunggu" Jawab Fatih, lalu berjalan menjauhi Viviana
"Mas" Panggilnya lagi
Fatih berhenti, lalu menoleh
"Apa kabar putri kita" Sambungnya
'Tumben'
"Alhamdulillah baik" Lalu Fatih memunggungi dan berlalu dari pandangan Viviana
Hati Fatih terasa tercabik-cabik, ketika melihat mantan istrinya yang sudah berbadan dua, dan bukan benihnya
Iya, dulu Viviana menolak hamil lagi waktu masih berumah tangga dengannya. Vivi takut badan yang ia jaga selama ini, akan jelek. Dan ekonominya akan memburuk karena tambah anak. Kini, dia hamil lagi dengan pria lain
'Dulu waktu hamil besar seperti itu, manjamu tidak ketulungan. Dan aku menyukai itu. Kini, kau sudah milik orang lain'
"Astagfirullah... Ya Allah, jauhkan sifat cemburuku ini padanya. Aku bukan siapa-siapanya lagi. Aku hanya manusia bodoh yang serba kekurangan. Dan siapapun boleh mengejekku" Fatih berkaca-kaca
Benar kata seluruh keluarganya. Fatih belum bisa move on dari Viviana
'Hanan, beruntung kamu ditinggal Aina karena meninggal. Kau tidak merasakan sakit dan terbakar seperti diriku. Aku hancur Hanan, hancur' Fatih mengusap airmata nya yang selalu meleleh 'Orang yang aku cintai bersanding dengan pria lain. Aku belum rela, belum. Dan sekarang, diusianya yang tidak muda lagi, dia hamil dari laki-laki itu. Sakit ma..' Aduhnya pada mamanya, meskipun Sifa tidak berada didepannya
Fatih merasa rapuh jika bertemu dengan Viviana. Hatinya hancur, tapi tidak bisa berbuat apa-apa
Lamunannya terhenti karena suara gawainya memekakkan telinga "Fatihah?"
Fatih segera mengangkat panggilan dari putrinya "Iya sayang"
"Daddy, daddy lama banget"
"Oh iya, ya. Maaf, maaf. Tadi ada pasien" Bohongnya "Terus, kamu sudah pulang?"
"Sudah"
"Ya sudah, daddy jemput"
"Tapi aku lagi ada dijalan dad"
"Kok dijalan! Minggir dong"
"Daddy bukan itu, aku mau main ketempatnya kak Retno. Aku dalam perjalanan sekarang"
"Retno siapa? Kemana?" Fatih tidak mengingat teman Fatihah satu persatu. Pikirannya hanya Vivi dan Vivi
"Ya Allah daddy. Kerumahnya babe dad, Depok. Lele, lele"
"Oh, babe Kohar"
"Iya"
"Kamu kesana?"
"Iya dad, nungguin daddy lama"
"Jadi daddy kesana nih, jemputnya"
"Iya. Tapi kalau daddy belum selesai, terusin dad. Aku ingin main"
"Ah, kau ini. Ya sudah, daddy lihat jadwal dulu ya"
"Iya dad, bye daddy"
-
Ternyata benar. Fatih masih ada pasien yang membutuhkan uluran tangannya
Fatih harus fokus dalam mendiagnosis dan menangani masalah penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskular.
Dokter yang memiliki gelar Sp.Jp ini, dikenal juga dengan sebutan ahli kardiologi.
Kedokteran jantung dan pembuluh darah juga merupakan bidang yang dipelajari dokter spesialis penyakit dalam. Para dokter spesialis jantung dan dokter spesialis penyakit dalam tak jarang berkolaborasi atau bekerja sama dalam menangani pasien yang bermasalah dengan jantung dan pembuluh darahnya.
Ada beberapa penyakit kardiovaskular yang dapat ditangani oleh Fatih, di antaranya
Ada infark miokard atau angina, penyakit jantung koroner, penyakit katup jantung, penyakit jantung bawaan, penyakit aorta, penyakit otot jantung, tumor jantung, gangguan irama jantung, serangan jantung, gagal jantung, dan henti jantung
Dalam melakukan diagnosis, Fatih akan menelusuri riwayat kesehatan pasien dan gejala yang dirasakan. Setelah itu, Fatih akan melakukan pemeriksaan fisik jantung, untuk mengevaluasi apakah terdapat masalah pada jantung.
Untuk memastikan diagnosis, Fatih menyarankan pemeriksaan penunjang, seperti elektrokardiogram (EKG), foto Rontgen, CT scan, MRI, angiografi, ekokardiogram, stress test, dan tes darah.
Setelah diagnosis dipastikan, Fatih akan menentukan langkah penanganan untuk mengobati penyakit yang diderita pasien.
Pengobatan dengan obat-obatan dan prosedur medis tertentu juga dibutuhkan sesuai hasil diagnosis.
Setelah selesai memeriksa pasien sebelumnya. Kini Fatih memeriksa pasien yang lain yang sudah mengantri didepan polynya
Setelah berbasa-basi, Fatih mulai menanyakan pada pasien lainnya "Apa yang anda rasakan saat ini"
"Nyeri pada dada dok"
"Menjalar hingga ke punggung?" Tebak Fatih
"Iya dok, dagu, sampai tenggorokan"
"Mual, pusing, dan lemas?"
"Iya dok. Sesak napas, dan berkeringat"
"Baiklah kita periksa" Hanan mulai memeriksa "Detak jantung anda juga tidak beraturan"
"Benar dok. Saya selalu deg-degan"
Fatih tersenyum "Cepat lelah atau muncul keluhan?"
Pasien mengangguk
"Sesak atau nyeri dada setelah melakukan aktivitas fisik, Iya? Maksud saya habis berolahraga?"
"Iya dok betul sekali"
"Komplit sekali. Baiklah, saran saya, anda harus memeriksakan diri. Oiya, anda bawa hasil pemeriksaan sebelumnya, seperti pemeriksaan darah, foto Rontgen, atau CT scan"
"Bawa dok"
"Baiklah, coba lihat"
Kebanyakan orang berpikir untuk menemui dokter spesialis jantung, hanya ketika mereka mengalami gejala. Padahal, rutin memeriksakan kesehatan jantung dan pembuluh darah penting untuk mendeteksi sejak dini penyakit yang diderita.
Semakin cepat gejala penyakit jantung terdeteksi, semakin cepat pula penanganan dapat dilakukan. Dengan begitu, pasien terhindar dari risiko terjadinya komplikasi yang berbahaya.
Fatih menulis resep pada kertas "Baiklah, ini resep yang harus bapak tebus. Jangan lupa, minum obat teratur, selalu terapkan pola hidup sehat, selalu berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, jangan merokok. Bapak merokok tidak?"
"Tadinya merokok dok"
"Sekarang, jangan. Dan mencukupi waktu istirahat, agar kesehatan jantung tetap terjaga. Bisa dimengerti?"
"Bisa dok. Kalau begitu, saya permisi"
"Silahkan"
-
Waktu sudah menunjukkan pukul 17:00 Fatih segera pulang, dan seketika itu ia ingat dengan Fatihah
"Hallo sayang, kamu dimana" Kebiasaan Fatih tidak bisa berbasa basi
"Daddy, aku sudah dirumah. Dan nggak perlu dijemput"
"Kok, kamu naik ojol"
"Enggak, eh iya"
"Kamu gimana sih, diajak ngomong susah"
"Haha, aku dianter kak Retno dad. Dan dia masih ada disini"
"Dia mengantar kamu?"
"Iya dad"
"Merepotkan sekali kamu"
"Aku ingin naik motor dad. Enak tau, mesra"
"Hus, kamu itu diantar cewek apa cowok sih"
"Cewek dad. Daddy pulang dong. Aku ingin dibeliin motor dad, daripada mobil dibengkel, belum beres-beres"
"Nggak bisa. Daddy nggak setuju. Daddy pulang"
Tut
Fatih segera pulang, dan menuju ke parkiran
-
Fatih berjalan cepat masuk kedalam rumah
"Assalamualaikum.. "
"Wa'alaikumusalam.." Jawab orang-orang yang ada didalam
Seperti biasa, Fatihah mendekati papanya untuk bersalaman. Setelah itu, Fatihpun mencium tangan kedua orangtuanya yang sedang asyik berbincang dengan teman Fatihah
Fatihpun menyalami Retno, sebagai tamu anaknya
"Dad, sini deh" Fatihah menarik lengan ayahnya untuk melihat motor matic gede, kepunyaan Retno
Mereka sudah diluar, dimana motor putih nan baru itu berada didepan rumah
"Dad, beli motor itu ya dad. Barusan aku bonceng, enak loh, nyaman"
Fatih tidak menjawab, tetapi justru meninggalkan, dan masuk kedalam
"Dad" Rengeknya
"Kenapa sih, nggak malu. Ada tamunya kok merengek kayak anak kecil"
"Beliin"
"Nggak"
"Dad"
"Kalau daddy bilang nggak, ya nggak"
"Ya" Fatihah kecewa
Fatih sebenarnya mampu membelikan motor keinginan anaknya. Tetapi Fatih tidak ingin Fatihah itu kepanasan, ataupun kehujanan
Selama bercerai dengan Viviana, uang gajinya aman-aman saja. Jikapun lolos, paling seperempat gajinya saja yang ia ambil, untuk kepentingan mereka berdua.
Ditambah, restoran yang Sifa kelola, sekarang butuh bantuan Fatih.
Kehadiran Fatih dirumah ini, tidak ada yang iri sedikitpun
Mereka justru berterimakasih, karena kedua orangtuanya ada yang menjaganya
Dukung terus Author..... Biar lancar menghalunya....
BERSAMBUNG.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!