Ratting 21 + di sarankan baca setelah buka puasa ya... 😂😂 tapi bab-bab awal masih aman kok..
Happy reading semuanya...
Boommmmm.....
Dorrrr...
Doorrrr...
Beberapa peluru sudah keluar dari sarangnya, setelah ledakan bom terdengar. Seorang pria dengan gagah berani memasuki gedung kosong yang hampir rubuh karena sebuah ledakan. Ya. Di gedung kosong itu sudah terpasang beberapa bom rakitan yang sudah aktif. Satu di antaranya sudah meledak. Namun bom itu hanya sebuah bom peringatan. Beberapa anggota pasukan khusus sedang berusaha untuk menjinakkan bom yang lain. Dan Nathan bertugas untuk menyelamatkan para sandra terlebih dahulu.
"Clear!" ucap seseorang di balik earpiece yang Nathan kenakan. Nathan mengangguk kemudian mulai masuk ke dalam ruangan yang terdapat beberapa sandera di dalamnya. Nathan memang sangat cekatan, oleh karena itu anggotanya maupun atasan Nathan di kantor sangat menghormati dan menghargai kerja kerasnya.
Nathan Harold Gilbert Adalah ketua anggota pasukan khusus penjinak bom dan anti ******* yang sangat terkenal di kotanya. Selain wajahnya yang sangat tampan dan tubuh atletis bak seorang binaragawan. Nathan juga menanam saham cukup besar di beberapa perusahaan yang ada di berbagai Negara. Keahliannya ber monopoli membuatnya sangat sukses dalam bisnis yang di gelutinya saat ini.
Bagi seorang penanam saham bukankah tidak harus selalu menghadiri rapat atau datang ke kantor setiap hari bukan?.
Nathan memang memiliki perusahaan inti di prancis, namun yang menjabat sebagai CEO di sana adalah adiknya Lukas Edmund Gilbert. Dia hanya akan datang sesekali saat sedang bebas tugas dan ada meeting darurat saja.
Nathan sekarang sudah berusia 34 Tahun. Dia hanya memiliki seorang ayah, Darius Austin Gilbert yang kini tinggal bersama adik bungsunya. Sedangkan Nathan lebih memilih untuk tinggal di mansion nya sendiri. Nathan lebih suka kedamaian daripada keramaian, dia akan sangat tidak nyaman jika waktu luangnya harus di ganggu orang lain. Meskipun Nathan adalah seorang anggota dari kelompok tertentu namun dia hanya akan berbaur dengan timnya pada saat dia bertugas dan akan langsung kembali ke rumah saat tugasnya sudah selesai.
Niat hati ingin melajang se umur hidup, harapannya musnah ketika sang ayah menyuruhnya untuk menikahi seorang gadis yang baru menyelesaikan S2 Magisternya di Harvard University .
Eilaria Song adalah seorang gadis cantik keturunan Korea Amerika yang sudah lama menetap di Cambridge, Masssachusetts , Amerika serikat. Kedua orang tuanya sudah meninggal ketika ia masih berada di bangku SMA. Ayahnya meninggal ketika sedang melakukan misi khusus. Sedangkan ibunya meninggal setahun setelah kepergian sang ayah. Eilaria adalah seorang gadis yang sangat tangguh dan juga pekerja keras, selain cantik dia juga sangat humble dan periang .
Sejak usianya 5 tahun, Eileria sudah di ajarkan ilmu bela diri oleh sang ayah. Dan setelah ayahnya tiada dia melanjutkan latihan bela dirinya di sebuah sekolah pelatihan khusus bela diri. Kedua orang tuanya meninggalkan harta yang melimpah, sehingga membuatnya tidak khawatir sama sekali tentang kelangsungan hidupnya di masa depan.
Kini usianya sudah akan menginjak 27 tahun. Dia sudah menyelesaikan pendidikan Magisternya di Harvard. Janji sang ayah untuk menikahkannya dengan seorang laki-laki keturunan Korea Prancis membuatnya harus pindah dan mungkin harus menetap di Paris.
Dia menerima perjodohan ini karena teman ayahnya Darius terus menghubunginya bahkan selalu datang untuk mengunjunginya di Amerika.
"Hei!" Eilaria melambaikan tangan nya kepada laki-laki yang dia yakini sebagai calon suaminya. Eileria tau karena Darius selalu memberikan poto anak sulungnya saat dia mengunjungi Eileria di Amerika .
Eileria menarik kopernya menghampiri seorang laki-laki dengan setelan serba hitam yang sudah menunggunya di pintu keluar kedatangan di bandara.
Laki-laki itu membuka sedikit kaca mata hitamnya lalu memakaikannya kembali. Dia sama sekali tidak menyangka jika dirinya akan menikahi wanita anggun yang kini sedang berjalan ke arahnya.
Eileria tersenyum kemudian menyodorkan tangan kanannya di hadapan Nathan . "Aku Eileria," ucapnya ramah.
"Kau pasti sudah tau Namaku," Ketus Nathan menyambar koper yang ada di tangan kiri Eileria.
"Eileria tidak tersinggung sama sekali, dia menarik kembali tangannya lalu mulai berjalan mengekori Nathan di belakang.
Laki-laki itu membuka bagasi mobilnya kemudian membuka pintu kemudi dan masuk ke dalam super car miliknya.
"Masuklah! titah Nathan saat melihat Eileria hanya mematung di tempatnya.
Eileria berjalan memutari mobil itu kemudian masuk dari pintu sebelah kanan. Wanita itu tampak cuek, tidak menolak dan juga tidak terlalu antusias. Baginya pernikahan yang akan di jalaninya saat ini hanya lah cara supaya dia bisa bebas dari para casanova yang akan selalu mengejarnya dimana pun dia berada.
Eileria merasa dirinya tidak terlalu cantik, namun entah kenapa para lelaki brengsek itu tidak pernah mau berhenti menggodanya. Dan sekalipun dia berpindah Kota atau negara, akan selalu ada orang baru yang mengusik kehidupan pribadinya. Sebaik apapun dia, Eileria tidak akan pernah suka kalau orang terlalu ikut campur dalam urusannya.
Nathan menghentikan mobilnya di sebuah mension pribadi miliknya sendiri. Mansion ini sangat mewah dan juga sangat besar sangat damai karena terletak agak dalam dari pusat kota, halamannya begitu luas dan banyak sekali pohon yang mengelilingi mansion ini.
Kedua orang itu turun dan masuk ke dalam mansion. Eileria sedikit takjub melihat seisi ruangan yang ada di dalam mansion Nathan. Meskipun dulu dirinya juga tinggal di rumah yang mewah tapi tetap saja tidak semewah ini.
"Ikuti aku! aku akan menunjukan kamar mu di sini. Aku tau kita akan menikah tapi bukan berarti kita akan tinggal satu kamar. Dan jangan harap setelah menikah kau akan pindah ke kamarku karena itu tidak akan pernah terjadi."
Eileria mengangguk mendengar penuturan Laki-laki yang sedang berjalan di depan nya. Dia tidak ingin mendebatnya karena ini juga sangat menguntungkan baginya. Mereka menikah hanya di atas kertas. Dan pada kenyataannya pun mereka hanya orang asing yang di paksa untuk tinggal satu atap di bangunan yang sama.
"Aku tidak akan pernah mengharapkan apapun darimu Nathan. Tapi jangan panggil aku Eileria kalau aku tidak akan bisa menaklukan makhluk dingin dan arogan sepertimu. Tunggu dan lihat saja, aku akan menjadi wanita yang selalu membayang bayangi hidupmu." Eil tersenyum menyeringai lalu dia masuk ke dalam kamar yang telah di siapkan oleh Nathan.
...Di mohon untuk tidak bom like karya manapun dan karya siapa pun tanpa di baca terlebih dahulu. Yang seperti itu akan menurunkan performa karya. Mohon bantuannya dan terimakasih untuk kebijaksanaan nya. Saranghae.....
...To Be Continued....
...Hai reader jangan lupa like dan komennya ya. Thank You....
Pagi itu cuaca sangat cerah, matahari bersinar sangat terang. Cahayanya menerobos masuk ke kamar seorang wanita melewati celah gorden dari balik jendela kaca yang sangat tinggi.
Eileria mengerejapkan matanya beberapa kali ,dia bangun kemudian duduk dan meregangkan tubuhnya .
Wanita itu menyibak selimut yang masih menutupi setengah tubuhnya. Perlahan kakinya turun dari ranjang dan berjalan ke arah jendela kaca untuk membuka gorden berwarna abu muda itu . Eileria memendarkan pandangannya keluar jendela yang mengarah langsung ke taman samping mansion dan hutan pinus yang sangat indah.
Kedua tangannya membuka pintu kaca yang menghubungkan kamarnya dengan balkon. Eileria mendongakkan wajahnya sambil memejamkan mata, membiarkan sinar mentari menerpa langsung permukaan kulit wajahnya.
Eileria sangat senang karna bisa menikmati suasana pagi hari yang hangat dan sejuk. Dia menarik nafasnya perlahan mencium aroma pinus yang sejak tadi menyapa indra penciumannya.
"Apa tidak ada hewan peliharaan lain selain itu," ucap Eileria ketika melihat Nathan berlari kecil dengan seekor harimau yang sangat besar. Dia tersenyum menatap Nathan yang sedang bermain dengan harimaunya. Eileria meletakan kedua tangannya di atas pagar balkon ."Kenapa dia lebih ramah kepada binatang daripada manusia, apa aku tidak lebih baik dari harimau itu?" Eileria mengangkat bahunya acuh kemudian berjalan masuk ke kamarnya menuju kamar mandi untuk memulai ritual pagi.
Kamar mandi yang begitu mewah bersih dan sangat luas membuat wanita cantik itu betah berlama lama di dalam sana. Dia bersenandung ketika sedang menggosokkan sabun ke seluruh permukaan kulit tubuhnya.
30 menit kemudian Eileria sudah rapih mengenakan dres berwarna peach di atas lutut. Wanita itu menyambar ponsel yang ada di atas nakas kemudian turun ke bawah untuk sarapan.
Nathan menoleh saat mendengar suara langkah kaki menuruni anak tangga. Sebetulnya tidak menolehpun dia sudah tau siapa pemilik suara langkah kaki yang mengganggu pendengarannya pagi hari ini.
Eileria berjalan ke arah pantry mengambil gelas lalu menuangkan air hangat . Matanya berbinar ketika melihat ada mesin kopi di atas meja . Wanita itu dengan cekatan membuat kopi untuk sarapan paginya.
Laki-laki yang akan menjadi suami Eileria tidak perduli sama sekali dengan apa yang sedang di lakukan calon istrinya itu. Dia hanya fokus membaca buku dan sesekali menyesap kopi buatannya sendiri.
Drttzzzz. Drrrttzzz. . . Ponsel Eileria berdering .
"Halo, akh iya saya Eileria, hmmmm baiklah saya akan ke sana sekarang. Iya terimakasih."
Eileria menutup sambungan telepon nya lalu berjalan ke arah meja makan.
"Maaf Nathan, aku harus keluar pagi ini tapi..
"Turunlah ke ruang bawah tanah!, Kau bebas memilih kendaraan apapun yang kau mau. Jangan pernah berharap aku akan mengantarmu , aku yakin kau orang yang cerdas, kau tidak akan tersesat hanya karna kau baru pertama kali menginjakan kaki di sini," Nathan berbicara tanpa menolehkan wajahnya sama sekali.
Eil membulatkan bola matanya tidak percaya, dia belum selesai berbicara tapi sudah di potong oleh laki-laki yang ada di hadapannya. Eil semakin mengeratkan genggaman tangannya di cangkir kopi yang masih sedikit panas. Urat-urat lehernya mengetat dan wajahnya terasa sangat panas sekarang. Dia mengunyah roti seperti sedang mengunyah karet ban yang sangat alot. Oh ayolah dia bahkan tidak berharap Nathan akan bersikap baik padanya. Tapi melihatnya seperti ini membuat Eil emosi dalam sekejap. Eil tidak tau jika dirinya akan tinggal di sebuah hutan seperti ini. Dia mengira dia akan tinggal di pusat kota di paris, kalau saja dari awal Darius memberi taunya. Dia akan mempersiapkan segala kebutuhannya termasuk sebuah kendaraan.
Eil menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan, Eil sedang tidak ingin berdebat saat ini, jadi dia memutuskan untuk segera pergi dari sana.
Eil mengambil kunci mobil secara acak. Dia tidak perduli mobil mana yang akan dia dapat. Bisa keluar dengan segera saja dia sudah bersyukur. Eil berjalan cepat menghampiri mobil yang lampunya menyala. Dia masuk kemudian melajukan mobil itu perlahan mencari pintu keluar.
Dia benar-benar tidak menyangka jika Nathan akan memiliki tempat seperti ini, ruang bawah tanah yang di penuhi oleh berbagai jenis mobil dan motor yang sangat mewah.
Sebuah bangunan muncul ke permukaan membawa mobil yang di tumpangi Eileria. Wanita itu langsung tancap gas saat merasakan hidrolik yang membawanya keluar dari ruang bawah tanah sudah berhenti.
Eil menyandarkan punggungnya ke belakang menikmati perjalanan nya saat ini. Senyum indah tergambar jelas di wajahnya yang cantik.
Satu jam kemudian dia sudah ada di pusat kota paris. wanita itu mengambil ponselnya untuk melihat alamat rumah sakit yang akan di kunjungi nya pagi ini.
Cckiittttt.
Mobil Eileria berhenti mendadak saat wanita itu menginjak rem secara tiba-tiba.
"Astaga. Aku hampir membunuh orang," Eil mematikan mesin mobilnya dan langsung turun untuk melihat keadaan orang yang hampir saja dia tabrak.
"Apa kau baik-baik saja?" Eil berjongkok kemudian memutar tubuh anak kecil yang ada di hadapannya perlahan. Dia sangat takut anak ini terluka. Eil menghembuskan nafas lega saat tidak menemukan luka apapun. Bahkan anak itu tidak lecet sama sekali.
"kenapa kau sendirian, di mana orang tuamu?"
Brukkkk.
Anak laki-laki itu memeluk leher Eil dengan erat.
"Ada apa? apa kau terluka ? di mana? coba tunjukan padaku," anak itu menggeleng gelengkan kepalanya dengan cepat.
"Mommy... Mommy.. " ucap bocah kecil itu di pelukan Eileria.
"Mana Mommy mu? Kakak akan mengantarmu menemuinya," Eil melepaskan tangan Anak laki- laki yang sejak tadi melingkar di lehernya.
"Mommy" ucap anak itu menunjuk wajah Eeileria. Eil menoleh ke belakang namun tidak menemukan siapapun di sana.
"Aku?" tanya Eil menunjuk wajahnya sendiri. Bocah itu mengangguk dengan cepat. Bibirnya tertarik ke atas membuat pipi gembulnya semakin bulat. Matanya berbinar dan cengirannya semakin lebar memperlihatkan deretan gigi kecilnya yang sangat lucu.
"Hei Nak . Dengar kan aku. Aku belum pernah menikah dan belum pernah melahirkan. Mana mungkin aku mempunyai anak sebesar dirimu. Katakan yang sebenarnya ! di mana orang tua mu. Kakak sedang buru-buru. Kau lihat gedung yang tinggi itu? aku ada urusan di sana, jadi tidak bisa menemani mu lebih lama," Eil tidak yakin anak kecil itu akan mengerti dengan apa yang baru saja dia katakan. Anak itu masih sangat kecil, mungkin jika melihat perawakan dan ucapan nya yang masih sedikit cadel anak ini mungkin baru berumur 4-5 tahun.
"Alard!!!" panggil seorang laki-laki yang berlari menghampiri Eil dan anak kecil itu.
To Be Continued.
Hai readers. Jangan lupa like dan komen nya ya. Terimakasih.
"Alard!" panggil seorang laki-laki yang berlari menghampiri Eil dan anak kecil itu.
Eileria segera berdiri menuntun anak laki-laki itu, kemudian membawanya semakin mendekat kepada seseorang yang tadi berteriak memanggil nama anak kecil yang tangan mungilnya sedang di genggam Eil.
"Daddy!" Alard menghambur ke pelukan ayahnya. "Daddy itu Mommy," tunjuk Alard kepada Eil.
Laki-laki yang di panggil daddy oleh Alard mendongakkan wajahnya menatap wanita yang kini sedang tersenyum ke arahnya.
Deg.
Deg.
Jantungnya berdetak kencang tata kala matanya bertemu pandang dengan mata bulat milik Eil. Tubuhnya membeku , matanya berkaca kaca dan bibirnya kelu tidak bisa mengucapkan apapun.
"Victoria!" gumamnya pelan namun masih bisa di dengar oleh Eil.
"Maaf Tuan, apa benar anda ayah dari anak laki-laki ini?" Eil bertanya, karena sejak tadi laki-laki yang ada di depannya hanya menatapnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Laki-laki itu dengan segera merubah raut wajahnya.
"Akh iya. Saya ayahnya."
"Kalau begitu saya permisi dulu," Eil berjongkok kemudian mengusap kepala Alard sambil tersenyum.
"Namamu Alard kan? aku akan memanggil mu Al, aku sedang buru-buru jadi tidak bisa menemanimu lebih lama. Sekarang sudah ada daddy mu jadi aku harus segera pergi."
"Mommy," Al menahan pergelangan tangan Eil.
"Namaku Eileria kau boleh memanggilku Eil. Aku janji aku tidak akan melupakan mu, jika kita berjodoh kita pasti akan bertemu kembali," Eil mencoba untuk melepaskan tangan mungil Al.
"Alard lepaskan tangan kak Eil sekarang ya! daddy janji kita akan menemui kak Eil lagi nanti. Sekarang kak Eil harus pergi. Kasian dia sedang buru-buru sayang," laki-laki itu berusaha untuk membujuk Alard. Sebenarnya Eil juga tidak tega harus meninggalkannya sekarang , tapi dia sudah memiliki janji. Jadi tidak mungkin dia membatalkannya begitu saja.
Alard menangis kencang saat Eil mulai pergi meninggalkannya. Dia meraung raung di pelukan sang ayah yang sedang berusaha menenangkannya saat ini.
Hari ini Eil memang ingin menemui pemilik salah satu rumah sakit terbesar di kota paris. Dosen di kampus tempat dia menyelesaikan studinya mungkin merekomendasikan Eil kepada pemilik rumah sakit ini , oleh sebab itu dia menerima panggilan untuk wawancara kerja.
Eil di sambut dengan hangat saat memasuki ruang khusus yang ada di dalam gedung itu. Seorang laki-laki yang sudah cukup umur berjalan ke arahnya dan segera menuntunnya untuk duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.
"Terimakasih karena sudah bersedia untuk datang ke sini Nona Eileria, saya harap nona akan menerima tawaran kerja sama yang akan saya berikan,"
"Maaf sebelumnya Tuan, tapi saya tidak bisa menjadi Dokter yang akan siap 24 jam. Saya hanya bisa menjanjikan jika saya mungkin bisa menjadi salah satu dokter di sini dengan syarat semua operasi yang akan saya lakukan harus atas persetujuan saya lebih dulu."
"Saya tau mungkin saya lancang. Tapi saya sudah memiliki pekerjaan lain, dan saya menjadi dokter ahli bedah jantung hanya saat saya sedang bebas tugas. Anda mungkin bertanya tanya tentang apa pekerjaan yang lebih menjanjikan dari menjadi dokter tetap di rumah sakit besar seperti ini, tapi sekali lagi maaf saya tidak bisa memberi tahu anda."
"Semua data yang di berikan dosen saya itu semua mutlak benar, dan saya jamin bahwa anda tidak akan menyesal kalaupun saya hanya menjadi dokter panggilan di sini."
Laki-laki yang duduk di depan Eileria mendengarkan apa yang di katakan Eil dengan seksama. Dia sebenernya tidak ingin jika dokter sebaik dan secerdas Eileria hanya menjadi dokter panggilan , tapi lebih baik seperti itu daripada tidak sama sekali. Mencari orang seperti Eileria bagai mencari jarum di dalam tumpukan jerami. Selain dia masih sangat muda , tangannya begitu cekatan dan semua operasi jantung yang pernah di lakukannya tidak ada yang gagal satupun.
Sebenarnya Eil juga tidak sembarangan melakukan operasi, dia masih akan mempertimbangkan peluang . Jika keadaan pasien memang sudah tidak memungkinkan karena beberapa alasan, Eileria tidak akan berani mengambil tindakan.
"Baiklah. Saya akan menghubungi mu kembali setelah saya mempertimbangkan semuanya dengan matang," laki-laki itu berdiri kemudian menjabat tangan Eileria.
"Terimakasih Tuan, saya akan sangat menantikan keputusan anda," Eil menjabat tangan pemilik rumah sakit itu kemudian pamit undur diri.
Jalanan di kota paris sangat ramai, beruntunglah karna Eil bukan tipe orang pemilih, dia akan nyaman di mana pun dia tinggal, mau itu ramai atau sepi seperti di tempat Nathan dia tidak akan keberatan sama sekali.
Eil berhenti di sebuah super market untuk membeli beberapa kebutuhan pribadinya. Tidak lupa dia juga membeli beberapa sayur , daging dan buah segar. Malam ini dia akan makan malam hasil masakannya sendiri . Karena siang dia sudah makan, jadi tinggal pulang mandi, masak lalu bersantai seperti biasanya.
Ckittttt...
Mobil yang di kendarai Eil sampai di mansion Nathan . Pemandangan di sana semakin indah ketika langit mulai berwarna jingga.
Eil turun dari mobil dan berjalan ke samping mansion saat dia mendengar suara eraman Harimau.
"Hei. Apa yang sedang kau laku kan?"
Errrrrrrrr....... Harimau itu mengeluarkan suaranya saat Eil berjalan mendekatinya dan mengelus kepalanya perlahan.
"Ssstttttt. Anak baik, Jangan takut! aku tidak akan menyakitimu, Kau tau aku ini sudah sering melihat hewan besar sejenis mu di dalam hidupku. Aku memang sangat cantik sampai orang tidak mungkin menyangka jika aku bisa menjinakkan binatang buas sepertimu. Tapi buktinya kau juga takluk padaku bukan?" Eil terkekeh saat Harimau itu malah mendekat dan menggosok gosokan kan kepalanya di perut Eileria.
"Hei. Kau itu harimau besar bukan anak kucing, kenapa kau sangat manja? sudah pergi sana! aku harus masuk sebelum bos mu marah melihat ku bermain main dengan hewan peliharaannya. Dan ingat! namaku Eileria," ucap Eil di telinga hewan buas itu.
Eil kembali masuk ke mobilnya, kemudian membawa mobil itu masuk ke dalam ruang bawah tanah yang menjadi garasi untuk semua koleksi kendaraan mewah milik Nathan.
Malam sudah hampir tiba , Eil sedang sibuk berkutat dengan sayur yang akan di masaknya malam ini. Bibirnya terus bergumam mengucapkan lirik lagu yang sangat di sukainya. Wanita itu benar-benar happy , dia seperti orang yang tidak memiliki beban hidup sama sekali.
"Masak , masak aja. Gak usah sambil bersenandung. Menganggu pendengaran orang saja. Kebisingan yang kau lakukan itu termasuk pencemaran suara dan udara. Apa kau tidak pernah belajar untuk menghargai privasi orang lain," Nathan mengucapkan kata-kata ajaibnya saat pergi ke dapur untuk mengambil air minum.
"Orang ini benar-benar gila, kenapa selau mengusik kebahagian ku. untung mood ku sedang baik hari ini kalau tidak aku akan merobek mulut dan memotong lidahnya untuk ku jadikan sup daging ," Eil terkekeh menertawakan imajinasi nya sendiri.
"Kau gila?" tanya Nathan yang sontak saja membuat Eil menghentikan kegiatannya.
"Maafkan saya jika saya membuat anda tidak nyaman Tuan," , Eil membungkukkan badannya 90 derajat di depan Nathan.
Nathan hanya mendengus mendengar apa yang di katakan Eileria, laki-laki itu berjalan melewati Eil yang masih menundukkan kepalnya.
"Dasar gila!" umpat Eileria mengarahkan pisau ke arah Nathan saat Eil melihat laki-laki itu melenggang pergi meninggalkan Eileria tanpa menjawab permintaan maafnya.
To Be Continued.
Hai readers jangan lupa like dan komen nya ya. Terimakasih.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!