Disebuah Universitas terbaik yang berada di kota London, Universitas populer dan terfavorit dunia. Siang itu angin sepoi terlihat begitu lembut menerpa wajah gadis cantik berambut coklat yang duduk sendirian disebuah bangku kayu di halaman berumput hijau. Pohon oak berdaun rimbun tempat nya bernaung seakan tidak mengijin kan matahari menerpa wajah gadis cantik itu, dirinya menikmati irama alunan merdu suara Glenn Fredly ...Tuhan bila masih ku diberi kesempatan ijinkan aku untuk mencintainya, namun bila waktu ku telah habis dengan nya, biar cinta hidup skali ini saja...
hingga kemudian..
"Alexa, Alexa"
Samar terdengar suara wanita memanggil dirinya dari kejauhan, sambil melepas earphon dari telinga ,Alexa tengadahkan kepala mencari arah suara itu berasal.
"Yup Charlote, Whats happen?" tanya Alexa.
"Alex, Mr.Bond is looking for you, you should go to meet him right now. I still have class, so i need to go now. i'll call you after class," kata Charlote wanita yang sudah puluhan tahun tinggal di London.
Dengan agak berlari kecil Charlote meninggalkan Alexa. Alexa baru melangkah kan kakinya setelah melihat Charlote memasuki gedung aula utama kampus ternama itu. Alexa menyusuri rerumputan hijau hingga tiba di jalan setapak disamping gedung besar yang bergaya jaman dulu ciri khas bangunan bangunan kuno di London, mata Alexa sibuk tertuju pada layar ponsel nya hingga dia tiba di ruangan Mr.Bond.
"Mr.Bond i'm here," kata Alexa singkat.
"Alexa, istri saya akan pulang ke indonesia dalam waktu dekat ini. Aku meminta mu agar dapat ikut dengan nya, aku tak bisa menemaninya. Kamu tau sendiri bagaimana padatnya pekerjaan saya akhir-akhir ini. Untung ada kamu sebagai asisten, jadi mahasiswa-mahasiswi saya jadi tidak terabaikan. Kemungkinan kamu berada disana sedikitnya selama 2 sampai 3 minggu," kata Mr. Bond pada Alexa tanpa basa basi.
Sementara Alexa hanya berdiam diri sambil berpikir
Jakarta? Batin Alexa.
"Bagaimana Alexa? Jika kamu bersedia ke Jakarta kamu juga bisa sekalian mencari peluang pekerjaan yang lebih baik disana. Masa'kan mahasiswi IT terbaik berpredikat cumlaude mau terus-terusan jadi asisten saya. Saya rasa tidak ada perusahan yang tidak akan menerima kamu disana. Disini sudah puluhan perusahan yang ingin merekrut kamu tapi kamu tak tertarik, jadi saya pikir kamu lebih tertarik untuk bekerja dan hidup mandiri di Jakarta," Mr.Bond berusaha menjelaskan dengan hati hati, niatnya baik tak harus membuat Alexa merasa di tolak berada disini.
"Mr.Bond saya akan mencari perusahan yang cocok dengan bidang saya, jika ada perusahan yang cocok saya akan langsung email resume ku ke sana, sedangkan masalah tante Ratih saya dengan senang hati ingin menemaninya ke Jakarta," kata Alexa.
"Terimakasih Alexa, jika kamu setuju saya akan mengkonfirmasikan kepada kamu tanggal berangkat nya setelah ticket sudah di pesan," jelas Mr. Bond lagi.
Alexa kemudian keluar dari ruangan itu dengan beribu ribu pikiran dalam dalam benaknya.
Mereka sangat banyak membantu aku sejak aku SMA. Aku bisa kuliah di universitas no 1 di London ini karena bantun Mr Bond mengikut sertakan aku dalam program beasiswa Smart International. Dia bahkan menjadikan aku asisten nya dengan gaji yang lumayan untuk bisa menghidupi diriku selama disini. Aku mungkin tak akan pernah dapat membalas jasa mereka sampai kapan pun.
Kini waktu nya aku menata masa depan ku, kini waktunya aku harus mandiri menghadapi dunia, susah payah diriku untuk bisa dapat berinteraksi dengan orang asing, jika tak mengambil keputusan untuk kerja di Jakarta, aku hanya akan terus menjadi gadis penakut. Pikir Alexa.
Alexa Corrina termasuk seorang wanita lulusan terbaik di universitas terbaik di Inggris, dia mendapat predikat cumlude dengan nilai rata rata diatas empat. Jebolan programer wanita terbaik dan tercantik, tak ada yang tak mengenali Alexa the Girl from IT. Kalau sudah berurusan dengan Komputer dan software, Alexa bisa membuat dunia rusuh, dia bisa saja melock down aktivitas sebuah perbankan bahkan bisa meretas rahasia sebuah badan intelegen suatu negara(lebay) namun Alexa bukan lah seorang penjahat yang akan menyalahgunakan kemampuannya.
Sejak kecil Alexa sudah menjadi seorang kutu buku, fobiaan, trauma akan banyak hal, sering panik, dan tidak pernah berbicara dengan siapapun. Tapi Sejak Tante Ratih merawat nya Alexa sudah mulai bisa berinteraksi dengan orang lain bahkan sudah hampir 1 tahun terakhir Alexa hampir tidak pernah mengkonsumsi obat dan tidak lagi rutin ke psikiater.
Dalam perjalanan pulang ke asrama yang berada tak jauh dari kampus lagi-lagi Alexa menatap wallpapper yang ada di hp nya, foto wallpapper seorang pria tampan yang tak pernah bosan ditatap nya, pria yang selalu menjadi penyemangat hidup nya walau hanya dalam bentuk picture profile.
Yah pria itu adalah Ken Samuel Husada, pria yang tak pernah bosan dilihatnya, pria yang sangat diimpikannya, pria yang selalu menghiasi alam sadar dan alam bawah sadarnya(wkwk hantu kalee).
Jarak kita akan semakin dekat tidak lagi terhalang ribuan mill. Pikir Alexa
Sebenarnya setiap hari aku nerindukan kampung halamanku, aku merindukan negara ku tercinta, aku rindu aroma debu disaat hujan, aku rindu belajar dibalik pintu, dan disaat itulah aku merindukan Kenny. Pikir Alexa. Alexa tiba di asramanya kemudian membuka pintu asrama yang sudah tidak terkunci pertanda Charlote sudah berada didalamnya.
"Charlote kamu pulang kok gak ajak ajak," kata Alexa pada wanita blonde berdarah Belanda Manado itu.
"Kamu sudah makan? gimana kalau aku buatkan soup iga pedas kesukaan kamu?" tanya Alexa.
Charlote tak merespon Alexa, dia bahkan duduk membelakangi Alexa menghadap ke arah tembok.
"Charlote what happen to you? are you ok?" tanya Alexa sambil menarik punggung Charlote berbalik ke arah nya.
"Hey what are you crying for?" tanya Alexa sambil menatap wajah charlote panik.
" i'm so sad. I looking for you at Mr. Bond room before," Charlote menangis semakin menjadi.
Alexa sudah mengerti kenapa Charlote menangis..
"Jarak nggak akan membuat hubungan kita putus, aku masih bisa menelpon kamu tiap hari. Teknologi sudah semakin canggih bisa menjadikan jarak kita semakin dekat," bujuk Alexa.
"Mr. Bond Said your flight at next Monday, and it 5 days to go from now. You know i'm gonna miss you badly. I will miss my sister, i will miss my teacher, i will miss my friend. How can i handle my lesson and homework if my menthor not here?" kata Charlote.
"Toh aku masih bisa ke sini mengunjungi kamu, tante Ratih dan Mr. Bond dan kamu bisa pulang Indonesia saat libur," kata Alexa.
"I'll still being your menthor even the distance separate us," kata Alexa sambil senyum dan memeluk Charlote yang juga sudah di anggap teman, adik dan dokternya.
Yah Charlote lah yang pertama kali datang saat gangguan panik Alexa kambuh. Charlote adalah pendamping nya saat awal mula masuk kuliah, dan Charlote yang menggenggam tangan Alexa saat berinetraksi dengan orang.
"How?" tanya Charlote kemudian membalas pelukan Alexa.
" By video Call?" kata Alexa lagi.
"I will be right back here but with one condition" kata Alexa.
"What?" tanya Charlote.
"Selesaikan kuliah kamu secepatnya, aku sudah hampir setahun lulus sedang kan kamu masih berada dikelas Mr.Donald," kata Alexa.
"ok i will, but you must promise me will call me everyday," kata Charlote manja.
Semalam sebelum berangkat Charlote membantu Alexa mengemas koper dan beberapa barang yang akan dibawa Alexa.
Melihat si gadis manja sedih membuatku berat meninggalkan tempat ini, karena dialah satu nya teman rasa sodara yang aku miliki. Dia dan tante Ratih tau seluk beluk kehidupan ku, mereka mengajari aku menghadapi dunia, mereka mengajari aku bersosialisasi, mereka mengajari aku dandan, mereka juga mengajari aku marah jika ada orang berbuat jahat denganku.
Aku yang dulu hidup terkungkung mulai bisa membuka diri, walau aku sendiri merasa tidak pantas hidup didunia ini, aku merasa hina dan kotor, semua orang adalah pencemooh, tak ada yang ingin mengenal dan melihat aku. Tak ada satu pun yang tau siapa Alexa Corrina, gadis yang sudah sejak usia 7 tahun tinggal dipanti asuhan. Kini di 23 tahun usiaku, aku baru menyadari rasanya diperhatikan, aku baru melihat bentuk dari rasa peduli, yah mereka adalah keluarga Mr. Bond dan Charlote. Aku mulai berubah menjadi ceria, aku ingin menjadi cantik, aku ingin lebih kritis dan care dengan kehidupan di sekitarku. Aku kini merasa hidup ku lebih berarti. Dan yang membuat ku ingin kembali ke Indonesia adalah dia, Ken, aku berharap bisa melihat dirimu walau hanya sekejap.
pikiran Alexa kalut malam itu, berat rasanya pergi dari orang yang disayangi. Tapi orang orang ini lah yang membuat nya ingin jadi lebih baik dan berguna untuk semua orang.
Bersambung..
Pagi dini hari Alexa dan Charlote berkendara menuju wilayah New Hinskey kediaman tante Ratih dan Mr. Bond.
Sepanjang perjalanan Charlote hanya berbicara beberapa kata, dia diam namun tetap tersenyum pertanda dia sudah menerima kepulangan Alexa ke Indonesia.
Charlote memarkir mobil didepan rumah Mr. Bond, kemudian bersama memasuki halaman rumah Mr. Bond yang terbilang cukup luas.
Sebelum mereka sempat mengetok pintu, tante Ratih sudah terlebih dahulu membuka pintu dan berdiri dihadapan mereka.
"Here you are," sapa tante Ratih.
"Hi Mrs. Bond, how are you? Long time no see," sapa Charlote.
"Tante sehat nak, gimana kalian? sehat? sudah makan?" Tante Ratih menggiring mereka ke ruang makan yang sudah tersaji beberapa makanan pagi yang cukup untuk di santap mereka berempat.
"Kenapa kita malah jadi ngerepotin tante," kata Alexa.
"Makanlah, ini gak seberapa kok sayang," ucap tante Ratih.
"Mr. Bond, mari makan," ajak alexa.
"Sini om makan tante Ratih sedaaapp," ucap Charlote dalam bahasa Indonesia yang kurang tepat.
Tante Ratih dan Alexa tertawa kecil sedang kan Mr. Bond yang menuju ke meja makan membalas candaan Charlote yang dirasa nya sudah tepat.
"Istri ku ini memang sedap, kalian lihat saya hampir menangis karena harus berpisah darinya," kata Mr.Bond.
"I like you Mr. Bond, i hope Alexa will get a good husband like you, i hope her husband will love her unconditionally forever," Charlote nyerocos gak jelas.
"Hmm, me? why me? i event didnt think that so far and you did it? i thing you must first finish your study then think some husband that you want," kata Alexa.
"Haha, i know she will overdo like this," kata Charlote dengan mulut yang terisi penuh makanan.
"Itu doa yang positif, tante aminkan saja," ucap tante Ratih.
Sebelum berangkat ke bandara mereka asik bercengkrama menghabis kan beberapa jam kebersamaan mereka.
Tante Ratih bercerita banyak soal Indonesia membuat Charlote ingin segera mengunjungi tanah kelahiran ibunya.
Mr. Bond yang berada di balik kemudi menuju bandara menyetel sebuah lagu jaman dulu berbahasa Indonesia berjudul Cinta dan Permata. Tak banyak yang mereka perbincangkan selama dalam perjalanan.
Setelah tiba di bandara Charlote langsung memeluk Alexa dan tante Ratih mereka berpamitan karena pesawat sudah on board saat itu.
Setelah hampir 5 tahun meninggalkan Indonesia akhirnya aku akan kembali, pikir Alexa saat memasuki pintu pesawat, mereka berjalan beriringan mencari nomor kursi 11c dan 11d untuk di duduki. Perjalanan yang memakan waktu 7 sampai 8 jam banyak dihabis kan Alexa untuk bercengkrama dengan tante Ratih. Tante Ratih bercerita tentang bagaimana dia menikahi Mr. Bond tanpa ada perasaan apa-apa terhadapnya. Namun Mr. Bond tetap setia, tetap mencintai tante Ratih. Meski mereka tidak dikaruniai anak, Mr. Bond tetap menjaga tante Ratih dengan tulus.
Beberapa jam mereka sudah berada diJakarta, mereka melanjut kan perjalanan ke rumah orang tua Tante Ratih yang berada di pinggiran Jakarta.
Setelah sungkeman ke Oma Anna ibu tante Ratih, Alexa beristirahat dan tidur hampir seharian.
Alexa tidur selama 17 jam, dengan agak pening Alexa berjalan keluar dari kamar nya menuju lemari pendingin dimana tempat minuman dingin berada.
Jet lag ku parah, aku bahkan merasa sangat linglung dan kegerahan saat ini. Pikir Alexa kemudian meneguk habis 1 gelas air yang ada di genggaman nya.
Alexa menuju ke meja makan untuk mencari apa yang bisa disantap. Beberapa kue kering yang berada di dalam toples berhasil digasak nya. Oma Anna yang sudah terbiasa bangun subuh kini duduk di samping Alexa
"Oma Akan panasi makanan ini buat kamu, kamu pasti lapar," kata oma Anna.
"Nggak usah oma, aku bisa sendiri." Alexa menarik oma Anna duduk kembali dikursinya.
"Oma apa tante Ratih sudah makan semalam?" tanya Alexa.
"Sudah Nak, kamu sudah tidur seharian sedangkan Ratih tidak bisa tidur. Dia bahkan mungkin belum tidur hingga sekarang, perbedaan waktu memang membuat perubahan pada siklus hidup," kata oma Anna.
"Iya oma, nanti Alexa akan mengantar kan teh hangat buat tante Ratih," kata Alexa.
Alexa mengantar kan teh chamomile hangat ke kamar tante Ratih kemudian kembali ke meja makan untuk menghabiskan makanan yang sudah dipanasinya.
Hari ke enam dirumah oma Anna, Alexa dan tante Ratih sibuk memindah kan tanah dari halaman belakang ke halaman depan.
Oma Anna baru saja membeli beberapa tanaman palem yang akan di pindahkan dibeberapa pot besar didekat garasi untuk mempercantik halaman rumah itu.
Atas perintah Oma Anna, mereka memenuhi empat pot bunga itu dengan tanah sebelum jam 9 pagi. Keringat dan dahaga terpancar dari wajah kedua nya.
"Nak, selesai ini kita jalan jalan yuk?" ajak Tante Ratih.
"Kita akan kemana kali ini Tante?" tanya Alexa.
"Kita akan ke Mall," jawab Tante Ratih.
"Baik, Alexa ngikut kata tante aja," kata Alexa seperti biasa tanpa pernah menolak keinginan tante Ratih.
"Tante ingin mencari makanan2 yang gak pernah ada di London. Tante pengen makan mpek mpek palembang," kata tante Ratih berbinar membayangkan makanan2 enak yang akan masuk ke tenggorokan nya.
"Alex pengen makan kerak telor tante," kata Alexa tak mau kalah.
"Yaudah ayo kita mandi," ajak tante ratih.
Tante Ratih dan Alexa mengunjungi beberapa kedai makanan kampung terkenal yang ada di Jakarta. Mang Kasim sopir pribadi Oma Anna menjadi guide mereka sepanjang hari, mang Kasim mengantar mereka ke segala tempat yang ingin mereka tuju.
Dan tujuan akhir mereka malam ini adalah sebuah supermarket, tante Ratih berencana belanja kebutuhan masak untuk besok. Selesai belanja mang Kasim membawa barang-barang belanjaan ke mobil dan mengambil kedua wanita itu di pintu keluar mall.
Sementara menunggu mang kasim yang akan menjemput mereka, tante Ratih melihat lihat berbagai cemilan yang terpajang di samping pintu keluar mall itu, tante Ratih membeli beberapa bungkus cemilan daerah. Sedangkan kaki Alexa melangkah membawa tubuhnya menuju ke sebuah lapak kecil dimana diatas nakas pendek tersebut berjejer rapih berbagai macam buku, komik2, majalah dan koran.
Alexa hendak melihat-lihat kalau saja ada lowongan pekerjaan yang sesuai dengan nya, mata nya memilah milah setiap sampul majalah bisnis yang berjejer rapih pada rak rak yang lebih tinggi di sampingnya. Matanya kembali ke sebuah majalah bussines terkenal yang baru terbit beberapa hari yang lalu. Alexa mengambil majalah itu dan memilah milah lembar demi lembar halaman kemudian mata nya terhenti di halaman 7 majalah itu.
Wajah yang tidak asing, seperti orang shock Alexa mendekatkan kedua matanya seraya membaca setiap kata yang tertera di sana.
Ini adalah dia. Pikir Alexa. Salah satu isi berita di bussiness magazine itu adalah Ken Samuel Husada.
Capture Man Of The Year dengan segudang prestasi di usia mudanya dan semua pencapain Ken tertera di halaman itu.
"Ken telah menjadi seorang CEO diusianya yang sangat muda dan mampu melebarkan sayap bisnis nya hinggah merambah dunia internasional. Ken Samuel Husada yang terakhir diketahui menjabat sebagai ketua Yayasan Pengusaha Muda Indonesia dengan segudang kontribusinya dalam membangun bangsa menjadi kan nya pria paling tampan versi majalah pla*boy. Kini ketenaran Ken Samuel Husada tidak kalah dari seorang selebriti papan atas, dia digilai begitu banyak wanita". Alexa membaca lembar itu dengan begitu serius.
Sebelum membaca atrikel ini Alexa memang sudah sering membaca artikel-artikel lain nya tentang Ken dari internet, apalagi setahun belakang nama nya kian meroket semenjak dirinya menjadi CEO menggantikan ayahnya. Setiap Foto yang terpajang di wallpaper hp miliknya didapatkan dari Internet.
Entah magnet apa yang membuat aku begitu tertarik dan kagum akan dirinya, seandainya aku bisa menyentuh nya. Pikir Alexa.
"Alexa apakah mata mu sudah mulai rusak?"
tante Ratih membuyarkan lamunan dan bacaan Alexa.
Alexa tersenyum karena dia sadar akan cara nya membaca, jarak majalah hingga ke wajah nya hanya kira-kira 20 cm, wajar jika tante Ratih berpikir matanya sudah rabun.
Mang kasim sudah memarkir mobil tak jauh dari keberadan kedua wanita itu, Alexa mengeluarkan selembar uang 100 ribu membayar majalah yang ada di genggaman nya kemudian menyusul tante Ratih yang sudah duluan menuju ke arah HRV biru milik oma Anna.
Bersambung...
Malam itu setelah selesai mandi Alexa keluar dari kamar mandi dengan rambut basah nya yang masih menetes membasahi lantai kamar yang di pijaki kakinya. Tante Ratih yang sudah berada di dalam kamarnya mengambil handuk dari dalam lemari dan mengeringkan rambut Alexa.
"Alexa bisa sendiri kok tante," kata Alexa mencoba meraih handuk dari tangan tante Ratih.
"Tante hanya ingin membantu kamu nak, kelamaan dengan rambut basah bisa masuk angin," kata tante Ratih meneruskan kegiatan nya sampai rambut Alexa setengah kering.
Tante Ratih kemudian mengambil hair dryer dan mulai mengeringkan rambut Alexa sampai benar benar kering.
"Trus gimana rencana kamu kedepan? kamu sudah menentukan dimana kamu akan bekerja?" tanya tante Ratih seraya mengambil sepasang piyama dari dalam lemari dan memberikan kepada Alexa.
"Aku sudah menemukan sebuah perusahan tante, aku rasa perusahan itu akan cocok dengan aku," jelas Alexa.
"Apakah perusahan itu adalah perusahan pria itu?" tanya tante Ratih.
Alexa menatap tante Ratih.
Kok tante bisa tau? Pikir Alexa.
"Tante sudah membaca majalah yang barusan kamu beli, foto pria yang ada dihp kamu berada di majalah itu," kata tante Ratih lagi.
"Iya tante, apakah saya akan di terima disana?" tanya Alexa ragu dan kurang percaya diri.
"Kamu pasti di terima, apa kamu ragu dengan kemampuan mu sendiri? Jika perusahan itu menolak kamu tante yang akan turun tangan, tante akan membuat mereka memohon untuk bekerja bersama kamu. Tante kan hebat," kata tante Ratih percaya diri dengan membusungkan dada dia meyakinkan Alexa layak berada diasana.
Sifat tante Ratih seperti inilah yang membuat Alexa sembuh dari fobia sosialnya, tante Ratih begitu mempercayai Alexa 100% dan selalu tulus menyayangi Alexa.
"Jika aku jauh dari tante apa yang akan terjadi dengan diriku?" Alexa mulai menitikan air mata.
"Nak, kamu kan belum mencoba. Jika kamu gagal tante akan membawa kamu kembali ke London, banyak sekali perusahan yang sudah siap merekrut dirimu. Tapi setidak nya kamu jangan berhenti sampai disini, tante tau pria yang ada di picture profil mu adalah idola mu, apa kamu tidak ingin bertemu dengan nya?" kata tante Ratih menyemangati.
Alexa mengangguk dan melap airmata yang menetes membasahi pipinya
"Maaf tante aku sudah mengcewakan tante, seharus nya aku tidak menangis," ucap Alexa.
"Tante tidak khawatir soal perusahan itu akan menerima mu atau tidak, tante hanya berpikir bagai mana kamu akan melewati hari pertama mu. Apa kamu bisa? Di perusahan itu benar benar lingkungan yang sangat asing bagimu. Bagaimana jika kamu pingsan lagi?" tante Ratih yang tadi nya menyemangati Alexa kini meneteskan airmata nya.
"Tante, Alexa pasti bisa kok. Tante nggak usah khawatir, Alexa sudah besar sekarang seharus nya Alexa yang mengkhawatikan Tante dan Mr. Bond. Alexa gak bisa menjaga kalian," Alexa memeluk tante Ratih.
"Tante mau tidur disini malam ini, besok tante akan menemani kamu melengkapi berkas, kirim email berkas keperusahan itu pagi2 dan lamaran akan kita antar secara langsung ke perusah itu siang harinya," kata tante Ratih menyemangati.
Pagi hari Alexa sudah sibuk didepan laptop miliknya. Dia mulai mengotak atik data perusahan Permata Husada.Corp (PH.Corp) dan masuk sampai ke system database perusahan. Alexa kepingin lihat perusahan seperti apa yang dijalankan Ken. Ada beberapa kejanggalan disana, beberapa server penting mereka disusup malware namun menurut nya itu bukan urusan nya.
Dengan mengutak atik data perusahan kini Alexa tau lamaran nya harus ditujukan kebagian System Programer / Software Engineer.
Tante Ratih sudah tidak asing dengan kegiatan yang dilakukan Alexa karena mengingat suaminya juga berada di bidang yang sama.
"Sudah di send nak, jika sudah tante akan menemani mu mengantar berkas nya langsung sekarang," kata tante Ratih.
"Sudah tante, apakah tante baik baik saja jika ikut denganku ke sana?" tanya Alexa.
"Nak tante justru akan merasa bosan berada dirumah sepanjang hari, Mungkin minggu depan tante akan kembali ke London. Tante gak tega terlalu lama tinggalin suami disana sendiri. Lagian oma Anna sudah merasa sehat. Tante tidak perlu berlama lama disini," jelas tante Ratih.
"Baiklah jika tante mau ikut, aku mandi dulu" lanjut Alexa.
Alexa dan tante Ratih mengantar lamaran ke PT PH.corp. Sesuai kesepakatan, mereka juga akan langsung mencari apartemen untuk Alexa, mengingat rumah oma Anna terletak sangat jauh dari perusahan.
"Tante begitu yakin Alexa akan di terima," kata Alexa.
Bahkan apartemen Alexa hanya berjarak 1 blok dari perusahan dan hanya di tempuh sekitar 6 menit dengan berjalan kaki.
"Bukan nya tadi pagi kamu sudah intip dan mencari info bagian apa yang lagi dibutuhkan disana?" jawab tante Ratih.
"Iya sih," jawab Alexa agak malu.
"Besok kita akan belanja dan mengisi apartemen kamu ya nak. Kamu bisa pilih sendiri mau di dekorasi seperti apa, tante siap membantu kamu," kata tante Ratih.
"Terserah tante aja yang penting tante tidak merasa terbebani," kata Alexa pasrah, menolak tante Ratih hanyalah sebuah kesia siaan menurut nya.
Selang empat hari Aparteman Alexa sudah rampung, Alexa yang duduk di ruangan depan tv terus menunggu bunyi dering di hpnya. Mengingat ini sudah hari ke empat, sama sekali belum dihubungi dirinya menjadi rada cemas.
Oma Anna dan tante Ratih yang melihat nya mondar mandir langsung mengajak nya jalan.
"Nak kita Shooping yuuk?" ajak tante Ratih
"Tante mau belikan Alex baju lagi? Baju banyak banyak buat apa? Sayang jika nggak terpakai," kata Alexa agak ngambek karena mengingat tentengan belanja baju dan sepatu nya kemaren hampir tidak muat di bagasi mobil.
"Kali ini kita Shooping buat Oma Anna," kata tante Ratih.
"Jadi oma ikut?" tanya Alexa.
"Mama mau ikut?" tanya tante Ratih pada Oma Anna.
"Mama sebaik nya dirumah aja, hari sabtu begini biasanya jalanan agak macet. Mama tidak betah berlama lama didalam mobil," kata oma Anna menolak ajakan anak perempuan nya itu.
"Ya baiklah, Mama mau dibelikan apa?" tanya tante Ratih pada oma Anna.
"Mama mau dibelikan mobil," kata oma Anna.
"Kenapa dengan mobil mama, mama tidak suka?" tanya tante Ratih.
"Mama suka mobil mama yang sekarang, itu baru dibeli setahun yang lalu. Mama mau di belikan mobil buat Alexa," kata oma Anna.
"Hmm?? kok buat Alex sih. Emang Alexa kelihatan seperti orang yang butuh mobil?" tanya Alexa agak kesel.
Aku melarang di belikan baju kini malah mau dibelikan mobil. pikir Alexa
"Itu Artinya Alexa sudah harus mulai latihan mengemudi mulai senin," kata tante Ratih.
"Tante jika Alexa kepengen sebuah mobil Alexa bisa kok beli pakai uang Alex sendiri. Tabungan Alexa masih cukup kok. Tante gak usah berpikir untuk membelikan Alexa mobil lagi," tolak Alexa
" Jika kamu memiliki mobil kamu akan langsung ke sini begitu oma merindukan kamu kamu sudah seperti cucu oma sendiri," kata Oma Anna
Alexa terharu dan tak berkata apa2 lagi.
"Alexa akan sering2 kunjungi oma jika tidak banyak kerjaan, mang Kasim juga bisa menjemput Alexa untuk datang ke sini" kata Alexa. Alexa kini menjadi merasa bersalah melihat oma Anna bersedih.
"Setiap weekend kamu harus datang ya?" pinta Oma Anna.
"Asal kan dia tidak sibuk dia pasti akan pulang ke sini. Rumah ini adalah rumah Alexa juga kan ma?" bujuk Tante Ratih.
"Oma dan tante membahas kerjaan mulu seolah olah Alex sudah di terima, padahal Alexa masih belum tau nasib Alexa sekarang. Alexa begitu ingin bekerja di perusahan itu," Alexa berkata sambil berjongkok di depan hp nya.
"Anak baik itu harus sabar dong, hmm Karena kita tidak jadi beli mobil hari ini jadi kita dirumah aja, kalian mau makan apa? Bi Asih akan kepasar," tanya tante Ratih.
"Hari ini Alex kepengen makan makanan kesukaan oma," jawab Alexa.
Hari itu jam 09.43 tiba tiba dering di hp Alexa berbunyi
021***** nomor tak dikenal tertera di layar hp Alexa. Oma dan Tante Ratih mendengar suara hp Alexa yang volume membahana langsung mendekati Alexa.
"Selamat Pagi dengan Mbak Alexa Corrina?" suara wanita dari hp hitam Alexa
"Iya betul," jawab Alexa.
"Kami dari PT. PH.Corp telah menerima surat lamaran mbak, mbak diminta untuk melakukan interview pada hari senin jam 9 pagi atas nama pak Steave di lantai 21. Di harap kan untuk datang tepat waktu, Terimakasih."
Alexa langsung melepas hp nya dan memeluk tante Ratih dan Oma Anna.
"Aku diterima," kata Alexa
Mereka bertiga kemudian berlompat sambil berpelukan (gaya teletubis)
"Kalau begitu ayo kita ke salon, rambut mu terlihat begitu kucel. Kamu harus merubah penampilan kamu," kata tante Ratih.
"Tante, bukan kah hari ini kita akan memasak makanan kesukaan oma?" Alexa menghindari ajakan tante Ratih untuk ke salon.
Entah apa yang harus dirubah dari dirinya saat ini. Pikir Alexa.
"Tapi oma sekarang jadi kepingin makan makanan kesukaan Alexa," kata Oma Anna sambil berteriak memanggil bi Asih.
"Asih, kamu kepasar dan beli bahan2 ini," oma menyodor kan kertas berisi bahan bahan yang akan di beli.
Alexa selalu merasa kalah jika sudah oma yang memutuskan,
Alexa hanya bisa ikuti setiap keeinginan kedua orang yang disayangi nya ini, selama mereka senang aku juga pasti ikut senang.
Alexa bahagia memiliki mereka disekitar nya..
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!