NovelToon NovelToon

SECOND LOVE

Episode 1

💔

💔

💔

💔

💔

Sepasang kekasih sedang duduk dibawah pohon rindang yang ada di taman kampus.

"Sayang, setelah wisuda nanti aku akan langsung menikahi kamu," seru Damar.

"Hah serius sayang?" sahut Livia dengan antusiasnya.

"Tentu saja serius, aku sudah sabar ingin segera menikahimu."

"Terima kasih, Damar."

Livia menyandarkan kepalanya ke pundak Damar. Damar dan Livia adalah sepasang kekasih yang selalu membuat semua orang iri karena keromantisan mereka berdua. Damar dan Livia sudah menjalin hubungan sejak mereka masih duduk di bangku SMA.

"Ya ampun, kenapa sih kalian selalu membuat jiwa jombloku meronta-ronta," seru Monica yang tiba-tiba datang menghampiri keduanya.

"Mangkanya cari pacar dong Mon, biar ga iri terus sama kita," seru Damar.

"Maunya sih gitu, tapi aku maunya kamu Damar," batin Monica.

Monica hanya tersenyum mendengar ucapan Damar, Monica itu sahabat Livia sejak kecil mereka tumbuh bersama-sama namun nasib Livia tidak seberuntung Monica.

Livia dan Monica tumbuh sebagai anak panti tapi suatu saat Monica ada yang mengadopsi seorang pengusaha kaya tapi walaupun sudah diadopsi, Monica selalu datang ke panti untuk menemui Livia sahabatnya.

Semenjak duduk di bangku SMA, Monica menyukai Damar yang notabene laki-laki populer pada masa itu. Tapi sayangnya cinta Monica bertepuk sebelah tangan karena Damar menyukai Livia yang merupakan sahabatnya sendiri.

Monica tidak mau menjalin hubungan dengan pria mana pun karena cinta Monica sangat besar untuk Damar dan Monica akan menunggu Damar sampai dia putus dengan Livia tapi kenyataannya Damar dan Livia justru merencanakan akan menikah setelah wisuda nanti.

"Sayang, sebentar lagi mata kuliah kamu dimulai sana kamu masuk nanti kita bertemu lagi disini dan aku akan mengantar kamu pulang," seru Damar.

"Baiklah, yuk Mon kita masuk!" ajak Livia.

Livia dan Monica pun melangkahkan kakinya menuju kelas mereka.

"Liv, kamu beruntung sekali punya pacar Damar dia sangat romantis dan selalu membuat iri siapa pun yang melihatnya," seru Monica.

"Alhamdulillah Mon, kamu tahu Mon tadi Damar bilang setelah kita wisuda nanti dia akan menikahiku, ya ampun aku sangat bahagia sekali Mon."

Livia memeluk Monica dengan bahagianya tapi berbeda dengan Monica yang terlihat sangat terkejut, bagaimana tidak setelah bertahun-tahun menunggu dan berdo'a supaya mereka putus justru malah mendapatkan kabar kalau mereka akan menikah.

Livia melepaskan pelukannya karena merasa Monica hanya diam saja.

"Kamu kenapa Mon? kok diam saja, kamu ga suka ya dengar aku dan Damar akan menikah?" seru Livia kecewa.

"Ah bu--bukannya begitu Liv, aku sangat bahagia kalau akhirnya kalian akan menikah, aku barusan hanya terkejut saja tidak menyangka kalau Damar secepat itu akan menikahimu."

"Jangankan kamu, aku aja kaget tadi dia bilang kaya gitu."

"Selamat ya Liv, semoga bahagia selalu," seru Monica dengan hati yang tidak rela.

***

Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, akhirnya Livia dan Monica pun wisuda. Livia lulus dengan nilai terbaik dan lagi-lagi Monica dibuat marah karena Damar datang dengan membawa buket bunga yang sangat besar untuk Livia.

Monica harus berpura-pura bahagia dan tersenyum melihat Livia dan Damar, walaupun hatinya sangat hancur dan sakit.

Sesuai janji Damar, malam ini Damar dan kedua orang tuanya datang ke panti asuhan untuk melamar Livia. Orang tua Damar sebenarnya tidak merestui hubungan Damar dengan Livia tapi karena Damar bersikeras ingin menikahi Livia, orang tuanya tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Livia, karena ini permintaan mendadak Damar jadi pernikahan kalian hanya akan akad nikah saja masalah resepsi nanti kita pikirkan lagi," ketus Mama Noni.

"Tidak apa-apa Tante, akad nikah saja sudah cukup yang penting sah dimata agama dan hukum."

"Baiklah, lusa kalian akan menikah nanti kami datang lagi kesini."

"Baik Tante."

Akhirnya Damar dan kedua orang tuanya pun pulang, Livia sadar kalau kedua orang tua Damar memang tidak suka kepadanya tapi Damar selalu meyakinkannya kalau semua akan baik-baik saja.

Dua hari kemudian...

Akad nikah pun berjalan lancar dengan disaksikan oleh anak-anak panti yang lainnya, akhirnya Livia dan Damar pun sudah sah menjadi sepasang suami istri.

Hari itu juga Livia langsung dibawa oleh Damar ke rumahnya.

"Bu, Livia pergi dulu. Ibu harus jaga kesehatan jangan banyak pikiran dan jangan terlalu capek juga."

"Iya Nak, kamu juga jaga kesehatan semoga kamu selalu bahagia dan rumah panti ini akan selalu terbuka untukmu," seru Bu Lastri.

"Terima kasih Bu. Anak-anak, Kak Livia pergi dulu ya tolong jaga Ibu jangan buat Ibu sedih nanti Kak Livia akan sering-sering datang kesini."

Semua anak panti memeluk Livia, mereka tidak rela Livia pergi dari panti.

"Nak Damar, tolong jaga Livia jangan buat dia sedih kalau suatu saat Nak Damar sudah tidak cinta lagi kepada Livia, tolong kembalikan Livia kesini dengan baik-baik karena Ibu juga memberikan Livia kepadamu dengan baik-baik."

"Iya Bu, Damar janji akan selalu membahagiakan Livia," sahut Damar.

Akhirnya Damar dan Livia pun pamit pergi.

Awalnya pernikahan Damar dan Livia berjalan dengan lancar dan bahagia, apalagi saat ini Damar sudah bekerja di perusahaan milik Papanya.

Hingga disaat pernikahan mereka menginjak 5 bulan, ujian itu datang. Livia belum juga dikaruniai seorang anak, padahal itu hal yang sangat wajar toh usia pernikahan mereka pun baru seumur jagung tapi mertua wanitanya menuntut Livia untuk segera hamil.

"Damar, aku ga enak sama Mama karena sampai saat ini aku belum hamil juga," keluh Livia.

"Kamu jangan pikirkan omongan Mama, lagipula kita menikah baru 5 bulan kok masih wajar-wajar saja coba lihat orang lain, banyak kok yang sudah tahunan bahkan puluhan tahun baru dikaruniai anak."

"Tapi aku sudah membuat Mamamu kecewa."

"Sudah, jangan dipikirkan lagi. Oh iya, besok aku harus pergi ke Bandung soalnya ada pekerjaan disana apa kamu mau ikut?"

"Berapa lama?"

"Mungkin 3 harian."

"Aku ga bisa ikut Damar, soalnya besok aku ada tes buat CPNS PGTK."

"Kamu yakin ingin menjadi guru, sayang?"

"Iya Damar, aku sangat menyukai anak-anak mangkanya aku ingin menjadi guru. Lagipula kalau guru TK kan ga menghabiskan waktu banyak jadi aku masih bisa mengurus suamiku ini," seru Livia dengan manjanya.

"Ya sudah kalau itu keinginan kamu, yang penting kamu jangan terlalu capek saja."

"Siap Bos."

"Sudah malam, kita tidur soalnya aku sudah sangat lelah ini."

"Maaf sudah mengajakmu ngobrol dulu."

Akhirnya Damar dan Livia pun mulai merebahkan tubuhnya dan tidak membutuhkan waktu lama keduanya sudah mulai terlelap menuju alam mimpi masing-masing.

💔

💔

💔

💔

💔

Hallo ketemu lagi dengan Author receh, bagi yang belum baca Novel "CINTA DOSEN GENIUS" diharapkan baca dulu ya supaya ceritanya nyambung.

Happy Reading...

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Episode 2

💔

💔

💔

💔

💔

Keesokkan harinya....

Damar pun pergi menuju Bandung karena ada sesuatu yang harus dia urus di Bandung. Sesampainya di Bandung, Damar langsung menuju hotel yang akan dia tempati selama disana.

Bruugghh...

"Maaf-maaf saya tidak sengaja," seru Damar.

"Damar..."

"Loh Monica, sedang apa kamu disini?"

"Aku ada urusan disini, Livia mana dia ga ikut?"

"Enggak, wah jangan-jangan kamu mau menghadiri meeting di Perusahaan Xxx juga," seru Damar.

"Kok tahu?"

"Soalnya aku juga salah satu klientnya."

"Wah kebetulan sekali," sahut Monica dengan bahagianya.

"Kamu nginap disini juga?"

"Iya."

Damar dan Monica pun berjalan beriringan menuju kamar mereka, dan ternyata tidak disangka kamar mereka berdua saling berhadapan dan lagi-lagi itu membuat Monica kembali bahagia.

"Aku masuk dulu ya Mon, soalnya aku lelah sekali ingin istirahat dulu."

"Oke Damar."

Monica dan Damar pun masuk ke dalam kamar masing-masing. Monica merebahkan tubuhnya diatas ranjang dengan pandangannya lurus ke langit-langit kamar hotel itu.

"Ini kesempatan aku untuk mendekati Damar, apalagi tidak ada Livia. Aku sungguh tidak bisa melupakan Damar walaupun dia sudah menikah tapi rasa cintaku malah semakin besar kepada Damar. Maafkan aku Livia, ini memang gila tapi aku memang tidak bisa melepaskan cintaku begitu saja," gumam Monica.

***

Malam pun tiba...

Monica sedang mematut wajahnya di cermin, malam ini dia sudah dandan secantik mungkin dengan menggunakan mini dress yang sangat ****.

Monica ingin mengajak Damar untuk makan malam bersama. Disaat Monica membuka pintu kamarnya, ternyata bersamaan dengan Damar yang juga membuka pintu kamarnya.

Damar memperhatikan penampilan Monica dari atas hingga bawah dan Damar akui Monica memang cantik dan juga ****.

"Damar, mau keluar juga?" tanya Monica.

"Ah i--iya, mau makan malam," sahut Damar gagap.

"Aku juga mau makan malam nih, bagaimana kalau kita bareng saja ke bawah."

"Boleh."

Damar hendak melanglahkan kakinya tapi Monica dengan cepat mengalungkan tangannya ke lengan kekar milik Damar membuat Damar terdiam.

"Kenapa diam? bukannya dulu kita juga sering begini, kita kan sahabatan."

"Tapi sekarang sudah beda lagi Monica, aku sudah menikah."

"Ya ampun Damar jangan terlalu teganglah, lagipula Livia tidak ada disini. Aku yakin meskipun Livia ada disini juga, Livia tidak akan marah kita kan sudah sahabatan sejak lama."

Damar pun tersenyum dan melanjutkan langkahnya bersama Monica, entah kenapa saat ini perasaan Damar merasa canggung mendapat perlakuan seperti ini padahal dulu Monica sering seperti ini tapi sekarang rasanya beda sekali mungkin karena Damar sudah menikah dengan Livia jadi takut kalau Livia akan cemburu dan berpikir yang macam-macam.

Mereka berdua pun sampai di sebuah restoran, Damar dan Monica makan malam bersama. Monica tampak sangat menempel kepada Damar membuat Damar merasa tidak nyaman.

"Mon, bisakah kamu duduknya agak jauhan? sepertinya aku kurang nyaman kalau seperti ini," seru Damar hati-hati.

"Kamu kenapa sih jadi beda banget setelah menikah dengan Livia, apa Livia melarang kamu untuk dekat-dekat denganku?" kesal Monica.

"Tidak, Livia tidak pernah seperti itu cuma aku merasa tidak nyaman saja kalau terlalu dekat seperti ini."

"Kenapa? apa kamu takut tergoda olehku?" bisik Monica dengan manjanya.

Damar semakin dibuat panas dingin karena saat ini Monica sudah mulai mengusap rahang Damar, bagaimana pun Damar pria normal dia tidak bisa menahan hasratnya kalau ada wanita **** yang menggodanya seperti ini.

"Monica, aku mohon hentikan. Kamu kenapa sebenarnya?"

"Damar, asal kamu tahu dari dulu aku sangat mencintaimu tapi kamu sama sekali tidak pernah memandangku kamu malah menyukai Livia sahabatku. Rasa cinta itu semakin hari semakin besar dan aku tidak bisa menghilangkan rasa cinta itu," seru Monica dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Damar terdiam mematung, dia tidak menyangka kalau selama ini Monica sangat mencintainya.

"Kenapa kamu tidak pernah bilang dari dulu? sekarang sudah terlambat, aku sudah menikah dengan Livia dan aku sangat mencintai Livia."

"Damar, aku tidak peduli kamu sudah menikah dengan Livia bahkan aku dijadikan selingkuhanmu pun aku tidak peduli yang penting aku selalu bersamamu," seru Monica.

Monica memeluk Damar dan lagi-lagi membuat Damar diam mematung tapi tidak lama kemudian, Damar pun membalas pelukan Monica sehingga Monica tersenyum penuh kemenangan.

Entah bagaimana awalnya, saat ini Monica dan Damar sudah berada di dalam kamar Damar dalam keadaan sudah sama-sama polos. Saat ini Monica sudah tertidur pulas, sementara Damar terlihat sangat kusut dan beberapa kali mengusap wajahnya kasar.

"Apa yang sudah aku lakukan, kenapa aku bisa tergoda oleh Monica? bagaimana kalau Livia tahu, ya ampun maafkan aku Liv," gumam Damar dengan mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

Praaaanngggg....

Livia yang malam itu sedang minum tiba-tiba gelas yang dipegangnya jatuh dan pecah berantakan.

"Astagfirullah, ada apa ini? kenapa perasaanku tiba-tiba ga enak," gumam Livia.

Livia segera membersihkan pecahan gelas itu dengan perasaan tak menentu, setelah bersih Livia pun kembali ke kamar. Livia segera mengambil ponselnya dan menghubungi nomor suaminya tapi sayang nomornya tidak aktif.

"Kok tumben tidak aktif? Ya Alloh, semoga Damar baik-baik saja," gumam Livia dengan perasaan khawatir.

Keesokan harinya....

Semalaman Damar tidak bisa tidur, pikirannya melayang kepada Livia. Saat ini Damar sudah mandi dan sedang memakai kemejanya, tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perut Damar.

"Pagi sayang!" seru Monica.

Damar langsung melepaskan tangan Monica dan menatap wajah Monica dengan kesalnya.

"Mon, kejadian tadi malam anggap saja tidak terjadi sama sekali aku tidak mau sampai mengkhianati Livia aku tidak mau kehilangan Livia."

"Apa kamu bilang? setelah tadi malam kamu mengambil kesucianku, sekarang kamu dengan mudahnya bilang kalau aku harus melupakannya? kamu gila, Damar!" sentak Monica.

"Aku khilaf Mon, dan aku menyesal sudah melakukannya."

Monica langsung memeluk Damar dengan deraian airmata.

"Tidak Damar, aku sangat mencintaimu aku rela memberikan semuanya untukmu bahkan aku rela dijadikan selingkuhanmu yang penting aku bisa bersamamu."

"Tapi----"

Monica melepaskan pelukannya dan menatap wajah tampan Damar.

"Damar, kita bisa melakukannya dengan rapi yang penting Livia tidak mengetahuinya kalau di depan Livia, kita bersikap biasa saja. Aku mohon Damar, aku sangat mencintaimu."

Damar terlihat berpikir sejenak, hingga akhirnya Damar pun mulai tergoda lagi oleh Monica.

"Baiklah kalau itu keinginanmu, tapi aku tidak mau kalau sampai Livia tahu karena aku sangat mencintai Livia dan aku ga mau sampai kehilangan dia."

"Pasti sayang."

Monica kembali memeluk Damar, kali ini Damar tidak bisa menolaknya sebagai pria normal dia tidak bisa menolak saat disuguhkan hal yang menggiurkan dihadapannya.

💔

💔

💔

💔

💔

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Episode 3

💔

💔

💔

💔

💔

Semenjak kejadian itu, Damar dan Monica sering diam-diam bertemu dan berakhir tidur bersama di hotel.

Ceklek...

Damar pun membuka pintu kamarnya dan betapa terkejutnya Damar saat melihat Livia belum tidur dan sedang menunggu kepulangan Damar.

"Sayang, kenapa belum tidur?"

"Kamu kenapa akhir-akhir ini sering pulang larut malam? memangnya kamu banyak kerjaan ya?" tanya Livia.

Damar sangat kaget, dia tidak tahu haris menjawab apa. Damar sudah sangat sering membohongi Livia dan kadang-kadang rasa bersalah itu sering muncul di pikirannya.

"Maaf sayang, pekerjaanku sangat banyak mangkanya aku sering pulang larut malam," sahut Damar memeluk istrinya itu.

Tidak lama kemudian, Livia pun melepaskan pelukan Damar membuat Damar mengerutkan keningnya.

"Kenapa sayang?"

"Kok bau parfum kamu beda? kamu ganti parfum ya?"

Lagi-lagi Damar terkejut, dia tidak tahu harus menjawab apa.

"Ah i--iya, kalau begitu aku mandi dulu ya."

Damar pun segera masuk ke dalam kamar mandi untuk menghindari Livia tidak bertanya lebih dalam lagi dan itu membuat Livia sedikit bingung.

Livia menunggu Damar keluar dari dalam kamar mandi, tidak lama kemudian Damar pun keluar dengan handuk sebatas pinggang dan mengekpose bagian dadanya.

Deg...

Jantung Livia berdetak tak karuan saat melihat tanda merah di dada milik suaminya itu dan Damar tidak menyadarinya.

"Tidak, aku tidak boleh berprasangka buruk kepada Damar dia tidak mungkin kan mengkhianatiku," batin Livia dengan menggelengkan kepalanya.

"Kamu kenapa sayang?"

Damar yang sudah berpakaian langsung menghampiri Livia dan ingin memeluk Livia tapi Livia seolah menghindar.

"Maaf Damar, aku ngantuk."

Livia langsung merebahkan tubuhnya dan menutup tubuhnya dengan selimut, Damar pun menyusul Livia dan memeluk Livia dari belakang membuat jantung Livia semakit bergemuruh. Entah kenapa Livia berpikir kalau suaminya itu berubah dan tanda merah itu membuat Livia merasa sangat curiga kepada suaminya itu.

"Ya Alloh, apakah Damar sudah mengkhianatiku?" batin Livia.

Tanpa terasa Livia pun meneteskan airmatanya tapi Damar sudah terdengar mendengkur dan itu tandanya Damar sudah tertidur.

***

Keesokan harinya....

Seperti biasa Livia bangun subuh dan menyiapkan sarapan untuk Damar, tapi berbeda dengan hari-hari sebelumnya Livia selalu semangat kalau membuatkan sarapan untuk suaminya kali ini Livia begitu sangat tidak bersemangat.

"Pagi sayang!"

Damar muncul dan langsung mencium kening istrinya itu. Damar terlihat sudah sangat rapi dengan setelan kantornya.

"Pagi ini kamu masak apa, sayang?"

"Nasi goreng sapi lada hitam, kesukaanmu," sahut Livia datar.

"Wah pasti enak nih, soalnya masakan kamu selalu enak."

Ting tong...ting tong...

Damar dan Livia saling berpandangan, biasanya tidak ada yang bertamu pagi-pagi.

"Biar aku yang buka," seru Livia.

Livia pun segera menuju pintu dan membukanya.

"Pagi Livia!"

"Monica."

Monica memeluk Livia dengan raut wajah yang sangat bahagia, berbeda dengan Livia yang merasa biasa saja padahal sebelumnya Livia selalu antusias kalau bertemu dengan sahabatnya itu tapi sekarang entah kenapa Livia merasa tidak ingin Monica datang ke apartemennya.

Monica langsung masuk ke dalam apartemen Damar tidak tahu malu.

"Pagi Damar!" sapa Monica.

"Uhuk..uhuk..uhuk..."

Damar yang sedang makan langsung tersedak melihat Monica sudah ada di apartemennya, Livia memberikan minum kepada Damar dan Damar meneguknya sampai tandas.

"Kamu mau ngapain kesini pagi-pagi?" tanya Damar dingin.

"Tidak apa-apa, aku hanya rindu saja kepada sahabatku memangnya aku ga boleh ya kesini?" sahut Monika.

Damar menatap Livia tapi Livia terlihat biasa saja.

"Kamu mau ikut sarapan juga, Mon? aku ambilin piring dulu," seru Livia.

Monika duduk disamping Damar dan dengan centilnya Monika mengusap paha Damar membuat Damar melotot dan dengan cepat menghempaskan tangan Monica.

"Kamu apa-apaan, kalau Livia sampai tahu bagaimana?" bisik Damar.

Livia pun kembali dengan membawakan piring untuk Monica.

"Ini piringnya Mon, kamu ambil saja sendiri nasinya."

"Oke..."

Livia duduk disamping kanan Damar sedangkan Monika duduk disamping kiri Damar, suasana pun menjadi hening apalagi Damar keringat sudah mulai bermunculan di keningnya.

"Kamu kenapa Damar? kok keringatan gitu?" tanya Livia.

Damar langsung menyeka keringatnya dengan perasaan canggung sedangkan Monica terlihat tersenyum dan melanjutkan makannya dengan santai.

"Ah, tidak apa-apa sayang aku cuma merasa panas saja pagi ini," sahut Damar gugup dengan melonggarkan dasinya.

Setelah susah payah menelan nasi, akhirnya Damar pun menyelesaikan sarapannya. Lalu Damar bangkitndari duduknya...

"Mau kemana?" tanya Livia.

"Tas kerja aku ketinggalan di kamar, sayang."

"Biar aku saja yang ambil."

Livia pun segera bangkit dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya. Melihat Livia pergi, Monica mendekati Damar dan memeluk Damar dengan manjanya.

"Astaga Monica, lepaskan aku tidak mau Livia sampai tahu."

"Tidak akan, aku itu rindu sama kamu Damar," bisik Monica.

"Setiap hari kita bertemu bahkan setiap malam kita selalu menghabiskan waktu bersama apa itu masih kurang?" kesal Damar.

"Iya, aku inginnya setiap menit kamu ada disamping aku."

Ceklek pintu kamar pun terbuka dan Damar segera melepaskan tangan Monica yang dari tadi menempel ditubuhnya.

"Sayang, aku berangkat dulu ya."

Damar segera mengambil tas kerjanya menciumi seluruh wajah Livia membuat Monica kesal dan cemburu.

Damar langsung meninggalkan apartemennya tanpa memperdulikan Monica.

"Liv, aku juga pamit ya soalnya ada rapat di kantor."

"Iya, kamu hati-hati ya."

Monica pun pergi dengan terburu-buru membuat Livia mengerutkan keningnya.

"Kenapa aku merasa ada sesuatu diantara Damar dan Monica ya? atau hanya perasaanku saja, tidak mungkin kan mereka ada sesuatu dibelakang aku?" gumam Livia.

Lagi-lagi Livia menggelengkan kepalanya menghilangkan prasangka buruk terhadap suami dan sahabatnya itu.

***

Hari ini Damar memutuskan pulang lebih awal karena Damar ingin menebus semua waktu yang sudah dia buang bersama Livia.

Damar membawa buket bunga yang sudah dia pesan satu jam sebelum dia pulang. Dengan semangat, Damar melangkahkan kakinya menuju parkiran.

"Damar..."

"Astaga Monica, kamu lagi ngapain disini?"

"Ya ampun bunganya cantik sekali pasti bunga ini untuk aku kan."

Monica langsung merebut buket bunga dari tangan Damar dengan paksa kemudian Monica memeluk Damar dengan manjanya mereka tidak tahu kalau dari kejauhan ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka berdua.

Airmata Livia akhirnya jatuh juga, ternyata dugaannya selama ini benar kalau antara suami dan sahabatnya ada sesuatu.

"Monica lepaskan, ini kantor dan aku tidak mau ada yang melihat kita seperti ini bisa-bisa mereka melaporkannya kepada Livia!" sentak Damar.

"Dan satu lagi, ini bunga untuk Livia bukan untuk kamu," sambunga Damar.

Damar hendak mengambil bunga itu tapi Monica mengelak.

"Kamu membelikan bunga untuk Livia, kenapa kamu tidak pernah memberikan aku bunga juga?" kesal Monica.

"Livia itu istri aku sedangkan kamu bukan siapa-siapa aku hanya sebatas selingkuhan aku, tidak lebih."

"Oh jadi begitu, setelah selama ini aku yang menemani kamu dan menghangatkan ranjangmu sekarang kamu berani menyebutku hanya sebatas selingkuhan? bukannya setiap malam kamu selalu menemuiku di apartemen dan itu tandanya kamu lebih nyaman bersamaku dibanding dengan Livia."

"Monica, pelankan suaramu."

"Sekarang aku mau kamu temani aku."

"Tidak bisa Monica, aku harus pulang sudah lama aku mengacuhkan Livia dan aku sangat merasa bersalah. Aku tidak mau Livia marah karena aku paling tidak suka melihat Livia marah."

Damar pun membuka pintu mobilnya tapi disaat Damar akan masuk ke dalam mobil, Monica menghentikannya.

"Kalau sekarang kamu pergi, aku pastikan Livia hari ini juga akan tahu tentang perselingkuhan kita," ancam Monica.

Damar mengepalkan tangannya bahkan saat ini dia sudah mengeraskan rahangnya dan menatap tajam ke arah Monica.

"Ayo sekarang kamu pergi, tapi jangan salahkan aku jika disaat kamu sampai rumah, Livia langsung memintamu untuk bercerai," seru Monica dengan senyuman sinisnya.

Akhirnya dengan terpaksa Damar pun kembali menuruti keinginan Monica. Monica segera masuk ke dalam mobil Damar dan mereka pun pergi entah mau kemana.

"Pak, tolong ikuti mobil itu."

"Baik Mbak."

Sungguh Livia tidak menyangka kalau suami dan sahabatnya akan melakukan ini semua mengkhianatinya dan menusuknya dari belakang.

💔

💔

💔

💔

💔

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!