Cup........
Alisha mencium sayang kening putri kecilnya yang cantik.
Kini Bella sudah ber umur empat tahun.
Namun pipinya masih terlihat gembil, dan menggemaskan.
Rambut Bella lurus sebahu, dengan poni menghiasi wajah imutnya.
Alisha menyentuh poni putrinya
"Ponimu sudah agak panjang sayang"
batin Alisha
"Nanti setelah bunda kerja, bunda akan memotong ponimu sedikit, biar gak nutupin alis"
Kembali Alisha membatin
"Bella, nanti bunda kerja, kamu di rumah sama bu Sum, dan ingat nanti Bella gak boleh rewel ya?"
Alisha berkata sambil berkaca.
sedang kan, Bella asik mencorat coret buku mewarnainya.
Buku gambar bella bergambar Hello Kitty.
Bella mencorat coret buku gambarnya dengan krayon warna warni.
Bella tidak mendengarkan perkataan Alisha.
Alisha memandangi pantulan dirinya di cermin besar.
Cermin itu menempel pada lemari bajunya.
Wajah Alisha putih dan mulus tanpa noda bekas jerawat, dan tentu saja sangat cantik.
sedikit riasan natural di wajahnya, membuat
Alisha terlihat sangat cantik.
Bibir Alisha yang agak penuh ia lipstiki dengan warna Baby pink.
Kini bibir Alisha terlihat lembab dan seksi....
Leher Alisha putih dan jenjang.
Alisha lalu mengancingkan kancing bajunya yang paling atas.
Sehingga kulit Alisha yang putih dan halus ter tutupi baju.
Nanti kalau agak terbuka.
Bisa bisa Alisha di tuduh sedang menggoda karyawan lain.
Alisha agak trauma dengan kejadian di tempat kerjanya dulu.
dulu Alisha bekerja di Bandung.
Alisha di suruh mengundurkan diri dari perusahaannya, hanya karna alasan yang tidak masuk akal.
Karena Alisha 'terlalu cantik'.
Bu Tiyas beralasan kecantikan Alisha membuat kantor selalu memperbincangkan Alisha.
Para cowok jomblo selalu bersaing memperebutkan Alisha.
Dan cowok yang sudah punya pasangan selalu menggoda Alisha.
Sehingga pacar atau istrinya selalu was was dan tidak tenang, dengan kehadiran Alisha.
Sedangkan cewek cewek yang sirik dengan Alisha, mereka selalu membicarakan kekurangan Alisha.
Intinya Alisha lah yang menurut bu Tiyas inti permasalahan di kantornya.
Walaupun bu Tiyas sebenarnya tahu kalau Alisha tidak pernah menggoda para karyawan di kantornya.
Dan Alisha menyimpulkan, bahwa dirinya di pecat karna terlalu cantik.
"Bunda...... Minum"
Bella berkata dengan agak berteriak,dengan harapan bundanya segera memenuhi keinginannya.
Peluh Bella bercucuran di keningnya yang terkena hangatnya sinar matahari pagi.
Matahari masuk kerumah kontrak Alisha melalui jedela rumahnya.
Mengenai Bella yang sedang duduk di depan meja.
Sedang kan meja Bella menempel di depan jendela.
"Ini airmu sayang "
Alisha meletakkan gelas pink yang berisi air mineral di depan Bella.
Bella lalu meneguk air tersebut hingga habis.
Kerongkongan Bella yang sebelumnya terasa kering, kini sejuk kembali.
Bella mengelap bibirnya yang basah karna air minum, dengan ujung lengan bajunya.
Bella lalu menatap bundanya sambil mengerutkan alisnya yang tebal.
"Bunda mau kemana?"
Bella melihat bundanya yang sudah rapi dan wangi
"Bunda mau kerja sayang,kamu dirumah sama bu Sum ya?dan gak boleh rewel"
Alisha menowel pipi gembil putrinya.
"Bella ikut...."
Bella mengatakan sambil memasang wajah melasnya,bibirnya manyun manyun menggemaskan.
"Bella gak boleh ikut sayang, kalau Bella ikut,bunda nanti di marahin sama bos bunda.
bunda kerja kan buat beliin mainan dan es krim Bella"
Alisha membelai poni putrinya kebelakang, sehingga kening bella terlihat.
Alisha lalu mencium kening putrinya kembali dengan gemas.
Alisha bersukur putrinya tumbuh dengan sehat dan jarang sakit.
Putrinya benar benar anak yang kuat.
Allah memang mengerti dengan kebutuhan makhluknya.
Memberikan Alisha putri yang sehat, dan tidak mudah sakit.
Awalnya Alisha menganggap bahwa Bella adalah sebuah bencana.
Namun seiring berjalannya waktu, Bella justru menjadi kekuatan bagi Alisha.
Memang tidak bisa di pungkiri sebenarnya Bella membutuhkan kasih sayang seorang ayah.
Namun apalah daya sang ayah saja tidak tahu kalau dia punya anak.
Alisha bertekad membesarkan putrinya dengan segenap jiwa dan raga.
Alisha berusaha menjadi ibu dan ayah bagi putrinya.
"Sambil nunggu bu Sum, Bella sarapan dulu ya?"
Ujar Alisha, dan Bella hanya menganggukkan kepala nya.
Alisha kembali dengan nasi dan telur yang ia goreng dengan campuran sayuran di dalamnya.
Alisha sudah memasak setelah sholat subuh.
Sejak dulu Alisha sudah terbiasa membeli perlengkapan memasak kemarin, kemudian memasaknya di pagi hari.
Alisha lalu dengan telaten menyuapi putrinya.
" Udah bunda, Bella udah kenyang"
Bella menjauhkan wajahnya dari sendok yang di pegang bundanya.
Nasi Bella tinggal tiga kali suapan.
Alisha lalu menghabiskan sisa makanan Bella untuk sarapannya.
Ketika Alisha sedang mencuci piring bekas sarapan Bella.
Bu Sum pengasuh Bella datang.
"Assalamualaikum...."
Bu Sum nongol di pintu rumah.
"Wa alaikum salam, mari masuk bu Sum" Alisha menjawab salam bu Sum sambil tersenyum.
Bu Sum lalu masuk dan langsung menghampiri Bella yang kembali asik mewarnai buku gambarnya.
Sebenarnya yang di lakukan Bella hanyalah mencoreti bukunya dengan krayon, sehingga buku gambar Bella penuh dengan coretan coretan krayon khas anak kecil.
"Sudah siap ngantor mbak Alisha?"
tanya bu Sum.
"Ya bu, saya titip Bella ya, nanti kalau ada apa apa, bu Sum telpon saja saya langsung"
Alisha berbicara sambil membersihkan meja di dapur.
Rumah kontrakan Alisha tidak luas, jadi tanpa satu ruangan pun, Alisha bisa berbincang bincang dan mendengarkan pembicaraan orang lain dengan cukup jelas.
"Oh ya mbak Lisha, kemarin Bella bilang, hari ini dia mau main di TK mutiara, kelihatannya Bella sudah pengen sekolah mbak"
"Ya bu sum, Bella juga sering cerita tentang sekolah, dia minta di belikan perlengkapan sekolah yang macam macam. Minta yang ini lah, yang itu lah, pokoknya banyak maunya"
Alisha kembali ke ruang keluarga yang di tempati bu Sum dan Bella.
dia melihat arlojinya dan mulai bersiap siap ke kantor.
"Nanti kalau Bella minat dan mau sekolah, bu Sum bisa mendaftarkannya langsung besok"
"Ya mbak Lisha, kita lihat dulu aja nanti"
"Kalau bu sum sarapan, saya sudah siapkan di dapur, sayur sop sama telur dadar"
Alisha berkata sambil melihat ponselnya.
"Ojek saya sudah datang, saya titip Bella ya?"
Alisha mengambil tas nya yang menggantung di samping lemari Alisha.
"Ya mbak,hati hati di jalan"
ujar bu Sum.
Alisha lalu mencium kening Bella.
Alisha berjalan terburu buru keluar rumah.
Alisha berjalan menghampiri ojeknya, kemudian berangkat kerja.
Bersambung.....
jangan lupa kasih jempolnya ya kaka kaka baik.....
Alisha turun dari ojek tepat di depan sebuah gedung tinggi.
Satu gedung terdapat beberapa gedung pencakar langit.
Di depan gedung tertulis huruf yang sangat besar menunjukkan betapa hebatnya gedung tersebut.
Os**ean Medical Company**
Osean Medical Company adalah sebuah perusahaan yang bergerak di berbagai bidang kesehatan, seperti membuat peralatan dan perlengkapan medis, bahan kimia, obat obatan, bahkan kosmetik juga ada.
perusahaan ini juga punya beberapa rumah sakit dan universitas.
Setelah membayar ojek, Alisha segera memasuki gedung Osean Medical Company,
"Entah berapa lantaikah gedung ini"
Alisha bergumam sendiri, dia sedikit gugup memasuki gedung tersebut.
'Semoga semua berjalan lancar'
Alisha berdoa di dalam hati.
Alisha lalu menuju resepsionis.
Alisha mengatakan bahwa dia di terima kerja kemarin, dan hari ini adalah hari pertama kali Alisha bekerja.
Resepsionis lalu menyuruh Alisha ke lantai 15, disanalah tempat Alisha bekerja.
Alisha bekerja di bagian disain produk sesuai dengan keahliannya.
Alisha pun menuju lantai 15 dengan lift. Setelah Alisha sampai di ruangan yang bertuliskan Design Produk Room, sesuai dengan yang di tunjukkan sang resepsionis. Alisha lalu masuk ke ruangan itu.
Ketika baru saja membuka pintu ruangan, Alisha di suguhkan pemandangan orang orang yang sudah mulai sibuk bekerja.
Orang orang berlalu lalang melewati Alisha untuk bekerja.
Dan tidak ada yang menyadari kehadiran Alisha.
Alisha celingak celinguk.
Mencari sosok manager, dan alisha pun melihat meja yang bertuliskan manager.
Alisha kemudian berbincang bincang sejenak dengan sang manager yang bernama pak Rudi.
Perawakan pak Rudi kira kira berumur 40 tahun.
Rambutnya tersisir rapi kebelakang, dan sebuah kacamata bertengger di atas hidungnya, dia terlihat bijaksana.
"Perhatian......"
Pak Rudi bertepuk tangan dengan keras sejenak.
PAk Rudi berdiri di tengah ruangan, di sampingnya ada Alisha.
Semua karyawan yang berada di ruangan itu langsung memperhatikan manager mereka.
"Perkenalkan rekan kerja kita yang baru.
namanya Alisha.
Alisha tolong perkenalkan dirimu"
Ujar pak Rudi dengan ramah kepada Alisha.
Alisha merasa sedikit nervous berada di tengah para karyawan, yang belum pernah Alisha kenal.
Alisha menyentuh ujung rambutnya yang menjuntai di depan telinga dan menariknya kebelakang telinga.
"Assalamualaikum..."
Ucap Alisha
"Wa alikum salam........."
Ruangan menjadi riuh karena mereka menjawab salam dari wanita cantik nan seksi.
Ada juga karyawan pria yang bersiul siul riuh.
Mereka senang melihat Alisha yang cantik.
Alisha malu untuk mencari cari siapa saja orang yang bersiul.
"Perkenalkan, nama saya Alisha Rahmania. Umur saya 25 tahun.
Saya akan bekerja dengan rajin.
Jadi mohon bantuanya"
Alisha berkata kata singkat dan membungkukkan sedikit punggungnya.
Alisha lalu sedikit tersenyum.
Senyuman Alisha membuat kantor kembali berdengung.
Banyak karyawan pria yang terhipnotis senyuman cantik milik Alisha.
Sedangkan para karyawan wanita pun mengagumi kecantikan Alisha.
Kecuali Rere.
Rere terlihat mengerucutkan bibirnya, tidak senang melihat Alisha mencuri seluruh perhatian orang yang ada di dalam ruangan.
"Ih sok kecantikan banget sih Alisha, cantikan juga aku"
Rere menggerutu kesal sambil menatap iri ke arah Alisha, yang mamang terlihat cantik dan anggun.
Radit secara terang terangan bersiul sambil berdiri, dia mengagumi kecantikan Alisha.
Radit senang melihat gadis secantik Alisha bekerja satu ruangan dengannya.
"Ok teman teman waktu perkenalannya selesai.
Jangan ada yang bergaduh lagi.
Jaga sikap kalian di kantor, dan jangan sampai terkena teguran"
Pak Rudi mengingatkan para stafnya yang sedari tadi bergaduh di dalam ruangan.
Kalau anak buahnya kena teguran otomatis dirinya pun akan kena imbasnya.
Begitulah pikir pak Rudi sang manager.
Alisha yang menyadari dirinya menjadi pusat perhatian, dan menyebabkan ruangan jadi riuh, menjadi merasa tidak enak.
Alisha berjanji pada diri nya sendiri, mulai nanti dia tidak akan menjadi pusat perhatian.
Alisha masih mengingat jelas kejadian di tempat kerjanya dahulu.
Ia di pecat hanya karena dirinya terlalu cantik.
" Alisha kamu duduk disamping Nana dan Lila"
Pak Rudi menunjuk sebuah meja.
Di atasnya terdapat tiga komputer.
Dua komputer sudah ada orang nya, dan satu komputer belum ada orang nya.
Jadi yang kosong itulah milik Alisha.
Nana dan Lila yang di tunjuk pak Rudi tersenyuman ramah pada Alisha.
Alisha pun tersenyum balik membalas senyuman Nana dan Lila.
" Kerjalah yang rajin alisha, dan tanyakan pada Nana dan Lila apa saja yang perlu kamu kerjakan"
Ucap pak Rudi lalu pergi menuju mejanya sendiri.
" Terima kasih...."
Ujar Alisha pada pak Rudi yang sudah meninggalkan Alisha.
Pagi itu Alisha langsung bekerja seperti karyawan yang lain.
Untunglah Nana dan Lila baik, sehingga Alisha mudah menyesuaikan diri dengan pekerjaan barunya.
Hari sudah sore.
Jam menunjukkan pukul 4 sore.
Tanda pekerjaan sudah usai.
Lila berdiri dari kursinya, dan pamit duluan meninggalkan Nana dan Alisha.
" Pulang yuk"
Ajak Nana
"Ok, ayo"
Alisha menjawab singkat, ajakan teman barunya itu.
Setelah merapikan sedikit penampilannya. Alisha dan Nana berjalan beriringan meninggalkan ruangan mereka.
Mereka menuju lift.
Gedung ini mempunyai empat buah lift.
Dua di sisi kanan, dan dua sisi sebelah kiri.
Tiga lift untuk umum, dan yang satu lift bertuliskan khusus eksekutif.
Itu arti nya lift itu di peruntukkan khusus bagi para eksekutif perusahaan.
Tring....
Pintu lift di depan Alisha terbuka, Alisha dan Nana masuk ke dalam lift.
Beberapa karyawan lain, ada di belakang Alisha dan Nana.
Ketika pintu lift akan tertutup secara perlahan.
Brugh.......
Dua mata saling bertubrukan pandang.
Mata itu milik Alisha dan seseorang yang berada di dalam lift seberang khusus bagi para eksekutif perusahaan.
Mereka sama sama membelalakkan mata karena terkejut.
Tapi pandangan mata mereka segera terputus karena lift sudah tertutup.
Di dalam lift Alisha sangat kaget.
Perasaan kaget, takut, syok, terpukul, senang, rindu dan masih banyak lagi yang dirasakan Alisha, bercampur aduk jadi satu.
Semua bercampur aduk di dada Alisha. Hingga Alisha tidak mendengarkan perkataan Nana yang sedari tadi bercerita.
Nana yang menyadari Alisha hanya diam dan melamun, mengibas ibaskan telapak tanganya di depan wajah Alisha.
Alisha lalu tersadar dari lamunannya.
"Ayo keluar"
Nana menggandeng tangan Alisha keluar dari lift yang sudah sampai di lantai dasar.
" Kamu kenapa Sha, kok bengong?"
tanya Nana.
Alisha merasa tidak enak karena dari tadi ia mengabaikan Nana.
"Maaf Nana"
Alisha menggeleng gelengkan kepalanya bingung, antara merasa tidak enak dengan Nana dan merasakan perasaan kaget melihat mata tajam di lift seberang.
"Kamu kenapa sha"
Nana bertanya khawatir, melihat keadaan Alisha.
"Maaf Nana ,aku gak kenapa napa kok.
Kayak nya aku tadi melihat orang yang ku kenal di sini"
Jawab Alisha sambil tersenyum menatap Nana.
Meyakinkan Nana bahwa dirinya baik baik saja.
"Kamu duluan aja Na, lagian ojek pesenan aku belum datang"
Alisha berkata sambil mengecek ojek pesenannya.
"Mungkin aja orang yang kamu lihat itu kenalan mu Sha.
Perusahaan ini sangat besar, jadi karyawan nya juga banyak.
Kalo gitu aku cabut dulu Sha"
Nana berjalan meninggalkan Alisha
yang masih berdiri di tempat yang sama.
"Hati hati di jalan Nana"
Alisha berkata agak keras karena Nana sudah menjauh dari Alisha.
"Ok"
Jawab Nana singkat sambil mengacungkan jempolnya dan tersenyum kearah Alisha, Alisha pun balas tersenyum.
Setelah nana menghilang dari pandangan Alisha.
Alisha tetap membeku di tempat dia berdiri. Mata Alisha terus menatap lift di seberang. Berharap pria bermata tajam yang beradu pandang dengannya di lift tadi, keluar dari lift.
Namun hingga beberapa menit.
Pria bermata tajam tadi tak juga keluar dari lift.
Alisha menggeleng gelengkan kepalanya
'Apa sih yang aku harapkan dari laki laki kayak gitu? lagian itu gak mungkin dia kan?'
Alisha menggumam di hatinya.
Merutuki kebodohannya, karena berharap lelaki tersebut adalah pria dari masa lalunya.
'Gak mungkin itu dia, dia kan dokter di surabaya'
Alisha kembali meyakinkan hatinya yang goyah.
Alisha menatap ponselnya, dan melihat ojek pesanannya sudah sampai di depan gedung.
Alisha lalu bergegas keluar dari gedung.
Ingin rasanya ia cepat sampai di rumah.
Karena putri kecilnya pasti sudah nenunggunya pulang.
Bersambung.....
Jangan lupa kasih jempolnya ya kaka kaka yang baik.....
Alisha mengamati arlojinya yang murahan, walau murah tapi bagi Alisha arlojinya sangat berharga, barang yang sangat ia andalkan.
Alisha duduk di atas ojek menuju perusahaan Osean Medical Company
"Huff.... untung gak telat"
Alisha menghembuskan nafas panjang panjang.
Sebelum Alisha berangkat kerja, tadi Bella sangat rewel, itu karena baju seragam sekolahnya terkena tumpahan susu.
Alhasil Alisha harus mencuci baju Bella.
Kemudian dengan tergesa gesa menyetrika baju Bella yang masih basah.
Untunglah bu Sum segera datang.
Baju Bella selanjutnya di urus bu Sum.
Penampilan Alisha pagi ini agak berantakan. Karena ia tidak berdandan dengan benar.
Alisha hanya memoleskan bedak tabur di wajahnya, kemudian menyisir rambutnya.
Tanpa pikir panjang Alisha memasukkan bedak, pelembab, dan lipstik ke dalam tas kerjanya.
Ia akan membetulkan riasan nya di kantor.
Setibanya di kantor, Alisha langsung menuju toilet.
Alisha berdiri di depan sebuah cermin besar nan panjang di dalam toilet khusus wanita.
Alisha mencuci wajahnya, setelah itu Alisha memakai pelembab dan dilajutkan menyapukan bedak tabur diwajahnya.
Alisha memilih menguncir ke belakang rambut hitam nya yang halus sepunggung.
"Hai Alisha.... Kenapa wajah elo....?"
Rere tiba tiba muncul di toilet.
Rere mengamati Alisha yang baru saja selesai berdandan.
Alisha memasukkan perlengkapan riasnya kedalam tas milik nya, kecuali lipstik.
Melihat Alisha berdandan cantik, membuat Rere ingin mengerjai Alisha.
Alisha akan menjawab pertanyaan Rere, namun sebelum Alisha menjawab pertanyaan Rere, Rere sudah nyerocos lagi.
" Ih bau apaan sih ini! elo belum mandi ya Sha?"
Rere menutupi hidung sambil mendekatkan wajahnya ke arah Alisha.
Alisha yang di perlakukan seperti itu, reflek mengangkat ketiaknya dan mencium ketiaknya sendiri.
Alisha heran
"Nggak bau kok"
Ucap Alisha.
Menurut Alisha, dirinya malah bau wangi. Alisha tadi sudah mandi, dan Alisha masih ingat, dia memakai deodoran pula, setelah itu Alisha juga memakai minyak wangi kesukaannya.
"Ck,ck,ck....."
Rere berdecak kesal.
"Elo itu bau gembel! Liat deh, dari sepatu sampe rambut, semuanya bau murahan. Kalo kerja di perusahaan ini, elo harus ikuti standar penampilan di sini. Jangan pakai barang barang butut kayak gitu, merusak pemandangan aja. Bikin malu tau!"
Mendengar Rere yang memaki maki dirinya.
Alisha memutuskan untuk segera keluar dari toilet.
Alisha tidak ingin terpancing kata kata Rere yang pedas dan memprofokasi untuk bertengkar.
Buru buru Alisha memakai lipstiknya, dan memasukkan asal ke dalam tasnya.
Alisha berjalan meninggalkan rere yang terus saja memaki maki Alisha.
Alisha berjalan terburu buru masuk ke ruang kantor nya, hingga tanpa sadar ada seseorang yang berjalan cepat ke arah pintu keluar.
bugh....
benturan itu lumayan keras, hingga sang pemilik dada bidang mengeluh kesakitan
"Aw....."
Radit memegangi dadanya, sedangkan Alisha mengusap usap kepalanya.
"Aduh kemana sih pandangan elo Alisha?
sakit nih dada gue. Kepala elo terbuat dari apaan sih? Keras banget elu nubruk gue"
Alisha dengan cemas mendekat ke arah Radit, lalu memegang dada Radit.
"Mana yang sakit Dit? maaf, aku gak sengaja"
Alisha meminta maaf.
"Di sini"
Radit menunjuk dadanya yang di tubruk Alisha.
Bibir Radit menyimpan sebuah senyuman kecil, ketika Alisha memijit dada nya.
Sedangkan Alisha yang cemas dengan keadaan Radit, terus memijiti data Radit.
Berharap dengan pijitannya, Radit tidak kesakitan lagi.
"Maaf radit, mana lagi yang sakit? aku pijitin ya?"
Radit yang di sentuh Alisha tersenyum senyum senang.
Radit lalu menggenggam tangan Alisha yang ada di dadanya.
Tangan alisha kecil dan lembut, Radit suka memegangnya.
"Mulai besok, tabrak gue setiap hari Sha"
Alisha yang sadar dirinya di kerjain radit, langsung menarik tanganya dari genggaman Radit.
"Dasar kamu Dit, kirain sakit beneran!"
Radit nyengir melihat Alisha marah.
Alisha lalu membalikkan badannya dan meninggalkan Radit di pintu.
Radit tersenyum senyum senang, karena bisa mendapat kesempatan menggoda Alisha.
Jam kerja pun di mulai.
Alisha bekerja dengan baik.
Dia tidak ingin mood paginya yang buruk mempengaruhi kinerjanya.
Alisha hanya ingin berfokus pada pekerjaaannya, dan tidak ingin mengingat ingat kejadian tadi pagi di toilet bersama Rere.
Niat Alisha di sini hanyalah bekerja.
Tidak ada yang lain.
Jangan sampai emosi sesaat, membuatnya di keluarkan dari perusahaan ini.
Ya, niatnya hanyalah bekerja untuk menghidupi putri semata wayangnya.
Siang itu pada jam makan siang.
Para karyawan yang sudah selesai makan siang, bergerombol di tengah ruangan.
Ada rere di antara kerumunan itu.
Sedangkan Alisha memilih duduk di kursinya sandiri, di temani Nana.
"Na, aku mau nanya.
gimana sih penampilan ku menurut kamu?"
Nana tidak mengerti dengan pertanyaan Alisha
"Penampilan kamu yang bagaimana Sha?"
Nana malah tanya kembali.
"Kata Rere bajuku sampai sepatu ku tidak layak aku pakai, sejelek itukah penampilanku?"
Nana mengangguk anggukkan kepalanya mengerti.
"Udah gak usah dengerin Rere.
Dia sirik aja sama kamu.
Dulu aku juga pernah di kata katain dia, tapi aku gak pernah peduliin.
Akhirnya dia capek sendiri karena aku gak nanggepin ejekannya.
Anggap aja, Anjing mengggongggong, kafilah berlalu"
"Hallo semua"
Rere mengeraskan suaranya.
"Dengerin ya..... Gue tadi waktu mau ke kantin ketemu pak Aldi.
Dan pak Aldi, tersenyum sama gue loh....
hihihi...."
Rere tertawa kemayu.
Rere memilin milin ujung rambutnya dengan jari telunjuk.
Rekan rekan kerjanya yang sudah tau sifat Rere yang suka halu, malah meladeninya.
Seakan akan perkataan Rere benar adanya.
"Terus dia ngajakin kamu makan?"
Ujar salah satu karyawan kantor.
" Belum sih... Tapi pasti, sebentar lagi dia mau ngajakin aku. Akhirnya pak aldi sang gunung es meleleh dengan hangatnya pesona diriku"
Rere berkata dengan pe de, senyum senyum dan ketawa ketawa sendiri.
Rere berkhayal, sebentar lagi pak Aldi akan jatuh ke pelukannya.
" halu ello, tingkat dewa banget Re"
Celetuk Rizal yang tadi berjalan ber iringan dengan Rere waktu mau ke kantin.
"Pak Aldi tadi senyum sama gue, tau kenapa? itu karena gue kemarin minjamin beliau payung"
"Kok bisa? Emangnya kamu ketemu pak Aldi di mana?"
Tanya Rere gak percaya.
"Kemarin gue ketemu pak Aldi di tempat Futsal, beliau terjebak hujan hampir satu jam, lalu gue pinjemin deh payung gue"
Karyawan yang lain pun menyoraki Rere yang suka halu.
Tak terasa hari sudah sore.
Jam sudah menunjukkan waktu pulang.
Sedangkan pekerjaan Alisha belum selesai juga.
'Tinggal sedikit lagi'
Batin Alisha.
Alisha memutuskan akan menyelesaikannya pekerjaan nya dahulu.
Alisha membutuh kan waktu kira kira hanya setengah jam.
Alisha tidak ingin membawa pekerjaannya pulang ke rumah.
Karena bagi Alisha, ketika di rumah waktunya hanya untuk Bella.
Akhirnya Alisha menyelesaikan pekerjaannya.
Alisha mengangkat tanganya untuk meregangkan otot ototnya yang kaku.
Kemudian, Alisha membenahi bajunya yang agak berantakan.
Menambal kembali bedak di wajahmya agar terlihat segar kembali.
Setelah dirasa cukup.
Alisha segera keluar dari ruangaanya. Perusahaan sudah agak sepi, ketika Alisha keluar dari ruangannya, semua karyawan sudah banyak yang pulang.
Alisha berjalan sambil menatap ponselnya dengan asik.
Alisha tidak menyadari, ada tatapan tajam yang terus mengamatinya ketika Alisha menunggu lift.
Tring....
Lift terbuka.
Alisha masuk lift sambil terus melihat ponselnya.
Di dalam lift, Alisha menghadap ke arah pintu.
Alisha sendirian berada di dalam lift itu. Ketika pintu lift akan ter tutup, tiba tiba sebuah lengan kokoh mengganjal pintu lift.
Sehingga pintu lift terbuka kembali.
"Alisha?...."
Sebuah suara yang tak asing dan dirindukan Alisha memanggil namanya.
Alisha berdiri membeku menatap pria di depannya.
bersambung......
jangan lupa kasih jempolnya ya kaka yang baik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!